Você está na página 1de 35

LAPORAN PENDAHULUAN

PROSES MENUA dan REMATIK (OSTEOARTRITIS)

I. KONSEP TEORI

A. Proses Menua
Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang
diderita (Contantinides, 1994 yang dikutip oleh Wahjudi Nugroho, 2000).
Aging process dalam perjalanan hidup manusia merupakan suatu hal yang wajar akan
dialami semua orang yang dikaruniai umur panjang, hanya lambat cepatnya proses tersebut
bergantung pada masing-masing individu. Secara individu, pada usia di atas 60 tahun tejadi
proses penuaan secara ilmiah. Hal ini akan menimbulkan masalah fisik, mental, sosial, ekonomi
dan psikologis. Dengan bergesernya pola perekonomian dari pertanian ke industri maka pola
penyakit juga bergeser dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular atau akibat
penuaan (degeneratif).
Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh
dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun dari luar tubuh. Walaupun demikian
memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering menghinggapi kaum lansia.

B. Teori – teori proses menua


1. Teori biologi.
a. Teori genetic dan mutasi
Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokima yang diprogram oleh molekul/ DNA
dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi.
b. Pemakaian dan rusak
Kelebihan usaha dapat menimbulkan stress menyebabkan sel-sel tubuh lelah (terpakai).
c. Auto immune theory
Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tertentu sehingga jaringan tubuh
menjadi lemah dan sakit.
d. Teori stress
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh. Regenerasi jaringan
tubuh tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha dan stress
yang menyebabkan sel-sel lelah terpakai.
e. Teori radikal bebas
Tidak stabilnya radikal bebas mengakibatkan oksidasi oksigen bahan organic yang selanjutnya
menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.
f. Teori rantai silang
Sel-sel yang tua reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya jaringan kolagen
yang selanjutnya menyebabkan kurang elastis, kekacauan dan hilangnya fungsi.
g. Teori program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah sel setelah sel-sel
tersebut mati.
2. Teori kejiwaan sosial
a. Aktivitas atau kegiatan (activity theory)
Pada lanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan social
dan mempertahankan hubungan antara system social dan individu agar stabil dari usia
pertengahan hingga usia tua.
b. Kepribadian berlanjut
Merupakan gabungan teori di atas dimana perubahan yang terjadi pada seseroang yang lanjut
usia sangat dipengaruhi oleh tipe kepribadian yang dimilikinya.
c. Teori pembebasan
Putusnya pergaulan atau hubungan dengan masyarakat dan kemunduran individu dengan
individu lainnya. Dengan bertambahnya usia, seorang secara berangsur-angsur mulai
melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya.
Keadaan ini mengakibatkan interaksi social lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun
kuantitas sehingga sering terjadi kehilangan ganda: kehilangan peran, hambatan kontak social,
berkurangnya komitmen.
C. Peran dan hubungan antar manusia bagi usia lanjut
1. Peran dan Hubungan Antar Manusia Yang Normal
Peran dan hubungan menggambarkan tanggung jawab individu dalam keluarga, pekerjaan dan
keadaan social. Secara alamiah peran itu sesuai dengan budaya namun ada perbedaan dari setiap
individu. Orang cenderung memperlihatkan identitas dan menggambarkan kemampuan dalam
berperan. Setiap orang mempunyai perannya masing-masing misalnya; sebagai seorang laki-laki,
wanita, suami, istri, orang dewasa, remaja, orang tua, anak, saudara, pelajar, guru, dokter,
perawat dan lain-lain. Peran dilakukan orang selama hidupnya dan ia sering berusaha sesuai
dengan peran yang dimiliki.
Peran memberikan nilai dan status social bagi seseorang. Setiap kelompok social
mempelajari status, perilaku, symbol, dan hubungan yang dapat diterima oleh setiap peran.
Perilaku, symbol dan pola hubungan setiap orang berbeda tergantung nilai dan norma social di
mana individu itu berada.
2. Peran, Hubungan dan Usia
Perubahan peran dan hubungan disesuaikan dengan perkembangan usia baik laki-laki
maupun perempuan. Perubahan itu meliputi pengunduran diri, merasa kehilangan misalnya
perubahan posisi dalam rumah atau kehilangan orang penting lainnya seperti suami atau istri
yang meninggal. Semuanya ini dapat menimbulkan potensial trauma bagi lanjut usia. Dalam
kehidupan nyata banyak orang tua marah atau merasa tersinggung karena kekuatan social mereka
diberhentikan (pensiun)
Menurut American Society menggambarkan bahwa peran orang tua sudah tidak berdaya,
lemah atau lekas marah dan tidak bermanfaat (sia – sia). Beberapa orang tua menerima peran ini
dan melakukan sebagai tindakan. Namun banyak orang yang tidak puas menerima stereotype ini
dan secara kontinyu mengembangkan peran dan hubungan sampai usia 80 – 90 tahun.
3. Pengkajian Peran dan Hubungan Antar Manusia
a. Kaji status perkawinan individu (single, kawin, janda, cerai).
b. Kaji respon kehilangan individu seperti suami, istri atau orang penting lainnya
c. Apakah individu hidup sendiri atau dengan orang lain
d. Jika individu tersebut hidup dengan orang lain, siapakah mereka dan apa cara mereka
berhubungan? Apakah masih mempunyai struktur keluarga?
e. Bagaimana seseorang menggambarkan hubungan dalam keluarga
f. Kaji hubungan klien dengan teman karib.
g. Kaji hubungan kerja
h. Kaji perasaan klein yang sudah pensiun
i. Kaji apakah klien merasa bagian dari masyarakat atau lingkungan
4. Proses Keperawatan
Ada beberapa masalah yang muncul antara lain :
a. Disfungsi berkabung
b. Perubahan proses keluarga
c. Isolasi social/gangguan interaksi social
d. Gangguan komunikasi verbal.
ASUHAN KEPERAWATAN
REMATIK (OSTEOARTRITIS) PADA LANSIA

A. Pengertian
Reumatoid arthritis adalah gangguan autoimun kronik yang menyebabkan proses inflamasi
pada sendi (Lemone & Burke, 2001 : 1248). Reumatik dapat terjadi pada semua jenjang umur dari
kanak-kanak sampai usia lanjut. Namun resiko akan meningkat dengan meningkatnya umur (Felson
dalam Budi Darmojo, 1999).
Rematoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik yang manifestasi
utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi penyakit ini juga melibatkan seluruh organ
tubuh (Hidayat, 2006).
Osteoartritis atau rematik adalah penyakit sendi degeneratif dimana terjadi kerusakan tulang
rawan sendi yang berkembang lambat dan berhubungan dnegan usia lanjut, terutama pada sendi-
sendi tangan dan sendi besar yang menanggung beban
Secara klinis osteoartritis ditandai dengan nyeri, deformitas, pembesaran sendi dan
hambatangerak pada sendi-sendi tangan dan sendi besar. Seringkali berhubungan dengan trauma
maupun mikrotrauma yang berulang-ulang, obesitas, stress oleh beban tubuh dan penyakit-penyakit
sendi lainnya.

