Você está na página 1de 5

ANALISIS CROSS – SECTION

A. PERBANDINGAN CROSS SECTION

Analisis cross section ( perbandingan dengan perusahaan atau industri yang sejenis )
yang akan bermanfaat untuk melihat prestasi perusahaan relatif terhadap industri dan
dalam kasus khusus untuk menentukan bonus bagi manajemen perusahaan. Bonus bagi
manajemen perusahaan pada beberapa perusahaan ditentukan berdasarkan keuntungan
perusahaan relatif terhadap industri apabila perusahaan memperoleh untung di atas
industri. Dan tidak memperoleh apabila terjadi sebaliknya.

Industri yang bisa diperbandingkan pada dasarnya mempunyai sau atau beberapa
elemen yang sama dengan perusahaan. Kesamaan tersebut antara lain:

1. Kesamaan dalam jenis bahan baku atau supplier


Perusahaan bisa dikelompokkan berdasarkan bahan baku yang dipakai, bisa juga
berdasarkan proses produksi yang dipunyai. Standart industrial classification biasanya
menggunakan kriteria seperti ini ( struktur fisik dan teknologi proses produksi dan
homogenitas produksi). Berikut contoh klasifikasi industri yang dikeluarkan oleh laporan
Jakarta Stock Exchange ( Bursa Efek Jakarta )untuk mengelompokkan saham – saham
yang listing berdasarkan industri.

Klasifikasi Industri di BEJ ( Bursa Efek Jakarta, 2002)


I. Pertanian , Kehutanan, dan Perikanan
II. Makanan ternak
III. Pertambangan dan jasa pertambangan
IV. Konstruksi
V. Manufacturing and commercial
A. Makanan dan minuman
B. Manufaktur tembakau
C. Produk tekstil dan sejenisnya
D. Kertas dan produk- produk sejenisnya
E. Pakaian dan produk tekstil lainnya
F. Produk kertas dan sejenisnya
G. Produk kimia dan sejenisnya
H. Produk adhesive
I. Produk plastik dan gelas
J. Semen
K. Produk besi dan sejenisnya
L. Produk besi fabrigasi dan sejenisnya
M. Produk batu bata, beton dan sejenisnya
N. Mesin
O. Kabel
P. Peralatan kantor dan elektronik
Q. Produk otomotif dan sejenisnya
R. Peralatan fotografi
S. Farmasi
T. Barang bahan konsumsi ( sabun, pasta gigi, dll)
VI. Pelayanan transportasi
VII. Komunikasi
VIII. Perdagangan retail dan whole sale
IX. Perbankan, lembaga keuangan selain bank, lembaga sekuritas, asuransi, dan real
estate
X. Hotel dan Pelayanan Travel
XI. Perusahaan Holding dan Investasi lainnya
XII. Lainnya
2. Kesamaan dari sisi permintaan
Pendekatan ini menggunakan produk- produk yang dihasilkan sebagai kriteria
pengelompokan industri. Apabila produk- produk memenuhi kebutuhan yang sama , dan
produk- produk tersebut merupakan substitusi satu sama lainnya, maka produk- produk
tersebut masuk dalam kelompok industri yang sama.
Produk – produk tersebut bisa mempunyai horison yang pendek ( produk –
produk yang sama saat ini) bisa juga mempunyai horison jangka panjang ( produk –
produk yang saling berkompetisi pada beberapa tahun mendatang, misalkan 10 tahun
mendatang ).
Perspeksi jangka pendek mempunyai relevansi yang tinggi karena membicarakan
situasi saat ini, sedangkan perspeksi jangka panjang membuat perusahaan waspada
terhadap kemungkinan perubahan persaingan, produk yang saat ini bukan merupakan
pesaing barang kali merupakan pesaing potensial yang akan menjadi pesaing
sesungguhnya pada masa mendatang.
Contohnya, mesin fax saat ini tidak bersaing secara langsung dengan komputer
PC tetapi pada masa mendatang dengan semakin berkembangnya PC yang mempunyai
kemampuan fax dan modem maka PC akan menjadi pesaing serius mesin fax. Keduanya
akan memenuhi kebutuhan generik yang sama, yaitu kebutuhan komunikasi.
3. Kesamaan dalam atribut keuangan

Dari sudut pandang investasi, saham- saham yang mempunyai beberapa


kesamaan atribut bisa dimasukkan ke dalam satu kelompok. Contoh atribut yang relevan
adalah risiko, rasio PER (Price Earning Ratio ), dan kapitalisasi pasar untuk menentukan
besar kecilnya kapitalisasi saham. Investor yang ingin menginvestasikan dananya ke
saham kecil barangkali akan memilih 25% saham paling kecil, dan membanding-
bandingkan saham- saham yang mempunyai nilai kapitalisasi yang kecil.

