Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Tangible Asset
Terdapat dua jenis pengkuran yang dikenal, yaitu historical cost dan fair value. Untuk
historical cost, aset diukur pada saat akuisisi dan dikurangi akumulasi depresiasi dan penurunan
nilai. Pendukung model ini berpendapat bahwa biaya pada saat akuisisi ini menyediakan tujuan
dan bukti-bukti bahwa pengukuran depresiasi dan penurunan nilai yang telah dihitung
merefleksikan nilai yang sesungguhnya dalam balance sheet.
Sementara itu, revaluasi aset menyediakan informasi yang relevan untuk para pengguna
laporan keuangan. Namun, beberapa berpendapat bahwa pengukuran ini tidak handal dan
subjektif apabila penetuan nilainya diestimasi padahal seharusnya diobservasi. Dikatakan
subjektif karena niali yang didapat berasal dari perhitungan manajemen sendiri.
Intangible Asset
Karena intangible asset tidak memiliki pasar, maka yang biasa yang digunakan adalah
cost (dikurangi oleh akumulasi amortisasi dan impairment). IAS 38 melarang pengakuan atas
internally generated intangible asset karena hanya dapat dimunculkan di balance sheet hanya
atas capitalization of development cost nya saja.
Model pengukuran yang paling dominan adalah historical cost. Namun, banyak yang
menentang karena tidak relevan. Contohnya derivatif yang telah diatur untuk diukur dalam fair
value. Sehingga, meskipun harga pasar lebih dianjurkan, namun perkiraan manajemen juga
boleh digunakan (untuk fair value).
Untuk membuat standar yang baku, IASB telah menetapkan penggunaan fair value
guna menyediakan informasi yang relevan bagi pengguna laporan keuangan. Beberapa pihak
menentang karena akan menghasilkan laproan yang tidak relevan, tidak dapat diantdalkan, diak
dapat dimengerti, dan tidak dapat dibandingkan.
Pengukuran ini sangat konpleks. Belum ada sebuah model pengukuran yang disetujui
oleh pembuat standar di IAS 39. Financial instrument kemudian dibagi menjadi 4 tipe dengan
pengukuran yang berbeda-beda.