Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ABORTUS INCOMPLET
1. DEFINISI
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan
kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 garm (Sajiyatini, 2009).
Abortus adalah keluarnya hasil konsepsi sebelum mampu hidup diluar kandungan
dengan berat kurang dari 1000 gram atau usia kehamilan kurang dari 28 minggu
( Chandranita, 2010).
Aborsi/Abortus (Keguguran) merupakan pengeluaran hasil konsepsi sebelum
janin dapat hidup diluar kandungan yang menurut para ahli ada sebelum usia 16 minggu
dan 28 minggu dan memiliki BB 400-1000 gram, tetapi jika terdapat fetus hidup dibawah
400 gram itu dianggap keajaiban karena semakin tinggi BB anak waktu lahir makin besar
kemungkinan untuk dapat hidup terus (Amru Sofian, 2012).
2. KLASIFIKASI ABORTUS
A) Abortus Spontan
Abortus spontan yang terjadi dengan tidak diketahui faktor-faktor mekanis ataupun
medisinalis, semata-mata disebabkan oleh faktor-faktor alamiah atau terjadi tanpa
unsur tindakan diluar dan dengan kekuatan sendiri. Dimana abortus spontan dapat
dibagi atas:
1. Abortus kompletus (keguguran lengkap) adalah pengeluaran semua hasil
konsepsi dengan umur kehamilan > 20 minggu kehamilan lengkap (Martin,
2009).
2. Abortus insipiens adalah perdarahan intrauterin sebelum kehamilan lengkap 20
minggu dengan dilatasi serviks berlanjut tetapi tanpa pengeluaran hasil konsepsi
atau terjadi pengeluaran sebagian atau seluruhnya (Martin, 2009).
3. Abortus inkomplit adalah pengeluaran sebagian tetapi tidak semua hasil konsepsi
pada umur > 20 minggu kehamilan lengkap (Martin, 2009).
4. Abortus imminens adalah perdarahan intrauteri pada umur < 20 minggu
kehamilan lengkap dengan atau tanpa kontraksi uterus, tanpa dilatasi serviks dan
tanpa pengeluaran hasil konsepsi. Hasil kehamilan yang belum viabel berada
dalam bahaya tetapi kehamilannya terus berlanjut (Martin, 2009).
5. Missed abortion (keguguran tertunda) adalah kematian embrio atau janin berumur
< 20 minggu kehamilan lengkap tetapi hasil konsepsi tertahan dalam rahim
selama ≥ 8 minggu (Martin, 2009).
6. Abortus habitualis adalah kehilangan 3 atau lebih hasil kehamilan secara spontan
yang belum viabel secara berturut-turut (Martin, 2009).
7. Abortus infeksiosus adalah abortus yang disertai infeksi genetalia interna
sedangkan abortus sepsis adalah abortus terinfeksi dengan penyebaran bakteri
melalui sirkulasi ibu ( Martin, 2009).
B) Abortus Provocatus
Abortus provocatus adalah tindakan abortus yang disengaja dilakkukan untuk
menghilangkan kehamilan sebelum umur 28 minggu atau berat janin 500 gram,
abortus ini dibagi lagi menjadi sebagai berikut:
1. Abortus medisinalis adalah abortus yang dilakukan atas dasar indikasi vital ibu
hamil jika diteruskan kehamilannya akan lebih membahayakan jiwa sehingga
terpaksa dilakukan abortus buatan. Tindakan itu harus disetujui oleh paling
sedikit tiga orang dokter (Manuaba, 2007).
2. Abortus kriminalis adalah abortus yang dilakukan pada kehamilan yang tidak
diinginkan, diantaranya akibat perbuatan yang tidak bertanggung jawab, sebagian
besar dilakukan oleh tenaga yang tidak terlatih sehingga menimbulkan
komplikasi (Manuaba, 2007).
3. ETIOLOGI
Penyebab keguguran sebagian besar tidak diketahui secara pasti, tetapi terdapat beberapa
faktor sebagai berikut:
a. Kelainan Pertumbuhan Hasil Konsepsi
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menyebabkan kematian janin dan
cacat bawahan yang menyebabkan hasil konsepsi dikeluarkan. Gangguan
pertumbuhan hasil konsepsi dapat terjadi karena :
1. Faktor kromosom, gangguan terjadi sejak semula pertemuan kromosom,
termasuk kromosom seks.
2. Faktor lingkungan endometrium
A) Endometrium yang belum siap untuk menerima implantasi hasil konsepsi.
