Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun Oleh :
2018
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut data dari United States Renal Data System (USRDS) tahun 2014
prevalensikejadian gagal ginjal kronik di Amerika Serikat dari tahun ke tahun
semakin meningkattercatat pada tahun 2011 ada 2,7 juta jiwa dan meningkat pada
tahun 2012 menjadi 2,8 jutajiwa. Di Indonesia prevalensi kejadian gagal ginjal
kronik melalui data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 yaitu
0,2%. Kelompok umur ≥ 75 tahun mempunyai prevalensikejadian gagal ginjal
kronik lebih tinggi dari pada kelompok umur lainnya yaitu 0,6%.
Prevalensi kejadian gagal ginjal kronik menurut jenis kelamin, laki-laki lebih
banyak denganangka 0,3% sedangkan perempuan hanya 0,2%. Dan prevalensi
kejadian gagal ginjal kronikpada Provinsi Jawa Tengah yaitu 0,3% (Pernefri,
2012).Penyebab kejadian gagal ginjal kronik pada pasien hemodialisis baru
menurut data yangdikumpulkan oleh Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri)
pada tahun 2011 hasilnyayaitu penyakit hipertensi berada pada urutan pertama
sebesar 34%, urutan kedua yaitudiabetes melitus sebesar 27% dan selanjutnya ada
glomerulonefritis sebesar 14%, nefropatiobstruksi sebesar 8%, pielonefritis kronik
sebesar 6%, ginjal polikistik sebesar 1%, penyebabyang tidak diketahui sebesar
1% dan penyebab lainnya sebesar 9%.Berbeda pada tahun 2000,penyebab gagal
ginjal yang menjalani hemodialisis di Indonesia urutan pertama dan kedua
yaitu glomerulonefritis sebesar 46,4% dan diabetes melitus sebesar 18,7%,
selanjutnya adaobstruksi dan infeksi sebesar 12,9%, hipertensi sebesar 8,5% dan
penyebab lainnya sebesar13,7% (Asriani, 2012).
Sedangkan menurut United States Renal Data System (USRDS) tahun 2014, yang
bertanggung jawab terhadap kejadian gagal ginjal kronik urutan pertama dan
kedua yaitudiabetes melitus sebesar 34% dan hipertensi sebesar 21%, kemudian
diikuti glomerulonefritissebesar 17%, pielonefritis kronik sebesar 3,4%, ginjal
polikistik sebesar 3,4% dan lain-lainsebesar 21%
3. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini saya mengumpulkan referensi yang relevan
dari perpustakaan, jurnal dan mencari referensi yang relevan dari
internet.
4. Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun dengan sistematika yang terdiri dari poin-poin yang
penting, diantaranya yaitu;
BAB I : Pendahuluan yang berisi Latar Belakang, Rumusan
Masalah, Tujuan Penulisan, Metode Penulisan dan
Sistematika Penulisan.
BAB II : Konsep Dasar
BAB III : Resume Askep yang berisi pengkajian fokus, diagnosa
keperawatan, fokus intervensi.
BAB IV : Aplikasi jurnal EBN
BAB V : Pembahasan
BAB V : Kesimpulan dan Saran.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Gangguan Fungsi renal tahap akhir,dimana ginjal kehilangan
kemampuan untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan
tubuh
Chronic kidney disease (CKD) atau penyakit ginjal kronis didefinisikan
sebagai kerusakan ginjal untuk sedikitnya 3 bulan dengan atau tanpa
penurunan glomerulus filtration rate (GFR) .
2.2 Etiologi
Secara umum faktor-faktor yang dianggap sebagai penyebab ckd adalah :
1. Penyakit infeksi tubulointerstitial : pielonefritis kronik,refluks nefropati
2. Penyakit Peradangan : glomeronefritis
3. Penyakit vaskular hipertensif: Nefrosklerosis benigna,nefrosklerosis
malina ,stenosis arteria renalis
4. Gangguan jaringan ikat : SLE,Poliarteritis nodosa
5. Gangguan kongenital/herediter : polikistik,asidosis tubulus ginjal
6. Penyakit metabolik: DM,GOAT, hiperparatiroidisme,amiloidosis
7. Nefropati toksisk : penyalahgunaan analgesik,nefropati timah
8. Nefropati obstruktif: traktus urinarius,fibrosis retroperitonial
2.3 Klasifikasii
2.4 Patofisiologi
Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron (termasuk glomerulus
dan tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa nefron utuh).
