Você está na página 1de 61

BAB IV

ANALISA DAN SURVEY PENDAHULUAN

4.1. UMUM
Pada Tahap Pendahuluan ini telah di capai hasil inventory lokasi lokasi potensi
Embung di Kabupaten Pandeglang, yang didapatkan berdasarkan tahapan
sebagai berikut :
1. Analisa Pendahuluan Topografi di Sistem Jaringan Sungai Kabupaten
Pandeglang (Sumber Data : Peta RBI BAKOSURTANAL)
a. Analisa Awal di lakukan Pencarian Potensi adanya tebing Palung Sungai
untuk Tumpuan Tubuh Embung
b. Memiliki topografi Tampungan yang cukup
c. Dilakukan Pencatatan / Record Koordinat Lokasi Site
2. Kunjungan Dinas Daerah untuk mendapatkan Informasi berkenaan Daerah
Defisit Air / Krisis Air
3. Kegiatan Peninjauan Lapangan berdasarkan hasil studi Potensi Berdasarkan
Analisa Pendahuluan Topografi, Informasi Dinas Daerah ( Dinas Pengairan )
Kabupaten Pandeglang, mengenai wilayah Krisis Air.
4. Analisa potensi Site terdiri dari Potensi Tinggi Embung, Potensi Kapasitas
5. Pembagian Kuisoner Masyarakat Sekitar
6. Analisa Skoring Potensi Embung Kabupaten Pandeglang

BAB IV - 1
4.2. ANALISA PENDAHULUAN TOPOGRAFI
Untuk mendapatkan lokasi potensi site embung di lakukan analisa kontur wilayah
dan khususnya identifikasi palung sungai berdasarkan peta RBI Bakosurtanal. Dari
analisa ini di dapatkan lokasi potensi embung beserta wilayah dan luasan
terdampak genangan. Lokasi potensi embung di tentukan berdasarkan adanya
beda elevasi yang cukup memadai antara tebing-tebing sungai (untuk embung ≤
15 m). Hal ini guna mendapatkan tampungan topografi yang mencukupi.

Dari hasil analisa menggunakan peta RBI Bakosurtanal di dapatkan 15 lokasi


potensi embung di Kabupaten Pandeglang. Lokasi-lokasi potensi embung tersebar
di seluruh wilayah Kabupaten Pandeglang. Hal ini nantinya menjadi acuan
kegiatan identifikasi langsung di lapangan.

4.3. KUNJUNGAN DINAS DAERAH


Selain melakukan inventory menggunakan media digital, guna mendapatkan hasil
yang lebih tepat guna di lakukan kunjungan ke Dinas Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Kab.Pandeglang (khususnya bidang Sumber Daya Air). Hasil
yang ingin di capai dari kunjungan ini adalah mendapatkan gambaran riil
pemetaan daerah yang defisit air baku.

Dari hasil kunjungan ke Dinas terkait di rekomendasikan beberapa lokasi potensi


embung,antara lain di Kecamatan Patia, Kecamatan Sobang, Kecamatan
Cibaliung dan Kecamatan Sindangresmi. Tipe embung yang di usulkan adalah
embung yang di bangun di luar badan sungai sehingga membentuk kolam
tampungan.

Gambar 4.1. Peninjauan langsung lapangan bersama pejabat setempat

BAB IV - 2
4.4. KEGIATAN PENINJAUAN LAPANGAN DAN ANALISA POTENSI
Berdasarkan hasil Analisa Pendahuluan Topografi dan hasil Kunjungan Dinas
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (bidang Sumber Daya Air) Kabupaten
Pandeglang, berikut ini wilayah wilayah Sungai atau rawa yang di identifikasi
sebagai potensi adanya pembangunan Embung di Kabupaten Pandegang :

BAB IV - 3
Gambar 4.2. Lokasi-lokasi hasil peninjauan langsung di lapangan

BAB IV - 4
Dari 24 lokasi hasil peninjauan langsung di lapangan diatas, di pilih 10 lokasi
berdasarkan urgensi kebutuhan masyarakat. Hal ini berdasarkan analisa
kebutuhan air masyarakat sekitar terhadap tingkat pelayanannya.. Berikut ini
adalah peringkat 10 besar daftar lokasi potensi embung di Kabupaten Pandeglang
:
1. Cinoyong Kecamatan Carita
2. Ramaya Kecamatan Menes
3. Sekong Kecamatan Cimanuk
4. Pasirgadung1 Kecamatan Patia
5. Cimoyan Kecamatan Patia
6. Tangkilsari Kecamatan Cimanggu
7. Padasuka1 Kecamatan Cimanggu
8. Pasirloa2 Kecamatan Sindangresmi
9. Bulagor Kecamatan Pagelaran
10. Kertajaya Kecamatan Sumur

4.4.1 KEGIATAN PENINJAUAN LAPANGAN DI KECAMATAN CARITA

Luas wilayah Kecamatan Carita 36,55 kilometer persegi. Kecamatan Carita pada
tahun 2016 terdiri dari 10 Desa yaitu : Pejamben, Banjarmasin, Tembong,
Sindang Laut, Carita, Sukajadi, Sukarame, Sukanagara, Kawoyang, Cinoyong.

Pada Kecamatan Carita jumlah penduduk pada tahun 2016 terdiri atas 17.065
orang laki-laki dan 16.232 orang perempuan.

Pada Kecamatan Carita luas lahan sawah 1.042 Ha dan lahan pertanian bukan
sawah 2.048 Ha dengan luas panen tanaman padi 2.451 Ha dengan produksi
123,521 Ton yang terdiri dari padi sawah dan padi ladang, palawija 187 Ha
dengan produksi 933,9544 Ton yang terdiri dari jagung, ketela pohon, ketela
rambat dan kacang tanah.

Hasil penelusuran awal lapangan pada aKecamatan Carita teridentifikasi 2 lokasi


potensi embung yaitu: embung Cinoyong dan embung Sukajadi.

BAB IV - 5
Tabel 4.1. Lokasi Potensi Embung Kecamatan Carita Desa Cinoyong
No Wilayah Adminisrasi x y Kondisi Wilayah Kajian Foto
1 Desa Cinoyong
Kecamatan Carita

Desa yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Serang ini memiliki kontur wilayah yang cukup beragam dengan alur sungai yang berhulu di
pegungunan.Dengan rata-rata ketinggian wilayah di atas ± 200 mdpl.
a Akses Jalan Masuk 105°49'41.98"T 6°14'53.43"S Jarak dari jalan lintas Labuan-Cilegon ke
lokasi site sejauh 8,43 km. Akses jalan yang
kurang memadai menyebabkan waktu
tempuh yang cukup lama menuju lokasi
potensi embung, Jalan berupa lapisan
makadam. Akses jalan tidak merupakan

BAB IV - 6
No Wilayah Adminisrasi x y Kondisi Wilayah Kajian Foto
jalan yang padat pemukiman dan pada
status jalan Desa.
b Tipe Usulan Embung Membendung Sungai
c Lokasi Site 105°53'26.83"T 6°14'3.73"S Pada lokasi site Desa Cinoyong ini terdapat
kolam penampungan air eksisting yang
secara perencanaan kurang maksimal
karena tidak di tempatkan langsung pada
alur sungai.Hal ini menyebabkan
tampungan hanya akan terisi apabila
terjadi hujan dengan intensitas tinggi.
Skenario yang akan di lakukan pada lokasi
ini nantinya adalah membendung alur
sungai pada tebing-tebing sungai untuk
mendapatkan tampungan yang lebih besar Site Lokasi Embung
di bandingkan dengan kolam eksisting.

BAB IV - 7
No Wilayah Adminisrasi x y Kondisi Wilayah Kajian Foto

Tampungan Eksisting Desa


d Bentangan 42.8 m
e Base Flow Aliran Sungai mengalir Sepanjang Tahun
f Ketersediaan Material Material Batuan Tersedia di wilayah desa Setempat
(Sumber Pengamatan Material Tanah harus didatangkan dari luar wilayah
dan wawancara)
g Kondisi DAS Baik, tutupan hijau dominan, hunian type perkampungan tidak padat
h Kapasitas Volume Proses Analisa
Tampungan
I Penilaian Masyarakat Masyarakat menginginkan adanya upaya maksimal pemanfaatan embung eksisting, dengan adanya usulan
penambahan embung di sungai Kepala desa menyambut senang usulan tersebut.
J Wilayah Potensi Manfaat tampungan air akan di gunakan untuk melayani kebutuhan air bersih Desa Cinoyong hingga ke Desa
Layanan Kawoyang, dengan jarak terjauh 4 km.
k Manfaat potensi Air Bersih
embung

BAB IV - 8
4.4.2 KEGIATAN PENINJAUAN LAPANGAN DI KECAMATAN MENES

Gambar 4.3. Peta Kecamatan Menes

Kecamatan Menes berada memiliki luas wilayah 22,41km². Kecamatan Menes


pada tahun 2016 terdiri dari 12 Desa yaitu : Alaswangi, Tegalwangi, Menes,
Kananga, Cilabanbulan, Sindangkarya, Cigandeng, Purwaraja, Muruy,
Kadupayung, Sukamanah, Ramaya.

