Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Hasil MUSYAWARAH NASIONAL Ikatan Pencak Silat Indonesia Munas XIII IPSI Tahun 2012
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : Februari 2012
ANGGARAN DASAR
IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA
PEMBUKAAN
Bahwa menjadi tanggung jawab generasi penerus untuk menjunjung tinggi cita-cita perjuangan
bangsa Indonesia guna mewujudkan Negara Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu, adil
dan makmur berazaskan Pancasila. Tujuan Nasional perjuangan yag akan diwujudkan sesuai
cita-cita itu adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dengan memajukan kesejahteraan umum mencerdaskan kehidupan Bangsa dan serta ikut
melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial, sebagaimana tercantum didalam Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia 1945.
Bahwa nilai-nilai itu menjadi landasan moral dalam mengangkat harkat kemanusian dan
martabat bangsa yang terangkum dalam cita, rasa, cipta dan karsa sebagai kekuatan
kehidupan bersama untuk mewujudkan cita-cita perjuangan bangsa Indonesia dalam bingkai
sesanti Bhineka Tunggal Ika dan tidak diskriminasi. Segenap kekuatan bangsa Indonesia
meliputi agama, ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan harus
diberi tempat berekspresi agar menjadi kekuatan perjuangan nasional berdasarkan Pancasila
dan UUD Negera Republik Indonesia 1945.
Bahwa Pencak Silat Indonesia merupakan pusaka leluhur dan bagian yang tidak terpisahkan
dari kekuatan kehidupan bangsa Indonesia yang didalamnya memiliki aspek mental-spritual,
beladiri, seni dan olahraga yang telah menjadi bagian budaya bangsa dan menjadi satu
kesatuan seluruh jajaran Pencak Silat Indonesia serta sebagai bagian integral dari ketahanan
Nasional Indonesia.
Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan melalui upaya-upaya yang sadar, terencana,
tertata dan berkelanjutan, maka telah menjadi konsensus Nasional terbentuknya wadah
organisasi Pencak Silat Indonesia yang diberi nama Ikatan Pencak Silat Indonesia dengan
susunan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, sebagaimana tersebut dibawah ini :
BAB I
Pasal 1
Pasal 2
Waktu
IPSI didirikan di Surakarta pada tanggal 18 Mei 1948 untuk waktu yang tidak ditentukan.
BAB II
Pasal 3
Pasal 4
Sifat
Pasal 5
Status
IPSI berstatus sebagai satu-satunya wadah organisasi bagi seluruh jajaran Pencak Silat
Indonesia.
BAB III
Pasal 6
Maksud
Pasal 7
Tujuan
BAB IV
ORGANISASI
Pasal 8
Organisasi
Ditingkat Pusat disebut IPSI PUSAT berkedudukan di Ibukota Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Ditingkat Propinsi / Daerah Khusus Ibukota / Daerah Istimewa dibentuk organisasi Ikatan
Pencak Silat Indonesia. disebut IPSI Provinsi.
Ditingkat Kabupaten / Kota dibentuk organisasi Ikatan Pencak Silat Indonesia, disebut IPSI
KABUPATEN / KOTA.
Ditingkat Kecamatan dibentuk organisasi Ikatan Pencak Silat Indonesia, disebut IPSI
KECAMATAN.
Pasal 9
Wilayah Kerja
Wilayah kerja IPSI Pusat adalah diseluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Wilayah kerja IPSI Provinsi adalah diseluruh wilayah hukum Provinsi / Daerah Khusus Ibukota /
Daerah Istimewa bersangkutan.
Wilayah kerja IPSI Kabupaten/Kota adalah diseluruh wilayah hukum Kabupaten / Kota
bersangkutan.
Wilayah kerja IPSI Kecamatan adalah diseluruh wilayah hukum Kecamatan bersangkutan.
Pasal 10
Kewenangan Organisasi
BAB V
KEANGGOTAAN
Pasal 11
Keanggotaan
Keanggotaan IPSI adalah Organisasi dan/atau Perguruan Pencak Silat.
Ketentuan mengenai keanggotaan IPSI diatur dalam Anggaran Rumah Tangga IPSI.
