Você está na página 1de 59

Kata Sambutan

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

Assalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh


Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia dan Membangun
Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa
dalam kerangka negara kesatuan merupakan jabaran dari Nawa Cita ke–5
dan ke-3. Namun, upaya menghadirkan generasi emas Indonesia ini
dibayangi kehadiran stunting yang masih mengancam. Stunting merujuk
pada kondisi tinggi anak yang lebih pendek dari tinggi badan seumurannya,
yang disebabkan kekurangan asupan gizi dalam waktu lama pada masa
1.000 hari pertama kehidupan (HPK).
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) 2013 menunjukkan prevalensi
stunting mencapai 37,2%. Di sisi lain, hasil riset Bank Dunia (2017)
menggambarkan kerugian akibat stunting mencapai 3-11% dari
Pendapatan Domestik Bruto (PDB).
Dampak stunting dapat berakibat meningkatnya pengeluaran pemerintah,
terutama jaminan kesehatan nasional; ketika dewasa, anak yang
mengalami stunting rentan terhadap serangan penyakit tidak menular
seperti jantung, stroke, diabetes, ataupun gagal ginjal; menghambat bonus
demografis Indonesia dimana rasio penduduk usia tidak bekerja terhadap
penduduk usia kerja menurun; ancaman pengurangan tingkat intelejensi
sebesar 5-11 poin, sehingga hal inipun menjadi ancaman masyarakat di
Indonesia.

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting i


Menyikapi hal tersebut, Kementerian Desa Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi menyusun “Buku Saku Desa dalam
Penanganan Stunting” sebagai pegangan bagi pemangku kepentingan
yang mempunyai komitmen dalam penanganan permasalahan stunting.
Buku ini menguraikan menu pemanfaatan dana desa untuk penanganan
stunting, yang tertuang pada Peraturan Menteri Desa Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 19 tahun 2017 tentang prioritas
pemanfaatan dana desa tahun 2018, dan pengalaman keberhasilan
program Generasi Sehat dan Cerdas yang mempunyai kontribusi dalam
penanganan stunting.
Desa sebagai ujung tombak dan mempunyai peran penting dalam upaya
penanganan stunting, oleh karena itu diharapkan Buku Saku Desa dalam
Penanganan Stunting menjadi rujukan dan panduan bagi warga desa
dalam upaya penanganan stunting, sehingga persoalan stunting tidak
menjadi beban di masa mendatang.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Jakarta, Desember 2017

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi R.I.

Eko Putro Sandjojo

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting ii


Kata Pengantar

Direktur Jenderal
Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa

Assalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh


Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, berkat perkenan-Nya,
Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
berhasil menyusun Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting. Buku ini
disusun atas kontribusi dari berbagai pihak stakeholder yang mempunyai
kepedulian terhadap adanya jumlah anak Indonesia yang mengalami
permasalahan stunting, dengan rasio 1 dari 3 anak Indonesia mengalami
stunting atau setara dengan 9 juta anak, hal ini merupakan ancaman bagi
generasi Indonesia di masa mendatang.
Tahun 2018, penanganan stunting diprioritaskan pada 1000 desa di 100
kabupaten/kota di seluruh Indonesia, dengan penanganan melalui
intervensi spesifik dan sensitif. Oleh karena itu, diharapkan adanya Buku
Saku Desa dalam Penanganan Stunting bisa menambah wawasan bagi
masyarakat desa untuk turut berperan aktif terlibat dalam penanganan
stunting.
Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting ini, terdiri dari 4 bagian yaitu
pertama, apa itu stunting; kedua, Kebijakan Penanganan Stunting di Desa;
ketiga, Belajar dari Program Generasi Sehat dan Cerdas; keempat, Upaya
Desa Dalam Penanganan Stunting.
Bagian tiga buku saku ini, menceritakan pengalaman Program Generasi
Sehat dan Cerdas sebagai instrumen fasilitasi, koordinasi dan intervensi
yang merupakan salah satu program dan kegiatan pada Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting iii


Desa diharapkan bebas dari permasalahan stunting, sehingga menjadi
penopang generasi emas Indonesia di masa mendatang. Sebagaimana
dinyatakan Bung Hatta, Indonesia berjaya lantaran nyala lilin-lilin yang
berpendar di desa. Selamat berjuang!

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Jakarta, Desember 2017

Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa

Taufik Madjid

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting iv


Daftar Isi
Sambutan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi
Sambutan Direktur Jenderal Pembangunan
dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Daftar Isi v
Bagian 1. Apa itu Stunting 1
 Kondisi Stunting di Indonesia 2
 Bagaimana menangani stunting 5
Bagian 2. Kebijakan Penanganan Stunting di Desa 11
 Tujuan Pembangunan Desa, Bidang dan Jenis 12
Kewenangan Desa
 Menu Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2018 15
terkait Kesehatan
 Langkah-langkah mendorong kegiatan penanganan 18
stunting dalam prioritas perencanaan pembangunan
Desa

Bagian 3. Belajar dari Program Generasi Sehat dan Cerdas 22


 Selayang Pandang Pelaksanaan GSC 23
 Indikator Keberhasilan GSC 26
 Kegiatan GSC untuk mendukung Gerakan Perbaikan 28
Gizi (1.000 HPK)
 Jenis usulan kegiatan kesehatan masyarakat yang 29
terdanai GSC
 Jenis kegiatan pendidikan masyarakat yang terdanai 30
GSC
 Peran GSC Dalam Peningkatan Kesehatan Ibu dan 37
Anak
 Kolaborasi Konvergensi GSC dengan Program lain di 38
Tingkat Implementasi
 Rencana Tindaklanjut Upaya Penurunan Stunting di 39
Desa melalui Generasi Sehat Cerdas Tahun 2018

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting v


Bagian 4. Upaya Desa Dalam Penanganan Stunting 40
 Pemanfaatan dana Desa di Provinsi Jawa Barat 41
 Pemanfaatan dana Desa di Provinsi Gorontalo 48

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting vi


BAGIAN 1

APA ITU STUNTING?

