Você está na página 1de 7

A.

Anatomi dan Fisiologi Sistem Integumen

Kulit tersusun dari tiga lapisan, yaitu: epidermis, dermis, dan jaringan
subkutan.

1.Epidermis

Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari epitel berlapis
gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit, Langerhans dan merkel. Fungsi epidermis adalah
proteksi barier, organisasi sel, sintesis vitamin D dan sitokin, pembelahan dan mobilisasi sel,
pigmentasi (melanosit) dan pengenalan alergen (sel Langerhans). Epidermis terdiri atas lima lapisan
(dari lapisan yang paling atas sampai yang terdalam) :
a. Stratum Korneum. Terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan berganti.
b. Stratum Lusidum. Berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit tebal telapak kaki
dan telapak tangan.
c. Stratum Granulosum. Mengandung protein kaya akan histidin.
d. Stratum Spinosum. Terdapat berkas-berkas filament yang dinamakan tonofibril, dianggap
filamen-filamen tersebut memegang peranan penting untuk mempertahankan kohesi sel
dan melindungi terhadap efek abrasi.
e. Stratum Basale (Stratum Germinativum).

Terdapat aktifitas mitosis yang hebat dan bertanggung jawab dalam pembaharuan sel
epidermis secara konstan. pidermis diperbaharui setiap 28 hari. Merupakan satu lapis sel yang
mengandung melanosit.

2.Dermis
Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai “True Skin”.
Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan menghubungkannya dengan jaringan
subkutis. Dermis terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan papiler; tipis mengandung jaringan ikat jarang,
dan lapisan retikuler; tebal terdiri dari jaringan ikat padat. Fungsi dermis adalah struktur penunjang,
suplai nutrisi dan respon inflamasi.

3. Jaringan Subkutan

Merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari lapisan lemak. Lapisan
ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara longgar dengan jaringan di bawahnya.
Berfungsi menunjang suplai darah ke dermis untuk regenerasi. Fungsi Subkutis/ hipodermis adalah
melekat ke struktur dasar, isolasi panas dan cadangan kalori.

Brunner dan Suddarth (2002) membagi fungsi kulit ke dalam enam fungsi, yaitu fungsi
perlindungan, fungsi sensibilitas, fungsi keseimbangan air, fungsi pengatursuhu, dan fungsi prodeksi
vitamin.

1.Perlindungan Kulit

memberikan perlindungan invasi bakteri dan benda asing lainnya.Bagian sternum korneum
epidermis meripakan barrier yang paling efektif terhadap berbagai faktor lingkungan, seperti zat-
zat kimia, sinar matahari, virus, fungus,gigitan serangga, luka karena gesekan angin, dan trauma.
Lapisan dermis kulitmemberikan kekuatan mekanis dan keuletan lewat jaringan ikat fibrosa dan
serabutkolagennya. Serabut elastic dan kolagen yang saling berjalin dengan epidermis
memungkinkan kulit untuk berperilaku sebagai satu unit.

2.Sensibilitas

Fungsi utama reseptor pada kulit adalah untuk mengindera suhu, rasa nyeri,sentuhan yang
ringan dan tekanan. Berbagai ujung saraf bertanggung jawab untuk bereaksi terhadap stimuli yang
berbeda.

3.Keseimbangan Air

Stratum korneum memiliki kemampuan untuk menyerap air sehingga lapisantersebut dapat
mencegah kehilangan air dan elektrolit yang berlebihan dari bagianinternal tubuh dan
mempertahankan kelembaban dalam jaringan subkutan. Selain itu,kulit juga akan mengalami
evaporasi secara terus-menerus dari permukaan kulit.Evaporasi ini yang dinamakan perspirasi tidak
kasat mata (insensible perspiration) berjumlah kurang
lebih 600 ml per hari untuk orang dewasa yang normal. Pada penderita demam, kehilangan ini dapat
meningkat. Ketika terendam dalam air, kulitdapat menimbun air tiga sampai empat kali berat
normalnya.

