Você está na página 1de 24

EVIDENCE BASED NURSING EFEKTIFITAS PEMBERIAN TERAPI

MUSIK INSTRUMENT TERHADAP KUALITAS TIDUR PASIEN GAGAL


GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISA DI RUANG
RAJAWALI 3B RSUP DR. KARIADI SEMARANG

Disusun Oleh :

Puji Astuti (G3A017182)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS GENAP

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gagal ginjal kronik adalah gangguan fungsi ginjal yang bersifat progesif dan
irreversibel.Gangguan fungsi ginjal ini terjadi ketika tubuh gagal untuk
mempertahankan metabolismedan keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga
mengakibatkan retensi urea dan sampahnitrogen lain dalam darah (Brunner &
Suddarth, 2001). Pada gagal ginjal kronik terjadi penurunan laju filtrasi
glomerulus kurang dari 60 ml/menit/1,73 m2 selama 3 bulan atau lebih
yang irreversibel dan didasari oleh banyak faktor (Arora, 2009).

Menurut data dari United States Renal Data System (USRDS) tahun 2014
prevalensikejadian gagal ginjal kronik di Amerika Serikat dari tahun ke tahun
semakin meningkattercatat pada tahun 2011 ada 2,7 juta jiwa dan meningkat pada
tahun 2012 menjadi 2,8 jutajiwa. Di Indonesia prevalensi kejadian gagal ginjal
kronik melalui data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 yaitu
0,2%. Kelompok umur ≥ 75 tahun mempunyai prevalensikejadian gagal ginjal
kronik lebih tinggi dari pada kelompok umur lainnya yaitu 0,6%.
Prevalensi kejadian gagal ginjal kronik menurut jenis kelamin, laki-laki lebih
banyak denganangka 0,3% sedangkan perempuan hanya 0,2%. Dan prevalensi
kejadian gagal ginjal kronikpada Provinsi Jawa Tengah yaitu 0,3% (Pernefri,
2012).Penyebab kejadian gagal ginjal kronik pada pasien hemodialisis baru
menurut data yangdikumpulkan oleh Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri)
pada tahun 2011 hasilnyayaitu penyakit hipertensi berada pada urutan pertama
sebesar 34%, urutan kedua yaitudiabetes melitus sebesar 27% dan selanjutnya ada
glomerulonefritis sebesar 14%, nefropatiobstruksi sebesar 8%, pielonefritis kronik
sebesar 6%, ginjal polikistik sebesar 1%, penyebabyang tidak diketahui sebesar
1% dan penyebab lainnya sebesar 9%.Berbeda pada tahun 2000,penyebab gagal
ginjal yang menjalani hemodialisis di Indonesia urutan pertama dan kedua
yaitu glomerulonefritis sebesar 46,4% dan diabetes melitus sebesar 18,7%,
selanjutnya adaobstruksi dan infeksi sebesar 12,9%, hipertensi sebesar 8,5% dan
penyebab lainnya sebesar13,7% (Asriani, 2012).

Sedangkan menurut United States Renal Data System (USRDS) tahun 2014, yang
bertanggung jawab terhadap kejadian gagal ginjal kronik urutan pertama dan
kedua yaitudiabetes melitus sebesar 34% dan hipertensi sebesar 21%, kemudian
diikuti glomerulonefritissebesar 17%, pielonefritis kronik sebesar 3,4%, ginjal
polikistik sebesar 3,4% dan lain-lainsebesar 21%

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang masalah diatas, dapat diambil sebagai rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apa pengertian Cronik kidney Disease?
2. Apa penyebabCronik kidney Disease?
3. Bagaimana proses terjadinya Cronik kidney Disease?
4. Bagaimana Tanda gejala Cronik kidney Disease?
5. Bagaimana penatalaksanaan Cronik kidney Disease?
6. Bagaimana asuhan keperawatan Cronik kidney Disease?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Tujuan Intruksional Umum
Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan
diagnosa Cronik kidney Diseasedi Ruang Rajawali 3B RSUP dr. Kariadi
Semarang

