Você está na página 1de 20

LAPORAN PENDAHULUAN

ABORTUS INCOMPLET

1. DEFINISI

Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan
kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 garm (Sajiyatini, 2009).
Abortus adalah keluarnya hasil konsepsi sebelum mampu hidup diluar kandungan
dengan berat kurang dari 1000 gram atau usia kehamilan kurang dari 28 minggu
( Chandranita, 2010).
Aborsi/Abortus (Keguguran) merupakan pengeluaran hasil konsepsi sebelum
janin dapat hidup diluar kandungan yang menurut para ahli ada sebelum usia 16 minggu
dan 28 minggu dan memiliki BB 400-1000 gram, tetapi jika terdapat fetus hidup dibawah
400 gram itu dianggap keajaiban karena semakin tinggi BB anak waktu lahir makin besar
kemungkinan untuk dapat hidup terus (Amru Sofian, 2012).

2. KLASIFIKASI ABORTUS
A) Abortus Spontan
Abortus spontan yang terjadi dengan tidak diketahui faktor-faktor mekanis ataupun
medisinalis, semata-mata disebabkan oleh faktor-faktor alamiah atau terjadi tanpa
unsur tindakan diluar dan dengan kekuatan sendiri. Dimana abortus spontan dapat
dibagi atas:
1. Abortus kompletus (keguguran lengkap) adalah pengeluaran semua hasil
konsepsi dengan umur kehamilan > 20 minggu kehamilan lengkap (Martin,
2009).
2. Abortus insipiens adalah perdarahan intrauterin sebelum kehamilan lengkap 20
minggu dengan dilatasi serviks berlanjut tetapi tanpa pengeluaran hasil konsepsi
atau terjadi pengeluaran sebagian atau seluruhnya (Martin, 2009).
3. Abortus inkomplit adalah pengeluaran sebagian tetapi tidak semua hasil konsepsi
pada umur > 20 minggu kehamilan lengkap (Martin, 2009).
4. Abortus imminens adalah perdarahan intrauteri pada umur < 20 minggu
kehamilan lengkap dengan atau tanpa kontraksi uterus, tanpa dilatasi serviks dan
tanpa pengeluaran hasil konsepsi. Hasil kehamilan yang belum viabel berada
dalam bahaya tetapi kehamilannya terus berlanjut (Martin, 2009).
5. Missed abortion (keguguran tertunda) adalah kematian embrio atau janin berumur
< 20 minggu kehamilan lengkap tetapi hasil konsepsi tertahan dalam rahim
selama ≥ 8 minggu (Martin, 2009).
6. Abortus habitualis adalah kehilangan 3 atau lebih hasil kehamilan secara spontan
yang belum viabel secara berturut-turut (Martin, 2009).
7. Abortus infeksiosus adalah abortus yang disertai infeksi genetalia interna
sedangkan abortus sepsis adalah abortus terinfeksi dengan penyebaran bakteri
melalui sirkulasi ibu ( Martin, 2009).
B) Abortus Provocatus
Abortus provocatus adalah tindakan abortus yang disengaja dilakkukan untuk
menghilangkan kehamilan sebelum umur 28 minggu atau berat janin 500 gram,
abortus ini dibagi lagi menjadi sebagai berikut:
1. Abortus medisinalis adalah abortus yang dilakukan atas dasar indikasi vital ibu
hamil jika diteruskan kehamilannya akan lebih membahayakan jiwa sehingga
terpaksa dilakukan abortus buatan. Tindakan itu harus disetujui oleh paling
sedikit tiga orang dokter (Manuaba, 2007).
2. Abortus kriminalis adalah abortus yang dilakukan pada kehamilan yang tidak
diinginkan, diantaranya akibat perbuatan yang tidak bertanggung jawab, sebagian
besar dilakukan oleh tenaga yang tidak terlatih sehingga menimbulkan
komplikasi (Manuaba, 2007).
3. ETIOLOGI
Penyebab keguguran sebagian besar tidak diketahui secara pasti, tetapi terdapat beberapa
faktor sebagai berikut:
a. Kelainan Pertumbuhan Hasil Konsepsi
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menyebabkan kematian janin dan
