Você está na página 1de 31

LAPORAN SEMINAR PKK I

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. “ N ”


DENGAN KETUBAN PECAH DINI ( KPD )
DI RUANG BERSALIN RSUP NTB
PADA TANGGAL 14 DESEMBER 2009

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK XIV B

1. LALE NURMINIWATI
2. M A R I A M

3. PRAMITA UTAMI H

UNIVERSITAS NAHDLATUL WATHAN MATARAM


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
DIII KEBIDANAN
2009
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini dibuat sebagai hasil praktek klinik (PKK I)


Di Ruang Bersalin RSUP NTB
Sejak tanggal 14 s/d 17 Desember 2009

Disahkan pada tanggal :

Tempat :

Pembimbing Pembimbing
Praktek Pendidikan Praktek Lahan

Dra.Hj.St Wathaniah Amd.Keb, M.Repro Ida Ayu Sucitawati Amd.Keb


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
limpahan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga laporan praktek ini dapat terselesaikan
pada waktu yang telah ditentukan.
Adapun tujuan penyusunan laporan ini adalah sebagai dokumentasi hasil
tindakan praktek klinik di Ruang Bersalin RSUP NTB sejak tanggal 14 s/d 17
Desember 2009, agar mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada Ibu
Bersalin dengan KPD sesuai kompetensi yang ditargetkan secara komperhensif.
Dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekeliruan dan kekurangan
serta masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan penyusunan
laporan kami kedepannya.
Laporan ini tidak mungkin dapat terselesaikan tanpa bantuan, arahan serta
bimbingan dari berbagai pihak. Maka dari itu ijinkan kami menyampaikan ucapan
terima kasih kepada yang terhormat;
1. Direktur RSUP NTB, yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk
praktek diruang Nifas RSUP NTB
2. dra.HJ. Siti Rukmini, BSC, MMKes, selaku Ketua Prodi kebidanan FIK
UNW mataram, yang telah memberikan kesempatan kami untuk praktek di
Ruang Nifas RSUP NTB
3. Ibu , selaku pembimbing Praktek Lahan
4. Ibu , selaku pembimbing Pendidikan
5. Bidan, Perawat, Staf dan seluruh Civitas Ruang Bersalin RSUP NTB dan
semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan laporan ini.
Akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua
Mataram, 15 Desember 2009
Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... ii
KATA PENGANTAR....................................................................................... iii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Tujuan ....................................................................................... 3
C. Manfaat Penulisan ..................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 5
- Post Partum Anemia................................................................... 5
- Penanganan Post Partum Kembar (gemeli)............................... 9
- Konsep manajemen 7 langkah varney....................................... 10
BAB III TINJAUAN KASUS........................................................................ 16
1. Pengumpulan Data Dasar .......................................................... 16
2. Interpretasi Data Dasar .............................................................. 22
3. Identifikasi diagnosa dan masalah potensial ............................. 23
4. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera ..................... 23
5. Rencana Asuhan Yang menyeluruh ........................................... 23
6. Pelaksanaan Asuhan Yang Menyeluruh ..................................... 23
7. Evaluasi ..................................................................................... 25
Dokumentasi Hari II .................................................................. 26
SUBJEKTIF .............................................................................. 26
OBJEKTIF.................................................................................. 26
ASSASMENT............................................................................ 27
PLANNING................................................................................ 27
BAB IV PEMBAHASAN.............................................................................. 29
BAB V PENUTUP........................................................................................ 30
 Kesimpulan................................................................................ 30
 Saran.......................................................................................... 30
Satpel
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

 Latar Belakang

Di Negara-Negara maju angka kematian maternal berkisar antara 5-10 per


100.000 kelahiran hidup, sedangkan dinegara-negara berkembang berkisar antara
750-1000 per 100.000 kelahiran hidup.( Prawirohardjo, Sarwono;2002)

Diindonesia angka kematian ibu hamil dan melahirkan masih sangat tinggi
(373/100.000 kehamilan). Karena tiga terlambat yaitu ; Terlambat mengenali bahaya,
Terlambat mengenali bahaya, Terlambat mendapatkan pertolongan yang memadai,
selain itu adanya penyebab tak langsung yaitu status gizi ibu yang memprihatinkan
(30 % ibu hamil kurang gizi kronik, 51% anemia), corak reproduksi yang kurang baik
(14% kehamilan kurang dari 20 tahun, 12,7 terlalau tua untuk hamil, 17% jarak
kehamilan kurang dari 2 tahun dan 17% terlalu sering hamil), periksa hamil
terlambat, Pelayanan untuk ibu hamil dan bayi belum menjangkau 71,1 juta ibu dan
bayinya.( Prawirohardjo, Sarwono;2002)

