Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun oleh :
Vian Adi Rahayu 4301415030
Laras Kurniawati 4301415050
Wifqul Laili 4301415060
Isnana Finimatillah 4301415065
Levina Ayu Arastika 4301415095
LABORATORIUM KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2018
BAB 1
PENDAHULUAN
c. Burner
Burner merupakan bagian paling terpenting di dalam main unit, karena
burner berfungsi sebagai tempat pancampuran gas asetilen, dan aquabides, agar
tercampur merata, dan dapat terbakar pada pemantik api secara baik dan merata.
Lobang yang berada pada burner, merupakan lobang pemantik api.
d. Monokromator
Berkas cahaya dari lampu katoda berongga akan dilewatkan melalui celah
sempit dan difokuskan menggunakan cermin menuju monokromator.
Monokromator dalam alat SSA akan memisahkan, mengisolasi dan mengontrol
intensitas energi yang diteruskan ke detektor. Monokromator yang biasa digunakan
ialah monokromator difraksi grating.
e. Detektor
Detektor merupakan alat yang mengubah energi cahaya menjadi energi
listrik, yang memberikan suatu isyarat listrik berhubungan dengan daya radiasi
yang diserap oleh permukaan yang peka. Fungsi detektor adalah mengubah energi
sinar menjadi energi listrik, dimana energi listrik yang dihasilkan digunakan untuk
mendapatkan data. Detektor AAS tergantung pada jenis monokromatornya, jika
monokromatornya sederhana yang biasa dipakai untuk analisa alkali, detektor yang
digunakan adalah barier layer cell. Tetapi pada umumnya yang digunakan adalah
detektor photomultiplier tube. Photomultiplier tube terdiri dari katoda yang dilapisi
senyawa yang bersifat peka cahaya dan suatu anoda yang mampu mengumpulkan
elektron. Ketika foton menumbuk katoda maka elektron akan dipancarkan, dan
bergerak menuju anoda. Antara katoda dan anoda terdapat dinoda-dinoda yang
mampu menggandakan elektron. Sehingga intensitas elektron yang sampai menuju
anoda besar dan akhirnya dapat dibaca sebagai sinyal listrik. Untuk menambah
kinerja alat maka digunakan suatu mikroprosesor, baik pada instrumen utama
maupun pada alat bantu lain seperti autosampler.
f. Sistem pembacaan
Sistem pembacaan merupakan bagian yang menampilkan suatu angka atau
gambar yang dapat dibaca oleh mata.
g. Ducting
Ducting merupakan bagian cerobong asap untuk menyedot asap atau sisa
pembakaran pada AAS, yang langsung dihubungkan pada cerobong asap bagian
luar pada atap bangunan, agar asap yang dihasilkan oleh AAS, tidak berbahaya bagi
lingkungan sekitar. Asap yang dihasilkan dari pembakaran pada spektrofotometry
serapan atom (AAS), diolah sedemikian rupa di dalam ducting, agar asap yang
dihasilkan tidak berbahaya.
BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1.2. Bahan
Bahan yang digunakan antara lain:
a. Air (sampel artifisial)
b. Tisu gulung
c. Aquademine
d. Larutan induk Fe 100 ppm
e. Larutan standar Fe berbagai konsentrasi masing –masing 50 mL
f. Kertas saring
3.2 Prosedur
Prosedur percobaan sebagai berikut.
3.2.1 Pembuatan larutan induk
a. Pengenceran larutan baku dari 100 ppm menjadi 10 ppm sebanyak 100
mL.
3.2.2 Pembuatan larutan standar
a. Disiapakan bahan serta peralatan yang akan dipakai pada praktikum.
Disaring sampel air ledeng menggunakan kertas saring.
b. Dibuat 6 seri larutan Fe dengan konsentrasi berturut-turut 0, 1,2, 3, 4, dan
5 ppm. Masing-masing sebanyak 0 mL Fe (hanya aquademin), 5 mL Fe,
10 mL Fe, 15 mL Fe, 20 mL Fe, dan 25 mL Fe ke dalam masing-masing
labu takar 50 mL dan diencerkan dengan aquademin hingga tanda batas,
lalu dihomogenkan dengan dikocok dan disaring.
c. Dituangkan masing-masing larutan ke dalam masing – masing cuvet
hingga tanda terra.
d. Diberi kertas label dan diletakkan di rak cuvet.
