Você está na página 1de 10

NEMATODA JARINGAN

Dalam mempelajari tentang Nematoda Jaringan, perlu diketahui istilah yang penting, yaitu Periodisitas.

Periodisitas ialah istilah yang dipakai untuk menegakkan diagnosis dari infeksi Nematoda Jaringan pada
manusia. Periodisitas ialah periode saat mikrofilaria (larva dari Nematoda Jaringan) berada dalam darah
tepi.

Periodisitas ini ada beberapa macam, yaitu:

 Periodisitas Nocturna yaitu di saat mikrofilariaberada dalam darah tepi malam hari.
 Periodisitas Diuma yaitu saat mikrofilaria berada dalam darah tepi siang hari.
 Sub-periodisitas nocturna, yaitu saat mikrofilaria berada dalam darah tepi malam hari lebih banyak
dari siang hari.
 Sub-periodisitas diurna, yaitu saat mikrofilaria berada dalam darah tepi siang hari lebih banyak dari
malam hari.
 Non-periodik, yaitu saat mikrofilaria berada dalam darah tepi sama siang dan malam, jadi setiap saat
mikrofilaria dapat ditemukan dalam darah tepi.

Di antara Nematoda Jaringan yang penting dalam dunia Kedokteran, ada beberapa spesies, yaitu:

 Wuchereria bancrofti
 Brugia malayi
 Brugia timori

Tiga species im penting dan terdapat di Indonesia. Nematoda jaringan yang penting tetapi tidak terdapat di
Indonesia adalah:

 Loa loa
 Oncocerca volvulus
 Dipetalonema perstans

Wuchereria bancrofti

(Filaria bancrofti)

Penyebaran

Ditemukan di daerah tropic dan sub-tropic, India, Cina Selatan, Jepang, Kepulauan Pasifik, Australia, Afrika
Barat dan Tengah, Amerika Selatan, dan di Indonesia ditemukan di daerah-daerah endemik.

Hospes dan Habitat


Hospes definitiffiya adalah manusia yang dapat menimbulkan wuchereriasis bancrofti, dan habitatnya adalah
di kelenjar limfa.

Morfologi dan Lingkaran Hidup

Cacing dewasa hidup dalam pembuluh dan kelenjar limfa. Cacing betina ukurannya 65-100 mm x 0,25 mm,
cacing jantan 40 mm x 0,1 min. Cacing betina mengeluarkan mikrofilaria. Mikrofilaria bersarung dan pada
umumnya ditemukan dalam darah tepi pada waktu malam (periodisitas noctVektornya adalah nyamuk Culex
(cx. Quinquifasciatus), Anopheles, dan Aedes. Nyamuk mengisap darah manusia yang mengandung mikrofilaria
waktu malam hari. Dalam lambung, nyamuk mikrofilaria akan berubah menjadi larva (L1) yang berbentuk
gemuk dan pendek, lalu pindah ke thorax nyamuk menjadi larva (L2) yang berbentuk gemuk dan panjang,
kemudian masuk ke kelenjar Judah nyamuk membentuk larva (L3) yang panjang dan halus. Bila nyamuk
menggigit manusia, maka L3 akan dimasukkan ke pembuluh darah dan pembuluh limfa manusia menjadi L4.
Kemudian L4 akan menuju kelenjar limfa menjadi dewasa jantan dan betina yang disebut L5. Setelah Cacing
dewasa kawin di kelenjar limfa, yang betina akan melahirkan mikrofilaria. Lingkaran hidup di dalam tubuh
manusia mulai L3 masuk ke dalam tubuh manusia sampai ditemukan mikrofilaria di darah perifer, berlangsung
dalam waktu 10-14 hari
Gambar Wuchereria bancrofti

Infeksi Wuchereria bancrofti. Hidrokel dan lymph scorotum

W. bancrofti di daerah pasifik mempunyai periodisitas sub-periodik diurna, hospes perantaranya adalah Aedes
polynesiensi yang mengisap darah slang hari (day-bitter).