BAB VI
KEPENGURUSAN
Pasal 12
Kepengurusan IPSI
Kepengurusan IPSI Pusat disebut Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia atau disingkat
PB IPSI, dipilih, disusun, dan ditetapkan oleh Ketua Umum terpilih bersama-sama dengan
Formatur terpilih dalam Musyawarah Nasional IPSI dan bertanggung jawab kepada
Musyawarah Nasional IPSI.
Kepengurusan IPSI ditingkat Provinsi disebut Pengurus Provinsi Ikatan Pencak Silat Indonesia
atau disingkat Pengprov IPSI, dipilih, disusun, dan ditetapkan oleh Ketua terpilih bersama-sama
dengan Formatur terpilih dalam Musyawarah Provinsi IPSI dan bertanggung jawab kepada
Musyawarah Provinsi IPSI.
Kepengurusan IPSI ditingkat Kecamatan disebut Pengurus Kecamatan Ikatan Pencak Silat
Indonesia atau disingkat Pengcam IPSI dipilih, disusun, dan ditetapkan oleh Ketua terpilih
dalam Musyawarah Kecamatan IPSI dan bertanggung jawab kepada Musyawarah
Kecamatan IPSI.
Pasal 13
Periode Kepengurusan
Periode kepengurusan IPSI adalah 4 (empat) tahun terhitung mulai tanggal ditetapkan, dapat
dipilih kembali.
Pasal 14
Susunan dan kewenangan Pengurus IPSI diatur dalam Anggaran Rumah Tangga IPSI.
Pasal 15
Dalam susunan organisasi, IPSI mempunyai Dewan Pembina dan Dewan Pertimbangan yang
tugas dan kewenangannya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga IPSI.
Pasal 16
BAB VII
MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT
Pasal 17
Musyawarah IPSI
Dalam hal yang sangat mendesak dapat diadakan Musyawarah Istimewa IPSI.
Hal mengenai Musyawarah IPSI akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga IPSI.
Pasal 18
Rapat Kerja
Rapat Kerja IPSI diadakan menurut kebutuhan untuk membahas, mengevaluasi dan
menetapkan hal-hal yang dianggap penting dalam peningkatan kegiatan bidang bersangkutan.
Selain Rapat Kerja IPSI dapat diadakan pula rapat konsultasi dan rapat-rapat lainnya.
Selain Rapat Kerja IPSI dan Rapat Konsultasi serta rapat-rapat lainnya diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga IPSI.
BAB VIII
ATRIBUT
Pasal 19
Atribut
Hal-hal yang menyangkut atributnya, khususnya Lambang, Bendera, dan Seragam ( bentuk,
makna, arti, ukuran dan tata cara penggunaannya ) diatur dalam Anggaran Rumah Tangga
IPSI.
BAB IX
Pasal 20
Keadaan Keuangan dan Kekayaan IPSI dilaporkan dalam Musyawarah IPSI atau sewaktu-
waktu jika diperlukan.
BAB X
Pasal 21
Anggaran Rumah Tangga IPSI adalah penjabaran lebih lanjut dan merupakan aturan
pelaksanaan dari Anggaran Dasar IPSI.
Hal-hal yang belum atau tidak diatur dalam Anggaran Dasar IPSI dapat diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga IPSI.
Ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga IPSI tidak boleh
bertentangan dengan Anggaran Dasar IPSI.
BAB X
PEMBUBARAN
Pasal 22
Pembubaran
Pembubaran IPSI hanya dapat dilakukan dengan keputusan Musyawarah Nasional IPSI yang
diadakan khusus untuk keperluan pembubaran.
Munas IPSI dengan agenda khusus untuk pembubaran IPSI tersebut hanya dapat dilaksanakan
apabila diminta secara tertulis oleh sekurang-kurangnya dua per-tiga (2/3) Pengurus Provinsi,
dan anggota IPSI Pusat yang ada.
Pembubaran IPSI tersebut dianggap sah apabila disetujui oleh sekurang-kurangnya dua-per-
tiga (2/3) dari Utusan Pengurus Provinsi dan anggota Pengurus Besar IPSI yang hadir secara
sah.
Apabila IPSI dibubarkan, hak miliknya harus diurus oleh suatu Komisi yang dibentuk khusus
oleh Munas IPSI yang membubarkan.