4.Pengatur SuhuTubuh

secara terus menerus akan menghasilkan panas sebagai prosesmetabolisme makanan yang
memproduksi energi. Tiga proses fisik yang pentingterlibat dalam kehilangan panas dari tubuh ke
lingkungan, yaitu radiasi (perpindahan panas ke benda lain yang suhunya lebih panas), konduksi
(pemindahan panas dari tubuh ke benda lain yang lebih dingin), dan konveksi (pergerakkan massa
molekuludara hangat yang meninggalkan tubuh). Dalam kondisi normal, produk panas dari
metabolisme akan diimbangi oleh kehilangan panas, dan suhu internal tubuh akandipertahankan
agar tetap konstan pada suhu kurang-lebih 37oC. Pengeluaran keringat merupakan proses lainnya
yang digunakan tubuh untuk mengatur laju kehilangan panas.
Pada hawa lingkungan yang sangat panas, laju produksi keringat dapatsetinggi 1 L/jam.
Dalam keadaan tertentu, misalnya pada stress emosional, perspirasidapat terjadi secara refleks dan
tidak ada hubungannya dengan keharusan untukmenghilangkan panas dari tubuh.

5.Produksi Vitamin

Kulit yang terpajan sinar ultraviolet dapat mengubah substansi yangdiperlukan untuk
mensintesis vitamin D. Vitamin D merupakan unsur esensial untukmencegah penyakit riketsia, suatu
keadaan yang terjadi akibat defisiensi vitamin D,kalsium serta fosfor dan yang menyebabkan
deformitas tulang.

6. Fungsi Respons Imun

Hasil-hasil penelitian terakhir menunjukkan bahwa beberapa sel dermal (sel-sel Langerhans,
IL-1 yang memproduksi keratinosit, dan sub kelompok limfosit-T)merupakan komponen penting
dalam sistem imun.

B.Pedoman Pemeriksaan Fisik Integumen

Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai ada atau tidaknya kemerahan padakulit atau
pembengkakan, postula (kulit melepuh), luka atau trauma, bercak atautanda abnormal pada kulit,
elastisitas kulit, serta ruam popok (bercak merah terang dikulit di daerah popok pada bokong).
Pemeriksaan ini normal apabila tanda, sepertieritems toksikum (titik merah dan pusat putih kecil
pada muka, tubuh, dan punggung) pada hari kedua atau selanjutnya, kulit tubuh yang terkelupas
pada hari pertama.