Memuat tentang Apa itu Stunting yang bertujuan untuk menggugah


kesadaran masyarakat desa akan kondisi stunting dan pentingnya
pencegahannya guna meningkatkan kualitas sumberdaya manusia serta
daya saing generasi Bangsa Indonesia ke depannya

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting 1


Kondisi Stunting Di Indonesia

Indonesia masih menghadapi permasalahan gizi yang berdampak


serius terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satu
masalah gizi yang menjadi perhatian utama saat ini adalah masih
tingginya anak balita pendek (Stunting)

Balita Stunting (Tinggi Badan per Umur) :


 Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2010 dan 2013, dan
Pemantauan Status Gizi Tahun 2015 dan 2017, menunjukan
prevalensi stunting masih tinggi dan tidak menurun mencapai
 Riskesdas Tahun 2010 mencapai 35,6% dan Tahun 2013
mencapai 37,2 %
 Pemantauan Status Gizi (PSG) Tahun 2015 (29.0%) dan
Tahun 2017 (29,6 %)
 Batasan World Health Organization (WHO) untuk stunting < 20%
dan di Indonesia hanya 7 (tujuh) Kabupaten/Kota yang
prevalensi stuntingnya kurang dari 20 % (yakni Kab. Wakatobi-
Sultra, Klungkung-Bali, dan Tana Tidung-Kaltara serta Kota
Pangkalpinang-Babel, Tanjungpinang-Riau, Salatiga-Jateng dan
Bitung-Sulut)
 Hal ini berarti pertumbuhan yang tidak maksimal dialami oleh sekitar
8,9 juta anak Indonesia, atau 1 dari 3 anak Indonesia mengalami
stunting
 Lebih dari 1/3 anak berusia di bawah 5 tahun di Indonesia tingginya
berada di bawah rata-rata

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting 2


Sebaran Stunting di Indonesia

Apa yang dimaksud stunting?

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting 3


Apa penyebab stunting?

PENYEBAB STUNTING

Kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu yang lama sejak


konsepsi sampai anak usia 2 tahun.

Anak sering sakit terutama diare, campak, TBC dan penyakit


infeksi lainnya

Keterbatasan air bersih dan sanitasi

Ketersedian pangan di tingkat rumah tangga rendah

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting 4


Dampak Stunting

Dampak yang dapat ditimbulkan oleh stunting:


 Jangka pendek adalah terganggunya perkembangan otak,
kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan
metabolisme dalam tubuh
 Dalam jangka panjang akibat buruk yang dapat ditimbulkan adalah
menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya
kekebalan tubuh sehingga mudah sakit, dan resiko tinggi untuk
munculnya penyakit diabetes, kegemukan, penyakit jantung dan
pembuluh darah, kanker, stroke, dan disabilitas pada usia tua

Kesemuanya itu akan menurunkan kualitas sumber daya manusia


Indonesia, produktifitas, dan daya saing bangsa.

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting 5


Bagaimana Menangani Stunting?
Masyarakat Desa baik tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat,
pemerintah desa, lembaga desa, Pembinaan Kesejahteraan Keluarga
(PKK), karang taruna, kader posyandu, kader desa, bidan desa, guru
PAUD serta masyarakat yang peduli kesehatan dan pendidikan berperan
aktif dalam memonitor seluruh sasaran sunting pada 1.000 Hari Pertama
Kehidupan (HPK) dalam mendapatkan intervensi sebagai berikut :
A. Intervensi Gizi Spesifik

1. Untuk Sasaran Ibu Hamil:


a) Pemberian makanan tambahan kepada semua ibu hamil yang
kekurangan energi dan protein kronis dan berasal dari keluarga
miskin
b) Pendampingan kepada semua ibu hamil agar patuh mengonsumsi
tablet tambah darah oleh Kader
c) Kelas ibu hamil untuk kesehatan ibu hamil dan persiapan
menyusui

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting 6


d) Pencegahan kecacingan dan malaria pada semua ibu hamil yang
tinggal di daerah endemis malaria dengan pemberian kelambu anti
malaria

2. Untuk Sasaran anak baru lahir hingga usia 23 bulan:


a) Pendampingan kepada semua ibu yang memiliki anak usia 0-6
bulan agar mampu memberikan ASI secara Eksklusif pada bayi
sejak lahir sampai umur 6 bulan oleh petugas kesehatan dan kader
b) Pembelajaran pola asuh Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA)
untuk ibu dalam bentuk kelas ibu, kunjungan rumha dan konseling
dengan frekuensi minimal 8x (penyelenggaraan oleh kader, nara
sumber dari petugas kesehatan-Puskesmas)
c) Pemantauan pertumbuhan bayi dan anak usia 0-59 bulan oleh
kader (meningkatkan partisipasi balita ke Posyandu (D/S) dan
biaya transportasi rujukan anak dengan masalah gizi yang perlu
ditindaklanjuti lebih lanjut
d) Pendataan sasaran dan pendampingan pemberian makanan
tambahan pemulihan untuk anak kurus umur 6-23 bulan dari
keluarga miskin

3. Untuk Sasaran Keluarga:


a) Penyedian air bersih skala desa
b) Sanitasi lingkungan skala desa meliputi MCK, pembuangan
sampah dan pengelolaan limbah
c) Pendidikan gizi (gizi seimbang dan PHBS) penyelenggaraan oleh
kader dengan narasumber petugas kesehatan-Puskesmas

Intervensi Gizi spefisik ini umumnya dilakukan oleh petugas kesehatan di


Desa/Kecamatan dan bersifat bersifat jangka pendek, hasilnya dapat
dicatat dalam waktu relatif pendek

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting 7


B. Intervensi Gizi Sensitif

Intervensi dapat dilakukan Pemerintah Desa dengan mendorong


kepedulian Desa dalam menangani masalah kesehatan ibu dan anak
melalui penganggaran APB Desa.