BAB XII
PENUTUP
Pasal 23
Penutup
Perubahan dan penyempurnaan terhadap Anggaran Dasar ini dilaksanakan dalam Musyawarah
Nasional IPSI XIII pada tanggal 22 Februari 2012
Anggaran Dasar ini berlaku sejak ditetapkan dan disahkan oleh Munas IPSI XIII Tahun 2012 .
BAB I
KEANGGOTAAN
Pasal 1
Anggota Khusus
Anggota Biasa
Pasal 2
Anggota Khusus IPSI adalah keanggotaan yang dimiliki secara otomatis oleh Organisasi
dan/atau Perguruan Historis Pencak Silat yang ditinjau dari sejarah perkembangan IPSI,
mempunyai kedudukan khusus dan hanya berlaku di Tingkat Pusat.
Organisasi dan/atau Perguruan Historis, Pencak Silat Anggota Khusus IPSI, adalah :
Persaudaraan Setia Hati.
Persaudaraan Setia Hati Terate.
Keluarga Silat Indonesia Perisai Diri.
Perguruan Silat Nasional Perisai Putih.
Perguruan Seni Bela Diri Indonesia Tapak Suci Putera Muhammadiyah.
Phashadja Mataram.
Perguruan Pencak Silat Indonesia (PERPI) Harimurti.
Persatuan Pencak Silat Indonesia (PPSI).
Persatuan Pencak Silat Putra Betawi.
Keluarga Pencak Silat Nusantara.
Pasal 3
Anggota biasa IPSI adalah keanggotaan yang dapat dimiliki oleh Organisasi dan/atau
Perguruan Pencak Silat yang telah memenuhi syarat dan telah diterima sebagai anggota IPSI
melalui tata cara permohonan yang telah ditentukan.
Pasal 4
Organisasi dan/atau Perguruan Pencak Silat Anggota biasa IPSI terdiri dari :
Pasal 5
Persyaratan bagi Organisasi dan/atau Perguruan Pencak Silat menjadi Anggota biasa IPSI,
yaitu :
Untuk menjadi anggota IPSI Kecamatan, Organisasi dan/atau Perguruan Pencak Silat yang
bersangkutan mempunyai anggota aktif sekurang-kurangnya 25 orang.
Untuk menjadi anggota IPSI Kabupaten/Kota, Organisasi dan/atau Perguruan Pencak Silat
yang bersangkutan mempunyai jumlah Kecamatan sekurang-kurangnya seper-empat (1/4) dari
jumlah IPSI Kecamatan yang terdapat diwilayah kerja IPSI Kabupaten/Kota bersangkutan.
Ketentuan ini tidak berlaku bagi Kabupaten/Kota yang belum mempnyai IPSI Kecamatan dan
hanya ada satu ( 1 ) Organisasi dan/atau Perguruan Pencak Silat diwilayahnya, Organisasi dan
/ atau Perguruan Pencak Silat bersangkutan dapat secara langsung mendaftar menjadi anggora
IPSI Kabupaten/Kota yang terkait.
Untuk menjadi anggota IPSI Provinsi, Organisasi dan/atau Perguruan Pencak Silat yang
bersangkutan harus mempunyai jumlah Cabang yang seluruhnya telah menjadi anggota IPSI
Kabupaten/Kota sekurang-kurangnya setengah ( 1/2 ) dari jumlah IPSI Kabupaten/Kota yang
terdapat diwilayah kerja IPSI Provinsi bersangkutan.
Untuk menjadi anggota IPSI Pusat, Organisasi dan/atau Perguruan Pencak Silat yang
bersangkutan harus mempunyai jumlah Wilayah dan/atau cabang yang seluruhnya telah
menjadi anggota IPSI Provinsi sekurang-kurangnya setengah (1/2) + satu ( 1 ) IPSI Provinsi.
Pasal 6
Dalam memenuhi persyaratan untuk mendapatkan keanggotaan IPSI, Organisasi dan / atau
Perguruan Pencak Silat harus :
Mengisi formulir yang dapat diperoleh dari pengurus IPSI setempat dan menyerahkan kembali
bersama dengan lampiran-lampiran lain, yaitu :
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Organisasi dan / atau Perguruan, yang sejiwa
dan selaras dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IPSI.