Pada Kecamatan Menes jumlah penduduk pada tahun 2016 terdiri atas 18.521
orang laki-laki dan 18.107 orang perempuan dengan jumlah seluruhnya 36.628
orang.

Pada Kecamatan Menes luas lahan sawah 1252 Ha dan lahan pertanian bukan
sawah 989 Ha dengan uas panen tanaman padi 1.583 Ha dengan produksi
10.052 Ton yang terdiri dari padi sawah, palawija 92 Ha dengan produksi 897
Ton yang terdiri dari jagung, ketela pohon dan ketela tanah.

Dari hasil penelusuran lapangan awal pada Kecamatan Menes di dapatkan 3


lokasi potensi embung yaitu : embung Ramaya, embung Cisereh dan embung
Kaducukang.

BAB IV - 9
Tabel 4.2. Lokasi Potensi Embung Kecamatan Menes Desa Ramaya
2 Desa Ramaya
Kecamatan Menes

Desa Ramaya salah satu desa yang aliri oleh sungai Cisata yang memiliki kontur wilayah yang beragam. Sungai Cisata mengalir melewati kawasan
padat penduduk serta melewati perkebunan sawit.
a Akses Jalan Masuk 105°56'21.54"T 6°23'37.98"S Lokasi site ini bisa di capai melaui simpang
Menes dan berjarak cukup dekat dengan
jalan raya Pandeglang-Labuan yaitu
berjarak 1,60 km

b Tipe Usulan Embung Membendung Sungai

BAB IV - 10
b Lokasi Site 105°55'48.81"T 6°23'57.39"S Lokasi ini merupakan daerah datar wilayah
sungai Cisata yang di kelilingi tebing-tebing
sungai. Tebing sungai berada pada elevasi
75 – 83 mdpl. Sedangkan sungai pada
lokasi site ini berada pada elevasi 63 mdpl.

c Bentangan 300 m
d Base Flow Mengalir Sepanjang Tahun
e Ketersediaan Material Material Batuan Tersedia di Sepanjang Sungai

Material Tanah tersedia di bagian Hulu lokasi Site

BAB IV - 11
f Kondisi DAS Bagian lahan DAS Hulu pemanfaatan lahan pemukiman dan produksi tanam, Sawah dan Tegalan
g Kapasitas Volume
LENGKUNG KAPASITAS RAMAYA
Tampungan
Volume m3
200000.00 150000.00 100000.00 50000.00 0.00
169.00 169.00
168.00 168.00
167.00 167.00
166.00 166.00
165.00 165.00

Elevasi

Elevasi
164.00 164.00
163.00 163.00
162.00 162.00
161.00 161.00
160.00 160.00
159.00 159.00
7431.71 17431.71 27431.71 37431.71 47431.71 57431.71
Luas Area m2

Ketinggian 5 m  Volume 60,7 Ribu m3


Ketinggian 6 m  Volume 86,03 Ribu m3
Ketinggian 7 m Volume 120,2 Ribu m3
c Penilaian Masyarakat Masyrakat menginginkan adanya sumber air pada saat musim kemarau
d Wilayah Potensi Potensi Tampungan Embung dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan air des Ramaya, Desa Tegal Wangi, Desa Alas
Layanan Wangi
e Potensi Tampungan Air Baku dan Irigasi

BAB IV - 12
4.4.3 KEGIATAN PENINJAUAN LAPANGAN DI KECAMATAN CIMANUK

Gambar 4.4. Peta Kecamatan Cimanuk

Luas wilayah desa Kecamatan Cimanuk 23,64 kilometer persegi. Kecamatan


Cimanuk pada tahun 2016 terdiri dari 11 Desa yaitu : Kadudodol, Gunungdatar,
Gunungcupu, Sekong, Cimanuk, Batubantar, Rocek, Kadumadang, Dalembalar,
Kupahandap, Kadubungbang.

Pada Kecamatan Cimanuk jumlah penduduk pada tahun 2016 terdiri atas 20.465
orang laki-laki dan 19.516 orang perempuan dengan jumlah seluruhnya 39.981
orang.

Pada Kecamatan Cimanuk luas lahan sawah 1.858 Ha dan lahan pertanian
bukan sawah 506 Ha dengan luas panen tanaman padi 4.991 Ha dengan
produksi 28.647 Ton yang terdiri dari padi sawah, palawija 37 Ha dengan
produksi 565 Ton yang terdiri dari jagung, ketela pohon dan ketela rambat.

Pada kegiatan awal peninjauan langsung lapangan di kecamatan Cimanuk di


dapatkan 2 lokasi potensi embung yaitu embung Sekong dan embung
Kadudodol. Type embung yang relevan pada wilayah Kecamatan Cimanuk ini
adalah embung yang membendung sungai

BAB IV - 13
Tabel 4.3. Lokasi Potensi Embung Kecamatan Cimanuk Desa Sekong
3 Desa Sekong
Kecamatan
Cimanuk

Desa Sekong berada pada daerah daratan tinggi di Kecamatan Cimanuk. Desa ini kawasan hulu aliran sungai yang bersumber dari Gunung
Karang. Jarak dari hulu ke desa Sekong adalah sejauh 12,5 km.

BAB IV - 14
a Akses Jalan Masuk 106° 1'47.27"T 6°21'29.81"S Untuk mencapai lokasi ini dapat di tempuh
melalui jalan raya Pandeglang-Labuan kemudian
ke arah pasar Cimanuk. Akses jalan menuju site
dapat di lewati oleh kendaraan roda 4, sebelum
akhirnya harus berjalan kaki dan berakhir pada
lokasi site ini.
b Tipe Embung Membendung Sungai
b Lokasi Site 106° 1'56.65"T 6°22'11.01"S Lokasi site rencana embung ini adalah sungai
dengan baseflow yang baik sepanjang
tahun.Lokasi site ini merupakan bagian hilir dari
site Desa Kurungkambing. Pada lokasi ini di
rencanakan bentang embung 292 meter dengan
beda tinggi yang cukup landai yaitu hanya ± 7
meter.
c Bentangan sungai 293 m
d base flow Mengalir Sepanjang Tahun
e ketersediaan Material Batuan Tersedia di Sepanjang Sungai, Material tanah didatangkan dari luar
material
f kondisi DAS Pemanfaatan Lahan Pertanian

BAB IV - 15
g Kapasitas
LENGKUNG KAPASITAS SEKONG
tampungan
Volume m3
120000.00100000.00 80000.00 60000.00 40000.00 20000.00 0.00
176.00 176.00
175.00 175.00
174.00 174.00
173.00 173.00
172.00 172.00

Elevasi

Elevasi
171.00 171.00
170.00 170.00
169.00 169.00
168.00 168.00
167.00 167.00
166.00 166.00
5550.00 10550.00 15550.00 20550.00 25550.00 30550.00
Luas Area m2

Ketinggian 5 m  Volume 46,45 Ribu m3


Ketinggian 6 m  Volume 60,63 Ribu m3
Ketinggian 7 m  Volume 86,36 Ribum3
h Penilaian Keinginan Sarana Prasarana Air Irigasi
Masyarakat
i Wilayah Potensi Desa Sekong, Desa Gunung Cupu dan Desa Rocek
Layanan
j Potensi Air Irigasi dan Air Bersih
Tampungan

BAB IV - 16
4.4.4 KEGIATAN PENINJAUAN LAPANGAN DI KECAMATAN PATIA

Gambar 4.5. Peta Kecamatan Patia

Luas wilayah desa Kecamatan Patia 52,68 kilometer persegi. Kecamatan Patia
pada tahun 2016 terdiri dari 10 Desa yaitu : Turus, Pasirgadung, Patia,
Babakankeusik, Cimoyan, Idaman, Ciawi, Surianeun, Rahayu, Simpangtiga.