Idealnya dilakukan melalui berbagai kegiatan pembangunan diluar sektor


kesehatan dan berkontribusi pada 70% Intervensi Stunting. Sasaran dari
intervensi gizi spesifik adalah masyarakat secara umum dan tidak khusus
ibu hamil dan balita pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Kegiatan intervensi ini antara lain pembangunan dan penyediaan air


bersih, sanitasi (jamban keluarga), ketahanan pangan dan gizi (melalui
kebun gizi), penyuluhan kesehatan ibu dan anak (melalui Pola Hidup
Bersih dan Sehat), pelatihan para Guru PAUD agar mampu memberikan
penyuluhan pengasuhan (parenting), maupun mengajar anak usia dini.

Selain itu kegiatan ini, pemerintah Desa dapat mendukung penuh kegiatan
ini melalui prioritas Dana Desa bagi operasional Posyandu setiap
bulannya, penyuluhan bagi remaja putri akan kebersihan alat reproduksi,
meningkatkan layanan jaminan kesehatan masyarakat dan memastikan
penguatan dan pelatihan Pendamping Lapang Keluarga Berencana.

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting 8


Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting 9
Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting 10
BAGIAN 2

PELUANG DAN TANTANGAN


PENANGANAN STUNTING DI DESA

Memuat tentang peluang dan tantangan masyarakat Desa serta


Pemerintah Desa dalam upaya pencegahan dan penanganan stunting
serta bagaimana Dana Desa dapat membiayai kegiatan-kegiatan intervensi
sensitif dan intervensi spesifik guna penanganan sunting

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting 11


TUJUAN PEMBANGUNAN DESA
UU Desa, pasal 78 Ayat 1
1. Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Desa
2. Peningkatan Kualitas Hidup Manusia
3. Penanggulangan Kemiskinan

UU Desa, Pasal 18
Bidang Kewenangan Desa
1. Pemerintahan Desa
2. Pembangunan Desa
3. Pembinaan Kemasyarakat Desa
4. Pemberdayaan Masyarakat Desa
UU Desa, Pasal 19
Jenis Kewenangan Desa
1. Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul
2. Kewenangan Lokal Berskala Desa

 Meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa dan kualitas hidup


manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan
kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana Desa,
pengembangan potensi ekonomi lokal serta pemanfaat
sumberdaya alam dan lingkungan berkelanjutan
 Pembangunan Desa mengedepankan kebersamaan, kekeluargaan
dan kegotongroyongan guna mewujudkan pengarusutamaan
perdamaian dan keadilan sosial

“Kementerian Desa, PDTT Konsisten Menjadikan


Permasalahan Pelayanan Sosial Dasar Sebagai
Prioritas Pembangunan Dan Pemberdayaan
Masyarakat Desa”

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting 12


Potensi Desa Untuk Penanganan Stunting
 Penanganan stunting merupakan prioritas pembangunan
nasional melalui Rencana Aksi Nasional Gizi dan Ketahanan
Pangan

 Sesuai dengan UU tentang Desa, maka terhadap upaya


penanganan stunting yang sudah menjadi prioritas nasional
sangat memungkinkan bagi Desa untuk menyusun kegiatan-
kegiatan yang relevan dan yang bersifat skala desa melalui
APBDes

 Rujukan Belanja Desa untuk penangan stunting diperkuat


dengan telah dikeluarkannya Permendesa No. 19 Tahun 2017
tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa

Permendesa No 19 Tahun 2017 tentang


Prioritas Penggunaan Dana Desa 2018
 Bab III Pasal 4, Prioritas Penggunaan Dana Desa untuk
membiayai kegiatan bidang pembangunan dan pemberdayaan
masyarakat.

 Bab III Pada Pasal 5 disebutkan bahwa kegiatan pembangunan


Desa meliputi pengadaan, pembangunan, pengembangan dan
pemeliharaan sarana prasarana pelayanan sosial dasar untuk
pemenuhan kebutuhan kesehatan masyarakat dan pendidikan.

 Bab III Pasal 7 Kegiatan bidang pemberdayaan masyarakat


meliputi dukungan pengelolaan kegiatan pelayanan sosial
dasar di bidang pendidikan, kesehatan, pemberdayaan
perempuan dan anak.

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting 13


Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting 14
MENU PRIORITAS
PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2018
TERKAIT KESEHATAN
Permendesa, PDTT No. 19 Tahun 2017

1. Air bersih berskala Desa


2. Sanitasi lingkungan
3. Bantuan insentif Kades Kesehatan/UKBM
4. Pelatihan (peningkatan pengetahuan dan ketrampilan) Kader
Kesehatan Masyarakat
5. Transport Kader Kesehatan
6. Perawatan dan/atau pendampingan Ibu Hamil, Ibu Nifas dan Ibu
Menyusui
7. Pemantauan pertumbuhan dan penyediaan makanan
tambahan/sehat untuk peningkatan gizi bayi, balita dan anak
sekolah
8. Pengadaan, pembangunan, pengembangan, pemeliharaan,
pengelolaan dan pembinaan UKBM (Poskesdes/Polindes,
Posbindu, Posyandu dan Pos Kesehatan lainnya)
9. Penyelenggaraan dan pemberdayaan masyarakat dalam
promosi kesehatan dan gerakan masyarakat hidup sehat
10. Kampanye dan promosi hidup sehat (peningkatan PHBS) guna
mencegah penyakit menular HIV/AIDS, tuberkolosis, hipertensi,
diabetes melitus dan gangguan kejiwaan

