Você está na página 1de 14

MAKALAH TEORI AKUNTANSI

“EARNING MANAGEMENT”

NAMA KELOMPOK

1. ANDI MULYONO (C2C017025)


2. YUDHA PRAWIRA (C2C017025)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


MAGISTER AKUNTANSI UNIVERSITAS BENGKULU
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulisucapkankepada Allah SWT atas segala rahmat,
karunia dan kebaikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Earning Management”.
Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah teori akuntansi
Magister Akuntansi Universitas Bengkulu. Penulis menyadari selama proses penyusunan
makalah ini telah banyak mendapat bantuan, bimbingan, dorongan dan motivasi baik secara
moral maupun material dari berbagai pihak.
EARNING MANAGEMENT

II. 1 Overview

Scott (2003) mendefinisikan earning management sebagai sebuah tindakan yang


dilakukan melalui pilihan kebijakan akuntansi untuk memperoleh tujuan tertentu, misalnya
untuk memenuhi kepentingan sendiri atau meningkatkan nilai pasar perusahaan.
Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa Earning Management merupakan
suatu tindakan manajemen yang dapat berupa campur tangan dalam proses penyusunan
laporan keuangan dalam maksud untuk meningkatkan kesejahteraannya secara personel
(pribadi) maupun untuk meningkatkan nilai perusahaan.

II. 2 Evidence Of Earning Management Of Bonus Purpose


Menunjukkan secara empiris bahwa sebelum melakukan manajemen laba, manajer
mempunyai informasi dari dalam perusahaan atas laba bersih perusahaan. Hal ini juga
menunjukkan kecenderungan manajemen yang secara oportunistik mengelola laba bersih
untuk memaksimalkan bonus mereka berdasarkan program kompensasi perusahaan.
Jika pada suatu tahun tertentu laba bersih perusahaan rendah maka tindakan manajer
adalah menurunkan pendapatan, sehingga laba perusahaan akan menjadi lebih rendah yang
bermaksud untuk mencapai bonus pada tahun berikutnya. Sedangkan jika pada satu tahun
tertentu laba bersih perusahaan tinggi maka tindakan yang dilakukan manajer adalah
menurunkan pendapatan, sehingga laba perusahaan akan menjadi lebih rendah. Tindakan ini
dilakukan karena manajer tidak akan mendapatkan bonus yang lebih tinggi dari target yang
telah ditentukan.

II. 3 Other Motivation For Earning Management


II. 3. 1 Other Contractual Motivation
Motivasi kontrak atas terjadinya manajemen laba dikaitkan dengan penggunaan data
akuntansi dalam memonitor dan meregulasi kontrak atas perusahaan dan pihak-pihak lain
yang berkepentingan (stakeholders). Secara eksplisit maupun implisit, kontrak-kontrak yang
berjenis kompensasi manajemen banyak dikaitkan dengan kinerja keuangan perusahaan.
Ada alasan khusus yang menyebabkan mengapa manajemen laba terjadi dalam konteks
kontrak yaitu baik kreditor maupun komite kompensasi yaitu komite yang menyiapkan
berkas kontrak antara manajer perusahaan, merasa bahwa upaya mengungkapkan ada
tidaknya manajemen laba adalah upaya yang mahal dan membutuhkan waktu. Kondisi ini
seakan menjadi pendorong bagi manajer untuk melakukan manajemen laba.

II. 3. 2 Political Motivation


Perusahaan besar yang aktivitasnya berhubungan dengan publik atau perusahaan
yang bergerak dalam industri strategis seperti minyak dan gas akan sangat mudah untuk
diawasi. Perusahaan seperti ini cenderung untuk mengelola labanya. Pada perioda
kemakmuran perusahaan menggunakan prosedur dan praktik-praktik akuntansi yang
meminimalkan laba bersih perusahaan. Sebaliknya, publik akan mendorong pemerintah
untuk meningkatkan peraturan untuk menurunkan profitabilitas mereka. Contoh hasil
penelitian yang lain pada industri perbankan, yaitu tingkat manajemen laba dipengaruhi oleh
berbagai faktor diantaranya adalah regulasi perbankan tentang tingkat kesehatan, regulasi
perbankan tentang kehati-hatian serta adanya asimetri informasi yang merupakan peluang
untuk dapat melakukannya.

