Você está na página 1de 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah


Orangtua adalah orang yang pertama dan paling utama dalam proses pembentukan
kepribadian seorang anak. Orang tua menentukan kemana anak itu akan dibawa. Anak masih
sangat menggantungkan diri, meminta isi, bekal, cara berpikir dan bertindak dari orang tuanya.
Sekarang ini, kehidupan disebuah keluarga sudah banyak berubah. Banyak orang tua yang
dua-duanya berkarier sehingga mereka sibuk dengan usahanya sampai kadang-kadang mereka
lupa akan kewajibannya sebagai orang tua. Si anak sering merasa kurang perhatian dan kasih
sayang dari orangtuanya tersebut. Banyak keluarga menjadi tidak harmonis akibat orangtua yang
terlalu sibuk mengurusi pekerjaan dan melalaikan tugasnya sebagai orang tua. Banyak anak
menjadi menggantungkan dirinya kepada oranglain yang dianggapnya bisa memberikan kasih
sayang dan hingga si anak pergi dari rumah guna melampiaskan kekesalannya karena kurangnya
perhatian dan kasih sayang orang tua yang terlalu sibuk.
B. Rumusan masalah
Dari uraian diatas maka rumusan masalahnya adalah
1. Apa dampak dari orangtua yang sibuk dengan kepribadian anak?
2. Bagaimana yang seharusnya dilakukan orangtua untuk membagi waktu dan memberikan
pengertian kepada si anak?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakekat kepribadian
Pengertian kepribadian menurut beberapa ahli :
1. Menurut george kelly (2005)
Menyatakan bahwa kepribadian sebagai cara yang unik dari individu dalam mengartikan
pengalaman-pengalaman hidupnya.
2. Menurut gordon allport (2005)
Menyatakan bahwa kepribadian merupakan suatu organisasi yang dinamis dari sistem psikofisik
individu yang menentukan tingkah laku dan pemikiran individu secara khas
3. Menurut Sigmund freud (2005)
Menyatakan bawa kepribadian merupakan suatu struktur yang terdiri dari tiga sistem, yakni id,
ego, dan super ego, sedangkan tingkah laku lain merupakan hasil dari konflik dan rekonsiliasi
ketiga unsur dalam sistem kepribadian tersebut.
4. Menurut browner (2005)
Menyatakan bahwa kepribadian adalah corak tingkah laku sosial, corak ketakutan, dorongan dan
keinginan, corak gerak-gerik, opini, dan sikap.