B. Penyebab (etiologi)
Etiologi penyakit ini tidak diketahui secara pasti. Namun ada beberapa faktor resiko yang
diketahui berhubungan dengan penyakit ini, antara lain;
1. Usia lebih dari 40 tahun
Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor penuaan adalah yang terkuat.
Akan tetapi perlu diingat bahwa osteoartritis bukan akibat penuaan saja. Perubahan tulang rawan
sendi pada penuaan berbeda dengan eprubahan pada osteoartritis.
2. Jenis kelamin wanita lebih sering
Wanita lebih sering terkena osteosrtritis lutut dan sendi. Sedangkan laki-laki lebih sering terkena
osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara keseluruhan, dibawah 45 tahun,
frekuensi psteoartritis kurang lebih sama antara pada laki-laki dan wanita, tetapi diats usia 50
tahunh (setelah menopause) frekuensi osteoartritis lebih banyak pada wanita daripada pria. Hal
ini menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis osteoartritis.
3. Suku bangsa
Nampak perbedaan prevalensi osteoartritis pada masingn-masing suku bangsa. Hal ini mungkin
berkaitan dnegan perbedaan pola hidup maupun perbedaan pada frekuensi kelainan kongenital
dan pertumbuhan tulang.
4. Genetik
5. Kegemukan dan penyakit metabolik
Berat badan yang berlebih, nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk timbulnya
osteoartritis, baik pada wanita maupun pria. Kegemukan ternyata tidak hanya berkaitan dengan
oateoartritis pada sendi yang menanggung beban berlebihan, tapi juga dnegan osteoartritis sendi
lain (tangan atau sternoklavikula). Olehkarena itu disamping faktor mekanis yang berperan
(karena meningkatnya beban mekanis), diduga terdapat faktor lain (metabolit) yang berpperan
pada timbulnya kaitan tersebut.
6. Cedera sendi, pekerjaan dan olahraga
Pekerjaan berat maupun dengan pemakaian satu sendi yang terus menerus berkaitan dengan
peningkatan resiko osteoartritis tertentu. Olahraga yang sering menimbulkan cedera sendi yang
berkaitan dengan resiko osteoartritis yang lebih tinggi.
7. Kelainan pertumbuhan
Kelainan kongenital dan pertumbuhan paha telah dikaitkan dengan timbulnya oateoartritis paha
pada usia muda.
8. Kepadatan tulang
Tingginya kepadatan tulang dikatakan dapat meningkatkan resiko timbulnya osteoartritis. Hal
ini mungkin timbul karena tulang yang lebih padat (keras) tidak membantu mengurangi benturan
beban yang diterima oleh tulang rawan sendi. Akibatnya tulang rawan sendi menjadi lebih
mudah robek.
C. Jenis Reumatik
Menurut Adelia, (2011) ada beberapa jenis reumatik yaitu:
a. Reumatik Sendi ( Artikuler )
Reumatik yang menyerang sendi dikenal dengan nama reumatik sendi (reumatik artikuler).
Penyakit ini ada beberapa macam yang paling sering ditemukan yaitu:
1) Artritis Reumatoid
Merupakan penyakit autoimun dengan proses peradangan menahun yang tersebar diseluruh
tubuh, mencakup keterlibatan sendi dan berbagai organ di luar persendian.Peradangan
kronis dipersendian menyebabkan kerusakan struktur sendi yang terkena.Peradangan sendi
biasanya mengenai beberapa persendian sekaligus. Peradangan terjadi akibat proses
sinovitis (radang selaput sendi) serta pembentukan pannus yang mengakibatkan kerusakan
pada rawan sendi dan tulang di sekitarnya, terutama di persendian tangan dan kaki yang
sifatnya simetris (terjadi pada kedua sisi). Penyebab Artritis Rematoid belum diketahui
dengan pasti. Ada yang mengatakan karena mikoplasma, virus, dan sebagainya. Namun
semuanya belum terbukti. Berbagai faktor termasuk kecenderungan genetik, bisa
mempengaruhi reaksi autoimun. Bahkan beberapa kasus Artritis Rematoid telah ditemukan
berhubungan dengan keadaan stres yang berat, seperti tiba-tiba kehilangan suami atau istri,
kehilangan satu¬-satunya anak yang disayangi, hancurnya perusahaan yang dimiliknya dan
sebagainya. Peradangan kronis membran sinovial mengalami pembesaran (Hipertrofi) dan
menebal sehingga terjadi hambatan aliran darah yang menyebabkan kematian (nekrosis) sel
dan respon peradanganpun berlanjut. Sinovial yang menebal kemudian dilapisi oleh
jaringan granular yang disebut panus. Panus dapat menyebar keseluruh sendi sehingga
semakin merangsang peradangan dan pembentukan jaringan parut. Proses ini secara
perlahan akan merusak sendi dan menimbulkan nyeri hebat serta deformitas (kelainan
bentuk).
2) Osteoatritis
Adalah sekelompok penyakit yang tumpang tindih dengan penyebab yang belum
diketahui, namun mengakibatkan kelainan biologis, morfologis, dan keluaran klinis yang
sama.Proses penyakitnya berawal dari masalah rawan sendi (kartilago), dan akhirnya
mengenai seluruh persendian termasuk tulang subkondrial, ligamentum, kapsul dan
jaringan sinovial, serta jaringan ikat sekitar persendian (periartikular). Pada stadium lanjut,
rawan sendi mengalami kerusakan yang ditandai dengan adanya fibrilasi, fisur, dan ulserasi
yang dalam pada permukaan sendi. Etiologi penyakit ini tidak diketahui dengan pasti. Ada
beberapa faktor risiko yang diketahui berhubungan dengan penyakit ini, yaitu : Usia lebih
dari 40 tahun, Jenis kelamin wanita lebih sering, Suku bangsa, genetik, kegemukan dan
penyakit metabolik, cedera sendi, pekerjaan, dan olah raga, kelainan pertumbuhan,
kepadatan tulang, dan lain-lain.
3) Atritis Gout
Penyakit ini berhubungan dengan tingginya asam urat darah (hiperurisemia) .
Reumatik gout merupakan jenis penyakit yang pengobatannya mudah dan efektif. Namun
bila diabaikan, gout juga dapat menyebabkan kerusakan sendi. Penyakit ini timbul akibat
kristal monosodium urat di persendian meningkat. Timbunan kristal ini menimbulkan
peradangan jaringan yang memicu timbulnya reumatik gout akut. Pada penyakit gout primer,
99% penyebabnya belum diketahui (idiopatik). Diduga berkaitan dengan kombinasi faktor
genetic dan faktor hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat
mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat atau bisa juga diakibatkan karena
berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh. Penyakit gout sekunder disebabkan antara
lain karena meningkatnya produksi asam urat karena nutrisi, yaitu mengkonsumsi makanan
dengan kadar purin yang tinggi. Purin adalah salah satu senyawa basa organic yang
menyusun asam nukleat (asam inti dari sel) dan termasuk dalam kelompok asam amino,
unsur pembentuk protein. Produksi asam urat meningkat juga bisa karena penyakit darah
(penyakit sumsum tulang, polisitemia), obat-obatan (alkohol, obatobat kanker, vitamin B12).
Penyebab lainnya adalah obesitas (kegemukan), penyakit kulit (psoriasis), kadar trigliserida
yang tinggi. Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol dengan baik biasanya terdapat
kadar benda-benda keton (hasil buangan metabolisme lemak) yang meninggi. Benda-benda
keton yang meninggi akan menyebabkan asam urat juga ikut meninggi.
b. Reumatik Jaringan Lunak (Non-Artikuler)
Merupakan golongan penyakit reumatik yang mengenai jaringan lunak di luar sendi (soft
tissue rheumatism) sehingga disebut juga reumatik luar sendi (ekstra artikuler rheumatism). Jenis
– jenis reumatik yang sering ditemukan yaitu:
1) Fibrosis
Merupakan peradangan di jaringan ikat terutama di batang tubuh dan anggota gerak. Fibrosis
lebih sering ditemukan oleh perempuan usia lanjut, penyebabnya adalah faktor kejiwaan.
2) Tendonitis dan tenosivitis
Tendonitis adalah peradangan pada tendon yang menimbulkan nyeri lokal di tempat
perlekatannya. Tenosivitis adalah peradangan pada sarung pembungkus tendon.
3) Entesopati
Adalah tempat di mana tendon dan ligamen melekat pada tulang. Entesis ini dapat mengalami
peradangan yang disebut entesopati. Kejadian ini bisa timbul akibat menggunakan lengannya
secara berlebihan, degenerasi, atau radang sendi.
4) Bursitis
Adalah peradangan bursa yang terjadi di tempat perlekatan tendon atau otot ke tulang.
Peradangan bursa juga bisa disebabkan oleh reumatik gout dan pseudogout.
5) Back Pain
Penyebabnya belum diketahui, tetapi berhubungan dengan proses degenerarif diskus
intervertebralis, bertambahnya usia dan pekerjaan fisik yang berat, atau sikap postur tubuh
yang salah sewaktu berjalan, berdiri maupun duduk. Penyebab lainnya bisa akibat proses
peradangan sendi, tumor, kelainan metabolik dan fraktur.
6) Nyeri pinggang
Kelainan ini merupakan keluhan umum karena semua orang pernah mengalaminya. Nyeri
terdapat kedaerah pinggang kebawah (lumbosakral dan sakroiliaka) Yng dapat menjalar ke
tungkai dan kaki.
7) Frozen shoulder syndrome
Ditandai dengan nyeri dan ngilu pada daerah persendian di pangkal lengan atas yang bisa
menjalar ke lengan atas bagian depan, lengan bawah dan belikat, terutama bila lengan
diangkat keatas atau digerakkan kesamping. Akibat pergerakan sendi bahu menjadi terbatas.
D. Manifestasi klinik
Gejala utama dari osteoartritis adalah adanya nyeri pada sendi yang terkena, etrutama waktu
bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-lahan. Mula-mula terasa kaku, kemudian timbul rasa
nyeri yang berkurang dnegan istirahat. Terdapat hambatan pada pergerakan sendi, kaku pagi,
krepitasi, pembesaran sendi dn perubahan gaya jalan. Lebih lanjut lagi terdapat pembesaran sendi
dan krepitasi.
Tanda-tanda peradangan pada sendi tidak emnonjol dan timbul belakangan, mungkin
dijumpai karena adanya sinovitis, terdiri dari nyeri tekan, gangguan gerak, rasa hangat yang merata
dan warna kemerahan, antara lain;
1. Nyeri sendi
Keluhan ini merupakan keluhan utama. Nyeri biasanya bertambah dengan gerakan dan sedikit
berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu kadang-kadang menimbulkan rasa nyeri
yang lebih dibandingkan gerakan yang lain.
2. Hambatan gerakan sendi
Gangguan ini biasanya semakin bertambah berat dengan pelan-pelan sejalan dengan
bertambahnya rasa nyeri.
3. Kaku pagi
Pada beberapa pasien, nyeri sendi yang timbul setelah immobilisasi, seperti duduk dari kursi,
atau setelah bangun dari tidur.
4. Krepitasi
Rasa gemeretak (kadqang-kadang dapat terdengar) pada sendi yang sakit.
5. Pembesaran sendi (deformitas)
Pasien mungkin menunjukkan bahwa salah satu sendinya (lutut atau tangan yang paling sering)
secara perlahan-lahan membesar.
6. Perubahan gaya berjalan
Hampir semua pasien osteoartritis pergelangan kaki, tumit, lutut atau panggul berkembang
menjadi pincang. Gangguan berjalan dan gangguan fungsi sendi yang lain merupakan ancaman
yang besar untuk kemandirian pasien yang umumnya tua (lansia).

