Você está na página 1de 16

FORTIFIKASI TEPUNG DAUN KELOR (Moringa oleifera)

DENGAN SUSU BUBUK DAN KONSENTRASI KAYU MANIS


(Cinnamomum burmani) TERHADAP KARAKTERISTIK DARK
CHOCOLATE

ARTIKEL

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Sidang Tugas Akhir


Program Studi Teknologi Pangan

Oleh :
Fauziah Rahmawati
12.30.201.55

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2016
Jurnal Penelitian Tugas Akhir

FORTIFIKASI TEPUNG DAUN KELOR (Moringa oleifera) DENGAN SUSU BUBUK DAN
KONSENTRASI KAYU MANIS (Cinnamomum burmani) TERHADAP KARAKTERISTIK
DARK CHOCOLATE

Fauziah Rahmawati *), Dr. Ir.Yusep Ikrawan, M.Eng **), dan


Dr. Ir. Nana Sutisna Achyadi, M.Sc**)

ABSTRACT

The purpose of this research was to study the effect of ratio between moringa leaves flour
to powder milk and correct cinnamon concentration in the making of dark chocolate towards the
characteristic of dark chocolate that had been made. Also to obtain dark chocolate product that
had antioxidant improvement which was obtained from moringa leaves flour and cinnamon and
micro nutrients or macro nutrients content from moringa leaves flour.
The study was conducted using a randomized block design (RBD), which consisted of two
factors, namely A (comparison of Moringa leaves powder and milk powder) and factor B
(concentrations of cinnamon). The reesearch method consisted of preliminary research and main
research. The premilinary research consisted of choosing varieties of cocoa powder brand that
was bendsorp, java, and boardeux. Main research consisted of making of dark chocolate with
moringa leaves flour and powder milk with ratio (2:1), (1:1), and (1:2) and cinnamon
consentration (1%, 3%, and 5%). This research responses consisted of chemical response (protein
content, fat content, and antioxidant activity), microbiology response (antimicrobial substance)
and organoleptic reponse towards taste, aroma, texture, and aftertaste.
The result of this research showed that the best dark chocolate product is the treatment of
sample a2b3 (moringa leaves flour and powder milk with ratio 1:1, 5% of cinnamon
consentration), based on organoleptic test it was the most liked by panelists with 138,1 µg/mL
antioxidant activity, protein content of 11,50 %, fat content of 27,94% .
Keywords : Dark chocolate, Moringa leaves, cinnamons

I PENDAHULUAN Cokelat merupakan kategori makanan yang


mudah dicerna oleh tubuh dan mengandung
Kekurangan akan tiga jenis zat gizi mikro banyak vitamin seperti vitamin A1, B1, B2, C,
(Micronutrient) sperti iodium, zat besi, dan D, dan E serta beberapa mineral seperti
vitamin A secara luas menimpa lebih dari fosfor, magnesium, zat besi, zinc, dan juga
sepertiga penduduk dunia. Khususnya di tembaga (Spillane, 1995).
negara Indonesia sendiri maka perlu Cokelat terkenal mengandung
diadakannya diversifikasi pangan atau antioksidan dan flavonoid yang sangat
meningkatkan ketersediaan pangan dan berguna untuk mencegah masuknya radikal
konsumsi pangan, serta fortifikasi pangan dan bebas ke dalam tubuh yang bisa menyebabkan
suplementasinya. (Siagian, 2003) kanker. Beberapa kandungan senyawa aktif
Fortifikasi pangan adalah penambahan zat cokelat seperti alkaloid-alkaloid theobromine,
gizi (nutrient) mikro maupun zat gizi akro fenetilamina, dan anandamida, yang memiliki
kedalam bahan pangan. The Joint Food and efek fisiologis untuk tubuh. Kandungan-
Agricultural Organization World Health kandungan ini banyak dihubungkan dengan
Organization (FAOIWO) Expert Commite on tingkat serotonin dalam otak. Menurut
Nutrition (FAO/WHO,1971) menganggap ilmuwan coklat yang dikonsumsi dalam
bahwa istilah fortification paling tepat jumlah normal secara teratur dapat
menggambarkan proses dimana zat gizi mikro menurunkan kadar kolestrol dan tekanan
maupun makro ditambahkan ke dalam bahan darah. Coklat hitam (Dark Chocolate) akhir-
pangan. Yang bertujuan untuk akhir ini banyak mendapatkan promosi karena
mempertahankan dan memperbaiki kualitas menguntungkan kesehatan bila dikonsumsi
gizi. dalam jumlah sedang, termasuk kandungan
Coklat adalah olahan yang dihasilkan dari antioksidannya yang dapat mengurangi
bahan baku yaitu biji dan lemak kakao.

* Alumni Teknologi Pangan UNPAS


** Dosen Teknologi Pangan UNPAS
Jurnal Penelitian Tugas Akhir

pembentukan radikal bebas dalam tubuh pisang, setara dengan 9 (Sembilan) kali
(Athena, 2007). protein yang terdapat pada yogurt dan setara
Menurut data Badan Pusat Statistik dengan 25 (dua puluh lima) kali zat besi yang
(2007) hasil produksi cokelat di Indonesia terdapat pada bayam (Jonni M.S dkk, 2008).
yaitu pada bubuk cokelat tidak manis Kayu manis yang digunakan pada
mencapai 11.039.647 kg, produk cokelat penelitian kali ini adalah menggunakan kayu
batangan mencapai 3.106.336 kg, produk manis jenis Cinnamomum Burmannii Blume,
cokelat butiran 5.648.891kg, produk bubuk merupakan rempah-rempah dalam bentuk kulit
cokelat manis mencapai 26.011.959 kg, kayu yang biasa dimanfaatkan masyarakat
produk cokelat cair 415.320 kg, produk Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Selain
permen cokelat 2.453.306 kg, dan produk sebagai penambah cita rasa masakan dan
olahan cokelat lainnya sebanyak 29.396.527 pembuatan kue, tumbuhan kayu manis dikenal
kg. punya berbagai khasiat. Kayu manis
Diversifikasi produk coklat terutama mempunyai kandungan senyawa kimia berupa
terhadap produk Dark Chocolate dapat fenol, terpenoid dan saponin yang merupakan
dilakukan dengan penganekaragaman rasa, sumber antioksidan (Halliwell, 2007).
dan aroma dengan penambahan bahan Pemanfaatan tumbuhan kayu manis
penunjang berupa kayu manis dan tepung sebagai sumber antioksidan cukup potensial,
daun kelor. mengingat beberapa penelitian tentang
Pada dasarnya proses pembuatan coklat aktivitas antioksidan dari berbagai lingkungan
menggunakan susu bubuk sebagai sumber tumbuh yang berbeda menunjukkan tingkat
protein yang merupakan sumber protein aktivitas antioksidan yang beragam. Penelitian
hewani. Protein hewani memiliki kandungan Prasad et al., (2009).
lemak yang cukup tinggi, sehingga dilakukan Kayu manis memiliki komponen
diversifikasi pada proses pembuatan coklat bioaktif golongan polifenol yang memiliki
dengan mensubstitusi susu bubuk dengan aktivitas mirip dengan insulin (Insulin
tepung daun kelor Diberbagai literature Mimetic). Komponen biokatif ini adalah
menyebutkan bahwa kelor (Moringa oleifera) doubleylinkedprocyanidin type-A polymers
kaya dengan sumber gizi terutama protein yang merupakan bagian dari catechin/
terutama asam amino esensial yang lengkap, epicatechin yang selanjutnya disebut
asam amino dalam tubuh akan mengalami metylhidroxychalconepulymer (MHCP).
biosintesa protein, dari 20 macam asam amino Dimana senyawa bioaktif ini dapat
yang ada yakni 19 asam α-L-amino dan satu memberikan efek yang signifikan bagi
asam L-imino (Montgomery et al., 1993) penurunan kadar glukosa darah. (Hermansyah,
vitamin dan mineral (Fuglie, 2001). 2014).
Selain itu dalam berbagai penelitian Pada penelitian ini, peningkatan mutu
dapat diketahui bahwa daun kelor memiliki dari Dark Chocolate melibatkan sumber
kandungan antioksidan diantaranya, saponin, protein atau unsur asam amino tinggi (zat gizi
alkaloids, fitosterols, tannins, fenolik, dan makro) dan vitamin A, zat besi, kalsium,
flavonoid adanya antioksidan ini dapat kalium (zat gizi mikro) , serta kandungan
mencegah peningkatan radikal bebas sehingga antioksidan yang tinggi yaitu senyawa
mengurangi perubahan LDL menjadi ox-LDL flavonoid , yang berasal dari tepung daun
(Fuglie,2001). kelor, peningkatan fungsional yaitu adanya
Salah satu alternatif untuk kandungan antioksidan, Hal ini ditujukan
menanggulangi kasus kekurangan gizi di untuk memberikan sifat organoleptik yang
Indonesia. Kecuali vitamin C, kandungan gizi sama dengan cokelat yang telah ada. Serta
tersebut di atas akan mengalami peningkatan penggunaan bahan lain yaitu kayu manis yang
kuantitas apabila daun kelor dikonsumsi memiliki kandungan antioksidan yang cukup
setelah dikeringkan dan dijadikan serbuk tinggi, vitamin A, dan mineral seperti zat besi
(tepung). Vitamin A yang terdapat pada dan iodium, sehingga dapat dihasilkan produk
serbuk daun kelor setara dengan 10 (sepuluh) cokelat fungsional yang dapat meningkatkan
kali vitamin A yang terdapat pada wortel, kesehatan.
setara dengan 17 (tujuh belas) kali kalsium
yang terdapat pada susu, setara dengan 15
(lima belas) kali kalsium yang terdapat pada