Persalinan ditolong dukun sekitar 47,5% (sekitar 2,3 juta).ha-hal lain yang
juga berpengaruh antara lain : pendidikan ibu yang rendah (19% buta huruf, 72%
SLTP kebawah) rendahnya kedudukan perempuan di dalam masyarakat dan budaya,
kemiskinan dan hambatan jarak serta geografis ketempat pelayanan rujukan.
(Prawirohardjo, Sarwono;2002)
Sedangkan Kejadian Post Partum dengan anemia Diindonesia berkisar antara
10 – 20 % ( angka yang cukup tinggi menurut WHO) dan di NTB sendiri angka
kejadian Post Partum dengan anemia adalah 1-2 %.(Prawirohardjo, Sarwono;2002)
Untuk menurunkan angka kematian
1 ini, Pemerintah telah melakukan berbagai
upaya dengan mendirikan dan menyebarluaskan puskesmas diberbagai daerah dan
juga bida-bidan desa diberbagai pelosok-pelosok desa.(Prawirohardjo,
Sarwono;2002)

Dan mengingat masih tinggingnya angka kematian ibu dan anak di Indonesia,
khususnya di NTB maka di butuhkan tenaga kesehatan atau bidan yang terampil dan
profesional mengikuti aturan atau protap kebidanan sesuai aturan Perundang-
undangan yang berlaku. (Prawirohardjo, Sarwono;2002)

Berdasarkan data diatas maka kasus Asuhan kebidanan pada Ny “N” dengan
Ketuban Pecah Dini dianggap penting untuk dibahas.

 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan pada kasus Persalinan
Patologi dengan pendekatan Manajemen Kebidanan
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa diharapkan dapat:
a. Memilih kasus individu untuk penerapan proses manajemen kebidanan
sesuai kesepakatan pembimbing
b. Menerapkan proses berpikir dan bertindak sesuai dengan langkah-
langkah manajemen kebidanan
1) Mengantisipasi terjadinya masalah potensial dan mengembangkan
rencana asuhan komprehensif
2) Melaksanakan langsung asuhan dengan efisien dan aman
3) Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang telah diberikan apakah
benar-benar telah terpenuhi sebagaimana telah diidentifikasi di dalam
diagnosa dan masalah
c. Mendokumentasikan seluruh temuan-temuan dan seluruh hasil dalam
catatan SOAP.
d. Membuat laporan kasus dan mengkonsultasikan kepada pembimbing
e. Melaksanakan seminar asuhan kebidanan pada kasus individu yang
dipilih bersama pembimbing.

 Manfaat Penulisan
1. Bagi Mahasiswa
o Diharapkan dengan adanya kasus patologi ini dapat meningkatkan
keterampilan mahasiswa dalam melakukan asuhan kebidanan sesuai
dengan manajemen kebidanan.
o Dengan melakukan asuhan ini dapat memberikan pengalaman langsung
kepada mahasiswa dalam melakukan asuhan kebidanan masa nifas dengan
komplikasi
o Diharapkan dengan penulisan ini dapat memberikan pengalaman dalan
menerapkan manajemen kebidanan untuk memeberikan asuhan kebidanan
pada Ibu Bersalin sehingga nantinya pada saat bekerja di lapangan dapat
dilakukan secara sistematis, yang pada akhirnya dapat menurunkan AKI
dan AKB.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dengan penulisan ini dapat memberikan masukan bagi
institusi pendidikan Agar kedepan lebih meningkatkan Bimbingannya
terhadap mahasiswa sehingga mahasiswa mampu meningkatkan mutu asuhan
kebidanan baik yang Fisiologi maupun Patologis.
3. Bagi lahan Praktek
Diharapkan dengan penulisan ini dapat memberikan masukan bagi
institusi pelayanan kesehatan tentang kendala dan masalah–masalah kesehatan
yang terjadi pada masyarakat, khususnya masalah yang terkait dengan
kebidanan, sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih baik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. PERINSIP DASAR
1. Ketuban dinyatakan pecah dini apabila terjadi sebelum proses persalinan
berlangsung.
2. Ketuban pecah dini merupakan masalah penting dalam Obstetri berkaitan
dengan penyulit kelahiran prematur dan terjadinya infeksi khorioamnionitis
sampai sepsis.
3. Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membran
atau meningkatnya tekanan intrauterine atau oleh kedua faktor tersebut.
Berkurangnya kekuatan membrane disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat
berasal dari vagina dan serviks.
4. Penanganan ketuban pecah dini memerlukan pertimbangan usia gestasi,
adanya infeksi pada komplikasi ibu dan janin, dan adanya tanda-tanda
persalinan. (Sarwono Prawiraharjo, 2001).

B. PENGERTIAN KETUBAN PECAH DINI


Ketuban pecah dini atau Spontaneous / Early-Premature Rupture Of The
Membrane (prom) adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu yaitu bila
pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan pada multipara < 5 cm. bila periode
laten terlalu pajang dan ketuban sudah pecah, maka dapat terjadi infeksi yang
dapat meninggikan angka kematian ibu dan anak.
C. ETIOLOGI
a. Spontan karena selaputnya lemah atau kurang terlindung karena cervix
terbuka (cervix yang inkompelent).
b. Karena trauma, karena jatuh, coitus atau alat-alat.
c. Insiden menurut Eastman kira-kira 12% dari semua kehamilan.