B) Gizi ibu kurang karena anemia atau jarak kehamilan terlalu pendek
3. Pengaruh luar
A) Infeksi endometrium, endometrium tidak siap menerima hasil konsepsi
B) Hasil konsepsi terpengaruh oleh obat dan radiasi menyebabkan pertumbuhan
hasil konsepsi terganggu.
b. Kelainan Pada Plasenta
1. Infeksi pada plasenta dengan berbagai sebab, sehingga plasenta tidak dapat
berfungsi.
2. Gangguan pada pembuluh darah plasenta yang diantaranya pada penderita
diabetes mellitus
3. Hipertensi menyebabkan gangguan peredaran darah plasenta sehingga
menimbulkan keguguran.
c. Penyakit Ibu
Penyakit mendadak seperti pneumonia, tifus abdominalis, malaria, sifilis,
anemia dan penyakit menahun ibu seperti hipertensi, penyakit ginjal, penyakit hati,
dan penyakit diabetesmilitus.
d. Kelainan yang terdapat dalam rahim.
Rahim merupakan tempat tumbuh kembangnya janin dijumpai keadaan
abnormal dalam bentuk mioma uteri, uterus arkuatus, uterus septus, retrofleksia uteri,
serviks inkompeten, bekas operasi pada serviks ( konisasi, amputasi serviks ),
robekan serviks postpartum (Manuaba, 2010).
4. TANDA DAN GEJALA ABORTUS INCOMPLET
A. Abortus inkomplit ditandai dengan dikeluarkannya sebagian hasil konsepsi dari
uterus, sehingga sisanya memberikan gejala klinis sebagai berikut:
1. Perdarahan memanjang, sampai terjadi keadaan anemis
2. Perdarahan mendadak banyak menimbulkan keadaan gawat
3. Terjadi infeksi dengan ditandai suhu tinggi
4. Dapat terjadi degenerasi ganas/koriokarsinoma (Manuaba, 2010).
B. Gejala lain dari abortus incomplit antara lain:
1. Perdarahan biasa sedikit/banyak dan biasa terdapat bekuan darah .
2. Rasa mules (kontraksi) tambah hebat.
3. Ostium uteri eksternum atau serviks terbuka.
4. Pada pemeriksaan vaginal, jaringan dapat diraba dalam cavum uteri atau kadang-
kadang sudah menonjol dari eksternum atau sebagian jaringan keluar.
5. Perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa janin dikeluarkan dapat
menyebabkan syok (Maryunani, 2009).
5. KOMPLIKASI
Komplikasi yang berbahaya pada abortus ialah perdarahan, perforasi,infeksi dan syok.
A. Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi
dan jika perlu pemberian transfuse darah. Kematian karena perdarahan dapat
terjadi apabila petolongan tidak diberikan pada waktunya.
B. Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi
hiperrentrofleksi.
C. Infeksi
Infeksi dalam uterus dan adneksa dapat terjadi dalam setiap abortus tetapi
biasanya didapatkan pada abortus inkomplit yang berkaitan erat dengan suatu
abortus yang tidak aman.
D. Syok
Syok pada abortus bias terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan karena
infeksi berat (Sujiyatini, 2009).
WOC ABORTUS INCOMPLET
Abortus Incomplet
1. Identitas klien
Meliputi nama, usia, alamat, agama ,bahasa, status perkawinan, pendidikan,
pekerjaan, golongan darah, tanggal masuk rumah sakit, dan diagnosa medis. Ibu
hamil pada usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun rentang terjadi aborsi
pada kandungannya. Pendidikan dan pekerjaan yang semakin berat akan
meningkatkan resiko aborsi.
2. Keluhan utama
Dalam kasus abortus masalah yang banyak dikeluhkan pasien pada
umumnya adalah rasa nyeri pada bagian abdomen. Tingkat nyeri yang dirasakan
dapat menunjukkan jenis aborsi yang terjadi.
3. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan yang dimonitor adalah riwayat kesehatan sekarang,
riwayat kesehatan dahulu(faktor pendukung terjadinya aborsi misalnya mioma uteri)
dan keluarga(faktor genetik), riwayat pembedahan ( seksio sesaria atau tidak),
riwayat penyakit yang pernah dialami(misal : hipertensi, DM, typhoid, dll), riwayat
kesehatan reproduksi, riwayat seksual, riwayat pemakaian obat(misalnya : obat
jantung), pola aktivitas sehari – hari.