II. 3. 2 Taxtation Motivation


Motivasi penghematan pajak menjadi motivasi manajemen laba yang paling nyata.
Namun demikian, kewenangan pajak cenderung untuk memaksakan aturan akuntansi pajak
sendiri untuk menghitung pendapatan kena pajak. Seharusnya secara umum perpajakan
tidak mempunyai peran besar dalam keputusan manajemen laba.

II. 3. 3 Changes Of CEO (Chief Executif Officer )


Manajemen laba juga terjadi disekitar waktu pergantian CEO. Hipotesis program
bonus memprediksi bahwa ketika waktu mendekati pengunduran diri CEO maka tindakan
yang dilakukan adalah memaksimalkan laba untuk meningkatkan bonus mereka. Sedangkan
CEO yang kinerjanya buruk akan melakukan manajemen laba untuk memaksimalkan laba
mereka dengan tujuan mencegah atau menunda pemberhentian mereka. Motivasi
melakukan manajemen laba juga dapat dilakukan oleh CEO baru, terutama jika cost
dibebankan pada tahun transisi, melalui penghapusan operasi yang tidak diinginkan atau
divisi yang tidak menguntungkan.
11.3.5 Initial Public Offering (IPO)
Berdasarkandefinisinya, perusahaan yang melakukan IPO
masihbelummempunyaihargapasar. Hal
inimenimbulkanpertanyaantentangbagaimanamenilaisahamdariperusahaantersebut.
Olehkarenaitu, informasiakuntansikeuangan yang
dimasukkankedalamprospektusmenjadisumberinformasi yang berguna.Contohnya,
Hughes (1986) secara analitikmenunjukanbahwa Informasi seperti laba bersih
dapatbermanfaat dalam membantu memberikan sinyalkepada investor terkaitnilai
perusahaan, kemudianClarkson, Dontoh, Richardson danSefcik (1992)
menemukanbuktiempirisbahwapasarmemberikanresponyangpositifatasperamalanpe
ndapatandimasa yang akandatangsebagaisinyaldarinilaiperusahaan. Hal
inimenimbulkankemungkinanbahwamanajerperusahaango
publikmengelolapendapatan yang
dilaporkandalamprospektusnyadenganharapanakanmemperolehharga yang
lebihtinggiuntuksahamperusahaannya.

11.3.6 ToComunitate Information to Investor


Penggunaan earning managementdalam mengkomunikasikan informasi
kepada investor nampaknyamasihharus dipertanyakan mengingat teori pasar
sekuritas yang efisien.Investor akanmelihat-
lihatpilihankebijakanakuntansiperusahaansaatmengevaluasidanmembandingkankiner
jalaba.Ingat, efisiensi pasaritusendirisifatnyahanyamenyediakan informasisecara
umum. Jika earning managementdapat mengungkapkan informasi dari dalam,
makahaltersebutjugadapatmengingkatkankeakuratandaripelaporankeuangan.

Investor yang rasionalpadaumumnyatertarikdengankinerjaperusahaandimasa


yang akandatang, danmenggunakanlaba yang
dilaporkanpadasaatiniuntukmeninjaukembalikemungkinanperformamasadepanperus
ahaan.Dalamhalinipihakmanajemenlah yang
biasanyamemilikiinformasiterbaikmengenaikondisidalamperusahaanyang
terkaitdenganprospekpendapatanperusahaandimasamenatang.Jikalaba yang
dilaporkandikelolamenjadiangka yang
mewakilkanestimasiterbaikpihakmanajemenmengenaikemampuanlabaterusmenerus
perusahaan, danpasarmenyadarihalini,
hargasahamakansegeramerefleksikaninformasidalamini.