E. Patofisioligi
Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema, kongesti vaskular, eksudat
febrin dan infiltrasi selular. Peradangan yang berkelanjutan, sinovial menjadi menebal, terutama
pada sendi artikular kartilago dari sendi. Pada persendian ini granulasi membentuk pannus, atau
penutup yang menutupi kartilago. Pannus masuk ke tulang sub chondria. Jaringan granulasi
menguat karena radang menimbulkan gangguan pada nutrisi kartilago artikuer. Kartilago menjadi
nekrosis.
Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi. Bila kerusakan
kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan sendi, karena jaringan fibrosa atau
tulang bersatu (ankilosis). Kerusakan kartilago dan tulang menyebabkan tendon dan ligamen jadi
lemah dan bisa menimbulkan subluksasi atau dislokasi dari persendian. Invasi dari tulang sub
chondrial bisa menyebkan osteoporosis setempat.
Lamanya arthritis rhematoid berbeda dari tiap orang. Ditandai dengan masa adanya serangan
dan tidak adanya serangan. Sementara ada orang yang sembuh dari serangan pertama dan
selanjutnya tidak terserang lagi. Yang lain. terutama yang mempunyai faktor rhematoid (seropositif
gangguan rhematoid) gangguan akan menjadi kronis yang progresif.

F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Tes serologi
Sedimentasi eritrosit meningkat
Darah, bisa terjadi anemia dan leukositosis
Rhematoid faktor, terjadi 50-90% penderita
2. Pemerikasaan radiologi
Periartricular osteoporosis, permulaan persendian erosi
Kelanjutan penyakit: ruang sendi menyempit, sub luksasi dan ankilosis
3. Aspirasi sendi
Cairan sinovial menunjukkan adanya proses radang aseptik, cairan dari sendi dikultur dan bisa
diperiksa secara makroskopik.

