GAMBARAN PELAKSANAAN FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA
YANG MEMILIKI MASALAH HIPERTENSI DI DESA KEMUNINGSARI LOR
KECAMATAN PANTI Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tugas perkembangan kesehatan keluarga pada salah satu keluarga dengan hipertensi di Dusun Krajan Kemuningsari Lor kecamatan Panti kabupaten Jember. Responden penelitian menggunakan satu keluarga dengan hipertensi. Desain penelitian ini adalah deskriptif. Cara pengumpulan data menggunakan wawancara. Hasil penelitian ini merekomendasikan untuk perawat komunitas dalam memberikan edukasi kesehatan tentang hipertensi. Perawat harus benar-benar memberikan edukasi terkait 5 tugas perkembangan keluarga sehingga keluarga mampu secara maksimal dalam melakukannya.
Keluarga merupakan unit terkecil oleh hipertensi yang tidak terkontrol
dalam masyarakat, yang merupakan mencapai 42,9% (Siburian, 2004). entrypoint dalam upaya mencapai Sehingga dapat diketahui bahwa tingginya kesehatan masyarakat secara optimal angka komplikasi adalah akibat dari (Friedman, 1998). Tercapainya kesehatan penanganan hipertensi yang tidak efektif keluarga, meningkatkan derajat kesehatan atau tidak terkontrol di rumah. Hal ini masyarakat. Dengan demikian, kesehatan terkait erat dengan pelaksanaan fungsi keluarga merupakan kunci utama perawatan kesehatan di dalam keluarga pembangunan kesehatan masyarakat dalam merawat anggota keluarga dengan Menurut Friedman, etal, (2003), masalah kesehatan tertentu. keluarga merupakan salah satu aspek Dalam upaya meningkatkan penting dalam keperawatan. Hal ini kemampuan keluarga melaksanakan fungsi disebabkan karena keluarga sebagai suatu perawatan kesehatan keluarga di rumah, kelompok yang dapat menimbulkan, maka penting bagi keluarga untuk mencegah, mengabaikan atau memperbaiki memahami dan melaksanakan lima tugas masalah-masalah kesehatan di dalamnya. kesehatan keluarga. Lima tugas kesehatan Selain itu, keluargalah yang berperan keluarga meliputi: pertama, keluarga sebagai pengambil keputusan dalam diharapkan mampu mengenal berbagai memelihara kesehatan para anggotanya. masalah kesehatan yang dialami oleh Dengan demikian, dapat disimpulkan seluruh anggota keluarga. Kedua, keluarga bahwa keluargalah yang menjadi faktor mampu memutuskan tindakan keperawatan penentu sehat-sakitnya anggota keluarga, yang tepat dalam mengatasi berbagai yang akan berdampak pada kematian. masalah kesehatan yang dialami oleh Selain itu, didapatkan data bahwa di seluruh anggota keluarga. Ketiga, keluarga Indonesia, stroke menyerang 36% lansia, mampu melakukan perawatan yang tepat khusus untuk stroke haemoragik sehari-hari di rumah. Keempat, keluarga disebabkan oleh penyakit hipertensi yang dapat menciptakan dan memodifikasi tidak terkontrol (Misbach, 2005). Menurut lingkungan rumah yang dapat mendukung WHO (2001), jumlah kematian karena dan meningkatkan kesehatan seluruh penyakitjantung koroner yang disebabkan anggota keluarga. Kelima adalah keluarga diharapkan mampu memanfaatkan tugas perkembangan kesehatan keluarga pelayanan kesehatan untuk mengontrol pada keluarga dengan hipertensi. Cara kesehatan dan mengobati masalah pengumpulan data menggunakan kesehatan yang tidak dapat diselesaikan wawancara. Sampel penelitian ini adalah sendiri oleh keluarga. Dengan demikian, keluarga dengan hipertensi dapat disimpulkan bahwa keluarga harus beranggotakan 3 orang dalam tahap mampu melakukan upaya preventif, perkembangan keluarga dengan remaja. promotif, kuratif serta rehabilitatif terhadap masalah kesehatan pada seluruh anggota Hasil dan Pembahasan keluarga (Friedman, etal, 2003). Mengenal Masalah Hipertensi Untuk dapat melaksanakan lima Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sdr. I tugas kesehatan keluarga tersebut, maka belum mampu mengenal masalah keluarga harus mempunyai pengetahuan hipertensi. Hal tersebut dibuktikan dengan dan keterampilan melakukan perawatan Sdr. I mengatakan “saya tidak mengetahui kesehatan mandiri pada anggota keluarga hipertensi itu yang bagaimana, sehingga dengan berbagai masalah kesehatan. Hal ini saya juga