* Alumni Teknologi Pangan UNPAS


** Dosen Teknologi Pangan UNPAS
Jurnal Penelitian Tugas Akhir

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN organoleptik akan dilakukan analisis data
3.1. Bahan dan Alat Penelitian statistik dengan menggunakan uji scoring.
Bahan dasar yang digunakan dalam Dimana hasil rata-rata terbesar akan dijadikan
pembuatan Dark Chocolate adalah cocoa acuan untuk penelitian utama.
powder dari Bandung, cocoa butter dari 3.2.2. Penelitian Utama
produsen olahan kakao, tepung daun kelor dari Penelitian utama merupakan lanjutan dari
Blora-Jawa Tengah. gula tepung, vanili, susu penelitian pendahuluan. Penelitian utama
bubuk dari Bandung dan kayu manis dari dilakukan dengan menggunakan Dark
Bandung. chocolate yang telah dilakuakan pengujian
Bahan-bahan yang digunakan dalam organoleptik (tingkat kesukaan) pada
analisis adalah sampel, aquadest, alkohol 70%, penelitian pendahuluan. Penelitian utama
NH2SO4 anhidrat, HgO, selenium black, batu bertujuan untuk untuk mengetahui bagaimana
didih, H2SO4 pekat, NaOH 30%, Na2S2O3 5%, pengaruh perbandingan antara tepung daun
granul Zn, HCl 01 N, NaOH 0,1 N, indikator kelor dengan susu bubuk dan konsentrasi kayu
PP (Fenolftalein), latutan DPPH, NA(Nutrient manis yang ditambahkan terhadap
Agar), suspensi Staphylococcus aureus. karakteristik Dark Chocolate
Alat-alat yang digunakan dalam
pembuatan Dark Chocolate adalah timbangan IV HASIL DAN PEMBAHASAN
elektrik, conching untuk mencampurkan 4.1. Penelitian Pendahuluan
adonan, panci stainless steel untuk wadah 4.1.1. Penentuan Merk Chocolate
pengadukan adonan, spatula, sendok untuk Penelitian pendahuluan ini dilakukan
mengambil bahan, cetakan sebagai wadah bertujuan menentukan cokelat bubuk (cocoa
hasil adonan, kain lap dan lemari es. powder) yang bervariasi dengan masing
Alat-alat yang digunakan untuk masing merk cokelat bubuk (cocoa powder
analisis adalah jangka sorong, tanur, eksikator, terbaik untuk menghasilkan produk Dark
neraca digital, tangkrus, labu kjeldahl, kompor chocolate yaitu Bendsorp, Java, dan
gas, kawat kasa, labu takar, labu erlenmeyer, Boardeux. Penelitian pendahuluan dilakukan
labu destilasi, kondensor, selang, adapter, secara organoleptik untuk menentukan cocoa
statif, klem, buret, corong, gelas kimia, pipet powder terpilih. Adapun hasil dari penelitian
filler, pipet volum, spektrofotometer, pipet pendahuluan terdapat pada tabel :
tetes, tabung reaksi, cawan petri, jarum oase, Tabel 1. Hasil Organoleptik Penentuan
pembakar spirtus, pensil kaca, kertas saring, Cocoa Powder Penelitian Pendahuluan
inkubator. No. Cocoa Parameter Rata-
Powder Rasa Aroma Tekstur After rata
3.2. Metode Penelitian taste
Penelitian dilakukan dalam dua tahap, 1. Bendsorp 3,25 3,4 4,4 4,25 3,82
yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian (123)
utama. 2. Java 4,25 4,35 3,7 3,65 3,98
3.2.1. Penelitian Pendahuluan (155)
Penelitian pendahuluan bertujuan untuk 3. Boardeux 4,65 4,9 4,9 4,6 4,76
untuk menetapkan perlakuan-perlakuan (194)
terbaik yang akan dijadikan acuan untuk Berdasarkan hasil pengamatan uji
penelitian utama. Adapun penelitian hedonik terhadap rasa, aroma, tekstur dan
pendahuluan yang dilakukan yaitu. Produk aftertaste yang paling banyak disukai
Dark chocolate dengan formulasi yang telah konsumen adalah penggunaan cokelat bubuk
ditentukan, dilakukan percobaan dengan (cocoa powder) Boardeux dibandingkan
menggunakan berbagai macam macam (Merk) dengan cocoa powder : Bendsorp dan Java
cokelat yang berbeda diantaranya : Bendsorp, yang berpengaruh terhadap rasa, aroma,
Java, dan Boardeaux. Pada penelitian tekstur dan aftertaste. Pada tabel 13. dapat
pendahuan ini akan dilakukan uji organoleptik diketahui bahwa rata-rata dari perlakuan
untuk menentukan merk cocoa powder cokelat bubuk (cocoa powder) pada
terpilih, dengan menggunakan metode uji pembuatan dark chocolate, yang terpilih yaitu
hedonik yang dilakukan oleh 20 orang panelis, jenis sampel 194 (Boardeux), karena memiliki
terhadap atribut penilaian rasa, aroma, tekstur nilai rata-rata tertinggi dan menunjukkan
dan aftertaste. Selanjutnya hasil data atribut mutu terbaik.