G. Penatalaksanaan/ perawatan Osteoartritis, antara lain;


1. Medikamentosa
Tidak ada pengobatan medikamentosa yang spesifik, hanya bersifat simtomatik. Obat
antiinflamasi nonsteroid (OAINS) bekerja hanya sebagai analgesik dan mengurangi
peradangan, tidak mampu menghentikan proses patologis
2. Istirahatkan sendi yang sakit, dihindari aktivitas yang berlebihan pada sendi yang sakit.
3. Mandi dengan air hangat untuk mengurangi rasa nyeri
4. Lingkungan yang aman untuk melindungi dari cedera
5. Dukungan psikososial
6. Fisioterapi dengan pemakaian panas dan dingin, serta program latihan yang tepat
7. Diet untuk emnurunkan berat badan dapat mengurangi timbulnya keluhan
8. Diet rendah purin:
Tujuan pemberian diet ini adalah untuk mengurangi pembentukan asam urat dan menurunkan
berat badan, bila terlalu gemuk dan mempertahankannya dalam batas normal. Bahan makanan
yang boleh dan yang tidak boleh diberikan pada penderita osteoartritis:

Golongan bahan Makanan yang boleh Makanan yang tidak boleh


makanan diberikan diberikan
Karbohidrat Semua --
Protein hewani Daging atau ayam, ikan tongkol, Sardin, kerang, jantung, hati,
bandeng 50 gr/hari, telur, susu, usus, limpa, paru-paru, otak,
keju ekstrak daging/ kaldu, bebek,
angsa, burung.
Protein nabati Kacang-kacangan kering 25 gr --
atau tahu, tempe, oncom

Lemak Minyak dalam jumlah terbatas. --

Sayuran Semua sayuran sekehendak Asparagus, kacang polong,


kecuali: asparagus, kacang kacang buncis, kembang kol,
polong, kacang buncis, kembang bayam, jamur maksimum 50 gr
kol, bayam, jamur maksimum 50 sehari
gr sehari

Buah-buahan Semua macam buah --

Minuman Teh, kopi, minuman yang Alkohol


mengandung soda
Bumbu, dll Semua macam bumbu Ragi

II. PROSES KEPERAWATAN


1. Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan
Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada tungkai.
Perasaan tidak nyaman dalam beberapa periode/waktu sebelum pasien mengetahui dan
merasakan adanya perubahan pada sendi.
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral), amati warna kulit,
ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan.
Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendi sinovial
o Catat bila ada deviasi (keterbatasan gerak sendi)
o Catat bila ada krepitasi
o Catat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkan
o Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara bilateral
Catat bia ada atrofi, tonus yang berkurang
Ukur kekuatan otot
Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya
Kaji aktivitas/kegiatan sehari-hari
3. Riwayat Psiko Sosial
Pasien dengan RA mungkin merasakan adanya kecemasan yang cukup tinggi apalagi pada
pasien yang mengalami deformitas pada sendi-sendi karean ia merasakan adanya kelemahan-
kelemahan pada dirinya dan merasakan kegiatan sehari-hari menjadi berubah. Perawat dapat
melakukan pengkajian terhadap konsep diri klien khususnya aspek body image dan harga diri
klien.
2. Diagnosa keperawatan

1. Nyeri akut/kronis berhubungkan dengan : agen pencedera; distensi jaringan oleh akumulasi
cairan/ proses inflamasi, destruksi sendi.
2. Kerusakan Mobilitas Fisik berhubungan dengan: Deformitas skeletal. Nyeri,
ketidaknyamanan, Intoleransi aktivitas, penurunan kekuatan otot.
3. Gangguan citra tubuh./perubahan penampilan peran berhubungan dengan perubahan
kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum, peningkatan penggunaan energi,
ketidakseimbangan mobilitas
4. Kurang perawatan diri berhubungan dengan kerusakan muskuloskeletal; penurunan
kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi.

3. Intervensi keperawatan
1. Nyeri akut/kronis berhubungkan dengan : agen pencedera; distensi jaringan oleh akumulasi
cairan/ proses inflamasi, destruksi sendi.
Kriteria Hasil:
a. Menunjukkan nyeri hilang/ terkontrol,
b. Terlihat rileks, dapat tidur/beristirahat dan berpartisipasi dalam aktivitas sesuai kemampuan.
c. Mengikuti program farmakologis yang diresepkan,
d. Menggabungkan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan ke dalam program kontrol
nyeri.
Intervensi Rasional
a. Kaji nyeri, catat lokasi dana. Membantu dalam menentukan
intensitas (skala 0-10). Catat kebutuhan manajemen nyeri dan
faktor-faktor keefektifan program
yangmempercepat dan tanda-
tanda rasa sakit non verbal
b. Berikan matras/ kasur keras,b.
bantal kecil,. Tinggikan linen
tempat tidur sesuai kebutuhan

d. Dorong untuk seringd. Mencegah terjadinya kelelahan


mengubah posisi,. Bantu untuk umum dan kekakuan sendi.
bergerak di tempat tidur, Menstabilkan sendi, mengurangi
sokong sendi yang sakit di atas gerakan/ rasa sakit pada sendi
dan bawah, hindari gerakan
yang menyentak
e. Panas meningkatkan relaksasi
e. Anjurkan pasien untuk mandi otot, dan mobilitas, menurunkan
air hangat atau mandi pancuran rasa sakit dan melepaskan
pada waktu bangun dan/atau kekakuan di pagi hari.
pada waktu tidur. Sediakan Sensitivitas pada panas dapat
waslap hangat untuk dihilangkan dan luka dermal
mengompres sendi-sendi yang dapat disembuhkan
sakit beberapa kali sehari.
Pantau suhu air kompres, air
mandi, dan sebagainya.

2. Kerusakan Mobilitas Fisik berhubungan dengan: Deformitas skeletal Nyeri, ketidaknyamanan,


Intoleransi aktivitas, penurunan kekuatan otot.
Kriteria Hasil :
a. Mempertahankan fungsi posisi dengan tidak hadirnya/ pembatasan kontraktur.
b. Mempertahankan ataupun meningkatkan kekuatan dan fungsi dari dan/ atau konpensasi
bagian tubuh.
c. Mendemonstrasikan tehnik/ perilaku yang memungkinkan melakukan aktivitas