Dari beberapa pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kepribadian adalah suatu
totalitas psikhophisis yang kompleks dari individu sehingga nampak di dalam tingkah lakunya
yang unik.
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian
1. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri orang itu sendiri. Faktor internal ini
biasanya merupakan faktor genetis atau bawaan. Faktor genetis maksudnya adalah faktor yang
berupa bawaan sejak lahir dan merupakan pengaruh keturunan dari salah satu sifat yang dimiliki
salah satu dari kedua orang tuanya atau bisa jadi gabungan atau kombinasi dari sifat kedua orang
tuanya. Oleh karena itu, sering kita mendengar istilah “buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya”.
Misalnya Sifat mudah marah yang dimiliki seorang ayah bukan tidak mungkin akan menurun pula
pada anaknya.
2. Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar orang tersebut. Faktor eksternal ini
biasanya merupakan pengaruh yang berasal dari lingkungan seseorang mulai dari lingkungan
terkecilnya yakni keluarga, teman, tetangga, sampai dengan pengaruh dari berbagai media audio
visual atau media cetak. Lingkungan kelurga tempat seorang anak tumbuh dan berkembang akan
sangat berpengaruh kepada kepribadian seorang anak. Terutama dari cara para orangtua mendidik
dan membesarkan anaknya. Sejak lama peran sebagai orangtua sering kali tanpa dibarengi
pemahaman mendalam tentang kepribadian.
Ada 9 sembilan tipe kepribadian orangtua dalam membesarkan anakny dapat berpengaruh
terhadap kepribadian anak, yaitu sebagai berikut:
1. Penasehat moral, terlalu menekankan pada perincian, analisis, dan moral.
2. Penolong, terlalu mengutamakan kebutuhan anak dengan mengabaikan akibat dari tindakan si
anak.
3. Pengatur, selalu ingin bekerja sama dengan si anak dan menciptakan tugas-tugas yang akan
membantu memperbaiki keadaan.
4. Pemimpi, selalu berupaya untuk berhubungan secara emosional dengan anak-anak dalam setiap
keadaan dan mencari solusi kreatif bersama-sama.
5. Pengamat, selalu mencari sudut pandang yang menyeluruh, berupaya mengutamakan obyektifitas
dan perspektif.
6. Pencemas, selalu melakukan tanya jawab mental dan terus bertanya-tanya, ragu-ragu dan memliki
gambaran terburuk sampai mereka yaki bahwa anak mereka benar-benar memahami situasi.
7. Penghibur, selalu menerapkan gaya yang lebih santai.
8. Pelindung, cenderung untuk mengambil alih tanggung jawab dan bersikap melindungi, berteriak
pada si anak tetapi kemudian melindunginya dari ancaman yang datang.
9. Pendamai, dipengaruhi kepribadian mereka yang selalu menghindar dari konflik.
C. Pendidikan keluarga sebagai peletak dasar pembentukan kepribadian anak.
Keluarga yang menghadirkan anak ke dunia ini, secara kodrat bertugas mendidik anak itu.
Sejak kecil, si anak hidup, tumbuh dan berkembang didalam keluarga itu. Seluruh isi keluarga
yang mula-mula mengisi pribadi anak itu. Orangtua dengan secara tidak direncanakan
menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang diwarisi dari nenek moyang dan pengaruh-pengaruh lain
yang diterimanya dari masyarakat. Si anak menerima dengan daya peniruannya, dengan segala
senang hati, sekalipun kadang-kadang ia tidak menyadari benar apa maksud dan tujuan yang ingin
dicapai dengan pendidikan itu. Kebiasaan-kebiasaan tertentu , yang di inginkan untuk dapat
dilakukan anak, ditanamkan benar-benar sehingga seakan-akan tidak boleh tidak dilakukan oleh si
anak.dengan demikian sianak akan membawa kemanapun juga pengaruh keluarga itu, sekalipun
ia sudah mulai berfikir lebih jauh lagi. Makin besar sianak, pengaruh itu makin luas sampai
akhirnya seluruh lingkungan hidupnya,
apakah itu daerah pantai, daerah pegunungan, lembah, ataupun hutan, mempengaruhi seluruhnya
kehidupan dan perilaku anak itu. Inilah yang membuktikan bahwa anak dalam perkembangan
pribadinya, dipengaruhi oleh lingkungannya. Pengaruh itu tidak akan dapat hilang begitu saja,
sekalipun pada waktu besarnya sianak telah meninggalkan lingkungan itu dan hidup dilingkungan
yang lain.
Di dalam hal ini, tentu saja peranan ayah dan ibu, sangat menentukan justru mereka
berdualah yang memegang tanggung jawab seluruh keluarga. Merekalah yang menentukan
keluarga itu akan dibawa, warna apa yang harus diberikan kepada keluarga itu, isi apa yang akan
diberikan kedalam keluarga itu. Adalah sama sekali ditentukam oleh mereka berdua. Anak-anak,
sebelum dapat bertanggung jawab sendiri, masih sangat menggantungkan dir, masih meminta isi,
bekal, cara bertindak terhadap sesuatu, cara berfikir dari orang tuanya. Kebanyakan mereka meniru
apa yang dilakukan oleh kedua orang tuanya. Dengan demikian maka jelaslah betapa mutlaknya
kedua orangtua itu harus bertindak seia sekata, se azaz dan setujuan dan bersama-sama terhadap
anaknya. Perbedaan yang sedikit saja akan menyebabkan anak itu selalu ragu-ragu, yang manakah
yang harus dianutnya dari kedua orangtua itu. Tetapi oleh karena si ayah pada umumnya tidak
lebih banyak berkumpul dengan anaknya, oleh karena kewajibannya sebagai penanggung jawab
keluarga, maka yang paling dekat dengan anak-anaknya adalah si ibu. Si ibu yang
mengandungnya, si ibu yang paling berhak mengaku anak siapa itu, si ibu yang memberikan ASI,
si ibu yang mengasuh, hampir setiap detik, setiap saat, sepatutnya lah bahwa sebagian besar hidup
sianak itu bergantung kepada si ibu. Inilah sebabnya mengapa dikatakan surga anak adalah
ditelapak kaki ibunda, yang artinya sebagian dari perilaku si anak, adalah ditentukan oleh contoh
dan perilaku si ibu. Telapak kaki si ibu yang di ikuti oleh anak besar sekali pengaruhnya kepada
perkembangan pribadi anak sejak anak itu baru dilahirkan, sampai belajar berjalan dan sampai
pada anak itu dapat berjalan sendiri.
Sekalipun dalam perkembangannya , seorang anak dapat menyimpan pengaruh desa atau
perilaku yang kurang baik karena pengaruh suatu daerah, misalnya namun pada saat-saat tertentu,
secara kurang disadari pengaruh daerah itu akan muncul dalam bentuk perbuatan ataupun dalam
kata-katanya. Hal ini bukan berarti bahwa pengaruh daerah itu selalu lebih baik daripada daerah
yang lain. Mainkan kekhususannya itulah yang dipermasalahkannya. Misalnya bila pada suatu saat
diperlukan adanya seseorang yang dapat menceritakan wayang kulit, maka orang akan mencari
seseorang yang berasal dari daerah jawa tengah, atau lebih mengkhusus lagi dari daerah
yogyakarta atau surakarta. Dan bila diperlukan ceritera sangkuriang tentulah akan dicari orang
yang berasal dari daerah jawa barat.
Jadi dengan demikian dapat disadari betapa pentingnya peranan keluarga sebagai peletak
dasar pola pembentukan kepribadian anak. Sedang lembaga-lembaga pendidikan yang lain
tinggallah memberikan saja, untuk selanjutnya akan ditentukan sendiri bentuk dan warnanya oleh
anak itu sendiri sesuai dengan kemampuan, kekuatan dan kreasi anak itu dalam pertumbuhan dan
perkembangan lebih lanjut.
D. Dampak orangtua yang sibuk terhadap kepribadian anak
1. Bagi orangtua yang sibuk bekerja diluar rumah
Tidak dapat dipungkiri bahwa kesempatan bagi anak untuk mengenal dunia sosialnya
adalah dalam keluarga namun sekarang kenyataan yang terjadi adalah kurangnya perhatian orang
tua terhadap anaknya. Hal tersebut mengakibatkan terbatasnya interaksi orangtua dengan anak.
Anak yang ditinggal orang tua cenderung bersifat manja. Biasanya orangtua akan merasa bersalah
terhadap anak karena telah meninggalkan anak seharian sehingga orangtua menuruti semua
permintaan anak untuk menebus kesalahannya tanpa berpikir lebih lanjut permintaan anak itu baik
atau tidak untuk perkembangan kepribadian anak selanjutnya. Kurangnya perhatian dari orang tua
akan mengakibatkan anak mencari perhatian dari luar baik lingkungan sekolah dengan teman
sebaya ataupun orangtua pada saat mereka di rumah.
Pembentukan kepribadian anak dimulai ketika anak berusia 0-5 tahun, anak akan belajar dari
orang-orang dan lingkungan sekitarnya. Anak yang berada di lingkungan orang-orang yang sering
melakukan tindakan kekerasan, anak itu juga akan tumbuh menjadi pribadi yang keras. Kadang-
kadang karena kurangnya perhatian dari orangtua yang selalu di sibukkan dengan pekerjaan maka
akan mengakibatkan dampak negatif bagi pertumbuhan kepribadian si anak pada usia selanjutnya.
Dampak negatif tersebut di antaranya :
1. Anak akan lenih senang berada di luar rumah dan merasa tidak betah dirumah karena kesepian
2. Anak lebih sering melawan orangtuanya untuk melampiaskan kekesalan hatinya
3. Anak sering berkelahi dengan teman
4. Melakukan perbuatan seksual
5. Menyalahgunakan narkotika
2. Orangtua yang bekerja hanya di rumah
Orang tua yang hanya bekerja di rumah akan lebih fokus pada pengasuhan anak dan pekerjaan
rumah lain. Anak sepenuhnya mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari orangtua. Akan tetapi
tidak menutup kemungkinan anak akan menjadi kurang manidri karena sudah terbiasa dengan
orang tua. Segala yang dilakukan anak selalu dalam pengawasan orang tua. Oleh karena itu, orang
tua tidak boleh over protektif sehingga anak mampu mandiri.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan keseluruhan yang telah dipaparkan maka dapat di simpulkan bawa
pembentukan kepribadian anak yang paling utama adalah didalam keluarga. Orang tua harus bisa
membagi waktu antara pekerjaan dengan anak agar pembentukan kepribadian anak bisa berjalan
dengan baik dan mempunyai pengaruh yang positif. Orang tua harus bisa mendidik anaknya
dengan tegas dan bijaksana, anak tidak boleh terlalu dimanjakan namun juga tidak boleh terlalu
dibiarkan saja apa yang dilakukan si anak.