Pada Kecamatan Patia jumlah penduduk pada tahun 2016 terdiri atas 14.257
orang laki-laki dan 13.957 orang perempuan dengan jumlah seluruhnya 28.214
orang.

Pada Kecamatan Patia luas lahan sawah 2.379 Ha dan lahan pertanian bukan
sawah 2.889 Ha dengan luas panen tanaman padi 2.379 Ha dengan produksi
13.137 Ton yang terdiri dari padi sawah.

Pada Kecamatan Patia teridentifikasi 4 lokasi potensi embung, yaitu 1 lokasi


berada di Desa Cimoyan dan 3 lokasi lainnya pada Desa Pasirgadung. Rencana
pembangunan embung sangat penting pada daerah ini. Selain untuk manfaat
irigasi juga di harapkan dapat mereduksi banjir di daerah tersebut

BAB IV - 17
Tabel 4.4. Lokasi Potensi Embung Kecamatan Patia Desa Pasir Gadung 1
4 Desa Pasir
Gadung1
Kecamatan
Patia

Desa Pasirgadung juga merupakan salah satu penghasil padi terbesar bagi Kecamatan Patia. Tapi belum adanyajaringan irigasi yang di rencanakan
dengan baik sehingga mengakibatkan kurangnya pasokan air irigasi bagi kawasan sawah ini.
a Akses Jalan 105°58'54.76"T 6°30'24.36"S Menuju Desa Pasirgadung bisa di tempuh melalui jalan
Masuk raya Saketi-Malingping kemudian ke arah Pasar
Picung melewati Kecamatan Sindangresmi sebelum
akhirnya masuk ke jalan desa Pasirgadung. Lokasi site
ini berjarak 0,8 km dari kantor desa Pasirgadung.

BAB IV - 18
b Tipe Tampungan Memanfaatkan Cekungan Alam
Embung
c Lokasi Site 105°53'58.49"T 6°29'41.18"S Lokasi site merupakan daerah cekungan dengan alur
sungai kecil di tengahnya. Dengan kedalaman rata-
rata ± 6-10 meter dari tebing. Lokasi ini sangat cocok
untuk di bangun embung untuk menampung air hujan
karena kontur wilayah yang memadai.

d Bentangan 33 m
Embung
e base flow Musiman
f ketersediaan Material Batu harus didatangkan dari luar ( Kecamatan Munjul), maerial tanah tersedia
material
g kondisi DAS Lahan Pertanian Sawah
h Kapasitas
volume
tampungan

BAB IV - 19
LENGKUNG KAPASITAS PASIR GADUNG 3
Volume m3
10000 8000 6000 4000 2000 0
185.00 185.00
184.00 184.00
183.00 183.00
182.00 182.00
181.00 181.00
Elevasi

Elevasi
180.00 180.00
179.00 179.00
178.00 178.00
177.00 177.00
176.00 176.00
175.00 175.00
7.5 507.5 1007.5 1507.5 2007.5
Luas Area m2

Ketinggian 5 m  Volume 3675 m3


Ketinggian 6 m  Volume 50006 m3
Ketinggian 7 m  Volume 6395 m3
i Penilaian Masyarakat sangat membutuhkan air Bersih
Masyarakat
j Wilayah Desa Pasir Gadung, Desa Babakankeusik, Desa Kadumelati, Desa Idaman
Potensi
Layanan
k Potensi Air Bersih dan Irigasi
Tampungan

BAB IV - 20
Tabel 4.5. Lokasi Potensi Embung Kecamatan Patia Desa Cimoyan
5 Desa Cimoyan
Kecamatan Patia

Desa Cimoyan merupakan salah satu penghasil padi di kecamatan Patia. Belum adanya jaringan irigasi teknis membuat masyarakat mengupayaan sendiri
irigasi bagi lahan mereka.
a Akses Jalan Masuk 105°58'54.76"T 6°30'24.36"S Akses jalan menuju site ini dapat di tempuh melalui
jalan Raya Kadubera melewati perkebunan sawit
sebelum akhirnya masuk ke jalan desa Cimoyan.
Banyaknya badan jalan yang rusak dan belum

BAB IV - 21
terbangun menuju lokasi site ini mengakibatkan
waktu tempuh menjadi semakin lama.
b Lokasi Site 105°53'21.49"T 6°28'27.25"S Lokasi site ini merupakan langganan kawasan
banjir yang di akibatkan perbedaan tinggi yang
tidak terlalu signifikan antara badan sungai dan
dataran rendah. Untuk itu lokasi pada site ini selain
bermanfaat untuk irigasi juga dapat di ambil
manfaatnya sebagai bangunan pengendalian
banjir. Di rencanakan bentang embung 8 meter
pada lokasi ini.
c Bentangan sungai 83,7 m
d base flow Mengalir Sepanjang Tahun
e ketersediaan material Material Batu harus didatangkan dari luar ( Kecamatan Munjul), maerial tanah tersedia
f kondisi DAS Pemanfaatan lahan Pertanian
g Kapasitas volume Proses Analisa
tampungan
h Penilaian Masyarakat Sangat Membutuhkan Layanan Air
i Wilayah Potensi Desa Cimoyan, Desa Idaman, Desa Surianan
Layanan
j Potensi Tampungan Air Bersih dan Irigasi

BAB IV - 22
4.4.5 KEGIATAN PENINJAUAN LOKASI DI KECAMATAN CIMANGGU

Luas wilayah desa Kecamatan Cimanggu 190,15 kilometer persegi. Kecamatan


Cimanggu pada tahun 2016 terdiri dari 12 Desa yaitu : Rancapinang, Cibadak,
Batuhideung, Tugu, Keramatjaya, Mangkualam, Padasuka, Ciburial,
Waringinkurung, Cijaralang, Cimanggu, Tangkilsari.

Pada Kecamatan Cimanggu jumlah penduduk pada tahun 2016 terdiri atas
19.454 orang laki-laki dan 19.146 orang perempuan dengan jumlah seluruhnya
38.600 orang.

Pada Kecamatan Cimanggu luas lahan sawah 3.340 Ha dan lahan pertanian
bukan sawah 20.804 Ha dengan luas panen tanaman padi 3.346 Ha dengan
produksi 6.692 Ton yang terdiri dari padi sawah.

Hasil inventarisasi di Kecamatan Cimanggu didapatkan 4 lokasi potensi embung,


yaitu embung Tangkilsari, embung Padasuka 1 dan 2, dan embung
Mangkualam.Dari 4 lokasi tersebut embung Tangkilsari dan embung Padasuka 1
menempati peringkat skoring 10 besar

BAB IV - 23
Tabel 4.6. Lokasi Potensi Embung Kecamatan Cimanggu Desa Tangkilsari
6 Desa Desa Tangkilsari berada pada kawasan dataran tinggi di Kecamatan Cimanggu. Vegetasi Desa Tangkilsari adalah beragam,
Tangkilsari antara lain kawasan hutan, tegalan dan sebagian persawahan.
Kecamatan
Cimanggu

a Akses Jalan Masuk 105°36'46.04"T 6°40'51.26"S Akses jalan masuk ke lokasi site ini adalah
melalui jalan raya Cibaliung-Sumur sejauh
1,32 km. Jalan yang rusak dan jalan yang
berbukit-bukit mengakibatkan waktu
tempuh yang cukuplama menuju lokasi site
ini.
b Lokasi Site 105°37'0.94"T 6°40'21.74"S Pada desa Tangkilsari di rencanakan
embung dengan bentang 180 meter pada
elevasi elevasi 82 mdpl dan ketinggian
palung sungai tertinggi ada pada level 72
mdpl. Daerah layanan site lokasi ini adalah
sampai ke Desa Karangbolong Kecamatan
Cigeulis.