D. PATOFISIOLOGI
1. Adanya hipermotilitas rahim yang sudah lama terjadi sebelum ketuban pecah.
Penyakit-penyakit : Pielonefritis, Sistitis, Servisitis, dan Vaginitis terdapat
bersama-sama dengan hipermotililtas rahim ini.
2. Ketuban terlalu tipis (kelainan ketuban)
3. Infeksi (amnionitas) (Khorioamnionitis)
4. Faktor-faktor lain merupakan predis posisi adalah: multipara, malposisi,
disproporsi, cervik incompeten dll.
5. Artifisal (ammoniotomi) dimana ketuban dipecahkan terlalu dini.

E. TANDA DAN GEJALA


a. Air ketuban mengalir keluar
b. Biasanya tidak diikuti tanda-tanda persalinan
c. Cairan: hydroohoea amniotica

F. DIAGNOSIS
Cara menentukan ketuban pecah dini
a.Setelah keluarnya air ketuban dan diobservasi selama 12 jam tidak ada tanda
tanda Persalinan
b. Adanya cairan berisi mekoneum, verniks koseosa, rambut lanugo
dan kadang kala berbau kalau sudah infeksi
c.Inspekula : lihat dan perhatikan apakah memang air ketuban keluar dari
kanalis serisis dan bagian yang sudah pecah.
d. Lakus (litmus)
- jadi biru (basa)……….air kertuban
- jadi merah (asam)……….air kemih (urine)
e.Pemeriksaan pH forniks posterior pada prom [H adalah basis (air ketuban)
f. Pemeriksaan hispatologi air (Ketuban)
g. Abozination dan sitologi air ketuban. (TAILOR)

G. PROGNOSIS
a) Pengaruh terhadap janin
Walaupun ibu belum menunjukkan gejala-gejala infeksi tetapi janin
mungkin sudah terkena infeksi karena infeksi intrauterine lebih duluan
terjadi (amnionitis,Vakulitis) sebelum gejala pada ibu dirasakan jadi akan
meninggikan mortalitas dan morbiditas perinatal.
b) Pengaruh terhadap
Karena jalan telah terbuka antara lain akan dijumpai
1. Infeksi intrapartal apalagi bila terlalu sering di periksa dalam
2. Infeksi peurperalis (nifas)
3. Peroitonitis dan septikemi.
4. Dry-labor
Ibu akan jadi lelah, lelah terbaring di tempat tidur, partus akan jadi
lama, maka suhu badan naik, nadi cepat, dan nampak gejala-gejala infeksi.
Jadi akan meninggikan angka kematian dan angka mobilitas pada ibu.
( Prof. Dr. Rustam mochtar, mph )
H. PENILAIAN KLINIK
1. Tentukan pecahnya selaput ketuban. Di
tentukan dengan adanya cairan ketuban dari vagina, jika tidak ada dapat
dicoba dengan gerakan sedikit bagian terbawah janin atau meminta pasien
batuk atau mengedan. Penentuan cairan ketuban dapat dilakukan dengan test
lakmus (mitrazin test) merah menjadi biru, membantu dalam menentukan
jumlah cairan ketuban dan usia kehamilan, kelainan janin.
2. Tentukan usia kehamilan, bila perlu dengan
USG
3. Tentukan ada tidaknya infeksi :suhu ibu
lebih besar atau sama dengan 38oC, air ketuban yang keluar dan berbau, janin
mengalami takhikardi, mungkin mengalami infeksi intrauterine
4. tentukan tanda-tanda inpartu: kontraksi
teratur, periksa dalam dilakukan bila akan dilakukan penanganan aktif
(erminasi kehamilan) antara lain untuk menilai skor pelvik. (acuan
pelayanan kesehatan maternal dan neonatal)