11.4 PolaEarnings Manajement


Manajer dapat terlibat dalam berbagai pola manajemen laba. Scott (2015)
menguraikannya dengan jelas dan ringkas, sebagai berikut:

a. Taking a Bath
Pola ini sering terjadi selama periode adanya tekanan organisasi atau pada saat
terjadinya reorganisasi, termasuk perekrutan CEO baru. Taking a bath dilakukan
dengan cara menjadikan laba perusahaan pada periode berjalan menjadi sangat
ekstrim rendah (bahkan rugi) atau sangat ekstrim tinggi dibandingkan dengan laba
periode sebelumnya atau sesudahnya.
Teknik taking a bath mengakui adanya biaya-biaya pada periode yang akan datang
dan kerugian pada periode berjalan ketika terjadi keadaan buruk yang tidak
menguntungkan dan tidak bisa dihindari pada periode berjalan. Konsekuensinya,
manajemen menghapus beberapa aset, membebankan perkiraan-perkiraan biaya
mendatang. Akibatnya, laba pada periode berikutnya akan lebih tinggi dari
seharusnya

b. Income Minimization (Minimisasi Laba)


Pola ini serupa dengan taking a bath, tetapi tidak lebih ekstrim, dan biasanya
dilakukan pada saat perusahaan memiliki profitabilitas tinggi dengan maksud agar
tidak mendapat perhatian secara politis. Pola ini dilakukan dengan cara
menjadikan laba pada periode berjalan lebih rendah daripada laba sesungguhnya.
Kebijakan minimisasi laba termasuk penghapusan terhadap barang modal
dan intangibles asset, pembebanan pengeluaran iklan dan pengeluaran R&D.
c. Income Maximization
Sebagaimana acuan terhadap kajian teori akuntansi positif, manajer mungkin
menggunakan pola maksimisasi laba bersih yang dilaporkan untuk tujuan bonus.
Pola ini juga dilakukan oleh perusahaan yang melakukan pelanggaran perjanjian
hutang.Maksimisasi laba (income maximization) dilakukan dengan cara
menjadikan laba pada laporan keuangan peridoe berjalan lebih tinggi daripada
laba sesungguhnya. Income maximization dilakukan dengan tujuan untuk
memperoleh bonus yang lebih besar, meningkatkan keuntungan, dan untuk
menghindari pelanggaran atas kontrak utang jangka panjang. Income
maximization dilakukan dengan cara mempercepat pencatatan pendapatan,
menunda biaya dan memindahkan biaya untuk periode lain.

d. Income Smoothing
Income smoothing atau perataan laba merupakan salah satu pola earning
manajemenyang paling menarik. Dari perspektif kontraktor, manajer menghindari
risiko dan lebih memilih aliran bonus, atau hal lain yang serupa. Konsekuensinya,
manajer harus membuat laba akuntansi yang dilaporkan menjadi relatif konsisten
(rata atau smooth) dari waktu ke waktu agar ia dapat memperoleh kompensasi
yang relatif konstan.

Terlihatjelasbahwaberbagaipolaearning management dapatbertentangan.


Seiringdenganwaktu, pola yang
dipiliholehsuatuperusahaandapatbervariasikarenaperubahankontrak,
tingkatprofitabilitas, danvisibilitaspolitik. Bahkanpadatitikwaktutertentu,
perusahaanmungkinmenghadapikebutuhan yang bertentangan, misalnya,
untukmengurangilababersih yang dilaporkankarenaalasanpolitik,
meningkatkannyauntukmemenuhiperkiraananalis,
ataumeratakannyauntuktujuanpinjaman.