* Alumni Teknologi Pangan UNPAS


** Dosen Teknologi Pangan UNPAS
Jurnal Penelitian Tugas Akhir

Uji hedonik atau uji kesukaan ini Menurut Smanda (2011), Menurut
merupakan pengujian dimana panelis akan Helmy (2008), Menurut Vogt et al., (1994),
mengemukakan responnya yang berupa suka cokelat bubuk berfungsi sebagai pengisi
atau tidak suka terhadap sifat bahan atau cokelat dan menentukan kualitas warna yang
produk yang diuji. Pada pengujian ini setiap dihasilkan serta citarasa produk. Gula
panelis diminta untuk mengemukakan berfungsi sebagai pemanis, memperkuat
pendapatnya secara spontan, tanpa tekstur, dan sebagai pengawet alami. Susu
membandingkan dengan sampel standar atau berfungsi sebagai penambah cita rasa dan
sampel-sampel yang diuji sebelumnya kelezatan. Lemak cokelat berfungsi untuk
(Kartika, 1988). menghomogenkan bahan baku pada proses
Cocoa powder merupakan produk pencampuran, mengikat kadar lemak, dan
olahan yang berasal dari bahan baku biji menentukan kepadatan cokelat yang
kakao. Biji kakao mengandung senyawa berpengaruh terhadap tekstur produk. Aroma
polifenol sebanyak 5 – 18 % dalam bubuk yang dihasilkan pada cokelat batang berasal
bebas lemak (cocoa powder) (Misnawi, 2003). dari cokelat bubuk (cocoa powder) dan bahan
Menurut Standar Nasional Indonesia tambahan lainnya seperti bubuk vanili.
(SNI), cokelat bubuk adalah produk kakao Cokelat bubuk atau cocoa powder terbuat dari
berbentuk bubuk yang diperoleh dari kakao nib biji cokelat yang telah dipisahkan lemak
mass setelah dihilangkan sebagian lemaknya cokelatnya. Bungkil ini dikeringkan dan
dengan atau tanpa perlakuan alkalisasi. digiling halus sehingga terbentuk tepung
Coklat bubuk atau cocoa powder cokelat. Terdapat 2 jenis cokelat bubuk, yaitu
terbuat dari bungkil/ampas biji coklat yang melalui proses natural (non alkalized cocoa
telah dipisahkan lemak coklatnya. Bungkil ini powder) dan yang kedua melalui proses dutch
dikeringkan dan digiling halus sehingga (alkalized cocoa powder). Natural cocoa
terbentuk tepung coklat. Proses pembuatan powder memiliki warna lebih terang,
cokelat bubuk yaitu, daging biji kakao (nib) sedangkan Dutch cocoa powder memiliki
dibersihkan dan di panggang kemudian warna lebih gelap. Kebanyakan cokelat bubuk
kulitnya dibuang dan hanya dagingnya yang yang dijual dipasaran adalah jenis natural
diambil. Daging biji kakao (nib) kemudian cocoa powder. Cokelat bubuk natural dibuat
digiling untuk membuat cairan cokelat, yang dari bubuk cokelat atau balok cokelat pahit,
merupakan campuran padatan kakao dalam dengan menghilangkan sebagian besar
lemak kakao. Setelah dipisahkan antara l lemaknya hingga tinggal 18%-23%. Cokelat
emak kakao dan padatan sisa tersebut di jenis ini berbentuk tepung, mengandung
proses menjadi bubuk kakao (IKAPI, 2008). sedikit lemak, dan rasanya pahit.
Terdapat 2 jenis cokelat bubuk, yaitu Cocoa Powder Boardeoux ini termasuk
melalui proses natural (non alkalized cocoa kedalam jenis cokelat bubuk yang mengalami
powder) dan yang kedua melalui proses dutch pengolahan secara natural, karena cocoa
(alkalized cocoa powder). Natural cocoa powder Boardeoux ini memiliki kandungan
powder memiliki warna lebih terang, lemak yang tersisa sebesar 18-23%, berbentuk
sedangkan dutch cocoa powder memiliki powder atau tepung, mengandung sedikit
warna lebih gelap. Kebanyakan cokelat bubuk lemak, dan rasanya pahit.
yang dijual di pasaran adalah jenis natural Menurut Badan Standar Nasional
cocoa powder. Cokelat bubuk natural dibuat indonesia (SNI), cocoa powder atau cokelat
dari bubuk cokelat atau balok cokelat hitam bubuk harus mempunyai syarat mutu atau
dan menghilangkan sebagian besar lemaknya keadaan seperti bau, rasa, aroma khas kakao
hingga tersisa 18-23%. Cokelat jenis ini dan tidak berbau asing atau bebas dari bau
berbentuk tepung, mengandung sedikit lemak, asing dan warna harus berwarna cokelat atau
dan rasanya pahit. Sedangkan Dutch-Proses warna lain akibat proses alkalisasi. Dengan
Cocoa (alkalized cocoa powder) adalah kadar air (b/b) sebesar 5.0%, kadar lemak
cokelat yang diproses secara alkali dan tidak (b/b) sebesar 10.0 %, serta kehalusan (b/b)
diberi pemanis. Biasanya lebih gelap dan pada cokelat bubuk minimal 99.5% (lolos
kurang pahit dibanding dengan cokelat biasa. ayakan 200 mesh) (SNI, 3747-2009).
Garam alkali melembutkan aroma asam alami Hasil uji organoleptik terhadap dark
dari cokelat (IKAPI, 2008). chocolate menunjukkan cokelat bubuk merk
Boardeoux berbeda nyata, berpengaruh nyata

* Alumni Teknologi Pangan UNPAS


** Dosen Teknologi Pangan UNPAS
Jurnal Penelitian Tugas Akhir

terhadap rasa, aroma, tekstur, dan aftertaste meleleh dalam mulut, yakni ketika dimakan
dark chocolate, sehingga didapatkan hasil dari tanpa perlu meninggalkan kesan keras.
masing masing atribut yang menunjukan Tekstur seperti lilin (waxy mouth feel)
produk dark chocolate yang disukai oleh menandakan bahwa cokelat mengandung
konsumen. sejumlah lemak. Cokelat merupakan dispersi
Rasa dark chocolate yang dihasilkan partikel-partikel tersebut disekat oleh kristal-
dari cokelat bubuk (cocoa powder) Boaredoux kristal lemak yang bertindak sebagai semen
menunjukan rasa pahit, dan meninggalkan perekat. Oleh karena itu sifat-sifat fisik dan
aftertaste atau kesan pahit pada pengujian sensori cokelat langsung berhubungan dengan
organoleptik. Hal ini disebabkan dari cita rasa kristalisasi lemak kakao.
khas alami yang terasa dari dalam cokelat. Tekstur merupakan faktor penting
Rasa tersebut berasal dari komponen- dalam menentukan mutu produk cokelat
komponen alkaloid seperti theobromine, batang oleh karena itu sampel dengan cokelat
kafein, komponen fenolik, pyrazine beberapa bubuk merk Boardeoux merupakan sampel
peptida dan asam amino bebas. Rasa pahit terpilih dan digunakan sebagai bahan baku
cokelat seringkali rancu dan dengan rasa sepat dalam penelitian utama.
karena orang tidak sepenuhnya mengerti sifat 4.2. Penelitian Utama
dan perbedaan antara kedua rasa tersebut, 4.1.1. Uji Organoleptik
terlebih lagi tanin dan polifenol dalam cokelat 4.1.1.1. Rasa
sebegai komponen yang paling bertanggung Berdasarkan hasil perhitungan
jawab terhadap rasa sepat dan juga rasa pahit ANAVA didapat, perbandingan antara tepung
(Armita, 2009). daun kelor dan susu bubuk yang secara
Cokelat bubuk (cocoa powder) mandiri memberikan pengaruh nyata terhadap
Boardeux menunjukkan pengaruh nyata rasa dark chocolate, sedangkan perlakuan
terhadap produk dark chocolate, Aroma konsentrasi kayu manis tidak berpengaruh
cokelat terbentuk selama penyangraian biji nyata terhadap rasa dark chocolate, dan tidak
kakao yang merupakan bahan baku dalam terjadi interaksi antara faktor a dan b terhadap
pembuatan cocoa powder. Asam amino, rasa dark chocolate dapat dilihat pada tabel
peptide, gula pereduksi dan kuinon merupakan berikut :
pembentuk cita rasa, komponen-komponen Tabel 2. Pengaruh Perbandingan
termasuk kedalam senyawa-senyawa golongan Tepung Daun Kelor dan Susu Bubuk
alkohol, eter, furan, tiazol, piron, asam, eter, Terhadap Rasa Dark Chocolate
ester, aldehidal, imin, amin, oksazol, pirazin
dan pirol. Hal ini menunjukan bahwa aroma
khas cokelat tidak saja ditentukan oleh satu
komponen, melainkan suatu fungsi dari
ratusan komponen penyusunnya. Senyawa-
senyawa tersebut terbentuk selama proses
penyiapan biji, khususnya saat proses Perbandingan daun kelor dan susu
fermentasi dan pengeringan. Selama bubuk berpengaruh nyata terhadap atribut rasa
penyangraian senyawa calon pembentuk cita produk dark chocolate disebabkan karena
rasa bereaksi satu sama lain sehingga pada daun kelor dan susu bubuk mengandung
menghasilkan komponen-komponen yang protein dan lemak yang menyebabkan rasa
mudah menguap dan beraroma khas cokelat pada dark chocolate berpengaruh nyata. Selain
(Prasetya, 2009). itu disebabkan karena perbedaan perbandingan
Tekstur dark chocolate menunjukan tepung daun kelor dan susu bubuk, dimana
kesamaan dengan produk dark chocolate pada jumlah tepung daun kelor dan susu bubuk
umumnya dimana sejalan dengan penelitian (1:2) yang menghasilkan rasa dark chocoate
Prasetya (2009), tekstur merupakan hal yang yang disukai oleh panelis. Sedangkan semakin
paling penting dalam pembuatan cokelat banyak tepung daun kelor yang digunkan
batang. Hal ini dikarenakan cokelat yang baik maka rasa dark chocolate semakin pahit. Hal
harus memiliki tekstur yang halus (smooth and ini disebabkan karena rasa pahit yang ada
buttery) yang bisa meleleh dengan lembut dan pada daun kelor yg dapat berpengaruh
perlahan di dalam mulut dengan citarasa yang terhadap rasa.
kompleks dan menyenangkan. Cokelat harus

