Você está na página 1de 109

BAB XI

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

HARUF - A
SPESIFIKASI TEKNIS UMUM
Spesifikasi teknis disusun oleh pokja pengadaan dan pemasangan berdasarkan jenis pekerjaan yang akan
dilelangkan dengan ketentuan :
1 Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan digunakannya produksi
dalam negeri.
2 Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional.
3 Metoda pelaksanaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan.
4 Jadwal waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan.
5 Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal yang diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan.
6 Harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.
7 Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk.
8 Harus mencantumkan kriteria kinerja produk (output Performance) yang diinginkan.
9 Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran

1.1 PENDAHULUAN
Spesifikasi teknis ini merupakan ketentuan yang harus dibaca bersama-sama dengan gambar-
gambar yang keduanya menguraikan pekerjaan yang harus dilaksanakan, Istilah pekerjaan
mencakup suplai dan instalasi seluruh peralatan dan material yang harus dipadukan dalam
konstruksi-konstruksi, yang diperlukan menurut dokumen-dokumen kontrak, serta semua tenaga
kerja yang dibutuhkan untuk memasang dan menjalankan peralatan dan material tersebut.
Spesifikasi untuk pekerjaan yang harus dilaksanakan dan material yang harus disepakati, harus
diterapkan baik pada bagian dimana spesifikasi tersebut ditemukan maupun bagian-bagian lain
dari pekerjaan dimana pekerjaan atau material tersebut dijumpai.

1.2 LOKASI PEKERJAAN


Lokasi pekerjaan akan ditunjukkan oleh direksi dan dapat dilihat pada gambar-gambar rencana
terlampir.

1.3 RUANG LINGKUP PEKERJAAN


Ruang lingkup pekerjaan sesuai dengan yang setara pada daftar kuantitas (form rencana
anggaran biaya).

1.4 PERIJINAN
Setelah penyedia barang/jasa ditunjuk, bila pekerjaan ini memerlukan ijin dari instansi lain yang
berwenang, maka penyedia barang/jasa yang bersangkutan harus menyelesaikan perijinan
tersebut. Direksi, dalam batas-batas kewenangannya, akan membantu untuk menyiapkan surat-
surat resminya, tetapi segala biaya yang diperlukan untuk perijinan tersebut merupakan tanggung
jawab penyedia barang/jasa.

BAB XII-1
Pekerjaan di lapangan tidak diperkenankan dimulai apabiia perijinan yang diperlukan belum
diperoleh.
Apabila pada saat melaksanakan pekerjaan terdapat suatu bangunan atau material yang
menghalangi pekerjaan, jika harus membongkar bangunan/material tersebut akan memerlukan
perijinan dan biaya tambahan, maka hal tersebut terlebih dahulu harus didiskusikan dengan
direksi untuk mencari jalan keluamya.

1.5 PEKERJAAN-PEKERJAAN SEMENTARA


Jalan masuk ke lokasi, termasuk pada sarana perlengkapan lain seperti jembatan darurat dan
sebagainya, yang bersifat sementara harus disiapkan oleh penyedia barang/jasa. Jika diperlukan
jembatan - jembatan darurat, maka penyedia barang/jasa harus merencanakannya dengan lebar
minimal 3,50 meter dan kayu yang cukup kuat untuk menahan muatan gandar 5 ton atau dengan
perencanaan yang disetujui oleh pihak direksi. Penyedia barang/jasa wajib memelihara sarana
tersebut dan semua biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan tersebut kalau tidak
dipergunakan lagi harus dibongkar, dirapihkan kembali seperti keadaan semula atau seperti yang
disyaratkan oleh direksi.
Penyedia barang/jasa harus membuat saluran-saluran untuk pembuangan semua air bekas dan
sisa buangan dari pekerjaan-pekerjaan, termasuk pekerjaan sementara, yang ditimbulkan dimana
saja. Cara pembuangan harus tidak merusak lingkungan setempat dan tidak mengganggu pihak-
pihak yang mempunyai kepentingan terhadap tanah atau saluran/anak sungai dimana air bekas
dan sisa buangan akan dibuang.

1.6 PENYEDIAAN AIR, TENAGA LISTRIK DAN LAMPU PENERANGAN


Alat yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh penyedia barang/jasa,
termasuk peyediaan peralatan dan perpipaan sementara untuk mengangkut air ke lokasi
pekerjaan, sehingga tidak akan mempengaruhi kelancaran pekerjaan. Biaya untuk keperiuan
tersebut menjadi tanggung jawab penyedia barang/jasa. Kualitas air yang diisyaratkan ditentukan
pada bagian lain dari spesifikasi teknis ini.
Tenaga listrik yang diperlukan bagi pelaksanaan pekerjaan harus disediakan sendiri oleh penyedia
barang/jasa dengan jenis dan kapasitas yang sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan
dan harus ada persetujuan dari direksi. Penyediaan tanaga listrik tersebut termasuk pula kabel-
kabel, alat-alat pengukur serta fasilitas pengaman yang diperlukan dan lampu-lampu penerangan
untuk menjamin lancamya pelaksanaan pekerjaan.

1.7 GAMBAR-GAMBAR KERJA

Gambar-gambar rencana untuk pekerjaan ini akan diberikan kepada penyedia barang/jasa dan
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari dokumen kontrak, Gambar-gambar tersebut adalah
gambar-gambar yang paling akhir setelah diadakan perubahan-perubahan dan merupakan
patokan bagi pelaksanaan pekerjaan. Penyedia barang/jasa wajib melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan gambar atau perbedaan ketentuan antar gambar rencana dan spesifikasi yang
berhubungan dengan hal tersebut.
Tidak dibenarkan untuk menarik keuntungan dari kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan
pada gambar atau perbedaan ketentuan antar gambar rencana dan spesifikasi teknis. Apabila

BAB XII-2
ternyata terdapat kesalahan, kekurangan, perbedaan dan hal-hal lain yang meragukan, penyedia
barang/jasa harus mengajukannya kepada direksi secara tertulis, dan direksi akan mengoreksi
atau menjelaskan gambar-gambar tersebut untuk kelengkapan yang telah disebutkan dalam
spesifikasi teknis. Koreksi akibat penyimpangan keadaan lapangan terhadap gambar rencana akan
ditentukan oleh direksi dan disampaikan secara tertulis kepada penyedia barang/jasa.
Paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan, penyedia barang/jasa harus
menyerahkan gambar kerja (shop drawing) kepada pihak direksi sebanyak 3 (tiga) rangkap,
termasuk perhitungan-perhitungan yang berhubungan dengan gambar tersebut.
Gambar kerja untuk semua pekerjaan harus senantiasa disimpan di lapangan. Gambar-gambar
tersebut harus berada dalam kondisi baik, dapat dibaca dan merupakan hasil revisi terakhir.
Penyedia barang/jasa juga harus menyiapkan gambar-gambar yang menunjukan perbedaan
antara gambar rencana dan gambar kerja. Semua biaya untuk itu menjadi tanggung jawab
penyedia barang/jasa.

1.8 UKURAN-UKURAN

Ukuran-ukuran yang tertera pada gambar adalah ukuran sebenarnya dan gambar tersebut adalah
gambar berskala. Jika terdapat perbedaaan antara ukuran dan gambamya, maka penyedia
barang/jasa harus segera meminta pertimbangan dari para ahli untuk menetapkan mana yang
benar.

1.9 PERALATAN
Semua peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini harus disediakan oleh
penyedia barang/jasa. Sebelum suatu tahapan pekerjaan dimulai, penyedia barang/jasa harus
mempersiapkan seluruh peralatan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan tahap pekerjaan tersebut.
Penyediaan peralatan di tempat pekerjaan, dan persiapan peralatan pekerjaan harus terlebih
dahulu mendapat penelitian dan persetujuan dari direksi. Tanpa persetujuan direksi, penyedia
barang/jasa tidak diperbolehkan untuk memindahkan peralatan yang diperlukan dan lokasi
pekerjaan.
Kerusakan yang timbul pada sebagian atau keseluruhan peralatan yang akan mengganggu
kelancaran pelaksanaan pekerjaan harus segera diperbaiki atau diganti hingga direksi
menganggap pekerjaan dapat dimulai.

1.10 PENYEDIAAN MATERIAL

Penyedia barang/jasa harus menyediakan sendiri semua material seperti yang disebutkan dalam
daftar kuantitas (daftar rencana anggaran biaya) kecuali ditentukan lain di dalam dokumen
kontrak.
Untuk material-material yang disediakan oleh direksi, penyedia barang/jasa harus mengusahakan
transportasi dari gudang yang ditentukan ke lokasi pekerjaan. Penyedia barang/jasa harus
memeriksa dahulu material-material tersebut dan harus bertanggung jawab atas pengangkutan
sampai di lokasi pekerjaan. Penyedia barang/jasa harus mengganti material yang rusak atau
kurang akibat oleh cara pengangkutan yang salah atau hilang akibat kelalaian penyedia
barang/jasa.

BAB XII-3
Semua peralatan dan material yang disediakan dan pekerjaan yang dilaksanakan harus sesuai
dengan spesifikasi teknis yang ditentukan dalam dokumen kontrak. Nama produsen material dan
peralatan yang digunakan, termasuk cara kerja, kemampuan, laporan pengujian dan informasi
penting lainnya mengenai hal ini harus disediakan bila diminta untuk dipertimbangkan oleh
direksi. Bila menurut pendapat direksi hal-hal tersebut tidak memuaskan atau tidak sesuai dengan
spesifikasi teknis yang ditentukan dalam dokumen kontrak, maka harus diganti oleh penyedia
barang/jasa tanpa biaya tambahan.
Semua peralatan dan material harus disuplai dengan urutan dan waktu sedemikian rupa sehingga
dapat menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan dengan memperhitungkan jadwal untuk
pekerjaan lainnya.

1.11 CONTOH CONTOH MATERIAL

Contoh-contoh material harus segera ditentukan dan diambil dengan cara pengambilan contoh
menurut Acuan Normatif yang disetujui Direksi. Contoh-contoh harus menggambarkan secara
nyata kualitas material yang akan dipakai pada pelaksanaan pekerjaan.
Contoh-contoh yang telah disetujui direksi harus disimpan terpisah dan tidak tercampur atau
terkotori yang dapat mengurangi kualitas material tersebut. Penawaran penyedia barang/jasa
harus sudah termasuk biaya yang diperlukan untuk pengujian material.
Jika dalam spesifikasi teknis ini tidak disebutkan harus menggunakan material-material dari jenis
atau merk tertentu, maka penyedia barang/jasa harus meminta petunjuk direksi untuk
menentukan jenis material yang baik dan dapat diperbolehkan untuk digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini. Penyedia barang/jasa dapat mengganti dengan produk material yang
baik dan diperbolehkan untuk digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Penyedia barang/jasa
dapat mengganti dengan produk lain yang sekurang-kurangnya mempunyai kualitas yang sama
dengan kualitas yang ditentukan oleh direksi.

1.12 PERLINDUNGAN TERHADAP CUACA

Penyedia barang/jasa dengan tanggungan sendiri dan dengan persetujuan direksi terlebih dahulu
harus mengusahakan langkah-Iangkah dan peralatan yang diperlukan untuk melindungi
pekerjaan dan bahan-bahan serta peralatan yang digunakan agar tidak rusak atau berkurang
mutunya karena pengaruh cuaca.

1.13 PEMATOKAN

Penyedia barang/jasa harus mengerjakan pematokan untuk menentukan kedudukan dan peil
bangunan sesuai dengan gambar rencana. Pekerjaan ini seluruhnya harus mendapat persetujuan
direksi terlebih dahulu sebelum memulai pekerjaan selanjutnya. Direksi dapat melakukan revisi
pemasangan patok tersebut bila dipandang perlu. Penyedia barang/jasa harus mengerjakan revisi
tersebut sesuai dengan petunjuk direksi.
Sebelum memulai pekerjaan pemasangan patok, penyedia barang/jasa harus memberitahukan
kepada direksi sekurang-kurangnya 2 (dua) hari sebelumnya, sehingga direksi dapat
mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk melakukan pengawasan.

BAB XII-4
Pekerjaan pematokan yang telah selesai, diukur oleh penyedia barang/jasa untuk mendapat
persetujuan direksi. Hanya hasil pengukuran yang telah disetujui direksi yang dapat digunakan
sebagai dasar untuk pembayaran pekerjaan. Penyedia barang/jasa wajib menyediakan alat-alat
ukur dengan perlengkapannya, juru ukur serta pekerjaan lain yang diperlukan oleh direksi untuk
melakukan pemeriksaan untuk melakukan pemeriksaan/pengujian hasil pengukuran.
Semua tanda-tanda dilapangan yang diberikan oleh direksi atau dipasang sendiri oleh penyedia
barang/jasa harus tetap dipelihara dan dijaga dengan baik oleh penyedia barang/jasa. Apabila
ada yang rusak harus segera diganti dengan yang baru dan meminta kembali persetujuan dan
direksi. Bila terdapat penyimpangan dari gambar rencana, penyedia barang/jasa harus
mengajukan 3 (tiga) rangkap gambar penampang dari daerah yang dipatok tersebut. Direksi akan
membubuhkan tanda tangan persetujuan dari pendapat/revisi pada satu copy gambar tersebut
dan mengembalikannya kepada penyedia barang/jasa. Setelah diperbaiki, penyedia barang/jasa
harus mengajukan kembali gambar hasil revisinya. Gambar-gambar tersebut harus dibuat pada
kertas kalkir agar memungkinkan untuk diproduksi. Semua gambar-gambar yang telah disetujui
harus diserahkan kepada direksi dalam kalkir asli dan 2 (dua) copy hasil reproduksinya. Ukuran
dan huruf yang digunakan pada gambar tersebut harus sesuai dengan ketentuan direksi.

1.14 RAMBU-RAMBU

Di tempat-tempat yang dipandang periu, penyedia barang/jasa harus menyediakan rambu-


rambu untuk keperluan kelancaran lalu lintas. Tanda produk lain yang sekurang-kurangnya
mempunyai kualitas yang sama dengan kualitas yang ditentukan oleh direksi.

1.15 PROGRAM KERJA

Penyedia barang/jasa harus menyiapkan rencana kerja secara detail dan harus diserahkan kepada
direksi paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan suatu tahapan pekerjaan dimulai.
Rencana kerja tersebut harus mencakup :
1. Usulan waktu untuk pengadaan, pembuatan dan suplai berbagai bagian pekerjaan.
2. Usulan waktu untuk pengadaan dan pengangkutan bagian-bagian lain ke lapangan.
3. Usulan waktu dimulainya serta rencana selesainya setiap bagian pekerjaan dan/atau
pemasangan berbagai bagian pekerjaan termasuk pengujiannya.
4. Usulan jumlah jam kerja bagi tenaga-tenaga yang disediakan oleh penyedia barang/jasa.
5. Jumlah tenaga kerja yang dipakai pada setiap tahapan pekerjaan dengan disertai latar
belakang pendidikan, pengalaman serta penugasannya.
6. Jenis serta jumlah mesin-mesin dan peralatan yang akan dipakai pada pelaksanaan
pekerjaan.
7. Cara pelaksanaan pekerjaan.
Program kerja tersebut antara lain dituangkan dalam bentuk Kurva-S beserta lampiran
penjelasan.

BAB XII-5
1.16 PEMBERITAHUAN UNTUK MEMULAI PEKERJAAN

Penyedia barang/jasa diharuskan untuk memberikan penjelasan tertulis selengkapnya apabila


direksi memerlukan penjelasan tentang tempat-tempat asal mula material yang didatangkan
untuk suatu tahap pekerjaan sebelum mulai pelaksanaan tahapan tersebut Dalam keadaan
apapun, penyedia barang/jasa tidak dibenarkan untuk memulai pekerjaan yang sifatnya
permanen tanpa mendapat persetujuan terlebih dahulu dari direksi.
Pemberitahuan yang jelas dan lengkap harus terlebih dahulu disampaikan kepada direksi sebelum
memulai pekerjaan, agar direksi mempunyai waktu yang cukup untuk mempertimbangkan
persetujuannya.
Pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang menurut direksi penting, harus dihadiri dan diawasi
langsung oleh direksi atau wakilnya. Pemberitahuan tentang akan dilaksanakannya pekerjaan-
pekerjaan tersebut harus sudah diterima oleh direksi selambat-lambatnya 2 (dua) hari sebelum
pekerjaan dilaksanakan.

1.17 RAPAT- RAPAT

Apabila dipandang perlu, direksi dan/atau penyedia barang/jasa dapat mengadakan rapat-rapat
dengan mengundang penyedia barang/jasa dan konsultan serta pihak-pihak tertentu yang
berkaitan dengan pembahasan dan permasalahan pelaksanaan pekerjaan. Semua hasil/risalah
rapat merupakan ketentuan yang bersifat mengikat bagi penyedia barang/jasa.

1.18 PRESTASI KEMAJUAN PEKERJAAN

Prestasi kemajuan pekerjaan ditentukan dengan jumlah prosentasi pekerjaan yang telah
diselesaikan penyedia barang/jasa dan disetujui oleh direksi. Prosentase pekerjaan ini dihitung
dengan membandingkan nilai volume pekerjaan yang telah diselesaikan terhadap nilai kontrak
keseluruhan.
Pembayaran akan dilakukan sesuai dengan prestasi kemajuan pekerjaan berdasarkan harga
satuan yang tercantum dalam kontrak.

1.19 PENYELESAIAN PEKERJAAN

Pekerjaan hams mencakup seluruh elemen yang diperlukan walaupun tidak diuraikan secara
khusus dalam spesifikasi teknis dan gambar-gambar, namun tetap diperlukan agar hasil
pelaksanaan pekerjaan dapat berfungsi dengan baik secara keseluruhan sesuai dengan kontrak.
Penyedia barang/jasa harus menguji hasil pekerjaan setiap tahap dan/atau secara keseluruhan
sesuai dengan ketentuan spesifikasi teknisnya. Apabila dari hasil pengujian terdapat bagian
pekerjaan yang tidak memenuhi syarat, penyedia barang/jasa dengan biaya sendiri harus
melaksanakan perbaikan sampai dengan hasil pengujian ulang berhasil dan dapat diterima oleh
direksi.

BAB XII-6
1.20 LAPORAN-LAPORAN

Selama periode pekerjaan di lapangan, penyedia barang/jasa harus membuat laporan harian dan
laporan mingguan yang menggambarkan kemajuan pekerjaan. Laporan tersebut memuat
sekurang-kurangnya informasi yang mencakup:
1. Uraian mengenai kemajuan kerja yang sesungguhnya dicapai menjelang akhir
minggu
2. Jumlah personil yang bertugas selama minggu tersebut.
3. Material dan barang-barang serta peralatan yang disediakan.
4. Kondisi cuaca.

BAB XII-7
HURUF - B
SPESIFIKASI PEKERJAAN SIPIL

Spesifikasi Untuk Pekerjaan Sipil


Acuan normatif dari pekerjaan sipil adalah sebagai berikut:
SNI 07-0076-1987 Tali kawat baja
SNI 03-0349-1989 Bata beton untuk pasangan dinding
SNI 03-1727-1989 Pedoman perencanaan pembebanan untuk rumah dan gedung.
Panduan pengujian CBR lapangan
SNI 03-1738-1989 Metode pengujian kepadatan ringan untuk tanah
SNI 03-1742-1989 Metode pengujian kepadatan berat untuk tanah
SNI 03-1743-1989 Metode pengujian CBR laboratorium
SNI 03-1744-1989 Baja profii I, C dan L
SNI 05-0820-1989 Cara penentuan besar butir agregat untuk adukan dan beton
SNI 03-1749-1990 Mutu dan cara uji agregat beton
Cara penentuan butir halus lebih kecil dari 70 mikron agregat kasar
SNI 03-1750-1990 untuk beton
Cara penentuan butir halus lebih kecil dari 50 mikron agregat kasar
SNI 03-1753-1990 untuk beton
Cara penentuan kadar zat organik agregat halus untuk beton
SNI 03-1754-1990 Cara uji butiran pipih dan panjang agregat untuk beton
SNI 03-1756-1990 Metode pengujian berat jenis tanah
SNI 03-1765-1990 Metode pengujian kadar air tanah
SNi 03-1964-1990 Metode pengujian batas plastis
SNI 03-1965-1990 Metode pengujian batas cair dengan alat casagrande
SNI 03-1966-1990 Metode pengujian tentang analisis saringan agregat halus dan kasar
SNI 03-1967-1990 Metode pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat kasar
Metode pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat halus
SNI 03-1968-1990 Metode pengujian tentang kadar air agregat
SNI 03-1969-1990 Metode pengujian slump beton
SNI 03-1970-1990 Metode pengujian kuat tekan beton
SNI 03-1971-1990 Metode pengujian keausan agregat dengan mesin los angeles
SNI 03-1972-1990 Metode pengujian laboratorium traxial A
SNI 03-1974-1990 Metode pengambilan contoh untuk campuran beton segar
SNI 03-2417-1991 Pembuatan dan perawatan benda uji beton di laboratorium
SNI 03-2455-1991 Spesifikasi bahan tambahan untuk beton
SNI 03-2458-1991 Metoda pengujian kehalusan Semen Portland
SNI 03-2493-1991 Metode pengujian berat jenis Semen Portland
SNI 03-2495-1991 Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung
SNI 15-2530-1991 Metode pengujian geser langsung tanah terkonsolidasi dengan drainase
SNI 15-2531-1991 Metode pengujian laboratorium traxial B (benda uji tanah)
SNI 03-2647-1992 Metode pengujian kotoran organik dalam pasir untuk campuran
mortar dan beton
SNI 03-2813-1992 Metode pengukuran debit sungai dan saluran terbuka dengan alat

BAB XII-8
SNI 03-2815-1992 ukur tipe baling-baling
Metode pengujian kepadatan lapangan dengan alat konus pasir
SNI 03-2816-1992 Metode pengujian untuk mendapatkan kepadatan tanah maksimum
dengan kadar air optimum.
SNI 03-2819-1992 Spesrfikasi beton bertulang kedap air
SNI 03-2828-1992 Metode pengujian berat isi beton ringan struktural
Sifat kekekalan bentuk agregat terhadap larutan sodium sulfat.
SNI 03-2832-1992 Metode pengujian batas susut tanah
SNI 03-2914-1992 Metode pengujuan analisis ukuran butir tanah dengan alat hidrometer
SNI 03-3402-1994 Semen Portland
SNI 03-3407-1994 Tata cara pengadukan dan pengecoran beton
SNI 03-3422-1994 Semen adukan pasangan
SNI 03-3423-1994 Metode pengujian jumlah bahan dalam agregat yang lolos saringan no.
200 (0,0075 mm)
SNM 5-2049-1994 Metode pengujian lentur beton normal dengan 2 titik pembebanan
SNI 03-3976-1995 Metode pengujian berat isi rongga udara dalam agregat.
SNM 5-3758-1 995 Kawat boronjong
SNI 03-4142-1996 Bata merah pejal untuk pasangan dinding
SNI 03-4431-1997 Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal
SNI 03-804-1998 Metode pengujian kuat lentur semen hidrolik
Metode penentuan nilai 10% kehalusan untuk agregat.
SNI 03-6154-1999 Spesifikasi kawat baja dengan proses kanal dingin untuk tulangan
SNI 03-2094-2000 beton
SNI 03-2834-2000
Tata cara perencanaan struktur baja untuk bangunan gedung
SNI 03-6451-2000
Metode pengujian kuat tarik belah beton.
SNI 03-6477-2000
Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah
SNI 07-6401-2000
Tata cara perancangan campuran beton ringan dengan agregat ringan.
Metode pengujian tiang pancang terhadap bahan lateral
SNI 03-1729-2002 Metode pengujian untuk menentukan daya dukung tanah dengan
SNI 03-2491-2002 beban statis pada pondasi dangkal
SNI 03-2835-2002 Tata cara perhitungan beton tidak bertulang struktural
SNI 03-3449-2002 Anyaman kawat baja polos yang dilas untuk tulangan beton
Tata cara pelaksanaan sambungan mekanis untuk tulangan
SNI 03-6762-2002 betonMetode pengujian mutu air untuk digunakan dalam beton
SNI 03-6796-2002 Spesifikasi agregat halus untuk pekerjaan adukan dan plesteran
SNI 03-6806-2002 dengan bahan dasar semen
SNI 03-6812-2002 Spesifikasi agregat ringan untuk batu cetak beton pasangan dinding
SNI 03-6814-2002 Metode pengujian kekuatan tekan mortar semen portland untuk
SNI 03-6817-2002 pekerjaan sipil

Spesifikasi bahan bangunan bagian B (bahan bangunan dari besi/baja)


SNI 03-6820-2002
Spesifikasi beton struktural

SNI 03-6821-2002 Spesifikasi motar untuk pekerjaan pasangan

BAB XII-9
Tata cara pengambilan contoh agregat
Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding
SNI 03-6825-2002

SNI 03-6861.2-2002

SNI 03-6880-2002

SNI 03-6882-2002
SNI 03-6889-2002
SNI 03-6897-2002

2.1 PEKERJAAN TANAH

2.1.1. Umum

Sebelum pekerjaan di lapangan dimulai, lokasi dari tempat pekerjaan harus ditinjau
dahulu oleh tenaga ahli.
Kalau sekiranya tidak ada kesamaan antara keadaan lapangan dan keadaan seperti yang
ditunjukan dalam gambar, Penyedia barang/jasa harus segera menyampaikan kepada
Direksi secara tertulis untuk mendapatkan penyelesaian lebih lanjut, juga Penyedia
barang/jasa harus menentukan letak bangunan pelengkap seperti Direksi Keet, Gudang
dan sebagainya.

2.1.2. Pembersihan Tempat Pekerjaan

Seluruh pepohonan, semak belukar dan akar-akar pohon di dalam daerah batas
pekerjaan untuk seluruh panjang dari bangunan dan ditambah dengan jarak 1 km pada
kedua ujung dari bangunan harus dibersihkan dan ditebang, termasuk setiap pohon di
luar batas-batas ini yang diperkirakan dapat jatuh dan menghalangi bangunan, kecuali
ada pernyataan lain yang tertera di dalam syarat-syarat khusus dan gambar rencana.
Bagian atas tanah tanaman harus tersendiri digali sampai kira-kira kedalaman 20 cm
dan ditimbun di satu tempat yang layak, agar dapat digunakan lagi.
Pembersihan dan pengupasan di luar batas daerah pekerjaan tidak diberikan pembayaran
kepada Penyedia barang/jasa, kecuali pekerjaan tersebut atas permintaan dari Direksi
dan persetujuan dari pengguna barang/jasa.
Bila dinyatakan syarat-syarat khusus atau diperintahkan oleh Direksi bahwa pepohonan
rindang dan tanaman omamen tertentu akan dipertahankan, maka pepohonan/tanaman
tersebut harus dijaga betul dari kerusakan atas biaya Penyedia barang/jasa.
Pepohonan yang harus disingkirkan, harus ditebang sedemikian rupa dengan tidak
merusak pepohonan/tanaman lain yang dipertahankan, semua pohon, batang pohon,
akar dan sebagainya harus dibongkar dengan kedalaman minimal 20 cm di bawah
permukaan tanah asli dari permukaan akhir (ditentukan oleh permukaan mana yang
lebih rendah). Bersama-sama dengan seluruh jenis sampah dalam segala bentuknya
harus dibuang pada tempat yang tidak terlihat dari tempat pekerjaan menurut cara yang
praktis atau dikubur.

BAB XII-10
Seluruh kerusakan termasuk pagar, yang terjadi pada saat pembersihan, harus diperbaiki
oleh Penyedia barang/jasa atas tanggungannya sendiri. Bila akan dilakukan pembakaran
hasil penebangan, Penyedia barang/jasa harus memberitahukan kepada penghuni
terhadap milik-milik yang berbatasan dengan pekerjaan minimal 48 jam sebelumnya.
Penyedia barang/jasa akan selalu bertindak sesuai dengan peraturan pemerintah yang
berlaku mengenai pembakaran di tempat terbuka.
Pada pelaksanaan pembersihan, Penyedia barang/jasa harus berhati-hati untuk tidak
mengganggu setiap patok-patok pengukuran, pipa-pipa atau tanda-tanda lainnya.
Perhitungan pembiayaan untuk pekerjaan ini mencakup penyediaan peralatan, tenaga
dan pembuangan bahan-bahan sisa dibebankan kepada Penyedia barang/jasa dan
dikerjakan sesuai dengan petunjuk Direksi.

2.1.3. Galian Tanah

2.1.3.1 Umum

Galian tanah dilaksanakan pada :


a. Semua bagian dari bangunan yang masuk dalam tanah
b. Semua bagian dari tanah yang harus dibuang
Galian tanah harus dilaksanakan seperti yang tertera dalam gambar, baik
mengenai lebar, panjang, dalam, kemiringan dan sebagainya, dan benar-benar
waterpass. Kalau ternyata akan menimbulkan kesulitan-kesulitan pelaksanaan
kalau dilaksanakan menurut gambar, Penyedia barang/jasa boleh mengajukan
usul kepada Direksi mengenai cara pelaksanaannya.

2.1.3.2 Klasifikasi Galian

Galian akan diklasifikasikan dalam pengukuran dan pembiayaan sebagai


berikut:
1. Galian tanah biasa
2. Galian tanah sedang, misalnya : pasir, lempung, cadas muda, dan
sebagainya
3. Galian batu terdiri dari galian material yang umumnya menurut direksi
perlu menggunakan bor dan atau bahan peledak atau alat-alat khusus
lainnya.
4. Galian dimana timbul persoalan air tanah pada kedalaman lebih dari 20
cm dari permukaan air konstan, dimana biasanya air tanah naik pada
penggalian pondasi.