W. bancrofti yang sub-periodik nocturna terdapat di Thailand.

Patologi dan Klinik

Tidak semua pengandung W. bancrofti menjadi sakit. Mikrofilaria pada umummnya tidak menimbulkan
kelainan, yang menyebabkan gejala adalah cacing dewasa, yaitu limfadenitis dan limfanginitis retrograd pada
stadium akut disusul dengan obstrusi menahun 10-15 tahun kemudian. Gejala peradangan terutama terjadi
pada kedua daerah ingual, alai kelamin, payudara, tungkai dan lengan. Pada laki-laki yang paling wring
dijumpai adalah funiculitis, epididimitis, dan orkitis.

Pada stadium menahun gejala klinik yang paling Sering ditemui ialah hidrokel, limfedema, dan elephantiasis
yang dapat mengenai seluruh tungkai, seluruh lengan, skrotum, payudara, dan vulva. kadangkadang dapat
pula terjadi chiluria. Pada stadium ini tidak lagi dijumpai mikrofilaria laria dalam darah tepi. Patogenesis
sebenarnya tidak diketahui dengan jelas. Selain dari itu juga ditemui eosinofilia.

Diagnosis

Diagnosis ditegakkan dengan menemukan mikrofilaria dalam darah tepi malam hari, cairan hidrocel dan urin
(khiluria).

Pengobatan

Dietilkarbamazin

Pencegahan

Pemberantasan nyamuk yang berperan sebagai vektor yaitu di perkotaan Qx. Quinquifasciatus yang hidup
pada air kotor dan di pedesaan vektornya An. Farauti, Ae. Kochi.
Brugia malayi dan Brugia timori
Penyebaran

B. malayi hanya didapat di Asia dari India sampai Jepang. Di Indonesia ditemukan di daerah-daerah endemik
dengan frekuensi yang berbeda-beda.
B. timori hanya terdapat di Indonesia bagian timer yaitu Nusa Tenggara Timur dan Timor Timer.
Hospes dan Habitat

B. malayi hospesnya manusia, kera, lutang, kucing, anjing, menyebabkan filariasis malayi, habitat di saluran
dan kelenjar limfa.
B. timori, hospesnya manusia, menyebabkan filariasis timori, kedua penyakit tersebut juga disebut filariasis
brugia.

Brugia Malayi dan brugia timori

Elephantiasis yang disebabkan oleh B.malayi

Morfologi dan Lingkaran Hidup

Cacing betina mengeluarkan mikrofilaria bersarung. B. malayi IneMPLInyal periodisitas nocturna atau sub-
periodisitas nocturna. B. timori mempunyai periodisitas nocturna. B. malayi yang berperiodisitas nocturna
ditularkan oleh An. Barbirostris yang berperiodisitas sub-periodisitas nocturna ditularkan oleh nyamuk
Mansonia. B. timori ditularkan oleh nyamuk An. Barbirostris. Siklus hidup sama dengan PV bancrqfii.

Patologi dan Klinik

Gejala filariasis malayi sama dengan filariasis timori. Gejala utamanya adalah demam, limfangitis, dan
limfadenitis. Elephantiasis mengenai tungkai di bawah lutut dan lengan di bawah siku. Biasanya unilateral dan
tidak mengenai alai kelamin dan payudara.
Diagnosis

Ditegakkan dengan menemukan mikrofilaria dalam darah tepi pada malam hari.

Pengobatan

Detilkarbamazin

Pencegahan

Pemberantasan nyamuk pada perindukan sepertiAn. Barbirostris di daerah persawahan dan Mansonia yang
berperindukan di rawa-rawa.

Hewan anjing, kucing, dan kera yang berperan sebagai hospes reservoir dari B. malayi yang berperiodisitas
nocturna agar dihindari dari infeksi parasit ini.

Loa loa (Covvold, 1864)(Cacing Mata Afrika)

Penyebaran

Penyebaran dari Cacing ini terutama di Afrika Barat dan Afrika Tengah.