Intervensi Rasional
a. Evaluasi/ lanjutkana. Tingkat aktivitas/ latihan
pemantauan tingkat inflamasi/ tergantung dari perkembangan/
rasa sakit pada sendi resolusi dari peoses inflamasi
b. Pertahankan istirahat tirahb. Istirahat sistemik dianjurkan
baring/ duduk jika diperlukan selama eksaserbasi akut dan
jadwal aktivitas untuk seluruh fase penyakit yang
memberikan periode istirahat penting untuk mencegah
yang terus menerus dan tidur kelelahan mempertahankan
malam hari yang tidak kekuatan
terganggu
c. Bantu dengan rentang gerakc. Mempertahankan/
aktif/pasif, demikiqan juga meningkatkan fungsi sendi,
latihan resistif dan isometris kekuatan otot dan stamina
jika memungkinkan umum. Catatan : latihan tidak
adekuat menimbulkan kekakuan
sendi, karenanya aktivitas yang
berlebihan dapat merusak sendi
d. Menghilangkan tekanan pada
d. Ubah posisi dengan sering jaringan dan meningkatkan
dengan jumlah personel cukup. sirkulasi. Memepermudah
Demonstrasikan/ bantu tehnik perawatan diri dan kemandirian
pemindahan dan penggunaan pasien. Tehnik pemindahan
bantuan mobilitas, yang tepat dapat mencegah
robekan abrasi kulit
e. Meningkatkan stabilitas
e. Posisikan dengan bantal, (mengurangi resiko cidera) dan
kantung pasir, gulungan memerptahankan posisi sendi
trokanter, bebat, brace yang diperlukan dan kesejajaran
tubuh, mengurangi kontraktor

3. Gangguan citra tubuh./perubahan penampilan peran berhubungan dengan perubahan


kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum, peningkatan penggunaan energi,
ketidakseimbangan mobilitas.
Kriteria Hasil :
a. Mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dalam kemampuan untuk menghadapi
penyakit, perubahan pada gaya hidup, dan kemungkinan keterbatasan.
b. Menyusun rencana realistis untuk masa depan.

Intervensi Rasional
a. Dorong pengungkapana. Berikan kesempatan untuk
mengenai masalah tentang mengidentifikasi rasa takut/
proses penyakit, harapan masa kesalahan konsep dan
depan menghadapinya secara
langsung
b. Diskusikan arti dari kehilangan/b. Mengidentifikasi bagaimana
perubahan pada pasien/orang penyakit mempengaruhi
terdekat. Memastikan bagaimana persepsi diri dan interaksi
pandangaqn pribadi pasien dengan orang lain akan
dalam memfungsikan gaya menentukan kebutuhan
hidup sehari-hari, termasuk terhadap intervensi/ konseling
aspek-aspek seksual. lebih lanjut
c. Diskusikan persepsic. Isyarat verbal/non verbal
pasienmengenai bagaimana orang terdekat dapat
orang terdekat menerima mempunyai pengaruh mayor
keterbatasan. pada bagaimana pasien
memandang dirinya sendiri
d. Nyeri konstan akan
d. Akui dan terima perasaan melelahkan, dan perasaan
berduka, bermusuhan, marah dan bermusuhan umum
ketergantungan terjadi
e. Dapat menunjukkan
e. Perhatikan perilaku menarik emosional ataupun metode
diri, penggunaan menyangkal koping maladaptive,
atau terlalu memperhatikan membutuhkan intervensi lebih
perubahan lanjut
f.
f. .

4. Kurang perawatan diri berhubungan dengan kerusakan muskuloskeletal; penurunan kekuatan,


daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi.
Kriteria Hasil :
a. Melaksanakan aktivitas perawatan diri pada tingkat yang konsisten dengan kemampuan
individual.
b. Mendemonstrasikan perubahan teknik/ gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan perawatan
diri.
c. Mengidentifikasi sumber-sumber pribadi/ komunitas yang dapat memenuhi kebutuhan
perawatan diri.

Intervensi Rasional
a. Diskusikan tingkat fungsi umuma. Mungkin dapat melanjutkan
(0-4) sebelum timbul awitan/ aktivitas umum dengan
eksaserbasi penyakit dan melakukan adaptasi yang
potensial perubahan yang diperlukan pada keterbatasan
sekarang diantisipasi saat ini
b. Pertahankan mobilitas, kontrolb. Mendukung kemandirian
terhadap nyeri dan program fisik/emosional
latihan
c. Kaji hambatan terhadapc. Menyiapkan untuk
partisipasi dalam perawatan diri. meningkatkan kemandirian,
Identifikasi /rencana untuk yang akan meningkatkan harga
modifikasi lingkungan diri
d. Kolaborasi: Konsul dengan ahlid. Berguna untuk menentukan
terapi okupasi. alat bantu untuk memenuhi
kebutuhan individual. Mis;
memasang kancing,
menggunakan alat bantu
memakai sepatu,
menggantungkan pegangan
e. Kolaborasi: Atur evaluasi untuk mandi pancuran
kesehatan di rumah sebelume. Mengidentifikasi masalah-
pemulangan dengan evaluasi masalah yang mungkin
setelahnya. dihadapi karena tingkat
kemampuan aktual

4. Implementasi
Implementasi adalah fase ketikan perawata menerapkan/ melaksanakan rencana tindakan
yang telah ditentukan dengan tujuan kebutuhan pasien terpenuhi secara optimal (Nursalam,
2008).

5. Evaluasi

Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan cara melakukan
identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak. Dalam melakukan
evaluasi perawat seharusnya memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam memahami respon
terhadap intervensi keperawatan, kemampuan menggambarkan kesimpulan tentang tujuan yang
dicapai serta kemampuan dalam menghubungkan tindakan keperawatan pada kriteria hasil. Pada
tahap evaluasi ini terdiri dari dua kegiatan yaitu kegiatan yang dilakukan dengan mengevaluasi
selama proses perawatan berlangsung atau menilai dari respon klien disebut evaluasi proses, dan
kegiatan melakukan evaluasi dengan target tujuan yang diharapkan disebut sebagai evaluasi hasil
(Hidayat, A.A.A, 2008).
DAFTAR PUSTAKA

Azizah,Lilik Ma’rifatul. Keperawatan Lanjut Usia. Edisi 1. Garaha Ilmu. Yogyakarta. 2011

Doenges E Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC: Jakarta

Kushariyadi. Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia. Salemba Medika. Jakarta. 2010

Mubaraq, Chayatin, Santoso. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep Dan Aplikasi. Salemba
Medika. Jakarta. 2011

Stanley, Mickey. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Alih Bahasa; Nety Juniarti, Sari
Kurnianingsih. Editor; Eny Meiliya, Monica Ester. Edisi 2. EGC. Jakarta. 2006

Tamher, S. Noorkasiani. Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan Asuhan


Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta. 2011
FORMAT PENGKAJIAN

Nama : Riza Desima


NIM : 201120461011069
Tanggal Pengkajian : Selasa, 18 Desember 2012

A. RIWAYAT KLIEN / DATA BIOGRAFIS


Nama : Ny.M
Alamat : Arjowinangun RT 03/ RW 03, Malang
Telp :-
TTL : 65 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku : Jawa
Agama : Islam
Status Perkawinan : Janda
Pendidikan : SD
Orang Yang Paling Dekat Dihuungi : Anak

B. RIWAYAT KELUARGA
Genogram :
Keterangan:
: Perempuan : Tinggal serumah

: Laki-laki : Penderita

: meninggal : Menikah
C. RIWAYAT PEKERJAAN
1. Status Pekerjaan saat Ini : tidak bekerja
2. Pekerjaan Sebelumnya : tidak bekerja (IRT)
3. Sumber – sumber : Anak Dari Ny.M bekerja swasta sehingga kebutuhan sehari-harinya
di dapatkan dari anak-anaknya.
4. Pendapatan dan Kecukupan
Terhadap sumber – sumber : Pendapatan sekitar Rp. 500.000/bulan
Ny T mengatakan pendapatan untuk kebutuhan sehari-hari sudah cukup.

D. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP


1. Tipe Tempat Tinggal : Rumah Gedung/tembok
2. Jumlah Kamar : 4 Buah Kamar
3. Jumlah Orang Yang Tinggal Di rumah : 3 Orang (Ny.M dan 2 anaknya)
4. Derajat Privasi :-

E. RIWAYAT REKREASI
1. Hobi /Minat : masak
2. Keanggotaan Organisasi : Ny.M tidak mengikuti organisasi apapun di lingkungannya.
3. Liburan /Perjalanan : Jarang, karena kesulitan biaya.
F. SUMBER /SISTEM PENDUKUNG YANG DIGUNAKAN
1. Dokter :-
2. Rumah Sakit : -
3. Klinik :-
4. Pelayanan Kesehatan Di Rumah : Puskesmas Arjowinangun, Posyandu Lansia
5. Makanan yang Dihantarkan : -

G. DESKRIPSI HARI KHUSUS


Kebiasaan Waktu Tidur : Pukul 21 . 00 – 04.00 WIB (Malam)
Pukul 14.00 – 16.00 WIB (Siang)
H. STATUS KESEHATAN SAAT INI
1. Keluhan Kesehatan Utama : Ny.M Terasa Linu – linu pada area lutut
2. Status Kesehatan Umum selama 1 tahun: Sering linu-linu di kaki
3. Status kesehatan umum Selama 5 tahun yang lalu : tidak ada.
4. Pengetahuan /pemahaman dan penatalaksanaan masalah Kesehatan :
Ny.M mengatakan tidak mengerti penyebab dari linu-linu di kakinya. Yang Ny.M ketahui
penyebabnya karena faktor usianya, tindakan yang sudah di lakukan Ny.M untuk mengurangi linu –
linu adalah meminum obat yang di berikan oleh puskesmas, Ny.M tidak tau lagi cara untuk
mengurangi sakit linu – linunya. Akibat dari linu-linunya Ny.M sudah jarang untuk jalan pagi (olah
raga).

I. OBAT – OBATAN
1. Nama : Vit. B1, Na-Diklofenac, CTM
2. Bagaimana/ kapan menggunakannya :
Vit. B1 diminum pagi dan sore hari satu jam setelah makan
Na-Diklofenac diminum pagi dan sore hari satu jam setelah makan
CTM diminum malam hari satu jam setelah makan.

J. ALERGI ( Catat agen reaksi spesifik )


1. Obat – obatan :-
2. Makanan :-
3. Kontak Substansi :-
4. Faktor Lingkungan :-

K. LINGKUNGAN ( Ingat kembali diet 24 jam, termasuk cairan )


1. Diet Khusus Pembatasan :-
Riwayat peningkatan Atau penurunan BB : -
Pola konsusmsi Makanan ( Sendiri /dgn Orang lain ) : Sendiri dengan frekuensi 3X perhari.
2. Masalah yang memengaruhi Masukan makanan ( Mis ; Pendapatan tdk adekuat, Kurang
transportasi, masalah, Menelan atau mengunyah, Stress emosioanal ) : tidak ada.

L. STATUS KESEHATAN MASA LALU


1. Penyakit masa anak – anak :-
2. Penyakit serius /Kronik :-
3. Trauma :
4. Perawatan di Rumah sakit :-
5. Operasi :-

M. TINJAUAN SISTEM
1. Keadaan Umum : Baik
2. Tingkat Kesadaran : Compos Metis
3. Skala koma Glasgow : 456
4. Tanda – tandaVital :
Tekanan Darah : 120 / 80 mmHg
Nadi : 80x/menit
Pernapasan : 20X/menit
1. Integumen :
1) Lesi /Luka : □ Ya Tidak
2) Pruritus : □ Ya Tidak
3) Perubahan Pigmentasi : □ Ya Tidak
4) Perubahan Tektur : Ya (keriput) □ Tidak
5) Sering Memar : □ Ya Tidak
6) Perubahan Rambut : Ya (uban) □ Tidak
7) Pemajanan Lama : □ Ya Tidak
Terhadap matahari
2. Hemopoetik :
Perdarahan / memar Abnormal : □ Ya Tidak
1) Pembengkakan kelenjar Limfa : □ Ya Tidak
2) Anemia : □ Ya Tidak
3. Kepala
1) Sakit Kepala : □ Ya Tidak
2) Trauma masa lalu : □ Ya Tidak
3) Pusing : □ Ya Tidak
4) Gatal pada kulit kepala : □ Ya Tidak
4. Mata
1) Perubahan Penglihatan : Ya □ Tidak
2) Kaca mata /Lensa kontak : □ Ya Tidak
3) Nyeri : □ Ya Tidak
4) Air mata Berlebihan : □ Ya Tidak
5) Pruritus : Ya □ Tidak
6) Bengkak sekitar mata : □ Ya Tidak
7) Kabur : Ya □ Tidak
8) Fotofobia : □ Ya Tidak
9) Riwayat Infeksi : Ya □ Tidak
10) Konjungtiva : □ Anemis Tidak anemis
11) Sklera □ Ya Tidak
5. Telinga
1) Perubahan Pendengaran : Ya □ Tidak
2) Tinitus : □ Ya Tidak
3) Vertigo : Ya □ Tidak
4) Riwayat Infeksi : □ Ya Tidak
6. Hidung dan Sinus
1) Rinorea : □ Ya Tidak
2) Epistaksis : □ Ya Tidak
3) Obstrusksi : □ Ya Tidak
4) Nyeri pada sinus : □ Ya Tidak
5) Riwayat Infeksi : □ Ya Tidak
7. Mulut dan Tenggorok
1) Sakit tenggorok : □ Ya Tidak
2) Lesi / ulkus : □ Ya Tidak
3) Kesulitan menelan : □ Ya Tidak
4) Perdarahan gusi : □ Ya Tidak
5) Karies : □ Ya Tidak
6) Riwayat Infeksi : □ Ya Tidak
7) Pola menggosok gigi : □ Ya Tidak
8. Leher
1) Kekakuan : □ Ya Tidak
2) Nyeri / nyeri tekan : □ Ya Tidak
3) Benjolan / Massa : □ Ya Tidak
4) Keterbatasa gerak : □ Ya Tidak