Dalam memilih perusahaan yang akan dipakai sebagai perbandingan, analis juga
bisa menggabungkan ketiga atribut yang telah disebutkan. Misalkan sebuah perusahaan
transportasi dengan aset tidak terlalu besar ( min. Rp. 1,5 miliar ), maka perbandingan
yang tepat adalah perusahaan transportasi lainnya dan yang mempunyai aset yang
hampir sama besarnya.

Di negara – negara maju , data – data yang berkaitan dengan industri sejenis
biasanya bisa dicari. Tetapi tidak dengan data industri di negara- negara yang belum
maju seperti Indonesia. Saat ini perusahaan yang go public dan listing di BEJ mencapai
sekitar 200 saham ( bandingkan dengan New York Stock Exchange yang mencapai sekitar
1700 saham ). Sebagian besar perusahaan di indonesia masih belum go public.

Perusahaan – perusahaan yang belum go public biasanya tidak memberikan


laporan keuangan ke publik, dan dengan demikian data perbandingan akan sulit
diperoleh ( kecuali barangkali bank- bank yang mempunyai data- data keuangan
nasabahnya , namun data – data seperti ini biasanya akan sulit di akses oleh perusahaan
lain meskipun untuk perbandingan ).
Kalaupun menggunakan perusahaan yang go public masih bisa di pertanyakan
apakah data yang dipakai sudah representatif karena data industri tersebut tidak
memasukkan perusahaan yang tidak go public ( private ). Masalah akan semakin rumit
apabila perusahaan yang tidak go public tersebut merupakan perusahaan yang dominan
dalam industri tersebut.

Perusahaan publik Penjualan ( 1983 ) dollar Sektor usaha


1. Exxon 88,6 Minyak dan gas
2. General Motors 74,6 Otomotif
3. Mobil 54,6 Minyak dan gas
4. Ford Motor 44,5 otomotif
5. IBM 40,2 Komputer
6. Texaco 40,1 Minyak dan gas
7. Du Pont 35,4 Kimia, minyak , dan gas
8. Phibro Solomon 29,8 Perdagangan dan
keuangan
9. Amoco 27,6 Minyak dan gas
10. Chevron 27,3 Minyak dan gas
Perusahaan privat
1. Cargill 28,6 biji
2. mocatta metals 26,5 Dealer bullion

Masalah lain yang mungkin timbul adalah tidak “jelasnya” industri yang akan di
pakai perbandingan.perusahaan yang besar biasanya tidak beroprasi tidak hanya pada
satu sektor usaha saja tetapi melakukan diversivikasi pada beberapa sektor.

Banyak juga perusahaan yang mempunyai usaha pokok tertentu , tetapi juga
mempunyai usaha pada sektor lainyang barangkali tidak terlalu dominan proporsinya.
Kebanyakan laporan keuangannya bersifat konsolidasi ( tidak melaporkan per segmen ).
Berikut urut – urutannya :

a. perusahaan dengan kegiatan tunggal pada sektor yang relevan ( laporan


keuangan tersedia )
b. perusahaan dengan beberapa aktivitas, tetapi mempunyai kegiatan yang
dominan pada sektor yang relevan ( LK tersedia )
c. perusahaan dengan banyak aktivitas dan tidak ada yang paling dominan ( LK
per segmen tersedia )
d. perusahaan dengan banyak aktivitas dan tidak ada yang palingg dominan .(
LK hanya berupa laporan konsolidasi )
e. perusahaan private, tidak ada laporan keuangan yang dipublikasikan )

pada beberapa situasi barangkali tidak tersedia angka industri di dalam negeri.
Contoh yang paling ekstrem adalah maskapai penerbangan singapura yang merupakan satu
– satunya maskapai penrbangan di singapura. Di indonesia kita mempunyai PJKA (
Perusahaan Jawatan Kereta Api ) yang merupakan satu-satunya angkutan kereta api di
indonesia.dalam situasi seperti ini perbandingan rata-rata industri dometik tidak mungkin
dilakukan. Dalam ksus singapore airlines, mungkin bisa membandingkan angka-angka SIA
dengan angka-angka dari maskapai lainnya. Namun dalam kasus PJKA analis tidak bisa
membandingkan secara langung dengan perusahaan kereta api dengan negara lainnya,
karena meskipun sama- sama bergerak dalam industri kereta api , tetapi kondisi lingkungan
barangkali akan sangat berbeda .