cacat bawahan yang menyebabkan hasil konsepsi dikeluarkan. Gangguan
pertumbuhan hasil konsepsi dapat terjadi karena :
1. Faktor kromosom, gangguan terjadi sejak semula pertemuan kromosom,
termasuk kromosom seks.
2. Faktor lingkungan endometrium
A) Endometrium yang belum siap untuk menerima implantasi hasil konsepsi.
B) Gizi ibu kurang karena anemia atau jarak kehamilan terlalu pendek
3. Pengaruh luar
A) Infeksi endometrium, endometrium tidak siap menerima hasil konsepsi
B) Hasil konsepsi terpengaruh oleh obat dan radiasi menyebabkan pertumbuhan
hasil konsepsi terganggu.
b. Kelainan Pada Plasenta
1. Infeksi pada plasenta dengan berbagai sebab, sehingga plasenta tidak dapat
berfungsi.
2. Gangguan pada pembuluh darah plasenta yang diantaranya pada penderita
diabetes mellitus
3. Hipertensi menyebabkan gangguan peredaran darah plasenta sehingga
menimbulkan keguguran.
c. Penyakit Ibu
Penyakit mendadak seperti pneumonia, tifus abdominalis, malaria, sifilis,
anemia dan penyakit menahun ibu seperti hipertensi, penyakit ginjal, penyakit hati,
dan penyakit diabetesmilitus.
d. Kelainan yang terdapat dalam rahim.
Rahim merupakan tempat tumbuh kembangnya janin dijumpai keadaan
abnormal dalam bentuk mioma uteri, uterus arkuatus, uterus septus, retrofleksia uteri,
serviks inkompeten, bekas operasi pada serviks ( konisasi, amputasi serviks ),
robekan serviks postpartum (Manuaba, 2010).
4. TANDA DAN GEJALA ABORTUS INCOMPLET
A. Abortus inkomplit ditandai dengan dikeluarkannya sebagian hasil konsepsi dari
uterus, sehingga sisanya memberikan gejala klinis sebagai berikut:
1. Perdarahan memanjang, sampai terjadi keadaan anemis
2. Perdarahan mendadak banyak menimbulkan keadaan gawat
3. Terjadi infeksi dengan ditandai suhu tinggi
4. Dapat terjadi degenerasi ganas/koriokarsinoma (Manuaba, 2010).
B. Gejala lain dari abortus incomplit antara lain:
1. Perdarahan biasa sedikit/banyak dan biasa terdapat bekuan darah .
2. Rasa mules (kontraksi) tambah hebat.
3. Ostium uteri eksternum atau serviks terbuka.
4. Pada pemeriksaan vaginal, jaringan dapat diraba dalam cavum uteri atau kadang-
kadang sudah menonjol dari eksternum atau sebagian jaringan keluar.
5. Perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa janin dikeluarkan dapat
menyebabkan syok (Maryunani, 2009).
5. KOMPLIKASI
Komplikasi yang berbahaya pada abortus ialah perdarahan, perforasi,infeksi dan syok.
A. Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi
dan jika perlu pemberian transfuse darah. Kematian karena perdarahan dapat
terjadi apabila petolongan tidak diberikan pada waktunya.
B. Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi
hiperrentrofleksi.
C. Infeksi
Infeksi dalam uterus dan adneksa dapat terjadi dalam setiap abortus tetapi
biasanya didapatkan pada abortus inkomplit yang berkaitan erat dengan suatu
abortus yang tidak aman.
D. Syok
Syok pada abortus bias terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan karena
infeksi berat (Sujiyatini, 2009).
WOC ABORTUS INCOMPLET

KEHAMILAN YANG LEBIH PENYAKIT YANG DIDERITA IBU


MUDA (TYPOID)

Abortus Incomplet

Sisa Konseptus Yang


Tertahan

Sisa Sedikit Mencegah Uterus Sisa Lebih Besar


Berkontraksi
Perdarahan yang terus Perdarahan yang berhari-hari
Kontinuitas Jaringan Terputus
menerus
Akibat Pembersihan Sisa
Placenta Dilakukan tindakan curetasi Bedrest penurunan aktivitas