2.1.3.3 Cara Pelaksanaan Pekerjaan

Penyedia barang/jasa harus memberitahukan kepada Direksi sebelum mulai


mengerjakan pekerjaan galian, sehingga penampang, peil, dan pengukurannya

BAB XII-11
dapat dilakukan pada keadaan tanah yang belum diganggu. Penyedia
barang/jasa harus menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk inspeksi
semacam itu, termasuk inspeksi untuk semua pekerjaan dalam air.
Permukaan tanah yang berdekatan dengan konstruksi ini tidak dibenarkan
untuk diganggu tanpa seijin dari Direksi.
Galian dari pondasi pada batas-batas kemiringan dan peil yang dicantumkan
pada gambar rencana atau atas petunjuk Direksi, galian tersebut harus
mempunyai ukuran yang cukup, agar penempatan konstruksi atau lantai
pondasi dengan dimensi yang sesuai dengan gambar rencana mudah
dilaksanakan.
Peil dasar lantai pondasi seperti yang tercantum pada gambar rencana, tidak
boleh dianggap bersifat pasti. Direksi dapat menentukan perubahan dimensi
peil dari lantai pondasi jika dipandang perlu, agar pondasi tersebut dapat
berfungsi dengan sebaik-baiknya. Batu-batu besar, kayu, serta rintangan-
rintangan lain yang mungkin ditemui dalam galian, harus dibuang. Sesudah
galian selesai, Penyedia barang/jasa harus memberitahukan Direksi akan hal
ini, dan tidak diperkenankan untuk melaksanakan penaikan tanah dasar
pondasi dan melaksanakan lantai pondasi sebelum Direksi setuju dengan
ukuran dan kedalaman galian material-material pondasi serta konstruksi-
konstruksi yang akan dipasang pada lubang galian tersebut. Semua retakan
atau celah-celah yang ada harus dibersihkan dan diisi dengan spesi (injeksi),
serta semua material lepas, batu-batuan lapuk, lapisan-lapisan yang tipis harus
dibuang.

2.1.3.4 Coffer Dam

Untuk galian di bawah air atau di bawah permukaan air tanah, harus
digunakan coffer dam. Sebelum dimulainya pekerjaan, Penyedia barang/jasa
harus memberikan gambar rencana coffer dam yang akan dikerjakan kepada
Direksi untuk disetujui.
Coffer dam untuk galian pondasi harus dibuat cukup dalam di bawah
permukaan dasar pondasi yang cukup kedap air, dan diperkuat dengan silang-
silang penguat yang cukup kuat, agar keselamatan kerja terjamin. Luas coffer
dam harus direncanakan cukup untuk penempatan perancah atau acuan
pondasi serta besi untuk keperluan pemompaan air keluar acuan beton.
Coffer dam harus direncanakan sedemikian rupa agar cukup memenuhi syarat
untuk melindungi beton muda dari arus air deras atau erosi, silang-silang
penguat dan atau bagian-bagian lain dari coffer dam tidak diperbolehkan
masuk ke dalam dan menjadi bagian permanen dari pondasi tanpa persetujuan
Direksi, jadi harus dibongkar dengan hati-hati agar tidak merusak konstruksi.
Pohon-pohon yang ditebang, tidak diperkenankan jatuh pada milik
perorangan, tanpa ijin khusus dari pemiliknya, dan penyedia barang/jasa atas

BAB XII-12
tanggungannya menyingkirkan pohon-pohon tersebut atau membiarkan di
tempat semula asal ada persetujuan tertulis dari pemiliknya.
Seluruh kerusakan termasuk pagar, yang terjadi pada saat pembersihan, harus
diperbaiki oleh Penyedia barang/jasa atas tanggungannya sendiri. Dalam hal
akan dilakukan pembakaran, Penyedia barang/jasa akan memberitahukan
kepada penghuni terhadap milik-milik yang berbatasan dengan pekerjaan,
paling kurang 48 jam kurang, maksudnya untuk melakukan pembakaran,
Penyedia barang/jasa akan selalu bertindak sesuai dengan perturan-peraturan
Pemerintah yang beriaku mengenai pembakaran di tempat terbuka.
Pada pelaksanaan pembersihan, Penyedia barang/jasa harus berhati-hati
untuk tidak mengganggu setiap patok-patok pengukuran, pipa-pipa atau
tanda-tanda lainnya. Perhitungan pembiayaan untuk pekerjaan ini mencakup
penyediaan peralatan, tenaga dan pembuangan bahan-bahan sisa sedemikian
sehingga sesuai dengan petunjuk Direksi.

2.1.3.5 Genangan Air di Dalam Galian

Pada waktu pelaksanaan pekerjaan Penyedia barang/jasa harus menjaga, agar


lubang galian tidak digenangi air yang ditimbulkan oleh air hujan ataupun
yang keluar dari mata air. Kalau lubang galian digenangi air, maka Penyedia
barang/jasa harus mengeluarkan dengan jalan memompa, menimba, atau
mengalirkan lewat parit-parit pembuang. Bila terjadi keadaan dimana
menurut pandangan Direksi adalah tidak mungkin memompa air tanah yang
cepat sekali naik atau karena sebab-sebab lain sehubungan dengan adanya
daya angkat air, maka mungkin diperlukan suatu lantai pondasi beton seal
dengan dimensi cukup, agar penempatan besi/pengecoran beton untuk
pondasi dapat dikerjakan sebagaimana layaknya.
Usaha pemompaan air ini tidak dari Coffer dam hendaknya dilengkapi dan
dikerjakan sedemikian agar beton muda atau bagian-bagian daripadanya tidak
ikut terbawa dalam proses pemompaan.
Pemompaan tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum lantai beton seal cukup
menjadi keras.

2.1.3.6 Pemeriksaan Penggalian dan Pengisian

Penggalian dan pengisian harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi dan kalau
perlu oleh pengawas setempat sebelum dimulainya tahap konstruksi. Direksi
akan segera memberitahukan kalau pengisian selesai sehingga ia dapat
bersiap-siap untuk mengetes secara tepat kepadatannya.
Setelah penggalian disetujui, penyedia barang/jasa harus segera mulai dengan
tahap konstruksi berikutnya dan tidak boleh membiarkan parit penggalian
ditinggal terbuka dalam jangka waktu lama untuk hal-hal yang tidak perlu.

BAB XII-13
2.1.4. Urugan Tanah

2.1.4.1 Umum

Urugan dilaksanakan pada:


1. Semua bekas lubang pondasi
2. Semua bagian yang harus ditinggikan, dengan jalan menimbun dengan
urugan tanah harus dilaksanakan menurut gambar serta peil-peil yang
telah ditetapkan, juga termasuk perataan dan penyelesaian tanah
halaman di sekitarnya.

2.1.4.2 Penggunaan Material Bekas Galian

Penyedia barang/jasa harus menjamin bahwa semua material bekas galian


yang akan dipergunakan kembali ditempatkan secara terpisah dan dilindungi
dari segala pengotoran-pengotoran seperti bahan-bahan yang dapat merusak
beton, akar dari pohon, kayu dan sebagainya.
Berbagai jenis material sebaiknya diletakkan terpisah, misalnya material yang
sifatnya keras dipisahkan dari yang sifatnya lembek, seperti lempung dan
sebagainya. Penggunaan jenis-jenis material yang akan dipakai untuk
keperluan penggunaan harus ada persetujuan dari Direksi.

2.1.4.3 Urugan Tanah

Semua pekerjaan pengurugan harus dilaksanakan lapis demi lapis secara


horizontal dan dipadatkan.
Tebal dari tiap lapis diambil 15 cm dan selama proses pemadatan, harus
dibasahi dengan air untuk mendapatkan hasil pemadatan yang maksimum.
Pemadatan harus dilakukan dengan alat pemadat mekanis (compactor) dan
untuk pekerjaan yang besar sifatnya, dapat dipakai roller dan sebagainya,
dengan kapasitas yang sesuai.
Tanah harus dipisahkan terlebih dahulu dari bahan-bahan yang dapat
membahayakan, misalnya dapat merusak permukaan beton ataupun lapisan
finishing yang lain.
Pengurugan dilaksanakan sampai mencapai peil yang ditetapkan dan diratakan
sampai nantinya tidak akan timbul cacat-cacat seperti turunnya permukaan,
bergelombang, dan sebagainya.

2.1.5. Lain-Lain

Pengurugan dengan bahan-bahan lain, misalnya dengan gravel, pecahan batu merah,
dan sebagainya harus dilaksanakan menurut gambar rencana. Bahan-bahan tersebut
harus bersih, bebas dari kotoran-kotoran, serta mempunyai gradasi yang sesuai dengan
yang diperuntukan.

BAB XII-14
2.1.6. Cara Pengukuran Hasil Kerja dan Dasar Pembiayaan

Jumlah yang akan dibayar, adalah jumlah kubikasi dalam m 3 dari tanah galian yang
diukur dalam keadaan asli dengan cara luas ujung rata-rata atau kubikasi dalam m3 dari
tanah yang dipadatkan pada pekerjaan urugan.
Volume tanah atau batu-batuan yang diukur adalah volume dari prisma yang dibatasi
bidang-bidang, sebagai berikut :
a. Bidang atas, adalah bidang horizontal seluas bidang pondasi yang melewati titik
terendah dari pertokoan tanah asli. Di atas bidang horizontal ini galian tanah
diperhitungkan sebagai galian tanah biasa yang sesuai dengan sifatnya.
b. Bidang bawah, adalah bidang yang sesuai dengan sifatnya
c. Bidang tegak, adalah bidang vertikal keliling
Pengukuran volume tidak diperhitungkan untuk galian yang dilakukan di bawah bidang
dasar pondasi atau di bawah bidang batas bawah yang ditentukan oleh Direksi. Juga
tidak diperhitungkan untuk galian yang diakibatkan oleh pengembangan tanah,
pemancangan, longsor, bergeser, runtuh atau karena sebab-sebab lain.
Kedudukan dasar pondasi yang tercantum pada gambar rencana, hanya bersifat
pendekatan dan perubahan-perubahan sesuai dengan ketentuan Direksi dapat diadakan
tanpa tambahan pembiayaan.
Volume galian konstruksi untuk tanah-tanah di bawah muka air tanah, akan dibayar
tersendiri, yaitu untuk volume tanah galian yang terletak minimum 20 cm di bawah
muka air tanah konstan pada lubang galian.
Jumlah yang diukur dengan cara seperti tersebut di atas tanpa mempertimbangkan cara
dimana material tersebut akan dibuang, dibayar menurut harga satuan sesuai dengan
mata pembiayaan yang akan disebut dibawah ini.
Harga tersebut harus telah mencakup semua pekerjaan yang perlu dan hal-hal lain yang
umum dikerjakan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik-baiknya.

2.2 PEKERJAAN BETON

2.2.1. Umum

Beton harus merupakan campuran dari semen, agregat halus, agregat kasar dan air,
dengan perbandingan sedemikian sehingga dalam beton yang dihasilkan, jumlah semen
yang terdapat di dalamnya minimal sesuai dengan persyaratan dalam spesifikasi. Hasil
akhir pekerjaan harus berupa beton yang baik, padat dan tahan lama serta memiliki
kekuatan dan sifat-sifat lain sebagaimana disyaratkan.
Perbandingan antara agregat halus dan agregat kasar tergantung dari gradasi
bahannya, tetapi jumlah agregat halus selalu minimal dengan ketentuan bahwa bila
dicampur dengan semen akan menghasilkan adukan yang cukup untuk mengisi ruang-
ruang rongga-rongga di antara agregat kasar dan terdapat sedikit sisa untuk finishing.

BAB XII-15
Untuk menjamin kekuatan dan ketahanan beton yang optimal, jumlah air yang dipakai
dalam adukan harus minimal sehingga menghasilkan kemudahan untuk dikerjakan
dan konsistensi yang sesuai dengan kondisi dan cara pengecoran beton.
Semua bahan, pengujian lain-lain yang diuraikan dalarn spesifikasi ini mengikuti
Acuan Normatif Indonesia yang telah diterapkan dengan tujuan menerapkan suatu
Acuan Normatif yang dapat diterima. Acuan Normatif lokal atau Acuan Normatif
lainnya dapat pula diterapkan asal sudah disetujui oleh direksi sebagai setara.

2.2.2. Bahan Bangunan Secara Umum

Semua bahan harus merupakan mutu terbaik yang tersedia dan sesuai dengan
"Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia (NI - 3 )", British Standar yang relevan
atau yang setara.
Penyedia barang/jasa harus menyediakan contoh dari semua bahan yang dipakai untuk
pekerjaan beton. Untuk memperoleh persetujuan dari Direksi dan tidak boleh memesan
bahan tersebut dalam jumlah besar sebelum diberikan persetujuan untuk pemakaian
bahan.
Direksi akan menahan contoh-contoh bahan yang sudah disetujui sebagai patokan,
pengiriman-pengiriman bahan selanjutnya akan dicek kesesuainnya dengan contoh
tersebut.
Penyedia barang/jasa tidak boleh melakukan penyimpangan yang berarti terhadap
contoh yang sudah disetujui, tanpa persetujuan dari direksi.
Semua bahan yang ditolak oleh direksi harus segera disingkirkan dari lapangan atas
biaya Penyedia barang/jasa.

2.2.3. Semen

Semen harus berupa semen portland (PC) biasa yang sesuai dengan Acuan Normatif SNI
15-2049-1994.
Semua semen yang berasal dari pabrikan yang sudah disetujui oleh Direksi dan harus
dikirim ke lapangan dalam kantong yang tertutup atau dalam tempat lain dari pabrikan
yang sudah disetujui.
Bilamana dikehendaki oleh Direksi, Penyedia barang/jasa harus memberikan pada
Direksi, satu faktur untuk tiap pengiriman semen, dimana tertera nama pabrikan, jenis
dan jumlah semen yang dikirim, bersama dengan sertifikat pengujian dari pabrikan
yang menyatakan bahwa semen yang dikirim sudah diuji dan dianalisa dalam segala
hal sesuai dengan Acuan Normatif.
Semua semen harus diangkut dan disimpan dalam tempat yang tidak tembus air serta
dilindungi dari kelembaban sampai saat pemakaian, semen yang membatu atau
menggumpal atau yang rusak kantongnya akan ditolak.
Semen harus menjalani pengujian tambahan yang sesuai dengan Acuan Normatif bila
dianggap perlu oleh Direksi. Direksi berhak untuk menolak semen yang tidak
memuaskan, sekalipun sudah terdapat sertifikasi dari pabrikan.

BAB XII-16
Semua semen yang ditolak harus segera disingkirkan dari lapangan atas biaya penyedia
barang/jasa. Penyedia barang/jasa harus menyediakan semua contoh pengujian dan
memberikan bantuan yang mungkin diperlukan oleh Direksi untuk melakukan
pengujian.
Penyedia barang/jasa harus menjamin agar setiap saat terdapat persediaan semen
dalam jumlah yang cukup dilapangan sehingga kemajuan kerja tidak terganggu dan
memberikan waktu yang cukup untuk pelaksanaan pengujian.
Penyedia barang/jasa harus menyediakan dan mendirikan gudang-gudang di tempat
yang sesuai untuk menyimpan dan menangani semen, gudang-gudang tersebut harus
benar-benar kering, berventilasi baik, tidak tembus air dan berkapasitas cukup. Lantai
gudang minimal harus X cm di atas tanah atau di atas air yang mungkin tergenang
dilantai. Ketika diangkut ke lapangan dengan lori/gerobak, semen harus ditutup
dengan terpal atau bahan penutup lain yang tidak tembus air, semen harus sesegera
mungkin digunakan setelah dikirim dan setiap semen yang menurut pendapat Direksi
sudah rusak atau tidak sesuai lagi akibat penyerapan air dari udara atau dari manapun,
harus ditolak dan disingkirkan dari lapangan atas biaya Penyedia barang/jasa.
Semen-semen yang berlainan jenis harus disimpan dalam gudang terpisah, semen-
semen harus disimpan menurut pengiriman sedemikian sehingga yang dikirim dahulu
dapat dipakai lebih dahulu.

2.2.4. Agregat

Agregat harus sesuai dalam segala hal dengan PBI 1971, bagian 2 atau B.S No. 852
1965.
Agregat kasar adalah agregat yang tertahan pada saringan 5 mm dan agregat halus
adalah agreghat yang lolos saringan 5 mm.
Untuk struktur atas dan beton tumbuk, agregat kasarnya harus bergradasi dari 25 mm
sampai 5 mm. Pemakaian agregat all - in (semua gradasi) tidak diperbolehkan.
Untuk beton kurus harus bergradasi dari 38 mm - 5 mm sebelum pembetonan dimulai,
sejumlah contoh tiap ukuran dan jenis agregat harus diserahkan kepada direksi untuk
disetujui. Dari jumlah tiap tersebut penyedia barang/jasa harus mengambil dua contoh
yang representatif dan mengadakan analisa gradasi serta pengujian lain sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi. Semuanya harus sesuai dengan British standard No. 812
:1968 atau yang setara.
Bila agregat yang disetujui den Direksi sudah terpilih, penyedia barang/jasa harus
mengusahakan agar seluruh pemasukan untuk tiap bahan berasal dari satu sumber
yang disetujui untuk menjaga agar mutu gradasi dapat dipertahankan pada seluruh
pekerjaan.
Pengujian lebih lanjut untuk menentukan variasi kemurnian atas gradasi bahan harus
dilakukan sekurang-kurangnya satu kali untuk tiap 25 ton yang dipasok.
Harus disediakan kapasitas penyimpanan yang mencukupi, baik disumber pemasokan
atau dilapangan untuk agregat halus dan kasar yang mutu serta gradasinya sudah
disetujui guna menjaga kesinambungan kerja.

BAB XII-17
2.2.5. Unsur-Unsur Tambahan / Additif

Pada umumnya pemakaian aditif dalam beton diperbolehkan asalkan sudah


memperoleh persetujuan tertulis dari Direksi.
Untuk beton kelas K 225 dianjurkan pemakain super plasticizer, pada dasarnya untuk
mengurangi rasio semen air guna membatasi penyusutan. Penyedia barang/jasa harus
memenuhi bahwa waktu pengadukan yang sangat tepat sangat penting dan jika dipakai
aditif ini, penyedia barang/jasa harus memberikan usulan secara terinci.

2.2.6. Adukan Percobaan

Dari adukan yang diusulkan harus diambil kubus uji sebagai berikut;
1. Untuk tiap kelas beton harus dibuat 6 kubus.
2. Tiga kubus harus diuji pada umur 7 hari dan tiga kali pada umur 28 hari.
3. Pada tiap umur pengujian kekuatan kubus tidak ada boleh yang lebih rendah dari
11/3 kali kekuatan kerja kubus uji yang disyaratkan, sebelum memulai pekerjaan,
detil lengkap mengenai pengujian ini bersama analisa gradasi dan perhitungan
rencana campuran (mix design) penyedia barang/jasa tidak boleh melakukan
mengecoran bagian manapun sebelum rencana campurannya disetujui oleh Direksi.
Direksi berwenang untuk meminta agar penyedia barang/jasa menyerahkan hasil
pengujian pada tenggang waktu tertentu dari beton yang di cor dalam pekerjaan
penyedia barang/jasa harus sudah memperhitungkan biayanya dalam nilai
penyedia barang/jasa.

Sebelum memulai pekerjaan, penyedia barang/jasa harus menyediakan 6 kubus beton


dari tiap kelas, kubus harus diuji pada tiap kekuatan 28 hari setelah dibuat. Penyedia
barang/jasa harus menyerahkan pada Direksi detil lengkap mengenai pengujian ini
bersama dengan analisa gradasi dan perhitungan rencana campuran, Penyedia
barang/jasa tidak boleh melakukan pengecoran sebelum Direksi menyetujui rencana
campuran.

2.2.7. Kelas Beton

Tabel 2.1 Kelas Beton


Rasio Air / Semen Kadar Semen
Mutu Beton Ukuran Agregat Maks. (mm) Min (Kg/m3 dari Campuran)
Maks. (Terhadap Berat)

37 0.45 315
K - 350 25 0.45 335
19 0.45 365
37 0.45 300
K - 300 25 0.45 320
19 0.45 350
37 0.5 290
K - 250 25 0.5 310
19 0.5 340
K -175 - 0.57 300
K - 125 - 0.6 250

BAB XII-18
Perbandingan campuran yang diberikan di atas telah diperkirakan guna mencapai
kekuatan yang disyaratkan pada umur 28 hari setelah pengecoran, dengan ketentuan
bahwa yang dipakai bermutu baik dan pengawasan dilakukan dengan baik
Beton dinilai dengan pengertian bahwa kekuatan yang disyaratkan untuk kelas tertentu
lebih menentukan dari pada perbandingan campuran yang diperlihatkan.
Jika temyata persyaratan kekuatan tidak terpenuhi, Direksi berwenang untuk
memperbaiki perbandingan campuran atas biaya penyedia barang/jasa untuk
mencapai kekuatan rencana.

Tabel 2.2 Mutu Beton

Kuat Tekan Karakteristik Min. (Kg/cm2) SLUMP ( mm)


Mutu Beton Benda Uji Kubus 15 x 15 x 15 cm3 Benda Uji Silinder 15 x 30 cm Digetarkan Tidak Digetarkan
7 hari 28 hari 7 hari 28 hari
K 350 250 350 210 290 20 - 50 50 - 100
K 300 215 300 180 250 20 - 50 50 - 100
K 250 180 250 150 210 20 - 50 50 - 100
K 225 150 225 125 190 20 - 50 50 - 100
K 175 115 175 95 145 20 - 50 50 - 100
K 125 80 125 70 105 20 - 50 50 - 100

2.2.8. Pengujian Beton dan Bahan-Bahan Beton

Pada umumnya metoda pengujian sesuai dengan PB1 1971 bagian 4.7 dan dapat juga
mencakup pengujian slump dan kompresi. Jika beton tidak dapat memenuhi syarat
percobaan slump, adukan yang tidak disetujui tidak boleh dipakai dan harus
disingkirkan dari lapangan oleh penyedia barang/jasa. Jika pengujian tekan (kompresi)
gagal, harus diterapkan prosedur perbaikan sebagaimana diuraikan dalam PBI1971.
Percobaan kubus harus dilaksanakan menurut instruksi dari Direksi, tetapi sekurang-
kurangnya 1 kubus untuk tiap 10 m3 atau 5 m3 minimal 3 kubus tiap hari.
Kubus-kubus tersebut harus ditempatkan dalam kondisi yang sama dengan kondisi
yang sebenarnya dan harus diuji setelah 7 atau 28 harus menurut keputusan Direksi.
Biaya percobaan ini akan dibebankan pada penyedia barang/jasa.

2.2.9. Pengontrolan Mutu Beton dan Pengujian Kekuatan di Lapangan

Penyedia barang/jasa bertanggung jawab sepenuhnya untuk menghasilkan beton yang


seragam yang memiliki kekuatan serta sifat-sifat lain sebagaimana ditetapkan. Untuk
ini Penyedia barang/jasa harus menyediakan dengan biaya sendiri serta menggunakan
alat penimbang yang akurat, sistem volumetrik yang akurat untuk mengukur air,
peralatan yang sesuai untuk mengaduk dan mengecor beton serta peralatan dan
fasilitas lain yang diperlukan untuk pengujian sebagaimana yang diuraikan di sini atau
menurut petunjuk direksi.

BAB XII-19
2.2.10. Penolakan Beton

Jika pengujian kekuatan tekan dari suatu kelompok kubus uji gagal mencapai standar
yang ditetapkan, maka Direksi berwenang untuk menolak seluruh pekerjaan beton
darimana kubus-kubus tersebut diambil.
Direksi juga berwenang untuk menolak beton yang berongga, porous atau yang
permukaan akhimya tidak baik. Dalam hal penyedia barang/jasa harus menyingkirkan
beton yang ditolak tersebut dan menggantinya menurut instruksi dari Direksi sehingga
hasilnya menurut penilaian Direksi sudah memuaskan

2.2.11. Pengukuran Bahan-Bahan Beton

Semua bahan untuk beton harus ditetapkan proporsinya menurut berat, kecuali air
yang boleh diukur menurut volume. Agregat halus dan kasar harus diukur menurut
volume terpisah dengan alat penimbang yang disetujui, yang memenuhi ketepatan ± 1
%. Pengukuran volume dapat diijinkan asal disetujui oleh Direksi.
Peralatan yang dipakai untuk menimbang semua bahan dan mengukur air yang
ditambahkan serta metoda penentuan kadar air harus sudah disetujui oleh Direksi
sebelum beton di cor.

2.2.12. Pengadukan Beton

Beton harus diaduk ditempat yang sedekat mungkin dengan tempat pengecor,
pengadukan harus menggunakan mixer yang digerakkan dengan daya yang kontinyu
serta mempunyai kapasitas minimal 1 m3 jenisnya harus disetujui oleh Direksi dan
dijalankan dengan kecepatan sebagaimana dianjurkan oleh pabrikan.
Pengadukan beton dengan tangan tidak diijinkan, kecuali jika sudah disetujui oleh
Direksi untuk mutu beton tertentu.
Pengadukan harus sedemikian sehingga beton tersebar merata ke seluruh massa, tiap
partikel terbungkus mortar dan mampu menghasilkan beton padat yang homogen
tanpa adanya air yang berlebihan.

2.2.13. Pengangkutan dan Pengecoran Beton

Pengecoran beton di bagian manapun tidak boleh dimulai sebelum Direksi memeriksa
dan menyetujui bekisting, penulangan, angkur-angkur dan lainnya dimana beton akan
di cor.
Isi pengaduk beton (mixer) harus dikeluarkan dalam satu operasi menerus dan beton
harus diangkut tanpa terjadi segregasi komponen-komponennya.
Beton harus diangkut dalam ember yang bersih dan tidak tembus air atau gerobak
dorong, metoda pengangkutan yang lain dapat dipakai asalkan sudah mendapat
persetujuan dari Direksi dan harus tepat mengikuti instruksi terinci yang diberikan
untuk maksud tersebut. Alat-alat yang dipakai untuk mengangkut dan mencor beton

BAB XII-20
harus dibersihkan dan dicuci setiap hari setelah dipakai bekerja dan bila pengecoran
dihentikan selama lebih dari 30 menit.
Semua beton yang diaduk di lapangan harus ditempatkan pada posisi akhimya dan
dipadatkan dalam waktu 40 menit setelah ditambahkan dari dalam mixer. Pada
umumnya beton tidak boleh dijatuhkan bebas dari ketinggian lebih dari 1,5 meter
tetapi jika bagian pekerjaan tertentu memerlukan agar beton dijatuhkan dari tempat
tinggi maka dikerjakan sedemikian sehingga mencegah segregasi dan harus dijaga agar
aliran beton tidak terputus-putus. Seluruh operasi ini harus mendapat persetujuan dari
Direksi.
Pengecoran suatu unit atau bagian pekerjaan harus dilaksanakan dalam satu operasi
menerus atau hingga mencapai bagian yang ditentukan.
Beton dan penulangan yang menonjol tidak boleh diganggu dengan cara apapun
sekurang-kurangnya 48 jam sesudah beton dicor, kecuali jika diperoleh ijin tertuiis
dari Direksi. Semua beton harus dicorkan pada siang hari, pengocoran bagian
manapun tidak boleh dimulai jika dapat diselesaikan pada siang hari kecuali jika sudah
diperoleh ijin dari Direksi untuk pengerjaan malam hari, ijin demikian tidak akan
diberikan jika penyedia barang/jasa tidak menyediakan sistem penerimaan yang
memadai, yang disetujui oleh Direksi.
Penyedia barang/jasa harus membuat catatan lengkap mengenai tanggal, waktu dan
kondisi. Pengecoran beton pada tiap bagian pekerjaan, catatan ini harus tersedia untuk
diperiksa oleh Direksi Pekerjaan.

2.2.14. Pemadatan Beton

Beton harus dipadatkan seluruhnya dengan memakai vibrator mekanis yang


dioperasikan oleh tenaga ahli, berpengalaman dan terlatih.
Hasil pekerjaan beton berupa masa yang seragam, bebas dari rongga, segregasi dan
sarang lebah (Honey Comb) memperlihatkan permukaan yang merata ketika bekisting
dibuka dan mempunyai kepadatan yang mendekati kepadatan uji kubus.
Vibrator bertipe "Rotary Out of Balance" (berputar di luar keseimbangan) dengan
frekuensi tidak kurang dari 8000 putaran per menit dan mampu menghasilkan
percepatan sebesar 69 pada beton yang disentuhnya. Harus diperhatikan agar semua
bagian beton terkena vibrasi tanpa timbuf segregasi akibat vibrasi yang berlebihan.
Vibrator tidak boleh langsung mengenai penulangan terutama jika penulangan
menerus pada beton yang sudah mulai mengeras. Jumlah vibrator ynag dipakai di
dalam suatu pengecoran harus sesuai dengan laju pengecoran. Penyedia barang/jasa
harus juga menyediakan sekurang-kurangnya 1 vibrator cadangan untuk dipakai bila
terjadi kerusakan.

2.2.15. Lantai Kerja

Beton bertulang tidak boleh diletakkan langsung dipermukaan tanah, kecuali jika
ditetapkan lain, maka harus dibuat lantai kerja minimal 5 cm (1:3:5) di atas tanah
sebelum tulangan beton ditempatkan.

BAB XII-21
2.2.16. Spesi Semen (Semen Mortar)

Spesi harus terdiri dari satu bagian semen sebanding sejumlah bagian agregat halus
yang ditetapkan dan ditambah air bersih sedemikian sehingga dihasilkan campuran
akhir yang konsistensinya plastisnya disetujui oleh Direksi. Spesi harus diaduk pada
satu landasan kayu atau logam dalam jumiah kecil menurut keperluan dan setiap spesi
yang sudah mulai mengeras atau telah dicampur dalam waktu lebih dari 30 menit tidak
boleh dipakai dalam pekerjaan. Spesi yang sudah mengeras sebagian tidak boleh diolah
lagi untuk dipakai.

2.2.17. Perlindungan dan Pengeringan Beton

Semua permukaan yang terbuka dilindungi dari matahari dan semua beton harus
dijaga tetap lembab dengan cara dibasahi sekurang-kurangnya setelah pengecoran.
Perlindungan diberikan menutupi dengan pasir basah sekurang-kurangnya setebal 5
cm, atau dengan kantong-kantong goni basah ataupun dari pengaruh lain yang dapat
merusak permukaan yang lunak sebelum terjadi pengerasan.
Penyedia barang/jasa harus menjaga agar pekerjaan beton baru selesai tidak diberi
beban yang intansitasnya dapat menimbulkan kerusakan. Setiap kerusakan yang timbul
akibat pembebanan yang terlalu dini atau pembebanan berlebih harus diperbaiki oleh
penyedia barang/jasa atas biaya sendiri hingga memuaskan Direksi.

2.2.18. Pengerjaan Permukaan Beton dengan Sendok Semen

Bila dilaksanakan perataan permukaan atas dari beton yang dicor setempat, permukaan
yang dihasilkan harus datar dengan nilai akhir yang rata tetapi berstektur kasar
sebelum pengerasan pertama dimulai, permukaan tersebut harus diratakan lagi dengan
sendok dimana perlu untuk menutupi keretakan dan mencegah timbulnya lelehan yang
berlebihan pada permukaan beton yang terbuka.