1.Pemeriksaan Kulit Pada Bayi

a. Alat Khusus

1) Pencahayaan yang cukup


2) Sarung tangan sekali pakai

b. Persiapan Klien

1) Untuk pengkajian total seluruh permukaan kulit klien harus melakukan beberapa posisi.
2) Area yang diperiksa sebaiknya terbuka penuh.
3) Bila area yang hendak diperiksa tidak bersih atau tertutup kosmetik, mungkin kulit perlu
dibersihkan untuk memungkinkan inspeksi yang adekuat.
Prosedur rasional
Tindakan kewaspadaan: cuci tangan; bila klien Menghindari kontak langsung dengan lesi kulit
mempunyai lesi yang lembap atau terbuka dari klien pada perawat.
gunakan sarung tangan
Inspeksi warna dan pigmentasi kulit. Bandingkan Pigmentasi normal berkisar antara merah muda
warna dari bagian simetris tubuh. Beri perhatian ringan sampai kemerahan adalah sehat pada
lebih pada area seputar pemasangan gips, kulit yang putih, coklat samar sampai coklat
pascaamputasi, traksi kulit, serta pembebatan pekat atau berminyak pada kulit gelap
atau balutan
Perhatikan bidang atau area kulit di mana terjadi Dengan pemajanan terhadap cahaya matahari
variasi warna. beberapa area tubuh seperti wajah dan lengan
mempunyai pigmentasi lebih besar. Pada area
peradangan akibat inflamasi lokal atau adanya
tumor akan ada perbedaan warna
Palpasi suhu kulit dengan bagian dorsal atau Kulit secara normal hangat.
punggung tangan. Bandingkan bagian tubuh
yang simetris. Bandingkan bagian tubuh atas
dan bagian tubuh bawah.
Palpasi dengan ujung jari daerah Palpasi dengan Kulit secara normal kering. Lipatan kulit seperti
ujung jari daerah aksila normalnya lembap. Setelah latihan yang
berlebihan atau terpajan langsung terhadap
suhu hangat, kulit mungkin menjadi lembap
Tekan ringan kulit dengan ujung jari untuk Secara normal tekstur kulit halus, lembut, serta
menentukan keadaan teksturnya lentur pada anak dan dewasa. Bagaimanapun
tekstur kulit tidak serupa pada seluruh tubuh.
Kulit telapak tangan dan telapak kali lebih tebal.
Palpasi ringan kulit untuk memeriksa Untuk menilai struktur dari kulit.
kelembutan, ketegangan, dan kedalaman lesi
permukaan. Palpasi lebih dalam pada area yang
tampak tidak bisa.
Kaji turgor dengan mencubit kulit pada Normal kulit segera kembali ke posisi awal
punggung tangan pada dewasa, bagian dada sebelum 3 detik
atau perut pada lanjut usia dan bagian kening
pada bayi atau anak usia di bawah 2 tahun dan
lepaskan. Perhatikan seberapa mudah kulit
kembali ke tempat semula.
Kaji kondisi kulit, beri perhatian khusus pada Untuk memprediksi beberapa area yang
bagian yang terpajan terhadap tekanan terutama mempunyai risiko tinggi terhadap cedera tekan
pada klien yang mengalami gangguan mobilitas
untuk mendeteksi adanya gejala lesi tekan
sampai pada ulkus tekan.
Bila area kemerahan terlihat letakkan ujung jari Reaksi hiperemia normal (kemerahan) adalah
di atas area tersebut dan beri efek yang terlihat dari vasodilatasi
tekanan lembut, kemudian lepaskan. setempat, respons normal tubuh terhadap
kekurangan aliran darah ke jaringan di
bawahnya. Area kulit yang terkena akan
memutih dengan tekanan ujung jari. Reaksi
hiperemia akibat tekanan normalnya
berakhirnya kurang dari 1 jam.
Inspeksi adanya lesi untuk warna, ukuran, lokasi, Dengan lembut palpasilah lesi untuk
jenis, kelompok, dan cara penularan menentukan mobilitas, garis, bentuk (ceper,
menebal, atau cekung), dan konsistensi (lunak
atau keras). Catat bila klien mengeluh adanya
nyeri tekan selama palpasi
Inspeksi setiap area edema mengenai lokasi, Secara normal kulit bebas dari edema
warna, dan bentuk.
Palpasi setiap area edema tentang mobilitas, Adanya pitting edema berhubungan dengan
konsistensi, dan nyeri tekan. Untuk mengkaji adanya gangguan pada sistem kardiovaskular.
pitting edema, tekan kuat area tersebut selama 5
detik dan lepaskan, rekam kedalaman pitting
dalam milimeter.
Catat kelainan warna kulit. Variasi kultur warna Wit memengaruhi
kemampuan untuk mendeteksi kelainan; pada
kulit putih kepucatan dapat berarti kepucatan
kulit ekstrem, di mana pada Wit gelap berarti
hilangnya nuansa kemerahan. Eritema terlihat
dengan palpasi atau peningkatan kehangatan
kehangatan pada klien berkulit gelap. Lebih
mudah mendeteksi sianosis di bibir dan lidah
pada klien berkulit gelap, di mana sianosis
berwarna kelabu muda
Kaji tekstur kulit Kulit yang sangat kering dapat mengindikasikan
dehidrasi atau penggunaan sabun pengering.
Perspirasi menandakan usaha tubuh untuk
menghilangkan panas. Rekam warna, bau
jumlah, dan konsistensi dari setiap cairan yang
keluar dari lesi.
Kaji suhu pada klien yang berisiko gangguan Adanya kehangatan setempat di sekitar luka
sirkulasi, yaitu mereka dengan gips atau balutan dapat mengindikasikan inflamasi atau infeksi.
yang ketat. Dingin pada jari-jari dapat menandakan
penurunan aliran darah yang disebabkan oleh
suhu ekstrem, penyakit vaskular, atau bedah
vaskular.
Kaji adanya hiperemi atau kemerahan pada kulit Reaksi hiperemia abnormal adalah indurasi dan
vasodilatasi yang berlebihan dalam respons
terhadap tekanan. Kulit tampak mulai dari
merah muda terang sampai merah. Indurasi
adalah area edema setempat di bawah kulit.
Reaksi hiperemia abnormal dapat bertahan lebih
dari 1 jam sampai 2 minggu setelah
terlupakannya tekanan.
Jangan memijat area kemerahan. Pijatan menambah kerusakan pada kapiler
jaringan di bawah kulit dan menaikkan risiko
terbentuknya luka tekan
Tandai area yang sakit dengan spidol untuk Menghendaki perawat untuk melakukan
pengkajian selanjutnya. Catat adanya pucat atau pengkajian yang lebih terfokus.
burik, lecet, atau bintil-bintil, atau tak adanya
lapisan superfisial kulit (tanda awal terbentuknya
luka tekan)
2.Pemeriksaan Fisik