I. PENANGANAN
1. Kalau kehamilan sudah aterm dilakukan induksi
2. Kalau anak premature diusahakan supaya kehamilan dapat berlangsung terus,
misalnya dengan istirahat dan pemberian progesteron.
3. Kalau kehamilan masih sangat muda (dibawah 28 minggu) dilakukan induksi
4. Mempertahankan kehamilan supaya bayi lahir (berlangsung +/- 72 jam)
5. Pantau keadaan umum itu, tanda vital dan distress janin/kelainan lainnya pada
ibu dan pada janin
6. Observasi ibu terhadap infeksi khorioamnionitis sampai sepsis
7. KIE terhadap ibu dan keluarga, sehingga dapat pengertian bahwa tindakan
mendadak mungkin ditambah dengan pertimbangan untuk menyelamatkan ibu
dan bayi.
8. Bila tidak terjadi his spontan dalam 12 jam atau terjadi komplikasi lainnya,
segera berikan penanganan lebih lanjut. (Obstetri Patologi Unpad)
 KOSERVATIF
1. Rawat di rumah sakit
2. Berikan antibiotic (ampisilin 4x500 mg dan metronidazol 2x500 mg selama 7
hari).
3. Jika umur kehamilan kurang dari 32-34 minggu, dirawat selama air kertuban
tidak keluar lagi .
4. Jika usia kehamilan 32-37 minggu belum inpartu, tidak ada infeksi, tes busa
negatif, beri deksametason, obserfasi tanda-tanda infeksi dan kesejahteraan
janin. Terminasi pada kehamilan 37 minggu.
9. Jika usia kehamilan 32-37 minggu, sudah inpartu, tidak ada infeksi, berikan
tokolitik (salbutamol), deksometason dan induksi sesudah 12 jam
10. Jika usia kehamilan 32-37 minggu, ada infeksi, beri antibiotic dan lakukan
induksi
11. Nilai tanda-tanda infeksi ( suhu, tanda-tanda infeksi intrauteri )
12. Pada usia kehamilan 32-34 minggu berikan steroid, untuk memacu
kematangan paru janin, dan lakukan kemungkinan kadar lesitin dan
spingomielin tiap minggu dosis bertambah 12 mg per hari dosis tunggal
selama 2 hari, deksamatason IM 5 mg setiap 6 jam sebanyak 4 kali.

 AKTIF
1. Kehamilan lebih dari 37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal Sc
dapat pula diberikan misoprostol 50 mg intravaginal tiap 6 jam maksimal 4
kali.
2. Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotika dosis tinggi dan persalinan di
akhiri.
a. Bila skor pelvik kurang dari 5, lakukan pematangan serviks, kemudian
induksi. Jika tidak berhasil, akhiri persalinan dengan Sc.
b. Bila skor pelvik lebih dari 5, induksi persalinan, partus pervaginam.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. “ Z ”
DENGAN KETUBAN PECAH DINI ( KPD )
DI RUANG BERSALIN RSU PATUT PATUH PATJU
PADA TANGGAL 18 JANUARI 2013

PENGKAJIAN
Hari/Tanggal:Kamis 18 Januari 2013
Puku :17.00 Wita
Tempat :Ruang Bersalin RSUD TRIPAT GERUNG

I. PENGUMPULAN DATA DASAR.


A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Nama Istri : Ny. N Nama Suami : Tn. N
Umur : 25 Tahun Umur : 26 Tahun
Agama : Hindu Agama : Hindu
Suku : Bali Suku : Bali
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : BURUH
Alamat : Pagesangan Barat

2. Keluhan utama
Ibu mengatakan hamil 9 bulan dan ada keluar air sejak tanggal 14
Desember 2009 pukul 06.00

3. Riwayat Perjalanan penyakit16


Ibu mengatakan Hamil 9 bulan dengan keluhan keluar air banyak sejak
tanggal 14 Desember 2009 pukul 06.00 wita dan tidak ada tanda-tanda
persalinan seperti sakit pinggang menjalar keperut, Pergerakan janin
masih dirasakan aktif sampai sekarang yaitu >10x / 12 jam

4. Riwayat Menstruasi
a. Menarche : 14 tahun
b. Siklus : 28 hari
c. Konsistensi : cair
d. Lama : 4 hari
e. Jumlah : 2 - 3 x sehari ganti pembalut
f. Flour albus : Tidak ada
g. Kelainan : Tidak ada

5. Riwayat kehamilan sekarang :


a. Hamil ke : ke-II (Kedua)
b. HPHT : ? - 03 - 2009 dan HTP: ? -12-2009
c. Umur kehamilan : 9 bulan
d. Gerakan Janin : dirasakan sejak UK 5 bulan dan
sampai adanya tanda-tanda persalinan masih dirasakan aktif yaitu >10
kali dalam 12 jam
e. Tanda Bahaya/Penyulit : Tidak ada
f. Penyakit dalam kehamilan : Tidak ada
g. ANC : 5x dipuskesmas
h. Obat yang Dikonsumsi :Tablet
penambah darah yang diberi oleh bidan
i. Kekhawatiran khusus : Tidak ada
j. Imunisasi TT : 2x Lengkap, TT1 (03-06-2009) dan TT2
(11-08-2009)
k. Riwayat KB yang lalu : Tidak ada
l. Rencana KB : Suntikan 3 bulan

6. Riwayat Hamil, Bersalin Dan Nifas Yang Lalu


7.
Hamil Tempat Penolong Jenis Riwayat penyulit BBL Jenis Umur
UK Ket
Hamil Bersalin Nifas
Ke Persalinan Persalinan persalinan (gram) Kelamin (tahun)
1 - 3 bln - - - - - - - - Abortus