11.5 Sisi “Baik” Dari ManajemenLaba


a. Blocked Communication
Sebuah argumen yang mendukung earning managementyang baik didasarkan
pada konsep Blocked Communication dari Demski dan Sappington (1987a) (Dsa).
Seringkali, agen memperoleh informasi khusus sebagai bagian dari keahlian mereka,
dan informasi ini bisa sangat sulit untuk berkomunikasi dengan principal, yaitu, Blocked
Communication. Dsa menunjukkan bahwa kehadiran Blocked Communicationdapat
mengurangi efisiensi kontrak badan, karena agen dapat mengelak dari perolehan
informasi dan kompensasinya sehinga para pelaku memiliki insentif untuk mencoba
untuk menghilangkan atau mengurangi Blocked Communication.
Hirst, Koonce, dan Venkataraman (2007) melaporkan, berdasarkan sebuah studi
eksperimental, sehingga Apabila dilihat dari perkiraan kabar baik (peramalan penjualan
dan biaya serta laba bersih) meningkatkan kredibilitasnya. Mereka berpendapat bahwa
pengungkapan item tersebut mengurangi kemampuan manajer untuk menggunakan
earning managementuntuk mencapai perkiraan, sehingga mengimbangi kecurigaan
investor bahwa ramalan mungkin bias ke atas.
Chz kemudian memperkenalkan akuntansi konservatif (dianggap disini sebagai
bentuk manajemen laba). Konservatif akuntansi menurun terhadap efisiensi kontrak
karena sekarang lebih mungkin bahwa upaya manajer tinggi akan menghasilkan laba
bersih yang rendah untuk dilaporkan dan kompensasinya. Pada saat yang sama,
akuntansi konservatif mengurangi kebutuhan untuk earning managementatas (kepada
investor rasional, rendah dalam melaporkan laba bersih yang dihasilkan oleh
konservatisme tidak benar-benar seburuk seperti yang terlihat). Penurunan earning
managementakan meningkatkan efisiensi kontrak dengan mengurangi dorongan
manajer . Chz kemudian menunjukkan kondisi (penting, bahwa manajer cukup
menghindari risiko) di mana dari kedua efek terhadap nilai perusahaan adalah positif.
Dapat disimpulkan bahwa atas dasar model yang dijelaskan di atas bahwa
kemungkinan earning managementyang baik untuk kedua tujuan kontrak dan
pelaporan keuangan yang diprediksi oleh teori.