Hospes dan Habitat

Cacing dewasa hidup di jaringan subkutan manusia dan wring ditemukan di jaringan subkonjunktiva pada
mata.

Morfologi dan Siklus Hidup

Cacing dewasa betina berukuran 6 x 0,5 cm dan yang jantan berukuran 3 cm x 0,35 min. Umur parasit ini dapat
mencapai 15 tahun atau lebih. Cacing betina mengeluarkan mikrofilaria ke darah tepi pada slang hari,
sedangkan waktu malam mikrofi laria berada dalam pembuluh darah para. Mikrofilaria mempunyai sarung dan
ukurannya 300 x 7 mikron dengan inti pada ekornya terdapat sampai ke ujung.
Mikrofilaria ini kadang-kadang dapat ditemukan dalam urin, sputum, dan cairan sumsum tulang
belakang.Vektor dari parasit ini adalah Chrysops betina yang mengisap darah pada siang hari. Setelah 10 hari
dalam tubuh lalat ini, larva akan menjadi infektif. Vektornya yang penting adalah C. silacea dan C. dimidiata.
Bila lalat ini menggigit manusia maka orang ini akan terinfeksi dan i-mikrofilaria akan tumbuh menjadi cacinig
jantan dan betina dalam waktu 3 sampai 4 tahun. Setelah kopulasi Loa loa betina akan mengeluarkan
mikrofilaria.

Patologi dan Klinik

Penyakit yang ditimbulkan oleh infeksi cacing ini disebut Loasiasis. Mikrofilaria yang terdapat dalam peredaran
darah sering tidak menimbUlkan gejala. Caring dewasa akan mengembara pada jaringan subkutan, sering
ditemukan terutama sekitar mata. Pengembaraan cacing di jaringan subkutan ini sering menyebabkan
pembengkakan yang dapat berpindah-pindah yang disebut Calabar swelling atau fugitive swelling.
Pembengkakan ini bisa sampai sebesar telur ayam yang terdapat di daerah Langan atau lengan dan sekitarnya.
Pembengkakan ini tidak sakit dan nonpitting dan dapat menghilang Setelah beberapa hari. Bila cacing ini
masuk ke otak dapat menyebabkan ensefalitis. pada orang yang menderita meningoencefalitis, cacing dapat
ditemukan pada cairan cerebrospinal. Bila cacing mengembara ke mata, maka cacing dapat dikelUarkan
melalui mata.

Diagnosis

Diagnosis dapat ditegakkan dengan menemukan mikrofilaria pada darah tepi siang hari atau menemukan
cacing dewasa dalam jaringan subkutan atau dari konjungtiva mata.

Pengobatan

Pengobatan dengan Dietilkarbamazin 2 mg/Kg BB/hari, diberikan 3 x sehari selama 14 hari. Sekarang ada obat
barn Ivermecin. Cacing dewasa pada bola mata harus dikeluarkan dengan opersi.

Prognosis

Prognosis baik, bila pengobatan berhasil dan cacing dapat dikeluarkan melalui mata.

Epidemiologi

Daerah endemik di daerah hutan yang berhujan dan kelembaban tinggi, tempat perindukan C. silacea dan C.
dimidiata. Biasanya mengenai orang dewasa yang Bering masuk hutan.
Pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk atau pemberian obat sebulan sekali, selama
3 hari berturut-turut.

Onchocerca volvulus (Leukart, 1893)

(blinding filariaria = Filaria volvulus)

Penyebaran

Cacing ini tersebar di beberapa daerah di Afrika dan di Amerika Tengah.

Habitat

Cacing dewasa berhabitat di jaringan ikat manusia.

Morfologi

Cacing betina dewasa berukuran panjang 15 cm dan lebar 0,4 mm, sedangkan yang jantan panjangnya 3 cm
dan lebar 0,13 mm. Cacing betina yang gravid dapat hidup sampai 15 tahun. Mikrofilaria ditemukan di kulit,
tidak mempunyai sarung bagian kepala dan ekor tidak mempunyai inti, panjangnya 300 mikron dan lebarnya 6-
8 mikron. Cacing dewasa yang hidup dalam jaringan ikat melingkar satu sama lain seperti benang kusut, hingga
membentuk benjolan.