Teknik pengkajian penting untuk mengevaluasi integumen yang mencakup teknik inspeksi dan
palpasi.

A. Inspeksi
1) Warna / adanya perubahan pigmentasi
Warna kulit di setiap bagian seharusnya sama, kecuali jika ada peningkatan
vaskularisasi. Warna kulit yang abnormal yaitu kekuningan atau jaudis. Hal ini dapat
mengindikasikan terjadinya kelainan fungsi hati atau hemolisis sel darah merah. Pada
orang berkulit gelap, jaundis terlihat sebagai warna kuning-hijau pada sklera, telapak
tangan, dna kaki. Pada orang berkulit cerah, jaundis terlihat berwarna kuning pada kulit,
sklera, bibir, palatum, dan dibawah lidah. Warna kulit abnormal lainnya yaitu eritema.
Eritema dimanifestasikan sebagai kemerahan pada orang berkulit cerah dan coklat atau
ungu pada orang berkulit gelap. Hal ini mengindikasikan peningkatan temperatur kulit
karena inflamasi (proses vaskularisasi jaringan). Lakukan inspeksi pada warna bayi.
Pemeriksaan ini berfungsi untuk mengetahui apakah ada warna pucat, ikterus, sianosis
sentral, atau tanda lainnya. Bayi dalam keadaan aterm umumnya lebih pucat
dibandingkan bayi dalam keadaan preterm, mengingat kondisi kulitnya lebih tebal.

Warna kulit Deskripsi


Coklat Menunjukkan adanya penyakit Addison atau
beberapa tumor hipofisis
Biru Kemerahan Menunjukkan Polisitemia
Merah Alergi dingin, hipertemia, psikologis, alkohol atau
inflamasi lokal
Biru (sianosis) pada kuku oleh karena kecemasan atau kedinginan atau
sentral karena penurunan kapasitas darah dalam
membawa oksigen yang meliputi bibir, mulut
dan badan
Kuning Ikterus yang menyertai penyakit hati, hemolisis
sel darah merah, obstruksi saluran empedu atau
infeksi berat yang dapat dilihat pada sklera,
membran mukosa, dan abdomen. Bila terdapat
pada telapak tangan dan kaki dan muka bukan
sklera menunjukkan adanya akibat memakan
wortel, kentang. Bila pada area kulit terbuka
tidak pada sklera dan membran mukosa
menunjukkan adanya penyakit ginjal kronik
Pucat (kurang merah muda pada orang kulit pada kulit hitam Menunjukkan adanya sinkop,
putih) atau warna abu-abu demam, syok, anemia
Kekurangan warna secara umum Albinisme
Inspeksi juga adanya tanda lahir. Tanda lahir seringkali mencemaskan orang tua. Biasanya ditemui di
punggung bagian bawah hingga bokong, meskipun dapat juga dijumpai di bagian lain. Beberapa jenis
tanda lahir berikut ini dapat membantu memastikan apakah tanda lahir tersebut normal
2) Adanya lesi
Lesi pada kulit dideskripsikan dengan warnanya, bentuk, ukuran, dan penampilan
umum. Selain itu batas luka apakah luka datar, menonjol juga harus dicatat

Você também pode gostar