Nefron-nefron yang utuh hipertrofi dan memproduksi volume filtrasi yang
meningkat disertai reabsorpsi walaupun dalam keadaan penurunan GFR /
daya saring.Metode adaptif ini memungkinkan ginjal untuk berfungsi sampai
¾ dari nefron–nefron rusak.Beban bahan yang harus dilarut menjadi lebih
besar daripada yang bisa direabsorpsi berakibat diuresis osmotik disertai
poliuri dan haus.Selanjutnya karena jumlah nefron yang rusak bertambah
banyak oliguri timbul disertai retensi produk sisa.Titik dimana timbulnya
gejala-gejala pada pasien menjadi lebih jelas dan muncul gejala-gejala khas
kegagalan ginjal bila kira-kira fungsi ginjal telah hilang 80% - 90%.Pada
tingkat ini fungsi renal yang demikian nilai kreatinin clearance turun sampai
15 ml/menit atau lebih rendah itu.( Barbara C Long, , 368)
2.7 Penatalaksanaan
10. Pathway
11. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan perfusi Jaringan Renal b.d penykit Kronik
b. Ketidakefektifan pola nafas b.d penurunan ekspansi paru
c. Kelebihan Volume cairan b.d gangguan filtrasi ginjal
12. Intervensi
NO DX NOC NIC
Identitas penanggungjawab
Nama : Ny.P
Umur : 18th
Pendidikan : SMA
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : blora
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Hubungan dengan pasien :Istri
2. Keluhan Utama: lemas
3. Riwayat Penyakit Sekarang:
Saat dilakukan pengkajian klien mengeluh lemas,sesakdan klien
dirawat sejak tanggal 17 juni 2018.TD: 150/90 RR: 24x/m T : 37
,Konjungtiva anemis,dan klien mengatakan sering terbangun kalo tidur.
4. Riwayat masuk Rs
Klien datang engan keluhan sesak,sesak dirasakan mendadak saat
beraktivitas dan klien terlalu banyak minum sehingga membuat pasien
tidak mampuberjalan hingga di bawa ke Rs umum pusat dr. Kariadi
5. Riwayat Perjalanan Penyakit
Klien mengatakan sudah sakit ginjal dan cuci darah selama 2 tahun,dan
klien sudah menjalani cuci darah seminggu 2 kali.
a. Keadaan umum
Kesadaran : Composmetis
b. Tanda vital :
TD : 150/980 mmHg
N : 90x/mnt
RR : 24x/mnt
S : 37O C
BB : 50 kg
TB : 160 cm
c. Head to Toe
1) Kulit
Kulit kering, tidak terdapat lesi atau luka, turgor kulit 3 detik
2) Kepala
Rambut tampak kusam, kotor, rambut berwarna hitam, kepala
simetris, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
3) Wajah
Tampak sembab
4) Mata
Mata simetris, konjungtiva anemis, reaksi terhadap cahaya +/+,
5) Hidung
Hidung simetris, hidung tampak bersih, tidak terdapat sekret,
terpasang O23 lpm
6) Mulut
Mukosa bibir kering, gigi kotor, tampak pucat
7) Leher
Leher simetris, JVP +4
8) Dada
a) Paru
Inspeksi : Dada simetris, Penggunaan otot
bantu,batuk,sputum -
Palpasi :traktil fremitus lemah di paru kiri.
