Você está na página 1de 2

Nama : Riski Ahmad Hadidir

Kelas : TI-4H
Judul : Ancaman Terhadap Pembangunannisme Globalisasi

Pada awalnya Globalisasi adalah suatu era dimana merupakan pembebasan dan
meyakinkan rakyat miskin pada Dunia Ketiga, seolah-olah merupakan arah baru yang
menjanjikan kehidupan yang lebih baik di masa depan. Globalisasi sebagai paradigma baru
sesudah dari zaman kolonialisme dan develomentalisme, sehingga masa globalisasi di tandai
oleh paham kapitalisme, sebagaimana di jelaskan bahwa adanya globalisasi adalah suatu
diskursus baru dalam memperbaiki atau mereformasi sistem kapitalisme. Globalisasi
merupakan ciri khas dari pesatnya keterbukaan secara global peran pasar, investasi, dan
proses pproduksi dari perusahaan-perusahaan transnasional. Selain itu sehubungan dengan
globalisasi juga di tandani adanya liberalisme segala bidang yag di paksakan melalui
structural adjustment program oleh lembaga finansial global, misalnya saja segala keputusan
akan disepakati oleh rezim GATT dan Perdagangan Bebas, suatu organisasi global yaitu
WTO (World Trade Organization). Sehingga utuh globalisasi adalah proses perintregasian
ekonomi nasional kepada sistem ekonomi dunia berdasarkan keyakinan pada perdagangan
bebas.

Secara umum globalisasi dikumpukan dalam dimensi globalisasi yaitu dimensi


ekonomi, dimensi politik dan dimensi budaya. Dimensi budaya memiliki arti bahwa
globalisasi telah membuat sebuah ruang dunia tanpa batas dan memiliki aturan ketat pada
identitas lokal. Globalisasi dengan ideologi kapitalisme telah melahirkan komoditas yang
dapat mempengaruhi penampilan dan realitas hidup yang semu, katena kapitalisme telah
memunculkan budaya konsumtif dan hedonis yang semuanya cenderung instan dan konstan
dalam persaingan yang cepat. Dalam dimensi politik dan ekonomi globalisasi telah
mengasumsikan pergeseran superioritas barat pada abad ke-21 yang disebabkan pandangan
Euro Centris mulai digantikan. Jepang muncul sebagai penguat dalam bidang industri
teknologi dan kemunculan negara islam dan kekayaan minyaknya.

Dengan adanya Globalisasi juga tidak akan terlepas dengan adanya kapitalisme. Pada
saat ini globalisasi merujuk pada ekonomi dunia yang mana manusia akan semakin
konsumtif, misalnya negara maju akan mengambil sumber daya alam untuk pemenuhan
industrinya dari negara Dunia Ketiga dari proses ekspor dan impor dalam naungan
globalisasi. Dari hal tersebut dapat dilihat keuntungan dari negara maju di banding negara
dunia ketiga. Dari sikap eksploitatif ini, maka terjadilah kondisi dimana neraga dunia ketiga
kan mengalami ketergantungan. Karena negara dunia ketiga biasanya bersifat konsumtif terus
menerus, tetapi tidak sadar bahwa barang yang mereka peroleh dari negara maju itu berasal
dari bahan mentah yang di miliki oleh negara dunia ketiga itu sendiri.

Lembaga Ekonomi dan Politik Internasional sangat berperan terhadap kemajuan


globalisasi secara internasional seperti, TNC (Trans-National Corporation), yakni
perusahaan multinasional besar yang didukung negara-negara yang diuntungkan oleh TNC
tersebut. Kedua WTO (World Trade Organization) suatu dewan persyarikatan dagang global
yang dibentuk oleh negara TNCs . Selama dua dekade menjelang berakhirnya abad lalu
perusahan TNC tersebut meningkat secara kuantitas dari sekitar 7000 TNC pada 1970
menjadi 37.000 TNC pada 1990. Pada saat tersebut mereka menguasai 67% perdagangan
dunia antar TNC dan menguasai 34,1% dari total perdagangan global. Kini ada 100 TNC
yang mampu mengontrol sampai 75% perdagangan global . Ketiga, adalah lembaga finansial
global IMF, dan World Bank. Paris Club, G7, CGI dan lainnya.

Ketiga aktor globalisasi tersebut menetapkan aturan-aturan di seputar investasi,


intelectual Property Rights dan kebijakan internasional. Kewenangan lainnya adalah
mendesak atau mempengaruhi serta memaksa negara – negara untuk melakukan penyesuaian
kebijakan nasionalnya bagi kelancaran proses pengintegrasian ekonomi nasional kedalam
system Global. Kebijakan yang dilakukan oleh lembaga tersebut dikenal dengan Program
Penyesuaian Struktur (Structure Adjusment Program) kepada negara-negara penerima
bantuan. Program SAP berupa swastanisasi ekonomi dan pencabutan bea tarif pajak impor.
Negara sebagai wasit diharapkan tidak terlalu intervensi dan menyerahkan sepenuhnya
kepada pasar. Biarkan pasar berjalan sesuai dengan alurnya. Kebijakan tersebut sangat
merugikan negara berkembang karena kehilangan sumber penghasilannya dari pajak impor
dan penguasaan asset nasional. Untuk menutupi kerugian tersebut, maka pemerintah harus
mencari penggantinya. Yaitu dengan mencabut subsidi kebutuhan pokok terhadap orang
miskin seperti BBM, Listrik dan Beras. Dengan demikian Globalisasi sebagai kelanjutan
proses perjalanan ideologi liberalis kapitalis yang telah bermetamorfosis, sangat merugikan
negara berkembang karena sistem yang tidak adil. Disisi lain, penolakan terhadap intervensi
negara dalam pengaturan kehidupan ekonomi, tidak selalu ditepati oleh negara-negara maju.
Dalam sejarah terbukti bahwa intervensi selalu dibutuhkan ketika situasi sangat gawat karena
kebijakan-kebijakan kekuatan global senantiasa melibatkan aparat pemerintah.

Di indonesia Globalisasi dalam hal ini tampak menghantui masyarakat. Khususnya pada
masyarakat-masyarakat yang mengedepankan kultur dan agama. Sistem globalisasi mulai
memasuki ranah kebijakan seuatu negara, baik dalam sistem investasi, pajak, pertanian dll.

Masyarakat indonesia dengan kebudayaan masyrakat yang bervariasi, menjadikan sebuah


tantangan dalam sistem global. Contoh yang disinggung diatas yaitu ketika gerakan kulutral
masyarakat terhadap penolakan sistem pembangunan dan globalisasi. Contoh yang terjadi di
masyarakat kendeng melakukan penolakan adanya pembangunan pabrik semen milik
pemerintah yang dirasa merusak sistem etika subsistensi yang di yakini oleh masyarkat
sekitar.

Dari situlah nampak jelas bahwa masyarakat kendeng melakukan aksi resistensi terhadap
pemerintahan yang pro terhadap pembangunan semen tersebut. gerakan ini menunjukkan
bahwa globalisasi menjadikan tantangan bagi setiap negara yang mengedepankan aspek-
aspek kearifan lokal.

DAFTAR PUSTAKA
Mansour Faqih, Runtuhnya Teori Pembangunan dan Mitos Globalisasi, Yogyakarta, INSIST-
Pustaka Pelajar, 2003 hal. 208-211).

Você também pode gostar