Ini - - - - - - - - - -
-
3

B. DATA OBYEKTIF
1. Keadaan umum : baik
Kesadaran : compasmentis
2. Pemeriksaan tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg
Suhu : 36o C
Nadi : 82 X/menit
RR : 22 X/menit
3. Berat badan ibu
Sebelum hamil : 48 kg
Setelah hamil : 59 kg
Kenaikan : 11 kg
Tinggi badan ibu :157 cm
4. Pemeriksaan fisik
Inspeksi
a. Rambut : warna hitam, bersih, tidak rontok
b. Mata : kanan kiri simetris, ikterik, fungsi penglihatan
baik, konjungtiva agak pucat
c. Muka : bentuk simetris, tidak pucat, tidak ada cloasma
gravidarum.
d. Hidung : bentuk simetris, keadaan bersih, tidak ada
pembesaran polip, fungsi penciuman norma,
simetris, tidak ada polip
e. Mulut dan gigi : bentuk simetris, tidak ada caries maupun samotis,
keadaan mulut bersih, fungsi pengecapan baik,
kebersihan cukup, tidak ada caries
f. Telinga : bentuk simetris, keadaan bersih, fungsi
pendengaran baik
g. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
pembersaran vena jugularis
h. Dada : bentuk dada simetris kanan kiri, pergerakan nafas
teratur,
i. Payudara : membesar simetris kanan kiri, putting susu
menonjol, hyperpigmentasi, tidak ada bekas luka
operasi
j. Perut : bentuk simetris, pembesaran sesuai dengan usia
kehamilan, letak memanjang, tidak ada bekas luka
operasi
k. Punggung : keadaan lordisis, Michaelis simetris
l. Genetalia : tidak ada haemaroid
m. Ekstremitas :
a. atas : bentuk simetris, tidak ada cacat, tidak ada oedema.
b. bawah : bentuk simetris, keadaan bersih, tidak ada oedema.
5. Palapasi
a. Leopaold I : TFU : 29 cm
TBJ : (29-11) x 155 = 2790 gr
b. Leopaold II : Bagian kiri teraba bulat, lebar dan keras yang brarti
punggung dan kanan teraba bagian-bagian kecil anak
c. Leopaold III : Bagian bawah teraba bulat, keras, dan melenting yang
berarti kepala
d. Leopaold VI : bagian bawah janin sudah masuk PAP / konvergen.
Konvergen 4/5
6. Auskultasi
DJJ terdengar jelas di bawah pusat sebelah kiri dengan frekwensi
134x/menit teratur.
7. Perkusi
Reflek platena (+) ada
8. Pemeriksaan dalam jam 22.00 WIB
a. Vulva / vagina : Slym ada
b. Dinding vagina : teraba rugae, tidak ada benjolan
c. Promantorium : tidak teraba
d. Partio : tipis, pembukaan 3 cm
e. Ketuban : tidak ada/segatif
f. Presentasi : kepala
g. Penurunan : hodge I, 4/5
h. HIS : ada
2x setiap 10 menit
i. Lama : 20 detik
Kekuatan < 20-40 detik
II. ANALISA
1. Diagnosa : multipara
Ibu G3P2A0 hamil 36 minggu, janin hidup, tunggal, intrautrei, letak
memanjang, presentasi kepala posisi puki, inpartu kala I (fase laten) dengan
KPD. Sejak pukul 13.00 ketuban (-). Terdapat pengeluaran lendir bercampur
darah.
2. Masalah
Cemas menghadapi persalinan.
a. Dasar:
Ibu mengatakan cemas karena ketuban sudah pecah, tetapi bayi belum
juga lahir.
b. HIS
Ada, 2x setiap 10 menit
c. Lama
20 detik kekuatan 20-40 detik
3. Ketuban
a. Dukungan psikologis
b. Penyuluhan cara mengurangi rasa nyeri dan relaksasi
c. Penyuluhan cara mengedan/meneran efektif
d. Mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung protein, mineral,
vitamin cukup sayur-sayuran, tempe, tahu, telur, ikan, buah-buahan,
apalagi ia mampu membeli susu dan mencobanya walau tidak suka
minum susu. Menganjurkan ibu untuk minum 3 liter setiap hari (8-12
gelas) setiap hari untuk mencegah dehidrasi.
4. Rencana manajemen
a. Jelaskan pada ibu tentang kondisi saat ini.
Keadaan ibu baik, ibu tampak gelisah dan cemas menghadapi persalinan
b. Observasi kala I dengan partograf.
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur
dan meningkat (frekuensi dan kekuatannya) hingga serviks membuka
lengkap (10cm). kala I persalinan terdiri atas dua fase, yaitu fase laten
dan fase aktif. Fase laten berlangsung hingga serviks membuka kurang
dari 4 cm, fase aktif dari pembukaan 4 cm hingga lengkap atau 10 cm.
c. Anjurkan ibu untuk miring
Anjurkan ibu untuk mencoba posisi-posisi yang nyaman selama
persalinan dan melahirkan bayi serta anjurkan suami dan pendamping
lainnya untuk membantu ibu untuk berganti posisi, ibu boleh berjalan,
berdiri, duduk, jongkok, berbaring miring, atau merangkak. Posisi tegak
seperti berjalan, berdiri, atau jongkok dapat membantu turunnya kepala
bayi dan sering kali memperpendek waktu persalinan. Bantu ibu untuk
sering berganti posisi selama persalinan.
d. Siapkan ruang bersalin, alat, kebutuhan fisik, dan psikologis ibu serta
kesiapan bidan/penolong.
1. Pastikan kelengkapan jenis dan jumlah bahan-bahan yang di
perlukan dalam keadaan siap pakai pada setiap persalinan dan
kelahiran bayi. Siapkan ruang persalinan yang hangat dan bersih,
memiliki sirkulasi udara yang baik dan terlindung dari tiupan angin.
2. Periksa semua peralatan sebelum dan setelah memberikan asuhan.
Segera ganti peralatan yang hilang atau rusak.
3. Anjurkan ibu untuk mendapatkan asupan (makanan ringan dan
minum air) selama persalinan dan proses kelahiran bayi.
4. Riwayat psikologis : ibu mengatakan saat ini bahagia dengan
kelahiran bayinya, karena sudah lama menantikannya dan jenis
kelamin bayi sesuai dengan keinginannya.
e. Anjurkan teknik relaksasi
Anjurkan ibu untuk duduk santai, menarik nafas, berendam,
mendengarkan musik.
f. Ajarkan ibu cara mengedan yang baik
1. Anjurkan ibu untuk meneran mengikuti dorongan alamiahnya
selama kontraksi.
2. Beritahukan untuk tidak menahan nafas saat meneran
3. Minta untuk berhenti meneran dan beristirahat diantara kontraksi
4. Jika ibu berbaring miring atau setengah duduk, ia akan lebih mudah
untuk meneran jika lutut ditarik kearah dada dan dagu ditempelkan
ke dada.
5. Minta ibu untuk tidak mengangkat bokong saat meneran
6. Tidak diperbolehkan untuk mendorong fundus untuk membantu
kelahiran bayi.
g. Beri ibu dukungan psikologis
Bahwa ibu melewati persalinan ini dengan lancar. Berikan ibu support,
dan dampingi ibu dalam persalinan