Penjelasan tentang sumber aliran dan sejarah berdirinya organisasi dan / atau Perguruan
Pencak Silat bersangkutan.
Susunan Pengurus dan Jumlah anggotanya.
Surat Pernyataan kesanggupan menjunjung tinggi nama dan kehormatan IPSI dan mendukung
serta berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan kebijakan dan program IPSI.
Formulir yang telah diisi dan Lampiran-lampirannya sebagaimana disebut pada ayat 1 di atas,
diserahkan kepada Pengurus IPSI yang bersangkutan, yaitu :
Untuk keanggotaan IPSI Pusat kepada PB IPSI.
Untuk keanggotaan IPSI Provinsi kepada Pengprov IPSI.
Untuk keanggotaan IPSI Kabupaten/Kota kepada Pengkab / Pengkot IPSI.
Untuk keanggotaan IPSI Kecamatan kepada Pengran IPSI.
Pengurus IPSI yang bersangkutan melakukan penilaian terhadap kebenaran syarat-syarat dan
pengisian formulir keanggotaan IPSI dan lampiran-lampiran yang telah ditentukan.
Apabila semua syarat, dan formulir keanggotaan IPSI beserta lampirannya dinilai cukup benar,
maka organisasi dan/atau Perguruan Pencak Silat yang bersangkutan diberi Sertifikat ( Surat
Keterangan ) keanggotaan IPSI. Duplikat sertifikat tersebut dikirim kepada Pengurus IPSI
setingkat di atasnya dan kepada PB IPSI.
Organisasi dan/atau Perguruan Pencak Silat Anggota Biasa yang sudah terdaftar dan
disyahkan ditingkat Pusat adalah :
Perguruan Pencak Silat Betako Merpati Putih
Perguruan Pencak Silat Satria Muda Indonesia
Persinas ASAD
PSTD Indonesia
Tetada Kalimasada Indonesia
Pagar Nusa
Pasal 7
Status keanggotaan akan hilang apabila Organisasi dan/atau Perguruan Pencak Silat yang
bersangkutan :
BAB II
KEPENGURUSAN
Pasal 8
Sesuai dengan tingkatannya, Pengurus IPSI dipilih dan ditetapkan oleh Musyawarah IPSI pada
tingkat yang bersangkutan.
Atas persetujuan Pimpinan Pengurus IPSI yang berwenang melantik, pelantikan dapat
dilakukan oleh Pejabat Instansi atau Badan Pemerintah setempat.
Pengukuhan Pengurus IPSI dilakukan oleh Pengurus IPSI setingkat diatasnya, diketahui oleh
KONI setempat, kecuali PB IPSI yang dipilih oleh Musyawarah Nasional, dan dikukuhkan oleh
KONI Pusat.
Pasal 9
Masa bakti Pengurus IPSI adalah 4 (empat) tahun, terhitung mulai tanggal dikukuhkannya
Pengurus yang bersangkutan.
Apabila setelah masa bakti 4 (empat) tahun belum dibentuk Pengurus IPSI yang baru, maka
pengurus IPSI yang bersangkutan terus melaksanakan tugasnya sampai dengan terbentuknya
kepengurusan yang baru.
Apabila setelah melewati sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan dari batas akhir masa bakti
belum dapat dibentuk dan ditetapkan pengurus IPSI yang baru, Pimpinan Pengurus IPSI
setingkat di atasnya mengambil prakarsa (dengan berkonsultasi bersama PB. IPSI dan
Pimpinan KONI diwilayah kepengurusan tersebut), untuk membentuk kepengurusan IPSI yang
baru, dengan menyelenggarakan Musyawarah IPSI yang kemudian memilih dan menetapkan
Pengurus IPSI yang baru.
BAB III
Fungsionaris PB. IPSI dipilih dan ditetapkan sesuai dengan tata cara yang ditentukan oleh
Musyawarah Nasional IPSI. Fungsionaris Pengurus IPSI pada tingkat di bawahnya berpedoman
padanya.