b. BuktiEmpirisEarning managementyang Baik


Subramanyam (1996) memisahkan akrual dalam diskresioner dan non -
komponen diskresioner, menggunakan model jones, untuk sampel besar perusahaan
selama bertahun-tahun 1973-1993. Subramanyam menemukan, setelah
mengendalikan efek dari arus kas operasi dan akrual non-diskresioner terhadap
return saham, bahwa pasar saham merespon positif discretionary accrual periode
berjalan, konsisten dengan manajer, rata-rata, menggunakan earning
managementbertanggung jawab untuk mengungkapkan informasi orang dalam
tentang masa produktif kekuasaan. Subramanyam melakukan tes ekstensif,
meskipun, yang cenderung mendukung bahwa pasar merespon secara efisien kepada
akrual diskresioner.
Namun, sebuah studi oleh Xie (2001) pertanyaan penafsiran ini. Untuk sampel
besar perusahaan selama bertahun-tahun 1971-1992, Xie menggunakan model jones
untuk memperkirakan diskresioner dan akrual non-diskresioner untuk setiap
observasi perusahaan-tahun. Dia kemudian memperkirakan kegigihan dari dua
komponen akrual tersebut. Seperti yang kita harapkan, ia menemukan kegigihan
discretionary accrual menjadi lebih rendah dari akrual non-discretionary. Akibatnya,
pasar yang efisien harus menetapkan ERC yang lebih rendah untuk dolar akrual
diskresioner daripada dolar non-discretionary. Namun, Xie menemukan, konsisten
dengan Sloan (1996), bahwa ERC untuk akrual diskresioner dalam sampel nya secara
signifikan lebih tinggi dari ketekunan mereka rendah akan menyarankan. Dengan kata
lain, bukan bereaksi terhadap akrual diskresioner seolah-olah mereka yang baik,
pasar tampaknya menilai terlalu tinggi mereka.
Dengan demikian, bukti apakah pasar bereaksi terhadap akrual diskresioner
seolah-olah mereka yang baik akan muncul bercampur. Namun, tes yang lebih
langsung dari argumen ini dilakukan oleh Tucker dan Zarowin (2006). Mereka
berpendapat bahwa dengan perataan laba sejauh meningkatkan kemampuan
investor untuk memprediksi laba masa depan (yaitu, earning managementyang baik),
respon dari saham kembali ke laba yang dilaporkan (yang kita didokumentasikan
dalam bab 5) akan meningkat, dengan asumsi efisiensi pasar sekuritas. Sebaliknya,
jika merapikan membuat lebih sulit bagi investor untuk memprediksi laba masa
depan, respon ini akan menurun.
Semua temuan ini tergantung pada kemampuan model Jones untuk memisahkan
akrual dalam diskresioner dan non - komponen diskresioner dengan cara yang
konsisten dengan bagaimana pasar menafsirkan mereka. Seperti model apapun,
validitas model Jones telah banyak diperdebatkan. Ini menunjukkan bahwa
pendekatan alternatif untuk mempelajari reaksi pasar terhadap earning
managementyang diinginkan. Misalnya, Liu, Ryan, dan Wahlen (1997) meneliti akrual
kerugian pinjaman kuartalan (kendaraan untuk manajemen laba) dari sampel 104
bank AS lebih 1.984-1.991. Setelah memisahkan akrual ini menjadi komponen yang
diharapkan dan tak terduga, mereka menemukan reaksi harga saham yang positif
signifikan terhadap kenaikan tak terduga dalam ketentuan kerugian pinjaman untuk
"berisiko" bank (bank dengan modal peraturan dekat dengan minimum hukum),
tetapi hanya pada kuartal keempat. Untuk bank tidak di risiko, berbagi reaksi harga
ketentuan loan loss tak terduga adalah negatif. Hasil ini menunjukkan bahwa pada
risiko bank, dengan mengelola pendapatan mereka ke bawah, secara kredibel
menyampaikan ke pasar bahwa mereka mengambil langkah-langkah untuk
menyelesaikan masalah mereka, yang merupakan keharusan untuk meningkatkan
kinerja masa depan mereka. Untuk bank yang tidak berisiko, kurang memerlukan
untuk mengambil langkah-langkah untuk menyelesaikan masalah, dengan hasil
bahwa komponen Kabar buruknya mendominasi reaksi pasar. Alasan mengapa harga
saham pada risiko bank hanya naik pada kuartal keempat tampaknya karena auditor
keterlibatan dalam kuartal tersebut. Agaknya, manajemen, dan investor, mengambil
ketentuan loan loss lebih serius ketika auditor yang terlibat.
Selain memberikan bukti lebih lanjut tentang bagaimana earning
managementdapat menyampaikan informasi, Liu, Ryan, hasil Whalen ini
menunjukkan kecanggihan yang cukup besar dalam respon pasar sekuritas,
mendukung interpretasi pasar efisien temuan Subramanyam, dan Tucker dan
Zarowin.
Pertanyaannya kemudian adalah, bagaimana pasar bereaksi terhadap komponen
kualitas akrual ini? FLOS yang dilaporkan reaksi pasar yang positif terhadap
komponen bawaan. Hal ini untuk diharapkan jika akrual melakukan pekerjaan
mereka. Artinya, tampaknya bahwa akrual bawaan lebih besar menyampaikan
informasi yang berguna untuk pasar, meskipun potensi kesalahan estimasi yang lebih
besar di lingkungan yang lebih stabil.
FLOS juga melaporkan reaksi pasar yang positif terhadap komponen akrual
diskresioner, meskipun kurang positif daripada komponen bawaan. Dari ini, mereka
berpendapat bahwa manajer menggunakan discretionary accrual bertanggung jawab
untuk menyampaikan informasi yang berguna bagi investor, juga mendukung hasil
efficients kontrak dari Subramanyam diuraikan di atas. Temuan ini, pada
keseimbangan, mendukung sisi baik dari manajemen laba. Namun, sejauh reaksi
pasar kurang dari pada komponen akrual bawaan, tampaknya bahwa beberapa
earning managementyang buruk dicampur dengan baik.
Kesimpulannya bahwa ada teori yang baik dan bukti bahwa earning
managementdapat dengan baik menginformasikan investor dan memungkinkan
untuk kontraktor menjadi lebih efisien. Namun, kemungkinan bahwa earning
managementoportunistik dicampur dengan baik tidak dapat dikesampingkan.