2. Tujuan Intruksional Khusus


a. Mahasiswa mampu melaporkan konsep dasar tentang Cronik kidney
Disease
b. Mahasiswa mampu menjabarkan diagnosa keperawatan
c. Mahasiswa mampu mendeskripsikan intervensi keperawatan
d. Mahasiswa mampu menjelaskan implementasi keperawatan
e. Mahasiswa mampu memaparkan tindakan keperawatan yang sudah
dilakukan
f. Mahasiswa mampu menjelaskan asuhan keperawatan pada pasien
dengan diagnosa Cronik kidney Disease

3. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini saya mengumpulkan referensi yang relevan
dari perpustakaan, jurnal dan mencari referensi yang relevan dari
internet.
4. Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun dengan sistematika yang terdiri dari poin-poin yang
penting, diantaranya yaitu;
BAB I : Pendahuluan yang berisi Latar Belakang, Rumusan
Masalah, Tujuan Penulisan, Metode Penulisan dan
Sistematika Penulisan.
BAB II : Konsep Dasar
BAB III : Resume Askep yang berisi pengkajian fokus, diagnosa
keperawatan, fokus intervensi.
BAB IV : Aplikasi jurnal EBN
BAB V : Pembahasan
BAB V : Kesimpulan dan Saran.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Gangguan Fungsi renal tahap akhir,dimana ginjal kehilangan
kemampuan untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan
tubuh
Chronic kidney disease (CKD) atau penyakit ginjal kronis didefinisikan
sebagai kerusakan ginjal untuk sedikitnya 3 bulan dengan atau tanpa
penurunan glomerulus filtration rate (GFR) .

2.2 Etiologi
Secara umum faktor-faktor yang dianggap sebagai penyebab ckd adalah :
1. Penyakit infeksi tubulointerstitial : pielonefritis kronik,refluks nefropati
2. Penyakit Peradangan : glomeronefritis
3. Penyakit vaskular hipertensif: Nefrosklerosis benigna,nefrosklerosis
malina ,stenosis arteria renalis
4. Gangguan jaringan ikat : SLE,Poliarteritis nodosa
5. Gangguan kongenital/herediter : polikistik,asidosis tubulus ginjal
6. Penyakit metabolik: DM,GOAT, hiperparatiroidisme,amiloidosis
7. Nefropati toksisk : penyalahgunaan analgesik,nefropati timah
8. Nefropati obstruktif: traktus urinarius,fibrosis retroperitonial
2.3 Klasifikasii

Gagal ginjal kronik dibagi 3 stadium :

 Stadium 1 : penurunan cadangan ginjal, pada stadium kadar kreatinin


serum normal dan penderita asimptomatik.
 Stadium 2 : insufisiensi ginjal, dimana lebihb dari 75 % jaringan telah
rusak, Blood Urea Nitrogen ( BUN ) meningkat, dan kreatinin serum
meningkat.
 Stadium 3 : gagal ginjal stadium akhir atau uremia.
K/DOQI merekomendasikan pembagian CKD berdasarkan stadium dari
tingkat penurunan LFG :

 Stadium 1 : kelainan ginjal yang ditandai dengan albuminaria persisten


dan LFG yang masih normal ( > 90 ml / menit / 1,73 m2
 Stadium 2 : Kelainan ginjal dengan albuminaria persisten dan LFG antara
60-89 mL/menit/1,73 m2
 Stadium 3 : kelainan ginjal dengan LFG antara 30-59 mL/menit/1,73m2
 Stadium 4 : kelainan ginjal dengan LFG antara 15-29mL/menit/1,73m2
 Stadium5 : kelainan ginjal dengan LFG < 15mL/menit/1,73m2 atau gagal
ginjal terminal.

2.4 Patofisiologi
Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron (termasuk glomerulus
dan tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa nefron utuh).
Nefron-nefron yang utuh hipertrofi dan memproduksi volume filtrasi yang
meningkat disertai reabsorpsi walaupun dalam keadaan penurunan GFR /
daya saring.Metode adaptif ini memungkinkan ginjal untuk berfungsi sampai
¾ dari nefron–nefron rusak.Beban bahan yang harus dilarut menjadi lebih
besar daripada yang bisa direabsorpsi berakibat diuresis osmotik disertai
poliuri dan haus.Selanjutnya karena jumlah nefron yang rusak bertambah
banyak oliguri timbul disertai retensi produk sisa.Titik dimana timbulnya
gejala-gejala pada pasien menjadi lebih jelas dan muncul gejala-gejala khas
kegagalan ginjal bila kira-kira fungsi ginjal telah hilang 80% - 90%.Pada
tingkat ini fungsi renal yang demikian nilai kreatinin clearance turun sampai
15 ml/menit atau lebih rendah itu.( Barbara C Long, , 368)

Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang normalnya


diekskresikan ke dalam urin) tertimbun dalam darah.Terjadi uremia dan
mempengaruhi setiap sistem tubuh. Semakin banyak timbunan produk
sampah maka gejala akan semakin berat. Banyak gejala uremia membaik
setelah dialisis.(Brunner & Suddarth).

2.5 Manifestasi Klinis


1. Kardiovaskuler : Hipertensi,gagal jantung,udem
pulmoner,Perikarditis,pitting edem,fiction rub pericardial.
2. Dermatologi : warna kulit abu-abu mengkilat,kering bersisik,pruritis,kuku
rapuh,rambut kasar.
3. Pulmoner: Krekels,sputum kental,krekels
4. Gastrointestinal: anoreksia,mual,muntah ,nafas bau
amonia,ulserasi,konstipas,diare,perdarahan saluran cerna
5. Neurologi: kelemahan penurunan kesadaran,

2.6 Pemeriksaan Penunjang


1. Pemeriksaan Laboratorium

Laboratorium darah : BUN, Kreatinin, elektrolit (Na, K, Ca, Phospat),


Hematologi (Hb, trombosit, Ht, Leukosit), protein, antibody (kehilangan
protein dan immunoglobulin)

Pemeriksaan Urin : Warna, PH, BJ, kekeruhan, volume, glukosa, protein,


sedimen, SDM, keton, SDP, TKK/CCT

2. Pemeriksaan EKG : Untuk melihat adanya hipertropi ventrikel kiri, tanda


perikarditis, aritmia, dan gangguan elektrolit (hiperkalemi, hipokalsemia)
3. Pemeriksaan USG : Menilai besar dan bentuk ginjal, tebal korteks ginjal,
kepadatan parenkim ginjal, anatomi system pelviokalises, ureter
proksimal, kandung kemih serta prostate
4. Pemeriksaan Radiologi : Renogram, Intravenous Pyelography,
Retrograde Pyelography, Renal Aretriografi dan Venografi, CT Scan,
MRI, Renal Biopsi, pemeriksaan rontgen dada, pemeriksaan rontgen
tulang, foto polos abdomen

2.7 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan terhadap CKD meliputi :

1. Restriksi konsumsi cairan, protein, dan fosfat.


2. Obat-obatan : diuretik untuk meningkatkan urinasi; alumunium
hidroksida untuk terapi hiperfosfatemia; anti hipertensi untuk terapi
hipertensi serta diberi obat yang dapat menstimulasi produksi RBC
seperti epoetin alfa bila terjadi anemia.
3. Dialisis
4. Transplantasi ginjal
2.8 Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada pasien CKD:
1. Hiperkalemia akibat penurunan ekskresi,asidosis metabolic,katabolisme
dan masukan diet berlebih
2. Perikarditis ,efusi pericardial,dan tamponade jantung akibat retensi produk
sampah uremik dan dialisis yang tidak adekuat
3. Hipertensi akibat retensi cairan &natrium serta malfungsi sistem renin
angiotensis dan aldosteron
4. Anemia akibat penurunan eritopoetin perdarahan
gastrointestinal,kehilangan darah selama hemodialisa
5. Penyakit tulang akibat retensi fosfat,kadar kalsium yang rendah
6. Asidosis metabolik
7. Sepsis
8. Neuropati perifer
9. hiperuremia

2.9 Konsep Pengkajian Fokus


1. Pengkajian
a. Identitas klien
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan utama:
c. Riwayat Penyakit Dahulu
d. Riwayat Penyakit Keluarga
e. Riwayat alergi obat
f. Riwayat Pernah Dirawat
2. Pengkajian pola fungsi
a. Pengetahuan dan persepsi
b. Kebiasaan yang mempengaruhi kondisi saat ini
c. Upaya mempertahan kan kesehatan
3. Pengkajian Kebutuhan Dasar
a. Cairan dan nutrisi
b. Oksigenisasi
c. Eliminasi
d. Aktivitas dan istirahat
e. Sirkulasi
4. Pemeriksaan fisik
a. Head to toe
5. Mekanisme Koping,konsep diri
6. Komunikasi
7. Perubahan perilaku
8. Data penunjang
9. Penatalaksanaan medis