Pasal 11
Dalam hal akan dilakukan pemberhentian sehubungan dengan alasan melakukan pelanggaran
terhadap Peraturan dan ketentuan AD. & ART. IPSI, fungsionaris yang bersangkutan diberi hak
untuk membela diri terhadap pengurus IPSI yang akan memberhentikan dan hak untuk naik
banding ke Pengurus IPSI setingkat di atasnya dapat dilakukan menurut tata cara dan tata
krama yang baik.
Keputusan Pengurus IPSI yang akan memberhentikan dan keputusan banding dari pengurus
IPSI setingkat di atasnya dapat berupa :
Membatalkan pemberhentian dan menempatkan kembali pada posisi semula fungsionaris yang
bersangkutan dalam Kepengurusan IPSI, dengan atau tanpa syarat tertentu.
Mempertahankan keputusan pemberhentian yang telah diambil.
Pasal 12
Kekosongan Pengurus IPSI karena fungsionaris sebelumnya berhenti, segera diisi dengan
fungsionaris baru dan pengisian tersebut dilaporkan kepada Pimpinan Pengurus IPSI setingkat
di atasnya dengan surat keputusan pergantian antar waktu.
BAB IV
Pasal 13
Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia ( PB. IPSI ), adalah Pimpinan Tertinggi
Organisasi yang melaksanakan Kepemimpinan dan bertanggungjawab kedalam maupun
keluar.
Masing-masing Ketua Departemen dan Lembaga sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibantu
beberapa anggota yang disesuaikan dengan kebutuhannya.
Ketua Umum terpilih dan Formatur terpilih dalam Munas IPSI diberi mandat oleh Munas untuk
melengkapi susunan fungsionaris Pengurus Besar IPSI sesuai dengan tuntutan pembinaan.
Pasal 14
Pengurus Provinsi Ikatan Pencak Silat Indonesia (Pengprov IPSI), adalah Pimpinan Provinsi di
wilayahnya yang melaksanakan Kepemimpinan dan mengkoordinir kegiatan Organisasi
didaerahnya.
Masing-masing Ketua Bidang dan Lembaga sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibantu
beberapa anggota yang disesuaikan dengan kebutuhannya.
Ketua terpilih dan Formatur terpilih dalam Musprov IPSI diberi mandat oleh Musprov untuk
melengkapi susunan fungsionaris Pengurus Provinsi IPSI sesuai dengan tuntutan
pembinaan.
Pasal 15
Ketua terpilih Formatur terpilih dalam Muskab/Muskot IPSI diberi mandat oleh Muskab/Muskot
untuk melengkapi susunan fungsionaris Pengurus Kabupaten/Kota IPSI sesuai dengan tuntutan
pembinaan.
Pasal 16
Pengurus Kecamatan Ikatan Pencak Silat Indonesia ( Pengran IPSI ), adalah Pimpinan
Kecamatan diwilayahnya yang melaksanakan Kepemimpinan dan mengkoordinir kegiatan
Organisasi didaerahnya.
Susunan pegurus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disesuaikan dengan susunan
Pengurus IPSI setingkat diatasnya dan/atau disesuaikan dengan kebutuhan.
Ketua terpilih Formatur terpilih dalam Musran IPSI diberi mandat oleh Musran untuk melengkapi
susunan fungsionaris Pengurus Kecamatan sesuai dengan tuntutan pembinaan.
BAB V
Pasal 17
Ketua Umum dan/atau Ketua terpilih dan Formatur terpilih bersama-sama dalam Musyawarah
IPSI diberi mandat penuh menyusun pembidangan tugas dan tanggung jawab Fungsionaris
Pengurus IPSI.
BAB VI
Pasal 18
Yang diangkat sebagai Pembina adalah seorang karena fungsi / jabatan dan menjadi
pengayom/penyantun masyarakat di setiap tingkat keberadaannya.
Anggota Dewan Pembina terdiri atas Ketua Umum, Perguruan Historis secara exofficio yang
bertugas membina dan mengawasi langsung kepengurusan IPSI Pusat.
Pasal 19
Dewan Pertimbangan terdiri dari tokoh-tokoh Organisasi dan/atau Perguruan Pencak Silat
anggota IPSI.
Tugas Dewan Pertimbangan IPSI adalah memberikan nasehat dan saran / pertimbangan
kepada Pengurus IPSI dalam menentukan kebijakan pengembangan dan pembinaan Pencak
Silat di tingkatnya baik diminta maupun tidak.
