Você está na página 1de 9

Aktivitas Antioksidan dan Tabir Surya Ekstrak

Daun Afrika
(Vernonia amygdalina Del.)

NamaKelompok :
Kadek Dwi Trisna Prasanti 161200022
Komang Tri Farmani 161200024
Kadek Octa Mahendra Sukarya 161200038

PROGRAM STUDI FARMASI KLINIS


INSTITUT ILMU KESEHATAN MEDIKA PERSADA
BALI
2018
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN

A. Daun Afrika (Vernonia amygdalina Del.) (Maria, 2018)


Daun afrika (Vernonia amygdalina Delile) berasal dari suku Asteraceae
banyak tumbuh di benua Afrika bagian barat terutama di Nigeria (Ibrahim et al.,
2010) dan Malaysia (Atangwho et al., 2013). Daun Afrika (V. amygdalina)
mengandung flavonoid, tannin, saponin, dan terpenoid (Audu et al., 2012) yang
mampu membunuh parasit penyebab schistosomiasis, malaria leishmaniasis
(Omoregie et al., 2011), antiamoeba, antitumor, antimikroba (Ijeh et al., 2011;
Zenebe et al., 2015; Ibrahim & Muhammad, 2011), antioksidan (Atangwho et al.,
2013; Oriakhi et al., 2013), HIV/ AIDS (Momoh et al., 2012), antidiabetes (Akah
et al., 2004; Akah et al., 2009; Modu et al., 2013). Daun minyak atsiri juga pernah
didapat dari daun ini dan bersifat toksik (Asawalam & Hassanali, 2006).

Penelitian terhadap aktivitas antimikroba ekstrak daun afrika (Afolabi et al.,


2014) yang dilakukan menunjukkan hasil yang positif terhadap bakteri aktivitas
Streptococcus mutans, Staphylococcus aureus dan Lactobacillu acidophilus.
Ekstrak daun afrika memiliki aktivitas antibakteri yang mampu membunuh
bakteri gram posirif dan gram negatif (Erasto, 2008; Bukar et al., 2013),
antihelmintes (Nalule et al., 2013), antipiretik antinosiseptik (Adiukwu et al.,
2013).
Penggunaan ekstrak daun Afrika secara langsung pada kulit tidak praktis, oleh
karena itu perlu dibuat sediaan yang mudah digunakan seperti sediaan topikal
yaitu krim. Berdasarkan latar belakang di atas, maka dibuat formula ekstrak etanol
daun afrika dalam bentuk sediaan krim. Sediaan krim dipilih karena mempunyai
keuntungan yaitu sederhana dalam pembuatan, mudah dalam penggunaan, daya
menyerap yang baik dan memberikan rasa dingin pada kulit (BPOM, 2000).

.
B. Aktivitas Antioksidan dan Tabir Surya Ekstrak Daun Afrika (Febrianty,
2017)
Indonesia merupakan salah satu negara yang dilewati garis khatulistiwa
sehingga Indonesia memiliki iklim tropis, yang artinya orang Indonesia setiap
tahun akan terpapar radiasi sinar matahari lebih banyak dibandingkan di negara-
negara yang tidak dilewati garis khatulistiwa. Bahaya dari radiasi sinar matahari
berhubungan erat dengan radiasi sinar matahari sebagai penyebab yang memicu
adanya radikal bebas dalam tubuh. Oleh karena bahaya dari radiasi sinar matahari
terhadap kulit, maka diperlukan adanya senyawa antioksidan dan tabir surya.
Antioksidan bekerja dengan cara mendonorkan satu elektronnya kepada
senyawa yang bersifat oksidan sehingga aktivitas senyawa oksidan tersebut bias
dihambat. Tabir surya merupakan bahan-bahan kosmetik yang secara fisik atau
kimia dapat menghambat penetrasi sinar UV ke dalam kulit. Ada pula tabir surya
alami di alam, misalnya senyawa fenolik yang terdapat dalam tumbuhan dan
berfungsi melindungi jaringan tanaman terhadap kerusakan akibat radiasi sinar
matahari.

