Você está na página 1de 6

Apa sih bedanya Penyidik, Penyelidik,

Penyidikan, dan Penyelidikan?

Nah, kita tuh sering banget mendengar kata penyidik, penyelidik,


penyidikan, atau penyelidikan. Emang apa sih bedanya?

Perbedaan penyidik dan penyelidik, penyidikan dan

penyelidikan, dapat kita lihat berdasarkan pengertiannya. Pasal 1

angka 1, angka 2, angka 4, dan angka 5 Kitab Undang-Undang Hukum


Acara Pidana (KUHAP) yang memberikan pengertian mengenai penyidik,
penyidikan, penyelidik, dan penyelidikan seperti di bawah ini

Pasal 1 angka 1 KUHAP

“Penyidik adalah pejabat polisi negara Republik Indonesia atau pejabat


pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-
undang untuk melakukan penyidikan.”

Pasal 1 angka 2 KUHAP

“Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan


menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini untuk mencari serta
mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang
tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya.”

Pasal 1 angka 4 KUHAP

“Penyelidik adalah pejabat polisi negara Republik Indonesia yang diberi


wewenang oleh undang-undang ini untuk melakukan penyelidikan.”

Pasal 1 angka 5 KUHAP

FILE : BUDIWINOTO/BINLAT/HUKUM/DIKSUS/ Page 1 of 6


“Penyelidikan adalah serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari dan
menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna
menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara yang
diatur dalam undang-undang ini.”

Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP: Penyidikan dan


Penuntutan karya Yahya Harahap menyebutkan menjelaskan bahwa dari
pengertian dalam KUHAP, “penyelidikan” merupakan tindakan tahap
pertama permulaan “penyidikan”. Akan tetapi harus diingat, penyelidikan
bukan tindakan yang berdiri sendiri terpisah dari fungsi “penyidikan”.
Penyelidikan merupakan bagian yang tak terpisah dari fungsi penyidikan.

Kalau dipinjam kata-kata yang dipergunakan buku petunjuk Pedoman


Pelaksanaan KUHAP, penyelidikan merupakan salah satu cara atau
metode atau sub daripada fungsi penyidikan yang mendahului tindakan
lain, yaitu penindakan berupa penangkapan, penahanan, penggeledahan,
penyitaan, pemeriksaan surat, pemanggilan, tindakan pemeriksaan, dan
penyerahan berkas kepada penuntut umum.

Lebih lanjut, Yahya Harahap menyatakan bahwa jadi sebelum dilakukan


tindakan penyidikan, dilakukan dulu penyelidikan oleh pejabat penyelidik,
dengan maksud dan tujuan mengumpulkan “bukti permulaan” atau “bukti
yang cukup” agar dapat dilakukan tindak lanjut penyidikan. Mungkin
penyelidikan dapat disamakan dengan pengertian “tindak pengusutan”
sebagai usaha mencari dan menemukan jejak berupa keterangan dan
bukti-bukti suatu peristiwa yang diduga merupakan tindak pidana.

Yahya Harahap dalam bukunya juga mengatakan bahwa jika diperhatikan


dengan seksama, motivasi dan tujuan penyelidikan, merupakan tuntutan
tanggung jawab kepada aparat penyidik, untuk tidak melakukan tindakan
penegakan hukum yang merendahkan harkat martabat manusia.
Sebelum melangkah melakukan pemeriksaan penyidikan seperti

FILE : BUDIWINOTO/BINLAT/HUKUM/DIKSUS/ Page 2 of 6


penangkapan atau penahanan, harus lebih dulu berusaha
mengumpulkan fakta dan bukti, sebagai landasan tindak lanjut
penyidikan.

Dalmas adalah Pengendalian Massa, anggota Dalmas rata - rata Bintara


Remaja yang baru keluar dari pendidikan yang langsung ditempatkan di
Direktorat Sabhara Satuan Dalmas, mungkin tujuan utama penempatan
pertama disana adalah karena agar Bintara remaja yang baru bisa mengetahui
tugas anggota Polri di lapangan dan juga untuk Regenerasi dengan senior yang
betugas di Dalmas, karena Regenerasi memang diperlukan untuk
menghilangkan kejenuhan anggota karena apabila anggota terlalu lama di
Satuan tersebut, tingkat kewaspadaan akan menurun karena selalu dihadapkan
dengan hal – hal yang sama maka dari itu diperlukan Regenerasi.

Dalam ruang lingkup kompi Hirarki diutamakan bisa dibilang itu harga mati,
junior wajib menghormati senior dan senior pun harus perhatian kepada junior,
bekerja berdasarkan ikatan kompi jadi tidak sendiri – sendiri, kekompakan
diutamakan dalam melaksanakan dinas, Loyalitas adalah hal biasa karena
pasukan Dalmas tidak akan ditarik dari objek Unjukrasa apabila para
pengunjukrasa belum membubarkan diri, sebuah bentuk tanggung jawab dalam
pelaksanaan tugas yang diemban oleh kami, kalau pemadam kebakaran

memiliki semboyan “Pantang pulang sebelum padam” mungkin

kalau Dalmas semboyannya

“ Pantang pulang sebelum aman”.