Pasal 20
Majelis Pakar, terdiri dari beberapa orang pakar yang dengan kepakaran/keahliannya dapat
memberikan sumbangan pada pembinaan dan pengembangan kualitas Pencak Silat.
Pasal 21
Komisi Disiplin, terdiri dari beberapa orang yang diangkat oleh Pengurus IPSI sesuai dengan
tingkatannya dengan tugas dan kewenangan menegakkan disiplin organisasi.
Pasal 22
Lembaga Bela Negara, terdiri dari beberapa orang yang diangkat oleh Ketua Umum PB. IPSI
dengan tugas dan wewenang penyelenggaraan bela negara.
Lembaga Bela Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan lembaga yang berada
ditingkat pusat untuk mewadahi dan menyalurkan aspirasi pengabdian dan kemampuan
komunitas silat kepada negara dan bangsa.
Formulasi pokok-pokok tugas dan kewajiban yang rinci akan dikeluarkan tersendiri.
Pasal 23
Lembaga Akreditasi dan Sertifikasi Profesi (LASP), terdiri dari beberapa orang yang diangkat
oleh Ketua Umum PB. IPSI dengan tugas dan wewenang dalam penyelenggaraan akreditasi
dan sertifikasi profesi.
Lembaga Akreditasi dan Sertifikasi Profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya berada
ditingkat pusat dan bersifat independen.
BAB VII
MUSYAWARAH IPSI
Pasal 24
Utusan Pengurus IPSI mewakili aspirasi dan kepentingan seluruh jajaran Pencak Silat di
wilayahnya.
Utusan PB IPSI mewakili aspirasi yang berkaitan dengan tujuan dan cita-cita pendirian IPSI.
Pasal 25
Dalam Musyawarah IPSI setiap peserta mempunyai hak bicara dan satu ( 1 ) hak suara,
sedangkan Peninjau dapat menyampaikan pandangannya seijin Pimpinan Sidang atau bila
diminta dan tidak mempunyai hak suara.
Pimpinan Musyawarah IPSI dipilih dan ditetapkan dalam Sidang Paripurna dan/atau sidang
Pleno
Sidang-sidang Musyawarah IPSI dipandang sah apabila dihadiri dan diikuti oleh sekurang-
kurangnya setengah (½) ditambah satu (1) jumlah Peserta yang diundang dan mengikuti
sidang.
Pasal 26
Musyawarah Istimewa IPSI, baru dapat diadakan apabila sekurang-kurangnya dua per-tiga
(2/3) dari jumlah anggota IPSI di wilayah kerja IPSI yang bersangkutan menghendakinya.
Usulan tersebut diajukan kepada pengurus IPSI satu tingkat diatasnya dan mendapat
persetujuan.
Untuk IPSI Pusat, usulan tersebut diajukan kepada KONI Pusat untuk mendapatkan
persetujuan/ rekomendasi.
BAB VIII
RAPAT-RAPAT IPSI
Pasal 27
Sesuai dengan tingkat kepengurusan IPSI dan lingkup wilayah kerjanya, Raker IPSI dihadiri
dan diikuti oleh :
Pengurus IPSI
Utusan dari Pengurus IPSI setingkat dibawahnya yang mendapat mandat dari Pengurus IPSI
dan Perguruan Pencak Silat anggota IPSI.
Pasal 28
Raker IPSI dipimpin oleh Ketua Umum dan/atau Ketua Pengurus IPSI bersangkutan atau yang
ditunjuk oleh Ketua Umum.
Keputusan Raker IPSI diambil berdasarkan azas musyawarah dan kesepakatan bersama.
Keputusan Raker wajib ditaati dan dilaksanakan oleh Pengurus IPSI atau oleh Pengurus
Organisasi dan/atau Perguruan Pencak Silat anggota IPSI.
Pasal 29
Rakernis dan/atau Rapat konsultasi IPSI dihadiri dan diikuti oleh fungsionaris Pengurus IPSI
bersangkutan dengan maksud dan tujuan peserta rapat mendapat mandat penuh sebagai
peserta dari Pengurus IPSI atau Pengurus Organisasi dan/atau Perguruan Pencak Silta
anggota IPSI.