9. Pernapasan
1) Batuk : □ Ya Tidak
2) Sesak napas : □ Ya Tidak
3) Hemoptisis : □ Ya Tidak
4) Sputum : □ Ya Tidak
5) Asma / Alergi Pernapasan : □ Ya Tidak
6) Suara Napas : Vesikuler □Bronkial □Bronko vesikuler
7) Suara nafas tambahan : □ ronkhi □wheezing
10. Kardiovaskuler
1) Nyeri dada : □ Ya Tidak
2) Palpitasi : □ Ya Tidak
3) Sesak napas : □ Ya Tidak
11. Gastrointestinal
1) Nyeri Ulu Hati : □ Ya Tidak
2) Mual /muntah : □ Ya Tidak
3) Hematemesis : □ Ya Tidak
4) Perubahan nafsu makan : Ya □ Tidak
5) Benjoan /massa : □ Ya Tidak
6) Diare : □ Ya Tidak
7) Konstipasi : □ Ya Tidak
8) Melena : □ Ya Tidak
9) Hemoroid : □ Ya Tidak
10) Perdarahan Rektum : □ Ya Tidak
11) Pola defekasi biasanya : Ya □ Tidak

12. Perkemihan
1) Frekuensi : 3 – 4x/hari
2) Menetes :□ Ya Tidak
3) Hematuria : □ Ya Tidak
4) Poliuria :□ Ya Tidak
5) Nokturia :□ Ya Tidak
6) Inkontinensia :□ Ya Tidak
7) Nyeri Saat berkemih : □ Ya Tidak
8) Batu Infeksi : □ Ya Tidak
13. Muskuluskeletal
1) Nyeri Persendian : Ya (lutut kaki) □Tidak
2) Kekakuan : Ya □Tidak
3) Pembengkakan Sendi : □ Ya Tidak
4) Kram : Ya □Tidak
5) Kelemahan Otot : □ Ya Tidak
6) Masalah cara berjalan : □ Ya Tidak
14. Sistem Syaraf Pusat
1) Sakit Kepala : □ Ya Tidak
2) Paralysis : □ Ya Tidak
3) Paresis : □ Ya Tidak
4) Masalah koordinasi : □ Ya Tidak
5) Tic/Tremor/spasme : □ Ya Tidak
6) Parastesia : □ Ya Tidak
7) Masalah memori : □ Ya Tidak
15. Sisten Endokrin
Goiter : □ Ya Tidak
Polifagia : □ Ya Tidak
Polidipsi : □ Ya Tidak
Poliuri : □ Ya Tidak

N. STATUS FUNGSIONAL
Indeks Barthel (Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari) :

Aktifitas

uh
k memotong, mengoles mentega, modifikasi diet
t

n bantuan
(menggunakan shower)

n
berbedak/menyisir/gosok gigi/mencukur

u
uan
uan 50%
t (mengancing baju, restleting)

uang air besar)


Alvy (menggunakan barium enema)
tertahan
ontrol

l
n kateter
mpol
ntrol

an Penuh
an 50%
t (menghidupkan, dressing, wiping)

kursi roda ke tempat tidur


uh
ah membutuhkan 2 orang untuk membantu
nimal 1 orang
t

n yang datar

gunakan kursi roda


ngan bantuan 1 orang
t (but may use any aid; for example, stick) > 50 yards

gga
uh
uan (verbal, physical, carrying aid)
t

0)
Ket Penilaian : 0 – 20 : Ketergantungan penuh
21 – 61 : Ketergantungan berat/sangat tergantung
62 – 90 : Ketergantungan moderat
91 – 99 : Ketergantungan ringan
100 : Mandiri

Dari hasil penilaian Indeks Barthel yaitu menilai tentang Tingkat kemandirian dalam kehidupan
sehari-hari, di dapatkan hasil 85 itu artinya Ny.M memiliki tingkat ketergantungan moderat.

O. STATUS KOGNITIF / AFEKTIF


1. Short Portable Mental Status Questionare ( SPMSQ )
Tanggal : Senin, 17 Desember 2012
Nama Paasien : Ny.M
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SD
Suku : Jawa
Pertanyaan :
Benar Salah Nomor Pertanyaan Jawaban
√ 1 Tanggal berapa hari ini ? 18 Desember 2012
√ 2 Hari apa sekarang ? Selasa
√ 3 Apa nama tempat ini ? Rumah
√ 4 Dimana alamat anda ? Arjowinangun
√ 5 Berapa umur anda ? 65 tahun
√ 6 Kapan anda lahir ? 1947
√ 7 Siapa presiden Indonesia ? SBY
√ 8 Siapa presiden Indonesia Tidak tau
sebelumnya ?
√ 9 Siapa nama ibu anda ? Kamsiyah
√ 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap 17, 14, 11, 8, 5,
pengurangan 3 dari setiap
angka baru, secara menurun
JUMLAH Benar : 9
Salah : 1
Interpretasi :
Salah 0 – 3 : Fungsi intelektual utuh
Salah 4 – 5 : Fungsi intelektual kerusakan ringan
Salah 6 – 8 : Fungsi intelektual kerusakan sedang
Salah 9 – 10 : Fungsi intelektual kerusakan berat

Dari hasil Short Portable Mental Status Questionare ( SPMSQ ) di dapatkan hasil 9 benar dan 1
salah ini menunjukkan bahwah fungsi intelektual Ny.m masih Utuh.

2. MMSE (Mini Mental Status Exam)


No Aspek Nilai Nilai Kriteria
Kognitif maksimal Klien
1 Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan benar :
Tahun : 2012 (Benar)
Musim : hujan (Benar)
Tanggal : 18 (Benar)
Hari : selasa (Benar)
Bulan : desember (Benar)
2 Orientasi 5 5 Dimana sekarang kita berada ?
Negara : Indonesia (Benar)
Propinsi : jawa (Benar)
Kabupaten/kota : malang (Benar)
Panti :-
Wisma:-
3 Registrasi 3 2 Sebutkan 3 nama obyek (misal : kursi, meja,
kertas), kemudia ditanyakan kepada klien,
menjawab :
1. kursi
2. meja
3. kertas
4 Perhatian 5 2 Meminta klien berhitung mulai dari 100
dan kemudia kurangi 7 sampai 5 tingkat.
kalkulasi Jawaban :

1. 93
2. 86
3. 79
4. 72
5. 65
5 Mengingat 3 3 Minta klien untuk mengulangi ketiga obyek
pada poin ke- 2 (tiap poin nilai 1)
6 Bahasa 9 7 Menanyakan pada klien tentang benda
(sambil menunjukan benda tersebut).
Minta klien untuk mengulangi kata berkut :
“ tidak ada, dan, jika, atau tetapi )
Klien menjawab :tidak ada, jika dan tetapi.
Minta klien untuk mengikuti perintah berikut
yang terdiri 3 langkah.
1. Ambil kertas ditangan anda
2. lipat dua
3. dan taruh dilantai
Perintahkan pada klien untuk hal berikut (bila
aktifitas sesuai perintah nilai satu poin.
“tutup mata anda”
Perintahkan kepada klien untuk menulis
kalimat dan menyalin gambar.

