Você está na página 1de 3

Asset Measurement

Tangible Asset

Terdapat dua jenis pengkuran yang dikenal, yaitu historical cost dan fair value. Untuk
historical cost, aset diukur pada saat akuisisi dan dikurangi akumulasi depresiasi dan penurunan
nilai. Pendukung model ini berpendapat bahwa biaya pada saat akuisisi ini menyediakan tujuan
dan bukti-bukti bahwa pengukuran depresiasi dan penurunan nilai yang telah dihitung
merefleksikan nilai yang sesungguhnya dalam balance sheet.

Sementara itu, revaluasi aset menyediakan informasi yang relevan untuk para pengguna
laporan keuangan. Namun, beberapa berpendapat bahwa pengukuran ini tidak handal dan
subjektif apabila penetuan nilainya diestimasi padahal seharusnya diobservasi. Dikatakan
subjektif karena niali yang didapat berasal dari perhitungan manajemen sendiri.

 US GAAP – Historical Cost, merefleksikan conservatism, objective dan bukti yang


dapat diverifikasi.
 Standar IASB , memungkinkan dilakukan penilaian kembali aset berwujud. Standar ini
memungkinkan tetapi tidak mengharuskan menggunakan pengukuran current value.
 Revaluation yang didasarkan pada nilai pasar yang diberikan.
 estimasi berdasarkan income atau depreciated replacement cost.
 Manajer dapat menentukan untuk menggunakan cost atau nilai wajara (nilai saat ini
dinilai kembali).
 Dasar pengukuran Historical cost sesuai harga sebenarnya (harga perolehan), bukti
fisik, sesuai transaksi.

Intangible Asset

Karena intangible asset tidak memiliki pasar, maka yang biasa yang digunakan adalah
cost (dikurangi oleh akumulasi amortisasi dan impairment). IAS 38 melarang pengakuan atas
internally generated intangible asset karena hanya dapat dimunculkan di balance sheet hanya
atas capitalization of development cost nya saja.

 IAS 38 para 24: Cost pada saat terjadi kepemilikan.


 IAS 38 para 75: memunkinkan adanya penilaian kembali aset tak berwujud.
 AS 16: fair value ditentukan oleh pasar yang aktiva.
Financial Instrument

Model pengukuran yang paling dominan adalah historical cost. Namun, banyak yang
menentang karena tidak relevan. Contohnya derivatif yang telah diatur untuk diukur dalam fair
value. Sehingga, meskipun harga pasar lebih dianjurkan, namun perkiraan manajemen juga
boleh digunakan (untuk fair value).

Untuk membuat standar yang baku, IASB telah menetapkan penggunaan fair value
guna menyediakan informasi yang relevan bagi pengguna laporan keuangan. Beberapa pihak
menentang karena akan menghasilkan laproan yang tidak relevan, tidak dapat diantdalkan, diak
dapat dimengerti, dan tidak dapat dibandingkan.

Pengukuran ini sangat konpleks. Belum ada sebuah model pengukuran yang disetujui
oleh pembuat standar di IAS 39. Financial instrument kemudian dibagi menjadi 4 tipe dengan
pengukuran yang berbeda-beda.

Tipe aset finansial Metode pengukuran

Original (pinjaman dan piutang) Amortized cost


Originated loans and receivables Aset tidak dipengaruhi oleh niat untuk
menjual atau hold to maturity.

Hold-to-maturity investment Amortized cost, subject to review for


impairment in value.
Perusahaan tidak diperbolehkan
menggunakan klasifikasi HTM apabila aset
dijual atau ditransfer lebih dari sebagian kecil

Available for sale securities Fair value.


Gain atau loss dari remeasurement diakui di
ekuitas.

Financial asset held for trading, or classified Fair value.


as fair value through profit and loss, and
derivatives Dengan profit atau loss atas remeasurement
diakui sebagai profit dan loss.
Semua financial intstrument yang
berdasarkan amoritzed cost dan AFS harus
dinilai impairment nya setiap tanggal
pelaporan.
Metoda Pengukuran.
1. Kos yang diamortisasi
2. Kos yang diamortisasi
3. Fair Value, gain & loss diakui pada elemen ekuitas
4. Fair Value, gain & loss diakui pada lap. laba komprehensif

Você também pode gostar