11.7 Sisi “Buruk” ManajemenLaba


a. Earning managementOportunistik
Meskipun teori dan bukti penggunaan earning managementyang baik, ada juga
bukti earning managementyang buruk. Dari perspektif kontrak, ini bisa
diakibatkan dari perilaku manajer oportunistik. Kecenderungan manajer untuk
menggunakan earning managementuntuk memaksimalkan bonus mereka,
seperti yang didokumentasikan oleh Healy dapat diartikan dengan cara ini,
misalnya.
Bukti lebih lanjut diberikan oleh Dechow, Sloan, dan Sweeney (1996),
yang meneliti praktek earning managementdari sampel uji dari 92 perusahaan
dikenakan di Amerika Serikat oleh SEC dengan dugaan pelanggaran GAAP (yaitu,
earning managementyang buruk), dibandingkan kepada sampel kontrol
perusahaan dengan ukuran yang sama dan industri. penyelidikan mereka
mengungkapkan sejumlah motivasi untuk earning managementtersebut. Yang
umum adalah kedekatan dengan kendala perjanjian utang. Perusahaan-
perusahaan dalam sampel uji mereka memiliki, rata-rata, leverage secara
signifikan lebih besar dan secara signifikan lebih pelanggaran perjanjian utang
dari sampel kontrol. Tampaknya bahwa setidaknya beberapa perusahaan
mengikuti versi oportunistik hipotesis perjanjian utang.
Hanna (1999) membahas jenis lain dari manajemen laba. Hanna
mencatat bahwa bonus manajer biasanya didasarkan pada laba sebelum item
yang tidak biasa tersebut. Selanjutnya, analis perkiraan biasanya pendapatan
ukuran ini. Dengan demikian ketentuan sementara tidak mempengaruhi bonus
manajer dan tidak mengambil dari kemampuan untuk memenuhi perkiraan laba.
Tapi, ketentuan berlebihan meningkatkan laba masa depan, dengan
menempatkan mereka di bank melalui pengurangan biaya amortisasi masa
depan dan penyerapan biaya masa depan yang seharusnya dapat dibebankan
sebagai biaya operasi pada saat terjadinya. Kemudian, manajer menguntungkan
baik cara. Ketentuan sementara tidak mempengaruhi bonus atau kemampuan
untuk memenuhi perkiraan pendapatan, dan pengurangan beban masa
meningkatkan laba masa depan yang manajer dievaluasi.