Total nilai 30 24
Interpretasi hasil :
24 – 30 : tidak ada gangguan kognitif
18 – 23 : gangguan kognitif sedang
0 - 17 : gangguan kognitif berat
P. STATUS FUNGSI SOSIAL
APGAR Keluarga :
Saya puas bisa kembali pada keluarga (teman) saya untuk membantu pada waktu sesuatu menyusahkan
saya (adaptasi)

Saya puas dengan cara keluarga ( teman ) saya membicarakan seuatu dan mengungkapkan masalah
dengan saya ( hubungan )

Saya puas bahwa keluarga teman ( saya ) menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan
aktivitas ( Pertumbuhan )

Saya puas dengan cara keluarga teman ( saya) mengekspresikan afek dan berespons terhadap emos
saya, seperti marah, sedih, atau mencintai. ( Afek ).
Saya puas dengan cara teman saya dan saya menyediakan waktu bersama – sama.

Nilai APGAR Keluarga : 8 yang berarti disfungsi keluarga minimal atau tidak ada

ANALISA DATA
DATA PROBLEM
DS : Gangguan aktivit
- Ny.M mengatakan “saya sering merasa sakit pada kaki (lutut)”
- Ny.M mengatakan jika sakitnya parah, susah berjalan.
- Ny.M mengatakan “kalau ketika saya berkerja tiba-tiba nyeri lutut, langsung
berhenti dulu duduk mba sampai sakitnya hilang”
- Ny.M mengatakan “ biasanya saya Cuma minum obat yang di berikan di
puskesmas aja mas, dan sedikit di pijat-pijat saya tidak tau cara lain untuk
mengurangi nyerinya”
DO :
- Grimace (+), tampak memegang lututnya yang sakit
- Skala nyeri 3
DS : Inefektif menejemen
- Ny.M mengatakan “tidak tahu apa itu Osteoartritis atau rematik, sebab dan
pengaturannya”
- Ny.M mengatakan “taunya saya Cuma bawaan penyakit sudah tua”
- Ny.M mengataka “saya juga jarang untuk olah raga apa lagi jalan pagi”
- Ny.M mengatakan “ saya sering terasa linu-linu kalau habis memakai air dingin
untuk mandi tau yg lainnya”
DO :
- Grimace (+), tampak memegang lututnya yang sakit
- Skala nyeri 3
- Terlihat pasien bingung ketika di tanya tentang Osteoartritis atau rematik.
PENENTUAN SKALA PRIORITAS

1. Gangguan aktivitas fisik berhubungan dengan nyeri lutut kaki

No Prioritas Skor / bobot


1. Sifat Masalah Nyeri yan
Skala: Aktual 2/3 x 1 = 2/3 saat ini

2. Kemungkinan Masalah dapat diubah Karena su


Skala: Sebagian 1/2 x 2 = 1 sehingga

3. Potensial masalah untuk di cegah 2/3 x 1 = 2/3 Jika nyer


Skala: Cukup nyaman d

4. Menonjolnya Masalah 2/2 x 1 = 1 Penangan


Skala: Masalah berat, harus segera ditangani
Jumlah 3 1/3

2. Inefektif menejemen terapeutik berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit,


diit dan penanganan.

Prioritas Skor / bobot Pembenaran


Bila informasinya tidak segera disampaikan maka akan berp
3/3 x 1 = 1 Ny.M kedepannya.

asalah dapat diubah Perubahan membutuhkan waktu yang tidak singkat


1/2 x 2 = 1

h untuk di cegah Jika tidak segera diinformasikan kebiasaan yang tidak sehat
2/3 x 1 = 2/3 memengaruhi kualitas hidup dari Ny.M

salah Krena terkait dengan masalah kesehatan Ny.M maka pembe


erat, harus segera ditangani 2/2 x 1 = 1 disampaikan.
3 2/3
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Inefektif menejemen terapeutik berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit, diit dan
penanganan.
2. Gangguan aktivitas fisik berhubungan dengan nyeri lutut kaki
INTERVENSI KEPERAWATAN
Tujuan
No. Diagnosa
Umum Khusus
1. Inefektif menejemen Setelah 3x junjungan : Ny.M Setelah kunjungan ke 3 : Ny.M mampu:- Menyebutk
terapeutik berhubungan mengetahui tentang - memahami tentang Osteoartritis atau atau remati
dengan kurang Osteoartritis atau rematik, diit rematik - Menyebutk
pengetahuan tentang dan penanganannya - mengetahui Penyebab dan gelaja anjurkan da
penyakit, diit dan - Mengetahui diit Osteoartritis atau Osteoartriti
penanganan. rematik masing jeni
- Melakukan penanganan

2 Gangguan aktivitas fisik Setelah di lakukan perawatan/ Setelah kunjungan ke 3 : - Melakukan


berhubungan dengan nyeri kun- jungan sebanyak 3x, Ny.M mampu : (tindakan)
lutut kaki diharapkan Ny.M dpt tetap - melakukan aktifitas sehari-hari tanpa - Keluarga d
melakukan aktifitas sehari-hari kesulitan hangat (tind
tanpa kesulitan - Memanagement aktivitasnya ketika
kakinya tiba-tiba nyeri
Keluarga dapat:
- memberikan bantuan mobilisasi efektif
jika diperlukan
- memberikan support kepada Ny S
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
No Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi
1. Inefektif menejemen 1. Mengkaji pengetahuan Ny.MS : Ny.M mengatakan paham
terapeutik berhubungan 2. Menjelaskan tentang dengan Osteoartritis atau
dengan kurang Osteoartritis atau rematik rematik dan dapat
pengetahuan tentang 3. Menjelaskan tentang diit menyebutkan mulai dr
penyakit, diit dan Osteoartritis atau rematik pengertian sampai diitnya
penanganan. 4. Menjelaskan tentang Jenis – O : Ny.M tampak menjawab
jenis makanan yang di pertanyaan petugas dan
anjurkan dan tidak boleh antusias dalam pemberian
dikonsumsi oleh penderita pendidikan kesehatan.
Osteoartritis atau rematik A : Masalah teratasi
P: -
2 Gangguan aktivitas fisik 1. MenJelaskan kepada S : Ny.M mengatakan mulai
berhubungan dengan keluarga tentang penyebab bisa beraktivitas tanpa
nyeri lutut kaki terjadinya nyeri kaki kesulitan dan paham akan
(Osteoartritis atau rematik) cara kompres hangat
2. Mengajarkan Ny.M cara O : Ny.M tampak mengerjakan
kompres hangat untuk aktivitas sehari-hari
mengurangi linu – linunya A : Masalah teratasi sebagian
3. Mengajarkan cara senam P: berikan support kepada
tangan. Ny.M agar terus melakukan
4. Menganjurkan Ny.M untuk anjuran petugas
jalan atau olah raga pagi
setiap hari
5. Mengobservasi kemampuan
Ny.M dan anggota keluarga
setelah mendapat penjelasan
dari perawat
Lampiran

Você também pode gostar