Salah satu tanaman yang sering dimanfaatkan sebagai obat adalah Daun
Afrika (Vernonia amygdalina Del). Di Indonesia secara empiris bagian daun
tanaman ini digunakan sebagai obat antidiabetes, obat antimalaria dan obat
antikanker. Berdasarkan skrining fitokimia yang dilakukan di Uganda diketahui
bahwa Daun Afrika positif mengandung alkaloid, saponin, tannin, seskueterpen
lakton, triterpenoid, asam amino, flavonoid, terpenoid, and kardiotonik. Beberapa
penelitian lainnya juga menunjukkan adanya kandungan senyawa fenolik
termasuk flavanoid yang terdapat dalam Daun Afrika (Vernonia amygdalina
Del.), maka perlu dilakukan pengujian terhadap aktivitas antioksidan dan aktivitas
sebagai tabir surya Daun Afrika.
Daun Afrika diharapkan dapat menghambat peningkatan radikal bebas yang
disebabkan oleh paparan sinar matahari karena Daun Afrika mengandung
senyawa flavanoid yang merupakan senyawa antioksidan dan senyawa
fotoprotektif. Pada penelitian Febrianty (2017) ditunjukkan bahwa ekstrak Daun
Afrika memiliki nilai IC50 sebesar 175, 021 ppm (aktivitas antioksidan) sehingga
tergolong antioksidan jenis sedang yang artinya senyawa antioksidan yang
terkandung dalam daun afrika sudah cukup baik dalam menghambat kerja radikal
bebas dan memiliki aktivitas tabir surya pada konsentrasi 50 ppm-250 ppm sangat
baik digunakan sebagai pencegahan dari pigmentasi kulit dengan profil tabir surya
sunblock dan perlindungan ekstra, namun aktivitasnya sangat rendah dalam
mencegah terjadinya eritema pada kulit dengan nilai % Te (transmisi eritema)
yang berada di atas 18%.
Nilai persentase transmisi eritema (%Te) adalah nilai yang menggambarkan
kemampuan suatu molekul kimia untuk memproteksi kulit dari sinar UV yang
dapat menyebabkan eritema yaitu banyaknya jumlah energi sinar UV yang
diteruskan pada radiasi UV B (292,5-337,5 nm). Eritema adalah kemerah-
merahan pada kulit yaitu proses inflamasi yang terjadi 2-3 jam setelah sengatan
surya, berkembang dalam 10-24 jam akibat dari kerusakan sel yang menyebabkan
terlepasnya zat mirip/histamin, sehingga terjadi pelebaran pembuluh darah dan
eritema. Dari hasil peneliitian yang telah dilakukan menunjukkan ekstrak daun
afrika pada semua seri konsentrasi masih dapat meneruskan sinar UV B secara
total ke kulit sehingga ekstrak pada konsentrasi 50 hingga 250 ppm belum dapat
melindungi kulit dari eritema akibat paparan sinar UV B.
Nilai persentase transmisi pigmentasi (% Tp) adalah nilai yang
menggambarkan kemampuan suatu molekul kimia untuk memproteksi kulit dari
sinar UV yang dapat menyebabkan pigmentasi yaitu banyaknya jumlah energi
sinar UV yang diteruskan pada radiasi UV A (322,5-372,5 nm). Pigmentasi adalah
perubahan warna kulit yang lebih gelap akibat pajanan UV dapat teramati dalam
waktu 24 jam dan puncaknya pada hari ke 8. Pigmentasi tertunda ini akibat
peningkatan produksi pigmen melanin dan menyebabkan peningkatan ketebalan
epidermis. Dari hasil peneliitian yang telah dilakukan menunjukkan ekstrak daun
afrika pada semua seri konsentrasi pada konsentrasi 200-250 ppm dapat
memproteksi secara total paparan sinar UV A sedangkan pada konsentrasi lainnya
masih dapat meneruskan sinar UV A.
C. Cara Pembuatan Krim Tabir Surya Ekstrak Daun Afrika (Maria, 2018)
Mengingat penggunaan ekstrak daun Afrika secara langsung pada kulit tidak
praktis, oleh karena itu perlu dibuat sediaan yang mudah digunakan seperti
sediaan topikal yaitu krim. Berdasarkan latar belakang di atas, maka dibuat
formula ekstrak etanol daun afrika dalam bentuk sediaan krim. Sediaan krim
dipilih karena mempunyai keuntungan yaitu sederhana dalam pembuatan, mudah
dalam penggunaan, daya menyerap yang baik dan memberikan rasa dingin pada
kulit (BPOM, 2000).
a. Pembuatan Simplisia
Tumbuhan daun afrika (V. amygdalina) dibersihkan dari
kotoran yang melekat, dicuci dengan air, dikeringkan dengan cara
dianginanginkan. Daun afrika yang sudah kering diblender hingga menjadi
serbuk. Serbuk yang didapat kemudian disimpan dalam wadah bersih dan
tertutup rapat.
b. Pembuatan Ekstrak Daun Afrika
Daun afrika ditimbang masing-masing sebanyak 1 kg simplisia
sampel dikeringkan dengan cara diangin-anginkan. Kemudian sampel
kering diblender halus. Serbuk kering yang diperoleh diayak dengan mess
60 kemudian ditimbang 50 gram. Hasil ayakan di maserasi dalam wadah
kaca dengan 500 ml etanol 96 % selama 3 x 24 jam pada suhu kamar.
Setelah dimaserasi, filtrat disaring menggunakan kertas saring whatmann
no 1. Hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator dengan suhu 40
ºC sehingga diperoleh ekstrak kental.
c. Pembuatan Formulasi Sediaan Krim Ekstrak Daun Afrika
Bahan-bahan fase minyak (vaselin album dan propil paraben) dan
fase air (ekstrak Daun afrika, gliserin, metil paraben dan aquades)
dipisahkan. Fase minyak dan fase air dipanaskan hingga suhu 70-80 ºC.
Setelah semuanya melebur fase air dimasukan sedikit ke dalam fase
minyak, diaduk perlahan-lahan hingga terbentuk basis krim. Kemudian
diteteskan pengaroma lalu diaduk hingga homogen dan dimasukan dalam
wadah.
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Maria, Nianggolan dkk. 2018. Evaluasi Stabilitas Sediaan Krim Ekstrak Etanol
Daun Afrika (Vernonia amygdalina Delile) dengan Basis Vanishing
Cream (VC). Program Studi Farmasi, Fakultas MIPA, Universitas
Cenderawasih, Jayapura, Papua

Febriyanty, Petrina dkk. 2017. Aktivitas Aantioksidan dan Tabir Surya Ekstrak
Daun Afrika (Vernonia amygdalina Del.) Laboratorium Penelitian dan
Pengembangan FARMAKA TROPIS Fakultas Farmasi Universitas
Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur

Você também pode gostar