2.2.19. Siar-Siar Konstruksi

Semua siar kontruksi beton harus dibentuk rata horizontal atau vertikal. Siar-siar
tersebut harus berakhir pada bekisting yang kokoh yang dipasang dengan baik, jika
perlu dibor guna melewati penulangan. Bila pengecoran ditunda sampai pengecoran
beton mulai mengeras, maka dianggap terdapat siar konstruksi. Pengecoran beton
harus dilaksanakan menerus dari satu siar ke siar berikutnya, tanpa memperhatikan
jam-jam makan.
Siar-siar konstruksi pada permukaan yang terbuka harus sungguh horizontal atau
vertikal dan jika diperlukan dipasang juga beading di dalam dinding bekisting pada
permukaan yang terbuka untuk menjamin penampilan siar yang memuaskan sebelum
menempatkan beton baru pada beton yang sudah mengeras, permukaan siar beton
yang sudah dicor harus dibersihkan seluruhnya dari benda-benda asing atau serpihan.

BAB XII-22
Jika umur beton kurang dari 3 hari, permukaan tersebut harus disiapkan dengan
penyikatan seluruhnya, tetapi jika umumya sudah lebih dari 3 hari atau sudah terlalu
keras, permukaan tersebut harus dicetak secara ringan atau ditembus dengan pasir
(Sand Blasted) untuk memperlihatkan agregat. Setelah permukaan tersebut dibersihkan
dan disetujui oleh Direksi bekisting akan diperiksa dan dikencangkan. Siar-siar
konstruksi harus dikerjakan sebagaimana ditetapkan pada gambar atau spesifikasi.

2.2.20. Bekisting

Semua bekisting harus dirancang dan dibuat sehingga dinilai memuaskan oleh Direksi.
Penyedia barang/jasa harus menyerahkan rancangannya untuk menyetujui dalam
jangka waktu yang cukup sebelum pekerjaan dimulai.
Semua bekisting harus diperkuat dengan Idem dari balok kecil dan harus yang kuat
serta cukup jumlahnya untuk menjaga agar tidak terjadi distorsi ketika beton dicorkan,
dipadatkan dan mengeras. Bekisting dari kayu dan triplek harus dibuat dari kayu yang
sudah diolah dengan baik, semua sambungan harus cukup kencang agar tidak terjadi
kebocoran. Pengikat baja untuk di dalam atau blok antara (spacer) yang sudah disetujui
atau dipakai, bagian dari pengikat atau pengantara yang ditanam permanen dalam
beton sekurang-kurangnya harus berjarak 5 cm dari permukaan akhir beton. Setiap
lubang dalam permukaan beton yang timbul akibat pengikat atau pengantara yang
harus tertutup dengan rapi segera setelah bekisting dibuka dengan spesi semen yang
campuran serta konsistensinya sama dengan mutu beton induknya.
Semua permukaan beton yang terbuka harus licin dan halus, maka bekisting harus
dilapisi dengan triplek bermutu tinggi yang sudah disetujui
Pada umumnya bekisting, akan diperiksa oleh Direksi lebih dari 3 kali sebelum
memasang kayu bekisting, Direksi akan memilih panil kayu yang boleh dipakai ulang,
panil kayu lapis yang ditolak oleh Direksi harus disingkirkan. Direksi sama sekali tidak
bertanggung jawab atas mutu permukaan akhir setelah memberikan persetujuan atas
bekisting. Semua sudut kolom dan balok yang terbuka harus diberi alur (1,5 cm)
kecuali jika ditetapkan lain oleh Direksi. Kolom dan dinding harus diberi lubang agar
kotoran, debu, dan benda lainnya dapat disingkirkan sebelum beton dicorkan.

2.2.21. Penulangan

Semua baja tulangan harus bebas dari serpihak karat lepas, minyak, gemuk, cat, debu
atau zat lainnya yang dapat mengganggu perletakan yang sempurna antara tulangan
beton. Jika diinstruksikan oleh Direksi, baja harus disikat atau dibersihkan sebelum
dipakai. Beton tidak boleh dicorkan sebelum penulangan diperiksa dan disetujui oleh
Direksi.

BAB XII-23
2.2.21.1 Bahan-Bahan

Baja tulangan sedang harus BJTP 24 yang sesuai dengan Sll 0136 1984,
British Standard No. 785 atau yang setara untuk baja tulangan yang polos.
Baja tulangan bertegangan tinggi harus BJTP 40 yang sesuai dengan SII
0136-1984. British Standard No. 4449 : 1969 atau yang setara untuk baja
ulir yang bertegangan tinggi, tegangan rendah baja tulangan bertegangan
tinggi harus minimal 40.0 kg/cm2.

2.2.21.2 Penyimpangan

Bila baja tulangan harus disimpan di bawah atap yang tahan air dan diberi
alas kaki dari muka tanah atau air yang tergenang serta harus diiindungi
dari kemungkinan kerusakan dan karat.

2.2.21.3 Penekukan

Pada tahap awal pekerjaan, penyedia barang/jasa harus mempersiapkan


daftar tekukan (Bending Schedule) untuk disetujui oleh Direksi. Semua baja
tulangan harus ditekuk secara tepat menurut bentuk dan dimensi yang
memperlihatkan dalam gambar dan sesuai dengan British Standard 4466 :
1969 atau yang setara yang dipasang pada posisi yang ditetapkan dapat
dipenuhi semua tempat. Baja harus ditekuk dengan alat yang sudah
disetujui oleh Direksi.
Tulangan tidak boleh ditekuk atau diluruskan dengan cara yang dapat
menimbulkan kerusakan, tulangan yang mempunyai lengkungan atau
tekukan yang tidak sesuai dengan gambar tidak boleh dipakai.
Bila diperlukan suatu radius untuk tekukan atau lengkungan maka
dikerjakan dengan sebuah per yang mempunyai diameter 4 kali lebih besar
dengan diameter batang yang ditekuk.

2.2.21.4 Pemasangan

Tulangan harus dipasang dengan tepat sesuai posisi yang diperlihatkan


pada gambar dan harus ditahan jaraknya dari bekisting dengan memakai
dudukan beton atau gantungan logam menurut kebutuhan dan pada
persilangan diikat dengan kawat baja pada pilar dinding dengan diameter
tidak kurang dari 2,6 mm, ujung-ujung kawat harus diarahkan kebagian
tubuh utama beton.
Bila pengatur jarak dari spesi pracetak untuk mengatur tebal beton deking
sekurang-kurangnya harus mempunyai kekuatan yang sama dengan
kekuatan yang ditetapkan untuk beton yang sedang di cor dan harus sekecil
mungkin. Block-block ini harus dikencangkan dengan kawat yang ditanam
di dalamnya dan harus dicelupkan dalam air sebelum dipakai.

BAB XII-24
Tulangan yang untuk sementara dibiarkan menonjol keluar dari beton pada
siar kontruksi atau lainnya tidak boleh ditekuk selama pengecoran ditunda
kecuali diperoleh persetujuan dari Direksi.
Sebelum pengecoran, seluruh tulangan harus dibersihkan dengan teliti dari
beton yang sudah mengering atau mengering sebagian yang mungkin
menempel dari pengecoran sebelumnya. Sebelum pengecoran tulangan
yang sudah dipasang pada tiap pekerjaan harus disetujui oleh Direksi.
Pemberitahuan kepada Direksi untuk melakukan pemeriksaan harus
disampaikan dalam tenggang waktu pekerjaan. Jarak minimal dari
permukaan suatu batang termasuk sengkang kepermukaan beton terdekat
dengan gambar untuk tiap bagian pekerjaan.

2.2.22. Beton Ready Mix

Beton Ready Mix harus berasal dari suatu sumber yang disetujui oleh Direksi dan harus
memenuhi persyaratan yang diuraikan pada ayat 6 dari British Standard No. 1926,
1962, Penyedia barang/jasa harus bertanggung jawab untuk mengusahakan agar beton
memenuhi persyaratan dalam spesifikasi ini termasuk pengontrolan mutu, keteraturan
pengiriman serta pemasukan beton secara berkesinambungan. Jika salah satu dari
persyaratan dalam spesifikasi ini tidak dipenuhi, Direksi akan menarik kembali
persetujuannya dan mengharuskan penyedia barang/jasa mengganti pemasok.
Penyedia barang/jasa harus menyediakan di lapangan 1 timbangan dan saringan -
saringan standard dengan penggetar (Shaker) untuk mengecek secara teratur
campuran yang sudah direncanakan.
Penyedia barang/jasa harus mengatur agar Direksi dapat memeriksa alat pembuat
beton ready mix bila mana diperlukan.
Penyedia barang/jasa harus membuat catatan-catatan yang diperlukan, catatan-catatan
mengenai semen, agaregat dan kadar air kedap tiap adukan harus diserahkan kepada
Direksi setiap hari. Berat semen dan agregat kasar serta halus harus terus dicatat dalam
dokumen pengiriman, harus dilakukan pengujian secara periodik untuk menentukan
kadar air agregat dan jumlah air yang ditambahkan pada setiap adukan harus
disesuaikan menurut hasil tes tersebut
Pada dokumen pengiriman harus dicantumkan catatan waktu pengadukan dan
penambahan air, dikirimkan bersama dengan pengemudi lori di paraf oleh pencatat
waktu yang bertanggung jawab di tempat pengadukan.
Di lapangan dibuat catatan yang meliputi hal-hal berikut ini:
1. Waktu kedatangan lori
2. Waktu registrasi lori dan nama depot
3. Waktu ketika beton telah dicorkan dan dibiarkan tanpa gangguan
4. Mutu beton atau kekuatan yang ditentukan oleh ukuran agregat maksimum.
5. Posisi dimana beton dicorkan
6. Tanda-tanda referensi dari kubus uji yang diambil dari pengiriman tersebut
7. Slump (atau faktur kompaksi)

BAB XII-25
Beton harus ditempatkan dan dibiarkan tanpa gangguan, dalam posisi akhimya dalam
waktu 1 jam dari saat semen pertama kali bertemu dengan air pengaduk.
Buku catatan harus selalu tersedia untuk diperiksa oleh Direksi atau
Wakilnya.

2.2.23. Toleransi untuk Beton yang Tidak Terbuka (Tidak Diekspos)

Posisi bagian-bagian struktur antara lain as-as balok/dinding/pelat harus tepat dalam
batas-batas toleransi 1 cm tetapi akumulasi toleransi tidak diperbolehkan. Ukuran
bagian antara lain pada potongan-potongan balok/pelat harus tepat dengan toleransi -
0.3 cm sampai + 0.3 cm.

2.2.24. Toleransi dengan Muka Beton yang Halus (Fair Face)

Toleransi untuk beton dengan muka halus adalah 0.6 cm, posisi bagian struktur
maksimum 0.3 cm untuk bagian struktur, Pergeseran papan bekisting pada siar-siar
tidak boleh melebihi 0.1 cm dan perbedaan garis sepada (alignment) bagian struktur
harus dalam batas 0.1 % akumulasi toleransi tidak diperbolehkan.

2.2.25. Pemasangan Kolom-Kolom Pracetak

Kolom-kolom pracetak harus dipasang sedemikian sehingga tidak timbul kerusakan


pada kolom. Sebelum mulai pemasangan kolom, level yang tepat harus ditentukan
dengan memakai blok-blok batas yang dicor pada pondasi, semuanya harus disetujui
oleh Direksi. Posisi kolom yang dapat selama pengerasan spesi dijaga dengan
penopang-penopang yang didesain dengan baik dan diangkur pada balok atau pelat
pondasi.
Penopang-penopang ini dapat dilepaskan menurut persyaratan kekuatan bahan spesi,
tetapi tidak boleh kurang dari 7 hari setelah spesi diterapkan. Direksi berhak untuk
menolak kolom yang mengalami kerusakan.

2.2.26. Pemberian Lapisan Permukaan

Lantai permukaan sebagaimana ditunjukkan pada gambar harus merupakan master


cron, non metalic florr Herdaner, Pemberian lapisan harus mengikuti pentunjuk dari
pabrikan.

2.2.27. Kemiringan Plat Lantai

Semua kemiringan plat lantai sebagaimana ditunjukan pada gambar harus dihitung
dari tebal pelat lantai yang diperlukan, bagian bawah yang diperlukan, bagian bawah
dari plat lantai ini baik miring maupun yang horizontal.

2.2.28. Cacat pada Beton

BAB XII-26
Walaupun hasil uji kubus sudah memuaskan, Direksi tetap berhak untuk menolak yang
ternyata memiliki salah satu atau lebih dari cacat berikut;
1. Beton tidak sesuai bentuk atau posisinya dengan yang diperlihatkan pada gambar
2. Beton tidak tegak lurus atau datar menurut ketentuan
3. Beton mengandung kayu atau benda asing lainnya
Setiap permukaan yang terlihat bersarang lebah tetapi diterima oleh Direksi harus diisi
dengan spesi semen yang memakai perbandingan semen dan agregat halus yang sama
seperti beton yang harus dikerjakan hingga mencapai permukaan yang benar dengan
memakai kikir.

2.2.29. Percobaan Bekisting untuk Finishing

Untuk menghasilkan akhir yang halus, penyedia barang/jasa harus melakukan


percobaan finishing untuk permukaan halus, percobaan ini akan dilakukan pada balok
pondasi dan kepala tiang menurut petunjuk Direksi.
Jika percobaan ini tidak memenuhi standar beton muka halus sebagaimana disebutkan
dalam spesifikasi ini, penyedia barang/jasa harus mengubah rencana campuran beton
dan/atau rencana bekisting dan selanjutnya melakukan percobaan lagi sampai
dihasilkan standar beton muka halus yang disetujui oleh Direksi.
Rencana Penyedia barang/jasa untuk percobaan ini diserahkan kepada Direksi dalam
jangka waktu yang cukup lama sebelum pekerjaan beton dimulai.

2.2.30. Air

Air untuk mengaduk dan mengeringkan beton harus bersih dari unsur-unsur atau
kotoran yang berbahaya yang dapat mempengaruhi daya pengikat semen.
Direksi dapat meminta agar dilakukan uji kimiawi setiap saat dan biaya pengujian ini
dibebankan pada penyedia barang/jasa.

2.2.31. Pengujian Struktur - Struktur Hidrolis


2.2.31.1 Umum
Pengujian struktur hidrolis, semua dinding harus bersih dari timbunan
supaya kebocoran pada dinding dapat diketahui dengan jelas.
Setiap Konstruksi harus diisi air bersih dalam pengujian ini dan dibiarkan
terisi sekurang-kurangnya 48 jam ketinggian air selama waktu tersebut
harus diamati dan tidak boleh terlihat adanya penurunan muka air,
penurunan maksimum yang diijinkan selama 24 jam adalah 1 (satu) cm.

2.2.31.2 Perbaikan

Setiap kebocoran yang diketahui harus diperbaiki sampai tidak terlihat lagi
adanya kebocoran.

BAB XII-27
Bila kebocoran melebihi nilai penurunan maksimum yang diijinkan,
penyedia barang/jasa harus mengadakan perbaikan secara umum atas
biaya sendiri, setelah perbaikan selesai, metoda pengujian hidrolis harus
diulangi sebagaimana diuraikan pada ayat ini.
Pengujian tidak perlu diulangi jika:
1. Tidak terlihat adanya kebocoran dan
2. Penurunan taraf muka air tidak melebihi nilai yang ditetapkan yaitu 1
cm
Perbaikan tempat yang mengalami kebocoran harus dikerjakan misalnya
dengan sumber air dari luar atau produk lain yang disetujui Direksi.
Semua bahan harus dipakai dan diterapkan tepat sesuai dengan petunjuk
pabrikan.

2.3 PEKERJAAN BAJA

2.3.1 Umum

Baja Profil maupun plat yang digunakan pada pekerjaan ini adalah baja dari jenis SS
400 / ASTM 36 yang diproduksi dari pabrik-pabrik terkenal dan dijamin oleh
sertifikat. Baja konstruksi harus memenuhi syarat-syarat pengujian, pemilihan,
pengukuran, penimbangan pengujian tarik dan pengujian lentur dalam keadaan
dingin. Jika dipandang perlu Direksi dapat memerintahkan untuk dilakukan pengujian
terhadap baja konstruksi tersebut sesuai dengan persyaratan pengujian yang berlaku.

2.3.2 Pabrikasi

2.3.2.1 Pemeriksaan dan Sebagainya

Tukang-tukang yang digunakan adalah tenaga ahli pada bidangnya


melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai dengan petunjuk Direksi.
Direksi mempunyai kebebasan sepenuhnya untuk setiap waktu melakukan
pemeriksaaan pekerjaan dan tidak satupun pekerjaan dibongkar atau
disiapkan untuk dikirim sebelum disetujui oleh Direksi. Setiap pekerjaan
yang dianggap tidak memenuhi syarat karena cacat atau tidak sesuai
dengan gambar rencana, Penyedia barang/jasa harus segera atau
memperbaiki dengan biaya sendiri. Penyedia barang/jasa harus
menyediakan sendiri semua alat-alat yang diperlukan serta perancah agar
dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

2.3.2.2 Pola (Mal) Pengukuran dan Sebagainya

Semua pola (mal) dan semua peralatan yang dibutuhkan untuk menjamin
ketelitian pekerjaan harus disediakan oleh Penyedia barang/jasa, semua
pengukuran harus dilakukan dengan menggunakan pita-pita baja yang

BAB XII-28
telah disetujui. Ukuran dari pekerjaan baja yang tertera pada gambar
rencana dianggap kurang pada suhu 25" (normal)

2.3.2.3 Meluruskan

Plat harus diperiksa kerataannya, semua batang harus diperiksa


keseluruhannya sebelum dilakukan dan semua bagian tersebut harus bebas
dari puntiran dan kalau perlu diadakan tindakan-tindakan perbaikan
sehingga kalau plat itu tersusun akan terlihat rapat seluruhnya.

2.3.2.4 Memotong

Kecuali diisyaratkan lain, pekerjaan baja dapat dipotong dengan cara


menggunting, menggergaji, atau dengan las pemotong. Permukaan yang
diperoleh dari pemotongan harus menyiku pada bidang yang dipotong
tepat dan rata menurut ukuran yang diperlukan penyelesaian pada
permukaan umumnya dilakukan oleh mesin atau gerinda. Bila digunakan
las pemotong, maka hanya permukaan yang merata dapat digerinda
seperlunya. Ujung dari plat penguat harus dipotong dan diselesaikan agar
rapat dengan flens dari gambar ujung dan batang tekan, dan gelagar-
gelagar batang lain yang disambung dengan plat penyambung dengan
memakai paku keling atau baut harus diratakan setelah pabrikasi agar
rapat seluruhnya. Pada sambungan batang tekan maka toleransi maksimum
adalah 0.1 mm dan tidak untuk sambungan batang tarik maksimum 0.2
mm untuk setiap titik sambungan.

2.3.2.5 Pekerjaan Mesin Perkakas dan Mesin Gerinda

Kalau plat digunting, digergaji atau dipotong dengan las pemotong, kecuali
seperti apa yang disebut di atas maka pemotongan pada metal yang
diperbolehkan untuk dibuang maksimal 3 mm pada plat yang mempunyai
tebal 12 mm, 6 mm untuk plat yang mempunyai tebal 12 mm dan 6 mm
untuk plat dengan tebal 24 mm.

2.3.2.6 Memotong dengan Las Pemotong

Las pemotong digerakkan secara mekanis dan diarahkan dengan sebuah


mal serta bergerak dengan kecepatan tetap. Pinggir yang dihasilkan oleh las
pemotong harus bersih serta lurus untuk menghaluskan tepi yang telah
dipotong tersebut tidak diperkenankan menggunakan las pemotong. Bila
dikehendaki oleh Direksi, dapat digerinda yang bergerak searah dengan
arah las pemotong tapi harus diselesaikan sehingga bebas dari seluruh
bekas kotoran tadi.

BAB XII-29
2.3.2.7 Pekerjaan Las dan Pengawas Pekerjaan Las

Pekerjaan las yang harus dikerjakan oleh tukang kayu di bawah


pengawasan langsung seorang yang menurut anggapan Direksi
mempunyai training dan pengalaman yang sesuai untuk pekerjaan
semacam itu. Penyedia barang/jasa harus menyerahkan kepada Direksi
mendapatkan persetujuan dari contoh lain yang hendak dipakai dan setelah
mendapat persetujuan maka cara tersebut tidak akan mengubah lagi tanpa
persetujuan tertulis lebih lanjut. Detil-detil khusus yang menyangkut cara
persiapan sambungan, cara pengolahan, jenis dan ukuran elektrode,
tebalnya bagian-bagian ukuran dari las serta kekuatan arus listrik untuk las
tersebut. Harus diajukan oleh penyedia barang/jasa untuk mendapat
persetujuan dari Direksi terlebih dahulu sebelum pekerjaan dengan las
listrik dapat dilakukan. Ukuran elektrode, arus dan tegangan listrik dan
kecepatan busur listrik yang digunakan pada las listrik harus yang seperti
tidak akan dibuatnya penyimpangan tanpa persetujuan tertulis dari Direksi.
Plat dan potongan yang hendak dilas harus bebas dari kotoran besi,
minyak, gemuk cat dan lainnya yang dapat mempengaruhi mutu
pengelasan. Bila terjadi retak, susut, retak pada bahan dasar, berlubang dan
kurang tetap letaknya, harus disingkirkan.

2.3.2.8 Mengebor

Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari material. Bila
memungkinkan semua plat potongan-potongan dan sebagainya harus
dijepit bersama-sama untuk membuat lubang dan dibor menembus seluruh
tebal sekaligus. Bila menggunakan baut-baut pas pada salah satu lubang ini
dibor lebih kecil dan baru kemudian diperbesar untuk mencapai ukuran
yang sebenarnya. Cara lain adalah bahwa batang-batang dapat dilubangi
tersendiri dengan menggunakan mal. Setelah mengebor seluruh kotoran
besi harus disingkirkan, plat-plat dan sebagainya dapat dilepas bila perlu.

2.3.2.9 Menuang dan Menempa

Semua tuangan harus baik dari lubang-lubang sumbatan ataupun cacat-


cacat lain. Segera setelah tuangan dikeluarkan dari acuan maka Direksi
harus diberi tahu sehingga ia dapat melakukan pemeriksaan. Hasil tuangan
yang cacat tidak diperkenankan untuk diperbaiki dan hasil tuangan tidak
boleh cacat, bebas dari lubang sumbatan dan lainnya. Tuangan dan
tempaan harus disempurnakan dengan mesin hubungan diselesaikan dan
dicocokkan dengan menggunakan mesin perkakas yang menghasilkan
pekerjaan dengan mutu tinggi.

BAB XII-30
Tuangan dan tempaan yang terletak di atas beton bila menurut pendapat
Direksi dalam penyelesaian permukaan bawah yang akan berhubungan
dengan beton tidak cukup baik, maka harus diolah mesin perkakas dan
biaya-biaya untuk pekerjaan tersebut dibebankan atas resiko Penyedia
barang/jasa.

2.3.3 Penyediaan Untuk Pemasangan Akhir

2.3.3.1 Penyediaan Paku Keling, Baut dan Sebagainya

Penyedia barang/jasa harus menyediakan seluruh jumlah paku keling,


mur, baut cincin baut dan sebagainya yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan di lapangan sebanyak 10 % dari setiap ukuran
paku keling ataupun ukuran baut mur dan cincin baut pada saat
pengiriman, kepada Direksi. Penyedia barang/jasa menyerahkan montase
(kalau diperlukan pihak ke 3) dua copy daftar paku keling dan bautnya
yang menyatakan jumlah, ukuran, kualitas serta letaknya dimana akan
dipakai pada pekerjaan.

a. Paku Keling
Ukuran paku keling yang tertera pada gambar rencana adalah ukuran
sebelum dipanaskan. Kepala paku keling haruslah penuh, dibentuk
dengan cermat, konsentris dengan batangnya dan berhubungan
langsung dengan permukaan batang. Setiap paku keling harus cukup
panjang membentuk kepala dengan ukuran-ukuran standard serta
cukup untuk lubang.
b. Baut, Mur dan Cincin Baut (selain dari baja keras)
Semua baut mur, hitam atau pas harus mempunyai kepala yang
ditempa tepat konsentris dan siku dengan batangnya dengan kepala
serta mur yang hexagonal (kecuali jika jenis kepala yang lain
diisyaratkan dalam gambar). Batang baut haruslah lurus dan baik. Bila
dipakai baut pas diameternya harus seperti diameter yang tertera
dalam gambar rencana haruslah dikelompokkan dengan cermat sesuai
dengan ukuran panjang batangnya yang tak berulir. Diameter lubang
cincin baut adalah 1.50 mm lebih besar dari diameter baut. Baut stall
haruslah baut hitam yang 1,5 mm lebih kecil dari diameter lubang
dimana digunakan. Baut baja keras. Mur dan cincin baut harus
berukuran seperti yang tertera pada gambar rencana dan harus
memenuhi Acuan Normatif.

2.3.3.2 Pengangkutan dan Penanganan

Cara pengangkutan dan penanganan pekerjaan besi harus sesuai dengan


cara yang telah disetujui oleh Direksi. Sebelum penyerahan untuk

BAB XII-31
pekerjaan, kalau dipakai pihak ketiga dalam pekerjaan pemasangan untuk
semua penyerahan dan bertanggung jawab untuk setiap kehilangan dan
sewa gudang yang dapat terjadi disebabkan oleh kelalaian dan kegagalan
untuk menerima pekerjaan baja. Segera setelah menerima penyerahan
pekerjaan baja, pihak ketiga akan segera menyampaikan secara tertulis
kepada Direksi setiap kerusakan atau cacat tanpa ditunda-tunda atau kalau
tidak demikian, dia harus memperbaiki setiap kerusakan, kehilangan serta
yang terjadi di luar dan sesudah penyerahan atas biaya sendiri.

2.3.3.3 Pemasangan

1. Umum
Penyedia barang/jasa harus menyediakan seluruh perancah dan alat-
alat yang diperlukan dan mendirikannya ditempat pekerjaan,
memasang dan mengelingkan baut atau las seluruh pekerjaan baja.
Pekerjaan baja tidak boleh dipasang sebelum cara, alat dan sebagainya
yang digunakan mendapat persetujuan dari Direksi. Semua bagian
harus dikerjakan secara hati-hati dan dipasang dengan teliti, Drift
yang dipakai mempunyai diameter yang lebih kecil dari diameter
lubang paku keling atau baut, dan digunakan untuk membawa bagian
pada posisinya yang tepat seperti diisyaratkan di bawah ini.
Penggunaan rnartil yang bertebihan yang dapat merusak atau
menganggu material tidak diperkenankan. Setiap kesalahan pada
pekerjaan bengkel yang menyulitkan pekerjaan montase serta
menyulitkan pengepasan bagian-bagian pekerjaan dengan
menggunakan drift secara wajar harus dilaporkan kepada Direksi.
Permukaan dengan mesin perkakas harus dibersihkan sebelum
dipasang. Kopel dan sambungan lapangan sebanyak 50 % sebelum
dikeling atau dibuat 2 lubang pada setiap diisi kurangnya 40 % dari
lubang diisi dengan baut Selanjutnya sekurang-kurangnya 10 % dari
lubang pada suatu kelompok dikeling atau dibaut dengan permanen
sebelum baut montase atau drift diangkat (disingkirkan).
2. Drift, Paku Keling Baut Stel dan Sebagainya
Penyedia barang/jasa harus menyediakan untuk digunakan sendiri,
semua pararel drift untuk montase yang mungkin diperlukan dan
akan tetap menjadi miliknya bila dipindahkan dari tempat pekerjaan
atas biaya sendiri. Setelah selesai pekerjaan semua stel, setiap paku
keling dan baut yang berlebih akan diserahkan kepada Direksi atau
biaya Penyedia barang/jasa.
3. Drift Paralel Untuk Montase
Batang tak berulir dari drift paralel yang digunakan pada montase
dibuat sesuai dengan diameter yang diperlukan, dan panjangnya tidak
kurang dari jumlah tebal minimal yang akan dilalui oleh Drift itu
ditambah satu kali drift itu.

BAB XII-32
4. Pemasangan Paku Keling
Semua pekerjaan harus dibuat secara wajar sehingga potongan-
potongan dapat berhubungan dengan rapat menyeluruh sebelum
dimulainya pemasangan paku keling. Drift dapat digunakan hanya
untuk mendekatkan pekerjaan pada posisinya dan tidak akan
digunakan untuk menganggu lubang-lubang. Menggunakan drift
dengan ukuran yang lebih besar dari diameter nominal lubang tidak
diperkenankan. Dianjurkan paku keling dipasang dengan
menggunakan mesin atau alat tekan dari tipe yang telah di setujui.
Setiap paku keling harus cukup panjang untuk membentuk kepala
dengan ukuran standar dan harus bebas dari kotoran besi dengan cara
menggosokkannya pada permukaan sepotong logam. Paku keling
tetap berada dalam keadaan panas, merah menyeluruh pada saat
dimasukkan dan dikerjakan serta mengisi seluruh lubang selama
masih panas. Semua paku keling yang longgar serta paku keling yang
retak terbentuk jelek atau dengan kepala yang cacat atau dengan
kepala yang sangat eksentris terhadap batangnya harus dipotong dan
diganti dengan paku keling yang baik, membentuk kembali kepala
paku keling tidak diperkenankan. Kepala paku keling yang agak pipih
dapat digunakan pada tempat-tempat tertentu kalau ditentukan oleh
Direksi.