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting 15


Contoh menu kegiatan terkait bidang kesehatan
1. Air bersih Berskala Desa
a. Air bersih
b. Fasilitasi pelaksanaan rencana pengamanan air minum (RPAM)
c. Penyediaan sarana teknologi tepat guna (TTG) untuk air bersih

2. Sanitasi Lingkungan
a. Sanitasi yang layak kesehatan
b. Pembangunan sarana MCK (Mandi, Cuci, Kakus), sarana cuci tangan
c. Pengelolaan sampah dan limbah rumah tangga berbasis masyarakat
d. Sanitasi berbasis masyarakat (misal sanitasi pasar Desa, menghilangan
genangan air, dll)
e. Penyediaan sarana teknologi tepat guna (TTG) untuk sanitasi misal septik
tank terapung – perumahan ditepi sungai)

3. Bantuan insentif Kader Kesehatan/UKBM


a. Honor/insentif Kader Desa
b. Honor Kader Kesehatan
c. Pendampingan Kader Kesehatan kepada perempuan untuk mendapatkan
layanan kesehatan
d. Honor instrukrut dalam kelas ibu hamil

4. Pelatihan (peningkatan kapasitas) Kader Kesehatan


a. Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan kader kesehatan masyarakat
b. Orientasi kader kesehatan yang diselenggarakan Desa

5. Transport Kader Kesehatan Masyarakat


a. Transport kader dalam pelaksanaan Usaha Kesehatan Berbasis
Masyarakat
b. Transpor petugs/kader ke Posyandu/Pos Lansia
c. Transport kader pendampingan pelaksanaan kunjungan ke rumah
d. Transport pendampingan masyarakat yang ditemukan berisiko dan
berpenyakit Tidak Menular (PTM)
e. Transport Pendampingan pendataan sasaran dan sweeping imunisasi

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting 16


6. Perawatan dan/atau pendampingan Ibu Hamil, Nifas dan Ibu
menyusui
a. Pendampingan ibu hamil, nifas, dan ibu menyusui oleh Kader
b. Pendampingan pendataan Ibu hamil dan balita oleh kader
c. Pelaksanaan pendampingan program perencanaan, persalinan dan
pencegahan komplikasi oleh Kader

7. Pemantauan pertumbuhan dan penyediaan makanan tambahan


untuk peningkatan gizi bayi, balita dan anak sekolah
a. Pemantauan pertumbuhan balita oleh Kader dan penyediaan PMT bagi
bayi, balita dan anak usia sekolah
b. Kunjungan rumah oleh Kader untuk pemantauan pertumbuhan balita

8. Pengadaan, Pembangunan, Pengembangan, Pemeliharaan,


pengelolaan, dan pembinaan UKBM (Poskesdes, Polindes,
Posbindu, Posyandu dan Pos Kesehatan Lainnya)
a. Pengembangan pengelolaan dan pembinaan UKBM
b. Penyediaan sarana prasarana
c. Pengembangan Media KIE
d. Operasional UKBM
e. Pengadaan posbindu kit bagi masyarakat Desa
f. Pengadaan PMT bagi ibu hamil, bayi, balita dan lansia di Posyandu
g. Pengembangan kegiatan promotif dan preventif di Posyandu

9. Penyelenggaraan dan Pemberdaaan Masyarakat dalam Promosi


Kesehatan dan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)
a. Penyelenggaraan dan pemberdayaan masyarakat dalam promosi
kesehatan
b. Penyediaan sarana prasarana olahraga
c. Pertemuan kader kesehatan
d. Penyuluhan kesehatan yang diselenggarakan oleh Desa
e. Menjadikan rumah ibadah sebagai Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
f. Edukasi kesehatan terkait dengan pencegahan dan deteksi dini
g. Gerakan makan sayur, buah-buahan dan ikan
h. Gerakan olahraga bersama
i. Pemanfaatan lahan tidur untuk tanaman obat keluarga (TOGA)
j. Taman stimulasi anak dan lansia
k. Lapangan olahraga

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting 17


10. Kampanye dan Promosi Hidup Sehat (Peningkatan PHBS) guna
mencegah Penyakit Menular Seksual HIV/AIDS, Tuberkulosis,
Diabetes Mellitus dan Gangguan Jiwa
a. Peningkatan PHBS
b. Pemantauan kepatuhan minum obat (Tablet tambah darah, obat
tuberkolosis, obat HIV, obat malaria dll) oleh Kader
c. Promosi/penyuluhan melalui penyediaan media Komunikasi, informasi
dan edukasi
d. Aktifitas kreatif yang sehat bagi remaja, pemuda dan kelompok seksual
aktif

Guna mendorong kegiatan penanganan stunting dalam prioritas


perencanaan pembangunan desa, masyarakat desa harus:

1. Memetakan realitas permasalahan dan potensi penanganan


stunting di desa
2. Meningkatkan wawasan keragaman jenis kegiatan
penanganan stunting yang efektif, inovatif, produktif, dan
berkelanjutan
3. Proaktif dan terlibat dalam tahapan perencanaan
pembangunan desa, memperkuat koordinasi, dan
membangun peluang advokasi
4. Mendorong komitmen desa dan penyedia layanan untuk
pemenuhan standar pelayanan sosial dasar yang berkualitas
di desa.

