Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
SKRINING
1. Pengertian
Skrining adalah suatu strategi mendeteksi penyakit pada individu tanpa tanda-tanda atau gejala
penyakit, atau suatu usaha secara aktif untuk mendeteksi atau mencari penderita penyakit tertentu
yang tampak gejala atau tidak tampak, melalui suatu tes atau pemeriksaan atau pemeriksaan yang
secara singkat dan sederhana dapat memisahkan mereka yang sehat terhadap mereka yang
kemungkinan besar menderita, yang selanjutnya diproses melalui diagnosis dan pengobatan.
Skrining dapat didefinisikan sebagai pelaksanaan prosedur sederhana dan cepat untuk
mengidentifikasi individu yang diduga mengidap penyakit sehingga mereka dapat dikirim untuk
menjalani pemeriksaan medis dan studi diagnostik yang lebih pasti.
Proses skrining terdiri dari dua tahap :
a. Melakukan pemeriksaan terhadap individu yang dianggap mempunyai resiko tinggi
menderita penyakit dan bila hasil tes negatif maka dianggap orang tersebut tidak menderita
penyakit.
b. Bila hasil positif maka dilakukan pemeriksaan diagnostik dan bila hasilnya positif akan
dilakukan pengobatan.
Pemeriksaan yang biasa digunakan untuk skrining dapat berupa pemeriksaan laboratorium atau
radiologi. Pemeriksaan tersebut harus dapat dilakukan :
a. Dengan cepat, sehingga dapat memilah sasaran untuk pemeriksaaan lebih lanjut.
b. Mudah dilakukan oleh petugas kesehatan
c. Tidak membahayakan yang diperiksa maupun yang memeriksa.
Prinsip deteksi dini adalah :
a. Suatu kondisi yang menjadi problem kesehatan yang penting.
b. Bila terdeteksi dapat dilanjutkan dengan pengobatan yang dapat dilakukan
c. Fasilitas untuk diagnosis dan pengobatan harus tersedia.
d. Didasari pengetahuan untuk dapat mendeteksi dini
e. Harus ada pemeriksaan dan tes yang cocok
f. Tes yang dilakukan harus dapat diterima di masyarakat
1
g. Riwayat penyakit harus secara rinci diketahui
h. Harus ada kebijakan yang disetujui terhadap siapa yang akan merawat pasien
i. Biaya yang diperlukan baik untuk diagnosa dan pengobatan diharapkan terjangkau
j. Penemuan kasus harus merupakan proses yang berkelanjutan.
2. Ruang Lingkup
a. Semua pasien yang datang ke rumah sakit Tk.III 04.06.03 dr.Soetarto akan dilakukan
skrining, berkaitan dengan ketersediaan ruangan atau fasilitas.
b. Skrining dilakukan pada kontak pertama di dalam atau di luar rumah sakit.
c. Pasien yang akan rawat inap, dilakukan skrining melalui kriteria triase, evaluasi visual /
pengamatan, pemeriksaan fisik, review dokumen medis sebelumnya.
d. Pasien rawat jalan dan dan atau akan rawat inap, skrining menentukan kebutuhan pasien
apakah layanan preventif, kuratif, rehabilitative atau paliatif yang akan dijalani oleh pasien. Hal ini
juga untuk menentukan unit atau ruangan yang paling sesuai untuk pasien.
3. Tata Laksana
Dalam memberikan pelayanan kepada pasien rawat jalan, petugas pendaftaran dapat
mengarahkan pasien berdasarkan :
1) Kasus preventif
Pasien dapat melakukan tindakan preventif dengan cara medical check up. Dalam
hal ini petugas pendaftaran akan menanyakan apakah pasien sudah mengetahui materi
pemeriksaan yang akan dipilih. Apabila belum, pasien akan diarahkan ke unit medical
check up / PPBPAD untuk dapat berkonsultasi dengan petugas medical check up terlebih
dahulu.
2
2) Kasus kuratif
3) Kasus rehabilitasi
4) Kasus paliatif
Paliatif adalah suatu tindakan yang tujuannya untuk meringankan rasa sakit yang
diderita pasien. Yang termasuk tindakan paliatif di rumah sakit diantaranya adalah cuci
darah.
b. Tata laksana skrining pasien di dalam rumah sakit (pasien akan dirawat di rumah sakit
Tk.III 04.06.03 dr. Soetarto)
Setiap pasien yang datang ke rumah sakit dr. Soetarto (triase) akan dilakukan :
1) Pemeriksaan fisik
2) Vital sign : TB, BB, tekanan darah, nadi dan suhu tubuh.
Pasien akan dilakukan pemilahan oleh petugas triase sesuai kondisi pasien.
Jika pasien indikasi untuk rawat inap maka akan dilakukan hal sebagai berikut :
1) Setiap pasien baru (dewasa) rawat inap wajib dilakukan pemeriksaan penunjang
minimal berupa pemeriksaan darah rutin dan urin rutin . Untuk pasien anak, wajib
dilakukan pemeriksaan darah rutin dan urine rutin. Bila pasien anak dengan diare,
dilakukan pemeriksaan feses rutin.
2) Setiap pasien yang akan dilakukan tindakan bedah dengan general anesthesia /
regional block anesthesia diwajibkan dilakukan :
3
a) Pemeriksaan penunjang minimal
Darah : CT, BT
c. Tata laksana skrining pasien di luar rumah sakit (pasien akan dirujuk)
4. Dokumentasi
Dokumentasi dari hasil skrining berupa laporan atau catatan medis yang dibuat oleh dokter
penanggung jawab, serta didapatkan bukti dengan hasil pemeriksaan fisik serta hasil pemeriksaan
penunjang.
Diagnosa tercatat dalam catatan rekam medis pasien rawat inap dan gawat darurat, yaitu :
a. Pasien rawat inap
b. Formulir Rawat Inap
4
4) RM 03 : Perkembangan penyakit, perintah dokter & pengobatan
5) RM 04 : Persetujuan tindakan perawatan/ medik
6) RM 05 : Persetujuan tindakan pembiusan
7) RM 06 : Laporan operasi/tindakan
8) RM 07.A : Hasil pemeriksaan laboratorium
9) RM 07.B : Hasil pemeriksaan ekg
10) RM 07.C : Permintaan hd
11) RM 07.D : Tindakan hd
12) RM 07.E : Lab khusus hd
13) RM 08 : Ringkasan pasien pulang/ resume
14) RM 09 : Lembar grafik dan catatan perawatan
15) RM 10.A : Pengkajian keperawatan (umum)
16) RM 10.B : Pengkajian keperawatan (anak)
17) RM 10.C : Pengkajian keperawatan (bayi)
18) RM 10.D : Pengkajian keperawatan (kebidanan)
19) RM 10.E : Pengkajian keperawatan (kandungan)
20) RM 11 : Rencana keperawatan
21) RM 12 : Asuhan keperawatan
22) RM 13 : Resume perawatan
23) RM 14 : Lembar lanjutan 14.a
24) Form permintaan hemodialisa
25) Surat permintaan darah
26) Checklist persiapan operasi
27) Surat keterangan masuk perawatan
28) Surat istirahat sakit
29) Surat lepas perawatan
30) Surat penolakan dirujuk
31) Surat pernyataan pulang paksa
32) Form balance cairan
5
2) Lembar perkembangan terintegrasi