* Alumni Teknologi Pangan UNPAS


** Dosen Teknologi Pangan UNPAS
Jurnal Penelitian Tugas Akhir

Rasa pahit adalah cita rasa khas alami senyawa polifenol dalam minyak atsiri,
yang terasa dari dalam cokelat. Rasa tersebut sehingga panelis kurang menyukai rasa yang
berasal dari komponen-komponen alkaloid terlalu pahit dan sepat.
seperti theobromine, kafein, komponen Menurut (Hastuti,2014) kandungan
fenolik, pyrazine beberapa peptida dan asam kimia dalam kulit batang kayu manis
amino bebas. Rasa pahit cokelat seringkali menyebabkan rasa dan aroma khas pada
rancu dan dengan rasa sepat karena orang tamanan ini. Kandungan yang terdapat dalam
tidak sepenuhnya mengerti sifat dan kulit batang kayu manis adalah
perbedaan antara kedua rasa tersebut, terlebih sinnamaldehyde dan eugenol, yang
lagi tanin dan polifenol dalam cokelat sebegai mempengaruhi rasa dan aroma pada suatu
komponen yang paling bertanggung jawab minuman. Mulyani, 2013 menambahkan
terhadap rasa sepat dan juga rasa pahit bahwa kayu manis memiliki senyawa
(Armita, 2009). aromatik, aromanya tergantung pada substansi
Dengan penambahan daun kelor yang dengan susunan yang berbeda. Substansi yang
semakin banyak maka akan semakin tidak terkandung dalam kayu manis antara lain
manis (pahit) rasanya, karena daun kelor adalah sinnamaldehyde, eugenol, safrol atau
memiliki rasa yang khas yaitu rasa pahit. Rasa camphor, aceteugenol dan beberapa aldehid
dapat dinilai karena adanya rangsangan lain dalam jumlah kecil. Rasa manis dan bau
kimiawi oleh indera perasa (lidah) yang tertentu dari kulit batang kering kayu manis
meliputi satu kesatuan interaksi antara sifat terutama ditentukan oleh kandungan minyak
aroma dan tekstur serta dapat mempengaruhi aromatik yang mudah menguap pada batang.
penilaian konsumen terhadap suatu produk Kulit kayu manis mempunyai rasa
(Martini, 2002). Rasa yang ditimbulkan oleh pedas dan manis, berbau wangi, serta bersifat
sifat bahan pangan bias disebabkan dari bahan hangat. Beberapa bahan kimia yang
pangan itu sendiri atau pada saat proses terkandung di dalam kayu manis diantaranya
ditambah dengan zat lain sehingga rasa aslinya minyak atsiri seperti eugenol, safrole,
bisa berkurang atau bertambah. Rasa yang sinamaldehyde, tannin, kalsium oksalat,
terdapat pada produk makanan dapat berubah damar dan zat penyamak (Hariana, 2007).
dari rasa yang diharapkan atau rasa yang Karena itu adanya kandungan senyawa
sebenarnya. aromatik yang volatile atau mudah menguap
Pada proses pengolahan seperti akibat dari proses pengolahan seperti proses
pencampuaran (mixing), dan conching dapat conching, itu dapat menyababkan rasa dan
mempengaruhi rasa dark chocolate, yang aroma pada kayu manis menghilang, maka
dapat berpengaruh terhadap komposisi kimia konsentrasi kayu manis 1%, 3%, dan 5% tidak
pada dark chocolate. Kadar protein dan lemak berpengaruh nyata terhadap atribut rasa
dengan proses pemanasan pada proses produk dark chocolate. Selain itu konsentrasi
conching yang tepat dapat memberikan cita kayu manis tidak berpengaruh nyata dapat
rasa yang baik. Namun apabila proses tersebut disebabkan oleh kesalahan psikologis panelis
dilakukan kurang sesuai menyebabkan cita yang sering terjadi pada saat penilaian
rasa yang tidak begitu baik karena rasa yang organoleptik, seperti tendensi sentral dimana
lebih banyak menguap. Rasa dipengaruhi oleh kesalahan seperti ini adalah kesalahan panelis
beberapa faktor penting yaitu komposisi yang selalu memberi nilai tengah pada skala
bahan, senyawa kimia, suhu, konsentrasi, dan nilai yang ada dan ragu-ragu memberi nilai
interaksi dengan komponen rasa tertinggi. Efek dari kesalahan ini adalah
lain.(Indriyani, 2007). menganggap semua sampel yang diujikan
Konsentrasi kayu manis tidak hampir sama.
berpengaruh nyata terhadap rasa dark 4.1.1.2. Aroma
chocolate karena rasa pahit sedikit pedas yang Berdasarkan pada penilaian aroma
dimiliki kayu manis tidak dominan jika tingkat kesukaan panelis terhadap dark
dibanding dengan cocoa powder yang chocolate dengan penambahan konsntrasi
merupakan bahan baku utama dan ekstrak kayu manis tidak memberikan
memberikan kontribusi rasa paling dominan pengaruh yang nyata terhadap aroma dark
Namun, dari sifat organoleptik semakin chocolate. Panelis memberikan penilaian yang
tinggi konsentrasi kayu manis rasa akan hampir sama yaitu netral terhadap semua
semakin pahit dan getir yang ditimbulkan oleh sampel. Tidak adanya perbedaan pengaruh ini

* Alumni Teknologi Pangan UNPAS


** Dosen Teknologi Pangan UNPAS
Jurnal Penelitian Tugas Akhir

kemungkinan karena tingkat kesukaan panelis mudah menguap dan beraroma khas cokelat
terhadap aroma chocolate berbeda-beda. (Prasetya, 2009).
Selain itu kebanyakan panelis tidak Hasil uji organoleptik menunjukan
mengetahui aroma kayu manis. Hal ini bahwa konsentrasi kayu manis tidak
ditunjukkan dengan rata-rata nilai yang berpengaruh nyata terhadap aroma dark
dihasilkan antar perlakuan mempunyai nilai chocolate disebabkan oleh senyawa aromatis
yang tidak terpaut jauh dengan perlakuan lain, yang berasal dari glikosida yang terurai
akan tetapi nilai rata-rata yang tertinggi pada menjadi gula sederhana, senyawa beraroma,
dark chocolate penambahan ekstrak kayu protein, minyak essensial, dan adanya minyak
manis 5% (6,63 %) sehingga panelis lebih atsiri . Substansi aromatis, minyak atsiri
menyukai aroma dark chocolate dengan pembentuk aroma kayu manis merupakan
konsentrasi ini. Aroma khas kayu manis terdiri senyawa volatile (mudah menguap) baik yang
atas beberapa komponen terpenting seperti terkandung secara alamiah maupun hasil
sinamaldehid, terpenoid, safrole dan reaksi biokimia sehingga pada hasil akhir
sebagainya yang terdapat didalam minyak produk aroma khas kayu manis tidak terlalu
atsirinya. Dalam penelitian ini aroma kayu menyengat (Haris, 1990).
manis diharapkan mampu memberikan aroma 4.1.1.3. Tekstur
rempah rempah pada produk dark chocolate. Berdasarkan hasil analisis variansi
Penambahan konsentrasi 5% diduga mampu (ANAVA) terhadap tekstur, dapat diketahui
memberikan aroma dari kayu manis walaupun bahwa perbandingan tepung daun kelor dan
tidak begitu mencolok sehingga panelis lebih susu bubuk berpengaruh nyata terhadap atribut
menyukai dark chocolate perlakuan ini. tekstur, tetapi inetraksi antara perbandingan
Panelis memberikan nilai yang sama tepung daun kelor dan susu bubuk dengan
disebabkan oleh kesalahan psikolgis panelis konsentrasi kayu manis tidak berpengaruh
itu sendiri yaitu kesalahan tendensi sentral. nyata terhadap tekstur. Hasil tersebut dapat
Karakteristik kesalahan tendensi sentral ini dilihat dalam tabel :
adalah panelis memberikan nilai tengah pada Tabel 3. Pengaruh Perbandingan
skala nilai yang ada dan ragu-ragu dalam Tepung Daun Kelor dan Susu Bubuk
memberi nilai tertinggi. Efek dari kesalahan Terhadap Tekstur Dark Chocolate
ini adalah panelis mengaggap semua sampel
yang diuji hampir sama. (Kartika, dkk. 1987).
Selain itu kuatnya aroma yang
ditimbulkan oleh cocoa powder dapat
menutupi aroma tepung daun kelor dan susu
bubuk serta dapat menutupi aroma yang
terdapat pada kayu manis, sehingga panelis
tidak bisa membedakan. Aroma cokelat Berdasarkan tabel diatas menunjukan
terbentuk selama penyangraian biji kakao bahwa tekstur pada perlakuan a3 berbeda
yang merupakan bahan baku dalam nyata dengan perlakuan a1 dan a2. Yang
pembuatan cocoa powder. Asam amino, keduanya tidak saling berbeda nyata terhadap
peptide, gula pereduksi dan kuinon merupakan tekstur dark chocolate.
pembentuk cita rasa, komponen-komponen Pada tabel diatas menunujukan bahwa
termasuk kedalam senyawa-senyawa golongan semakin tinggi perbandingan tepung daun
alkohol, eter, furan, tiazol, piron, asam, eter, kelor yang digunakan untuk memfortifikasi
ester, aldehidal, imin, amin, oksazol, pirazin pada produk dark chocolate menurunkan
dan pirol. Hal ini menunjukan bahwa aroma kesukaan panelis terhadap tekstur produk.
khas cokelat tidak saja ditentukan oleh satu Semakin tinggi tepung daun kelor yang
komponen, melainkan suatu fungsi dari digunakan, maka semakin keras atau padat
ratusan komponen penyusunnya. Senyawa- tekstur pada produk dibandingkan dengan
senyawa tersebut terbentuk selama proses dark chocolate (1:1) dan (1:2). Dark chocolate
penyiapan biji, khususnya saat proses dengan perlakuan a3 memiliki niali rata-rata
fermentasi dan pengeringan. Selama yang tinggi. Kecenderungan panelis lebih
penyangraian senyawa calon pembentuk cita menyukai formula a1 dan a2 hal ini
rasa bereaksi satu sama lain sehingga disebabkan karena jumlah tepung daun kelor
menghasilkan komponen-komponen yang yang digunakan pada formula a1 dan a2 lebih