Perkusi : redup pada paru kiri
Auskultasi :ada suara mengi
9) Abdomen
Inspeksi : sedikit membuncit,lembab
Auskultasi : bising usus +
Perkusi : bunyi tympani
Palpasi : supel tidak ada nyeri
10) Ekstremitas
Kedua ektermitas tidak ada odem dan tampak pucat
2. Pengkajian kebutuhan dasar
a. Nutrisi, Cairan dan metabolik
a) Nutrisi
A: BB50kg, TB 160, IMT19,53 (Normal 18,5 – 25,0)
B: Hb 9,2 , Ht 27,1 , eritrosit 3,44 , leukosit 5 10^3
C: Ku lemah, gcs 15, composmentis, turgor kulit3 detik,
mukosa bibir kering, klien makan 3x/hari (tidak habis),
rambut kusam
D: diit protein 60 gr
b) Cairan dan elektrolit
Klien mengatakan minum kurang lebih 400cc dalam satu hari (
air putih )
Balance cairan 24 jam
IWL 24 jam = (15 x BB)
= 15 x 50
= 750
Input : infus = 500 cc/24 jam
Minum = 400 cc
Makan = 150cc
AM = (5cc X kg/bb) (5x50=250cc)
Total = 1300 cc
Output : urine = 200 cc
BAB = 100 cc
IWL = 750
Total = 1050
Balance cairan 24 jam : input – output
: 1300 –1050
: 250 cc
b. Pola Istirahat dan tidur
Sebelum sakit: klien tidur 8-10 jam
Setelah sakit : Klien mengatakan tidurnya sering
terbangung,tidurnya kurang puas,karena sesak, kemudian yang
tampak dari klien mengantuk konjungtiva anemis.
c. Sirkulasi
Tidak ada edem di ektermitas,TD 150/90 Mukosa kering tampak
pucat
d. Persepsi diri, konsep diri dan Koping
Pasien tampak cemas,gelisah dan mudah marah
e. Interaksi social
Orang terdekat sangat berpengaruh
f. Perubahan perilaku
Menarik diri,mudah tersinggung
8. Pemeriksaan penunjang
f. Laboratorium ( 19 juni 2018)
Pemeriksaan Hasil Nilai normal
Hematologi
HB 9,2 g/dL 13,00 – 16, 00
Hematokrit 27,1 % 40 – 54
Eritrosit 3,44 10^6/uL 4,4 – 5,9
Mch 26,7 pg 27,00 – 32,00
Mcv 78,8 fL 76, 96
Leokosit 5 10^3/uL 3,8 – 10,6
Trombosit 98 10^3/uL 150 – 400
RDW 16 % 11,60 – 14, 80
Mpv 10.5 fL 4,00 – 11,00
Kimia klinik
Ureum 113 mg/dL 15 – 39
Kreatinin 8,3 mg/dL 0,60 – 1,30
Elektroli :
Natrium 134 mmol/L 136 – 145
Kalium 3,8mmol/L 3,5 -5,1
Chlorida 101 mmol/L 98 -107
g. Pemeriksaan radiologi
Foto thorak
Kesan :
-COR sulit dievaluasi
-Gambaran edema pulmonal
-Efusi pleura kiri
h. Terapy
- Nacl 0,9% 500cc /24j
- Furosemid 40 Mg/ 24 jP.O
- Amlodipin 10 mg/24 jP.O
- Candesastran 16 mg/24 j P.O
- Asam folat 1mg/24 j P.O
i. Diit
Diit protein 60 gram
DO:
- Tampak lemas/ngantuk
- Konjungtiva anemis
- Gelisah,cemas
- Ureum : 113
- Terpasang o2
Identitas
Nama : Tn.s
Umur :24th
Pendidikan : SMA
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : blora
Diagnosa Medis : CKD Stage V on HD
Identitas penanggungjawab
Nama : Ny.P
Umur : 18th
Pendidikan : SMA
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : blora
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Hubungan dengan pasien :Istri
4.2 Data Fokus
Data Fokus Problem Etiologi
DS : Gangguan Ansietas/kecemasan
- Klien mengatakan sering terbangun Pola tidur
kalau tidur,tidurnya kurang puas
DO:
- Tampak lemas/ngantuk
- Konjungtiva anemis
- Gelisah,cemas
- Ureum : 113
- Terpasang o2
PEMBAHASAN
3.7 Saran
Dalam menerapkan Terapi musik instrumen pada pasien gagal ginjal kronik
dengan masalah gangguan pola tidur ,dapat juga dilakukan pula relaksasi
nafas dalam,relaksasi otot progresif. Agar saat bangun tidur badan terasa
lebih segar.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Gangguan Pola tidur pada pasien CKD/gagal ginjal kronik dapat
disebabkan oleh kecemasan terhadap penyakit,keseimbangan cairan dan
elektrolit,faktor dialisis.
6.2 Saran
Diharapkan rumah sakit memperbanyak intervensi keperawatan yang
setiap tahunnya berkembang, dan dapat mengaplikasikan hasil penelitian lain
sebagai implementasi keperawatan terhadap pasien.
DAFTAR PUSTAKA