Pembuatstandarjugatampakmencerminkanpandanganburukmanajemen
laba. Di AmerikaSerikat, untukstudiWich di atasberhubungandengan PSAK 146
(2002) (sekarang ASC 420,10-25)
dilarangmerecordkewajibanuntukrestrukturisasisampaikewajibantimbul.
Sebelumnya, ketentuandapatdicatatpadasaatrestrukturisasidiumumkan. Juga,
kewajibanrestrukturisasiharusdiukurpadanilaiwajar, yang
berartibahwaketentuankelebihanbertentangandengan GAAP. Internasional, IAS
37 (1999)
mendefinisikanketentuansebagaikewajibanwaktuataujumlahpembayaranmasade
pan yang tidakpasti. Untukdirekam, pembayarantersebutharus probable
(didefinisikansebagailebihmungkindaripadatidak)
danmampumengestimasidenganhandal. Seperti PSAK 146,
ketentuantersebutharusadildan valued. IAS 37
secarakhususmenyatakanbahwaketidakpastiantidakmembenarkanketentuanberl
ebihan. Juga, ketentuanharusdigunakanhanyauntukmenyerapbiaya yang
ketentuanawalnyadibentuk. Menurut IAS 1,
biayarestrukturisasidanpembalikandaripadanyaharusditampilkansecaraterpisahd
alamlaporanlabarugi. Standar-
standarinitidakdiragukanlagidalammembatasitingkatearning
managementyangburuk. Namun,
merekatidakmungkinuntukmenghilangkanprakteksepenuhnya.
Perhatikanmanajemen yang masihmengontrolwaktukeputusanrestrukturisasi.
Juga,
mengukurnilaiwajardarikewajibanrestrukturisasimungkinmemerlukanestimasi
yang cukup.
11.8 Kesimpulan
Earning managementdimungkinkan oleh fakta bahwa tidak ada laba bersih
yang benar. Selanjutnya, GAAP tidak sepenuhnya membatasi pilihan kebijakan
manajer dan prosedur akuntansi. Pilihan seperti jauh lebih kompleks dan menantang
daripada hanya memilih kebijakan-kebijakan dan prosedur yang terbaik
menginformasikan investor. Sebaliknya, pilihan kebijakan akuntansi manajer sering
termotivasi oleh pertimbangan strategis, seperti memenuhi harapan laba, kontrak
yang tergantung pada variabel akuntansi keuangan, penerbitan saham baru,
mengecilkan potensi kompetisi, dan blokir informasi dari dalam. Akibatnya, pilihan
kebijakan akuntansi memiliki karakteristik konsekuensi. Manajer akan bereaksi
terhadap perubahan aturan yang mengurangi fleksibilitas pilihan akuntansi mereka.
Sebagai hasil, akuntan perlu menyadari kebutuhan yang sah dari manajemen, serta
investor, sementara pada saat yang sama menjadi waspada terhadap strategi
manajemen oportunistik. Sebenarnya pelaporan keuangan merupakan kompromi
antara kebutuhan dan strategi dari dua konstituen utama tersebut.
Meskipun pengurangan keandalan dan sensitivitas yang sering menyertai
manajemen laba, argumen yang kuat dapat dibuat bahwa itu berguna jika disimpan
dalam batas-batas. Pertama, memberikan fleksibilitas manager untuk bereaksi
terhadap realisasi negara yang tak terduga ketika kontrak yang kaku dan tidak
lengkap.

Earning managementdapatberfungsisebagaiwahanakomunikasiinformasi
yang kredibeldalamuntuk
investor.Argumeninikonsistendenganpasarsekuritasefisiendanversiefisiensiteoriakunt
ansipositif.Namundemikian,
beberapamanajermungkinmenyalahgunakanpotensikomunikasidari GAAP
denganmendorongearning managementterlalujauh,
denganhasilbahwakekuatanproduktifpersistendibesar-besarkan.
Perilakuinididapathasildarikegagalanuntukmenerimaefisiensipasarsekuritasataudarik
emampuanuntukmenyembunyikanearning managementyangburuk di
belakangpengungkapan, ataukeduanya. Jadi, apakahearning managementyang
baikatauburuktergantungpadabagaimanaiadigunakan.
Akuntandapatmengurangitingkatearning
managementyangburukdenganmembawakeluarketempatterbuka. Hal
inidapatdicapaidenganpeningkatanpengungkapankesesuaian item
danpenghapusanpelaporanefeksebelumnyapadapendapatansaatini.
Selainmembantuhargasahammenjadilebihmencerminkandasarnilaiperusahaan,
peningkatanpengungkapanmembantutatakelolaperusahaan,
karenakomitekompensasidanpasartenagakerjamanajerialdapatimbalan yang
lebihbaikdarikinerjamanajerdandisiplinmanajer yang syirik. Perbaikanlangka yang
dihasilkandalamalokasi modal
investasidanpeningkatanproduktivitaskesejahteraansosialperusahaan

Você também pode gostar