4. Riwayat kesehatan reproduksi
Kaji tentang mennorhoe, siklus menstruasi, lamanya, banyaknya, sifat
darah, bau, warna dan adanya dismenorhoe serta kaji kapan menopause terjadi, gejala
serta keluahan yang menyertainya
5. Riwayat Kehamilan, persalinan, dan nifas
Kaji bagaimana keadaan anak klien mulai dari dalam kandungan hingga
saat ini, bagaimana keadaan kesehatan anaknya.
6. Riwayat seksual
Kaji mengenai aktivitas seksual klien, jenis kontrasepsi yang digunakan
serta keluahn yang menyertainya.
7. Riwayat pemakaian obat
Kaji riwayat pemakaian obat-obatan kontrasepsi oral, obat digitalis dan
jenis obat lainnya.
8. Pemeriksaan fisik
1 Sistem reproduksi
Anamnesa :
Payudara
- Inspeksi : Payudara terlihat simetris kanan kiri.
Abdomen
- Inspeksi : Perut bersih
- Palpasi : Ada nyeri saat di palpasi
- Pemeriksaan Leopold 1 – 4
o Leopold I : TFU belum teraba
Plano test (+)
o Leopold II :-
o Leopold III :-
o Leopold IV :-
- TFU : Belum teraba
- Auskultasi : -
- BJA :-
Genetalia
- Inspeksi : Ada perdarahan pada jalan lahir
- Palpasi :-
VT
2 Sistem Pernafasan
Hidung
Inspeksi : Pernafasan normal, tidak ada cuping hidung
Mulut
Inspeksi : Bentuk mulut simetris, mukosa bibir kering
Leher
Inspeksi : Tidak terlihat pembesaran kelenjar tiroid
Palpasi : Tidak ada peningkatan vena jugularis
Faring
Inspeksi : Tidak ada tanda-tanda peradangan
Area dada
Inspeksi : Pergerakan dada simetris
Palpasi : Tidak ada krepitasi
Auskultasi : Tidak ada suara tambahan
3 Cardiovaskuler dan limfe
Wajah
Inspeksi : Normal, bentuk wajah simetris, tidak ada odem
Leher
Inspeksi : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Palpasi : Tidak ada peningkatan vena jugularis
Dada
Inspeksi : Pergerakan dada simetris
Palpasi : Tidak ada krepitasi
Perkusi : Redup
Auskultasi : Suara jantung normal
Ekstremitas atas
Inspeksi : Sianosis ( - ), oedem ( - )
Palpasi : Kekuatan otot (+)
Ekstremitas bawah
Inspeksi : Oedem (-)
Palpasi : Kekuatan otot
genetalia eksterna : terdapat perdarahan pervag
4 Persyaratan
Tingkat kesadaran compos metis
GCS 4 5 6
5 Perkemihan – eliminasi uri
Anamnema
Genetalia eksterna
- Inspeksi : keluar darah pervag (+)
- Palpasi : -
6 Sistem pencernaan – eliminasi alvi
Anamnesa
Mulut
- Inspeksi : mukosa bibir kering, mukosa mulut bersih
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada rongga mulut, tidak ada massa
7 Sistem muskuloskeletal
a. Postur
b. TB/BB : 155 BB : 64 kg
c. Pengukuran pelvik
- Distansia spinarum : 23 cm
- Distansia cristarum : 26 cm
- Cojugata eksterna : 17 cm
- Lingkar panggul : 82 cm
8 Sistem endokrin
Anamnesa
Pemeriksaan fisik
Kepala
Inspeksi : bersih, rambut hitam, tdk ada benjolan
Leher
Inspeksi : tidak ada pembesaran kelnjar thyroid
Palpasi : tidak ada peningkatan vena jugularis
9 Persepsi sensori
Mata
Inspeksi bentuk mata simetris, tidak ada odem palpebra
Palpasi tidak ada nyeri tekan dan pembengkakan kelopak mata
Hidung
Palpasi tidak ada nyeri tekan dan pembengkakan
10 Pendengaran (telinga kiri dan kanan)
Anamnesa
- Inspeksi : telinga kanan kiri simetris, pasien bisa mendengar dengan
baik
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan
B. Diagnosa
1. Nyeri akut b.d agen injuri
2. Defisit Volume Cairan
3. Cemas
4. Resiko infeksi
5. Kurang pengetahuan
C. Analisa Dan Diagnosis
NS
Diagnosis Defisit pengetahuan
(Nanda – 1 )
Definisi Ketiadaan atau defisiensi informasi kognitif yang berkaitan
dengan topik tertentu
Batasan Karakteristik - Ketidakakuratan melakukan tes
- Ketidakakuratan mengikuti perintah
- Kurang pengetahuan