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting 18


Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting 19
Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting 20
Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting 21
Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting 22
Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting 23
BAGIAN 3

BELAJAR DARI GENERASI SEHAT DAN CERDAS


Memuat tentang pembelajaran atas pelaksanaan program Generasi Sehat
dan Cerdas sebagai program Pemerintah dalam Lingkup Ditjen PPMD
Kemendesa, PDTT dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat
melalui pengintegrasian perencanaan bidang kesehatan dan pendidikan

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting 24


SELAYANG PANDANG GENERASI SEHAT DAN CERDAS

Generasi Sehat dan Cerdas (GSC) merupakan bagian dari upaya


pemerintah dalam penanggulangan kemiskinan melalui peningkatan
kualitas layanan sosial dasar khususnya bidang pendidikan dasar dan
kesehatan ibu dan anak dengan pendekatan pemberdayaan
masyarakat Desa. Dalam penyelenggaraannya GSC mengedepankan
pendekatan pembangunan berbasis hak dan tetap konsisten dalam
implementasi UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa khususnya dalam
mengedepankan desa sebagai sebuah entitas yang memiliki
kewenangan berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal
berskala desa.

Proses pemberdayaan masyarakat yang dilakukan adalah dengan


menumbuh-kembangkan kesadaran kritis masyarakat terhadap upaya
mengembangkan kemandiriaan dan kesejahteraan masyarakat dengan
meningkatkan pengetahuan, sikap, ketrampilan, perilaku, kemampuan,
kesadaran serta memanfaatkan sumberdaya guna peningkatan kualitas
layanan sosial dasar serta penguatan peran pemerintah daerah dalam
mengapresiasi dan mendukung kemandirian masyarakatnya.

GSC hadir di 11 Provinsi, 66 Kabupaten, 499 Kecamatan, dan 5.789


Desa. Provinsi yang tercakup dalam GSC diantaranya Jawa Barat,
Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi
Barat, Gorontalo, Sulawesi Utara, Maluku, Sumatera Selatan,
Kalimantan Barat DAN Kalimantan Tengah.

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting 25


Progam Generasi Sehat dan Cerdas (GSC) dalam pelaksanaan
kegiatannya melakukan penguatan melalui pemberdayakan
masyarakat pada kecamatan dan perdesaan dengan maksud untuk
meningkatkan jumlah pemanfaat layanan pada bidang kesehatan
dan pendidikan. Berawal dari mendukung pencapaian tiga dari
tujuan Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals)
Indonesia yang kinerjanya masih tertinggal, GSC dalam
pelaksanaannya mendorong pencapaian layanan dan kualiatas
kesehatan dan pendidikan dasar umum di desa, Pengurangan angka
kematian ibu dan anak beserta peningkatan kesehatannya. Dalam
konteks ini, kinerja masing-masing kecamatan diukur berdasarkan
pencapaian indikator-indikator kesehatan dan pendidikan tertentu, yang
didefinisikan sebagai berikut:

Menekankan pada keterlibatan masyarakat, peningkatan


kapasitas kelembagaan dan kapabilitas masyarakat serta
kemampuan pemerintah daerah untuk memfasilitasi masyarakat
dalam proses pembangunan;

Menerapkan strategi fasilitasi pelaksanaan Desa Membangun


secara partisipatif yang mengedepankan dasar-dasar
pemberdayaan masyarakat (dari, oleh dan untuk masyarakat);

Mengintegrasikan rencana Desa Membangun GSC ke dalam


sistem perencanaan desa melalui RPJM Desa, RKP Desa dan
APB Desa;

Menekankan pengutamaan sasaran pada tumbuh kembang


dalam upaya menekan angka stunting dengan jalan pemenuhan
gizi 1000 Hari Pertama Kehidupan (masa kehamilan sampai
anak berusia 2 tahun), serta Pendidikan Dasar bagi ABK (Anak
Berkebutuhan Khusus).

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting 26


Perkembangan Lokasi Generasi Sehat Dan Cerdas
dari Tahun 2007 sampai dengan Tahun 2017

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting 27


Indikator Keberhasilan Desa Generasi Sehat dan Cerdas
Terdapat 12 Indikator Keberhasilan GSC, terdiri dari 10 Indikator
Keberhasilan Desa Bidang Kesehatan dan 2 Indikator Keberhasilan Desa
Bidang Pendidikan

Indikator Keberhasilan Bidang Kesehatan


Indikator Ibu Hamil :
1. Setiap Ibu hamil diperiksa oleh bidan, minimal 4 kali
pemeriksaan selama masa kehamilan sesuai tri-semester;

2. Setiap ibu hamil mendapatkan minimal 90 butir pil Fe


(penambah darah) selama masa kehamilan;

3. Setiap proses kelahiran ditangani oleh tenaga bidan atau


dokter;

4. Setiap ibu yang melahirkan (termasuk bayinya)


mendapatkan perawatan nifas dari bidan atau dokter,
minimal 3 kali perawatan dalam waktu 42 hari setelah
proses persalinan.

Indikator Bayi – Balita


5. Setiap bayi usia 12 bulan ke bawah mendapatkan
imunisasi standar secara lengkap

6. Setiap bayi usia 12 bulan ke bawah, berat badannya


ditimbang dan selalu naik pada setiap bulannya mengikuti
grafik pertumbuhan

7. Setiap anak usia 6 bulan sampai 59 bulan wajib


mendapatkan vitamin A, 2 kali dalam setahun

8. Setiap anak balita (dibawah lima tahun) ditimbang


sebulan sekali secara rutin.

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting 28


Indikator Konseling & Pemenuhan Gizi
9. Setiap Ibu hamil dan/atau pasangannya mengikuti
kegiatan konseling gizi minimal satu bulan sekali;

10. Setiap orang tua/pengasuh yang memiliki bayi usia 0-2


tahun mengikuti kegiatan konseling gizi minimal satu
bulan sekali.