BAB IV - 24
c Bentangan sungai 178 m
d base flow Mengalir sepanjang Tahun
e ketersediaan material Material Batu disepanjang sungai, Material tanah disekitar Sungai
f kondisi DAS Daerah Dataran Tinggi, pemanfaatan lahan pertanian dan pemukiman
g Kapasitas volume tampungan
LENGKUNG KAPASITAS TANGKILSARI

Volume m3
600000 500000 400000 300000 200000 100000 0
70 70
69 69
68 68
67 67
Elevasi

Elevasi
66 66
65 65
64 64
63 63
62 62
37000 47000 57000 67000 77000 87000 97000 107000
Luas Area m2

Ketinggian 5 m  Volume 310,54 Ribu m3


Ketinggian 6 m  Volume 397,15 Ribu m3
Ketinggian 7 m  Volume 492,504 Ribu m3
h Penilaian Masyarakat

i Wilayah Potensi Layanan Desa Tangkilsari, Desa CImanggu


j Potensi Tampungan Air besih dan irigasi

BAB IV - 25
Tabel 4.7. Lokasi Potensi Embung Kecamatan Cimanggu Desa Padasuka 1
7 Desa Padasuka1 Desa Padasuka merupakan kawasan dataran
Kecamatan tinggi yang di kelilingi hutan dan di dalamnya
Cimanggu juga terdapat penambangan emas PT Cibaliung
Sumber Daya.Desa ini di lewati alur sungai
dengan kemiringan lahan rata-rata adalah 6 -
8%
a Akses Jalan Masuk 105°38'57.52"T 6°41'58.90"S Untuk menuju lokasi site ini adalah bisa di
jangkau melalui jalan lintas Cibaliung-Sumur
dan kemudian masuk ke akses jalan Cibaliung
Sumber Daya sejauh 8,9 km.

b Lokasi Site 105°38'20.77"T 6°45'20.19"S Pada lokasi site ini di rencanakan bentang
embung 75 meter pada ketinggian 172 mdpl.
Base flow pada lokasi ini ada sepanjang tahun
hanya saja area genangan masuk ke dalam
wilayah Aset vital nasional tambang emas
Cibaliung
c Bentangan sungai 76,5 m
d base flow Mengalir Sepanjang Tahun
e ketersediaan Material Batu dan Tanah tersedia di sekitar lokasi
material

BAB IV - 26
f kondisi DAS Pemanfaatan lahan area Hutan, dan penambangan Emas
g Kapasitas volume
LENGKUNG KAPASITAS PADASUKA 1
tampungan
Volume m3
700000 600000 500000 400000 300000 200000 100000 0
166.00 166.00
165.50 165.50
165.00 165.00
164.50 164.50
Elevasi

Elevasi
164.00 164.00
163.50 163.50
163.00 163.00
162.50 162.50
162.00 162.00
205915 215915 225915 235915 245915 255915
Luas Area m2

Ketinggian 1 m  Volume 204,95 Ribu m3


Ketinggian 2 m  Volume 426,29 Ribu m3
Ketinggian 3 m  Volume 662,93 Ribu m3
h Penilaian Masyarakat Masyarakat tidak membutuhkan penyediaan air
i Wilayah Potensi Desa Padasuka
Layanan
j Potensi Tampungan Air Bersih

BAB IV - 27
4.4.6 KEGIATAN PENINJAUAN LOKASI DI KECAMATAN SINDANGRESMI

Gambar 4.6. Peta Kecamatan Sindangresmi

Luas wilayah desa Kecamatan Sindangresmi 63,20 kilometer persegi Kecamatan


Sindangresmi pada tahun 2016 terdiri dari 9 Desa yaitu : Pasirloa, Bojongmanik,
Campakawarna, Ciodeng, Pasirtenjo, Sindangresmi, Pasirlancar, Pasirdurung,
Kadumalati.

Pada Kecamatan Sindangresmi jumlah penduduk pada tahun 2016 terdiri atas
11.126 orang laki-laki dan 10.948 orang perempuan dengan jumlah seluruhnya
22.074 orang.

Pada Kecamatan Sindangresmi luas lahan sawah 2.163 Ha dan lahan pertanian
bukan sawah 4.287 Ha dengan luas panen tanaman padi 4.655 Ha dengan
produksi 9,3 Ton yang terdiri dari padi sawah dan padi ladang, palawija 80 Ha
dengan produksi 44,6 Ton yang terdiri dari jagung, ketela pohon, ketela rambat
dam kacang tanah.

Pada Kecamatan Sindangresmi teridentifikasi 2 lokasi potensi embung. Semua


lokasi tersebut berada pada Desa Pairloa. Tipe usulan embung yang relevan pada
lokasi ini adalah membuat tanggul pada rawa (tampungan alam) serta
penambahan bangunan irigasi teknis.

BAB IV - 28
Tabel 4.8. Lokasi Potensi Embung Kecamatan Sindangresmi Desa Pasirloa 2
8 Desa Pasirloa2 Desa Pasirloa merupakan salah satu sentra
Kecamatan penghasil padi pada Kecamatan Sindangresmi.
Sindangresmi Desa ini juga di lewati aliran sungai Ciliman. Di
sepanjang aliran sungai terdapat beberapa rawa
yang belum termanfaatkan.

a Akses Jalan Masuk Akses jalan menuju lokasi site ini ada 2 akses, 1
akses jalan tidak bisa dilalui menggunakan
kendaraan roda 4, yaitu melalui Jalan raya
Panimbang-Munjul melewati Desa Kramatmanik

b Lokasi Site Pada lokasi site ini nanti akan di buatkan tanggul
mengelilingi badan rawa. Selain itu juga di
buatkan saluran irigasi untuk mengairi
persawahan di Desa Pasirloa dan di harapkan
bisa juga mengairi Desa Bojongmanik
Kecamatan Munjul.
c Bentangan sungai 13,9 m
d base flow Tidak pernah kering sepanjang tahun
e ketersediaan material Material Batu di datangkan dari Kecamatan Munjul, material tanah ada di sekitar lokasi site
f kondisi DAS Pemanfaatan lahan area Sawah

BAB IV - 29
g Kapasitas volume Tahap analisa
tampungan
h Penilaian Masyarakat Masyarakat membutuhkan sarana irigasi yang memadai
i Wilayah Potensi Desa Pasirloa dan Desa Bojongmanik
Layanan
j Potensi Tampungan Irigasi

BAB IV - 30
4.4.7 KEGIATAN PENINJAUAN LOKASI DI KECAMATAN PAGELARAN

Gambar 4.7. Peta Kecamatan Pagelaran

Luas wilayah Kecamatan Pagelaran adalah 79,3 km². Kecamatan Pagelaran


terdiri dari 13 desa yaitu : Tegalpapak, Margagiri, Bama, Pagelaran, Sukadame,
Bulagor, Surakarta, Harapankarya, Montor, Kartasana, Senangsari, Sindanglaya
dan Margasna.

Luas lahan pertanian di Kecamatan Pagelaran adalah seluas 2433 ha. Dengan
pemanfaatan irigasi desa seluas 388 ha dan 2045 merupakan sawah tadah
hujan.

Pada kegiatan inventarisasi lapangan ini di di dapatkan 1 lokasi potensi embung


di Kecamatan Pagelaran yaitu embung Bulago

BAB IV - 31
Tabel 4.9. Lokasi Potensi Embung Kecamatan Pagelaran Desa Bulagor
9 Desa Bulagor
Kecamatan Pagelaran

Desa Bulagor merupakan sentra penghasil padi di Kecamatan Pagelaran. Desa ini mempunyai luas wilayah 460 ha, luas
lahan pertaniannya sebesar 360 ha. Sedangkan luas lahan bukan pertanian adalah 100 ha.

a Akses Jalan Masuk 105°53'16.49"T 6°23'41.47"S Untuk mencapai lokasi site ini bisa di akses
melalui Bojongcanar pada Jalan Raya
Pandeglang-Labuan sejauh 5,3 Km ke Balai
desa Bulagor. Selanjutnya dari balai desa

BAB IV - 32
harus di tempuh jarak 1,2 km melewati
daerah persawahan.
b Tipe Embung Tampungan
Alam  Rawa
c Lokasi Site 105°52'43.56"T 6°26'39.82"S Lokasi site ini merupakan daerah rawa yang
berdekatan dengan Sungai Cisata. Skenario
pada lokasi ini adalah membangun tanggul
mengelilingi tampungan. Suplesi dari sungai
Cisata sangat mmungkinkan mengingat
jaraknya yang cukup dekat.

d Bentangan 46 m
e base flow Tampungan Hujan
f ketersediaan material Batu diambil Dari Kecamatan Munjul, Material Tanah disekitar lokasi
g kondisi DAS Lahan Pertanian
h Kapasitas volume 9125 m³
tampungan
i Penilaian Masyarakat Ingin adanya prasarana irigasi
j Wilayah Potensi Desa Bulagor, Desa Sukadame
Layanan
k Potensi Tampungan Air Irigasi

BAB IV - 33
4.4.8 KEGIATAN PENINJAUAN LOKASI DI KECAMATAN SUMUR

Gambar 4.8. Peta Kecamatan Sumur

Luas wilayah Kecamatan Sumur adalah 38,20 km² yang merupakan teritorial 7
desa yaitu: Ujungjaya, Tamanjaya, Cigorondong, TunggalJaya, Kertamukti,
Kertajaya, SumberJaya.