- Perilaku tidak tepat (mis : histeria, agitasi, apatis)
Faktor yang berhubungan - Gangguan fungsi kognitif
- Gangguan memori
- Kurang informasi
- Kurang minat untuk belajar
- Kurang sumber pengetahuan
Asesmen Subjektif Objektif
Biasanya pasien - Ekspresi wajah tampak cemas
- Sering bertannya
mengatakan takut
- Observasi tanda-tanda vital
tentang kondisinya
dan tindakan yang
akan dilakukan
Diagnosa Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya
informasi
D. Intervensi Keperawatan
NIC NOC
Intervensi Aktifitas Outcome Indikator
Pengajaran proses Pengkajian Definisi pengetahuan 1 Patuhi peringatan
penyakit - Kaji tingkat pengetahuan yang
pasien terkait dengan Definisi : ketiadaan direkomentasikan : 4
2 Patuhi pengobatan
Definisi : proses penyakit yang atau defisiensi
yang
membantu pasien spesifik informasi kognitif
- Kenali pengetahuan direkomendasikan : 4
untuk memahami yang berkaitan dengan
3 Lakukan prosedur
pasien mengenai
informasi yang topik tertentu
yang
kondisinya
berhubungan
- Jelaskan mengenai direkomendasikan : 4
dengan proses 4 Patuhi aturan
proses penyakit sesuai
penyakit secara pengobatan : 4
kebutuhan
spesifik - Identifikasi
kemungkinan penyebab
sesuai kebutuhan
- Berikan informasi
kepada pasien mengenai
kondisinya sesuai
kebutuhan
Tindakan Mandiri
- Berikan ketenangan
tentang kondisi pasien
- Beri informasi kepada
keluarga / orang yang
penting bagi pasien
mengenai perkembangan
pasien sesuai kebutuhan
DAFTAR PUSTAKA
2004
http://wahyuni-abortusinkomplit.blogspot.com/2011/12/manajemen-asuhan-kebidanan-ny-n-
Jakarta 2000.
Wiknjosastro Hanifa, dkk, 2007, Ilmu Kebidanan, Edisi III. Cetakan IX. YBP SP. Jakarta.
Wiknjosastro Hanifa, dkk, 2008, Ilmu Kandungan, Edisi II. Cetakan VI. PT Bina Pustaka.
Jakarta.
ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS
No. Reg : 11 88 74
Tgl MRS : 19/9/2017 Jam 10.30
Tgl Pengkajian: 19/9/2017 Jam 16.00
Dx Medis : Abortus Incomplet
I. RIWAYAT KEPERAWATAN
Keluhan utama : Keluar darah flek-flek sejak 4 hari yang lalu tanggal 16/9/2017
Jam 09.00, sekarang keluar darah segar.
2 I 8 mgg Keluar
flek-flek
NS
Diagnosis Defisit pengetahuan
(Nanda – 1 )
Definisi Ketiadaan atau defisiensi informasi kognitif yang
berkaitan dengan topik tertentu
Batasan Karakteristik - Ketidakakuratan melakukan tes
- Ketidakakuratan mengikuti perintah
- Kurang pengetahuan
- Perilaku tidak tepat (mis : histeria, agitasi, apatis)
Faktor yang berhubungan - Gangguan fungsi kognitif
- Gangguan memori
- Kurang informasi
- Kurang minat untuk belajar
- Kurang sumber pengetahuan
Asesmen Subjektif Objektif
Pasien mengatakan - Ekspresi wajah tampak
sangat takut mau cemas
- Sering bertannya
dilakukan tindakan
- Observasi tanda-tanda
kiret, pasien bertanya
vital
tentang tindakan yang
akan dilakukan dan
efek setelah dilakukan
tindakan kiret
Diagnosa Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya
informasi
Analisa Data
No. RM : 11.80.74
Diagnosa Keperawatan
19/09/17
I - Membina hubungan saling percaya - keluarga dan pasien
kepada pasien dan keluarga menerima perawat
- Melakukan monitor tanda –tanda dengan terbuka
vital - T : 120/80
- Mengkaji tingkat pengetahuan N : 98 x menit
pasien S : 36,5
- Menjelaskan kepada pasien dan - Pasien mengatakan
keluarga tujuan dan rencana sudah mengerti
- Memberikan informasi tentang akan penyakitnya
penyakit dan kondisi pasien - Keluarga dan pasien
mengerti tujuan dan
tindakan yang akan
- dilakukan
- Pasien mengerti
akan kondisinya
saat ini
V. Catatan perkembangan