NYERI Adanya luka Lemah


Trauma akan kehamilan lagi

Kurangnya Takut / trauma Pengetahuan yang terbatas INTOLERANSI AKTIVITAS


mobilisasi/informasi
Proses penyembuhan Personal hygiene
KURANG INFORMASI

RESIKO INFEKSI DEFICIT PERAWATAN


DIRI
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjangnya sebagai berikut:
1. Tes kehamilan dengan hasil positif bila janin masih hidup, bahkan 2 sampai 3 minggu
setelah abortus.
2. Pemeriksaan doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup.
3. Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortion.
7. PENATALAKSANAAN
A. Penanganan umum abortus :
1. Lakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan umum pasien, termasuk
tanda-tanda vital
2. Periksa tanda-tanda syok (pucat, berkeringat banyak, pingsan, tekanan sistolik
kurang 90 mmHg, nadi lebih 112 kali per menit).
3. Jika dicurigai terjadi syok, segera lakukan penanganan syok. Jika tidak terlihat
tanda-tanda syok,tetap pikirkan kemungkinan tersebut saat penolong melakukan
evaluasi mengenai kondisi wanita karena kondisinya dapat memburuk dengan
cepat. Jika terjadi syok, sangat penting untuk memulai penanganan syok dengan
segera.
4. Jika pasien dalam keadaan syok, pikirkaan kemungkinan kehamilan ektopik
terganggu.
5. Pasang infus dengan jarum infus besar (16 G atau lebih), berikan larutan garam
fisiologik atau ringer laktat dengan tetesan cepat 500 cc dalam 2 jam pertama
(Syaifuddin, 2006).
B. Penanganan Abortus Inkomplit
1. Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan < 16 minggu,
evakuasi sisa hasil konsepsi dengan:
A) Aspirasi Vacum Manual merupakan metode evakuasi yang terpilih.
Evakuasi dengan kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan jika AVM tidak
tersedia.
B) Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera, beri ergometrium 0,2 mg im
(diulangi setelah 15 menit jika perlu) atau misoprostol 400 mcg per oral
(dapat diulangi setelah 4 jam jika perlu).
2. Jika kehamilan > 16 mingguan
A) Berikan infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan IV (garam fisiologis
arau RL ) dengan kecepatan 40 tetes / menit sampai terjadi ekspulsi
konsepsi.
B) Jika perlu berikan misoprostol 200 mg pervaginam setiap 4 jam sampai
terjadi ekspulsi hasil konsepsi(maksimal 80 mg)
C) Evakuasi sisa hasil konsepsi yang tertinggal dalam uterus
3. Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan (Syaifuddin,
2006).
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
ABORTUS INCOMPLET
A. Pengkajian

1. Identitas klien
Meliputi nama, usia, alamat, agama ,bahasa, status perkawinan, pendidikan,
pekerjaan, golongan darah, tanggal masuk rumah sakit, dan diagnosa medis. Ibu
hamil pada usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun rentang terjadi aborsi
pada kandungannya. Pendidikan dan pekerjaan yang semakin berat akan
meningkatkan resiko aborsi.
2. Keluhan utama
Dalam kasus abortus masalah yang banyak dikeluhkan pasien pada
umumnya adalah rasa nyeri pada bagian abdomen. Tingkat nyeri yang dirasakan
dapat menunjukkan jenis aborsi yang terjadi.
3. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan yang dimonitor adalah riwayat kesehatan sekarang,
riwayat kesehatan dahulu(faktor pendukung terjadinya aborsi misalnya mioma uteri)
dan keluarga(faktor genetik), riwayat pembedahan ( seksio sesaria atau tidak),
riwayat penyakit yang pernah dialami(misal : hipertensi, DM, typhoid, dll), riwayat
kesehatan reproduksi, riwayat seksual, riwayat pemakaian obat(misalnya : obat
jantung), pola aktivitas sehari – hari.
4. Riwayat kesehatan reproduksi
Kaji tentang mennorhoe, siklus menstruasi, lamanya, banyaknya, sifat
darah, bau, warna dan adanya dismenorhoe serta kaji kapan menopause terjadi, gejala
serta keluahan yang menyertainya
5. Riwayat Kehamilan, persalinan, dan nifas
Kaji bagaimana keadaan anak klien mulai dari dalam kandungan hingga
saat ini, bagaimana keadaan kesehatan anaknya.
6. Riwayat seksual
Kaji mengenai aktivitas seksual klien, jenis kontrasepsi yang digunakan
serta keluahn yang menyertainya.
7. Riwayat pemakaian obat
Kaji riwayat pemakaian obat-obatan kontrasepsi oral, obat digitalis dan
jenis obat lainnya.