B. SARAN
Setelah melihat hasil kesimpulan tersebut di atas, maka saran yang penulis berikan sebagai
berikut :
1. Untuk anak : anak hendaknya menyadari bahwa orang tua bekerja untuk masa depan anaknya dan
anak memberikan pengertian ke orang tua kalu dia merasa kurang di perhatikan oleh orang tua.
2. Untuk orang tua : orang tua hendaknya bisa membagi waktu untuk anak dengan pekerjaan agar
anak tidak merasa di abaikan dan sebaiknya membimbing anak dengan bijaksana.

Você também pode gostar

  • Active Uns
    Active Uns
    Documento1 página
    Active Uns
    Ghulam Alim
    Ainda não há avaliações
  • Mekflu 6
    Mekflu 6
    Documento3 páginas
    Mekflu 6
    Ghulam Alim
    Ainda não há avaliações
  • Soal
    Soal
    Documento1 página
    Soal
    Ghulam Alim
    Ainda não há avaliações
  • Plot Tugas Per Sie
    Plot Tugas Per Sie
    Documento1 página
    Plot Tugas Per Sie
    Ghulam Alim
    Ainda não há avaliações
  • Agama Kuswadi
    Agama Kuswadi
    Documento2 páginas
    Agama Kuswadi
    Ghulam Alim
    Ainda não há avaliações