tidak mengetahui jika ibu saya merupakan tanggung jawab petugas sakit hipertensi” dan Ny. F mengatakan kesehatan masyarakat khususnya perawat “saya juga tidak ngerti nak, kalau sakit profesional yang bekerja di pelayanan kepala sampai ke tengkuk ini gara-gara kesehatan masyarakat untuk hipertensi”. Menurut Notoatmodjo (2003) memandirikannya. pengetahuan dapat dipengaruhi oleh faktor tingkat pendidikan karena semakin tinggi Berdasarkan hasil pengkajian yang tingkat pendidikan seseorang maka pola dilakukan tanggal 8 Mei 2018 pada Ny. F di pikir dan pemahamannya pun menjadi lebih dapatkan data bahwa Ny. F mengeluhkan baik. Sdr. I berusia 19 tahun dengan nyeri pada tengkuk kepala. Hasil pendidikan terakhir yaitu SMA dan Ny. F pengukuran tanda-tanda vital didapatkan berusia 45 tahun dengan pendidikan data TD 150/100 mmHg, Nadi 87 x/menit, terakhir yaitu SD. Hasil penelitian Almas et RR 19 x/menit. Pada saat dilakukan al, (2012) menyatakan bahwa pengetahuan wawancara Ny. F mengatakan bahwa tidak tentang hipertensi dipengaruhi oleh faktor memiliki riwayat hipertensi namun beliau pendidikan. Penelitian tersebut memiliki kebiasaan mengkonsumsi menjelaskan responden yang makanan yang asin dan minum kopi. Di pendidikannya rendah pengetahuan tentang rumah Ny. F hanya tinggal dengan hipertensinya juga rendah. anaknya. Anak Ny. F tidak mengetahui cara merawat ibunya yang sedang mengalami Mengambil Keputusan tekanan darah tinggi. Berdasarkan uraian Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sdr.I tersebut, maka peneliti tertarik untuk dan Ny. F belum mampu mengambil mengetahui bagaimana fungsi keluarga keputusan yang baik. Hal tersebut terhadap perawatan kesehatan dengan dibuktikan dengan Ny. F mengatakan “ya, masalah hipertensi. karena saya tidak ngerti kalau sakit hipertensi, jadinya saya hanya tidur di Metodologi rumah”. Penelitian ini sesuai dengan Penelitian ini merupakan penelitian pernyataan Klein (2006) dalam Suhadi kualitatif dengan metode deskriptif (2011) yang menyatakan seseorang perlu analitik yang bertujuan untuk mengetahui sebelum melakukan tindakan mengetahui gambaran pelaksanaan yang benar. Sehingga dalam hal ini, Ny. F kesehatan (Maglaya et al., 2009). dan Sdr. I tidak berani mengambil Meminimalkan resiko psikososial juga keputusan karena tidak mengetahui merupakan salah satu cara yang dapat penyebab masalah kesehatannya. diterapkan untuk mengurangi masalah kesehatan. Keluarga dapat meningkatkan Merawat Keluarga interaksi antar anggota keluarga dengan Jika seseorang telah mampu mengetahui cara berkomunikasi baik secara verbal apa yang akan dilakukan maka seseorang maupun nonverbal (Alender, 2010 dalam tersebut dapat melakukan tindakan dengan Amigo, 2012). Secara teori kemampuan tepat dan benar termasuk dalam hal keluarga dalam memodifikasi lingkungan merawat keluarga dengan hipertensi (Klein, merupakan suatu bentuk dukungan secara 2006 dalam Suhadi, 2011). Menurut Potter emosional yang memberikan rasa nyaman & Perry (2005) dalam Yenni (2011), latar dan membantu proses penyembuhan, selain belakang pendidikan berpengaruh terhadap itu dapat pula dilakukan dengan cara pola pikir seseorang, kemampuan kognitif menyediakan suasana yang nyaman, yang dimiliki berperan dalam mengenal menciptakan pola komunikasi yang baik masalah dan menggunakan dan memberikan pujian (Maglaya, 2009 pengetahuannya untuk menjaga kesehatan. dalam Amigo, 2012). Secara umum, keluarga Ny. F belum Sdr. I mengatakan “kalau lingkungan di mampu merawat keluarga dengan rumah ya seperti biasa mbak, kadang rame hipertensi. Hal ini disebabkan karena secara karena banyak tetangga yang main ke umum kategori mengenal masalah keluarga rumah, kalau jam 8 malam biasanya sudah belum dapat dilaksanakan, sehingga sepi”. Ny. F megatakan “Tapi anak-anak keluarga belum memberikan perawatan saya ini sayang dan perhatian ke saya nak, yang sesuai kepada anggota keluarga yang walaupun kadang keliatannya cuek”. menderita hipertensi. Belum mengambil Menurut Triariningrum dan Sukihananto keputusan juga dapat menjadi salah satu (2013), modifikasi lingkungan hipertensi