10. Pathway
11. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan perfusi Jaringan Renal b.d penykit Kronik
b. Ketidakefektifan pola nafas b.d penurunan ekspansi paru
c. Kelebihan Volume cairan b.d gangguan filtrasi ginjal

12. Intervensi

NO DX NOC NIC

1 Setelah Dilakukan Asuhan 1. Buka jalan nafas


keperawatan 1x24 jam diharap 2. Berikan posisi untuk
masalah teratasi dg KH: memaksimalkan ventilasi
3. Monitor O2 dan respirasi
1. Oksigenisasi adekuat 4. Monitor pola pernapasan
2. Tidak ada tanda distres 5. Monitor IV
pernapasan 6. Monitor status neurologi
3. Suara nafas bersih,tidak 7. Kolaborasi Pemeriksaan
ada sianosis dandispneu AGD
4. RR: rentan normal
2 Setelah Dilakukan Asuhan 1. Monitor TTV
keperawatan 1x24 jam diharap 2. Berikan O2 sesuai terapi
masalah teratasi dg KH: 3. Batasi Aktivitas
4. Kolaborasi Pemeriksaan
1. O2 terpenuhi Laboratorium Darah
2. Tidak ada dispneu dan lengkap
sianosia 5. Kolaborasi pemberian
3. Tidak pucat,lemas terapi
3 Setelah Dilakukan Asuhan 1. Monitor Output-input
keperawatan 1x24 jam diharap 2. Timbang pokok bila perlu
masalah teratasi dg KH: 3. Pasang cateterisasi
4. Batasi masukan cairan
1. Tidak ada edem 5. Monitor hasil lab retensi
2. Bunyi nafas bersih cairan
3. Tidak ada sesak 6. Monitor status
4. Tidak ada distensi vena hemodinamik
jugularis 7. Kolaborasi bila terjadi
5. Menjelaskan indikator cairan berlebih
kelbihan cairan
BAB III
RESUME ASKEP

1.1 Pengkajian Fokus


1. Identitas
Nama : Tn.s
Umur :24th
Pendidikan : SMA
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : blora
Diagnosa Medis : CKD Stage V on HD

Identitas penanggungjawab
Nama : Ny.P
Umur : 18th
Pendidikan : SMA
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : blora
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Hubungan dengan pasien :Istri
2. Keluhan Utama: lemas
3. Riwayat Penyakit Sekarang:
Saat dilakukan pengkajian klien mengeluh lemas,sesakdan klien
dirawat sejak tanggal 17 juni 2018.TD: 150/90 RR: 24x/m T : 37
,Konjungtiva anemis,dan klien mengatakan sering terbangun kalo tidur.
4. Riwayat masuk Rs
Klien datang engan keluhan sesak,sesak dirasakan mendadak saat
beraktivitas dan klien terlalu banyak minum sehingga membuat pasien
tidak mampuberjalan hingga di bawa ke Rs umum pusat dr. Kariadi
5. Riwayat Perjalanan Penyakit
Klien mengatakan sudah sakit ginjal dan cuci darah selama 2 tahun,dan
klien sudah menjalani cuci darah seminggu 2 kali.

6. Kebiasaan yang mempengaruhi kondisi saat ini


Klien mengatakan dulu sebelum sakit mempunyai kebiasaan minum
kukubima dan sejenisnya
7. Pemeriksaan fisik