8. Pemeriksaan fisik
1 Sistem reproduksi
Anamnesa :
 Payudara
- Inspeksi : Payudara terlihat simetris kanan kiri.
 Abdomen
- Inspeksi : Perut bersih
- Palpasi : Ada nyeri saat di palpasi
- Pemeriksaan Leopold 1 – 4
o Leopold I : TFU belum teraba
Plano test (+)
o Leopold II :-
o Leopold III :-
o Leopold IV :-
- TFU : Belum teraba
- Auskultasi : -
- BJA :-
 Genetalia
- Inspeksi : Ada perdarahan pada jalan lahir
- Palpasi :-
VT
2 Sistem Pernafasan
 Hidung
Inspeksi : Pernafasan normal, tidak ada cuping hidung
 Mulut
Inspeksi : Bentuk mulut simetris, mukosa bibir kering
 Leher
Inspeksi : Tidak terlihat pembesaran kelenjar tiroid
Palpasi : Tidak ada peningkatan vena jugularis
 Faring
Inspeksi : Tidak ada tanda-tanda peradangan
 Area dada
Inspeksi : Pergerakan dada simetris
Palpasi : Tidak ada krepitasi
Auskultasi : Tidak ada suara tambahan
3 Cardiovaskuler dan limfe
 Wajah
Inspeksi : Normal, bentuk wajah simetris, tidak ada odem
 Leher
Inspeksi : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Palpasi : Tidak ada peningkatan vena jugularis
 Dada
Inspeksi : Pergerakan dada simetris
 Palpasi : Tidak ada krepitasi
 Perkusi : Redup
 Auskultasi : Suara jantung normal
 Ekstremitas atas
Inspeksi : Sianosis ( - ), oedem ( - )
Palpasi : Kekuatan otot (+)
 Ekstremitas bawah
Inspeksi : Oedem (-)
Palpasi : Kekuatan otot
 genetalia eksterna : terdapat perdarahan pervag
4 Persyaratan
Tingkat kesadaran compos metis
GCS 4 5 6
5 Perkemihan – eliminasi uri
Anamnema
Genetalia eksterna
- Inspeksi : keluar darah pervag (+)
- Palpasi : -
6 Sistem pencernaan – eliminasi alvi
Anamnesa
Mulut
- Inspeksi : mukosa bibir kering, mukosa mulut bersih
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada rongga mulut, tidak ada massa
7 Sistem muskuloskeletal
a. Postur
b. TB/BB : 155 BB : 64 kg
c. Pengukuran pelvik
- Distansia spinarum : 23 cm
- Distansia cristarum : 26 cm
- Cojugata eksterna : 17 cm
- Lingkar panggul : 82 cm
8 Sistem endokrin
Anamnesa
Pemeriksaan fisik
 Kepala
Inspeksi : bersih, rambut hitam, tdk ada benjolan
 Leher
Inspeksi : tidak ada pembesaran kelnjar thyroid
Palpasi : tidak ada peningkatan vena jugularis
9 Persepsi sensori
Mata
Inspeksi bentuk mata simetris, tidak ada odem palpebra
Palpasi tidak ada nyeri tekan dan pembengkakan kelopak mata
Hidung
Palpasi tidak ada nyeri tekan dan pembengkakan
10 Pendengaran (telinga kiri dan kanan)
Anamnesa
- Inspeksi : telinga kanan kiri simetris, pasien bisa mendengar dengan
baik
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan

Penglihatan (mata kiri dan kanan)


Anamnesa
- Inspeksi : mata kanan kiri terlihat simetris

B. Diagnosa
1. Nyeri akut b.d agen injuri
2. Defisit Volume Cairan
3. Cemas
4. Resiko infeksi
5. Kurang pengetahuan
C. Analisa Dan Diagnosis

NS
Diagnosis Defisit pengetahuan
(Nanda – 1 )
Definisi Ketiadaan atau defisiensi informasi kognitif yang berkaitan
dengan topik tertentu
Batasan Karakteristik - Ketidakakuratan melakukan tes
- Ketidakakuratan mengikuti perintah
- Kurang pengetahuan
- Perilaku tidak tepat (mis : histeria, agitasi, apatis)
Faktor yang berhubungan - Gangguan fungsi kognitif
- Gangguan memori
- Kurang informasi
- Kurang minat untuk belajar
- Kurang sumber pengetahuan
Asesmen Subjektif Objektif
Biasanya pasien - Ekspresi wajah tampak cemas
- Sering bertannya
mengatakan takut
- Observasi tanda-tanda vital
tentang kondisinya
dan tindakan yang
akan dilakukan
Diagnosa Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya
informasi
D. Intervensi Keperawatan

NIC NOC
Intervensi Aktifitas Outcome Indikator
Pengajaran proses Pengkajian Definisi pengetahuan 1 Patuhi peringatan
penyakit - Kaji tingkat pengetahuan yang
pasien terkait dengan Definisi : ketiadaan direkomentasikan : 4
2 Patuhi pengobatan
Definisi : proses penyakit yang atau defisiensi
yang
membantu pasien spesifik informasi kognitif
- Kenali pengetahuan direkomendasikan : 4
untuk memahami yang berkaitan dengan
3 Lakukan prosedur
pasien mengenai
informasi yang topik tertentu
yang
kondisinya
berhubungan
- Jelaskan mengenai direkomendasikan : 4
dengan proses 4 Patuhi aturan
proses penyakit sesuai
penyakit secara pengobatan : 4
kebutuhan
spesifik - Identifikasi
kemungkinan penyebab
sesuai kebutuhan
- Berikan informasi
kepada pasien mengenai
kondisinya sesuai
kebutuhan
Tindakan Mandiri
- Berikan ketenangan
tentang kondisi pasien
- Beri informasi kepada
keluarga / orang yang
penting bagi pasien
mengenai perkembangan
pasien sesuai kebutuhan

DAFTAR PUSTAKA

Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan

Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction.


Bobak, Buku Ajar Keperawatan Maternitas.Editor, Renata Komalasari Ed.4. EGC. Jakarta.

2004
http://wahyuni-abortusinkomplit.blogspot.com/2011/12/manajemen-asuhan-kebidanan-ny-n-

gestasi.html Diakses pada tanggal 25 Juni 2014


http://karyatulisilmiah07.blogspot.com/2012/11/abortus-inkomplit-oleh-kurniawati.html

Diakses pada tanggal 25 Juni 2014


http://ukkyputrinurse.wordpress.com/2013/04/22/laporan-pendahuluan-askep-abortus/

diakses pada tanggal 25 Juni 2014


Mansjoer,Arif,dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi ketiga, jilid I, Media Aesculapius

Jakarta 2000.
Wiknjosastro Hanifa, dkk, 2007, Ilmu Kebidanan, Edisi III. Cetakan IX. YBP SP. Jakarta.
Wiknjosastro Hanifa, dkk, 2008, Ilmu Kandungan, Edisi II. Cetakan VI. PT Bina Pustaka.