Indikator Keberhasilan Bidang Pendidikan


11. Setiap anak usia SD/MI dan SMP/MTS yang putus
sekolah kembali bersekolah, termasuk anak yang
berkebutuhan khusus;

12. Setiap anak lulus SD/MI termasuk yang berkebutuhan


khusus menlanjutkan sekolah ke tingkat SMP/MTS.

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting 29


Indikator Capaian Keberhasilan Desa dalam melaksanakan
GSC Bidang Kesehatan Tahun 2017

Indikator Kesehatan

Indikator Ibu Hamil Indikator Anak balita Indikator Konseling


(Kesehatan) (Kesehatan) Gizi
1. Periksa kehamilan 4 kali 5. Berikan imunisasi 9. Setiap ibu hamil
standar secara lengkap dan/atau pasangannya
2. Minum 90 Pil Fe (Zat mengikuti kegiatan
Besi) selama kehamilan 6. Berat badan bayi harus konseling perawatan
naik kehamilan dan gizi
3. Melahirkan dibantu minimal satu bulan
bidan atau dokter 7. Timbang anak balita
sekali.
secara rutin
4. Perawatan nifas dibantu 10. Setiap orang
bidan atau dokter 8. Vitamin A 2 (dua) kali tua/pengasuh yang
setahun memiliki bayi usia 0-2
tahun mengikuti
kegiatan pengasuhan
balita dan pemenuhan
gizi minimal satu bulan
sekali.

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting 30


Indikator Capaian Keberhasilan Desa dalam melaksanakan
GSC Bidang Pendidikan Tahun 2017

Indikator Pendidikan
11. Setiap anak usia SD/MI dan SMP/MTS yang putus sekolah kembali bersekolah,
termasuk anak berkebutuhan khusus (ABK)

12. Setiap anak lusus SD/MI termasuk anak berkebutuhan khusus (ABK) melanjutkan
sekolah ke tingkat SMP/MTS

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting 31


Kegiatan GSC Untuk Mendukung Gerakan Perbaikan Gizi
(1000 Hari Pertama Kehidupan)

Intervensi Gizi Spesifik GSC

 Memastikan terjadinya layanan dasar kepada seluruh sasaran yang


meliputi: imunisasi, PMT ibu hamil KEK dan balita BGM, IMD,
pemberian Vitamin A, Monitoring pertumbuhan balita
 Memastikan terlaksananya konseling gizi dalam kelas Ibu Hamil dan
Orang tua yang memiliki bayi 0-23 bln.
 Sasaran: Khusus kelompok 1.000 HPK (Ibu Hamil, Ibu Menyusui, dan
Anak usia 0-23 bulan).

Intervensi Gizi Sensitif GSC

 Mendorong kepedulian desa dalam menangani masalah kesehatan ibu


dan anak melalui penganggaran APB Desa
 Kegiatannya a.l. Kebun Gizi (bekerjasama dengan Dinas Ketahanan
Pangan dan Peternakan), Penyuluhan kesehatan Ibu dan Anak
(termasuk PHBS), Pelatihan pengelolaan pangan lokal, peningkatan
kapasitas kader posyandu, pelatihan guru PAUD, penyediaan fasilitas
Posyandu dan PAUD,
 Melakukan monitoring bulanan pencapaian layanan dasar kesehatan
ibu dan anak
 Sasaran: Keluarga dan masyarakat

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting 32


Jenis Usulan Kegiatan Kesehatan Masyarakat yang
Terdanai GSC
Indikator
Jenis Kegiatan
Kesehatan
Pelayanan pemeriksaan/perawatan ibu hamil dan
menyusui

Pelayanan persalinan/melahirkan bagi ibu hamil

Transportasi ibu hamil yang mau melahirkan


menuju tempat layanan

Transportasi ibu hamil atau yang punya bayi,


Ibu Hamil balita menuju tempat layanan untuk pemeriksaan

Transportasi bidan khusus untuk pelayanan


persalinan

Pengadaan obat-obatan

Pemberian makanan tambahan ibu hamil


(kekurangan energi kronik, bumil resiko tinggi dan
lain-lain)

Transportasi ibu hamil atau yang punya bayi,


balita menuju tempat layanan untuk pemeriksaan

Pemberian makanan tambahan pemulihan (gizi


buruk/gizi kurang)

Pemeriksaan/perawatan kesehatan bayi dan


Bayi – balita
balita

Transportasi bidan untuk pemeriksaan kesehatan


anak

Pemberian makanan tambahan untuk posyandu


(PMT Penyuluhan)

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting 33


Tenaga penyuluhan/pelatihan kesehatan

Bulanan balita dan ibu hamil/menyusui


(penyuluhan)

Penyuluhan tentang kesehatan


Konseling &
pemenuhan gizi Pelatihan bidang kesehatan

Kegiatan kelas ibu hamil

Kegiatan pengasuhan bersama

Prilaku hidup bersih sehat (PHBS)

Air bersih dan MCK di tempat pelayanan


kesehatan
Dukungan Perlengkapan tempat pelayanan kesehatan
layanan posyandu (alat permainan edukatif)
kesehatan
Insentif kader kesehatan

Perlengkapan tempat pelayanan kesehatan

Indikator
Jenis Kegiatan
Pendidikan
 Air bersih dan MCK  Buku-buku pelajaran

 Prasarana akses ke  Pengadaan


sekolah perpustakaan

Pendidikan Dasar  Meubel sekolah  Guru Honorer

 Tenaga
 Seragam sekolah
pengajar/guru
siswa
lainnya

 Alat tulis menulis  Sewa pemondokan

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting 34


siswa siswa

 Les tambahan
 Beasiswa
pelajaran

 Penyuluhan dan
 Transportasi siswa
pelatihan lainnya

 Penyuluhan tentang  Pelatihan bidang


pendidikan pendidikan

Pemanfaatan Anggaran GSC Bidang Kesehatan


Tahun Anggaran 2014-2017
Jumlah Jumlah Persen
Jenis Keg. Persen(%)
Keg. Anggaran (Rp) (%)