Kecamatan Sumur merupakan salah satu kawasan objek wisata di Kabupaten


Pandeglang. Minimnya sumber air bersih terutama di Desa Kertajaya dan
SumberJaya perlu di carikan solusinya.Mengingat tingginya tingkat kebutuhan air
di 2 desa tersebut. Pada kegiatan awal inventarisasi lokasi di Kecamatan Sumur
teridentifikasi 1 lokasi potensi embung yaitu di desa Kertajaya

BAB IV - 34
Tabel 4.10. Lokasi Potensi Embung Kecamatan Sumur Desa Kertajaya
10 Kertajaya
Kecamatan Sumur

Desa Kertajaya merupakan daerah pesisir yang berada pada Kecamatan Sumur. Desa ini merupakan salah satu kawasan
pariwisata. Minimnya sumber air bersih yang ada pada daerah ini merupakan salah satu masalah yang harus di cari
solusinya. Ini di karenakan kontur wilayah yang datar sehingga berdampak juga terhadap sumber air permukaan yang
minim. Sungai-sungai yang mengalir melewati desa ini pun belum termanfaatkan.

a Akses Jalan Masuk 105°34'49.49"T 6°39'47.76"S Untuk mencapai lokasi site ini, bisa di
tempuh melalui jalan linta Sumur-Ujung
Kulon. Jalan masuk hanya berjarak hanya ±
500 meter dari jalan raya untuk kemudian
masuk ke wilayah pemukiman pesisir.

BAB IV - 35
b Tipe Embung Tampungan
Alam  Rawa
c Lokasi Site 105°34'23.88"T 6°39'43.00"S Lokasi site ini merupakan daerah rawa yang
berdekatan di pesisir pantai. Rawa ini
memiliki luas 1,95 ha. Namun hal di
khawatirkan adalah adanya intrusi dengan
air laut

d Bentangan 32 m
e base flow Tampungan Hujan
f ketersediaan Material batu dan tanah ada di sekitar lokasi site
material
g kondisi DAS Daerah pemukiman pesisir, dan hutan bakau
h Kapasitas volume Tahap analisa
tampungan
i Penilaian Ingin adanya prasarana air bersih
Masyarakat
j Wilayah Potensi Desa Kertajaya
Layanan
k Potensi Tampungan Air Bersih

BAB IV - 36
4.5. KEBUTUHAN DAN PENILAIAN MASYARAKAT
Selain melakukan survei teknis, untuk menentukan lokasi embung yang tepat guna
juga perlu adanya survei non teknis. Aspek non teknis antara lain meliputi kondisi
sosial ekonomi, tanggapan masyarakat, urgensi kebutuhan masyarakat dan hal-
hal yang berkaitan langsung dengan masyarakat sekitar lokasi potensi.
Hal ini guna mengukur dan mendapatkan kesediaan serta manfaat yang akan di
rasakan masyarakat di kemudian hari apabila wilayah mereka di bangun embung.
Hal ini juga terkait dengan proses pembebasan lahan di kemudian hari. Untuk itu
analisa komprehensif perlu di lakukan guna mendapatkan gambaran faktor non
teknis masyarakat sekitar lokasi potensi embung.
Setelah melakukan survei pendahuluan di dapatkan dua puluh empat lokasi potensi
embung. Enam belas lokasi potensi berada di sungai (baik sungai maupun alur
sungai) dan delapan lokasi berupa cekungan. Lokasi-lokasi ini tersebar di seluruh
Kab. Pandeglang. Dalam melakukan analisa non teknis ini untuk lebih
memudahkan di lakukan pembagian wilayah. Yaitu wilayah utara, wilayah tengah
dan wilayah selatan. Di bawah ini adalah pembagian demografi wilayah
berdasarkan lokasi hasil survei pendahuluan:
Tabel 4.11. Pembagian Wilayah lokasi potensi embung
No Wilayah Utara Wilayah Tengah Wilayah Selatan
1 Cinoyong Kec. Carita Ramaya Kec.Menes Tangkilsari Kec.Cimanggu
2 Sukajadi Kec. Carita Pasireurih Kec. Cisata Kutamekar Kec.Sobang
3 Tenjolahang Kec. Jiput Kaducukang Kec. Menes Padasuka Kec. Cimanggu
4 Kurungkambing Kec. Mekarjaya Kec. Cikedal Mangkualam Kec.Cimanggu
Mandalawangi
5 Sekong Kec. Cimanuk Cisereh Kec. Menes Pasirloa Kec. Sindangresmi
6 Kadudodol Kec. Cimanuk Cimoyan Kec. Patia Kertajaya Kec. Sumur
7 Pasirgadung Kec.Patia

8 Bulagor Kec. Pagelaran

10

Sumber: Hasil inventarisasi dan analisa


Survei kondisi sosial ekonomi ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui tingkat kebutuhan air baku masyarakat
2. Mengetahui tingkat pelayanan pemenuhan air baku masyarakat
3. Mengetahui sumber air baku masyarakat

BAB IV - 37
4. Mengetahui tanggapan masyarakat tentang pembangunan embung
5. Mengetahui kesediaan masyarakat terhadap proses pembebasan lahan apabila
terdampak proses pembangunan embung
Di bawah ini adalah gambaran hasil survei sosial ekonomi di masing-masing
pembagian wilayah lokasi site embung:
A. Wilayah Utara
Hasil survei sosial ekonomi masyarakat di sekitar lokasi potensi site embung di
wilayah utara adalah sebagai berikut:

Tingkat kebutuhan air

33%
57% Tinggi
10%
Rendah
Sedang

Gambar 4.9. Tingkat kebutuhan air masyarakat di sekitar lokasi potensi embung
wilayah utara

Tingkat pelayanan

13%
Tinggi
53%
34% Rendah
Sedang

Gambar 4.10. Tingkat pelayanan pemenuhan air masyarakat di sekitar lokasi


potensi embung wilayah utara

BAB IV - 38
Sumber Air

7%
13% Sumur
10% Sungai
70% Mata air
tidak ada

Gambar 4.11. Sumber air masyarakat di sekitar lokasi potensi embung wilayah
utara

Pembangunan embung

17%
6% Setuju
Tidak setuju
77%
Wajar

Gambar 4.12. Pendapat masyarakat akan pembangunan embung di wilayah


utara

Pembebasan Lahan

3%
17%
Setuju
Tidak setuju
80%
Tidak tahu

BAB IV - 39
Gambar 4.13. Kesediaan masyarakat untuk proses pembebasan lahan
terdampak embung di wilayah utara

Dari hasil survei kondisi non teknis secara garis besar masyarakat di sekitar
lokasi potensi embung di wilayah utara memiliki tingkat kebutuhan air yang
tinggi sedangkan untuk pelayanan pemenuhannya masih kurang yaitu sebesar
53%. Sebanyak 77% masyarakat setuju apabila di daerah mereka di bangun
embung, 17% memberikan tanggapan wajar sedangkan 6% masyarakat tidak
setuju apabila di daerah mereka dibangun embung. Sebanyak 6% ini seluruhnya
berada pada lokasi Desa Cinoyong Kecamatan Carita. Alasan masyarakat Desa
Cinoyong tidak setuju dengan adanya pembangunan embung karena pada
kondisi sekarang sudah ada embung eksisting,tinggal bagaimana
dimaskimalkan pemanfaatannya.
B. Wilayah Tengah
Hasil survei sosial ekonomi masyarakat di sekitar lokasi potensi site embung di
wilayah tengah adalah sebagai berikut:

Tingkat kebutuhan air

13%
9% Tinggi
Rendah
78%
Sedang

Gambar 4.14. Tingkat kebutuhan air masyarakat di sekitar lokasi potensi


embung wilayah tengah

BAB IV - 40
Tingkat pelayanan

20%
30%
Tinggi
Rendah
50% Sedang

Gambar 4.15. Tingkat pelayanan pemenuhan air masyarakat di sekitar lokasi


potensi embung wilayah tengah

Sumber air

18%
31% Sumur
4%
Sungai
Mata air
47%
tidak ada

Gambar 4.16. Sumber air masyarakat di sekitar lokasi potensi embung wilayah
tengah

BAB IV - 41
Pembangunan Embung

18%
2% Setuju
Tidak setuju
80%
Wajar

Gambar 4.17. Pendapat masyarakat akan pembangunan embung di wilayah


tengah

Pembebasan lahan

33%
Setuju
56%
Tidak setuju
11%
Tidak tahu

Gambar 4.18. Kesediaan masyarakat untuk proses pembebasan lahan


terdampak embung di wilayah tengah

Hasil survei sosial ekonomi di Kabupaten Pandeglang wilayah tengah adalah


secara garis besar masyarakat menyetuji adanya pembangunan embung yaitu
sebanyak 80% korespondensi.Hal ini di akibatkan oleh tingkat kebutuhan air
yang tinggi (78%) berbanding terbalik dengan tingkat pelayanannya yaitu
hanya 50%.