4) 3 ppm
V1 x ppm = V2 x ppm
V1 x 10 ppm = 50 mL x 3 ppm
V1 = 15 mL
5) 4 ppm
V1 x ppm = V2 x ppm
V1 x 10 ppm = 50 mL x 4 ppm
V1 = 20 mL
6) 5 ppm
V1 x ppm = V2 x ppm
V1 x 10 ppm = 50 mL x 5 ppm
V1 = 25 mL
0.06
Absorbansi
0.04
0.02
0
0 1 2 3 4 5 6
-0.02
Konsentrasi (ppm)
Penentuan kadar Fe pada sampel (teoritis)
y = ax – b
y = 0,019x – 0,0091
0,0354 = 0,019x – 0,0091
0.0354 + 0,009 1= 0,019x
x = 0,0445/0,019
x = 2,3421 ppm
Jadi, konsentrasi kadar Fe pada air sampel adalah 2,3421 ppm.
2,3421−2,3500
KR = | | 𝑥 100%
2,3421
KR = 0,3373%
4.2 Pembahasan
Spektrofotometri serapan atom adalah suatu metode analisis untuk penentuan
konsentrasi suatu unsur dalam suatu cuplikan yang didasarkan pada proses
penyerapan radiasi sumber oleh atom-atom yang berada pada tingkat energi dasar
(ground state). Proses penyerapan energi terjadi pada panjang gelombang yang
spesifik dan karakteristik untuk tiap unsur. Proses penyerapan tersebut
menyebabkan atom penyerap tereksitasi: elektron dari kulit atom meloncat
ketingkat energi yang lebih tinggi. Banyaknya intensitas radiasi yang diserap
sebanding dengan jumlah atom yang berada pada tingkat energi dasar yang
menyerap energi radiasi tersebut. Dengan mengukur tingkat penyerapan radiasi
(absorbansi) atau mengukur radiasi yang diteruskan (transmitansi), maka
konsentrasi unsur di dalam cuplikan dapat ditentukan.
Pada spektrofotometri AAS memiliki kelebihan dan kukurangan. Kelebihan
metode AAS dibandingkan dengan speltrofotometri lainnya adalah spesifik, batas
deteksi yang rendah, dan larutan yang sama bisa mengukur unsur-unsur berlainan,
pengukurannya langsung terhadap contoh, output langsung dapat dibaca, cukup
ekonomis, dapat diaplikasikan pada banyak unsur. Sedangkan kekuranganya adalah
AAS tidak mampu menguraikan zat menjadi atom, contohnya pengaruh fosfat
terhadap Cu, pengaruh ionisasi yaitu bila atom tereksitasi sehingga menimbulkan
emisi yang panjang gelombang yang sama, serta pengaruh matriks yaitu pelarut.
Berikut adalah bagian-bagian dari AAS :
a. Lampu katoda
Lampu katoda merupakan sumber cahaya pada AAS. Lampu katoda memiliki
masa pakai atau umur pemakaian selama 1000 jam. Lampu katoda pada setiap unsur
yang akan diuji berbeda-beda tergantung unsur yang akan diuji, seperti lampu
katoda Cu, hanya bisa digunakan untuk pengukuran unsur Cu. Lampu katoda
terbagi menjadi dua macam, yaitu :
Lampu Katoda Monologam : Digunakan untuk mengukur 1 unsur.
Lampu Katoda Multilogam : Digunakan untuk pengukuran
beberapa logam sekaligus.
b. Tabung gas
Tabung gas pada AAS yang digunakan merupakan tabung gas yang berisi gas
asetilen. Gas asetilen pada AAS memiliki kisaran suhu ± 20000K, dan ada juga
tabung gas yang berisi gas N2O yang lebih panas dari gas asetilen, dengan kisaran
suhu ± 30000K. Regulator pada tabung gas asetilen berfungsi untuk pengaturan
banyaknya gas yang akan dikeluarkan, dan gas yang berada di dalam tabung.