Jakarta.
ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS

PADA NY. “D” DENGAN DIAGNOSA ABORTUS INCOMPLET

DI RUANG PONEK RSIA MUSLIMAT JOMBANG

Identitas Istri Identitas Suami

Nama : Ny. D Nama : Tn. F


Umur : 34 tahun Umur : 37 th
Jenis Kelamin : Perempuan Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku/Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Pendidikan : S1
Alamat : Denanyar

No. Reg : 11 88 74
Tgl MRS : 19/9/2017 Jam 10.30
Tgl Pengkajian: 19/9/2017 Jam 16.00
Dx Medis : Abortus Incomplet

I. RIWAYAT KEPERAWATAN

Keluhan utama : Keluar darah flek-flek sejak 4 hari yang lalu tanggal 16/9/2017
Jam 09.00, sekarang keluar darah segar.

I.1. Riwayat Kehamilan Sekarang


Pasien mengatakan hamil anak ke 2, amenorhoe 2 bulan, mual muntah , sejak 4
hari yang lalu keluar flek-flek dan ini tadi keluar darah segar. Pada tanggal
17/9/2017 pasien kontrol ke dr. Obgyn dan dapat obat untuk mempertahankan
kehamilannya serta harus istirahat total.
I.2. Riwayat Obstetri

Kehamilan Persalinan Keadaan


No Suami Umur Penyulit Spontan Tindakan operan Penolong Hidup Mati Penyebab
Umur Jenis Umur Jenis
Kelamin kelamin
1 I 39 -  - - Bidan 4 th ♀ 5 th -
mgg

2 I 8 mgg Keluar
flek-flek

I.3. Riwayat Pernikahan


Pasien menikah 1 x, usia pernikahan sudah memasuki usia 6 tahun.
I.4. Riwayat KB
Pasien menggunakan kontrasepsi IUD dan sudah dilepas sejak 5 bulan yang
lalu.
I.5. Riwayat Kehamilan, persalinan, nifas dan KB yang lalu
Anak I lahir spontan ♀ ditolong bidan dengan BB 3150 gram setelah itu pasien
menggunakan kontrasepsi IUD.
I.6. Riwayat Kesehatan Terdahulu ( Pasien, suami, keluarga)
Keluarga pasien tidak mempunyai riwayat penyakit asma, diabetes atau
penyakit menurun lainnya.
I.7. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Pasien tinggal di lingkungan yang nyaman.
I.8. Pemeriksaan fisik
TTV : Tensi : 110/70
Nadi : 100 x/m
RR : 20 x/m
Suhu : 366 oC
I.9. Riwayat Persistem
1 Sistem reproduksi
Anamnesa :
 Payudara
- Inspeksi : Payudara terlihat simetris kanan kiri.
 Abdomen
- Inspeksi : Perut bersih
- Palpasi : Ada nyeri saat di palpasi
- Pemeriksaan Leopold 1 – 4
o Leopold I : TFU belum teraba
Plano test (+)
o Leopold II :-
o Leopold III :-
o Leopold IV :-
- TFU : Belum teraba
- Auskultasi : -
- BJA :-
 Genetalia
- Inspeksi : Ada perdarahan pada jalan lahir
- Palpasi :-
VT
2 Sistem Pernafasan
 Hidung
Inspeksi : Pernafasan normal, tidak ada cuping hidung
 Mulut
Inspeksi : Bentuk mulut simetris, mukosa bibir kering
 Leher
Inspeksi : Tidak terlihat pembesaran kelenjar tiroid
Palpasi : Tidak ada peningkatan vena jugularis
 Faring
Inspeksi : Tidak ada tanda-tanda peradangan
 Area dada
Inspeksi : Pergerakan dada simetris
Palpasi : Tidak ada krepitasi
Auskultasi : Tidak ada suara tambahan
3 Cardiovaskuler dan limfe
 Wajah
Inspeksi : Normal, bentuk wajah simetris, tidak ada odem
 Leher
Inspeksi : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Palpasi : Tidak ada peningkatan vena jugularis
 Dada
Inspeksi : Pergerakan dada simetris
 Palpasi : Tidak ada krepitasi
 Perkusi : Redup
 Auskultasi : Suara jantung normal
 Ekstremitas atas
Inspeksi : Sianosis ( - ), oedem ( - )
Palpasi : Kekuatan otot (+)
 Ekstremitas bawah
Inspeksi : Oedem (-)
Palpasi : Kekuatan otot
 genetalia eksterna : terdapat perdarahan pervag
4 Persyaratan
Tingkat kesadaran compos metis
GCS 4 5 6
5 Perkemihan – eliminasi uri
Anamnema
Genetalia eksterna
- Inspeksi : keluar darah pervag (+)
- Palpasi : -
6 Sistem pencernaan – eliminasi alvi
Anamnesa
Mulut
- Inspeksi : mukosa bibir kering, mukosa mulut bersih
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada rongga mulut, tidak ada massa
7 Sistem muskuloskeletal
d. Postur
e. TB/BB : 155 BB : 64 kg
f. Pengukuran pelvik
- Distansia spinarum : 23 cm
- Distansia cristarum : 26 cm
- Cojugata eksterna : 17 cm
- Lingkar panggul : 82 cm
8 Sistem endokrin
Anamnesa
Pemeriksaan fisik
 Kepala
Inspeksi : bersih, rambut hitam, tdk ada benjolan
 Leher
Inspeksi : tidak ada pembesaran kelnjar thyroid
Palpasi : tidak ada peningkatan vena jugularis
9 Persepsi sensori
Mata
Inspeksi bentuk mata simetris, tidak ada odem palpebra
Palpasi tidak ada nyeri tekan dan pembengkakan kelopak mata
Hidung
Palpasi tidak ada nyeri tekan dan pembengkakan
10 Pendengaran (telinga kiri dan kanan)
Anamnesa
- Inspeksi : telinga kanan kiri simetris, pasien bisa mendengar dengan
baik
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan

Penglihatan (mata kiri dan kanan)


Anamnesa
- Inspeksi : mata kanan kiri terlihat simetris
11 Konsep diri
Pasien puas dengan penampilan tubuh.
12 Persepsi tata laksana hidup sehat
Pasien mengetahui atas kondisinya, pasien berusaha untuk mempertahankan
kehamilannya dengan beristirahat.
13 Nilai dan kepercayaan / spiritual
Pasien beragama muslim, dan tidak ada nilai nilai kepercayaan tertentu yang
bertentangan dengan adat istiadat.
14 Mekanisme koping
Pasien bisa menerima keadaan, dan harus siap untuk dilakukan tindakan
kuretasi untuk membersihkan sisa-sisa kehamilan.
15 Hubungan peran
Pasien berperan sebagai ibu dan seorang istri
16 Istirahat tidur
Pasien beristirahat + 8-9 jam sehari.
17 Psikososial
Pasien bisa berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
18 Pemeriksaan Penunjang
HB : 11.5
PCV : 34,2
Leucosit : 10.500
Trombosit : 315.000
19 Terapi
Bioticol 3x1 p.o.
Mefinal 3x1 p.o.
Bledstop 3x1 p.o.
II. Analida data dan Diagnosis Keperawatan

NS
Diagnosis Defisit pengetahuan
(Nanda – 1 )
Definisi Ketiadaan atau defisiensi informasi kognitif yang
berkaitan dengan topik tertentu
Batasan Karakteristik - Ketidakakuratan melakukan tes
- Ketidakakuratan mengikuti perintah
- Kurang pengetahuan
- Perilaku tidak tepat (mis : histeria, agitasi, apatis)
Faktor yang berhubungan - Gangguan fungsi kognitif
- Gangguan memori
- Kurang informasi
- Kurang minat untuk belajar
- Kurang sumber pengetahuan
Asesmen Subjektif Objektif
Pasien mengatakan - Ekspresi wajah tampak
sangat takut mau cemas
- Sering bertannya
dilakukan tindakan
- Observasi tanda-tanda
kiret, pasien bertanya
vital
tentang tindakan yang
akan dilakukan dan
efek setelah dilakukan
tindakan kiret
Diagnosa Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya
informasi
Analisa Data