C. Wilayah Selatan
Hasil survei sosial ekonomi masyarakat di sekitar lokasi potensi site embung di
wilayah tengah adalah sebagai berikut:

BAB IV - 42
Tingkat kebutuhan air

37%
43%
Tinggi
Rendah
20%
Sedang

Gambar 4.19. Tingkat kebutuhan air masyarakat di sekitar lokasi potensi


embung wilayah selatan

Tingkat Pelayanan

13% 17%
Tinggi
Rendah
70% Sedang

Gambar 4.20. Tingkat pelayanan pemenuhan air masyarakat di sekitar lokasi


potensi embung wilayah selatan

BAB IV - 43
Sumber air

7%
27% Sumur
30%
Sungai
Mata air
36%
tidak ada

Gambar 4.21. Sumber air masyarakat di sekitar lokasi potensi embung wilayah
selatan

Pembangunan embung

23%
Setuju
7%
70% Tidak setuju
Wajar

Gambar 4.22. Pendapat masyarakat akan pembangunan embung di wilayah


selatan

BAB IV - 44
Pembebasan lahan

30%
Setuju
57%
Tidak setuju
13%
Tidak tahu

Gambar 4.23. Kesediaan masyarakat untuk proses pembebasan lahan


terdampak embung di wilayah selatan

Sebanyak 75,67% masyarakat di sekitar lokasi potensi embung menginginkan


adanya pembangunan embung atau bahkan bangunan air yang lebih besar
kapasitasnya (bendungan dan waduk). Dengan adanya embung masyarakat
mengharapkan agar kebutuhan air mereka terpenuhi, baik air baku maupun
air untuk irigasi.

4.6. ANALISA SKORING POTENSI EMBUNG


Untuk mendapatkan lokasi rencana embung di Kabupaten Pandeglang yang akan
didesain lebih lanjut maka dilakukan analisa pemilihan lokasi. Analisa pemilihan
lokasi dimaksudkan untuk menetapkan prioritas calon lokasi berdasarkan
beberapa aspek penilaian. Lokasi-lokasi potensi yang teridentifikasi pada survei
pendahuluan di evaluasi prioritas berdasarkan hal yang paling mendasar yaitu
prioritas kebutuhan penduduk. Kemudian di ikuti oleh faktor-faktor yang
menunjang baik aspek non teknis maupun aspek teknis.

A. Aspek Non Teknis

Aspek non teknis diberi bobot koefisien kelompok = 0,60 artinya pengaruh aspek
ini terhadap bobot calon lokasi embung yang bersangkutan adalah 60%. Dan
aspek non teknis yang dipertimbangkan terdiri dari :

1. Prioritas kebutuhan penduduk

BAB IV - 45
2. Manfaat Embung
3. Kondisi daerah penerima manfaat
4. Pencapaian Lokasi
5. Kepemilikan tanah
6. Tanggapan masyarakat

B. Aspek Teknis

Aspek teknis diberi bobot koefisien kelompok = 0,40 artinya pengaruh aspek ini
terhadap bobot calon lokasi embung yang bersangkutan adalah 40%. Dan aspek
teknis yang dipertimbangkan terdiri dari :

1. Bentang embung
2. Volume tampungan
3. Jarak Ketersediaan Material
4. Baseflow
5. Jalan masuk ke lokasi site
6. Kondisi DAS
7. Jarak daerah layanan

Penilaian prioritas pemilihan embung-embung di Kabupaten Pandeglang dapat


dilihat pada matrik prioritas pemilihan embung. Untuk resume dan rincian penilian
rangking dapat dilihat pada tabel berikut. (Analisa Skoring potensi lokasi embung
yang disajikan adalah 10 lokasi teratas dari 23 Lokasi yang di kaji)

BAB IV - 46
NA MA LOKA SI

Bobot (%)
C i n o yo n g Ra ma ya Sek o n g Pa s i rg a d u n g 1 C i mo ya n Ta n g k i l s a ri Pa d a s u k a 1 Pa s i rl o a 2 Bu lagor Kerta j a ya
KETERA NG A N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kec. C a ri ta Kec. Men es Kec. C i ma n u k Kec. Pa ti a Kec. Pa ti a Kec. C i ma n g g u Kec. C i ma n g g u Kec. Si n d a n g res mi Kec. Pa g el a ra n Kec. Su mu r
Ni l aNi
i l a i x B o b o t/10
Ni l aNi
i l a i x B o b o t/10
Ni l aNi
i l a i x B o b o t/10
Ni l aNi
i l a i x B o b o t/10
Ni l aNi
i l a i x B o b o t/10
Ni l aNi
i l a i x B o b o t/10
Ni l aNi
i l a i x B o b o t/10
Ni l aNi
i l a i x B o b o t/10
Ni l aNi
i l a i x B o b o t/10
Ni l aNi
i l a i x B o b o t/10
A s p ek No n Tek n i s
1 Prioritas Kebutuhan Penduduk 15 6 9 6 9 7 10.5 9.5 14.25 9 13.5 8 12 6 9 7 10.5 8 12 8 12
a. Sangat membutuhkan nilai = 10 - 8 9 9 8 9
b. Membutuhkan nilai = 7 - 4 6 6 7 6 7
c. Tidak Membutuhkan nilai = 3 - 0
2 Manfaat 12 4 4.8 8 9.6 8 9.6 9 10.8 8 9.6 7 8.4 7 8.4 8 9.6 8 9.6 6 7.2
a. Air baku dan Irigasi nilai = 10 - 8 8 8 9 8 8 8
b. Air baku nilai = 7 - 4 4 7 7 6
c.Irigasi nilai = 3 - 0
3 Kondisi Daerah Penerima Manfaat 9 4 3.6 6 5.4 4 3.6 8 7.2 8 7.2 8 7.2 6 5.4 7 6.3 6 5.4 6 5.4
a. Pra Sejahtera nilai = 10 - 8 8 8 8
b. Sejahtera 1 nilai = 7 - 4 4 6 4 6 7 6 6
c. Sejahtera nilai = 3 - 0
4 Tanggapan Masyarakat 8 7 5.6 8 6.4 8 6.4 9 7.2 8 6.4 8 6.4 8 6.4 8 6.4 9 7.2 8 6.4
a. Menerima nilai = 10 - 8 8 8 9 8 8 8 8 9 8
b. Acuh tak acuh nilai = 7 - 4 7
c. Tidak Menerima nilai = 3 - 0
5 Kepemilikan Tanah 9 5 4.5 3 2.7 3 2.7 2 1.8 1 0.9 2 1.8 2 1.8 2 1.8 4 3.6 2 1.8
a. Pemerintah nilai = 10 - 8
b. Pemerintah dan penduduk nilai = 7 - 4 5 4
c. Penduduk nilai = 3 - 0 3 3 2 1 2 2 2 2
6 Pencapaian Lokasi 7 8 5.6 2 1.4 2 1.4 2 1.4 2 1.4 3 2.1 5 3.5 5 3.5 5 3.5 6 4.2
a. Bisa dengan roda 4 nilai = 10 - 8 8
b. Bisa dengan roda 2 nilai = 7 - 4 5 5 5 6
c. Jalan kaki nilai = 3 - 0 2 2 2 2 3
JUMLAH 60 33.1 34.5 34.2 42.65 39 37.9 34.5 38.1 41.3 37
A s p ek Tek n i s
1 Bentang 6 9 5.4 0 0 0 0 8 4.8 7 4.2 1 0.6 2 1.2 7 4.2 5 3 8 4.8
a. 30 - 70 m nilai = 10 - 8 42.8 0 8
b. 70 - 100 m nilai = 7 - 4 0 7 5
c. x > 100 m nilai = 3 - 0 309 0 146 2
2 Volume Tampungan 7 4 2.8 8 5.6 8 5.6 2 1.4 3 2.1 9 6.3 2 1.4 2 1.4 2 1.4 2 1.4
a. 100.000 - 500.000 m3 nilai = 10 - 8 166887 165392 0 0 0 0 0
3
b. 40.000 - 100.000 m nilai = 7 - 4 4
c. < 40.000 m3 nilai = 3 - 0 0 2 2 2 2
3 Kesediaan Material Batu 5 8 4 9 4.5 8 4 2 1 2 1 8 4 8 4 2 1 2 1 3 1.5
a. 0 - 500 m nilai = 10 - 8 8 9 8 8 8
b. 500 - 1000 m nilai = 7 - 4
c. > 1000 m nilai = 3 - 0 2 2 2 2 3
4 Kesediaan Material Tanah 5 2 1 8 4 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1
a. 0 - 500 m nilai = 10 - 8 8
b. 500 - 1000 m nilai = 7 - 4
c. > 1000 m nilai = 3 - 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2
5 Baseflow 7 8 5.6 9 6.3 8 5.6 6 4.2 8 5.6 9 6.3 8 5.6 8 5.6 6 4.2 6 4.2
a. Ada sepanjang tahun nilai = 10 - 8 8 9 8 8 9 8 8
b. Ada sampai bulan Juni nilai = 7 - 4 6 6 6
c. Tidak ada nilai = 3 - 0
6 Jalan Masuk Ke Lokasi Site 5 3 1.5 4 2 6 3 5 2.5 4 2 3 1.5 4 2 8 4 7 3.5 6 3
a. 0 - 300 m nilai = 10 - 8 8
b. 300 - 1000 m nilai = 7 - 4 4 6 5 4 4 7 6
c. > 1000 m nilai = 3 - 0 3 3
7 Jarak Daerah Layanan 5 3 1.5 2 1 4 2 6 3 4 2 5 2.5 7 3.5 7 3.5 7 3.5 7 3.5
a. ≤ 1000 m nilai = 10 - 8 7 8 8 7
b. 1000 - 2000 m nilai = 7 - 4 4 6 4 5
c. > 2000 m nilai = 3 - 0 3 2
JUMLAH 40 21.8 23.4 21.2 17.9 17.9 22.2 18.7 20.7 17.6 19.4
JUMLAH SKORING 54.9 57.9 55.4 60.55 56.9 60.1 53.2 58.8 58.9 56.4
PERINGKAT SKORING 9 5 8 1 6 2 10 4 3 7