h. Siapkan oksigen
Persiapkan oksigen untuk mencegah terjadinya asfeksia pada bayi baru
lahir.
i. Pemberian cairan infus RL dengan 20 tetes / menit
Pasang infuse menggunakan jarum diameter besar (ukuran 16 atau 18)
dan berikan RL atau NS. Infuskan1 liter dalam 15 sampai 20 menit. Jika
mungkin infuskan 2 liter dalam waktu 1 jam pertama, kemudian
turunkan ke 125 cc/ jam.
j. Pemberian obat ampicilin 1 mg atau menurut advis dokter
Berikan ampisilin 2 gr atau amoksilin 2 gr per oral.

III. KALA II pukul 02.15 WIB


S : ibu mengatakan seperti ingin BAB dan keluar lendir bercampur darah dari
kemaluannya
O : 1.Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
2. Tanda-tanda vital :
a. TD : 110/70 mmHg
b. Nadi : 88 x/menit
c. RR : 22 x/menit
d. Suhu : 36,50C
3. DJJ : 146x / menit
4. His : ada, 4x10 menit
Lamanya : 40 detik
5. Anus dan vulva membuka, perimium menonjol
6. Hasil pemeriksaan dalam
Porsio tidak teraba, pembukaan 10 cm, presentasi kepala perineum kepala
hodge IV pukul 02.30 WIB

A : 1.Diagnosa
G3P2A0 hamil aterm. Dari vagina keluar lendir berwarna kecoklatan
bercampur darah dan air, janin tunggal, hidup, intrauterine, inpartu kala II.
2. Masalah
Ibu cemas menghadapi persalinan, karena ketiban pecah dini sebelum
proses persalinan berlangsung
P : 1.Jelaskan pada ibu bahwa ia memasuki kala II atau kala pengeluaran. Pada
kala II, persalinan di mulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10
cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II juga disebut sebagai kala
pengeluaran bayi
2. Pantau persalinan kala II
Kondisi ibu, bayi dan kemajuan persalinan harus selalu di pantau secara
berkala dan ketat selama berlangsungnya kala II persalinan.
Pantau, periksa dan catat:
a. Nadi ibu setiap 30 menit
b. Ferkuensi dan lama kontraksi setiap 30 menit
c. DJJ setiap selesai meneran atau setiap 5-10 menit
d. Penurunan kepala bayi setiap 30 menit melalui pemeriksaan abdomen
(periksa luar)
e. Warna cairan ketiban jika selaputnya sudah pecah (jernih atau
bercampur mekonium atau darah)
f. Apakah ada presentasi majemuk atau tali pusat di samping atau
terkemuka
g. Putaran paksi luar segera setelah kepala bayi lahir
h. Kehamilan kembar yang tidak diketahui sebelumnya bayi pertama
lahir
i. Catatan semua pemeriksaan dan intervensi yang dilakukan pada
catatan persalinan