Perbandingan rasio-rasio keuangan internasional

Jepang Korea Amerika Serikat


Rasio lancar 1,15 1,13 1,94
Total hutang ke
Total Aset 0,84 0,78 0,47
Times Interest
Earned 1,60 1,80 6,50
Perputaran 5,00 6,60 6,80
persediaan
Rata –rata umur 86 hari 33 hari 43 hari
piutang
Profit margin 0,013 0,023 0,054
Return on total
Asset 0,012 0,028 0,074

Seacar umum nampak bawha Amerika SerikaAt lebih likud, solvabel, efisien, dan
menguntungkan dibandingkan perusahaan Jepang Dan Korea.

Perhitungan rata –rata industri

Beberapa alternaatif untuk menghitung rata – rata industri :

1) menghitung nilai tunggal sebagai perbandingan


2) menghitung nilai tunggal dngan dispersinya ( standart deviasinya )
3) menghitung nilai untuk percentile tertentu ( misal untuk perusahaan –
perusahaan yang empunyai ukuran 25 % paling kecil )

untuk perhitungan ( 1 ) ada beberapa alternatif yang bisa dipakai :

a. menghitung rata – rata aritmatika


b. mengitung rata- rata tertimbang
c. menggunakan median
d. menggunakan modus

Misalkan data suatu industri yang terdiri dari beberapa perusahaan sebagai berikut :

Perusahaan
A B C D E F G H
ROA 10% 12% 12% 13% 9% 12% 8% 9%
Nilai Buku Saham 300 420 250 200 250 210 310 335
Nilai Pasar Saham 350 400 20 450 460 350 340 400
Dengan perhitungan aritmatika ROA industri dapat dihitung dengan :

= 1/n (ROA A+ ROA B+......+ ROA H )

= 1/8 ( 10+12+12+13+9+12+8+9)

= 10,625 %

Angka tersebut kemudian bisa digunakan sebagai standart untuk perbandingan . alternatif
lain adalah dengan menghitung rata rata tertimbang. Misalkan analisi menggunakan nilai buku
saham sebagai pembobotnya, rata- rata ROA bisa dihitung sebagai berikut :

= nilai buku saham/nilai buku saham ( ROA)+.......+(ROA H)

=300/2275(10%)+420/2275(12%)+250/2275(12%)+200/2275(13%)+250/2275(9%)+210/2275(12%)+
310/2275(8%)+335/2275(9%)

= 1,31+2,21+1,32+1,14+0,98+1,11+1,09+1,33

= 10,50 %

Jika analis menggunakan nilai pasar saham sebagai pembobotnya, rata- rata industri dihitung
sebagai berikut :

= nilai pasar saham/  nilai pasar saham (ROA)+......+(ROA H)

=350/3170(10%)+400/3170(12%)+420/3170(12%)+450/3170(13%)+460/3170(9%)+

350/3170(12%)+340/3170(8%)+400/3170(9%)

=1,1+1,51+1,59+1,84+1,31+1,32+0,86+1,14 = 10,67%

Cara lain yang bisa digunakan untuk menghilangkan pengaruh nilai ekstreme adalah dengan
menggunakan angka median atau modus.Dengan median ROA perusahaan diurutkan
sebag%,12%,12%,12%,13%, dan nilai mediannyaadalah 11 %. Sedangkan menggunakan modus,
maka angka yang dipilih untuk dijadikan rata – rata industri adalah 12%. Pemilihan angka yang akan
dijadikan rata- rata industri akan tergantung dari pertimbangan analis . dari angka- angka di atas,
ROA raa- rata industri adalah sekitar 10-12%.

Perbedaan antarindustri

Saat analis menggunakan perbandingan industri , analis mempunyai asumsi implisit ( ada
perbedaan berarti dalam rasio-rasio keuangan antarindustri). Perbandingan dengan rasio
perusahaan dalam perekonomian secara keseluruhan akan menghasilkan analisi yang sama.
Perbandingan antarindustri secara implisit juga mengakui bahwa ada perbedaan risiko bisnis antar
industri.

Você também pode gostar