BAB IV - 47
Tabel 4.12. Rekapitulasi Hasil Skoring Potensi 10 embung teratas Kab. Pandeglang
Nama Nilai
No Embung Kecamatan Skoring Peringkat
1 Pasirgadung1 Patia 60.55 1
2 Tangkilsari Cimanggu 60.1 2
3 Bulagor Pagelaran 58.9 3
4 Pasirloa2 Sindangresmi 58.8 4
2 Ramaya Menes 57.9 5
6 Cimoyan Patia 56.9 6
7 Kertajaya Sumur 56.4 7
8 Sekong Cimanuk 55.4 8
9 Padasuka1 Cimanggu 53.2 9
10 Cinoyong Carita 54.9 10
Sumber: Hasil Analisa

Selanjutnya hasil skoring di atas di gunakan sebagai acuan pemilihan lokasi


embung yang akan di desain. Pemilihan lokasi site embung terpilih bisa berubah
berdasarkan kebutuhan dan kondisi eksisting di lapangan.

4.7. EVALUASI LAPANGAN HASIL POTENSI EMBUNG


Analisa skoring menghasilkan lokasi-lokasi potensi embung tersebar di seluruh
Kabupaten Pandeglang. Berdasarkan hasil skoring tersebut kemudian di lakukan
penelusuran lebih lanjut terhadap lokasi-lokasi potensi yang ada. Hal ini guna
mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif mengenai usulan tipe embung,
potensi layanan, volume tampungan dan hal-hal lain yang berkaitan dengan
perencanaan embung di Kabupaten Pandeglang.
4.7.1 PASIRGADUNG KECAMATAN PATIA

Site lokasi Pasirgadung berada pada 105°53'58.49"T dan 6°29'41.18"S atau


berada di Kecamatan Patia. Site lokasi ini merupakan daerah cekungan alam
dengan luas ± 8 ha (informasi Kades Pasirgadung) dengan ketinggian tebing
kanan ± 7 m dan tebing kiri ± 4,5 m.

BAB IV - 48
Gambar 4.24. Rencana Site Eksisting Pasirgadung

Gambar 4.25. Area genangan Site Pasirgadung

Gambar 4.26. Kondisi tebing kanan dan kiri site Pasirgadung

BAB IV - 49
Rencana embung ada pada level ketinggian 3-4 meter dengan panjang as
embung ± 80 meter. Dengan rencana luas genangan 38388.78 m² volume
genangan 87.174,97 m³ diharapkan daerah layanan dari rencana embung ini
hingga Desa Babakankeusik, Desa Idaman dan Desa Cimoyan, dengan jarak
terjauh layanan adalah ± 5 km. Luas daerah layanan site Pasirgadung adalah
1296 ha

Tabel 4.13. Lengkung Kapasitas Site Pasirgadung

H elevasi Luas Volume


178 5650 0
0.50 178.50 6172.97 2946.13
1.00 179.00 23954.9 6064.04
1.50 179.50 25328.3 18385.25
2.00 180.00 37197.8 31124.81
2.50 180.50 37595.5 49818.98
3.00 181.00 37992.5 68487.85
3.50 181.50 38388.8 87174.97
Sumber: Hasil Analisa

LENGKUNG KAPASITAS PASIR GADUNG


Volume m3
100000 80000 60000 40000 20000 0
182 182
181.5 181.5
181 181
180.5 180.5
Elevasi

Elevasi

180 180
179.5 179.5
179 179
178.5 178.5
178 178
177.5 177.5
7.5 10007.5 20007.5 30007.5 40007.5 50007.5
Luas Area m2

Luas Area m2 Volume m3

Gambar 4.27. Lengkung Kapasitas Site Pasirgadung

Inflow bagi site ini tidak hanya berasal dari air hujan, tetapi juga ada inflow dari
mata air yang mengalir menuju lokasi site kemudian membuat genangan. Debit
yang mengalir pada saluran eksisting ini adalah 142 lt/det (pengukuran debit
sesaat)

BAB IV - 50
Gambar 4.28. Saluran eksisting mengalir ke site Pasirgadung

Masyarakat Pasirgadung sangat menginginkan adanya sebuah tampungan yang


memadai untuk mengatasi masalah kekeringan pada saat musim kemarau. Lebih
dari itu perlu adanya analisa lebih jauh dan mendalam mengenai fungsi lain dari
embung, yaitu fungsi mereduksi banjir. Banjir sering terjadi pada bagian hulu site
ini yaitu pada Sungai Cimoyan dengan jarak terdekat dari site adalah ± 1,5 km.

4.7.2 TANGKILSARI KECAMATAN CIMANGGU

Site lokasi Tangkilsari berada pada daerah dataran tinggi di Kecamatan


Cimanggu dengan kelandaian rata-rata 5,9%. Terdapat beberapa sungai yang
curam di wilayah desa Tangkilsari. Salah satunya adalah sungai Cibarat yang
juga lokasi rencana as embung. Sungai ini mengalir dari daerah dataran tinggi
di Taman Nasional Ujung Kulon kemudian bermuara di daerah pesisir Kecamatan
Sumur.

Gambar 4.29. Sungai Cibarat yang curam

BAB IV - 51
Tipe embung Tangkilsari adalah embung yang membendung sungai dengan
menyangga pada tebing di kanan dan kirinya. Tinggi embung di rencanakan 6
sampai 7 meter.

6m

Gambar 4.30. Rencana as embung Tangkilsari

Gambar 4.31. Tampak atas rencana as embung Tangkilsari

Rencana site Tangkilsari mempunyai luas genangan 93115,86 m² dan volume


tampungan 397151,67 m³ pada level 6 meter. Dengan estimasi volume
tampungan sebesar 397151,67 m³ embung ini nantinya dapat melayani
kebutuhan air baku dan air irigasi bagi masyarakat Tangkilsari hingga ke
Kecamatan Sumur.