2.3.3.4 Penggunaan Baja Keras, Baut-Baut untuk Pemasangan Akhir

1. Pemasangan
Setiap sambungan dibuat bersama-sama dengan baut stel sehingga
setiap bagian serta plat berhubungan rapat dengan baut menyeluruh
sebanyak 50% dari lubang harus diisi dengan baut stel dan minimal
10% atau pada setiap potongan dan plat minimal 2 lubang diisi
dengan drift paralel sesuai dengan yang disyaratkan pada "Paralel
Drift untuk Montase" baut baja kerja harus dipasang dengan cincin
baut yang diperlukan, sebuah di bawah kepala baut dan sebuah lagi di
mur
Harus diperhatikan bahwa cincin baut itu terpasang dengan
cekungnya menghadap keluar.
Memasukan dan mengencangkan baut baja keras dimulai sebelum
sambungan diperiksa dan disetujui oleh Direksi atau wakilnya. Bidang
di bawah kepala baut tidak boleh menyimpang dari bidang tegak lurus
terhadap as baut lebih dari 3,5 derajat, memakai cincin baut miring
(tarped) dapat dilakukan kalau dipandang perlu, baut menonjol
melalui mur tidak kurang dari 1,5 mm tidak melebihi 4,5 mm.
Baut stel yang digunakan untuk membuat permulaan awal pekerjaan
dapat seterusnya digunakan pada sambungan.
2. Mengencangkan Baut

BAB XII-33
Baut baja keras dapat dikencangkan dengan tangan atau dengan kunci
yang digerakan dengan mesin.
Kunci pas harus dari jenis yang telah disetujui oleh Direksi dan dapat
menunjukan bila tercapai torque yang disyaratkan telah tercapai.

2.3.3.5 Galvanis

Bila ditentukan ada pekerjaan Galvanisasi maka yang dikehendaki adalah


Galvanisasi celup panas.

2.3.3.6 Plat Baja yang Digalvanisir

1. Bahan
Untuk melapisi talang cucuran antara dua sudut atap, untuk saluran
air hujan, bubungan dan pinggul pada atap sirap dan pada tempat
lain yang ditunjukan pada gambar harus dipakai baja yang
digalvanisir celup panas dari ukuran yang telah ditentukan, tebalnya
lembaran plat baja banyak seng pelindungnya, harus sesuai dengan
tabel berikut :

Tabel 2.3 Pelat Baja di Galvanisir

BWG Tebal Plat Baja Berat Seng (gr/m2)


22 0.71 534
24 0.56 534
26 0.46 380
28 0.36 380

2. Pemasangan
Semua pekerjaan dari plat baja yang digalvanisir harus dibuat dan
dipasang menurut standar yang paling baik. Pinggiran dan gulungan
harus lurus dan tidak boleh ada lekukan, kelim patriannya harus
betul-betul kedap air dan tidak ada patrian yang tercecer atau
berlimpah.
Satuan yang dibuat dari galvanis harus dipasang memakai paku
sekrup galvani atau dengan memakai lembaran penutup ( holderbats)
yang bentuk dan ukurannya tertera dalam gambar.

3. Memateri
Solder mematri dengan mutunya paling baik yartu terdiri dari timah
hitam dan 1/2 timah putih. Muriatic acid harus dipergunakan sebagai
peleburnya kedua zat.

BAB XII-34
2.3.3.7 Pengecatan Baja

1. Umum
Semua kontruksi baja yang akan dipasang perlu di cat di pabrik
dengan cat dasar yang telah disetujui kecuali pada bidang-bidang
yang dikerjakan dengan mesin perkakas misalnya pada perletakan cat
lapangan terdiri dari :
1.) Pembersihan seluruh sambungan lapangan dan bidang-bidang
yang telah dicat di bengkel, seperti yang telah diperintahkan oleh
Direksi, karena telah rusak pada saat pengangkutan dan
pemasangan serta bidang-bidang lain yang diperintahkan oleh
Direksi.
2.) Pengecatan dari bahan yang sejenis dengan bahan yang di cat di
semua bagian yang disebutkan pekerjaan besi itu
3.) Pemakaian cat akhir seperti yang disyaratkan pada pekerjaan
tertentu, untuk seluruh bidang terbuka pekerjaan besi itu.
2. Pembersihan
Semua permukaan dari pekerjaan baja harus bersih dan dikupas
dengan sand blasting atau cara lain yang disetujui oleh Direksi agar
menjadi logam yang bersih dengan menghilangkan seluruh gemuk,
olie, karatan, lumpur atau lainnya yang melengket padanya. Proses
pelaksanaan pembersihan dengan sand blasting harus disaksikan
langsung oleh wakil direksi. Permukaan yang telah dibersihkan harus
segera ditutup dengan cat dasar dan dicat segera setelah dibersihkan
sebelum terjadi oksidasi.

3. Penggunaan Cat
Cat dapat digunakan dengan kuas tangan yang halus yang disetujui
oleh Direksi. Pengecatan tak dapat dilakukan pada cuaca berkabut,
lembab, berdebu, atau pada cuaca lain yang jelek.
Permukaan yang akan dicat harus kering dan tidak berdebu. Lapisan
berikutnya tidak boleh dikerjakan di atas cat dasar dalam tempo
kurang dari 6 jam tetapi tidak boleh lebih dari 48 jam setelah
pengecatan dasar. Bila terjadi demikian maka permukaan baja perlu
dibersihkan kembali atau dicat lagi seperti yang diuraikan di atas. Cat
(termasuk penyemprotan bila diperintahkan oleh Direksi) harus
disapu dengan kuat pada permukaan baja, sekitar paku keling pada
setiap sudut, sambungan pada setiap bagian yang dapat menampung
air, atau dapat dirembesi air, bahan lain yang disetujui oleh Direksi.

BAB XII-35
2.4 PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN

2.4.1 Umum

Semua ukuran dan pekerjaan pasangan harus mengikuti gambar rencana. Apabila
temyata ada kekurangan-kekurangan dalam gambar tersebut maka Penyedia barang/jasa
harus meminta persetujuan Direksi untuk menetapkannya.
Untuk dinding-dinding penahan tanah atau bangunan-bangunan lain seperti pasangan
batu dan lain sebagainya, harus diberi lubang drainase dengan diameter sekurang-
kurangnya 5,0 cm, kecuali dinyatakan lain dalam gambar rencana, maka lubang-lubang
drainase tersebut harus ditempatkan pada jarak yang merata, yakni berselang 1,5 m dan
diletakkan sedikit di atas peil pembuangan air.
Pekerjaan ini tidak dibayarkan tersendiri tetapi merupakan bagian dari pekerjaan tembok
atau beton atau pasangan lain yang digunakan untuk bagian dari konstruksi tembok
penahan tanah atau pelindung-pelindung erosi.

2.4.2 Bahan - Bahan

2.4.2.1 Semen Portland

Semen yang dipakai disini adalah dari jenis kualitas seperti yang dipakai pada
beton dan secara umum harus memenuhi syarat-syarat yang tertera pada
Peraturan Semen Portland Indonesia NI-8

2.4.2.2 Pasir

Pasir untuk adukan pasangan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:


1. Butir-butir pasir harus tajam dan keras dan tidak dapat dihancurkan
dengan tangan
2. Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5 %
3. Wama larutan pada pengujian dengan 3 % natrium hidroksida, akibat
adanya zat-zat organik tidak boleh lebih tua dari larutan normal atau
larutan teh yang sedang kepekatannya.
4. Bagian yang hancur pada penggergajian dengan larutan jernih natrium
sulfat tidak boleh lebih dari 10 %
5. Jika dipergunakan untuk adukan dengan semen yang mengandung lebih
dari 0,6 % alkali, dihitung sebagai natrium oksida pada pengujian tidak
boleh menunjukan sifat reaktif terhadap alkali.
6. Keteguhan adukan percobaan dibandingkan dengan adukan pembanding
yaitu yang menggunakan semen sama dengan pasir normal tidak boleh
kurang dari 65 % pada pengujian 7 hari.
7. Pasir laut untuk adukan tidak diperkenankan
8. Butir-butirnya harus dapat melalui ayakan berlubang 3 mm.

BAB XII-36
2.4.2.3 Batu Alam

Pada umumnya untuk pasangan batu bisa dipakai batu bulat (dari gunung),
batu belah atau batu karang asalkan harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
a. harus cukup keras, bersih, dan sesuai besarnya serta bentuknya
b. batu, bulat ataupun belah, tidak boleh memperlihatkan tanda-tanda
lapuk
c. Batu karang harus sebagian besar berwarna putih atau kuning muda dan
tidak hitam, biru atau kecoklat-coklatan tanpa garis-garis kelapukan,
mempunyai keteguhan yang tinggi serta bidang patahnya harus
mempunyai kepadatan dan warna putih yang merata.

2.4.2.4 Bata Merah

Bata merah harus batu biasa dari tanah liat melalui proses pembakaran, dapat
digunakan produksi lokal dengan ukuran normal 6 cm x 12 cm x 24 cm dan
ukuran diusahakan tidak jauh menyimpang.
Bata merah yang dipakai harus bata kualitas nomor 1 berwarna merah tua
yang merata tanpa cacat atau mengandung kotoran. Bata merah minimum
harus mempunyai daya tekan ultimate 30 kg/cm2
Kalau blok-blok tersebut dibuat sendiri maka campurannya harus terdiri dari 1
bagian Portland Cemen dan 5 bagian pasir dan batuan yang dihaluskan.
Blok-blok semen yang baru dicetak harus dilindungi dari panas matahari dan
dirawat selama tidak kurang dari 10 hari dengan jalan membasahi atau
menutupi dengan memakai karung basah.

2.4.2.5 Air
Untuk keperiuan membuat adukan maka air yang disyaratkan dan boleh
dipakai semua seperti yang dipakai untuk pekerjaan beton

2.4.2.6 Kapur
Kapur yang dipakai harus kapur aduk yang bermutu tinggi yang telah disetujui
Direksi

2.4.2.7 Lain-lain

Bahan-bahan lain yang dipakai untuk pelaksanaan seperti tegel-tegel teraso,


keramik dan lain-lain harus sesuai dengan yang disyaratkan oleh direksi atau
seperti yang disyaratkan pada saat rapat penjelasan.

BAB XII-37
2.4.3 Adukan

2.4.3.1 Mencampur
Adukan dicampur di tempat tertentu yang bersih dari kotoran, mempunyai
alas yang rata dan keras, tidak menyerap air yang sebelumnya harus ada
persetujuan dari Direksi.
Kalau tidak ditentukan lain, mencampur dan mengaduk boleh dilakukan
dengan tangan (dengan memakai cangkul dan sebagainya) sampai
diperlihatkan wama adukan yang merata.

2.4.3.2 Komposisi

Jenis adukan berikut harus dipakai dengan yang disebutkan dalam gambar
atau dalam uraian dan syarat-syarat ini.

Tabel 2.4 Komposisi Adukan

Jenis Spesi
M1 1 pc : 1 kpr : 6 psr
atau 1 pc : 3 psr
M2 1 pc : 2 psr
M3 1 pc : 4 psr
2.4.4 Blok-Blok Beton

2.4.4.1 Tipe dari Blok-Blok

Karena tidak adanya kesamarataan produksi daerah yang satu dengan daerah
lainnya maka tidak diadakan penentuan mengenai ukuran asalkan tidak
melampaui batas dan disetujui oleh direksi. Biok-blok beton tersebut harus
bersih, tidak menunjukan tanda-tanda retak ataupun cacat lain yang dapat
mengurangi mutu dari blok-blok tersebut.

2.4.4.2 Campuran Adukan

Kalau blok-blok tersebut dibuat sendiri maka campurannya harus terdiri dari 1
bagian portland cement dan 5 bagian pasir dan batuan yang dihaluskan.
Tegangan tekan minimum dari blok beton tidak boleh lebih kecil dari 30
kg/cm2 pada umur 40 hari.

2.4.4.3 Perawatan Blok-Blok Beton

Blok-blok beton yang baru saja dibuat harus dilindungi dari matahari dan
dirawat untuk jangka waktu paling tidak 10 hari dengan jalan membasahi
atau menutupi dengan memakai karung basah.

BAB XII-38
2.4.4.4 Tembok-Tembok Ventilasi

Blok-blok yang khusus ventilasi dapat dibuat dari campuran Ml1 Pasangan
ventilasi tersebut harus cukup baik dan antara satu dengan yang lain harus
lurus, seragam dengan menarik garis lurus di antara kedua ujungnya.
Ventilasi tersebut nantinya harus dicat dengan cat tembok sesuai dengan yang
ditetapkan oleh Direksi.

2.4.5 Pasangan Bata Merah

2.4.5.1 Mortar

Semua penembokan yang diletakkan di atas balok pondasi beton sampai 20 cm


di atas bidang lantai harus dipakai mortar type M2. Untuk penembokan kamar
mandi, toilet, tempat mencuci, dan sebagainya dipakai mortar tipe M2 sampai
setinggi 150 cm di atas bidang lantai jika tidak dilakukan dengan cara lain
untuk selebihnya dipakai mortar tipe m1.

2.4.5.2 Pemasangan

Penembokan harus dipilih dan dipasang dengan ukuran seperti pada gambar
rencana juga mengenai tinggi dan tebalnya. Sebelum pemasangan bata merah
harus dibasahi dulu dengan air untuk menjamin pelekatan yang lebih baik
antara mortar dan bata merah. Pasangan bata merah dan lainnya harus
disusun dan diberi jarak minimal 1 cm antara bata merah yang satu dengan
yang lainnya. Penembokan harus dilaksanakan pada keadaan cuaca yang baik,
ataupun dengan perlindungan yang khusus dan tiap hari tidak diperbolehkan
melaksanakan pasangan dengan tinggi melebihi 1 cm.

2.4.5.3 Mengorek

Semua hubungan harus dikorek paling sedikit 0,5 cm agar daya pelekat antara
mortar plesteran dan tembok dapat bekerja dengan sebaik-baiknya.

2.4.6 Pasangan Batu

2.4.6.1 Umum

Batu-batu yang dipakai untuk pekerjaan pondasi dan sebagainya harus keras
dengan ukuran yang sesuai dan tidak menunjukkan pelapukan ataupun retak.
Pemasangan dari batu-batu tersebut harus rapi dan cocok sehingga dapat
menghasilkan pekerjaan yang sebaik-baiknya.

2.4.6.2 Mortar

BAB XII-39
Campuran yang dipakai untuk pondasi dan sebagainya kalau disyaratkan lain
dapat dipakai campuran M3. Kecuali kalau disyaratkan lain misalnya untuk
bangunan reservoir ataupun bangunan lain yang fungsinya hampir sama yang
dipakai campuran M2.

2.5 PEKERJAAN LAIN – LAIN

2.5.1 Pemasangan Kaca

2.5.1.1 Material

Material yang harus dipakai dalam produksi pabrik yang terkenal dan
mempunyai tebal 3 mm atau 5 mm seperti yang ditentukan oleh Petunjuk
Direksi. Kaca-kaca yang akan dipasang mati ataupun tidak, bagian yang tajam
harus dikelilingi kaca tersebut serta kepada kedua sisi permukaannya.
Bahan-bahan untuk menambah kecuali celah antara kaca-kaca dengan rangka
kayu halus yang bermutu tinggi dari supplier yang disetujui. Bahan-bahan
tersebut diterima dalam keadaan baik dan tidak mengeras pada tempatnya.

2.5.1.2 Pemasangan Kaca Pada Rangka Kayu

Celah-celah kayu yang akan digunakan untuk pemasangan harus dibersihkan,


dipaku dan dicat satu lapis dengan minyak cat sebelum pemasangan kaca.
Kaca dipotong sedikit lebih dari ukuran sebenamya dan dijepit dengan lis kayu
pada tempat yang benar memakai sekrup yang sesuai ukurannya. Celah antara
kayu dengan kaca harus ditutup kembali dengan memakai dempul atau bahan
yang sesuai untuk maksud tertentu.

2.5.1.3 Pemasangan Rangka pada Rangka Logam

Kaca harus dipotong sesuai dengan yang dikehendaki panjangnya dengan


mengurangi ukuran bersih 1 mm pada keempat sisinya kemudian baru
disisipkan dan dipasang pada rangka.

2.5.1.4 Pembersihan dan Perbaikan

Pada pekerjaan tahap akhir kaca-kaca tersebut harus dibersihkan dan diganti
atau diperbaiki kalau retak, pecah, cacat dan lainnya.

BAB XII-40
2.5.2 Pengecatan

2.5.2.1 Material, Ketentuan Umum

Semua jenis material harus dari merk terkenal baik (Danapaint, ICI atau
sejenisnya yang disetujui oleh Direksi).
Semua cat penggunaannya harus sesuai dengan pedoman yang diberikan oleh
pabrik pembuatnya dengan tenaga ahli yang sesuai dengan pekerjaan tersebut.
Isi daripada cat yang akan dipakai dikeluarkan dan ditempatkan pada tempat
tertentu serta diaduk sampai rata betul baik mengenai wama serta
kekentalannya sebelum dipakai serta pada selang waktu tertentu pada saat
dipakai.

2.5.2.2 Ketentuan Khusus

Untuk pekerjaan kayu, cat yang digunakan dari jenis synthetic resin. Untuk
pekerjaan besi sebagai dasar digunakan dari jenis red oxide baru. Sedang
untuk finishing digunakan dari jenis synthetic resin dan yang khusus
diperuntukkan bagi jenis pekerjaan besi, untuk pekerjaan-pekerjaan besi pada
reservoir-reservoir air hot deep galvanishing, cat-cat yang dipergunakan
untuk tembok baik untuk sebelah luar atau dalam dari jenis emulsion paint
yang terdiri dari alkyd resin.

2.5.2.3 Daftar Bahan

Penyedia barang/jasa melaksanakan sesuai dengan kontrak yaitu dua bulan


sebelum pekerjaan pengecatan dimulai mengajukan kepada Direksi Pekerjaan
semua material yang akan digunakan untuk pekerjaan pengecatan dan
dikoreksi, semua material tersebut harus disetujui oleh Direksi.

2.5.2.4 Pemilihan Warna

Semua wama ditentukan bersama-sama antara Direksi dengan Penyedia


barang/jasa dari contoh-contoh yang diberikan supplier.
2.5.2.5 g maksimum

Sebelum pengecatan dimulai, permukaan yang akan dicat harus dibersihkan


dari kotoran dan debu. Semua permukaan yang akan dicat harus sudah
dihaluskan terlebih dahulu dengan peralatan serta cara yang lazim
dipergunakan.
Persiapan kerja untuk kayu retak celah lubang harus diperbaiki dengan cara
memotong, menambal, atau dengan cara lain yang disetujui. Lubang-lubang
kecil harus diperbaiki dengan dicat atau tempat untuk menutupnya. Untuk
lubang yang lebih besar harus ditutup dulu dengan kayu yang keras, dipotong
dan diratakan dengan permukaan di sekitamya sampai halus. Setelah

BAB XII-41
pekerjaan pembersihan dari baja dilaksanakan, semua permukaannya harus
dicat dua lapis dari jenis red oxide dengan tebal 30-35 mikron.
Persiapan dari pekerjaan besi yang dicat dengan epoxy-paint segera setelah
pembersihan dari pekerjaan besi, 'Upox calcium Plumbate Primer" dari merek
yang disetujui, tebal dari setiap pengecatan adalah 50 micron dan diberikan
dua lapis. Sebelum lapisan dicat tersebut diberikan, permukaan besi harus
diperiksa dan harus bersih dari segala kotoran dan debu. Pengecatan harus
diperiksa setelah 24 jam dari pengecatan pertama.
Persiapan dari pekerjaan pengecatan tembok adalah harus benar-benar kering
dan pengecatan tidak boleh dilaksanakan sebelum ada persetujuan dari
Direksi. Semua cacat-cacat harus diperbaiki seperti pada bagian yang
menonjol harus diratakan sedangkan bagian yang retak ataupun berlubang
harus ditutup dengan plester dari jenis yang sesuai. Pecah yang harus
diperbaiki dengan memotong sekeliling bagian yang pecah tersebut dan
kemudian memboboknya sampai cacat tersebut tidak menampakkan bekas.

2.5.2.6 Pengecatan Akhir

Pengecatan akhir harus terdiri dari:


1. Kayu (dicat)
Dua lapis cat dari jenis synthetic resin adalah dasar yang memberikan
permukaan yang mengkilat.
2. Kayu (divernis)
Dua lapis pemis dari synthetic resin adalah dasar yang memberikan
permukaan yang mengkilat.
3. Besi yang dilapisi dengan epoxy
Dua lapis dari "Opoxemuel" yang dicampur dulu dengan "upox hardened”
dengan perbandingan yang seperti diberikan pabrik pembuatnya dengan
masing-masing tebalnya 40 microns.
4. Besi Galvanized
Tanpa pengecatan akhir, tembok-tembok kolom dan sebagainya. Dua lapis
cat emulsion untuk sebelah dalam dari gedung dan tiga lapis untuk
permukaan sebelah luar.

2.5.3 Kayu dengan Natural Finishing

Kayu dengan natural finising harus rata, halus dan digosok dengan amril sehingga tidak
ada cacat yang dapat merusak sifat asli dari kayu tersebut. Pada akhrinya lapisan terakhir
diberikan untuk menutupi permukaannya. Semua bahan yang dipakai harus dengan
persetujuan dengan Direksi.

BAB XII-42
2.5.4 Tanda – Tanda

Penyedia barang/jasa harus menyiapkan dan memakai tenaga ahli untuk mengerjakan
pekerjaan sebagai berikut:
1. Menulis atau memberi nomor pintu di atas setiap plat kunci pada kedua sisi dari
pintu-pintu tersebut.
2. Menulis atau memberi nomor dari setiap kunci

2.5.5 Perancah

Perancah untuk keperluan pengecatan harus dipersiapkan dan harus sesuai dengan
pekerjaan yang akan dilaksanakan.

2.5.6 Tenaga Kerja

Hanya tenaga terampil dan asli dipakai untuk mengerjakan pemasangan kaca,
pengecatan dan sebagainya. Harus ada kepala tukang kayu yang ahli yang mengawasi
selama pekerjaan berlangsung.

2.5.7 Persediaan Bahan untuk Pekerjaan

Sesudah pekerjaan selesai seluruhnya maka Penyedia barang/jasa harus menyediakan


sejumlah bahan yang tergantung dari wama setiap bahan yang akan digunakan apabila
ada perbaikan-perbaikan yang diperlukan selama jangka waktu perawatan. Jumlah dari
bahan tersebut sangat tergantung dari kuantitas setiap jenis pekerjaan dan akan
ditentukan kemudian.

2.5.8 Perpipaan/Plumbing

2.5.8.1 Umum
Penyedia barang/jasa harus melaksanakan semua pekerjaan seperti yang
terlihat pada gambar rencana untuk memasang :
1. Sistem pipa distribusi air bersih untuk gedung tersebut
2. Sistem pembuangan air kotor
3. Pelengkap
Penyedia barang/jasa harus bertanggung jawab penuh tentang penyediaan
dan pemasangan seluruh sistem sampai pada pengetesan sehingga semua
sistem bekerja sesuai dengan rencana.

2.5.8.2 Material
Pipa-pipa Baja Galvanized, semua pipa baja galvanized serta perlengkapan
harus dari jenis yang disetujui serta standard yang berlaku (ditentukan
kemudian)

BAB XII-43
2.5.8.3 Pipa-Pipa PVC
Semua pipa yang terlindung dapat dipakai pipa-pipa PVC dari jenis yang
disetujui serta dari Acuan Normatif yang berlaku (ditentukan kemudian)

2.5.8.4 Material-Material Pelengkap


Material-material pelengkap seperti westafel dan sebagainya, harus
disesuaikan dengan gambar. Kalau tidak ditentukan lain oleh Direksi, semua
perlengkapan tersebut harus dari jenis dan merek yang disetujui. Semua unit
perlengkapan tersebut harus dipasang pada tempatnya dengan sambungan
yang kaku dan kuat dikerjakan oleh tenaga-tenaga yang ahli.

2.5.8.5 Penyesuaian dengan Peraturan yang Ada

Semua cara pemasangan peralatan harus memenuhi persyaratan yang


ditetapkan oleh Acuan Normatif atau peraturan-peraturan yang dikeluarkan
oleh badan yang berwenang. Atau kalau tidak ada harus dibuat oleh tenaga
ahli yang berpengalaman dibawah pengawasan seorang insinyur.

2.5.8.6 Klem dan Pendukung

Pipa yang tidak ditanam harus dipasang dengan klem dengan jarak tidak lebih
dari 2,5 m untuk yang berdiameter lebih besar 100 mm dan 2 m untuk yang
berdiameter 80 mm dan lebih kecil.

2.5.8.7 Pemasangan

Semua pekerjaan perpipaan harus dilaksanakan dengan ketentuan-ketentuan


seperti tersebut dibawah ini:
1. Pipa-pipa air harus dipasang bebas dari kantong-kantong udara dan lurus-
lurus
2. Seluruh panjang pipa utuh harus dipakai kecuali jika panjang yang
terpasang lebih pendek daripada panjang pipa.
3. Pipa yang ditempatkan di atas tanah sedapat mungkin harus didukung
secara merata dan material yang langsung berhubungan dengan pipa harus
bersih atau bebas dari batu besar atau bahan-bahan yang merusak pipa.
4. Pipa dan sambungannya harus dilaksanakan secara seksama untuk
menjamin lancarnya aliran air terutama sekali pada saluran pembuangan
air kotor dan juga untuk memudahkan pengontrolan dari sistem.
5. Ujung-ujung pipa yang terbuka kadang-kadang harus ditutup selama
jangka waktu pelaksanaan untuk menghindarkan kotoran atau lumpur
yang akan masuk kedalam pipa.
6. Test yang akan menguji apakah seluruh sistem telah dapat bekerja dengan
baik harus dilaksanakan sebelum penyelesaian pekerjaan akhir.

BAB XII-44
2.5.8.8 Test Pelayanan Sistem Air Bersih

Semua pipa pelayanan dan pipa utama harus ditest dengan tekanan hidrolis 7
kg/cm2 atau dua kali tekanan yang nantinya akan bekerja. Air harus diberikan
pada sistem tersebut dengan pompa tekan dan diberikan secara terus menerus
selama 1 jam. Tidak boleh ada pipa-pipa potongan ataupun
peralatan/pelengkap lain yang ditutup atau ditimbun kembali tanpa ada
persetujuan dari Direksi. Sesudah selesainya pemasangan dan sebelum sistem
tersebut dipakai maka untuk mematikan kuman-kuman diberi chlor yang
ditentukan oleh Direksi.

2.5.9 Sistem Drainase

2.5.9.1 Penggalian

Penggalian parit untuk sistem drainase dan pembuangan air kotor harus
merupakan garis lurus dengan kedalaman, kemiringan yang ditunjukkan pada
gambar rencana. Parit tersebut harus mempunyai lebar sehingga
memungkinkan pekerja dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik karena
ruang geraknya mencukupi. Tanah galian tidak diperbolehkan ditimbun
melebihi 50 cm pada sisi-sisi parit tersebut dan sisa-sisanya diberikan penahan
dan sebagainya, jika diperlukan untuk menjaga penggalian tanah melebihi dari
yang direncanakan maka harus ditutup dengan beton tumbuk atau beton lain
sesuai dengan permintaan Direksi. Pada saat pelaksanaan tanah galian yang
akan digunakan kembali untuk tanah timbunan harus dijaga agar tanah
tersebut bebas dari pengotoran yang dapat merusak mutu pekerjaan. Bagian
bawah dari galian tanah harus menunjukkan daya dukung yang baik agar
dapat mendukung beban yang akan bekerja di atasnya. Juga harus dihindari
dari genangan air yang dapat mengganggu lancarnya pekejaan.

2.5.9.2 Pipa PVC untuk Drainase

Jika digunakan pipa PVC untuk drainase seperti yang ditunjukkan pada
gambar rencana maka harus dipakai pipa PVC dari jenis serta merk yang
disetujui oleh pabrik pembuatnya.

2.5.9.3 Pipa Beton/Buis Beton

Ukuran pipa beton maupun sambungannya harus sesuai dengan gambar


rencana. Bentuk pipa harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1. Pipa harus lurus, dengan ukuran sesuai rencana, ujungnya tajam dan tidak
rusak.
2. Permukaannya harus menunjukkan sifat-sifat yang merata dan tanpa cacat
berupa lubang-lubang atau retak-retak

BAB XII-45
3. Pipa harus kering betul dan siap untuk dipasang
4. Sambungan antara pipa yang satu dengan yang lain harus dilaksanakan
dengan mortar dengan perbandingan campuran 1 pc: 3 psr

2.5.9.4 Letak Pipa Drainase

Setiap pipa harus diperhatikan secara seksama pada saat tiba di tempat
pekerjaan. Pipa-pipa yang tidak sempuma tidak boleh dipakai dan harus
dipisahkan. Pipa drainase harus diletakkan merupakan garis lurus dan dengan
kemiringan seperti yang ditunjukkan pada gambar rencana. Perhatian khusus
harus diberikan agar penempatan pipa tersebut sesuai hasil yang direncanakan
dengan menempatkan patok-patok tetap dan sebagainya.

2.5.9.5 Penimbunan Parit

Tidak satupun yang boleh ditimbun selama belum diadakan pengecekan dan
pengetesan. Tanah timbunan di bawah muka tanah asli dari pipa sampai
kurang lebih 30 mm di atas harus dari material yang terpilih. Pemadatan harus
dilaksanakan lapis demi lapis dan harus dilaksanakan dengan hati-hati supaya
tidak merusak pipa.

2.5.9.6 Test Sistem Drainase

Setelah dirasa cukup maka sistem drainase harus di test terlebih dahulu untuk
menguji apakah seluruh sistem bisa bekerja dengan baik. Test tersebut harus
menunjukkan hasil yang baik dan tidak boleh menunjukkan hambatan, yang
berarti kurang berfungsinya seluruh sistem dengan baik. Jika dipandang perlu
oleh Direksi maka bagian yang cacat tersebut harus dibongkar dan
diperbaharui dengan kerja dan atas biaya Penyedia barang/jasa.

2.5.9.7 Pembetulan Jalan, Lantan dan Sebagainya

Jika pipa-pipa dan sebagainya memotong jalan maka setelah pemasangan nya
berakhir bagian bangunan atau jalan yang kena pemotongan tersebut harus
dikembalikan seperti semula. Kerusakan akibat pemasangan pipa dan
sebagainya harus diperbaiki seperti sedia kala, dan segala biaya yang
dikeluarkan akibat kerusakan tersebut menjadi tanggungan Penyedia
barang/jasa.

2.5.10 Pagar dan Pintu Halaman

Pagan dan pintu halaman harus dibuat dan dilaksanakan seperti yang ditunjukkan pada
gambar rencana dan gambar detil. Pekerjaan tersebut harus rapi sehingga disamping
berfungsi sebagai pelindung halaman juga untuk memperindah halaman.