Tiada hari tanpa unjuk rasa, mungkin itulah kata – kata yang tepat untuk
menggambarkan keadaan situasi di ibukota Jakarta saat ini,karena di Jakarta
banyak terdapat tempat – tempat objek vital, seperti Gedung DPR / MPR,
Bundaran H.I, Istana Negara, Gedung KPK dan KeDutaan Besar dari Negara
luar, itulah yang biasanya menjadi tempat objek para pengujukrasa untuk
menyuarakan aspirasinya, setiap pergerakan dan pergeseran pasukan diatur
melalui lembar merah dari Biro Operasi yang seringkali kami sebut surat sakti
karena hanya selembar surat merah bisa menggeser dan memploting pasukan

FILE : BUDIWINOTO/BINLAT/HUKUM/DIKSUS/ Page 3 of 6


yang jumlahnya ratusan, sakti banget khan tuh surat.....,terkecuali bila situasi
darurat yang memang memerlukan dengan cepat kehadiran pasukan Dalmas
seperti bentrokan antar ormas dan tawuran masyarakat. Biasanya sebelum
kompi kami terploting untuk melaksanakan pengamanan, terlebih dahulu kami
diberikan APP (Apel Pengarahan Pimpinan) oleh Kasat Dalmas terus
berjenjang sampai tingkat Danki dan Danton agar dalam pelaksanaan tugas
nantinya tidak ada kesalahan, walau setiap APP ya itu itu aja yang diarahkan
tetapi ternyata cukup ampuh untuk mengingatkan kami setiap harinya.

Biasanya dalam menangani unjukrasa Dalmas selalu yang terdepan, di


lembaga pendidikan dulu banyak yang bilang kami para Bintara Remaja kelak
akan menjadi Polisi masa depan, walau kenyataannya menjadi Polisi depan
massa, sebuah ujian kehidupan yang hebat karena kami yang notabennya
Remaja yang mempunyai kebanggaan sangat tinggi terhadap institusi Polri,
dihadapkan dengan pengunjukrasa yang terkadang memaki dan membuat
emosi dengan menghina institusi Polri, tetapi kami hanya bisa diam dan
bertahan mengendalikan emosi, karena kami sadari bila kami terpancing emosi
malah akan memperparah keadaan dan akan menjadi kesalahan karena
menjadi pemicu, walau dongkol dalam hati tetapi harus terus tersenyum dan
tetap diam, itu semua merupakan tantangan bagi anggota Dalmas untuk
melatih kesabaran dalam menjalankan dinas sehari hari di Kepolisian Negara
Republik Indonesia...

Kita ketahui bahwa unjukrasa merupakan bagian yang tidak terpisahkan


dari Demokrasi dan diatur oleh Undang – Undang Republik Indonesia Pasal 28
UUD 1945, dan UU No. 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan menyampaikan
pendapat dimuka umum. Akan tetapi ketika unjukrasa menimbulkan
ketakutan, mengganggu ketertiban umum, bahkan melanggar hukum tindakan
itu justru tidak mencerminkan azas demokrasi karena sudah jelas hal demikian
sudah melanggar hukum. Apakah kegiatan tersebut dapat dikatakan sebuah
“unjuk rasa”?? atau ada kepentingan politis dari pihak tertentu disana. Yang

FILE : BUDIWINOTO/BINLAT/HUKUM/DIKSUS/ Page 4 of 6


bertujuan mengganggu stabilitas Negara dan bahkan yang terburuk bertujuan
merebut kekuasaan. Selalu siap…
Selalu siap setiap saat itu adalah SABHARA, ketika malam hari
masyarakat tertidur dan terjadi bentrok antar masyarakat atau ormas di wilayah
hukum manapun meski pelosok pastilah kami akan kesana, Sabhara Dalmas
adalah wadah dan pembinaan personil agar para anggota mengerti betul tugas
polisi di lapangan. Sabhara adalah ujung tombak Polri, kenapa..???? karena
Sabhara terjun langsung dan bersentuhan langsung dengan masyarakat. Kami
adalah bintara remaja (baja), kami di didik untuk bisa mengemban semua
fungsi kepolisian dan melaksanakannya dengan penuh tanggung jawab. Secara
fisik kami terlatih dan kami siap untuk mengemban fungsi kepolisian apapun
jika dibutuhkan. Kami bisa belajar untuk menjadi yang terbaik, walaupun kami
belum sempurna. Kami terlahir menjadi Polisi memang tergolong masih baru,
kami haus akan mengembangkan karir di fungsi kepolisian lainnya. Kami
adalah bintara yang siap pakai( ready for use).

Rangkaian latihan sudah digelar secara intensif. Berbagai sistem


pengamanan massa dari tingkatan yang paling ringan hingga kemungkinan
terjadinya aksi anarkis dan kekerasan, sudah harus bisa diantisipasi. Dalam
materi pelaksanaan dilatihkan tentang dalmas awal, gerakan dorong maju,
desak maju dan lainya.

Diakhir kegiatan, semua pergerakan anggota sesuai peran sebagai


peleton Dalmas awal, negosiator, peleton dalmas dilakukan koreksi sikap
perorangan oleh Kabagops dan Kasat Sabhara. Kabagops Kompol Sigit
menjelaskan bahwa, “latihan mengendalikan massa (dalmas) dalam ikatan
peleton perlu dilakukan agar anggota paham dan tidak ragu-ragu lagi
menghadapi massa, “ujarnya. Ditambahkan, “Latihan dalmas ini untuk
mengantisipasi pengamanan massa dalam menghadapi pilkada nanti,” pungkas
Kompol Sigit.

Hms res grb

FILE : BUDIWINOTO/BINLAT/HUKUM/DIKSUS/ Page 5 of 6


FILE : BUDIWINOTO/BINLAT/HUKUM/DIKSUS/ Page 6 of 6

Você também pode gostar