Spedometer pada bagian kanan regulator merupakan pengatur tekanan yang berada
di dalam tabung. Gas ini merupakan bahan bakar dalam Spektrofotometri Serapan
Atom.
c. Burner
Burner merupakan bagian paling terpenting di dalam main unit, karena burner
berfungsi sebagai tempat pancampuran gas asetilen, dan aquabides, agar tercampur
merata, dan dapat terbakar pada pemantik api secara baik dan merata. Lobang yang
berada pada burner, merupakan lobang pemantik api, dimana pada lobang inilah
awal dari proses pengatomisasian nyala api.
d. Monokromator
Berkas cahaya dari lampu katoda berongga akan dilewatkan melalui celah
sempit dan difokuskan menggunakan cermin menuju monokromator.
Monokromator dalam alat SSA akan memisahkan, mengisolasi dan mengontrol
intensitas energi yang diteruskan ke detektor. Monokromator yang biasa digunakan
ialah monokromator difraksi grating.
e. Detektor
Detektor merupakan alat yang mengubah energi cahaya menjadi energi listrik,
yang memberikan suatu isyarat listrik berhubungan dengan daya radiasi yang
diserap oleh permukaan yang peka. Fungsi detektor adalah mengubah energi sinar
menjadi energi listrik, dimana energi listrik yang dihasilkan digunakan untuk
mendapatkan data. Detektor AAS tergantung pada jenis monokromatornya, jika
monokromatornya sederhana yang biasa dipakai untuk analisa alkali, detektor yang
digunakan adalah barier layer cell. Tetapi pada umumnya yang digunakan adalah
detektor photomultiplier tube. Photomultiplier tube terdiri dari katoda yang dilapisi
senyawa yang bersifat peka cahaya dan suatu anoda yang mampu mengumpulkan
elektron. Ketika foton menumbuk katoda maka elektron akan dipancarkan, dan
bergerak menuju anoda. Antara katoda dan anoda terdapat dinoda-dinoda yang
mampu menggandakan elektron. Sehingga intensitas elektron yang sampai menuju
anoda besar dan akhirnya dapat dibaca sebagai sinyal listrik.
f. Sistem pembacaan
Sistem pembacaan merupakan bagian yang menampilkan suatu angka atau
gambar yang dapat dibaca oleh mata.
g. Ducting
Ducting merupakan bagian cerobong asap untuk menyedot asap atau sisa
pembakaran pada AAS, yang langsung dihubungkan pada cerobong asap bagian
luar pada atap bangunan, agar asap yang dihasilkan oleh AAS, tidak berbahaya bagi
lingkungan sekitar.
Dari hasil pengamatan pada pengukuran daya serap atom terhadap cahaya
digunakan atom Fe sebagai patokannya. Didapat nilai absorbansi semakin
meningkat seiring kenaikan konsentrasi larutan ion Fe. Hal ini dikarenakan pada
konsentrasi yang tinggi, daya serap larutan terahadap cahaya semakin tinggi pula.
Pada percobaan pengukuran absorbansi terhadap sampel (artifisial), sebelum
diukur absorbansinya sampel tersebut harus disaring hal ini bertujuan untuk
menghilangkan padatan kasar. Dari hasil pengukuran di dapatt nilai absorbansi air
sampel sebesar 2,3500 ppm dengan persentase kesalahan relatif sebesar 0,3373%.
Faktor – faktor kesalahan yang terjadi pada saat praktikum adalah :
Pengenceran yang kurang tepat, sehingga mempengaruhi nilai absorbansi.
Pemakaian pipet yang tetukar sehingga mempengaruhi hasilnya atau hasilnya
tidak akurat.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1. Atomic Atom Spectroscopy (AAS) merupakan alat yang digunakan untuk
menghitung kadar suatu logam dengan memanfaatkan serapan atom
berdasarkan nyala lampu katoda.
2. Perhitungan kadar logam dengan AAS dapat dilakukan dengan cara kurva
kalibrasi
3. Hasil percobaan didapat kadar Fe dalam sampel adalah sebesar 2,3500 ppm.
5.2 Saran
Sebaiknya pada percobaan pengukuran atomnya tidak 1 unsur saja tetapi
unsur yang lainnya juga seperti Pb atau Hg sehingga pengetahuan praktikan dapat
bertambah.
DAFTAR PUSTAKA