faktor kurangnya kemampuan keluarga sangat berkaitan dengan lingkungan rumah. dalam merawat anggota keluarga dengan Salah satu bentuk modifikasi lingkungan hipertensi. Menurut Sahar (2004) dalam terhadap hipertensi adalah menciptakan Ramlah (2011), keluarga yang mempunyai suasana rumah yang tenang dan nyaman. tingkat pengetahuan yang baik akan memberikan perawatan yang baik pula Penggunaan Fasilitas Kesehatan kepada keluarga, begitupun sebaliknya. Hipertensi sering disebut sebagai silent killer karena dapat menyebabkan kematian Modifikasi Lingkungan secara tiba-tiba tanpa dapat dikenali tanda Keluarga harus mampu memodifikasi dan gejalanya (Hammer & McPhee, 2010). lingkungan rumah untuk membantu Tanda dan gejala yang tidak diketahui dapat meningkatkan kesehatan anggota keluarga menjadi salah satu penyebab kurangnya yang sakit. Salah satu contohnya yaitu penggunaan fasilitas kesehatan pada dengan memperhatikan ventilasi dan keluarga dengan hipertensi. Penggunaan sanitasi rumah. Memodifikasi lingkungan fasilitas kesehatan juga dipengaruhi oleh juga dapat dilakukan dengan mengurangi bahaya fisik yang ada dirumah dan pendidikan. Terdapat hubungan yang bertujuan untuk meminimalkan resiko signifikan antara tingkat pendidikan dengan perilaku dalam memanfaatkan fasilitas keluarga mampu merawat keluarga dengan kesehatan (Mandias, 2012). Kesibukan, tepat dan benar. Keluarga mampu jarak, dan tingkat ekonomi juga memodifikasi lingkungan dengan mempunyai pengaruh terhadap menciptakan suasana rumah yang tenang pemanfaatan fasilitas kesehatan. Ny. F dan nyaman, dan keluarga mampu mengatakan “saya kerja bantu-bantu menggunakan fasilitas kesehatan. tetangga nak, jadi tidak sempat mau ke puskesmas. Kalau sakit kepala, biasanya saya cuma beli obat di warung lalu istirahat di rumah”. Menurut Adams & Friedman, M.M, Bowden, V.R, and Jones, Carter (2010), pada penelitiannya E.G (2003). Family Nursing : menyatakan bahwa penghalang untuk ResearchTheory, Practice. 5th edition. mendatangi klinik diantaranya adalah PrenticeHall, New Jersey. kesibukan seseorang dalam bekerja, Friedman, M.M. (1998). Family nursing : sulitnya mengambil cuti, dan antrian yang research, theory&practice, 4th ed. USA panjang, sehingga seseorang yang bekerja : AppletonandLange. tidak mempunyai banyak waktu untuk Misbach. (1999). Stroke, risiko utama memeriksakan keluarganya ke pelayanan hipertensi. kesehatan. http://www.indomedia.com.
Kesimpulan Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan
Berdasarkan hasil penelitian dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka pembahasan mengenai tugas Cipta perkembangan kesehtan keluarga pada Park, et.al. (2011). Association between keluarga dengan hipertensi di dusun Krajan primary care quality ad health Kemuningsari Lor Kec. Panti Jember. behaviors in patients with essentials Keluarga Ny. F belum mampu hypertension who visit a family melaksanakan 5 tugas perkembangan physiacians as a usual source of care. kesehatan keluarga dengan maksimal. KoreanJournal Family Medicine 32 Sehingga dapat menjadi masukan untuk (2), 104-111. perawat komunitas dalam memberikan Suhadi. (2011) Analisis faktor-faktor yang edukasi kesehatan tentang hipertensi. mempengaruhi kepatuhan lansia dalam Perawat harus benar-benar memberikan perawatan hipertensi di wilayah edukasi yang dimengerti tentang tanda dan puskesmas Srondol Kota Semarang. gejala serta komplikasi yang bisa Tesis Program Pasca Sarjana Fakultas ditimbulkan akibat hipertensi yang Ilmu Keperawatan Universitas terkadang sulit disadari. Perawat komunitas Indonesia. juga harus menjelaskan terkait pentingnya Sururoh, L. (2007). Hubungan anatara 5 tugas perkembangan kesehatan keluarga, tingkat pendidikan, tingkat agar keluaraga mampu mengenal tentang pendapatan, jumlah anggota keluaraga hipertensi dengan memberikan edukasi dengan kulaitas lingkungan rumah di penyuluhan tentang hipertensi, mampu Kelurahan Mergosono Kecamatan mengambil keputusan tentang penangan Kedungkandang Kota Malang. Skripsi hipertensi yang meliputi 3 prevensi, Program Sarjana Universitas Negeri Malang.