3. Atur posisi ibu senyaman mungkin


Bantu ibu untuk memperoleh posisi yang paling nyaman. Ibu dapat
mengubah-ubah posisi secara teratur selama kala II, karena hal ini dapat
membantu kemajuan persalinan, mencari posisi meneran yang paling
efektif dan menjaga sirkulasi utera-plasenta tetap baik
4. Penuhi kebutuhan cairan dan nutrisi
Anjurkan ibu untuk mendapat asupan (makanan ringan dan minum air)
selama persalinan dan proses kelahiran bayi. Sebagian ibu masih ingin
makan selama fase laten persalinan tetapi setelah setelah memasuki fase
aktif, mereka hanya ingin mengkonsumsi cairan saja. Anjurkan agar
anggota keluarga sesering mungkin menawarkan minum dan makanan
ringan selama proses persalinan.
5. Anjurkan ibu untuk meneran setiap ada his
Jika ibu tetap ada dorongan untuk meneran setelah 60 menit pembukaan
lengkap, anjurkan untuk memulai meneran di setiap puncak kontraksi,
anjurkan ibu mengubah posisinya secara teratur, tawarkan untuk minum
dan pantau DJJ setiap 5-10 menit. Lakukan stimulasi putting susu untuk
memperkuat kontraksi.
6. Observasi tanda-tanda vital
a. Nadi ibu setiap 30 menit
b. Frekuensi dan kontraksi setiap 30 menit
c. DJJ setelah selesai meneran atau setiap 5-10 menit
d. Penurunan kepala bayi setiap 30 menit melalui pemeriksaan abdomen
(pemeriksaan luar) dan periksa setiap 60 menit atau juga ada indikasi,
hal ini dilakukan lebih cepat.
7. Lakukan pertolongan asuhan persalinan normal dengan teknik septic dan
aseptic.
Teknik aseptic membuat prosedur menjadi lebih aman bagi ibu, bayi baru
lahir dan penolong persalinan. Teknik antiseptic :penggunaan
perlengkapan pelindung pribadi, antisepsi, menjaga tingkat sterilitas atau
disinfeksi tingkat tinggi.
8. Berikan dukungan pada ibu baik mental maupun spiritual, serta anjurkan
suami untuk mendampingi Ibu.
Anjurkai ibu selalu didampingi oleh keluarganya selama proses persalinan
dan kelahiran bayinya, dukungan dari suami orang tua dan kerabat yang
disukai ibu sangat diperlukan dalam menjalani proses persalinan.
9. Menolong melahirkan kepala, bahu, badan.
a. Bayi lahir spontan pukul 04.30 WIB dengan keluarnya lendir
bercampur darah
b. Jenis kelamin perempuan, BB 3000gr, PB 52 cm
Tanda-tanda asfiksia :
1) Tidak bernafas atau bernafas mengap-mengep
2) Warna kulit kebiruan
3) Kejang
4) Penurunan kesadaran
c. Apgar score : 8/9

IV. KALA III pukul 02.30


S : a. Ibu merasa bahagia, karena bayi sudah lahir dengan selamat
b. Ibu mengatakan perut masih mulas
O: 1. Keadaan umum : baik
Kesadaran : coposmentis
2. Periksa
a. TD : 110/70 mmHg
b. Nadi : 84 x/menit
c. RR : 22 x/menit
d. Suhu : 36,50C
3. TFU 1 jari bawah pusat, kontraksi uterus
A: a. Diagnosa
P2A0 lakukan kala III
b. Masalah
Mulas pada perut bagian bawah dan pedih pada jalan lahir
c. Ketiban
Manajemen aktif kala III
1. Pemberian suntikan Oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi
lahir
a) Serahkan bayi yang telah di bungkus kain pada ibu untuk di beri
ASI
b) Letakkan kain bersih diatas perut ibu (handuk bersih)
c) Periksa uterus untuk memastikan tidak ada bayi yang lain
d) Beritahu ibu bahwa ibu akan di suntik Oksitosin
e) Segera (dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir) suntikan
Oksitsin 10 unit 1 M pada1/3 bagian atas paha bagian luar
(aspektus latelaris)
2. Penegangan tali pusat terkendali
a) Berdiri Disamping ibu
b) Pindahkan klem pada tali pusat sekitar 5-20 cm dari vulva
c) Letakkan tangan yang lain pada abdomen ibu (beralaskan kain)
tepat di atas simfisis publis. Gunakan tangan ini untuk meraba
kontraksi uterus dan menekan uterus pada saat melakukan
penegangan pada tali pusat. Setelah terjadi kontrasi yang kuat,
tegangkan tali pusat dengan satu tangan dan tangan yang lain
menekan uterus kearah lumbal dan kepal ibu (Droso-Kranil).
Lakukan secara hati-hati untuk mencegah terjadinya infersio uteri.
d) Bila plasenta belum lepas, tunggu hingga uterus berkontraksi
kembali, untuk mengulangi kembali penegangan tali pusat
terkendali.
e) Saat mulai berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah,
lakukan tekanan Dorso-Kranil hingga tali pusat makin menjulur
dan korpus uteri bergerak ke atas yang menandakan plasenta telah
lepas dan dapat dilahirkan.
3. Masase fundus
P : 1. Lakukan pengawasan kala III
Otot uterus (miometrium) berkontraksi mengikuti penyusutan volume
rongga uterus setelah lahirnya bayi. Hal ini menyebabkan berkurangnya
ukuran tempat perlekatan plasenta. Karena pelekatan menjadi semakin
kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah maka plasenta akan
terlibat, menebal dan kemudian lepas dari dinding uterus.
2. Lakukan vulva hygiene
Vulva hygiene ibu dari labia mayora dari atas kebawah 1x usap. Apabila
belum bersih ulangi lagi. Bersihkan labia minora dari atas ke bawah 1x
usap. Dan bersihkan dari vestibulum ke anus 1x usap.
3. Lakukan manajemen aktif kala III
a. Pemberian suntikan oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir
b. Penegangan tali pusat terkendali
c. Masase fundus uteri, 15 detik pertama setelah bayi lahir
Plasenta lahir pukul 02.45 dengan selaput ketuban dan katiledon
lengkap
4. Awasi perdarahan dan tanda-tanda vital dan kontrasi uterus
a. Pantau nadi ibu setiap 30 detik
b. Pantau DJJ setelah selesai meneran atau setelah setiap 5-10 menit
c. Pantau frekuensi dan lama kontraksi setiap 30 menit
5. Periksa robekan jalan lahir dan perdarahan
Periksa apakah ada robekan jalan lahir dan perdarahan atau tidak