Gambar Onchocerca volvulus

Lingkaran Hidup

Manusia adalah satu-satunya hospes definitif dan hospes perantara, sedangkan yang berperan sebagai vektor
adalah lalat hitam yang menggigit di slang hari. Parasit ini berperiodisitas diurna. Lalat yang berperan sebagai
vektornya adalah Simulium nodosum dan S. naevei di Afrika dan S. ochraceum di Mexiko dan S. inetallicum di
Venezuela.
Ada dua tipe dari O. volvulus yaitu:

 Tipe forest yang vektornya S. nodosum yang menimbulkan, kelainan di kulit, yang biasa ditemui di
daerah hutan yang banyak hujan.
 Tipe Sudan atau tipe savannah. Tipe ini lebih berpotensi untuk menular kepada manusia.

Lingkaran hidup parasit di dalam tubuh vektor dari genus Simulium ini sama dengan Filaria lainnya.

Patologi dan Gejala Klinik

Lesi yang ditimbulkan oleh parasit ini ada dua macam, yaitu:

 yang ditimbulkan oleh mikrofilaria atau oleh metabolisms dari cacing dewasa O. volvulus biasanya
menimbulkan, lesi di mata,
 yang ditimbulkan oleh cacing dewasa biasanya berupa nodal subkutan yang disebut onkosarkoma.

Ada 4 anggapan tentang patologi kelainan mata, yaitu:

1) sebagai reaksi mekanik atau reaksi sekret yang dikeluarkan oleh mikrofilaria yang hidup,
2) toksin yang dikeluarkan mikrofilaria yang coati,
3) toksin dari cacing dewasa,
4) keadaan supersensitif penderita terhadap parasit.

Gejala yang pertama timbal berupa fotopobi, lakrimasi, bleparospamos. Kelainan ini wring ditemukan
pada penderita yang banyak mengandung benjolan pada badan bagian atas. Reaksi radang akan sangat hebat
bila disebabkan mikrofilaria mati, seperti sesudah pemberian pengobatan dan saat mikrofilaria dengan
pemberian DEC. Pada kasus menahun dapat terjadi keratitis, glaukoma, atrofi yang berakhir dengan kebutaan.

Lesi pada kulit yang disebabkan oleh cacing dewasa merupakan benjolan dalam jaringan subkutan yang
disebut onkosarkoma. Ukuran dari benjolan ini bermacam-macam dari beberapa milimeter sampai 6 cm.
Benjolan ini dapat single atau multipel dari 3 sampai 6 benjolan, bahkan bisa lebih dari 15 benjolan. Letak
benjolan ini pun berbeda-beda sesuai dengan kebiasaan lalat Simulium menggigit, seperti di Afrika, lalat lebih
senang menggigit bagian bawah tubuh, sedang di Amerika lalat senang menggigit di bagian leher dan kepala.
Nodal ini terdapat dimana cacing dewasa ditemukan di bawah kulit dan tidak sakit.

Pruritus dermatitis dapat terjadi karena pergerakan mikrofilaria dan toksin yang dilepaskannya di bawah
kulit. Lalu timbul rush berupa papel-papel kecil-kecil, lalu timbul edema pada kulit menebal dan timbal
likenifikasi, hingga elastisitas kulit hilang dan timbal pada kulit yang menggantung dalam lipatan-lipatan di
bawah inguinal yang disebut hanging groing.

Diagnosis

Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan adanya gejala klinik seperti nodul subkutan, hanginggroing Wit seperti
macan tutul (leopard skin), limbitis, dan ditemukannya mikrofi laria dalam kornea, dan dapat dengan
menemukan mikrofilaria atau cacing dalam benjolan subkutan. Dapat dengan biopsi pada benjolan dan
memeriksa dengan pewarnaan giemza. Dapat juga dengan test serologi.