BAB XII-46
2.5.11 Pekerjaan Instalasi Listrik

2.5.11.1 Lingkup Pekerjaan

Kalau ditentukan lain maka pekerjaan instalasi listrik meliputi penyediaan


material peralatan serta tenaga untuk keperluan pemasangannya

2.5.11.2 Ketentuan dan Standar

Ketentuan dalam spesifikasi ini hanya bersifat umum sedangkan kalau


diperlukan akan dibuat secara khusus pada buku ini, semua pemasangan
dari instalasi listrik harus memenuhi syarat sebagai berikut;
1. Ketentuan dari perusahaan Listrik Negara
2. Standar-standar lain yang bisa digunakan dan dapat
dipertanggungjawabkan.

2.5.11.3 Kabel-Kabel

1. Umum .
Semua tipe kabel, kemampuannya serta ukurannya harus sesuai dengan
yang diperuntukan, penyimpangan harus memenuhi standar-standar
yang ada.
2. Sambungan Kabel
Penyedia barang/jasa harus menggunakan tenaga yang terampil/ahli
dan jika perlu tenaga spesialis yang khusus yang didatangkan untuk
keperluan tersebut.
Penyedia barang/jasa harus minta persetujuan dulu untuk memakai
tenaga-tenaga tersebut. Jika sambungan dengan solder yang dipakai,
maka harus dengan panas minimal 185°Celcius yang dipakai untuk
menghasilkan hubungan yang baik. Semua hubungan tersebut
kemudian dilindungi dengan memberikan isolasi-isolasi yang sesuai
dengan keperluan tersebut.

2.5.11.4 Ujung-Ujung Kabel

Sesudah dipotong, ujung-ujung kabel sebaiknya dijaga dengan cara tertentu


agar air jangan sampai masuk sampai sambungan yang permanen selesai
dibuat.

2.5.11.5 Kabel-Kabel di dalam Tanah

Kabel-kabel yang ditanam langsung harus dipasang dengan kedalaman


minimal 60 cm lapisan sebelah atas. Semua kabel harus diletakan sedapat

BAB XII-47
mungkin pada lapisan yang sama. Sebelum kabel-kabel diletakan, bagian
bawah dari parit harus diratakan dan ditutup dengan lapisan pasir padat
dengan tebal 7,5 cm kemudian ditutup dengan tebal lapisan yang sama
setelah kabel-kabel diletakan,

2.5.11.6 Saluran/Pipa Kabel

Semua saluran kabel harus dibuat sesuai dengan gambar rencana kalau tidak
ditentukan pada gambar maka bisa dibuat dari pipa PVC dengan diameter
minimal 100 mm dengan tebai 22 mm atau seperti yang ditentukan oleh
Direksi. Kalau saluran kabel dibuat dari pipa PVC maka di sekeliling pipa
tersebut harus diisi dengan pasir halus tumbuk sampai 15 cm di bawah atau
disekeliling pipa. Semua kabel harus dipasang dan ditarik melewati saluran
dengan tangan. Semua pemasangan kabel harus rapi dan dipasang oleh
tukang yang berpengalaman dan persilangan sedapat mungkin dihindari.

2.5.11.7 Perlindungan Kabel

Kabel yang menembus beton atau yang melalui pinggiran tertentu harus
dilindungi dengan timang atau baja yang disediakan sendiri oleh Penyedia
barang/jasa. Cara pemasangannya harus ada persetujuan dari Direksi.

2.5.11.8 Gambar-Gambar

Penyedia barang/jasa harus memelihara catatan-catatan kabel dan


menyiapkan gambar-gambar untuk memberikan detil secara teliti, layout
seluruh kabel ditambah potongan melintang dan lokasi kabel. Catatan-
catatan asli dibuat satu copynya serta gambar-gambamya diajukan Direksi
untuk disetujui.

2.5.11.9 Perlengkapan Sambungan dan Alat-Alat Pengatur

Pemasangan katup, perlengkapan sambungan dan sebagainya harus


mendapatkan pengawasan dan perhatian yang seksama terhadap kebersihan
penopang dan sambungan seperti tersebut di atas mengenai perpipaan. Katup
masuk bawah tanah yang terbuat dari besi yang dapat ditempa, harus cocok
terhadap pipa pada posisi mendatar. Sedangkan porosnya ditempatkan secara
tegak lurus. Kecuali bila arah pipa tidak mendatar.
Katup-katup harus tersedia lengkap dengan susunan katup, yang terdiri dari
poros, pembungkus dan kotak luar, Mur dari katup harus dapat dioperasikan
dengan mudah melalui lubang pembukaan atau lubang kontrol.

BAB XII-48
2.5.11.10 Pemasangan Lampu-lampu Penerangan

Semua pemasangan iampu penerangan harus dilaksanakan sesuai dengan


yang ditunjukkan pada gambar rencana dengan memperhatikan kode-kode
yang ada. Penyedia barang/jasa harus menyediakan peralatan tersebut sesuai
dengan ketentuan seperti pada gambar rencana balk mengenai model,
kapasitas, kualitas, wama dan sebagainya. Bila ada kekurangan mengenai hal
tersebut dan terdapat ketidakjelasan terhadap
apa yang ditunjukkan pada gambar, maka bisa dimintakan persetujuan
Direksi untuk menetapkannya.

2.5.12 Pemasangan Pipa di dalam Tanah

Pipa harus dipasang lurus dan pada kedalaman yang tepat sesuai dengan gambar
rencana, dasar pant harus dibentuk sedemikian njpa agar memberi penopangan keliling
yang merata dan kuat bagi bagian bawah setiap pipa. Pipa tidak boleh dipasang bila
menurut anggapan Direksi/Tenaga Ahli keadaan parit tidak memenuhi syarat.
Penyedia barang/jasa harus menyediakan fasilitas yang memadai dan layak untuk
melaksanakan pekerjaan dengan baik. Semua pipa dan alat bantu harus diperiksa dengan
teliti untuk mengetahui bila ada keretakan sesaat sebelum dipasang pada posisi akhir.
Semua pipa dan alat bantu harus diturunkan ke dalam saluran secara hati-hati, batang
demi batang dengan memakai derek, tambang atau peralatan lain yang sesuai sehingga
tidak timbul kerusakan pada cat atau lapisan pelindung. Material sama sekali tidak boleh
dijatuhkan atau dihempaskan ke dalam saluran.

2.5.13 Panel Listrik

1. Jumlah dan jenis komponen panel listrik sesuai dengan yang ditunjukan dalm gambar
2. Tebal pelat yang digunakan minimum 1,0 mm
3. Bentuk panel listrik untuk panel utama dan panel tenaga, sebaiknya berdiri sendiri
dan untuk panel penerangan tebenam di dalam tembok, kecuali dinyatakan lain
dalam gambar.
4. Seluruh terminal untuk penyambungan ke luar harus ada di sisi sebelah atas panel
kecuali stop kontak lantai.
5. Terminal kabe! masuk disesuaikan dengan kabel masuk
6. Kabel masuk dilengkapi dengan cable plug yang besamya disesuaikan dengan ukuran
kabel.

2.5.14 Perpipaan Penyediaan Air Minum

Pekerjaan perpipaan yang merupakan bagian dan proses penyediaan air minum
termasuk sebagian dari pekerjaan sipil ini, seperti pipa-pipa dinding, pipa-pipa di bawah

BAB XII-49
pondasi dan sebagainya. Semua proses perpipaan dan pemasangannya harus sesuai
dengan spesifikasi.

2.5.15 Pengujian Bangunan - Bangunan Hidraulik

2.5.15.1 Umum

Pengujian bangunan hidraulik untuk membuktikan kekedapan air dari pipa


beton dilakukan terhadap reservoar air bersih, bab pengendapan, bak
flokulasi dan filter-filter.

2.5.15.2 Cara Pengujian

Setelah selesai, semua diding harus bersih dari bekas tanah urugan, sehingga
setiap kebocoran diding dapat terlihat, semua bagian bangunan selama
pengujian harus diisi dengan air bersih dan ditahan sekurang-kurang selama
48 jam. Ketinggian permukaan akan diperhatikan selama
Waktu tersebut di atas, menurunnya tinggi permukaan air didalam reservoir
yang tidak kelihayan diperbolehkan. Ketentuan nilai selama 24 jam, adalah
sebagai berikut:
a. Reservoir air bersih : kurang dari 1 cm
b. Bangunan pengolahan : kurang dari 1 cm
Jika kebocoran melampaui nilai-nilai di atas, penyedia barang/jasa
diharuskan memperbaikinya dengan biaya sendiri.

2.5.15.3 Perbaikan

Setiap kebocoran yang ditemukan harus diperbaiki sampai tidak ditemukan


lagi kebocoran. Setelah perbaikan selesai, cara pengujian tercantum dalam
nomor 8h harus diulangi.
Pengujian tidak perlu diulang, jika :
1. Tidak ditemukan lagi kebocoran
2. Penurunan permukaan air tidak melebihi ketentuan dalam nomor 14b
3. Biaya yang termasuk dalam pengujian adalah :
4. Memperoleh air untuk mengisi bangunan pengolahan pada saat
pengujian
5. Menghentikan kebocoran.

2.5.16 Masa Pemeliharaan

Terhitung dari tanggal penyerahan pertama dengan jangka waktu yang ditentukan dalam
kontrak, Penyedia barang/jasa diwajibkan memperbaiki pekerjaan yang kurang baik,
pengurugan amblas, bahan yang jelek atau hal-hat lain yang sesuai dengan catatan dari
Direksi. Setelah semua kekurangan dan kerusakan ini diperbaiki dengan memuaskan dan

BAB XII-50
diterima dengan baik oleh Direksi, maka setelah jangka waktu pemeliharaan dilampaui,
pekerjaan sekali lagi diserahkan oleh Penyedia barang/jasa. Hal ini akan dinyatakan
secara tertulis dalam bentuk suatu Berita Acara Penyerahan Kedua.
Bila Penyedia barang/jasa dalam masa tersebut atas teguran / pemberitahuan Direksi
tidak melaksanakan perbaikan/ pemeliharaan, maka Direksi berhak untuk
memutuskan/memotong jaminan pemeliharaan atau menyuruh pihak ketigauntuk
melakukan pekerjaan itu atas tanggungan Penyedia barang/jasa(pihak kedua).

BAB XII-51
HURUF - C

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN KAYU


3.1 PERSIAPAN

Sebelum pekerjaan kayu dimulai maka Penyedia barang/jasa harus mempersiapkan rencana
kerja, material, serta peralatan yang lengkap untuk pekerjaan kayu tersebut, sehingga pekerjaan
tersebut dapat dikerjakan dengan sebaik-baiknya.

3.2 ACUAN NORMATIF

Semua pekerjaan konstruksi kayu yang belum tercakup dalam peraturan ini harus memenuhi
syarat-syarat dalam :
a. Peraturan umum Bahan Bangunan di Indonesia NI-3.
b. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia NI-5.

3.3 KAYU

3.3.1 Mutu Kayu

Kalau tidak ditentukan lain, maka semua kayu yang digunakan untuk penyangga harus
kayu dengan mutu A sesuai dengan PPKI. Semua kayu harus bebas dari getah-getah,
cacat-cacat kayu seperti mata kayu, retak-retak, bengkok, dan sebagainya dan harus
sudah mengalami proses pengeringan udara mininum 3 bulan.

3.3.2 Kadar air

Kadar air dari semua kayu yang dipakai untuk pekerjaan harus lebih kecil atau sama
dengan 15%, sedangkan untuk pekerjaan-pekerjaan yang kasar harus lebih kecil atau
sama dengan 20%.
Harus dijaga agar supaya kadar air tersebut konstan baik pada saat penyimpanan,
pengerjaan, maupun sampai pada penyelesaian pekerjaan.

3.4 MACAM-MACAM KAYU

Macam kayu yang dipakai untuk pekerjaan-pekerjaan ini akan disebutkan atau ditentukan pada
saat rapat penjelasan.

3.5 PENYIMPANAN KAYU

Segera setelah kayu diterima di tempat pekerjaan, maka kayu-kayu ditumpuk agar tidak
menyentuh tanah pada tempat-tempat yang disetujui Direksi.
Kayu bundar disusun sedemikian rupa sehingga setiap batang mempunyat jarak tidak kurang dari
7,5 cm dari batang yang berdampingan.

BAB XII-52
Papan-papan disusun seperti batang bundar atau disusun tegak lurus terhadap lapisan di
bawahnya atau dipisahkan dengan tumpukan pada jarak tertentu untuk mencegah perubahan
dari bentuk kayu,
Kayu pada setiap lapisan harus dipisahkan dari kayu-kayu berdampingan dengan jarak horizontal
2,5 cm.
Semua kayu yang disusun di tempat pekerjaan harus selalu dilindungi dengan baik dan bila kayu-
kayu itu menjadi rusak atau tidak sesuai untuk digunakan, maka kayu itu akan ditolak dan harus
diganti oleh Penyedia barang/jasa atas tanggungannya.

3.6 UKURAN-UKURAN

Ukuran-ukuran kayu harus sesuai dengan yang disyaratkan, kecuali penyimpangan-


penyimpangan sedikit akibat penggergajian di perkebunan. Ukuran-ukuran yang menyimpang
harus disesuaikan seperti yang ditunjukan dalam gambar rencana.

3.7 PERMUKAAAN KAYU YANG TERBUKA

Semua kayu yang pada penyelesaian akhir dibiarkan permukaannya terbuka, misalnya pada
pekerjaan meubelair, pintu, jendela dan sebagainya, permukaan harus dikerjakan kembali jika
tidak ditentukan lain dalam spesifikasi ini. Semua kayu pada pekerjaan konstruksi kayu harus
dibiarkan kasar dari penggergajian jika tidak ditentukan bahwa harus dikerjakan lagi.

3.8 PENYUSUTAN KAYU

Persiapan, penyambungan, dan pemasangan dari pekerjaan kayu harus sedemikian rupa sehingga
penyusutan pada bagian-bagian tertentu atau arah-arah tertentu harus tidak mempengaruhi
kekuatan dan bentuk terakhir dari pekerjaan dan tidak merusak bahan-bahan secara terus
menerus.

3.9 PABRIKASI

Penyedia barang/jasa harus menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan bagi persiapan pekerjaan
pabrikasi juga termasuk penyediaan semua plat-plat penyambung, sekrup-sekrup, paku, dan lain
sebagainya, sehingga pekerjaan dapat dilakukan sebaik-baiknya sesuai dengan gambar rencana.
Penyedia barang/jasa harus menyiapkan pula segala keperluan untuk pemasangan seperti
perancah-perancah dan lain sebagainya, untuk mendukung dan memasang konstruksi tersebut
pada tempat yang sesuai dengan gambar rencana.

3.10 PENGAWETAN DAN PENGECETAN KAYU

Direksi dapat memerintahkan untuk menggunakan bahan-bahan untuk mengawetkan kayu jika
dipandang perlu, yang dapat berupa minyak pengawet kayu ataupun penggunaan ter. Semua
sambungan pada ujung-ujung kayu perlu mendapat perhatian khusus dan pada penyelesaian
pekerjaan, minyak pengawet kayu harus dituangkan pada sambungan-sambungan.
Semua bagian-bagian yang diminyaki harus diselesaikan dahulu sebelum mulai pekerjaan
pengecetan dan tidak ada satu bagianpun yang diminyaki selama atau segera setelah hujan atau

BAB XII-53
selama permukaan kayu masih basah. Diperlukan sekurang-kurangnya 48 jam berselang setiap
penggunaan minyak pada bagian yang sama.
Jika digunakan ter untuk mengawetkan kayu maka bagian kayu tersebut harus kering dulu
sebelum dipasang. Untuk bagian-bagian yang nantinya tidak tertutup oleh lapisan tanah dan
sebagainya bisa dilaksanakan pengeteran setelah bangunan terpasang.
Setelah pengolahan bagian-bagian kayu dengan minyak-minyak pengawet kayu maka dapat
dilapisi dengan satu lapisan menie atau bahan lain yang telah disetujui. Seteiah lapisan menie
maka harus diplamur dan setelah digosok dengan amplas dilapisi dengan tiga lapis cat yang
disetujui mutunya. Semua sambungan dan bagian lain yang tidak dapat dicapai seteiah
pemasangan kayu konstruksi, harus terlebih dahulu diberi menie 2 kali sebelum pemasangan.
Tidak diperkenankan mencat selama permukaan kayu terpengaruh oleh air hujan atau selama
permukaan kayu atau besi masih basah.
Setelah sekurang-kurangnya 24 jam baru lapisan cat yang berikut dapat diberikan dan setiap
lapisan cat harus kering betul sebelum yang berikutnya diberikan.

BAB XII-54
HURUF - D

SPESIFIKASI TEKNIS
PENGADAAN DAN PEMASANGAN PIPA

1.1 PENGADAAN PIPA DAN PERLENGKAPANNYA

5.1.1 PENGERTIAN

Yang dimaksud dengan :


1. Pipa Transmisi : adalah ruas pipa pembawa air dari sumber air sampai
reservoir/bak penampung.
2. Pipa Distribusi : adalah ruas pipa pembawa air dari reservoir/bak
penampung air sampai jaringan pipa pelayanan.
3. Pipa Eksisting : adalah pipa yang telah terpasang dan telah digunakan.
4. Pipa baja (steel) : adalah pipa yang terbuat dari bahan baja.
5. Pipa PVC : adalah pipa yang terbuat dari bahan poly vinyl chlorida.
6. Pipa HDPE : adalah pipa yang terbuat dari bahan polyethylene
7. Pipa DCIP : adalah pipa yang terbuat dari ductile cast iron
8. Pipa GIP/GSP : adalah pipa yang terbuat dari bahan besi/baja yang
dilapisi/digalvanis.
9. Pengangkatan : adalah pekerjaan pemindahan pipa dari lokasi
penumpukkan kedalam kendaraan pengangkut, maupun
dari kendaraan pengangkut kelokasi pemasangan pipa.
10. Defleksi : adalah besar sudut pembelokkan yang diijinkan pada pipa.
11. Samb. Push –On : adalah proses penyambungan pipa pada pipa dengan
tekanan air yang tinggi.
12. Samb. Mechanical Joint : adalah proses penyambungan pipa pada pipa yang tidak
mendapatkan tekanan air tinggi.
13. Pengelasan : adalah merupakan proses penyambungan pipa dan atau
accessories dengan dilakukan pemanasan dan penambahan
bahan penyambung.
14. Sambungan Flexible : adalah sambungan yang tidak statis.
15. Testing Pekerjaan Pipa : adalah uji coba yang dilakukan pada pipa setelah terpasang.
16. Test radiographic : adalah test yang dilakukan terhadap pipa yang
17. Pekerjaan galian : adalah pekerjaan yang meliputi semua pemindahan bahan-
bahan dari dalam tanah , apapun yang dijumpai termasuk
rintangan alam yang terdapat dalam pelaksanaan dan
penyelesaian pekerjaan tersebut.
18. Pekerjaan perbaikan : adalah pekerjaan perbaikan kembali sarana yang dirusak
ketika dilakukan pekerjaan galian menjadi keadaan semula.
19. Pek. penggelontoran : adalah pekerjaan pembersihan pipa yang telah dipasang.
20. Pekerjaan pengurugan : adalah pekerjaan perbaikan lapisan tanah galian dan
dipadatkan setelah selesai pekerjaan pemasangan pipa.

BAB XII-55
21. Beton : adalah bahan yang diperoleh dengan mencampur pasir,
kerikil, air dan semen Portland atau bahan penguat hidrolis
lain yang sejenis, dengan atau tanpa bahan tambahan
lainnya.
22. Bahan tambahan : adalah bahan lain yang ditambahkan kedalam pembuatan
beton, selain semen, pasir, kerikil dan air yang tidak
memberi pengaruh yang kurang baik pada beton.
23. Pengujian beton : adalah proses yang dilakukan terhadap beton untuk
mengetahui kekuatan karakteristik beton, kadar air yang
dimiliki.
24. Bekisting : adalah cetakan beton.
25. Lantai kerja : adalah lantai yang terbuat dari beton dan terletak paling
bawah dari lapisan struktur pondasi.
26. Bahan pilihan : adalah merupakan tanah asli hasil penggalian yang tidak
mengandung batuan atau bahan padat lain yang berukuran
lebih besar dari 5 mm, mempunyai gradasi yang baik dan
tidak mengandung bahan organik seperti rumput, akar
tanaman atau bagian tumbuh-tumbuhan lainnya yang
bersifat mengembang.
27. Reservoir (distribusi) : adalah bangunan penampung air bersih dari instalasi
pengolahan air atau mata air untuk kemudian
didistribusikan kedaerah pelayanan melalui jaringan
perpipaan.
28. Muka air maksimum : adalah ketinggian muka air maksimum dalam reservoir/bak
29. Muka air minimum : adalah ketinggian muka air minimum dalam reservoir/bak
dimana bagian air ini tidak boleh diganggu untuk mencegah
agar endapan pada dasar reservoi/bak tidak terbawa keluar.
30. Manhole (lubang inspeksi): adalah lubang untuk keluar masuk inspector pada saat
melakukan pengoperasian, pemeriksaan atau perbaikan
terhadap perlengkapan didalam reservoir/bak.
31. Pipa inlet : adalah pipa masuk dari jaringan kedalam reservoir/bak
32. Pipa outlet : adalah pipa keluaran untuk mengalirkan air dari
reservoir/bak ke system perpipaan.
33. Pipa by pass : adalah pipa yang dipasang pada pipa inlet dan dihubungkan
dengan pipa outlet, dilengkapi dengan valve, sehingga dapat
terjadi sambungan langsung dari system jaringan pipa
masuk dan jaringan pipa keluar.
34. Pipa peluap : adalah pipa yang berfungsi untuk mengalirkan kelebihan air
dalam reservoir/bak.
35. Pipa penguras. : adalah pipa yang berfungsi untuk mengeluarkan air pencuci
serta Lumpur-lumpur dan kotoran yang mengendap didasar
reservoir/bak.

BAB XII-56
36. Bak penguras : adalah bak yang didalamnya dilengkapi dengan katup/valve
untuk mengeluarkan/menguras kotoran yang ada didalam
jaringan pipa.
37. Bak Air Valve : adalah bak yang didalamnya terdapat katup penguras/air
valve yang bertujuan untuk mengeluarkan udara yang
terperangkap didalam pipa.
38. Accessoris pipa : adalah perlengkapan/alat bantu yang bertujuan untuk agar
pengaliran air didalam pipa dapat berjalan lancar.
39. Jalan aspal : adalah jalan yang lapisan atasnya aspal yang dipanaskan
hingga mencapai temperatur 150 – 1700C.
40. Jalan gravel : adalah jalan yang lapisan atasnya adalah kerikil yang
dipadatkan.
41. Jalan beton : adalah jalan yang lapisan permukaan jalannya terbuat dari
beton.
42. Trotoar : adalah lokasi di sisi jalan raya yang diperuntukkan bagi
pejalan kaki.

1.1.2 PERSYARATAN MATERIAL


1.1.2.1 Umum
a. Pipa dan accessories yang dipasok merupakan produksi dalam negeri sesuai
dengan standart yang berlaku (SNI/SII/ASTM atau standar lain yang ekuivalent
dan harus memenuhi Standart Internasional ISO, serta lebih diutamakan Pabrik
yang memiliki ISO 9002
b. Barang yang dipasok (pipa) harus dilampirkan Sertifikat Jaminan Mutu/Garansi
bermaterai dari pabrik pembuat.
c. Harus disebutkan merk dan pabrik yang membuat dengan jelas pada setiap
ujung pipa atau body pipa yang dipasok.
d. Semua pipa dan peralatan yang dipasok harus dalam kondisi 100% (seratus
persen) baru dan tidak cacat.
e. Barang/Material yang dipasok (pipa dan accessories) harus ada penjelasan
spesifikasinya.
f. Material yang dipasok dilengkapi dengan brosur-brosur dan cara-cara
pemasangannya yang lengkap.
g. Semua pipa dan peralatannya harus cocok untuk dipasang di daerah tropis.
h. Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan semua pipa dan perlengkapannya
(Accessories) dalam jumlah yang sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya dan
harus memenuhi persyaratan teknis yang ditentukan dalam bestek ini, setiap
perubahan jumlah maupun spesifikasi harus disetujui atau atas permintaan dari
pihak Pengguna Barang/Jasa
i. Semua barang akan diperiksa/ditest sesuai prosedur pihak pabrik dan diuji
sesuai dengan standart yang dipakai atas biaya Penyedia Barang/Jasa dan
laporan pengujian /test disampaikan kepada Pengguna Barang/Jasa

BAB XII-57
j. Inspeksi Pabrik
 Setelah sebagian/seluruh pipa diproduksi oleh pihak pabrik dan siap untuk
dikirim ke lokasi proyek, pihak Penyedia Barang/Jasa segera
menyampaikan pemberitahuan kepada Pengguna Barang/Jasa untuk
pelaksanaan Pemeriksaan / Inspeksi Pabrik /Barang.
 Inspeksi pabrik dilaksanakan untuk mengadakan penilaian teknis produk
pipa yang akan dipasok dengan membandingkan spesifikasi yang
tercantum dalan Surat Perjanjian (Kontrak), hasil dari inspeksi pabrik
dibuatkan Berita Acara dan merupakan dokumen yang mengikat.
 Seluruh biaya yang timbul atas pelaksanaan Inpeksi pabrik ditanggung oleh
pihak Penyedia Barang/Jasa.

1.1.3 PENGADAAN PIPA POLYETHYLENE DAN PERLENGKAPANNYA

1.1.3.1 Umum
Semua pipa dan alat penyambung harus didisain untuk menerima tekanan
kerja minimum sebesar 0.98 Mpa (10.0 kg/cm2) kecuali ditentukan lain.

Referensi
Standar lain yang digunakan adalah :
 SNI 06-4829-2005 Pipa polietilena untuk air minum
 SNI 19-6779-2002 Metoda pengujian perubahan panjang
pipa Polietilena
 SNI 06-4821-1998 Metode pengujian dimensi pipa
polietilena untuk air minum
 IS0 4427 : 1996 Polyethylene pipes for water supply
spesifications
 ISO 6964-1986 Polyolefin pipes and fittings -
Determination of carbon black content
by calcinations pyrolysis - Test method
and basic spesification
 ISO /TR 10837- 1991 Determination of the thermal stability
of polyetilene for us in gas pipes and
fitting's
 ISO 11420 : 1996 Method for the assesment of the degree
of carbon black dispersion in polyolefin
pipes, fittings and compound's
 ISO 6259 71985 Pipe for polyethylene - Part 1 :
Determination of tensile properties
 ISO 3126: 1974 Plastic pipe - measurement of
dimension
 ISO 1167: 1996 Thermoplastic pipes for the conveyance
of fluids resistance to internal pressure
- Test Method

BAB XII-58
 ISO 1133 : 1991 Plastic - Determination of the melt
mass - flow rate (MFR) and melt
volume flow rate (MVR) of
thermoplastics
 ISO 2505 -1-1994 Thermoplastics pipe - Longitudinal
reversion - part 1 determination
methods
 ISO 3607: 19977/E Tolerances on outside diameters
and wall thickenesses
 AS / NZS 4130 : 97 Polyethylene pipes for pressure
aplication
 ASTM D 3350 – 1999 Standard spesification polyethylene
plastics pipe and fittings material
 JIS 6762 - 1998 Double wall polyethylene pipes for
water supply

1.1.3.2 Spesifikasi Teknis

1. Ovalitas
Ovalitas pipa di pabrik setelah ekstrusi namun sebelum digulung harus
sesuai dengan kelas N. Kelas N :
a. Untuk diameter luar nominal < 75, toleransi sama dengan (0,008dn
+ 1) mm, dibulatkan menjadi 0,1 mm, dengan angka minimum 1,2
mm
b. Untuk diameter luar nominal > 75 tetapi < 250, toleransi sama
dengan 0,02dn, dibulatkan menjadi 0,1 mm
c. Untuk diameter luar nominal > 250, toleransi sama dengan
0,035dn, dibulatkan menjadi 0,1 mm

Garis tengah minimum sebuah drum bagi pipa yang digulung harus 18
dn dan pipa jangan sampai menjadi kaku. Bagi pipa yang digulung,
diperlukan peralatan untuk penggulungan ulang

2. Panjang Pipa
Panjang pipa bentuk batangan lurus atau gulungan tidak boleh kurang
dari persetujuan antara pemasok dan pengguna barang dengan
toleransi ± 0,05 m. Diameter drum gulungan minimum harus 18 x dn.

1.1.3.3 Sifat Mekanik

1. Ketahanan Hidrostatik
Pipa harus memenuhi persyaratan uji hidrostatik yang diberikan
sebagaimana tabel dibawah ini

BAB XII-59
Tabel 5.11 Ketahanan Hidrostatik Pipa
Tegangan uji (Mpa)
Jenis Bahan 100 jam 165 jam1) 1000 jam
pada 20 oC pada 80oC pada 80 oC
PE 100 12.4 5.5 5.0
PE 80 9.0 4.6 4.0
Catatan :
1) Hanya kegagalan rapuh yang diperhitungkan pecah karena rapuh
(britte failure) pada kurang dari 165 jam adalah merupakan kegagalan.
Jika pengujian dalaksanakan pada 165 jam ternyata gagal dalam bentuk
kenyal (ductile), uji ulang supaya dilaksanakan pada tegangan yang
lebih rendah. Tegangan uji yang baru, dan waktu kegagalan minimum
yang baru supaya dipilih sebagaimana tabel dibawah

Tabel 5.12 Ketahanan Hidrostatik Pada Kekuatan Suhu 80°C Kebutuhan


Uji Ulang

PE 80 PE 100
Waktu Waktu
Tegangan Tegangan
kegagalan Kegagalan Min.
Mpa Mpa
Min. (jam) (jam)
4.6 165 5.5 165
4.5 219 5.4 233
4.4 283 5.3 332
4.3 394 5.2 476
4.2 533 5.1 688
4.1 727 5.0 1000
4.0 1000

2. Kuat Tarik
Nilai kuat tarik minimum harus 20 Mpa dan perpanjangan minimum
harus 400 %, bila diuji pada suhu 20°C

1.1.3.4 Sifat Fisik

1. Stabilitas Panas
Waktu induksi untuk pengujian contoh yang diambil dari pipa PE
minimum harus 20 menit jika diuji pada suhu 200°C. Contoh yang diuji
supaya diambil dari permukaan sebelah dalam pipa

Nilai Perubahan Arah Panjang

Nilai perubahan arah panjang maksimum 3 %

BAB XII-60
1.1.3.5 Dimensi Pipa

1. Ketebalan Pipa
Ketebalan diameter luar pipa harus mengacu kepada SNI 06-4829-
2005 tentang pipa polietilena untuk air minum
2. Bahan Baku Pipa
Bahan baku yang digunakan untuk membuat pipa polietilena, harus
merupakan bahan baku yang menyatakan layak digunakan untuk air
minum yang dikeluarkan oleh pemasok bahan baku, hal tersebut
dibuktikan dengan Certificate Badan Independen BODYCOTE

1.1.3.6 Sambungan

Penyambungan pipa dapat dilakukan dengan cara pemanasan yaitu dengan


menggunakan Butt Fusion dan sambungan Elektrofusion, atau dengan
Mechanical Joint.
Penyambungan dengan menggunakan Butt Fusion dilakukan untuk pipa
dengan diameter mulai dari 63 mm dengan ketebalan minimum 4,7 mm
dengan SDR 13,6. Penyambungan dengan Mechanical Joint
direkomendasikan untuk pipa dengan diameter 20 - 110 mm. Sedangkan
dengan penyambungan dengan elektrofusion dapat digunakan untuk semua
ukuran pipa.