Nama Pasien : Ny. D

No. RM : 11.80.74

Tgl Data Patofisiologi Diagnosa


19/9/1 S : pasien mengatakan keluar Abortus incomplet Defisiensi
7 darah sejak 4 hari yang lalu,  pengetahuan b/d
flek-flek, disertai darah Sisa-sisa konseptus kurangnya
segar. Pasien sangat takut  informasi
mau dilakukan tindakan Keluar darah pervag
kiret, pasien bertanya 
tentang tindakan yang akan Curetase
dilakukan dan efek setelah 
dilakukan tindakan kiret. Takut / trauma
O : K/u cukup 
Ekspresi wajah cemas Kurang pengetahuan
Pasien sering bertanya 
T : 120/70 mmHg Kurang informasi
N : 100 x/m
RR : 16 x/m
Sh : 3650C
19/9/1 S : Pasien mengatakan masih Perawatan pasca curetase Defisit
7 keluar darah, pasien takut tentang perawatan post curet perawatan diri
bila ke kamar mandi  b/d ansietas
sendiri. Takut

O : K/u cukup Kurangnya personal hygiene
Pasien tampak dibantu suami 
bila mau ke kamar mandi Defisit perawatran diri
Sh : 360C
T : 120/70 mmHg

Diagnosa Keperawatan

Tanggal Diagnosa Keperawatan Diagnosa Keperawatan


19/9/201 I Defisiensi pengetahuan b/d kurangnya informasi
7 II Defisit perawatan diri b/d ansietas
III. Intervensi Keperawatan
NIC NOC
Intervensi Aktifitas Outcome Indikator
Pengajaran Pengkajian Definisi pengetahuan 1 Patuhi peringatan
proses penyakit - Kaji tingkat pengetahuan yang
pasien terkait dengan Definisi : ketiadaan direkomentasikan : 4
Definisi : proses penyakit yang atau defisiensi 2 Patuhi pengobatan
membantu spesifik informasi kognitif yang
pasien untuk - Kenali pengetahuan yang berkaitan dengan direkomendasikan : 4
memahami pasien mengenai topik tertentu 3 Lakukan prosedur
informasi yang kondisinya yang
berhubungan - Jelaskan mengenai direkomendasikan : 4
proses penyakit sesuai 4 Patuhi aturan
dengan proses
kebutuhan pengobatan : 4
penyakit secara
- Identifikasi
spesifik
kemungkinan penyebab
sesuai kebutuhan
- Berikan informasi
kepada pasien mengenai
kondisinya sesuai
kebutuhan
Tindakan Mandiri
- Berikan ketenangan
- tentang kondisi pasien
- Beri informasi kepada
keluarga / orang yang
penting bagi pasien
mengenai perkembangan
pasien sesuai kebutuhan
Health Education
- Jelaskan kembali tentang
proses penyakit pasien
- Jelaskan tentang
tindakan yang akan
dilakukan dan efek
sampingnya
Tindakan kolaborasi
- Kolaborasi dengan
dokter tentang
pemberian terapi tentang
kondisi pasien
- Beri informasi kepada
keluarga / orang yang
penting bagi pasien
mengenai perkembangan
pasien sesuai kebutuhan
IV. Implementasi keperawatan

Tgl/jam Implementasi Evaluasi

19/09/17
I - Membina hubungan saling percaya - keluarga dan pasien
kepada pasien dan keluarga menerima perawat
- Melakukan monitor tanda –tanda dengan terbuka
vital - T : 120/80
- Mengkaji tingkat pengetahuan N : 98 x menit
pasien S : 36,5
- Menjelaskan kepada pasien dan - Pasien mengatakan
keluarga tujuan dan rencana sudah mengerti
- Memberikan informasi tentang akan penyakitnya
penyakit dan kondisi pasien - Keluarga dan pasien
mengerti tujuan dan
tindakan yang akan
- dilakukan
- Pasien mengerti
akan kondisinya
saat ini

V. Catatan perkembangan

Diagnosa keperawatan Catatan perkembangan

I S : pasien mengatakan sudah mengerti akan


kondisinya saat ini
O : k/u cukup
T : 120/80, N : 98, RR : 22
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan (pasien KRS )

Você também pode gostar