Untuk menentukan beratnya infeksi dilakukan Ultrasonografi. Pelacak DNA dengan teknik Polymerase Chain
Reaction/PCR. Test Mozotti adalah dengan pemberian 50 mg DEC sesudah 24 jam diobservasi adanya reaksi
gatal, erupsi kulit, limfadenopati, dan demam.

Pengobatan

Obat yang dipakai terutama untuk pengobatan masal adalah Ivermectin. DEC tidak dipakai sebagai terapi,
sebab dapat menimbulkan efek samping yang berat. Ivermectin efektif untuk membunuh mikrofilaria, tapi
tidak membunuh cacing dewasa.

Suramin merupakan obat yang dapat membunuh cacing dewasa, tap[ pemberiannya sulit dan toksisitasnya
tinggi.

Prognosis balk bila tidak mengenal mata.

Dipetalonema perstans (Manson, 1891)


Railiet, Henry and Langerong, 1912

Penyebaran

Cacing ini tersebar di Afrika dan Amerika Selatan.

Habitat

Cacing dewasa berhabitat di jaringan mesenterium, di pleura, dandi rongga pericard.

Morfologi dan Siklus Hidup

Cacing betina panjangnya 7 cm, lebarnya 0,12 mm, yang jantan panjangnya 4 cm, lebarnya 0,06 mm.
Mikrofilaria terdapat dalam darah tepi dan kapiler paru-paru. Di beberapa daerah, cacing berperiodisitas
diurna, lebih Bering berperlodisitas nocturna, tapi pada dasarnya bersifat nonperiodik.
Manusla sebagai hospes utamanya, dan juga terclapat pada simpanse dan gorila. Mikrofilarianya keeil, tanpa
sarong, ekor bulat dan int terdapat sampai ke Ujung ekornya. Vektor darl parasit ini adalah Culicid asteni dan
C. grahami. Siklus hidup Mikrofilaria perstans di dalam tubuh Culicoid sama dengan mikrofilaria lainnya.

Patologi dan Gejala Klinik

Pada Umumnya tanpa gejala, kadang-kadang terdapat gejala alergi ringan, edema, pembengkakan Calabar
swelling, dan varises saluran limfe.
Diagnosis
Ditemukan mikrofilaria dalam darah.

Pengobatan

DEC tidak berhasil untuk pengobatan cacing ini. Antimon trifalen dapat mengurangi jumlah mikrofilaria.

Pencegahan

Melindungi diri dari gigitan lalat Culicoid.

Penyebaran

Penyakit ini tersebar di Singapura, Muangthai, Vietnam, dan juga terdapat di Indonesia.

Patologi dan Gejala Klinik

Penyakit filariasis limfatik yang disebabkan penghancuran mikrofilaria yang berlebihan oleh sistem
kekebalan tubuh seseorang disebut Occut filariasis. Mikrofilaria dihancurkan oleh zat anti dalam tubuh hospes
akibat hipersensitivitas terhadap antigen mikrofilaria.

Gejala penyakit ini dapat berupa pembengkakan klinis yang menahun, gejala seperti asma bronchial,
hipereosinofilia, dan peningkatan kadar serum IgE.

Hipereosinofilia merupakan gejala utama ke arah etimologi penyakit tersebut, yang langsung juga
sebagai penyebab peninggian jumlah leukosit. Kelenjar limf yang seeing terkena adalah kelenjar limf inguinal,
leher, lipat siku, bahkan mungkin terdapat pembengkakan kelenjar limf di seluruh tubuh yang inenyerupai
penyakit Hodgkin. Bila mengenai paru-paru, gejala klinisnya dapat berupa batuk, sesak nafas, terutama waktu
malam dengan dahak yang kental dan mukopurulen. Rontgen foto paru biasanya memperlihatkan garis-garis
yang berlebihan pada kedua hilus dengan bercak-bercak halus terutama di lapangan paru bawah. Gejala lain
dapat berupa demam subfribil, pembesaran limfa dan hati, tetapi mikrofilaria tidak ditemukan dalam darah
tepi.

Você também pode gostar