V. KALA V pukul 02.45 WIB


S : a. Ibu bahagia karena bayinya lahir dengan selamat.
b. Ibu merasa lega, karena plasenta sudah lahir
c. Ibu mengatakan perut masih mulas dan pedih pada jalan lahir
O: 1. Keadaan umum : baik
Kesadaran : coposmentis
2. Periksa
a. TD : 110/70 mmHg
b. Nadi : 88 x/menit
c. RR : 24 x/menit
d. Suhu : 36,50C
3. TFU 1 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik
4. Pengeluaran pervaginam, Lochea Alba, dan ASI sudah keluar.
5. Eliminasi
BAB : 1x sehari
BAK : 3-4x sehari
A: a. Diagnosa
P2A0 portu kala IV
b. Masalah
Gangguan rasa nyaman sehubungan dengan nyeri pada perut baginan
bawah.
c. Kebutuhan
Personal hygiene ibu dan pemenuhan nutrisi dan cairan
P : 1. Observasi keadaan umum
2. Bersihkan ibu tempat dan alat
3. Periksa kontraksi pada fundus, perdarahan dan tanda-tanda vital 15 menit
pada 12 menit pertama setelah persalinan, setiap 30 menit pada jam ke-2
setelah persalinan.
4. ASI sudah keluarlancar
5. Lochealba
6. Observasi pengeluaran darah pervaginam
7. pastikan kandung kemih kosong agar tidak menghalangi uterus
berkontraksi
8. periksa keadaan ibu
9. Periksa kondisi bayi baru lahir
10. jika keadaan umum ibu baik, langsung pindahkan ke ruang perawatan
untuk dirawat gabung.

PENGAWASAN KALA I

Wkt Keadaan Ibu Kondisi Janin


Pembu Penuru Ketuban/
tera Kontraksi
kaan TD Pols RR Tem Urine DJJ nan penyusup
pi uterus/his
sefiks Kepala an
His: 2x setiap 10 134x/
22.00 3 cm 110/70 82 22 360C - menit menit 4/5 (-) / 0
Lama 20 detik (+)
His: 2x setiap 10 135x/
22.30 110/70 82 22 360C - menit menit - -
Lama 20 detik (+)
His: 2x setiap 10 134x/
23.00 120/70 80 20 360C - menit menit - -
Lama 20 detik (+)
His: 3x setiap 10 134x/
150
23.30 110/70 88 24 360C - menit menit - -
cc
Lama 30 detik (+)
His: 3x setiap 10 135x/
24.00 110/70 90 25 36,30C - menit menit - -
Lama 45 detik (+)
His: 3x setiap 10 135x/
00.30 110/70 90 25 36,50C - menit menit - -
Lama 45 detik (+)
His: 3x setiap 10 135x/
01.00 120/70 92 27 36,80C - menit menit - -
Lama 45 detik (+)
His: 4x setiap 10 134x/
800
01.30 120/70 92 27 36,80C - menit menit - -
cc
Lama 45 detik (+)
His: 4x setiap 10 134x/
02.00 6 cm 110/70 90 25 36,80C - menit menit 4/5 (-) / 0
Lama 45 detik (+)

DAFTAR PUSTAKA

Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal. JNPK. 2002. Jakarta


Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. 2003. Jakarta:
YBP-SP.

Gede, Ida Bagus. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Manuaba DSOD.
EGD

Você também pode gostar