a. Keadaan umum
Kesadaran : Composmetis
b. Tanda vital :
TD : 150/980 mmHg
N : 90x/mnt
RR : 24x/mnt
S : 37O C
BB : 50 kg
TB : 160 cm
c. Head to Toe
1) Kulit
Kulit kering, tidak terdapat lesi atau luka, turgor kulit 3 detik
2) Kepala
Rambut tampak kusam, kotor, rambut berwarna hitam, kepala
simetris, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
3) Wajah
Tampak sembab
4) Mata
Mata simetris, konjungtiva anemis, reaksi terhadap cahaya +/+,
5) Hidung
Hidung simetris, hidung tampak bersih, tidak terdapat sekret,
terpasang O23 lpm
6) Mulut
Mukosa bibir kering, gigi kotor, tampak pucat
7) Leher
Leher simetris, JVP +4
8) Dada
a) Paru
Inspeksi : Dada simetris, Penggunaan otot
bantu,batuk,sputum -
Palpasi :traktil fremitus lemah di paru kiri.
Perkusi : redup pada paru kiri
Auskultasi :ada suara mengi
9) Abdomen
Inspeksi : sedikit membuncit,lembab
Auskultasi : bising usus +
Perkusi : bunyi tympani
Palpasi : supel tidak ada nyeri
10) Ekstremitas
Kedua ektermitas tidak ada odem dan tampak pucat
2. Pengkajian kebutuhan dasar
a. Nutrisi, Cairan dan metabolik
a) Nutrisi
A: BB50kg, TB 160, IMT19,53 (Normal 18,5 – 25,0)
B: Hb 9,2 , Ht 27,1 , eritrosit 3,44 , leukosit 5 10^3
C: Ku lemah, gcs 15, composmentis, turgor kulit3 detik,
mukosa bibir kering, klien makan 3x/hari (tidak habis),
rambut kusam
D: diit protein 60 gr
b) Cairan dan elektrolit
Klien mengatakan minum kurang lebih 400cc dalam satu hari (
air putih )
Balance cairan 24 jam
IWL 24 jam = (15 x BB)
= 15 x 50
= 750
Input : infus = 500 cc/24 jam
Minum = 400 cc
Makan = 150cc
AM = (5cc X kg/bb) (5x50=250cc)
Total = 1300 cc
Output : urine = 200 cc
BAB = 100 cc
IWL = 750
Total = 1050
Balance cairan 24 jam : input – output
: 1300 –1050
: 250 cc
b. Pola Istirahat dan tidur
Sebelum sakit: klien tidur 8-10 jam
Setelah sakit : Klien mengatakan tidurnya sering
terbangung,tidurnya kurang puas,karena sesak, kemudian yang
tampak dari klien mengantuk konjungtiva anemis.
c. Sirkulasi
Tidak ada edem di ektermitas,TD 150/90 Mukosa kering tampak
pucat
d. Persepsi diri, konsep diri dan Koping
Pasien tampak cemas,gelisah dan mudah marah
e. Interaksi social
Orang terdekat sangat berpengaruh
f. Perubahan perilaku
Menarik diri,mudah tersinggung
8. Pemeriksaan penunjang
f. Laboratorium ( 19 juni 2018)
Pemeriksaan Hasil Nilai normal
Hematologi
HB 9,2 g/dL 13,00 – 16, 00
Hematokrit 27,1 % 40 – 54
Eritrosit 3,44 10^6/uL 4,4 – 5,9
Mch 26,7 pg 27,00 – 32,00
Mcv 78,8 fL 76, 96
Leokosit 5 10^3/uL 3,8 – 10,6
Trombosit 98 10^3/uL 150 – 400
RDW 16 % 11,60 – 14, 80
Mpv 10.5 fL 4,00 – 11,00
Kimia klinik
Ureum 113 mg/dL 15 – 39
Kreatinin 8,3 mg/dL 0,60 – 1,30
Elektroli :
Natrium 134 mmol/L 136 – 145
Kalium 3,8mmol/L 3,5 -5,1
Chlorida 101 mmol/L 98 -107

g. Pemeriksaan radiologi
Foto thorak
Kesan :
-COR sulit dievaluasi
-Gambaran edema pulmonal
-Efusi pleura kiri

h. Terapy
- Nacl 0,9% 500cc /24j
- Furosemid 40 Mg/ 24 jP.O
- Amlodipin 10 mg/24 jP.O
- Candesastran 16 mg/24 j P.O
- Asam folat 1mg/24 j P.O

i. Diit
Diit protein 60 gram

1.2 Analisa Data


Data Fokus Problem Etiologi

DS : Gangguan Pola Ansietas/kecemasan


- Klien mengatakan sering terbangun tidur
kalau tidur,tidurnya kurang puas

DO:

- Tampak lemas/ngantuk
- Konjungtiva anemis
- Gelisah,cemas
- Ureum : 113
- Terpasang o2

1.3 Diagnosa keperawatan


Gangguan Pola tidur b.d Ansietas/kecemasan
1.4 Intervensi
 NOC
Tujuan dan kriteria hasil
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selam 1 x 24 jam diharapkan
gangguan pola tidur teratasi dengan KH :
- jumlah jam tidurnya 6-8 jam
-perasaan segar sesudah tidur
-mampu mengidentifikasi hal yang meningkatkan tidur
 NIC
1. Memberikan lingkungan yang nyaman
2. Ajarkan kegiatan yang dapat meningkatkan tidur
3. Monitor dan catat kebutuhan tidur
4. Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat
BAB IV
APLIKASI JURNAL EVIDENCE BASED NURSING RISET

4.1 Pengkajian Fokus

Identitas

Nama : Tn.s
Umur :24th
Pendidikan : SMA
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : blora
Diagnosa Medis : CKD Stage V on HD

Identitas penanggungjawab
Nama : Ny.P
Umur : 18th
Pendidikan : SMA
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : blora
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Hubungan dengan pasien :Istri
4.2 Data Fokus
Data Fokus Problem Etiologi

DS : Gangguan Ansietas/kecemasan
- Klien mengatakan sering terbangun Pola tidur
kalau tidur,tidurnya kurang puas

DO:

- Tampak lemas/ngantuk
- Konjungtiva anemis
- Gelisah,cemas
- Ureum : 113
- Terpasang o2

4.3 Diagnosa keperawatan


Gangguan pola tidur b.d ansietas /kecemasan

4.4 Evidence Based Nursing Practice Yang Diterapkan Di Pasien


Dari data fokus yang diperoleh maka diambil diagnosa keperawatan
Gangguan pola tidur b.d kecemasan dan dilakukan penerapan Efektifitas
Pemberian Terapi Musik Instrument Terhadap Kualitas Tidur Pasien Gagal
Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisa
4.5 Analisa Sintesa Justifikasi

CKD STAGE V on HD USIA 24 TH

Ureum creatinin HD SEMINGGU CEMAS


meningkat 2X

Gelisah Gangguan pola


tidur
4.6 Landasan Teori Terkait Penerapan Evidence Based Nursing Practice
Beberapa faktor yang diduga memiliki hubungan yang signifikan dengan
terjadinya gangguan tidur pada pasien hemodialisis adalah faktor biologis
meliputi penyakit penyebab gagal ginjal kronik dan adekuasi nutrisi (Musci,
2004; Sabry, 2010), keseimbangan kalsium dan fosfat (Sabbatini, 2004),
faktor psikologis meliputi kecemasan (Novak, et al., 2006; Sabry, et al.,
2010) dan faktor dialisis yaitu lama waktu menjalani hemodialisis (Sabbatini,
2002).
Terapi yang dapat digunakan untuk mengatasi kualitas tidur terdiri dari
terapi farmakologi dan non farmakologi. Terapi non farmakologi untuk
mengatasi gangguan tidur yaitu terapi pengaturan diri, terapi psikologi, dan
terapi relaksasi. Terapi pengaturan diri dilakukan untuk mengatur jadwal tidur
penderita mengikuti irama sikardian tidur normal penderita dan penderita
harus disiplin mengatur jadwal tidurnya. Terapi psikologi ditujukan untuk
mengatasi gangguan jiwa atau stress berat yang menyebabkan penderita sulit
tidur.
Terapi relaksasi dilakukan dengan relaksasi nafas dalam, relaksasi otot
progresif, latihan pasrah diri, terapi musik dan aromaterapi. Penggunaan
terapi musik ditentukan oleh intervensi musikal dengan maksud memulihkan,
merelaksasi, menjaga, memperbaiki emosi, fisik, psikologis dan kesehatan
dan kesejahteraan. Musik dapat menurunkan aktivitas sistem saraf simpatik
serta kecemasan, denyut jantung, lajupernafasan, dan tekanan darah yang
berkontribusi pada perbaikan kualitas tidur (Stanley, 1986, Good et al., 1999,
Salmon et al., 2003 dalam Harmat, Takcs, and Bodizs, 2007).
BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Justifikasi Pemilihan Tindakan Berdasarkan Evidence Based Nursing