Rakernis dan/atau Rapat konsultasi IPSI dipimpin oleh fungsionaris Pengurus IPSI yang
bersangkutan yang bertanggung jawab terhadap masalah teknis yang dibicarakan.
Keputusan Rakernis dan/atau Rapat konsultasi IPSI diambil berdasarkan azas musyawarah
dan kesepakatan bersama.
Keputusan Rakernis dan/atau Rapat konsultasi wajib ditaati dan dilaksanakan oleh fungsionaris
teknis Pengurus IPSI bersangkutan serta Organisasi dan/atau Perguruan Pencak Silat anggota
IPSI.
BAB IX
ATRIBUT
Pasal 30
Atribut IPSI adalah tanda-tanda khusus yang dinyatakan dalam wujud serta bentuk, yaitu :
Lambang.
Bendera.
Prasetya Pesilat Indonesia.
Lagu.
Salam.
Seragam dan kelengkapannya.
Pakaian Pesilat beserta perlengkapannya yang dipergunakan oleh setiap Pesilat.
Lambang IPSI digunakan pada Bendera, Kertas Kop Surat, Stempel, Plaket, Vandel, Badge
dan benda-benda lain yang membawa nama dan kehormatan serta kebanggan IPSI.
Bendera IPSI adalah bendera berdasar warna hijau tua berlambang IPSI merupakan lambang
kehormatan dan kebanggaan IPSI.
Prasetya Pesilat Indonesia, adalah janji setia setiap insan pesilat Indonesia.
Lagu IPSI adalah hymne dan Mars yang menyatakan jatidiri dan perjuangan IPSI dalam bentuk
nada, irama dan lirik lagu.
Hal-hal yang menyangkut bentuk, warna, dan makna atribut IPSI diatur secara tersendiri dalam
Ketentuan dan/atau Peraturan Khusus IPSI.
BAB X
Sumber keuangan IPSI melalui berbagai usaha diatur secara tersendiri dalam Ketentuan
dan/atau Peraturan Khusus IPSI.
BAB XI
ATURAN PERALIHAN
Pasal 32
Segala hal yang berlaku berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IPSI,
Keputusan Musyawarah Nasional IPSI XII 2007 khususnya menyangkut Struktur Pengurus
Provinsi / Kabupaten/Kota dan Kecamatan masih tetap berlaku sampai habis masa berlakunya
dan sesudah itu harus disesuaikan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IPSI
yang ditetapkan oleh Musyawarah Nasional XIII tahun 2012.
BAB XII
KETENTUAN KHUSUS
Pasal 33
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini diatur tersendiri oleh PB IPSI
sepanjang tidak bertentangan atau menyimpang dari Anggaran Rumah Tangga ini.
BAB XIII
PENUTUP
Pasal 34
Perubahan dan penyempurnaan terhadap Anggaran Rumah Tangga ini dilaksanakan sebanyak
12 (dua belas) kali dan disahkan dalam Musyawarah Nasional IPSI XIII pada tanggal 22
Februari 2012.
Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan disahkan oleh Munas
IPSI XIII 22 Februari 2012.
Ditetapkan di : Jakarta
tentang
TAHUN 2012
b. Bahwa sehubungan dengan butir “a” diatas perlu memberlakukan Anggaran Dasar /
Anggaran Rumah Tangga Musyawarah Nasional XIII IPSI Tahun 2012 dengan menerbitkan
surat keputusannya.
Sambutan Ketua Umum PB. IPSI pada acara Pembukaan Munas XIII IPSI Tahun 2012.
Ceramah pembekalan dan paparan dari Bapak Andi Alifian Malarangeng Menteri Pemuda dan
Olahraga (MENPORA) dan Bapak Mayjend. TNI (Purn) Tono Suratman Ketua Umum KONI
Pusat.
Rancangan Peraturan Tata Tertib dan Acara Munas XIII IPSI Tahun 2012
Saran dan pendapat dari seluruh peserta Sidang Pleno Munas XIII IPSI Tahun 2012.
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :
Ditetapkan di : J a k a r t a
H. Abdul Hamid
Ketua
Yanni SH
Sekretaris