* Alumni Teknologi Pangan UNPAS


** Dosen Teknologi Pangan UNPAS
Jurnal Penelitian Tugas Akhir

sedikit dibandingkan dengan formula a3. digunakan, maka aftertaste semakin pahit
Penggunaan jumlah tepung daun kelor terlalu pada produk dibandingkan dengan dark
banyak menimbulkan tekstur yang kasar dan chocolate (1:1) dan (1:2).
berpasir, sehingga tidak disukai oleh panelis. Hal ini disebabkan karena pada rasa
Cokelat yang baik harus memiliki dark chocolate yang lebih dominan adalah
tekstur yang halus (smooth and buttery) yang rasa pahit karena bahan baku yang digunakan
bisa meleleh dengan lembut dan perlahan di adalah cocoa powder yang juga ditambah
dalam mulut dengan cita rasa yang kompleks dengan tepung daun kelor dan kayu manis
dan menyenangkan. Cokelat harus dapat dimana bahan tersebut mengandung senyawa
meleleh dalam mulut, yakni ketika dimakan alkaloid seperti tanin, theobromine, kafein,
tanpa perlu meninggalkan kesan keras. eugenol, cynemaldehide yang memiliki rasa
Tekstur seperti lilin (waxy mouth feel) pahit dan sepat, dengan demikian aftertaste
menandakan bahwa cokelat mengandung yang didapat secara keseluruhan yaitu pahit
sejumlah lemak. khas dark chocolate.
Cokelat merupakan dispersi partikel - 4.1.2. Analisis Kimia
partikel dari bubuk cokelat dan gula di dalam 4.1.2.1. Kadar Protein
suatu fase cair lemak kakao. Pada suhu kamar Berdasarkan hasil analisis (%) kadar
partikel - partikel tersebut disekat oleh kristal- protein yang dilakukan terhadap Dark
kristal lemak yang bertindak sebagai semen Chocolate diperoleh hasil sebagai berikut :
perekat. Oleh karena itu sifat-sifat fisik dan Tabel 5. Hasil Analisis Variansi Dwi
sensori cokelat langsung berhubungan dengan Arah Terhadap Kadar Protein
kristalisasi lemak kakao (Prasetya, 2009).
Pembentukan tekstur tidak hanya
ditentukan oleh proses conching,
pembentukan tekstur pada cokelat juga terjadi
pada saat proses refining, tempering dan
conching, sedangkan pada pembuatan produk
Dark Chocolate tidak dilakukan proses
refining.
4.1.1.4. Aftertaste Menurut Astawan (2011), Jumlah
Berdasarkan hasil perhitungan analisis protein dalam 100 gram dark chocolate yaitu
variansi (ANAVA), perbandingan tepung 7,5 % dan protein yang terkandung dalam
daun kelor dan susu bubuk berpengaruh coklat itu memiliki kandungan fenilalanin,
terhadap aftertaste dark chocolate sedangkan tyrosin, asam amino triptofan dalam jumlah
konsentrasi kayu manis tidak berpengaruh besar. Jika dibandingkan dengan produk dark
terhadap aftertaste dark chocolate, sehingga chocolate yang telah dibuat dan dilakukan
tidak terjadi interaksi pada masing-masing analisis, maka terjadi kenaikan dengan adanya
faktor terhadap aftertaste dark chocolate. perlakuan penambahan tepung daun kelor dan
Tabel 4. Pengaruh Perbandingan susu bubuk.
Tepung Daun Kelor dan Susu Bubuk Berdasarkan hasil analisis kadar
Terhadap Aftertaste Dark Chocolate protein, pada lampiran 9 dapat diketahui
bahwa pada perbandingan tepung daun kelor
dengan susu bubuk (A) berpengaruh nyata
terhadap dark chocolate dan konsentrasi kayu
manis (B) berpengaruh nyata terhadap kadar
protein dark chocolate. Sehingga terjadi
Berdasarkan tabel diatas menunjukan interaksi antara masing masing faktor terhadap
bahwa aftertaste pada perlakuan a3 berbeda kadar protein.
nyata dengan perlakuan a1 dan a2. Pada tabel Tepung daun kelor banyak digunakan
diatas menunjukan bahwa semakin tinggi seabagai kasus kekurangan vitamin A dan
perbandingan tepung daun kelor yang malnutrisi pada anak anak. Menurut hasil
digunakan untuk memfortifikasi pada produk penelitian daun kelor ternyata mengandung
dark chocolate, maka semakin tinngi nilai protein dalam jumlah yang sangat tinggi yang
kesukaan panelis terhadap aftertaste produk. mudah dicerna dan diasimilasi oleh tubuh
Semakin tinggi tepung daun kelor yang manusia.

* Alumni Teknologi Pangan UNPAS


** Dosen Teknologi Pangan UNPAS
Jurnal Penelitian Tugas Akhir

Penambahan tepung daun kelor juga Selama penyimpanan aktivitas


mempengaruhi kadar protein pada dark antioksidan akan mengalami penurunan, hal
chocolate. Hal ini disebabkan karena daun ini ditunjukkan dengan nilai aktivitas
kelor mengandung vitamin A, vitamin C, antioksidan yang semakin menurun pada
vitamin B, kalsium, kalium, besi, dan protein, sampel yang sama Menurut Rachmawati
dalam jumlah sangat tinggi yang mudah (2009), antioksidan akan mengalami
dicerna dan diasimilasi oleh tubuh manusia. penurunan selama penyimpanan, hal ini
Protein pada daun kelor setara dengan 9 kali dikarenakan pada penyimpanan suhu kamar,
lebih banyak dari yoghurt (Kurniasih, 2013) kondisi lingkungan tidak dapat dikendalikan
Daun kelor mengandung sejumlah seperti adanya panas dan oksigen. Kontak
asam amino. Asam amino yang terkandung langsung dengan panas dan oksigen sangat
diduga dapat meningkatkan sistem imun pada berpengaruh pada penurunan aktivitas
tubuh. Asam amino dalam tubuh akan antioksidan.
mengalami biosintea protein, dari 20 macam 4.1.2.3. Kadar Lemak
asam amino yang terkandung ada 19 asam α- Berdasarkan hasil analisis (%) kadar
L-amino dan satu asam L-imino (Montgomery lemak yang dilakukan terhadap Dark
et al., 1993). Chocolate diperoleh hasil pada tabel :
4.1.2.2. Aktivitas Antioksidan (DPPH) Tabel 7. Hasil analisis Kadar Lemak
Berdasarkan hasil analisis terhadap terhadap Dark Chocolate
Dark chocolate maka didapatkan sampel
dengan hasil analisis aktivitas antioksidan
tertinggi yaitu pada sampel a2b3 dengan IC50
yaitu 138,1 µg/mL dengan tingkat kekuatan
antioksidan intensitas sedang.
Tabel 6. Hasil analisis Aktivitas
Antioksidan (µg/mL ) terhadap Dark
Berdasarkan hasi analisis kadar lemak
Chocolate
dapat disimpulkan bahwa sampel yang
memiliki kandungan lemak paling tinggi yaitu
sampel a3b2 dengan perlakuan perbandingan
antara tepung daun kelor dan susu bubuk yaitu
1 : 2 dan konsentrasi kayu manis yaitu 3 %.
Kandungan lemak pada tepung daun
kelor mengandung 2,3 gram (100 gram
Berdasarkan hasil pengamatan atau tepung) kandungan lemak dan susu bubuk
hasil anlisis aktivitas antioksidanpada dark mengandung 26% kandungan lemak sehingga
chocolate didapat sampel a3b2 mempunyai saat keduanya di substitusi maka akan terjadi
nilai IC50 140,9 (µg/mL), sampel kode a2b3 kenaikan kandungan lemak. Selain kedua
mempunyai nilai IC50 138,1 (µg/mL), dan bahan tersebut bahan ynag memberikan
sampel kode a3b3 mempunyai nilai IC50 149,2 pengaruh terhadap kandungan lemak pada
(µg/mL), maka dapat disimpulkan bahwa dark chocolate adalah lemak kakao yang
tingkat kekuatan aantioksidan termasuk terdiri dari lemak nabati yang mengandung
kedalam kategori sedang kriteria nilai IC50 lemak tak jenuh yang baik untuk kesehatan
101-150 (µg/mL). dibanding lemak hewani (Makma, 2013).
Menurut Zuhra, dkk (2008), tingkat Adanya kandungan lemak yang
kekuatan antioksidan senyawa uji terdapat pada cokelat bubuk serta dengan
menggunakan metode DPPH dapat ditambahkannya lemak kakao pada proses
digolongkan menurut IC50. Semakin kecil nilai pengolahan cokelat batang, dapat
IC50 berarti semakin tinggi aktivitas mempengaruhi terhadap citarasa suatu produk
antioksidannya. karena lemak mengahsilkan rasa yang lebih
Menurut Molyneux (2004), bahwa gurih. Lemak merupakan senyawa organik
suatu zat mempunyai sifat antioksidan bila yang penting bagi kehidupan makhluk.
nilai IC50 yang diperoleh berkisar antara 200- Adapun fungsi lemak antara lain seperti
1000 μg/mL, dimana zat tersebut kurang aktif sumber energi yang efektif, memberikan rasa
namun masih berpotensi sebagai zat gurih dan aroma yang spesifik, vitamin dan
antioksidan hormon serta sebagai pelindung. Lemak