Pemberian
Makanan 45.669 32,5% 374.439.942.929 42,2%
Tambahan

Penyuluhan dan
33.797 24,0% 214.394.431.046 24,1%
Pelatihan

Bantuan
Keuangan
33.480 23,8% 150.984.004.605 17,0%
(Pelayanan dan
Pemeriksaan)

Insentif Tenaga
8.907 6,3% 63.327.272.099 7,1%
Kesehatan

Sarana &
18.011 12,8% 78.195.655.014 8,8%
Perlengkapan

Prasarana 668 0,5% 6.959.418.390 0,8%

Jumlah 140.532 100% 888.300.724.083 100%

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting 35


Penerima Manfaat Kegiatan GSC
Tahun Anggaran 2014-2017 di 5.789 Desa

1.942.000 2.327.718 8.704.372 2.668.698

(10.3%) (12.3%) (46,0%) (14,1%)

PROGRAM
GSC
memberikan
dampak
terhadap
18.940.132
Orang dalam
perolehan
layanan
1.245.538 Tenaga Kesehatan, Tenaga dasar
Pendidik, Kader Posyandu, (Kesehatan
(6.6%) dan lain-lain dan
Pendidikan)
2.051.806 (10,8%)

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting 36


Peran GSC Dalam Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak
Desa Kecamatan Kabupaten

 Memperkuat data  Koordinasi lintas  Advokasi


permasalahan sektor dalam kebijakan
kesehatan ibu dan proses pemerintah
anak dan layanan perencanaan dan daerah dalam
PAUD di tingkat desa pelaksanaan mendorong
kegiatan penggunaan
kesehatan & APBDes untuk
Pendidikan kegiatan
kesehatan ibu
anak dan PAUD
(PerBup, PerDa)

 Fasilitasi diagnosa  Pelatihan  Fasilitasi


masalah kesehatan ibu pengarus- rencana aksi
anak melalui utamaan kegiatan daerah pangan
optimalisasi peta pelayanan sosial & gizi dalam
sosial dasar terutama peningkatan
bidang kesehatan kegiatan
ibu anak kepada layanan sosial
aparat desa dan dasar termasuk
masyarakat kesehatan ibu
anak & PAUD

 Meningkatkan
komitmen aparat desa
dalam menangani
masalah kesehatan ibu
anak PAUD (Perdes)

 Mendorong
pemanfaatan APBDes
untuk kegiatan
kesehatan ibu anak &
PAUD

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting 37


Kolaborasi Konvergensi GSC dengan Program lain di
Tingkat Implementasi

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting 38


Rencana Tindaklanjut Upaya Penurunan Stunting di Desa melalui
Generasi Sehat Cerdas Tahun 2018

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting 39


BAGIAN 4
Upaya Desa Dalam
Penanganan Stunting
(Pemanfaatan Dana Desa)

Memuat tentang beragam upaya desa dalam menekan stunting sebagai


wujud pembelajaran terbaik dari GSC melalui pendanaan kegiatan
kesehatan dan pendidikan melalui Dana Desa

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting 40


Pemanfaatan Dana Desa di Provinsi Jawa Barat

DESA MARGAMUKTI KECAMATAN SUMEDANG UTARA


PENGURANGAN GIZI BURUK / KURANG DAN PENINGKATAN LAYANAN
KESEHATAN

Terdapat 2 bayi Terdapat 1 balita


BBLR BGM DATA BBLR
/ BGM
2016 2017

140.044 384.5 333.486


CONTOH KEGIATAN Juta Juta Juta
2015 2016 2017

Pertunbuhan / Rehabilitasi Poskesdes,


Polindes & Posyandu
Konseking dan penyediaan makanan
sehat untuk peningkatan gizi balita
Perawatan kesehatan untuk ibu
hamil dan menyusui
Pembangunan sanitasi dan air
bersih
Pembangunan MCK DANA DESA
DAPAT
Pelatihan dan pembinaan kader DIGUNAKAN
kesehatan masyarakat UNTUK
KEGIATAN
Pembangunan PAUD dan PENANGANAN
pembinaan tutor PAUD STUNTING
Pengadaan alat-alat kesehatan MELALUI
MUSYAWARAH
Sosialisasi dan edukasi gerakan DESA
hidup bersih dan sehat

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting 41


DESA CILEMBU, KECAMATAN PAMULIHAN,
KABUPATEN SUMEDANG

KEGIATAN

 PMT Pemulihan Balita Gizi Kurang


 Biaya persalinan
 Transportasi Balita menuju tempat penimbangan
 Penyuluhan Kelas Ibu Hamil
 PMT dan Vitamin IH yang KEK
 Penyuluhan Ibu – Balita
 Penyuluhan Kelas Tumbuh Kembang
 Pembangunan Polindes

DANA DESA DAPAT DIGUNAKAN UNTUK KEGIATAN


PENANGANAN STUNTING SESUAI MUSYAWARAH DESA

TA. 2008 Rp. 60.470.840 TA. 2013 Rp. 149.672.000

TA. 2009 Rp. 54.666.000 TA. 2014 Rp. 67.272.300

TA. 2010 Rp. 54.281.000 TA. 2015 Rp. 70.433.000 – Rp. 13.850.000

TA. 2011 Rp. ? TA. 2016 Rp. 15.951.000 – Rp. 31.500.000

TA. 2012 Rp. 42.235.000 TA. 2017 Rp. 197.058.000

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting 42


DESA SUKAHAYU, KECAMATAN RANCAKALONG,
KABUPATEN SUMEDANG

Rehabilitasi Poskesdes 34.356.000

DO 2015
Pembinaan Kader PKK 8.023.620
PMT Balita 11,245.000
Jumlah 33.625.420
Pembinaan Kader PKK 28.226.000