1.1.3.7 Pengujian Pipa

Acuan normatif untuk pengujian pipa polietilena adalah SNI 06-2552-1991


tentang metoda pengambilan contoh uji pipa PVC untuk air minum dan SNI
06-4821-1998 tentang metode pengujian dimensi pipa polietilena untuk air
minum.

1.1.3.8 Penandaan Pipa

Penandaan pada batang pipa, sekurang-kurangnya mencantumkan :


 Nama pabrik pembuat atau merek dagang
 Dimensi luar pipa
 Tekanan kerja nominal
 Jenis material yang digunakan
 Seri pipa
 Tanggal produksi

BAB XII-61
1.1.3.9 Spesifikasi Pipa Polyethylene (PE)

Diameter Pipa Tebal Pipa Panjang Pipa Test


Nominal Roll/Btg Tekan Klas Pipa
Standard

ND OD (mm) (mtr) Bar


(Inch) (mm)

20 2,30 100 10 SNI 06-4829- SDR – 11


½
2005 S-8
¾ 25 2,30 100 10 SNI 06-4829- SDR – 11
2005 S-8
1 32 3,00 100 10 SNI 06-4829- SDR – 11
2005 S-8
1½ 50 3,00 100 10 SNI 06-4829- SDR – 17
2005 S-8
2” 63 3,80 100 10 SNI 06-4829- SDR – 17
2005 S-8
2½ 75 4,50 50 10 SNI 06-4829- SDR – 17
2005 S-8
3” 90 5,40 50 10 SNI 06-4829- SDR – 17
2005 S-8
4” 110 6,60 6 10 SNI 06-4829- SDR – 17
2005 S-8
6” 160 9,50 6 10 SNI 06-4829- SDR – 17
2005 S-8
8” 200 11,90 6 10 SNI 06-4829- SDR – 17
2005 S-8
10” 250 14,80 6 10 SNI 06-4829- SDR – 17
2005 S-8

1.1.3.10 Fitting Pipa

 Fitting yang digunakan adalah baru dan harus sesuai dengan jenis pipa yang
diadakan tanpa harus dimodifikasi/diubah terlebih dahulu dan merupakan proses
fabrikasi/Hand Made
 Fitting yang tidak dibuat dari PE harus dibuat dari ductile iron sesuai dengan
standar ISO/DIS 2531 atau grey iron sesuai dengan standar ISO/R 13 atau standar
lain yang equivalent. Fiting-fiting ini harus dilapisi diluar dan di dalam untuk
mencegah korosif dengan bitumen (Bituminous Coating). Lapisan tersebut harus
bebas dari bau, rasa, dan tidak membahayakan kesehatan.

BAB XII-62
1.1.4 PENGADAAN PIPA GALVANIZED IRON PIPE DAN GALVANIZED STEEL
PIPE DAN PERLENGKAPANNYA

1.1.4.1 Umum
 Pipa Steel dibuat di Pabrik dengan system ERW (Electric Resistance Welded),
untuk menghindari turbelensi dalam pengalirannya.
 Pipa Gavanized Iron Pipe (GIP) dan Gavanized Steel Pipe (GSP) Dia. 13 mm –
150 mm harus sesuai dengan standar SII. 0161-81/SNI. 0039-87 atau BS
1387/67 atau standar lain yang ekuivalent sedangkan untuk pipa dengan
Dia.  200 mm menggunakan standar ASTM A.53 (penggunaan air minum)
dan harus memenuhi Standart Internasional ISO, serta lebih diutamakan
Pabrik yang memiliki ISO 9002
 Bahan pipa GIP/GSP tidak boleh menyebabkan air yang mengalir menjadi
beracun atau merugikan / membahayakan kesehatan dan tahan terhadap
bahan-bahan kimia seperti larutan asam, alkali, garam dan lain-lain juga
tahan terhadap panas matahari.
 Panjang Pipa normal adalah 6 meter/batang kecuali ditentukan lain.
 Lapisan (Coating) pada pipa dilakukan didalam dan diluar pipa dari bahan
yang tidak merugikan/membahayakan kesehatan (Galvanize) dan dapat
mencegah terjadinya korosi pada pipa.
 Kelas pipa GIP/GSP yang digunakan adalah medium class dengan Hidrostatic
Test Pressure 50 Kgf/cm2.
 Toleransi tebal untuk pipa GIP klas medium, untu positif (tambah) tidak
terbatas, untuk negatif (kurang) sesuai dengan yang tertulis dalam brosur
yang diajukan oleh rekanan.
 Pada setiap batang pipa harus terlihat jelas ukuran pipa, klas, panjang,
standart SNI atau ekuivalent pipa serta pabrik pembuatnya.
 Untuk barang yang dikirim dan memenuhi syarat, segera dibuat Berita Acara
oleh pihak Proyek (Panitia Penerima Barang) dengan disetujui Kasatkaer,
sedangkan untuk barang yang tidak memenuhi syarat dan dinyatakan ditolak
harus diganti dengan barang yang baru dan sesuai dengan standart yang
ditentuka didalam kontrak.

BAB XII-63
1.1.4.2 Spesifikasi Pipa Galvanized Iron Pipe (GIP)/ASTM

Di Diameter pipa Tebal Pipa Berat Pipa Test


Nominal Tekan Standart Klas Pipa
Inch mm mm Kg/m Kgf/cm2
1 15 2,65 1,22 50 SNI 0039-87 Pipa Medium
BS-1387/67
2 20 2,65 1,58 50 SNI 0039-87 Pipa Medium
BS-1387/67
3 25 3,25 2,44 50 SNI 0039-87 Pipa Medium
BS-1387/67
4 50 3,65 5,10 50 SNI 0039-87 Pipa Medium
BS-1387/67
5 75 4,05 8,47 50 SNI 0039-87 Pipa Medium
BS-1387/67
6 100 4,50 12,00 50 SNI 0039-87 Pipa Medium
BS-1387/67
7 150 4,85 19,20 50 SNI 0039-87 Pipa Medium
BS-1387/67
8 200 8,18 26,40 50 ASTM A.53 Schd. 40

Keterangan :
- Standart Mutu dan Cara Uji Pipa Paja Lapis Seng diharuskan oleh Pabrik yang memiliki
SNI No. 07.0039.1987
- Galvanized Pipe (ASTM A.53) : Zinc coating = 550 gr/m2 (77m) minimum

5.3.1.3 Sambungan Pipa

 Sambungan-sambungan untuk pipa GIP/GSP dia. 0,5 – 6,0 inchs menggunakan


jenis sambungan socket ulir dalam (threath) dan untuk pipa dengan diameter 8
inchs menggunakan jenis sambungan dengan pengelasan (welded).

5.3.1.4 Fitting Pipa

 Fitting-fitting yang digunakan adalah baru dan harus sesuai dengan jenis pipa yang
diadakan tanpa harus dimodifikasi/diubah terlebih dahulu dan merupakan proses
fabrikasi/Home Industri

 Fitting yang dibuat dari bahan ductile iron sesuai dengan standar ISO/DIS 2531
atau grey iron sesuai dengan standar ISO/R 13 atau standar lain yang equivalent.
Fiting-fiting ini harus dilapisi diluar dan di dalam untuk mencegah korosif dengan
bitumen (Bituminous Coating). Lapisan tersebut harus bebas dari bau, rasa, dan
tidak membahayakan kesehatan.

 Cara penyambungan antara accessories pipa dan pipa yang menggunakan flange
diharuskan mempunyai jumlah dan ukuran lubang yang sama serta terletak dalam
satu garis.

BAB XII-64
1. Sluice Valve

a. Sluice Valve dengan Nominal diameter 3 inch atau lebih besar


 Body harus terbuat dari Cast Iron
 Gate dari sluice valve harus berbentuk baji
 Semua sluice valve harus dilengkapi dengan Non Rising Spindle, gland
packing dan Stuffing box.
 Material dari spindel harus terbuat dari stenless Steel atau Forged brass.
 Kedua ujung sluice valve adalah flange.
 Sluice Valve yang dipasang dibawah tanah harus dilengkapi dengan burried
service kit yang terdiri dari surface box, keycap, dustring, protecting pipe dan
extended spindle.
 Sluice valve yang dipasang diatas tanah atau yang menggunakan valve box
harus dilengkapi dengan handwheel yang terbuat dari cast atau melleable cost
iron.
 Valve harus dilindungi dibagian luar dengan zat pelindung epoxy.

b. Sluice Valve dengan Nominal diameter lebih kecil dari 3 inch


 Sluice valve harus terbuat dari bronze
 Sluice valve harus dilengkapi dengan gate yang berbentuk baji.
 Sluice Valve harus dilengkapi dengan non rising spindle, dengan gland
packing dan stuffing box.
 Ujung Valve adalah socket dan dilengkapi dengan ulir.
 Sluice valve yang dipasang diatas tanah atau dalam valve box harus
dilengkapi dengan handwheel yang terbuat dari cast atau melleable cast iron.
 Sluice valve yang dipasang di bawah tanah harus dilengkapi dengan burred
service kit sama sperti yang disyaratkan untuk sluice valve dengan diameter 2
inc atau lebih besar.

2. Air Valve
 Type air valve harus seperti yang ditujukan dalam gambar
 Body harus terbuat dari cast iron
 Semua peralatan yang bergerak harus dibuat dari stenless steel atau bronze.
 Pelampung terbuat dari karet atau stenless steel.
 Air valve dilengkapi dengan gunmetal plug cock.
 Tekanan pengujian dari air valve 14 kg f /cm².

BAB XII-65
3. Water Meter
 Water meter dengan diameter 15 MM harus memenuhi/sesuai dengan SNI
2547-2008, ISO 4064-B atau standart setara
 Water meter dengan dia. 150 mm – 250 mm harus memenuhi persyaratan
sbb :
- Jenis : Magnet drive
- Body : SII 0788-83

- Saringan : dari bahan anti karat


- Bahan : Cast iron all flange
- Tekanan kerja : Max. 50 bar atau Min. 20 bar
- Pembacaan : 7 (tujuh) digit register unit dengan ukuran
- Max. Flow rate 120 s/d 1200 m3/h
- Nominal Flow rate 40 s/d 400 m3/h
- Minimal Flaw rate 3,2 s/d 400 m3/h
- Water meter disuplai lengkap dengan conector (Gasket dan Nut)
dengan cover glass terbuat dari kaca dengan tebal 4 mm

4. Flange Steel

Semua Flange Steel dan perlengkapannya harus sesuai dengan ukuran dan
standart ISO – 2531 seperti yang ditunjukkan dalam Tabel C.4

Tabel C.4
Standar Flange
 Pipa D C Jumlah Diameter Diameter
Nominal Lubang Lubang Baut
2 50 165 125 4 19 16
3 75 200 160 8 19 16
4 100 220 180 8 19 16
6 150 285 240 8 23 20
8 200 340 295 12 23 20
10 250 405 355 12 23 20

Keterangan :
- DN/DN = Diameter nominal untuk pipa
- D = Flange OD
- d1 = Diameter lingkaran baut
- d = Diameter lubang baut
= Lubang baut harus sambung/tegak lurus pada garis tengah flange
= Lubang baut atara tee, bend, gate valve harus sama dengan lubang
dan diameternya.

BAB XII-66
5. Packing Flange

Bahan bakunya harus terbuat dari karet alam (chlorophere) dengan ketebalannya
packing untuk flange yang tersembunyi harus menutupi seluruh permukaan flange
yang tersembunyi minimal 5 mm.

6. Accessories Pipa
 Accessories lainnya disesuaikan dengan jumlah, jenis yang ada dalam Rencana
Anggaran Biaya dalam Kontrak
 Jumlah accessories yang diadakan harus ditambah kurang lebih (1-2) % dari
jumlah accessories yang diadakan untuk menjaga kerusakan yang ada.

5.1 PERSIAPAN PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA

5.2.1 Lingkup Pekerjaan


Kontraktor harus menyediakan peralatan pekerjaan sementara, tenaga kerja, dan bahan
serta memobilisasikan yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan dengan
cara yang baik, termasuk sambungan ke pipa induk yang ada, pengujian, penggelontoran
(flushing), desinfeksi jalur pipa dan semua pekerjaan yang diperlukan untuk
penyelesaian pemasangan pipa sesuai persyaratan yang ditetapkan dalam spesifikasi
teknis ini.
Jika ada pekerjaan yang tidak tercakup dalam spesifikasi teknis ini akan dilakukan
sesuai dengan cara yang telah digunakan untuk bidang teknis yang besangkutan di
Indonesia dan menurut perintah direksi.

Data hasil penyelidikan tanah yang telah dilakukan untuk lokasi jembatan pipa atau
daerah sekitarnya disimpan oleh pemilik dan kontraktor akan diijinkan dan menelitinya
di kantor proyek.
Semua penjelasan dalam persayaratan teknis ini khususnya yang bersifat teknis selalu
berpedoman pada standar yang umum dipakai di indonesia. Semua standar yang
digunakan, menggunakan Standar Nasional Indonesia (SNI). Dalam hal belum diatur
dalam SNI, standar yang digunakan merujuk kepada :

AISI : American Iron and Steel Institute


ANSI : American National Standards Institute
API : American Petrolium Institute
ASTM : American Society of Testing Material
AWWA : American Water Works Association
DIN : Deutsche Institut fur Norming
IEC : International Electrotecnical Commision
ISO : International for Standardization Organization
JIS : Japanese Industrial Standard
KIWA : Dutch Institute for the Testing of Water Supply Material
NEMA : National Electrical Manufactures's Assosiation

BAB XII-67
PBI 71 : Peraturan Beton Indonesia tahun 1971
SNI : Standar Nasional Indonesia

5.2.2 Penyerahan Gambar Kerja dan Gambar Pelaksanaan

Jadwal pekerjaan dan gambar kerja harus diserahkan untuk disetujui oleh direksi
sebelum pekerjaan dimulai
Kontraktor harus membuat gambar pelaksanaan (as-built) yang digambar dengan skala
yang sama dengan skala gambar perencanaan. Gambar pelaksanaan tersebut harus
diserahkan selama pekerjaan berlangsung maupun setelah penyelesaian pekerjaan.
Gambar tersebut harus memperlihatkan semua perlengkapan pipa (fitting/accessories)
perubahan lain seperti pada arah jalur pipa, ruang valve (katup), lubang kontrol
(manholes) ukuran pipa atau sejenisnya. Kesemuanya harus diperlihatkan dengan
adanya pengikatan terhadap muka tanah pada bangunan permanen.

5.2.3 Tanda Papan Nama

Kontraktor harus menyediakan memasang dan memelihara sejumlah tanda atau papan
nama yang diperlukan sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi.
Tanda atau papan nama tersebut nama pemilik dan kontraktor; nama proyek; dan juga
lokasi yang menunjukan jalur pemasangan pipa dengan perkiraan lama pekerjaan dan
juga perubahan arus lalu lintas dan sebagainya, semuanya dimaksud sebagai informasi
kepada masyarakat luas.
Papan nama harus dipasang di tempat yang telah ditentukan oleh direksi. Pada saat
penyelesaian pekerjaan papan nama tersebut harus disingkirkan.

5.2.4 Rambu-Rambu Lalu Lintas

Dimana yang dipandang perlu, kontraktor harus menyediakan rambu-rambu (tanda-


tanda) untuk keperluan lalu lintas yang dilewati. Rambu-rambu tersebut harus jelas
untuk menjamin keselamatan lalu lintas.
Bila pekerjaan harus memotong/menyeberangi jalan yang sibuk, kontraktor harus
melaksanakan secara bertahap dan apabila perlu dikerjakan pada malam hari.
Biaya yang diperlukan untuk keperluan-keperluan tersebut, diatas harus sudah termasuk
dalam kontrak.

5.2.5 Sumber Tenaga dan Penerangan

Kontraktor harus menyediakan semua peralatan dan melakukan pengaturan untuk


pemakaian tenaga listrik serta penerangan yang perlu bagi pelaksanaan pekerjaan. Harus
tersedia cukup penerangan sehingga semua pekerjaan dapat dilakukan secara wajar bila
keadaan kurang cukup sinar matahari atau/pada saat malam hari.

5.2.6 Trase dan Elevasi Pipa

5.2.6.1 Biaya Pemeriksaan Pekerjaan Pemasangan Pipa

BAB XII-68
Instansi yang berwenang atau direksi, akan memeriksa trase dan elevasi
(ketinggian) jalur pipa pada gambar dan akan mematok (stake out) trase
tersebut di lapangan. Kontraktor harus membayar sejumlah biaya untuk
pemeriksaan dan pematokan tersebut kepada instansi yang berwenang.

5.2.6.2 Tanggung Jawab Kontraktor

Kontraktor harus bertanggungb jawab agar persyaratan dasar untuk pipa


induk diletakan dan dipasang pada jalur dan ketinggian yang ditetapkan dan
dengan fitting, valve dan saluran pembuang pada lokasi yang ditentukan.
Untuk maksud ini, kontraktor harus diminta membuat patok pekerjaan atau
titik referensi atas biaya kontraktor sendiri.

5.2.6.3 Penyimpangan Akibat Bangunan Lain

Apabila ditemukan hambatan yang tidak terlihat dalam rencana dan


mempengaruhi pekerjaan sedemikian rupa, sehingga diperlukan perubahan
rencana, maka pemilik berhak untuk merubah rencana tersebut. Jika
menurut direksi terjadi perubahan dalam rencana, yang menyebabkan
perubahan volume pekerjaan yang dikerjakan oleh kontraktor, maka
perubahan volume pekerjaan tersebut akan dikerjakan sesuai dengan pasal
yang berkaitan dengan hal tersebut dalam persyaratan umum.

5.2.6.4 Kedalaman Pipa

Semua pipa harus dipasang pada kedalaman tanah sebagaimana yang telah
ditentukan atau sebagaimana diminta direksi.

5.2.7 Jalan Sementara

5.2.7.1 Umum

Dalam hal jalan sementara harus dibuat sepanjang jalur pipa sesuai dengan
kontrak, kontraktor harus melakukan tindakan sebagaimana penjelasan
dibawah ini. Kontraktor harus menyelidiki keadaan tanah sepanjang jalur,
pekerasan, jalan sementara dan mengumpulkan data atau informasi tentang
kondisi daerah tersebut pada musim kemarau dan musim penghujan.
Dengan dasar informasi yang diperoleh tersebut, kontraktor harus memulai
pengukuran topografi berdasarkan gambar perencanaan dan berada
dibawah pengarahan direksi.
Pekerjaan pembuatan jalan sementara harus mencakup pekerjaan sebagai
berikut :
a. Pengukuran topografi sepanjang bentang trase pipa yang melalui pipa
tersebut. Survey ditujukan untuk menetapkan lokasi tepat trase jalur
pipa. Kontraktor harus memperhatikan saran dan arahan dari instansi
yang berwenang atau direksi, karena trase mungkin telah ditetapkan

BAB XII-69
berdasarkan Rencana Tata Kota.
b. Pekerjaan persiapan seperti pelebaran jalan lokal yang ada,
pembongkaran dinding, pengamanan, kompensasi dan pekerjaan lain
yang diperlukan harus dilaksanakan sebelum dimulainya pekerjaan
pemasangan pipa.

Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja yang diperlukan, peralatan dan


bahan untuk membuat jatan sementara sebagaimana telah ditentukan.

5.2.7.2 Pembuatan Jalan Sementara

Pembuatan jalan sementara apabila menurut direksi diperlukan, harus


dilakukan atau diatur dengan baik sebagai berikut:
a. Bila tidak ditetapkan lain oleh direksi, pengupasan muka tanah yang
ada dengan kedalaman tidak kurang 0,3 m dan lebar
disesuaikan dengan kebutuhan atau sesuai petunjuk direksi.
b. Tanah bawah jalan (sub grade) terdiri dari lapisan tanah "tanah merah
atau yang sejenis sesuai persetujuan direksi" yang dipadatkan
dengan baik dengan ketebalan minimum 0,5 m.
c. Lapisan bawah dasar (sub base course) terdiri dari lapisan agregat yang
dipadatkan dengan baik dengan ketebalan minimum 0,2 m dan juga
diisi dengan kerikil.
d. Perkerasan permukaan yang terbuat dari kerikil pasir dengan ketebalan
minimum tidak kurang 0,1 m dipadatkan dan dirawat dengan baik
sampai selesainya pekerjaan. Jika diperlukan perbaikan, kontraktor
harus bertanggung jawab terhadap biaya perbaikan tersebut.

5.2.7.3 Pekerjaan Perbaikan Kembali

Setelah penyelesaian pemasangan pipa, bila diperintahkan oleh direksi, jalan


sementara tersebut harus dibongkar dan dikembalikan seperti keadaan
semula.

Semua bahan yang tersisa harus dibuang, lapisan tanah atas harus
dikembalikan menutup lokasi pekerjaan semula

Semua bangunan yang rusak dan utilitas yang ada harus diperbaiki secara
memadai, sampai serupa keadaan semula.

5.2.8 Pembangunan Kantor Sementara dan Gudang Milik Kontraktor

Kontraktor harus menyediakan kantor sementara dan gudang yang akan digunakan
sendiri oleh kontraktor agar diperoleh kelancaran dalam pelaksanaan pekerjaan.
Kantor sementara digunakan untuk pengelolaan yang baik, membangun dan
mengawasi pekerjaan sesuai dengan kontrak dan gudang sementara kontraktor untuk

BAB XII-70
penyimpanan alat, mesin dan bahan lainnya menyangkup material penyambung
(jointing material).

Kontraktor harus menempatkan dan memilih lokasi-lokasi untuk kantor dan/atau


gudang dan memberi tahu pemilik untuk persetujuannya. Kecuali ditetapkan lain oleh
direksi.

Sebelum dimulainya pembangunan kantor sementara dan gudang tersebut,


kontraktor harus menyerahkan desain untuk memperoleh persetujuan direksi.

5.2.8.1 Kantor Sementara Kontraktor

Kantor harus memiliki ruangan yang cukup dilengkapi dengan perabot kantor,
ruang rapat dan ruangan kerja untuk direksi dan stafnya.
Kontraktor harus menyimpan paling sedikit satu set dokumen kontrak, jadwal
pelaksanaan dan data-data terkait dengan kontrak dan gambar kerja dan/atau
gambar pelaksanaan. Kantor harus dilengkapi dengan :
a. Fasilitas air bersih dan penerangan yang memadai
b. Kamar kecil dan tanki septik dengan bidang resapannya

5.2.8.2 Gudang sementara Kontraktor

Kontraktor harus mengatur gudang sementara dengan atap yang memadai


untuk melindunginya dari hujan dan dengan peralatan pengatur sirkulasi
udara. Lantai gudang harus bebas dari rembesan air tanah dan sekiling gudang
dijaga dari kemungkinan pencurian dan kerusakan selama periode
pelaksanaan pembangunan.

5.3 PEKERJAAN TANAH DAN PERBAIKAN KEMBALI PERMUKAAN

5.3.1 Umum

Dalam bagian ini, kontraktor harus menyediakan peralatan, tenaga kerja, peralatan dan
bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan dengan cara yang baik
untuk bangunan dan jalur pipa, yang mencakup kegiatan atau hal seperti
pembongkaran; penggalian; penimbunan; pembongkaran bahan pengurugan kembali;
pemilihan bahan untuk pengurugan dan pelapisan dasar; penurapan dan penopangan;
peralatan, pemindahan pagar dan perbaikan kembali; cara perlindungan lokasi;
perbaikan permukaan; lubang pengujian (test pit); akomodasi lalu lintas dan
pemeliharaan perkerasan; perlindungan harta benda; bangunan yang ada dan lansekap
dan semua peralatan kerja sesuai dengan dokumen kontrak dan memungkinkan
diperintahkan oleh direksi

5.3.2 Pembersihan dan Pengupasan

Jalur pipa harus dibersihkan dan dikupas sebelum melakukan penggalian atau
melakukan pengurugan.

BAB XII-71
Pembersihan dan pengupasan berupa memberihkan akar-akar, tonggak, tumbuhan,
perkerasan, jalur pejalan kaki dan hambatan apapun di permukaan yang perlu
disingkirkan secara permanen atau untuk sementara waktu dan semua itu terdapat di
area yang akan digali.
Tidak boleh ada pohon yang ditebang, dirusak, atau diganggu oleh kontraktor tanpa
persetujuan direksi.
Semua kotoran, buangan, tumbuhan dan bahan bongkaran seluruhnya harus
disingkirkan dari lokasi pekerjaan dan dibuang oleh kontraktor dengan cara yang baik,
kecuali bagi bahan atau bangunan yang akan disingkirkan untuk sementara waktu dan
nantinya akan dipasang dan diperbaiki kembali seperti semula.
Bahan maupun bangunan yang disingkirkan untuk sementara waktu dan nantinya akan
dipasang dan diperbaiki kembali harus dijaga dan disimpan dengan baik.

5.3.3 Pengeringan (Dewatering)

Kontraktor harus menyediakan dan memelihara cara dan peralatan pengeringan serta
membuang air yang masuk ke lubang galian maupun pada bagian pekerjaan lainnya
dengan cara yang baik.
Semua galian harus tetap dalam keadaan kering dan tidak ada bahan pondasi, pipa atau
beton yang diletakan dalam air kecuali dengan persetujuan direksi.

Air harus dibuang sedemikian rupa sehingga terhindar kerusakan harta benda dan
gangguan terhadap rnasyarakat luas dan lingkungan sekitarnya.
Jika kontraktor memilih membuat saluran bawah pembuang, hal ini harus mendapat
persetujuan direksi terlebih dahulu.
Pemasangan rambu-rambu pengaman pada galian atau lokasi yang membahayakan atau
yang lalu lintasnya padat harus dipasang rambu-rambu pengaman yang mudah dilihat
dan terbaca dengan jelas.

5.3.4 Penggalian Lapisan Bawah Permukaan (Sub Surface) dan Lubang Pengujian (Test Pit)

Kontraktor harus memberi tanda pada galian dan parit persiapan sehingga lokasi tepat
bangunan bawah tanah dapat ditentukan.
Kontraktor harus bertanggung jawab bagi perbaikan bangunan tersebut bila pecah atau
rusak karena kelalaiannya.
Apabila, menurut pemikiran direksi perlu mencari dan menggali untuk menetapkan
bangunan bawah tanah yang ada, kontraktor harus melakukan pencarian tersebut atas
biayanya sendiri dan menurut petunjuk direksi.
Bila diperintahkan oleh direksi untuk tujuan penyelidikan keadaan tanah, kontraktor
harus menggali lubang pengujian setiap 50 m sepanjang jalur pipa, kecuali jika
ditentukan lain oleh direksi. Disamping itu kontraktor harus menggali lubang pengujian
yang cukup untuk menetapkan tempat utilitas bawah tanah bila hal itu memang
diperlukan untuk membuat konstruksi khusus dalam melintasi utilitas tersebut.
Lubang pengujian ini akan digali dengan tangan (manual) dan dalam jarak yang cukup
di depan jalur pipa sehingga kemajuan pemasangan pipa tidak terhambat.

BAB XII-72
5.3.5 Penggalian Permukaan dan Perbaikan

5.3.5.1 Umum
Sebelum penggalian, kontraktor harus menyingkirkan semua benda
permukaan, menyimpan, menjaga mencadangkan bahan tersebut dengan baik
yang nantinya mungkin diperlukan untuk perbaikan kembali daerah yang
terkena pekerjaan.
Dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender atau segera setelah pengujian pipa
sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi, semua permukaan yang terkena
pekerjaan kontraktor pada alur penggalian dan pada daerah kerja lainnya
harus diperbaiki kembali seperti keadaan semula, atau dalam keadaan yang
lebih baik. Setelah perbaikan kembali, kontraktor harus memeriksa secara
bulanan cekungan yang terjadi sepanjang jalur penggalian akibat penurunan,
dan hal ini harus diperbaiki sampai pada ketinggian semula.

5.3.5.2 Daerah Lansekap / Pertamanan

Pada daerah lansekap yang ada, kontraktor harus menyingkirkan semua benda
pemukaan, menyimpan, menjaga dengan baik pohon kecil, pagar tanaman,
semak belukar atau bagian lansekap yang mungkin dapat rusak selama
pemasangan jalur pipa, untuk perbaikan kembali daerah tersebut nantinya.
Pohon besar sebaiknya jangan ditebang selama pemasangan pipa. Bila keadaan
menuntut penebangan pohon untuk pemasangan pipa, kontraktornya
sebelumnya harus mendapatkan ijin pohon dari pemitik atau instansi terkait
yang memeliharanya dan melaoporkannya pada direksi.
Semua biaya yang diperlukan untuk penebangan pohon termasuk biaya
kompensasi ditanggung oleh kontraktor sendiri.

5.3.5.3 Daerah Berumput

Lapisan atas atau lempung, bilamana ditemukan harus ditimbun secara


terpisah dari bahan galiannya, dan nantinya dikembalikan ke tempat semula
pada kedalaman terpadatkan yang sama dengan kondisi semula.
Lempeng rumput di daerah berumput yang akan terkena galian, atau yang
akan rusak karena terkena peralatan, harus disingkirkan, dijaga/dipelihara
selama berlangsungnya pekerjaan konstruksi dan diletakan kembali setelah
penyelesaian urugan.

Bilamana karena pekerjaan kontraktor, tenah berumput menjadi rusak untuk


diletakan kembali seperti semula, kontraktor harus menyediakan dan
menempatkan tanah berumput baru atau dengan cara lain, memupuk,
menyiangi, dan memelihara area tersebut sampai didapatkan tunas baru.