* Alumni Teknologi Pangan UNPAS


** Dosen Teknologi Pangan UNPAS
Jurnal Penelitian Tugas Akhir

sebagai sumber energi yang efektif Tabel 8. Hasil analisis Zat Anti
dibandinkan dengan protein dan karbohidrat, Mikroba terhadap Dark Chocolate
karena lemak dan minyak jika dioksidasi
secara sempurna akan menghasilkan 9
kalori/liter gram. Komponen penyusun lemak
terdiri dari atom karbon, hydrogen dan
oksigen yang berasal dari satu molekul
gliserol yang bergabung dengan tiga molekul
gliserol (Winarno, 1992).
Kadar lemak pada umumnya dinyatkan Berdasarkan hasil pengamatan yang
dalam persen berat kering keping biji. dilakukan pada pengujian mikrobiologi
Komponen terbesar dari biji kakao adalah dengan menggunakan metode ZAM (Zat Anti
lemak, dimana lemak menjadi tolak ukur Mikroba) didapatkan hasil, luas daerah
untuk menentukan harga jual biji kakao hambatan yang muncul disebabkan adanya
dipasaran. Lemak pada biji kakao Forastero kandungan senyawa antibakteri berupa
sekitar 56% sedangkan pada Criollo < 56%. minyak atsiri (E)-cinnamaldehyde dan
Kisaran kadar lemak biji kakao di Indonesia proanthocyanidins (polifenol). Namun dari
adalah 49-52%. (Mulato, 2002). hasil penelitian yang dilakukan luas daerah
Lemak kakao berwarna putih hambatan tidak menunjukan adanya zat anti
kekuningan, berbentuk padat, menunjukkan mikroba yang ditandai dengan tidak adanya
retakan nyata pada suhu di bawah 20˚C. luas daerah hambatan yang ada pada sampel
Lemak kakao merupakan campuran dark chocolate. Hal ini dapat disebabkan oleh
trigliserida yang didominasi oleh trigliserida beberapa faktor yaitu kayu manis yang
yang terdiri atas asam stearat (34%), palmitat digunakan berupa powder tidak berupa ekstrak
(27%) dan oleat (34%) yang bersifat padat kayu manis, karena kandungan zat anti
pada suhu ruang dan meleleh pada suhu 37 ˚C mikroba pada kayu manis seperti minyak
dengan peleburan atau pelunakan pada suhu atsiri, eugenol, safrole, cinnemaldehyde
sekitar 30 ˚C-32 ˚C, serta memberikan tekstur terdapat pada ekstrak kayu manis.
yang halus saat di mulut (Indarti, E., dkk, Menurut (shan et al., 2007), hal ini
2013). disebabkan kayu manis jenis cinnamommum
Lemak cokelat yang digunakan dalam burmanni blume ini diduga tidak cukup kuat
pembuatan cokelat olahan harus disesuaikan untuk memberi daya hambat pada
dengan kondisi coklat dalam Staphylococcus aureus. Hal ini sesuai dengan
penyimpanannya, karena jika tidak maka penelitian sebelumnya yang menyatakan
dapat menyebabkan cokelat akan melekat bahwa ekstrak kulit batang kayu manis
pada cetakan, menghasilkan warna yang meunujukan aktivitas antibakteri yang lebih
buram serta menimbulkan blooming di baik pada gram positif daripada bakteri gram
permukaan cokelat. Dimana fungsi dari lemak negatif.
kakao pada pembuatan cokelat yakni untuk Suatu ekstrak dikatakan memiliki
memadatkan (Ketaren, 1986). poensi aktivitas antibakeri apabila diameter
Penggunaaan lemak umumnya daerah hambatannya 1,4 cm atau lebih. Oleh
dikombinasikan dengan penggunaan karena itu, ekstrak etanol kulit batang kayu
emulsifier seperti soya lesitin atau glyceril manis belum dapat dikatakan memiliki potensi
monostearate, yang berguna menjaga tingkat sebagai antibakteri terhadap staphylococcus
stabilitas yaitu denan menjaga distribusi lemak aureus. (Parekh, 2006).
yang merata yang terkandung didalam adonan. Salah satu bahan herbal yang diteliti
Dengan adanya kandungan lemak yang cukup memiliki aktivitas antibakteri adalah kayu
tinggi maka akan cukup beresiko terhadap manis. Berdasarkan hasil riset yang dilakukan
mutu cokelat olahan, mudat terjadinya oleh para peneliti, disebutkan bahwa herbal oil
oksidasi dan menjadi tengik. (Ketaren, 1986). kayu manis maupun ektrak etanol (50%) kayu
4.1.3. Analisis Mikrobiologi manis memiliki aktivitas antibakteri terhadap
4.1.3.1. Zat Anti Mikroba 10 jenis bakteri (Gupta et al., 2008).
Berdasarkan hasil analisis zat anti Menurut (shan et al., 2007),
mikroba yang dilakukan terhadap Dark kandungan zat anti bakteri pada
Chocolate diperoleh hasil sebagai berikut : cinnamommum burmannii blume yaitu

* Alumni Teknologi Pangan UNPAS


** Dosen Teknologi Pangan UNPAS
Jurnal Penelitian Tugas Akhir

kandungan minyak atsiri (E)-cinnamaldehyde tepung daun kelor dan susu bubuk (1:1) dan
dan proanthocyanidins (polifenol). kayu manis 5% dan sampel a3b3 dengan
Kandungan senyawa yang terdapat perlakuan konsentrasi perbandingan tepung
pada ekstrak kulit batang kayu manis daun kelor dan susu bubuk (1:2) dan kayu
(Cinnamomum burmannii) yaitu senyawa manis 5 %. Ketiga sampel tersebut kemudian
polifenol, minyak atsiri, tanin dan saponin. masuk ketahap selanjutnya untuk dilakukan
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa pengujian aktivitas antioksidan (DPPH), kadar
sebagian komponen dalam kulit batang kayu lemak, dan zat anti mikroba (ZAM).
manis dapat dijadikan sebagai antimikroba, Dari 3 sampel terbaik diatas, setelah
sehingga dapat mengawetkan makanan. Hasil dilakukan pengujian untuk analisis aktivitas
penelitian yang dilakukan oleh antioksidan (DPPH), kadar lemak, dan zat anti
Prasetyaningrum (2012), tentang aktivitas mikroba (ZAM), didapatkan hasil analisis
antioksidan total fenol, dan antibakteri minyak untuk menentukan 1 sampel yang terbaik.
atsiri dan oleoresin kayu manis (Cinnamomum Berdasarkan data analisis yang diperoleh
burmannii). maka dapat diambil suatu kesimpulan untuk
Menurut Puspita (2014), komponen penentuan sampel terbaik dari penelitian ini
antimikroba pada kulit batang kayu manis sebagai berikut :
adalah adalah senyawa polifenol, tanin dan Tabel 10. Hasil Penetuan Sampel
saponin. Mekanisme kerja antimikroba Terbaik Berdasarkan Hasil Anlisis Aktivitas
polifenol adalah menyebabkan denaturasi antioksidan, Kadar Lemak, dan Zat Anti
protein, menghambat pembentukan protein Mikroba
sitoplasma dan asam nukleat serta
menghambat ikatan ATP-ase pada membran
sel. Saponin memiliki mekanisme kerja
antibakteri yang sifat lipofiliknya mampu
merusak membrane sel. Tanin memiliki
mekanisme kerja antibakteri yang memiliki
sifat dapat membentuk kompleks dengan ion Berdasarkan tabel diatas dapat
logam yang dapat menyebabkan senyawa disimpulkan bahwa sampel terpilih yang
tannin bersifat toksik bagi membran mikroba diperoleh dari analisis kimia aktivitas
4.1.4 Penentuan Sampel Terbaik antioksidan, kadar lemak, dan zat anti mikroba
Berdasarkan data yang diperoleh dari diatas adalah sampel a2b3 dengan perlakuan
hasil perhitungan metode scoring maka dapat konsentrasi perbandingan tepung daun kelor
diambil suatu kesimpulan untuk penentuan dan susu bubuk (1:1) dan konsentrasi kayu
sampel terbaik dari penelitian ini adalah : manis 5%, didapatkan hasil aktivitas
Tabel 9. Hasil Penentuan Sampel antioksidan sebesar 138,1 µg/mL (aktivitas
Terbaik Berdasarkan Metode Scoring sedang), kadar lemak 27,94% dan zat anti
mikroba 0 cm2 .