BAB IV - 52
Gambar 4.32. Daerah layanan rencana embung Tangkilsari

Tabel 4.14. Lengkung kapasitas site Tangkilsari

H Elevasi Luas Volume


0 62.5 37225 0
0.50 63.00 46724.00 19832.95
1.00 63.50 50952.00 44162.47
1.50 64.00 54985.81 70450.3
2.00 64.50 59016.55 98659.83
2.50 65.00 63212.03 129695.56
3.00 65.50 67315.11 161923.71
3.50 66.00 71452.34 196053.72
4.00 66.50 75670.23 232179.59
4.50 67.00 79933.89 270352.4
5.00 67.5 84259.21 310537.12
5.50 68 88661.05 352672.29
6.00 68.5 93115.86 397151.67
6.50 69 97634.71 443759.41
7.00 69.5 102214.71 492504.27
Sumber: Hasil analisa

BAB IV - 53
LENGKUNG KAPASITAS TANGKILSARI

Volume m3
600000 500000 400000 300000 200000 100000 0
70 70
69 69
68 68
67 67
Elevasi

Elevasi
66 66
65 65
64 64
63 63
62 62
37000 47000 57000 67000 77000 87000 97000 107000
Luas Area m2

Gambar 4.33. Lengkung kapasitas site Tangkilsari

Setelah melakukan penelusuran lebih lanjut pada badan sungai Cibarat di


temukan bendung eksisting pada jarak ± 600 m ke arah hulu rencana as embung.
Bendung tersebut di manfaatkan untuk air irigasi bagi kawasan persawahan di
bagian kanan hilir bendung.

HULU

Gambar 4.34. Bangunan bendung dan saluran eksisting

BAB IV - 54
Gambar 4.35. Skema sungai Cibarat

Dengan adanya bangunan Bendung tersebut maka layanan lahan irigasi sebelah
kanan saat ini telah terlayani, dan lahan irigasi sebelah kiri saat ini di layani aliran
sungai dari wilayah sungai taman Nasional, sedemikian hingga kajian awal
potensi rencana embung di Kecamatan Tangkilsari pada peringkat skoring no 2
tidak dapat dilanjutkan.

4.7.3 BULAGOR KECAMATAN PAGELARAN

Desa Bulagor merupakan salah satu lumbung padi bagi Kecamatan Pagelaran.
Rasio luas lahan persawahan dan lahan bukan sawah adalah 78% berbanding
22%. Dengan luas lahan sawah yang mencapai 360 ha Desa Bulagor dan 360
ha Desa Sukadame belum memeliki sistem irigasi yang memadai, untuk itu perlu
adanya solusi lebih lanjut mengenai masalah tersebut.

Pembuatan embung dan intake saluran irigasi merupakan salah satu solusi untuk
mengatasi gap air yang melimpah pada saat musim penghujan dan tidak adanya
ketersediaan air pada musim kemarau.

BAB IV - 55
Gambar 4.36. Tutupan lahan Desa Bulagor yang di dominasi lahan persawahan

Pada Desa Bulagor teridentifikasi lokasi yang secara teknis memenuhi syarat untuk
di jadikan bangunan embung. Lokasi tersebut merupakan daerah rawa yang
berdampingan dengan sungai Cisata.

Gambar 4.37. Site Bulagor yang berdampingan dengan Sungai Cisata

Gambar 4.38. Lokasi usulan embung Desa Bulagor

BAB IV - 56
Site ini memiliki luas genangan 5628,26 m² dan volume genangan 9125 m³.
Selain sebagai tampungan air hujan site ini juga dapat di manfaatkan sebagai
tampungan banjir pada sungai Cisata yang notabene merupakan kawasan
banjir.

Tabel 4.15. Lengkung kapasitas site Bulagor

H Elevasi Luas Volume


181 0 0
3.50 181.50 310.58 138.65
4.00 182.00 372.68 305.03
4.50 182.50 436.29 499.8
5.00 183.00 501.41 723.61
5.50 183.50 2977.14 2147.42
6.00 184.00 3179.15 3667.19
6.50 184.50 5507.54 6366.21
7.00 185.00 5628.26 9125
Sumber: Hasil analisa

LENGKUNG KAPASITAS BULAGOR


Volume m3
10000 8000 6000 4000 2000 0
185.5 185.5
185 185
184.5 184.5
184 184
183.5 183.5
Elevasi

Elevasi

183 183
182.5 182.5
182 182
181.5 181.5
181 181
180.5 180.5
7.5 1007.5 2007.5 3007.5 4007.5 5007.5 6007.5
Luas Area m2

Luas Area m2 Volume m3

Gambar 4.39. Lengkung kapasitas site Bulagor

Lokasi ini sangat berpotensi untuk di jadikan bangunan embung mengingat jarak
layanan yang dekat dan juga bisa di lakukan penambahan volume tampungan
dengan merekayasa suplesi dari sungai Cisata. Manfaat yang didapatkan dari
embung ini juga bukan hanya sebagai sumber air baku dan irigasi, juga dapat di
jadikan sarana mereduksi banjir sungai Cisata.

BAB IV - 57
Gambar 4.40. Skema Tampungan Reduksi Banjir dan Kanal

4.7.4 RANCAHIANG KECAMATAN SINDANGRESMI

Pada saat survei identifikasi awal di Desa Pasirloa teridentifikasi dua lokasi potensi
embung. Kedua lokasi tersebut merupakan tampungan alam (rawa). Tampungan
pertama berada persis di sebelah sungai Ciliman. Lokasi lainnya adalah rawa
yang berada pada sawah kampung Rancahiang Desa Pasirloa.

Gambar 4.41. Lokasi potensi embung Rancahiang

BAB IV - 58
Dari 2 lokasi ini, Site Rancahiang lebih berpotensi berdasarkan beberapa aspek.
Antara lain jarak layanan, manfaat embung dan teknis pengambilan. Site Pasirloa
harus menggunakan pompa untuk dapat melayani daerah layanannya di
karenakan elevasi yang berada di bawah daerah layanannya. Dengan
menggunakan pompa sehingga membuat biaya operasional menjadi meningkat.

Gambar 4.42. Site Pasirloa

Gambar 4.43. Site Rancahiang

Tampungan Rancahiang tidak pernah mengalami kekeringan sepanjang tahun.


Hal ini di sinyalir karena adanya mata air pada lokasi site ini (perlu adanya
penelusuran lebih lanjut). Site Rancahiang memiliki luas genangan 6336,92 m²
dan volume genangan 11970,83 m³. Luas lahan pertanaian layanan site ini
adalah

Tabel 4.16. Lengkung kapasitas site Rancahiang

H Elevasi Luas Volume


179 0 0
1.50 179.50 308.93 132.81
2.00 180.00 392.86 306.25
2.50 180.50 413.06 504.69
3.00 181.00 433.25 712.5

BAB IV - 59
H Elevasi Luas Volume
3.50 181.50 5135.83 3223.7
4.00 182.00 5341.85 5833.33
4.50 182.50 6169.4 8860.68
5.00 183.00 6336.92 11970.83
Sumber: Hasil analisa

LENGKUNG KAPASITAS RANCAHIANG


Volume m3
14000 12000 10000 8000 6000 4000 2000 0
183.5 183.5
183 183
182.5 182.5
182 182
181.5 181.5
Elevasi

Elevasi
181 181
180.5 180.5
180 180
179.5 179.5
179 179
178.5 178.5
7.5 1007.5 2007.5 3007.5 4007.5 5007.5 6007.5 7007.5
Luas Area m2

Luas area m2 Volume m3

Gambar 4.44. Lengkung kapasitas site Rancahiang

Pada hilir lokasi site masyarakat khususnya petani membuat saluran irigasi untuk
mengairi sawah di sekitar site Rancahiang. Perlu adanya peningkatan teknis
terhadap sistem irigasi ini untuk mendapatkan manfaat yang lebih luas hingga ke
Desa Kramatmanik Kecamatan Angsana.

Gambar 4.45. Tutupan lahan di sekitar site di dominasi lahan persawahan

BAB IV - 60
Gambar 4.46. Intake di hilir site Rancahiang

4.7.5 HASIL EVALUASI LAPANGAN

Dari penelusuran lebih lanjut terhadap lokasi-lokasi potensi maka di dapatkan


kesimpulan bahwa site Pasirgadung adalah yang sangat berpotensi untuk di
realisasikan bangunan embungnya. Site Tangkilsari sangat riskan untuk di
bangun embung karena akan mengganggu serta merusak sistem yang ada.
Selanjutnya lokasi lain yang berpotensi untuk di realisasikan pembangunan
embung adalah site Bulagor dan site Rancahiang.

Rekomendasi pemilihan prioitas lokasi potensi embung pada pekerjaan SID


Embung Kab. Pandeglang ini adalah sebagai berikut:

1. Pasirgadung Kecamatan Patia


2. Bulagor Kecamatan Pagelaran
3. Rancahiang Kecamatan Sindangresmi

BAB IV - 61

Você também pode gostar