5.3.5.4 Daerah Berbatu

BAB XII-73
Pada daerah yang berbatu, kontraktor harus menyediakan peralatan yang
sesuai untuk menggalinya. Bila tidak mungkin untuk dilakukan penggalian,
sedangkan bila dalam gambar rencana ada pipa yang ditanam dibawah batu,
maka apabila direksi mengijinkan dapat dilakukan pemasangan pipa baja yang
diletakan diatas tanah berbatu tersebut.

5.3.5.5 Daerah Persawahan / Perkebunan


Untuk pemasangan di daerah persawahan/perkebunan, kontraktor
sebelumnya harus mendapatkan ijin dari pemilik. Biaya kompensasi yang
diperlukan ditanggung oleh kontraktor sendiri. Bila melewati saluran-saluran
air (irigasi), harus diusahakan tidak mengganggu pengairan sawah dan tidak
merusak saluran irigasi tersebut.

5.3.5.6 Jalan Batu dan Bahu Jalan


Perbaikan kembali permukaan jalan batu ataupun bahu jalan yang diperkeras
harus diganti dengan batu sebagaimana telah ditentukan.

5.3.5.7 Jalan yang Diperkeras

Perbaikan kembali jalan yang diperkeras harus sebagaimana yang


diperlihatkan dalam gambar atau sesuai dengan ketentuan dinas pekerjaan
umum setempat.

5.3.5.8 Jalur Pejalan Kaki

Jalur pejalan kaki harus diganti sebagaimana yang diperlihatkan dalam


gambar.

5.3.5.9 Bingkai Trotoar dan Saluran Tepi Jalan

Bingkai trotoar dan saluran tepi jalan harus diganti dengan bahan yang sama
sedemikian pula permukaannya harus kembali seperti keadaan semula. Semua
pemotongan beton harus pada garis potongan yang terdekat bila tidak maka
perlu digunakan alat pemotong.

5.3.6 Penggalian

Bagian berikut yaitu "PENGGALIAN" harus digunakan bagi pekerjaan semua


pemasangan dan penyambungan semua jenis pipa.

5.3.6.1 Umum

Penggalian mencakup penyingkiran semua bahan apapun yang ditemui


termasuk pula semua hambatan yang akan mempengaruhi pelaksanaan dan
penyelesaian pekerjaan. Penyingkiran bahan tersebut harus sesuai jalur dan
kemiringan yang diperlihatkan dalam gambar rencana ataupun yang diminta
oleh direksi.

BAB XII-74
Batu dan bahan galian lainnya yang diklasifikasikan oleh direksi sebagai yang
tidak sesuai untuk pengurugan harus disingkirkan dari lokasi pekerjaan.
Kontraktor harus menyediakan, memasang dan memelihara semua pendukung
dan penopang yang mungkin diperlukan untuk dinding sisi galian dan semua
pemompaan, pengeringan atau cara lain yang disetujui untuk penyingkiran
atau pengeringan air, termasuk penanganan terhadap air hujan dan air limbah
yang berasal dari berbagai sumber yang mencapai lokasi guna mencegah
terjadinya kerusakan pada pekerjaan maupun kepemilikan yang berada
didekatnya. Dinding dan permukaan seluruh galian dimana pekerja
kemungkinan mengalami bahaya dari tanah yang tidak stabil harus distabilkan
terlebih dahulu dengan penurapan/penopangan, membuat sudut galian yang
aman atau cara lainnya. Kontraktor harus menyediakan, memasang dan
menjaga turap, penopang dan lain-lain, yang perlu untuk melindungi pekerja,
mencegah pergerakan tanah yang dapat menyebabkan musibah, tertundanya
pekerjaan ataupun membahayakan bangunan yang ada disekitarnya.

5.3.6.2 Perlindungan Terhadap Bangunan yang Ada

Bilamana perlu dapat dipakai cara penggalian yang sesuai guna melindungi
bangunan, utilitas, tiang listrik, pepohonan, perkerasan ataupun hambatan
yang ada. Di daerah di dekat fasilitas atau jalur pipa gas dan bahan bakar,
kontraktor harus melakukan tindakan pencegahan guna menghindari
kemungkinan pecah, gangguan, atau menyebabkan kerusakan pada fasilitas
dan jalur tersebut. Lebih lanjut kontraktor harus menjaga dan memperhatikan
pada kemungkinan adanya uap bahan bakar dan gas yang mungkin merembes
ke tanah atau telah terganggu selama penggalian dan pemasangan jalur pipa.

5.3.6.3 Penggalian Tanpa Ijin

Kontraktor tidak diperkenankan menggali di luar jalur dan ketinggian yang


ditujukan dalam gambar, kecuali diperintahkan oleh direksi. Penggalian tanpa
ijin harus diurug kembali dengan bahan yang sesuai sebagaimana yang
diperintahkan oleh direksi.
Bilamana menurut keputusan direksi, penggalian yang tidak diijinkan tersebut
memerlukan penggunaan beton tumbuk atau batu pecah, kontraktor harus
menyediakan dan menempatkan bahan tersebut dengan baik.

5.3.6.4 Galian Terbuka

1. Umum
Galian terbuka harus digali sehingga pipa dapat diletakan pada trase dan
kedalaman yang diminta, dan galian tersebut dilakukan sampai didepan
perletakan pipa sebagaimana yang diijinkan oleh direksi dan/atau
persyaratan yang ditetapkan oleh Departemen Pekerjaan Umum. Galian
terbuka tersebut harus dikeringkan dan dipelihara selama pekerjaan agar
pekerja dapat bekerja secara aman dan efisien.

BAB XII-75
2. Lebar Galian Terbuka
Lebar galian harus cukup agar memungkinkan pipa dapat diletakan dan
disambung dengan baik, dan pengurugan serta pemadatan dapat
dilakukan sebagaimana yang telah ditentukan.
Bilamana diperlukan, lebar galian harus sedimikian rupa sehingga dapat
memberikan kemudahan dalam penempatan penopang kayu, turap dan
penopang lainnya, maupun penanganan khusus lainnya.

3. Lubang Galian Untuk Penyambungan


Lubang galian untuk penyambungan harus dibuat disetiap lokasi
sambungan agar penyambungan dapat dilakukan dengan baik.

4. Panjang Galian
Galian terbuka bagi suatu pemasangan pipa tidak boleh melebihi panjang
yang diijinkan direksi. Galian harus diselesaikan paling sedikit 10
(sepuluh) meter didepan perletakan pipa terakhir.
Bilamana diperlukan oleh direksi, penggalian dan pengurugan harus
dilakukan dalam 24 jam, atau galian harus diurug penuh di akhir hari
kerja setiap hari atau ditutupi dengan pelat baja yang ditopang dengan
cukup aman serta mampu menahan beban arus lalu lintas kendaraan.

5. Galian Terbuka dan Jarak Pipa


Galian harus digali sampai kedalaman yang telah ditentukan
sebagaimana yang diperlihatkan dalam gambar standar agar memberikan
dukungan yang menerus dan seragam dan menopang pipa pada tanah
yang padat dan tak terganggu pada setiap titik diantara lubang galian
sambungan.
Bagian dasar tanah yang digali melampaui kedalaman yang ditentukan
harus diurug kembali secara merata sebagaimana diperintahkan oleh
direksi sampai pada kedalaman yang ditetapkan dengan pasir atau bahan
lain yang telah disetujui serta dipadatkan.
Muka akhir lapisan ini harus dilakukan dengan tepat dengan memakai
peralatan tangan (manual).
Bongkahan batu dan batu besar, bilamana ditemukan harus disingkirkan
agar memberikan jarak bebas paling sedikit 15 cm dibawah dari setiap
sisi pipa dan fitting untuk pipa dengan diameter 600 mm atau lebih kecil;
dan 20 cm untuk pipa dan fitting dengan diameter lebih besar 600 mm.

6. Penggalian di Tanah yang Kondisinya Buruk

Bilamana muka akhir dasar galian tidak stabil atau terdiri dari bahan
yang kurang baik seperti abu, bahan sampah dan lain-lain, dan atas
keputusan direksi bahan tersebut harus disingkirkan, kontraktor harus
menggali dan menyingkirkan bahan tersebut.

BAB XII-76
7. Penopangan dan Penurapan
Galian tanah lebih dari 1 meter harus ditopang dan diturap sehingga
galian tidak gugur/runtuh, agar pekerja dapat bekerja secara aman dan
menjaga permukaan jalan dan bangunan lainnya sebagaimana
ditunjukan dalam gambar kondisi tanah, lalu lintas atau yang
diperintahkan oleh direksi.
Perhatian perlu diberikan untuk mencegah terjadinya rongga di luar
turap, tetapi jika terjadi rongga; rongga tersebut harus segera diisi dan
dipadatkan. Sebelum memasang penopang dan turap, kontraktor harus
memberi tahu lokasi galian dengan turap dan penopang beserta dengan
jadwal pelaksanaannya untuk mendapat persetujuan dari direksi.

Kecuali ditentukan lain atau diperintahkan direksi, galian terbuka


diperkerasan sepanjang jalan utama dan atau jalan strategis harus
dilakukan dengan penurapan dan penopangan.
Semua penopang dan turap yang tidak digunakan harus dipindahkan
dengan hati-hati tanpa membahayakan pemasangan yang baru dilakukan
utilitas yang ada, atau kepemilikan yang berada didekatnya.
Semua rongga yang timbul akibat dicabutnya turap harus segera diisi
kembali dengan pasir dan dipadatkan dengan cara penumbukan
menggunakan alat yang sesuai dengan membasahinya atau cara lain yang
diperintahkan.
Direksi dapat memerintahkan kontraktor secara tertulis setiap saat selama
pekerjaan berlangsung untuk tidak mencabut semua turap, penopang dan
lain-lain, untuk ditimbun pada saat pengurugan dengan tujuan
mencegah kerusakan bangunan, utilitas dan kepemilikan.
Hak direksi memerintahkan semua turap dan penopang serta bahan lain
ditinggalkan/dibiarkan di tempatnya tidak boleh ditafsirkan sebagai
kewajiban di pihak direksi untuk mengeluarkan perintah seperti itu, dan
kegagalan melaksanakan hak seperti itu tidak mengurangi tanggung
jawab kontraktor terhadap kerusakan yang terjadi pada pihak ketiga yang
diakibatkan oleh kepemilikan oleh kelalaian dalam pekejaan sebagai
akibat tidak ditinggalkannya penopang atau turap untuk mencegah
longsor atau bergeraknya tanah.

8. Penimbunan Bahan Galian


Kontraktor harus menyusun jadwal penggalian dan pemasangan pipa
sehingga tidak terjadi penimbunan bahan galian di jalan utama maupun
jalan nasional. Bahan hasil galian dapat ditimbun di bagian jalan lain
dengan syarat menggunakan kotak penampung tanah galian agar tidak
menghambat arus lalu lintas.
Bahan galian yang tidak dapat dipakai untuk urugan harus ditimbun atau
dibuang dengan cara yang disetujui direksi dan jauh dari jalan.

BAB XII-77
Bilamana diperlukan dan diperintahkan oleh direksi, kontraktor harus
mengangkut bahan galian untuk dibuang atas beban biaya sendiri.

5.3.6.5 Urugan

Bagian berikut mengenai "URUGAN" harus diterapkan untuk semua


jenis pekerjaan pemasangan dan penyambungan pipa.

5.3.6.6 Umum

Urugan mencakup menyediakan, menempatkan dan memadatkan semua


bahan untuk mengisi/mengurug galian pemasangan pipa dan galian untuk
bangunan lainnya. Urugan tidak boleh dijatuhkan secara langsung pada pipa
atau bangunan lainnya.

Kecuali ditentukan lain, bahan yang digunakan untuk pengurugan harus


berupa bahan yang terpilih. Jika urugan pasir atau kerikil tidak ditentukan
dalam gambar, tetapi menurut pendapat direksi harus digunakan di beberapa
bagian pekerjaan, kontraktor harus menyediakan dan mengurug dengan pasir
atau kerikil sebagaimana ditentukan dan diperintahkan oleh direksi. Urugan
harus dikerjakan setelah semua pipa terpasang, diperiksa dan disetujui direksi.

5.3.6.7 Bahan Urugan

Bilamana tidak disebutkan lain dalam spesifikasi dan gambar rencana, bahan
untuk urugan ditentukan sebagai berikut:

1. Bahan Terpilih
Bahan terpilih adalah bahan yang telah diambil dengan penggalian atau
diangkat yang tidak mengandung batu atau benda padat yang
ukurannya tidak lebih besar 5 cm dalam bentuk apapun dan juga tidak
mengandung bahan organik seperti rumput, akar, semak atau
tumbuhan lainnya, dan tidak bersifat mengembang (non exrisive
nature).

2. Urugan Kerikil
Kerikil yang dipakai untuk urugan harus berupa kerikil alam, memiliki
partikel yang kuat berbutir halus sampai sedang dalam bentuk yang
cukup seragam dan tidak mengandung batu besar atau batu dengan
ukuran lebih besar dari 5 cm.
Bahan tersebut harus bebas dari kotoran, abu, arang, bahan tak
terpakai/buangan atau bahan yang tidak boleh ada atau bahan buangan
lainnya. Bahan tersebut tidak boleh mengandung tanah liat, lempung
dan tidak boleh bergumpal.

BAB XII-78
5.3.6.8 Urugan pada Galian

1. Lapisan Alas
Pipa harus didasari dan dialasi hingga kedalaman minimum
sebagaimana diperlihatkan dalam gambar.
Bahan bagi lapisan alas ini harus pasir, ditempatkan dalam bentuk
lapisan dengan ketebalan tidak lebih dari 15 cm dan dipadatkan
dengan tongkat pemadat atau cara lain yang disetujui direksi pada
kepadatan kering maksimum 95%.
Pemberian lapisan alas pipa dengan memakai kerikil diperlukan
sebagai pengganti pasir pada tempat yang dianggap perlu dan yang
diperintahkan untuk dilakukan oleh direksi.

2. Urugan di Bawah Pipa


Semua galian diurug kembali dengan pasir atau bahan lain yang
disetujui, dengan tenaga manusia mulai dari lapisan pasir alas hingga
garis tengah pipa, diletakan secara berlapis dengan ketebalan tidak
lebih dari 15 cm dan dipadatkan dengan tongkat pemadat pada
ketebalan kering maksimum 95 %.
Bahan urugan ditempatkan dalam galian secara penuh selebar galian di
masing-masing sisi pipa, dan perlengkapan lainnya secara menerus.
Dalam hal pipa Ductile Cast Iron, dari garis tengah pipa ke permukaan,
dalam "Urugan Sampai Permukaan" harus diterapkan bagi
pengurugannya.

3. Urugan di Atas Pipa


Pada garis tengah pipa dan perlengkapannya sampai pada kedalaman
10 cm diatas pipa baja (steel), galian harus diurug dengan peralatan
tangan (manual) atau cara mekanis lainnya yang telah disetujuinya.
Bahan dan cara pengurugan harus sebagaimana yang ditunjukan
dalam gambar rencana, dan ditempatkan secara berlapis dengan
ketebalan tidak melebihi 20 cm dan dipadatkan dengan tongkat
pemadat dengan ketebalan kering maksimum 95%.
Dalam pipa Polyvinyl Chloride, galian harus diurug dengan cara
konvensional atau cara mekanis yang telah disetujui, pada kedalaman
30 cm diatas puncak pipa PVC dan tidak rnerusak pipa.

4. Urugan Sampai Permukaan


Dari kedalaman 10 cm diatas pipa baja sampai permukaan, galian
harus diurug dengan peralatan tangan (manual) atau yang disetujui,
ditempatkan berlapis dengan ketebalan tidak melebihi 20 cm, dan
dipadatkan dengan tongkat pemadat untuk mencegah amblasnya
permukaan tanah setelah penyelesaian pekerjaan pengurugan.

BAB XII-79
Dalam Pipa Polyvinyl Chloride, galian harus diurug dengan tangan
(manual) atau cara mekanis yang telah disetujui, pada kedalaman 30
cm diatas pipa PVC dan tidak merusak pipa.

5.3.6.9 Pengujian Kepadatan di Lapangan

Dimana urugan perlu dipadatkan sampai pada kepadatan tertentu, pengujian pemadatan
dapat dilakukan oleh direksi, menggunakan prosedur pengujian yang ditetapkan dalam
ASTM D -1556.
Referensi kepadatan tanah maksimum harus ditentukan menggunakan standard
compaction test. ASTM D-698. Pengujian dapat dilakukan dalam zona pipa, dan diatas
zona pipa.

5.3.6.10 Perlindungan Terhadap Lereng Sungai, Saluran dan Selokan

Dimana pipa menyeberang sungai, saluran atau selokan, dan juga pada titik buang katup
penguras (blow offs), pada bangunan ini harus diberikan perlindungan terhadap lereng
dengan menggunakan batu lapis lindung (riprap) atau cara lain yang telah disetujui
guna mencegah runtuhnya kemiringan tersebut.
Batu lapis lindung yang ada atau perlindungan kemiringan harus diperbaiki kembali
sebagaimana yang ditetapkan dalam bagian "GALIAN PERMUKAAN DAN PERBAIKAN".
Pemasangan lapisan lindung secara umum harus dimulai dari bahu hingga ke dasar
kemiringan dan memenuhi sudut kemiringan yang ada dan bentuk topografi daerah
sekitarnya. Sebagaimana diputuskan direksi, pemasangan lapis lindung dilakukan dari
bahu hingga kedalaman tertentu untuk mencegah keruntuhan.
Bahan yang digunakan untuk pemasangan batu harus batu alam yang keras dan
berbentuk bundar, batu berbentuk pipih dan panjang tidak boleh digunakan.
Ketebalan pasangan batu harus sekitar 35 cm, kecuali ditetapkan dan diperintahkan lain
oleh direksi. Ketebalan yang disebutkan diatas, mungkin berbeda sesuai dengan lokasi
pekerjaan, yaitu sudut kemiringan, kedalaman atau bentuk topografis sungai, saluran
dan selokan.
Kontraktor harus menyerahkan gambar kerja sebelum memasang pasangan batu untuk
persetujuan direksi.
Rongga diantara batu harus diisi dengan beton tumbuk dan dipadatkan dengan baik atau
dengan semen bila disetujui. Area dibawah lapisan batu harus diisi dengan kerikil yang
dipadatkan dengan ketebalan 20 cm.
Pipa pengering harus dipasang bilamana menurut anggapan direksi memang diperlukan.
Pipa pengering ini harus berdiameter 50 mm dipasang setiap (2 - 3) m2 pasangan batu.

Dasar sungai, saluran atau selokan mungkin perlu dilindungi sesuai dengan keadaan
lapangan sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi.

BAB XII-80
5.4 KONSTRUKSI BANGUNAN KHUSUS

5.4.1 Konstruksi Jembatan Pipa

5.4.1.1 Umum

Kontraktor harus menyediakan tenaga, bahan, perkakas, peralatan lainnya


yang diperlukan, diluar yang disediakan atau dipinjamkan oleh pemilik untuk
pekerjaan konstruksi jembatan pipa sebagaimana yang diperlihatkan dalam
gambar dan/atau ditentukan disini.
Batas konstruksi setiap jembatan pipa adalah pada kedua ujung sambungan
"flexible" dan/atau "fitting" yang digunakan untuk hubungan flexible
sebagaimana diperlihatkan dalam gambar. Dikarenakan perbedaan dan
ketinggian alignment jembatan dan jalur pipa, diperlukan bentang transisi
guna menghubungkannya sebagaimana diperlihatkan dalam gambar dan
harus dilaksanakan sesuai dengan perintah direksi sesuai dengan kondisi
lapangan.
Penyambungan jalur pipa pada jembatan dengan jalur pipa biasa harus
dilakukan setelah penyelesaian pekerjaan pipa dan setelah persetujuan direksi.
Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan konstruksi jembatan pipa dengan
benar sesuai dengan ketentuan butir-butir yang dapat diterapkan dalam
spesifikasi teknik ini.
Kontraktor atas biayanya sendiri memeriksa semua ukuran jembatan pipa yang
diperlihatkan dalam gambar dengan melakukan survey sendiri di lokasi
pekerjaan.
Kontraktor harus melakukan, mengkoordinasikan dengan instansi terkait, dan
membantu Pemilik mendapatkan ijin dari Instansi Pemerintah yang terkait
dalam pelaksanaan pekerjaan perlintasan ini.

5.4.1.2 Gambar Kerja dan Jadwal Pelaksanaan

Kontraktor berdasarkan pemeriksaan lapangan dan peta geologi tersebut,


harus menyusun jadwal pelaksanaan dan gambar kerja jembatan pipa yang
memperlihatkan semua ukuran, rincian pipa, bangunan bawah (abutment),
pilar, pancang, pekerjaan sementara termasuk penurapan, perancah dan lain-
lain, perbaikan kembali atau membuat lapis lindung (revetment) pada sungai
atau saluran dimana diperlukan, termasuk perhitungan yang diperlukan serta
menyerahkannya kepada Direksi untuk persetujuannya, sebelum memulai
pekerjaan pembangunannya.
Setelah itu, dengan aliran air tetap dipertahankan tetapi pada kecepatan yang
lebih rendah, air ditambah dengan cairan desinfektan yang sudah disediakan
oleh Pemborong dengan cara dipompakan melalui lubang berdiameter kecil di
ujung pipa di bor.

BAB XII-81
Volume air dan jangka waktunya sekurang-kurangnya 24 jam harus
sedemikian sehingga air yang dikeluarkan mengandung sekurangnya 20 mg
sisa Khlorin per liter.
Jika air ini masih mengandung Khlorin bebas setelah periode kontak ini, maka
harus dicuci dengan air sampai air yang dikeluarkan tidak mengandung
Khlorida yang berlebihan.
Jika ternyata cairan yang dikeluarkan tidak mengandung Khlorin setelah
periode kontak selama 24 jam dalam pemberian desinfektan, maka proses
harus diulangi. Sebelum pemberian desinfektan pada tiap bagian pipa dengan
cairan yang mengandung klorin di atas, Pemborong harus mendapat
persetujuan tertulis dari Direksil Tenaga Ahli untuk menggunakannya.
Desinfeksi Pipa
Sebelum jaringan pipa dipakai untuk mengalirkan air bersih ke pelanggan
maka terlebih dahulu harus dilakukan pembersihan pipa dari
kotoran/endapan yang ada dalam pipa dan membersihkan pipa dari kuman-
kuman penyakit dengan larut-an desinfektan.

5.4.1.3 Perancah

Kontraktor harus menyediakan perancah yang memadai melintas sungai atau


saluran dengan lebar yang cukup agar dapat meletakkan, menyambung,
mengelas dan mengecat pipa dan membuat pipa dengan aman dan efisien.
Tindakan khusus harus dilakukan dalam merencanakan dan membangun
perancah di lokasi jembatan dimana pendirian pilar termasuk kedalam
pekerjaan, sehingga dapat menopang dengan baik atau mendukung berat
peralatan pancang dan tekanan atau kejutan dari pelaksanaan pancang.

5.4.1.4 Konstruksi Bangunan Bawah

Kontraktor harus menyediakan turap/atau perlengkapan kedap air untuk


pembuatan bangunan bawah, sehingga dapat dilaksanakan dalam kondisi
kering dan aman.

9. Pondasi
Kontraktor harus membuat pondasi sesuai dengan kebutuhan yang
ditentukan atau yang diperlihatkan dalam gambar.
a. Pondasi Langsung
Kontraktor harus melakukan pengujian kapasitas daya dukung
tanah di lapangan sebagaimana diminta oleh Direksi, sesuai
dengan standar yang disetujui, bilamana penggalian dilakukan
hingga gradien yang direncanakan sebagaimana terlihat dalam
gambar.
Pembuatan lantai kerja dengan beton K 100 tidak boleh dilakukan
sebelum diperoleh persetujuan dari Direksi.

BAB XII-82
Tanah yang tidak sesuai untuk pondasi harus disingkirkan dan
diganti dengan pasir atau batu pecah sampai kedalaman tertentu
dan ditempatkan sebagaimana diperlihatkan dalam gambar atau
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi.
Setiap lapisan bahan tersebut harus disebar dengan ketebalan
maksimum 15 cm dan dipadatkan dengan alat pemadat tangan,
minimum empat kali sebagaimana disetujui oleh direksi.
Pengujian lapangan harus dilakukan setelah pengisian mencapai
ketinggian yang direncanakan sebagaimana dijelaskan di atas
untuk memenuhi kapasitas daya dukung.
Ketebalan akhir 10 cm tanah asli, harus disingkirkan dengan
tangan sehingga akan diperoleh tanah dasar rata tak terganggu.
Jika tanah pada gradien galian yang direncanakan dan yang
diperintahkan Direksi tidak sesuai untuk pondasi, Kontraktor
harus menggali lebih dalam lagi di bawah gradien tersebut sampai
kedalaman tertentu sebagaimana diperintahkan Direksi.

b. Pondasi Pancang
Semua pancang harus disediakan dan dipasang pada lokasi yang
tepat yang diperlihatkan dalam gambar dan sebagaimana
ditentukan dalam bab selanjutnya.
Pancang tidak boleh dipancang sebelum diperiksa, dan disetujui
oleh Direksi. Kepala pancang direncanakan sebagai sendi dan
harus disisipkan ke dalam bangunan bawah sedalam 10 cm.

10. Pekerjaan Beton


Setelah mengecor lantai kerja, dan setelah diperiksa dan disetujui
Direksi, Kontraktor harus menyelesaikan pekerjaan sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar dan sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan dalam bagian selanjutnya, yaitu "Pekerjaan Beton".
Harus digunakan beton dengan kuat tekan karakteristik minimum 175
kg/cm’. Pipa yang ditanam dalam bangunan bawah harus dimantapkan
ke besi tulangan dengan cara yang disetujui serta menghindari
pergeseran dari lokasi semula selama pengecoran beton.

5.4.1.5 Konstruksi Pilar

Pilar terdiri dari sepasang pancang dan dihubungkan dengan bantalan beton.
Berkaitan dengan pancang yang dipancang di sungai atau saluran, Kontraktor
harus memilih secara teliti cara dan peralatan yang sesuai agar tetap pada jalur
dan ketinggian yang benar sebagaimana diperlihatkan dalam gambar. Puncak
pancang harus digabungkan ke dalam bantalan beton dengan kedalaman yang
cukup sebagaimana diperlihatkan dalam gambar. Setelah penyelesaian
pekerjaan, semua bahan yang digunakan bagi pekerjaan konstruksi, seperti

BAB XII-83
perancah, pelantar kerja sementara dan lain-lain, harus disingkirkan
semuanya agar tidak mengganggu aliran sungai atau saluran.

5.4.1.6 Konstruksi Bangunan Atas


Kontraktor harus menyediakan bekisting yang kualitasnya untuk beton expose
dan peralatan water stop untuk penyambungan antar dinding.

5.4.1.7 Pemasangan Pipa

Kontraktor harus memasang dan menyambung semua pipa "fitting" dan


"coupling" sesuai dengan jalur dan ketinggian yang diperlihatkan dalam
gambar.

1. Anti Lendutan (cambering)


Pada setiap bentang jembatan pipa, pipa harus dipasang dalam bentuk
bekisting lengkung. Besarnya anti lendutan ini harus 1/1250 persatuan
pancang bentang di bagian garis tengah bentang sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar.
Kontraktor harus menyiapkan gambar kerja yang memperlihatkan
susunan rinci bahan pipa dan juga garis pemotongan dan sudut masing-
masing pipa untuk anti lendutan dan harus menyerahkannya ke Direksi
untuk persetujuannya setelah pekerjaan pemasangan pipa.
2. Pendukung Berbentuk Cincin (ring support)
"Fixed Type Ring Support" yang ditunjukkan dalam gambar harus
dianggap pendukung berbentuk cincin yang dipasang di bantalan pilar.
"Sliding Type Ring Support" harus dianggap sebagai pendukung
berbentuk cincin yang dapat digeser secara horizontal di bantalan pilar
ke sumbu dalam pipa.
Pendukung harus terbuat dan baja yang memenuhi standar yang
ditentukan Direksi atau yang dianggap setara, dan dibuat sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar.
Demikian pula dengan baut, angker dan sekrup harus terbuat dari baja
yang memenuhi standard yang sesuai seperti tersebut di atas. Pendukung
berbentuk cincin harus dilas merata melingkari pipa baja.
3. Pengujian Pengecatan
a. Umum
Semua sambungan yang dilas pada jembatan pipa harus diuji secara
radiografl sebagaimana dinyatakan di bawah ini.
Setelah disetujui oleh Direksi, semua permukaan bagian dalam
(interior), sambungan las, dan permukaan bagian luar (exterior)
harus dicat.
b. Pengujian Radiografi untuk Hasil Pengelasan
Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja, peralatan dan bahan
untuk pengujian radiografi hasil pengelasan.

BAB XII-84
Pengujian radiografi harus dilakukan oleh penguji yang mampu,
memiliki pengalaman dan kualifikasi yang cukup untuk pekerjaan
pengujian. Kontraktor harus menyerahkan pengalaman dan
kualifikasi yang dimilikinya untuk persetujuan Direksi. Semua
pelaksanaan pengujian harus dikerjakan dengan dihadiri oleh
Direksi atau Wakilnya.
Pengujian hasil pengelasan harus dilakukan sesuai dengan JIS Z
3104 "Method qf Radiografic Test and Classification of
(Radiographs)" cara pengujian radiografi dan klasifikasi radiograf
untuk pengelasan baja, atau standar lain yang dapat diterima oleh
Direksi.

Hasil pengujian radiografi diklasifikasikan dalam standar sebagai


berikut:

Tabel 5.16 Hasil Pengujian Radiografi

Kelas 1 2 3
Ti ngkatan 1 sampai 4 1 sampai 4 Tidak Ada
Tingkatan

Kelas dan tingkatan yang diterima harus kelas 1, tingkat 1, sampai


tingkat 3 dan kelas 2, tingkat 1 sampai 3.
Jika hasil pengujian memperlihatkan kelas dan tingkat lain dari pada
yang disebutkan di atas, Kontraktor harus mengulas dan menguji
Ulang atas beban biayanya sendiri sampai hasil yang diperoleh
diterima oleh Direksi.
c. Lapisan Pelindung Luar dan Lapisan Pelindung Dalam
Semua pipa baja yang terekpos, "Fitting", sambungan dan pipa yang
akan dipendam dalam tanah harus dilindungi sesuai dengan yang
dicantumkan dalam bab III butir 8.4. LAPISAN PELINDUNG LUAR
DAN LAPISAN PELINDUNG DALAM.