V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan pada penelitian pendahuluan
dengan pengujian organoleptik menggunakan
uji hedonik terhadap atribut rasa, aroma,
tekstur dan aftertaste, yang selanjutnya
Berdasarkan tabel di atas dapat dilakukan analisis data scoring dan didapat
disimpulkan bahwa sampel terbaik yang nilai rata rata tertinggi pada setiap perlakuan,
diperoleh dari pengujuan dengan metode dapat disimpulkan bahwa bahwa bubuk
scoring diatas adalah sampel a3b2 dengan cokelat (cocoa powder) yang terpilih adalah
Boardeaux.
perlakuan konsentrasi perbandingan tepung
2. Berdasarkan pada penelitian utama,
daun kelor dan susu bubuk (1:2) dan
konsentrasi kayu manis 3%. Sampel a2b3 perlakuan perbandingan antara tepung daun
dengan perlakuan konsentrasi perbandingan kelor dan susu bubuk (A) memberikan

* Alumni Teknologi Pangan UNPAS


** Dosen Teknologi Pangan UNPAS
Jurnal Penelitian Tugas Akhir

pengaruh nyata terhadap respon organoleptik penelitian mengenai umur simpan terhadap
yaitu rasa, tekstur, dan aftertaste dark produk dark chocolate.
chocolate, sedangkan konsentrasi kayu manis
(B) tidak memberikan pengaruh nyata DAFTAR PUSTAKA
terhadap keseluruhan respon organoleptik AOAC .1995. Official Methods of Analysis of
dark chocolate. Interaksi fortifikasi antara The Association of
tepung daun kelor dengan susu (A) bubuk dan AnalyticalChemists, Washington
konsentrasi kayu manis (B) tidak berpengaruh D.C.
nyata terhadap keseluruhan respon Anderson, R.A., Broadhust, C.L., Polansky,
organoleptik dark chocolate. M.M., Schmidt, W.F., Khan, A.,
3. Berdasarkan Hasil analisis kimia dari Schoene, N.W., Graves, D.J.
analisis kadar protein adalah dapat ditarik Isolation and characterization of
kesimpulan bahwa perbandingan tepung daun polyphenol type-A polymers from
kelor dengan susu bubuk (A) dan konsentrasi cinnamon with insuline-like
kayu manis (B) berpengaruh nyata terhadap biological activities, Journal of
karakteristik organoleptik. Sehingga adanya Agricultural and Food
interaksi antara keduanya. Chemistery.2004.52(1) : 65-70.
4. Hasil analisis kimia pada tiga sampel Armita, 2009, Tentang Cokelat,
terpilih , yaitu sampel a3b2 memiliki aktivitas https://4rmita.wordpress.com/categor
antioksidan 140,9 µg /ml, kadar lemak 27,97 y/tentang-cokelat/page/6/
%, dan luas daerah hambatan zat anti mikroba Astawan, Made. 2009. Panduan
0 cm. Sampel a2b3 memiliki aktivitas Karbohidrat Terlengkap. Jakarta:
antioksidan 138,1 9 µg /ml, kadar lemak 27,94 Dian Rakyat
%, dan luas daerah hambatan zat anti mikroba Badan Standarisasi Internasional .1991.
0 cm. Sedangkan sampel a3b3 memiliki Standar mutu biji kakao, 01–2323–
aktivitas antioksidan 149,2 µg /ml, kadar 1991.
lemak 27,96 %, dan luas daerah hambatan zat Badan Standarisasi Internasional .1999.
anti mikroba 0 cm. Standar mutu biji kakao
5. Produk Dark Chocolate terbaik dari berdasarkan ukuran biji, 01 –
keseluruhan respon diperoleh pada sampel 2323– 1999.
a2b3 (perbandingan tepung daun kelor dan Badan Pusat Statistik .2010. Statistik
susu bubuk 1 : 1, konsentrasi kayu manis 5 Indonesia, Data BPS,
%), karena dilihat dari uji organoleptik Bandung.
merupakan sampel yg disukai panelis dengan Becker, K.,Afuang,W. Sidduharju,
aktivitas antioksidan yaitu 138,1 µg/mL, kadar P.2003. Comperative
protein 11,50 %, kadar lemak 27,94 %. Nutritional Evaluation of
Raw, Methanol Extracted
5.2. Saran Residues and Methanol Extract Of
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap Moringa
penelitian yang telah dilakukan, saran yang (Moringa oliefera Lam)
dapat disampaikan adalah : Leaves on Growth
1. Dalam penelitian ini produk dark chocolate Performance and Feed
dengan penambahan kayu manis tidak Utilization in Nile Tilapia
memberikan aroma khas yaitu aroma kayu (Oreochromis niloticus L).
manis pada dark chocolate sehingga perlu Aquaculture Research. 34
ditambahkan konsentrasi kayu manis yang (13),1147-1159.
lebih besar untuk menghasilkan aroma rempah Bintoro, M.H.1977. Periode Cukup
kayu manis. Panen, Panen dan Periode
2. Pada penelitian ini perlu dilakukan Setelah Panen Coklat.IPB
pengujian mikrobiologi yaitu analisis zat Press, Bogor.
antimikroba dengan metode lainnya sehingga De Zaan .1975. Cocoa Powder and
dapat diketahui zat antimikroba yang ada pada Nutritional Labelling.
produk dark chocolate. Tehcnical Information, Bull. Vol. 11,
3. Pada penelitian selanjutnya perlu dilakukan No. 75.
pengujian terhadap daya simpan atau