Peneliti memilih tindakan terapi musik instrumen untuk mengatasi
gangguan pola tidur pada pasien Gagal ginjal kronik /CKD Stage 5 karena
dengan maksud tujuan memulihkan ,merelaksasi,memperbaiki emosi. Terapi
musik dapat menurunkan aktivitas sistem saraf simpatik serta
kecemasan,denyut jantung,pernapasan dan tekanan darah yang berkontribusi
memperbaiki kualitas tidur .berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, terapi
musik dapat meningkatan kualitas tidur pasien Gagal ginjal kronik yang
ssedang menjalani hemodialisa berdasarkan riset yang telah dilakukan
penelitian.
1. Judul Penelitian
EFEKTIFITAS PEMBERIAN TERAPI MUSIK INSTRUMENT
TERHADAP KUALITAS TIDUR PASIEN GAGAL GINJAL
KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISA
2. Peneliti
Eka Isranil Laily , Juanita , Cholina Trisa Siregar ,
3. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain quasieksperimen dengan
pendekatan pre and post test with control. Pemilihan sampel
menggunakan tehnik consecutive sampling (Polit & Beck, 2012)

5.2 Mekanisme Penerapan Evidence Based Nursig Practice Pada Kasus


Terapi diberikan kurang lebih 30 menit ,pada saat 1 jam sebelum waktu
tidur pasien .kemudian terapi musik instrumen dilakukan menggunakan
headset dengan alasan untuk mengurangi ketidaknyaman pasien lainya.
Penerapan terapi ini di anjurkan untuk pasien hemodialisa dengan kesadaran
penuh,dan tidak memiliki gangguan system syaraf di cerebral akibat ketidak
seimbangan elektrolit dan cairan.
Alat yang digunakan :
1. Musik instrumen
2. Headset/earphone
3. Hp
4. Dilakukan 30 menit sejam sebelum waktu tidur
5. Evaluasi

5.3 Hasil Yang Dicapai


Setelah dilakukan terapi,selama 30 menit di hari pertama pasien merasa
lebih santai,dan relaks. Saat di evaluasi hari berikutnya mendengarkan musik
instrumen lebih membuat rileks santai saat mau tidur .

3.6 Kelebihan Dan Kekurangan Aplikasi Evidence Based Nursing


Kelebihan : jurnal ini mudah untuk diterapkan pada pasien yang mengalami
gangguan tidur,dan sangat membantu merelaksasi .
Kekurangan: tidak dijelaskan step atau tahap saat mendengarkan musik,dan
musik instrumen seperti apa yang dipakai dalam terapi,kemudian tidak
dijelaskan alat yang digunakan untuk melakukan terapi( menggunakan sound
system/earphone) dan tidak di tuliskan indikasi nya atau boleh dilakukan pada
pasien yang seperti apa.

3.7 Saran
Dalam menerapkan Terapi musik instrumen pada pasien gagal ginjal kronik
dengan masalah gangguan pola tidur ,dapat juga dilakukan pula relaksasi
nafas dalam,relaksasi otot progresif. Agar saat bangun tidur badan terasa
lebih segar.
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Gangguan Pola tidur pada pasien CKD/gagal ginjal kronik dapat
disebabkan oleh kecemasan terhadap penyakit,keseimbangan cairan dan
elektrolit,faktor dialisis.
6.2 Saran
Diharapkan rumah sakit memperbanyak intervensi keperawatan yang
setiap tahunnya berkembang, dan dapat mengaplikasikan hasil penelitian lain
sebagai implementasi keperawatan terhadap pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, Gloria.dkk. (2013). NIC NOC. Edisi 5-6. Elsevier

NANDA.2013. Diagnosis Keperawatan .Edisi jilid 1-2.

Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia 2016

Laily E.I, Juanita , Siregar C.T,2014. The Effectiveness of Providing Musical

Instrument Therapy on The Sleep Quality of Crhronic Kidney Failure Patients

Who Are Treated with Hemodialysis

Você também pode gostar