DO 2016
Pembinaan Kader Posyandu 8.075.000
Pembinaan Kader Desa Siaga 7.875.500
Pembinaan Kader Kesehatan 10.880.000
Jumlah 53.056.500
Pembangunan TPT Poskesdes 19.564.800
Pengelolaan Sampah 5.262.000 DO 2017
Pelatihan Kader Posyandu 7.516.000
Jumlah 32.342.800

Kegiatan GSC
1. Pembangunan / Rehabilitasi Posyandu TA. 2007 Rp. 49.420.200
2. Pembangunan / Rehabiltasu Poskesdes
3. Biaya Persalinan TA. 2008 Rp. 139.492.000
4. PMT IH KEK TA. 2009 Rp. 53.510.600
5. PMT BGM
6. PMT Penyuluhan Balita TA. 2010 Rp. 68.701.300
7. PMT Pemulihan BGM
TA. 2011 Rp. 19.635.000
8. PMT Bayi
9. PMT BBLP TA. 2012 Rp. 45.268.100
10. Kelas IH
TA. 2013 Rp. 34.805.200
11. Penyuluhan Kesehatan
12. Kelas Ibu Menyusui TA. 2014 Rp. 33.171.000
13. Bantuan Pengobatan BGM
14. Transport Kader TA. 2015 Rp. 59.828.800
15. Pelatihan Kader TA. 2016 Rp. 12.373.900

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting 43


DESA MALAKA, KECAMATAN SITURAJA,
KABUPATEN SUMEDANG

2015
GSC Rp. 22.270.500
DD Rp. 37.421.900

2016
GSC Rp. 8.479.000
DD Rp. 155.099.000

2017
GSC (Non BLM)
DD Rp. 163.633.000

DANA DESA DAPAT DIGUNAKAN UNTUK KEGIATAN PENANGANAN


STUNTING SESUAI MUSYAWARAH DESA

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting 44


DESA MEKARSARI, KECAMATAN SUKASARI,
KABUPATEN SUMEDANG

KEGIATAN GSC

PMT Bayi
Transport Kader PMT Balita
Pelatihan Kader
Penyuluhan Kesehatan
Perlengkapan Posyandu
Pembangunan Posyandu

Penyuluhan Pendidikan
APE Dalam PAUD
APE Luar PAUD

Penyuluhan Kelas IH
Penyuluhan Suami Siaga
PMT Ibu Hamil KEK
Pemeriksaan Laboratorium
Transport Biaya Melahirkan
Biaya Persalinan dan Nifas
Transport Rujukan Resti ke RS
dan Akomodasi Keluarga

KEGIATAN DANA DESA


Fasilitasi Pemeliharaan Tempat Bermain PAUD
Pembangunan dan Pemeliharaan Gedung
Posyandu
Pembangunan dan Pemeliharaan TPT Lokasi
Polindes
Pemeliharaan Drainase
Rehabilitasi TPT di Halaman Polindes
Alat Penunjang Kegiatan Posyandu
Pengadaan APE dan KKA, Bina Keluarga Balita
PMT Bayi Balita
PMT Ibu Hamil
Pelatihan Peningkatan Pelayanan Pendidikan
(Guru PAUD dan MDA)

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting 45


DESA CIMUNGKAL, KECAMATAN WADO,
KABUPATEN SUMEDANG

DD 2015 Rp. 15.332.000


DD Dapat digunakan untuk
penanganan stunting sesuai hasil DD.2016 Rp. 10.000.000
musyawarah
DD 2017 Rp. 100.990.300

CONTOH KEGIATAN GSC TA. 2008 Rp. 76.846.310

Pmt Penulihan Gizi Kurang TA. 2009 Rp. 17.348.000


PMT Ibu Hamil KEK
Penyuluhan Kelas Ibu Hamil TA. 2010 Rp. 39.900.100
Penyuluhan Kelas Ibu Bayi
TA. 2011 Rp. 5.789.430
Bantuan Biaya Persalinan Resti
Penyuluhan Kesehatan Lingkungan TA. 2012 Rp. 28.144.600
Perbaikan WC Posyandu
Transport Persalinan TA. 2013 Rp. 60.198.250
Perbaikan Posyandu, Polindes &
Poskesdes TA. 2014 Rp. 66.699.000
SPAL
TA. 2015 Rp. 52.971.200
Drainase Lingkungan
TA. 2016 Rp. 3.376.000

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting 46


DESA NYALINDUNG, KECAMATAN CIMALAKA,
KABUPATEN SUMEDANG

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting 47


Pemanfaatan Dana Desa di Provinsi Gorontalo

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting 48


Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting 49
Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting 50
Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia dan
Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah
dan desa dalam kerangka negara kesatuan merupakan jabaran dari
Nawa Cita ke–5 dan ke-3.
Namun, upaya menghadirkan generasi emas Indonesia ini dibayangi
kehadiran stunting yang masih mengancam. Stunting merujuk pada kondisi
tinggi anak yang lebih pendek dari tinggi badan seumurannya. Stunting
terjadi lantaran kekurangan gizi dalam waktu lama pada masa
1.000 hari pertama kehidupan (HPK).
Desa diharapkan menjadi ujung tombak dalam upaya
Pemerintah Indonesia menekan angka stunting. Buku Saku Desa dalam
Penanganan Stunting ini diharapkan bisa menjadi panduan bagi warga
Desa dalam ikhtiar menggerus stunting agar tidak menjadi beban
di masa mendatang.

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting 51

Você também pode gostar