* Alumni Teknologi Pangan UNPAS


** Dosen Teknologi Pangan UNPAS
Jurnal Penelitian Tugas Akhir

Djatmiko, B. dan T. Wahyudi, 1986 .Aspek (Cinnamomum burmanii) (Nees &


Pengolahan dan Mutu Coklat Th. Nees) Terhadap Escherichia
Lindak dan Mulia. Balai Penelitian coli Dan Staphylococcus aureus.
Perkebunan Jember, Jawa Timur. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas
Ekaprasada, M. T. 2009. Isolasi Senyawa Surabaya, Vol. 2 (2): 1-8
Antioksidan Kulit Batang Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna
KayuManis (Cinnamomum Indonesia II. Jakarta: Yayasan
burmanii Nees ex Blume). Dalam Sarana Wana Jaya
Prasetyaningrum, Utami R., dan IKAPI, A. 2008. Dark Chocolate Healing :
Anindita R.B.K. 2012. Aktivitas Mengungkap Khasiat Cokelat
Antioksidan, Total Fenol, dan Terhadap Sirkulasi Darah dan
Antibakteri Minyak Atsiri dan Imunitas Tubuh. Jakarta : PT.Elex
Oleoresin Kayu Manis Media Komputindo.
(Cinnamomum burmanii). Jurnal Indarti, E. dan Arpi, N. 2008
Teknosains Pangan Vol 1 No 1 : 24- Pengaruh ukuran umpan,
31. proses penyangraian
Gaspersz, Vincent. 1995. Teknik Analisis dan alkalisasi pada rendemen dan
dalam Penelitian Percobaan, mutu lemak dan bubuk kakao.
Tarsito, Bandung. Prosiding Seminar Nasional BKS-
Gupta, Charu, Garg A.P, Uniyal R.C., PTN Wilayah Barat bidang Ilmu-ilmu
and Kumari A. 2008. Pertanian, Fakultas Pertanian
Antimicrobial Activity of Unsyiah, Banda Aceh, 22-25 Juli.
Some Herbal Oil Againts Jonni, M.S. Sitorus, M. dan Katharina, N.
Commond Foodborne 2008. Cegah Malnutrisi dengan
Pathogens. African Journal of Kelor. Penerbit Kanisius.
Microbiology Research Vol.(2) Yogyakarta.
pp. 258-261,. ISSN1996-0808. Kartika, Bambang. 1987. Pedoman Uji
Fahey, J.W. 2005. Moringa oleifera : Inderawi Bahan Pangan.
A Review of the Medical Universitas Gajah Mada : Yogyakarta
Evidence for Its Nutritional, Krisnandi, A.D. 2010. Kelor Super Nutrisi.
Therapeutic, and Prophylactic Blora : Pusat Informasi dan
Properties. Part 1. USA : Pengembangan Tanman Kelor
Trees For Live Journal Indonesia
Fuglie, L. 2001. The Miracle Tree : Kurniasih .2013. Khasiat dan Manfaat Daun
The Multiple Attributes of Kelor Untuk Penyembuhan
Moringa, Dakar Berbagai Penyakit. Yogyakarta :
Fuglie, L. 2001. Combating Pustaka Baru Press.
Malnutrition with Moringa. Ketaren, S. 2004. Minyak dan Lemak
Senegal : Bureau Pangan. Penerbit UI-Press, Jakarta
Regional Afrika Lukito, M.T. 2010. Buku Pintar Budidaya
Halliwel, B dan Gutteridge, MC. 2000. Kakao. Jakarta : Agro Media
Free Radical in Biology and Pustaka
Medicine.New York : Oxford Martini, T.2002.”Kajian Pembuatan Tepung
University Press cake Tape Ubi Kayu (Manihot
Han .2006, Pengaruh Substitusi Sukrosa esculenta) Crantz Instan Dan
oleh Maltitol Pada Formulasi Dark Penerimaan Konsumen Terhadap
Baking Compound, Mutu Organoleptik Cake” (Skripsi
http://www.repository.ipb.ac.id S-1 Fakultas Teknologi Pertanian).
Hartomo A. J.dan Widiatmoko, M. C .1993. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian
Emulsi dan Pangan Berlesitin, IPB.
Penerbit Andi Offset, Yogyakarta. Minifie, W. dan Beinard. 1989. Chocolate,
Hastuti, A. M. (2014). Pengaruh Cocoa, and Confectionery
Penambahan Kayu Manis SainsTechnology.An Aspen
terhadap Aktivitas Antioksidan Publication. London.
dan Kadar Gula Total Minuman

* Alumni Teknologi Pangan UNPAS


** Dosen Teknologi Pangan UNPAS
Jurnal Penelitian Tugas Akhir

Misnawi .2011. Pengaruh Fruktosa dan batang dengan menggunakan


Tepung Tapioka Terhadap Sifat Cocoa Butter Subtitute dan Inulin,
Fisik dan Organoleptik Cokelat Tugas Akhir, UNPAS, Bandung.
Batangan, PELITA Saleh, I .2006. Pengaruh Penambahan
PERKEBUNAN, Volume 27, Nomor Inulin dan Waktu Conching
3, Jember, Indonesia. terhadap Karakteristik Produk
Misnawi. 2003. Influences Of Cocoa Cokelat, Tugas Akhir, UNPAS,
Polyphenols and Enzyme Bandung.
Reactivation On The Flavor Setiawan,Y.2005. Pengaruh Konsentrasi
Development Of Fermented and Lemak Kakao (Cocoa Butter) dan
Under Fermented Cocoa Beans. Konsentrasi Lesitin terhadap mutu
Thesis. University Putra Malaysia. produk Cokelat batang, Tugas
Molyneux, P., (2004), The use of the stable Akhir, UNPAS, Bandung.
free radical diphenylpicrylhydrazyl Shan B, Cai YZ, Brooks JD, et al., 2007,
(DPPH) for estimating antioxidant Antibacterial Properties and Major
activity, Songklanakarin J. Sci. Bioactive Components of Cinnamon
Technol., pp. 26, 211-219 Stick (Cinnamomum burmanii) :
Morris, B.W .1951. The Chemistry and Activity againts Foodborne
Technology of Food an Food Pathogenic Bacteria, Journal of
Product Volume III, Interscience Agricultural and Food Chemist, Vol.
Publisher., New York. 55. ryP.5484-5490.
Mulato, S., Widyotomo, S., Misnawi, Smanda, W., (2011), Chocolate dan
Suharyanto, E. 2005. Pengolahan Coklat,http://www.wordpress.com//.
Produk Primer dan Sekunder Soekarto, E.1985. Penilaian Organoleptik
Kakao. Pusat Penelitian Kopi dan untuk Industri Pangan Dan Hasil
Kakao Indonesia, Jember. Pertanian, Penerbit Bhatara Karya
Nasution, Z.1976. Pengolahan Aksara, Jakarta.
Cokelat, Departemen Spillane, J. 1995. Komoditi Kakao dan
Teknologi Hasil Pertanian. Peranan Dalam Perekonomian
IPB-Press, Bogor. Indonesia,Kanisius, Yogyakarta.
Poedjiwidodo, M. S.1996. Sambung Standar Nasional Indonesia .1990.
Samping Kakao. Trubus Agriwidya, Standarisasi Susu Bubuk
JawaTengah. Indonesia. Badan Standarisasi
Parekh, J. dan Chanda, S. 2006. In Vitro Nasional, Jakarta.
Antimicrobial Activity of Trapa Standar Nasional
natans L.Fruit Rind Extracted in Indonesia .1995.Standarisasi Mutu
Different Solvents, African Journal Bubuk Cokelat Indonesia. Badan
of Biotechnology, vol6. Standarisasi Nasional, Jakarta.
Puspita, A. 2014. Pengaruh Konsentrasi Standar Nasional
Ekstrak Kayu Manis Indonesia .2000.Standarisasi
(Cinnamomum burmannii) Dalam Mutu Cokelat Indonesia.
Menurunkan Pertumbuhan Badan Standarisasi Nasional,
Streptococcus mutans secara in Jakarta.
vitro. Program Sarjana. Universitas Sundari, E.2001. Pengambilan Minyak
Muhammadiyah Surakarta: 9. Atsiri dan Oleoresin dari Kulit
Rachmawati, R. Made, R,D. dan N Luh Kayu Manis, Jurnal Balai Penelitian
Suriani. 2009. Pengaruh Suhu Dan Tanaman Rempah dan Obat
Lama Penyimpanan Terhadap Susanto H, dkk, 2010. Efek
Kandungan Vitamin C Pada Cabai Nutritional Tepung Daun
Rawit Putih (Capsicum Kelor (Moringaoleifera)
frustescens). Jurusan Biologi Varietas NTT Terhadap
Fakultas MIPA Universitas Udayana. Kadar Albumin Tikus
Bali Wistar Kurang Energi
Riyani,S.2011. Aplikasi Program Linier Protein (Studi in Vivo Kelor
pada Optimasi Formulasi Coklat sebagai Kandidat Terapi

* Alumni Teknologi Pangan UNPAS


** Dosen Teknologi Pangan UNPAS
Jurnal Penelitian Tugas Akhir

Suplementasi pada Kasus Gizi


Buruk). Publikasi Ilmiah SemNas
MIPA 2011. http;//hendrasusatofaal.
blogspot.com/2011/02/publikasiilmia
h- senas-mipa
2011.html.
Thomas, J. Adn Duethi, P.P. 2001. Cinnamon
Handbook of Herbs and Spices.
CRC Press, New York, pp.143-153.
Wahyudi, T.2008. Panduan Lengkap
Kakao-Manajemen Agribisnis Dari
Hulu Hingga Hilir. Depok : Penebar
Swadaya.
Wanti, (2008), Chocolate dan
Cokelat, http://www.wanti
smanda.blogspot.com.
Winarno, F. G. 1992. Kimia Pangan dan
Gizi. PT. Gramedia Pustaka
Utama : Jakarta.
Winarno, F. G. 1997. Kimia Pangan dan
Gizi. PT. Gramedia Pustaka
Utama : Jakarta.
Winarno, F.G. dan A. H. Pudjaatmaka. 2004.
Gluten dalam Ensiklopedia
Nasional Indonesia. Jilid 6. PT
Cipta Adi Pustaka. Jakarta.
Wood, G.A.R .1987. Form Harvest To Store.
In Cocoa Fourth Editian.Longman
Scientific and Technical.Copublished
in The United State with John Willey
and Sons. Inc, New York.
Wynseberghe, D.V., Noback, C.R.,
Carola ,R. 1995. Human
Anatomy and Physiology. 3rd
Ed.Mc Graw-Hill Inc.
Zuhra, C.F., Tarigan, J.B., and Sihotang, H.,
(2008), Aktivitas Antioksidan
Senyawa Flavonoid dari Daun
Katuk (Sauropus androgunus (L)
Merr.), Journal Vol.3, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Sumatera Utara,
Sumatera Utara.

* Alumni Teknologi Pangan UNPAS


** Dosen Teknologi Pangan UNPAS

Você também pode gostar