5.4.1.8 Perlintasan dengan Jalan Kereta Api

5.4.1.9 Umum

Perlintasan Jalur Pipa dengan Jalan Kereta Api harus dikerjakan oleh
Kontraktor.
Gorong-gorong jalur pipa dan lubang kontrol di kedua sisi jalur jalan kereta
api (KA) akan dikerjakan oleh Perusahaan Umum Kereta Api (PERUMKA).

BAB XII-85
Kontraktor harus membayar kepada PERUMKA semua biaya yang diperlukan
bagi pembangunan tersebut termasuk pajak bila memang dikenakan.
Waktu kerja bagi Bangunan Perlintasan dengan jalan Kereta Api sesuai dengan
perintah Direksi atau PERUMKA.

5.4.1.10 Pemasangan Pipa

Setelah PERUMKA membuat gorong-gorong, Kontraktor harus memasang pipa


dan "valve" sesuai dengan butir-butir yang relevan dalam ketentuan ini.
Pondasi dan penopang pipa harus disediakan dalam gorong-gorong
sebagaimana diperlihatkan dalam gambar atau yang diperintahkan oleh
Direksi.
Semua sambungan dalam gorong-gorong harus disambung sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar dan oleh sekeliling pipa yang menembus dinding
lubang kontrol harus diisi dengan semen yang tidak mengerut.

5.4.1.11 Pekerjaan Penembusan Pipa (Pipe Driving Work)

5.4.1.11.1 Umum

Bahan pipa untuk pekerjaan penembus pipa disediakan oleh Pemilik bila
pipa induk berdiameter 700 mm atau lebih besar, tetapi bila diameter 600
mm atau tebih kecil, bahan pipa unluk penembusan harus digunakan
sebagai selubung (casing) dan harus disediakan oleh Kontraktor.
Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja, bahan, perkakas dam
peralatan, kecuali yang ditetapkan dalam BAGIAN SYARAT KHUSUS dan
keperluan lain guna melaksanakan pekerjaan penembusan pipa
sebagaimana diperlihatkan dalam gambar dan/atau ditetapkan di sini.
Sebelum pekerjaan konstruksi, Kontraktor harus menyelidiki struktur
lapisan bawah yang ada, utilitas dan sumur yang berada di sekitar lokasi
pekerjaan supaya tidak merusak fasilitas tersebut selama tahap
pembangunan. Sebelum, selama dan setelah berjalannya penembusan,
Kontraktor harus membuat pengukuran secara mekanis dan mendata
ketinggian tanah, permukaan jalan yang ada dan muka air sumur, jika ada,
dan harus melakukan penanggulangan yang memadai terhadap penurunan
ketinggian tersebut. Bilamana diketahui adanya penurunan ketinggian,
Kontraktor harus segera menghentikan pekerjaan penembusan dan hal
tersebut segera pula dilaporkan ke Direksi.
Kerusakan terhadap perkerasan permukaan jalan, struktur lapisan bawah,
peralatan dan lainnya yang diakibatkan pekerjaan penembusan harus
diperbaiki dan/atau diperbarui oleh Kontraktor atas beban biayanya sendiri
serta memuaskan Direksi.
Kontraktor harus melakukan pekerjaan penembusan pipa dengan benar
sesuai dengan butir penerapan yang dicantumkan dalam spesifikasi teknik.

BAB XII-86
Kontraktor atas biayanya sendiri harus mencek semua ukuran yang
diperlihatkan dalam gambar dengan mensurvai sendiri lokasi pekerjaan.

5.4.1.11.2 Penyelidikan Tanah

Dalam memeriksa sifat tanah lokasi pekerjaan, Kontraktor diijinkan untuk


melihat dan memeriksa data penyelidikan tanah di Kantor Pemilik yang
memperlihatkan keadaan tanah pada lokasi strategis sepanjang jalur pipa.
Kontraktor harus, bila diminta oleh Direksi, melakukan pemboran
mencakup pengujian penetrasi standar (standard - penetration test) di
lubang bor. Konsolidasi dan pengujian lain yang diperlukan pada contoh
tanah yang didapat dari pengeboran tersebut untuk mengetahui sifat tanah
seperti daya dukung, kuat geser, permeabilitas, nilai banding rongga (void
ratio) dan kandungan air.
Tambahan penggantian dalam hal ini akan dilakukan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

5.4.1.11.3 Gambar Kerja, Perhitungan dan Data yang Berkaitan Lainnya

Kontraktor berdasarkan pemeriksaan dan pengujian tanah tersebut, harus


menghitung tenaga penembusan (driving power) yang diperlukan. Bila
memang diperlukan sekali, untuk membelokkan pipa dengan sambungan
"solvent cement" agar membentuk lengkungan dengan jari-jari panjang
besarnya belokan harus sesuai dengan petunjuk dari pabrik dan
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.

5.4.1.11.4 Tanah Penutup Kedalaman Pipa

Ketebalan tanah penutup kedalaman pipa yang ditembus harus mengikuti


peraturan setempat.

5.4.1.11.5 Ruang Penembus (driving pit)

Ruang penembus harus dibuat sedemikian guna memberikan ruang yang


cukup bagi pekerja untuk menurunkan, menembuskan dan menyambung
pipa secara aman dan efisien dalam ruang tersebut.
Keperluan untuk pengamanan dan pemeliharaan, terhadap umum dan lalu
lintas harus benar-benar dipenuhi oleh Kontraktor.
Didasari setiap ruang penembus harus dilengkapi dengan ruang pengering
dan pompa yang menjaga agar ruang tetap kering sepanjang waktu
pekerjaan penembusan.
Setiap ruang penembusan juga harus memiliki peralatan yang memadai
untuk menaruh pipa dan peralatan penembus dan untuk menyingkirkan
tanah hasil galian:

BAB XII-87
1. Penurapan dan Penopangan
Sebelum penggalian ruang penembus, turap tiang baja (Steel seet pile)
harus dipancangkan sepanjang dinding ruang sebagaimana
diperlihatkan dalarn gambar dan sebagaimana ditentukan di sini.
Tiang turap harus dipancang sepanjang permukaan luar penopang.
Yang dipasang sebelum pemancangan tiang turap, dan memanfaatkan
penopang sebagai pedoman pemancangan guna mencegah turap
melintir atau melengkung selama pemancangan
Seluruh tiang turap harus dipancangkan ke tanah sampai kedalaman
tidak kurang dari 8 (delapan) meter. Ukuran dan dimensi penopang
baja harus direncanakan sedemikian agar mampu mendukung; tiang
turap yang dipancang disisi luarnya.
Penyusunan kerangka penopang baja harus dibuat sama dengan
ukuran yang diperlihatkan dengan pengelasan atau pembautan, dan
kerangka setelah tiang turap dipancang harus dikencangkan sesuai
dengan perintah Direksi. Walau demikian kerangka tersebut tidak
boleh dilaskan ke tiang turap.

2. Pondasi dan Beton Penahan Desakan


Setelah dilakukan perataan dan pemasangan pondasi batuan pada
permukaan dasar ruang penembus dengan ketebalan 15 cm pada
seluruh permukaannya.
Kemudian pada pondasi batuan terpasang diberi lantai kerja dengan
mutu kelas E dengan ketebalan 15 cm dan disediakan pula tempat,
pengeringan serta penyambungan pipa dengan ukuran sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar dengan lebar 2 meter.
Beton penahan desakan harus sanggup menahan desakan tenaga
dorong tanpa mengalami pergeseran atau kerusakan, maka agar
memungkinkan semua gaya dorong secara efisien bekerja pada pipa
penembus, harus disusun seperti ditunjukkan pada gambar.
Sebagai langkah utama pembuatan beton penahan desakan.
Kontraktor harus, berdasarkan pada kebutuhan daya dorong,
menghitung kekuatan tulangan beton yang diperlukan sehingga
mampu mencegah kerusakan atau pecahnya beton dan harus
menyerahkan kepada Direksi hasil perhitungan kekuatan dan tata-
letak tulangannya.

5.4.1.12 Ruang Penerima Tembusan (arriving pit)

Ruang penerima tembusan dipasangi turap dan penopang oleh Kontraktor


sedemikian rupa sehingga dapat menerima pipa penembus pada posisi dan
ketinggian/elevasi yang tepat serta dapat untuk menyambungkan dengan
pipa biasa seperti ditunjukkan pada gambar setelah ujung pipa penembus
diangkat.

BAB XII-88
5.4.1.13 Penembusan Pipa-Pipa

Kontraktor harus melakukan penembusan pipa sesuai dengan Instruksi


Pabrik pembuatnya serta persyaratan berikut ini:
1. Persiapan
Setelah melakukan penyetelan ujung pipa penembus pada posisi dan
ketinggian/elevasi yang benar, sebagian dari dinding turap di depan
alat penembus tersebut dipotong dengan pengelasan atau cara lain
sehingga memungkinkan pipa ditembuskan pada bukaan yang dibuat.
Ukuran dari bukaan harus kira-kira 20 cm lebih besar daripada
diameter pipa tembus yang akan didorong. Bentuk pemotongan
bukaan harus dikerjakan sedemikian rupa rapinya dan menunjukkan
hasil kerja berketrampilan tinggi.
Setelah pendorongan pipa pertama. ruangan antara pipa dan bukaan
turap harus diisi dengan karung pasir atau material lainnya yang
disetului oleh Direksi untuk mencegah masuknya gumpalan tanah ke
dalam ruvn-an penembus.

2. Pemasangan Ujung Pipa Penembusan dan Bantalan Pendorong


(leading pipe)
Dalam usaha mengurangi hambatan geser tanah, ujung pipa
penembus harus dipasangkan pada ujung spigot pipa tembus pertama
sebagaimana ditunjukkan pada gambar.
Bantalan pendorong harus dipasangkan pada pipa penembus sebabai
usaha meneruskan gaya dorong secara tersebar dan merata pada
seluruh permukaan dari ujung pipa tembus yang didorong.

3. Penembusan
Kecuali diminta oleh Direksi, pelaksanaan penembusan pipa harus
dilakukan semua terus menerus hingga selesai untuk menghindari
peningkatan lekatan geser antara pipa dengan tanah.
Namun, pada keadaan daya dorong penembusan melampaui batas
taksiran kekuatan untuk kondisi tertentu, Kontraktor harus dengan
segera menghentikan pekerjaan penembusan pipa dan
memberitahukan keadaan ini tanpa menunda, kepada Direksi yang
akan memberikan petunjuk/pengarahan yang sesuai.
Dalam hal lebih dari dua buah kaki pendorong digunakan untuk
penembusan, perlu diperhatikan untuk mengupayakan semua kaki-
kaki pendorong tersebut bekerja secara serempak.

4. Penyambungan Pipa-Pipa Penembus


Setelah pipa didorong masuk sampai panjang tertera hingga perlu
penyambungan, penyambungan dengan berikutnya dilakukan di
dalam ruang penembus.

BAB XII-89
Penyambungan harus dilakukah sesuai dengan persyaratan dari bab-
bab yang telah disebutkan terlebih dahulu sesuai dengan instruksi
pabrik pembuatnya dengan cara memuaskan Direksi.

5. Pembuangan Tanah dari Dalam Pipa


Tanah yang berada di dalam ujung kepala pipa penembus sepanjang
kurang lebih satu meter diukur dari ujung terdepan tidak perlu
dibuang. Selama pembuangan tanah, perlu diperhatikan jangan
sampai menimbulkan kerusakan pada lapisan lindung dalam pipa.

6. Survey
Sepanjang waktu pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor melakukan
pengukuran datar, titik henti dan survai lainnya diperlukan untuk
penembusan pipa sehingga berlangsung dengan tepat sesuai jalur dan
ketinggian yang diminta.

5.4.1.14 Pengujian Sambungan

Segera dan sedapat mungkin setelah panjang jalur pipa diminta telah tembus
tertanam sesuai dengan rencana, Kontraktor harus segera melakukan uji
tekanan air sesuai dengan persyaratan yang diminta pada spesifikasi ini.
Bila kebocoran terjadi atau terdapat cacat lain yang ditemukan pada
pengujian, Kontraktor harus memperbaharui dengan biaya menjadi
tanggungannya hingga memuaskan Direksi.

5.4.1.15 Pengurugan Ruang Penembus

Sebelum memulai pengurugan ruang penembus dan ruang penerima,


beton penahan desakan, bila diminta oleh Direksi, harus dibuang dan
ruang-ruang tersebut.
Setelah pekerjaan penembusan dan penyambungan pipa sebagaimana
dimaksudkan telah selesai dilapisi dengan lapisan pelindung luar dan
lapisan pelindung dalam pada setiap sambungan pipa baja seperti
dijelaskan dimuka, serta Direksi menyetujui untuk keperluan tersebut,
Kontraktor harus rnengurug ruang-ruang yang dimaksud.
Ruang-ruang tersebut harus ditimbun dengan pasir atau batu pecah dari
dasar hingga ke dasar selubung beton.
Material timbunan harus dipadatkan setiap ketebalan 15 cm dengan
menggunakan pemadat tangan atau peralatan yang disetujui. Bagian
selanjutnya, diatas timbunan pasir atau batu pecah hingga sampai pada
permukaan awal harus diurug dengan material terpilih sesuai dengan
persyaratan pada butir yang sesuai dengan spesifikasi ini.

BAB XII-90
5.4.1.16 Perletakan Pipa di Bawah Air

5.4.1.17 Penyelam
Setiap saat selama pelaksanaan pekerjaan dalam air, Kontraktor harus
menyediakan biaya bagi penyelam-penyelam Bilamana diperlukan
berdasarkan instruksi Kontraktor atau Direksi.
Penyelam harus dilengkapi dengan peralatan kerja pada maksimum kedalam
dan Kontraktor harus menyediakan peralatan keamanan, dan bila perlu
termasuk "pipe locator" (magneto meter) yang sesuai untuk pekerjaan bawah
air. Kontraktor harus mengikuti peraturan yang berlaku dalam
mempekerjakan penyelam.

5.4.1.18 Survey dan Penyelidikan


Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor harus melakukan survey
antara lain :
1. Kedalaman sungai rata-rata.
2. Perbedaan muka air pada saat pasang.
3. Kecepatan arus sungai.
4. Penyelidikan tanah di sungai.

5.4.1.19 Persiapan Pekerjaan Bawah Air


Sebelum mulai melaksanakan pekerjaan bawah air. Kontraktor harus
mempersiapkan antara lain:
1. Mengajukan usulan metoda kerja.
2. Mengatur dan merangkai perpipaan yang akan dipasang.
3. Mengatur lalu lintas sungai bila ada.
4. Mengurus perijinan untuk memulai kerja kepada Direksi.

5.4.1.20 Tegangan Tarik (Tensile Stress)


Dalam mengajukan usulan metoda kerja, Kontraktor harus
memperhitungkan tegangan tarik maksimum yang diijinkan pada setiap
tempat di dinding pipa, pada setiap saat selama pekerjaan penempatan pipa
sehubungan dengan pembelokan, penarikan, beban tanah, beban luar
(eksternal) lainnya, tekanan internal dan lain-lain tidak lebih dari 20
kg/mm2.

5.4.1.21 Penempatan Pipa


Urutan pelaksanaan pekerjaan perpipaan bawah air yang harus dilakukan
oleh Kontraktor, adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan survey pra pengerukan sebelum pelaksanaan
pengerukan dimulai.
2. Memonitor progres, pekerjaan selama pengerukan
3. Melaksanakan survey setelah pengerukan untuk memastikan bahwa

BAB XII-91
profile parit, yang diinginkan telah dicapai.
4. Sebaiknya melaksanakan survey pra penempatan, sebelum penempatan
pipa pada parit yang telah dibuat. Bila perpipaan langsung ditempatkan
setelah pengerukan selesai, survey setelah pengerukan bersamaan
dengan survey pra penarikan pipa.
5. Memonitor pekerjaan penempatan pipa, untuk memastikan posisi
perpipaan clan penempatan head.
6. Melaksanakan survey setelah penempatan (as built survey 1), untuk
memastikan posisi perpipaan.
7. Bila penimbunan diperlukan, memonitor, penimbunan parit kembali
terutama bila terjadi sesuatu.
8. Melaksanakan survey setelah penimbunan (as built survey 2), untuk
memastikan penimbunan parit dengan kerikil dan lempung telah
dilaksanakan dengan baik.
9. Bila perlu, dapat dilakukan survey-survey lain atas perrnintaan
Engineer

5.4.1.22 Pengujian Setelah Penempatan Pipa

Setelah penempatan pipa, perlu dilakukan pengujian sebagai berikut:


1. Pengujian Tekanan Hidrolis, sesuai dengan pemasangan pipa biasa.
2. Pengujian Kalibrasi, yaitu untuk memastikan internal diameter di
sepanjang pipa, tidak lebih dari 5 persen kurang lebihnya daripada
nominal internal diameter di setiap tempat.

5.5 PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA

5.5.1 Umum

5.5.1.1 Lingkup Pekerjaan

Kontraktor harus mengerjakan pekerjaan pemasangan pipa berupa


perletakan pipa dan penyambungan, dengan cara yang memuaskan direksi
dengan spesifikasi ini dan sebagaimana yang diperlihatkan dalam gambar
kerja.

5.5.1.11 Penanganan Bahan Pipa, Perkakas dan Peralatannya

Perhatian perlu diberikan dalam menangani semua bahan pipa yang


disediakan oleh pemilik untuk menghindari kerusakan pada bahan tersebut
selama pengangkutan, penurunan, pemasangan dan penyambungan sampai
pada penyelesaian pada pekerjaan. Kerusakan pada bahan pipa yang
disebutkan tadi harus diperbaiki hingga memuaskan direksi atas beban biaya
kontraktor.

BAB XII-92
Kontraktor juga harus menangani perkakas dan peralatan yang disediakan
oleh pemilik sedemikian rupa guna menghindari kerusakan pada peralatan
tersebut.
Semua perkakas dan peralatan harus dijaga kebersihannya dan dipelihara
dengan baik sehingga selalu siap digunakan dalam kondisi yang baik.
Kerusakan yang terjadi pada perkakas dan peralatan tersebut harus
diperbaiki hingga memuaskan direksi atas biaya beban kontraktor. Dalam hal
perkakas dan peralatan tidak dapat diperbaiki atau hilang, kontraktor harus
memberi kompensasi kepada pemilik.

5.5.2 Pekerjaan Pemasangan Pipa "Polyethyline"

5.5.2.11 Umum

Dalam spesifikasi dan dokumen ataupun gambar, Pipa 'POLYETHYLINE"


disingkat dengan nama "PE" termasuk jenis thermoplastik. Untuk air minum
spesifikasi pipanya adalah PE 50 yang diproduksi dari jenis HOPE atau
MDPE.
Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dalam keadaan baik
perkakas dan peralatan yang sesuai bagi penanganan dan pemasangan pipa
"Valve" dan "Fitting".
Cara pemasangan pipa dan penggunaan perkakas serta peralatan harus
sesuai dan memahami petunjuk dari pabrik atau mengikuti pengarahan dari
Direksi.

5.5.2.12 Pemasangan Pipa

1. Penurunan Pipa Kedalam Galian


Perkakas, peralatan yang baik, dan fasilitas yang memuaskan Direksi
harus disediakan dan digunakan oleh kontraktor bagi keamanan
kelancaran pekerjaan.
Pipa PE diameter kecil diproduksi dalam bentuk roll. Penurunan
kedalam galiannya dapat dengan 2 cara : baik dilepas dulu dari
gulungannya baru diturunkan atau diturunkan dulu kedalam galian
dalam bentuk roll baru dilepas. Pipa PE diameter besar diproduksi
dalam bentuk batang.
Semua pipa, "Fitting" dan "Valve" harus diturunkan kedalam galian satu
persatu, dengan menggunakan derek, tali/tambang, atau dengan
perkakas atau peralatan lainnya yang sesuai sedemikian rupa untuk
mencegah kerusakan pada bahan tersebut maupun lapisan pelindung
luar dan dalamnnya. Bahan tersebut dengan alasan apapun tidak boleh
dijatuhkan atau dilemparkan ke dalam galian.
Jika terjadi kerusakan pada pipa, "Fitting", "Valve" atau perlengkapan
lain dalam penangannannya kerusakan tersebut harus segera

BAB XII-93
diberitahukan kepada Direksi. Direksi harus menetapkan perbaikan
atau penolakan bahan yang rusak tersebut.
2. Pemeriksaan Sebelum Pemasangan.
Pipa, "Valve" dan "Fitting" harus diperiksa dengan seksama dari
kerusakan pada saat pemasangannya. Bahan yang rusak yang
ditemukan sebelum, selama atau sesudah pemasangan pada
kedududkan akhir, pipa harus diperiksa secara seksama dari retakan
dan kerusakan.
Pipa atau "Fitting" yang rusak harus diletakkan terpisah untuk
pemeriksaan Direksi.

5.5.2.13 Penyambungan Pipa


Jenis sambungan pipa Polyetheline adalah sebagai berikut:
a. Sambungan mekanis:
 Mechanical-join: sambungan plastik, injection
(20 mm - 63 mm) imulded, tipe push-in dengan 0-ring dan ulir
 Sambungan dari metal
b. Welding (heat fusion):
 But welding ( 63 mm - 250 mm)
 Socket welding (20 mm - 125 m)
 Saddle welding
c. Electro welding (25 mm - 125 mm)
 Las otomatis dari fitting PE yang sudah ada kumparan pemanas.

Cairan pembersih serta peralatan penyambungan harus disediakan oleh


kontraktor. Kontraktor harus menyerahkan data teknis dan contoh untuk
persetujuan Direksi.

1. Penyambungan dengan Sambungan Mekanis


Pipa dimasukkan kedalam sambungan lalu mur penekannya
dikencangkan. Penyambungan sistem mekanik lainnya juga sama
seperti halnya penyambungan-penyambungan yang biasa dilakukan.

2. Penyambungan Pipa dengan Welding (Heat fusion)


 Butt weldding
Pipa diklem pada alat penekan. Kedua permukaan pipa harus
dibersihkan dan diratakan dengan pengetap.
Setelah alat pengetap dilepaskan, plat pemanas dijepit diantara
kedua permukaan pipa dengan sedikit tekanan untuk beberapa
detik. Kemudlan plat pemanas dilepaskan. Tekan kedua pipa
dengan tekanan tertentu sampai mendapatkan lebar yang
dikehendaki dari bagian yang menyatu. Hilangkan tekanan untuk
beberapa saat, setelah dingin klem dapat dibuka.
 Socket welding

BAB XII-94
Pipa dipotong tegak lurus dengan sumbunya. Permukaan luar pipa
dan bagian dalam socket harus dibersihkan dengan cairan
pembersih khusus. Jepit bagian ujung pipa yang sebelumnya telah
diukur dengan mall yang sudah ditentukan. Masukkan ujung pipa
dalam socket pemanas dan socket sambungan ke dalam spigot
pemanas untuk beberapa detik. Keluarkan alat pemanas dan
bagian pipa harus segera dimasukkan kedalam socket sambungan.
Biarkan beberapa saat sampai dingin.
 Sudle Welding
Mula-mula kedua permukaan yang akan di las harus dibersihkan
dengan cairan pembersih. Taruh piringan pemanas diantara pipa
sudle dengan tekanan tertentu untuk beberapa saat. Lepaskan
piringan pemanas dan sambung segera pipa dengan sudle tersebut
dengan tekanan tertentu untuk beberapa saat. Setelah sambungan
dingin baru pipa dilubangi dengan alat yang biasanya sudah ada
pada sambungannya.

3. Penyambungan dengan Elektro Welding


Kontraktor harus menyediakan KONTROL BOX khusus dengan
tegangan yang harus sama dengan tegangan dari spesifikasi sambungan
yang ditentukan oleh produsen sambungan tersebut. Mula-mula kedua
permukaan yang akan disambung harus dibersihkan dengan cairan
pembersih. Sambung pipa dengan sambungan yang akan dilas.
Kemudian kabel dari kontrol box disambung kedalam sambungan yang
tersedia. Hidupkan kontrol box dan secara otomatis akan berhenti
sendiri bila proses penyambungan selesai. Sebagai kontrol, material dari
dalam akan keluar dari lubang indikator pada sambungan.

5.5.6 Pemasangan Galvanized Iron Pipe (GIP)

5.5.6.1 Umum

Singkatan GIP yang digunakan dalam spesifikasi dan dokumen ataupun


gambar berarti Galvanized Iron Pipe.
Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dalam keadaan baik
perkakas peralatan yang sesuai bagi pengamanan dan pemasangan pipa,
valve dan fitting.
Cara pemasangan pipa dan penggunaan perkakas serta peralatan harus
sesuai dan memahami petunjuk dari pabrik atau mengikuti pengarahan
direksi.

BAB XII-95
5.5.6.2 Pemasangan Pipa

1. Penurunan Pipa ke Dalam Galian


Peralatan, perkakas, dan fasilitas yang memuaskan direksi harus
disediakan dan digunakan oleh kontraktor untuk keamanan dan
kenyamanan pekerjaan. Semua pipa, fitting dan valve harus diturunkan
secara hati-hati kedalam galian, satu persatu dengan batasan diameter
memakai crane, derek, tali atau dengan mesin perkakas atau peralatan
lainnya yang sesuai dengan cara sedemikian rupa agar mencegah
kerusakan terhadap bahan lapisan pelindung luar (protective coating)
serta lapisan pelindung dalam (lining). Bahan tersebut sama sekali tidak
diperkenankan dijatuhkan atau dilemparkan kedalam galian.

2. Pemeriksaan Sebelum Pemasangan


Semua pipa dan fitting harus diperiksa secara hati-hati dari
kemungkinan kerusakan pada saat berada diatas bagian sesaat sebelum
dipasang pada posisi akhir.
Setiap ujung pipa harus diperiksa dengan secara khusus, karena daerah
ini paling mudah mengalami kerusakan dalam penanganannya. Pipa
atau fitting yang rusak/cacat harus diletakan terpisah untuk
pemeriksaan oleh direksi yang menentukan perbaikan yang diperlukan
ataupun menolaknya.

3. Pembersihan Pipa dan Fitting


Bagian luar dan dalam ujung pipa harus dibersihkan dengan kain
kering dan bersih, dikeringkan dan bebas dari minyak, lemak sebelum
dipasang.
Bila ada profil pengaku badan (stiffeners) guna melindungi pipa, semua
profit pengaku tersebut harus disingkirkan sampai bersih demikian pula
benda asing lainnya dalam pipa.

4. Perletakan Pipa
Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah benda asing
masuk kedalam pipa pada saat pipa diletakan pada jalur.
Selama berlangsungnya peletakan, tidak boleh ada kotoran, perkakas,
kain, ataupun benda-benda lainnya ditempatkan dalam pipa.
Saat satuan panjang pipa dalam galian, setiap ujung pipa harus
dipasang berhadapan dengan pipa yang sebelumnya, pipa dipasang dan
ditempatkan pada jalur dan ketinggian yang benar. Pipa dimantapkan
ditempatkan dengan bahan urugan yang telah disetujui dan dipadatkan
dengan ketinggian yang sama kecuali pada ujung pipa. Tindakan
pencegahan perlu dilakukan untuk mencegah tanah atau kotoran
lainnya masuk ke sambungan.

BAB XII-96
Setiap saat bila pemasangan pipa sedang berlangsung, ujung pipa harus
ditutup/disumbat dengan bahan yang memadai dan dengan cara yang
disetujui oleh direksi.
5. Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa untuk menyisipkan "Tee", "Bend" atau "Valve" atau
tujuan lainnya, harus dilakukan dengan mesin potong yang sesuai
dengan cara yang rapih dan baik, tanpa menyebabkan kerusakan pada
pipa maupun lapisan pelindung dalamnya dan menghasilkan ujung
yang halus pada sudut yang tepat terhadap sumbu pipa.
Pemotongan pipa besi harus dikerjakan dengan mesin pemotong yang
sesuai menghasilkan potongan yang halus pada sudut yang benar atau
sudut yang diminta terhadap sumbu pipa.
Pemotongan perlu dijaga agar jangan sampai merusak lapisan
pelindung luar maupun lapisan pelindung pipa dalam. Ujung potongan
pipa yang dipotong tersebut, harus dipotong serong (Beveled) dengan
ukuran yang sama sebagaimana yang ditentukan dalam spesifikasi.
Tidak boleh ada "fitting" seperti "Bend", "Tee", dan "flange dan spigot"
dipotong untuk pekerjaan pemasangan pipa, sejauh tidak ada instruksi
tertulis yang diberikan kepada kontraktor dari direksi.

5.5.6.3 Penyambungan Pipa Galvanized

Penyambungan pipa galvanized dilakukan dengan memakai sok seperti yang


ditentukan sebelum pipa disambung, maka bagian ulir dari sok atau ujung-
ujung pipa harus dibersihkan dari kotoran-kotoran. Setelah itu pada ulir pipa
dipasang serat nanas dan baru dimasukan secara hati-hati pada sok dan
diputar sampai kencang betul.

5.5.6.4 Penyambungan dengan Pengelasan

1. Umum
Pengelasan pipa galvanized di lapangan harus disesuaikan dengan
persyaratan yang ditentukan berikut ini. Hal-hal yang ttdak dijelaskan
dalam spesifikasi ini, mengacu pada standar ataupun pedoman (code)
berikut ini.
a. Codes of Japanese Waterworks Steel Pipes Manufactures'
Association (WSP)
b. Codes of Welding Engineering Standard (WES), Japan

Bila pengelasan dilakukan dalam galian, galian harus dilebarkan dan


dibuat lebih dalam agar memungkinkan pengelasan sebagaimana
diminta.
Jumlah pipa yang akan menjadi satu, dengan panjang yang sesuai yang
dilakukan diatas permukaan tanah, serta cara perletakannya ke posisi
yang sesuai, harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi.

BAB XII-97
Untuk jembatan pipa, harus diuji sepanjang seluruh pinggiran setiap
sambungan, dengan cara pengujian radiografi kecuali ditentukan lain.
Penyambungan dengan pengelasan harus dilakukan baik dengan
sambungan dengan las tumpul tunggal (singgle-welded butt joint) atau
las-tumpul ganda (double-welded butt joint) sesuai yang ditentukan

2. Juru Las (welder)


Kontraktor harus memasukkan pengalaman dan kualifikasi juru las
yang diusulkan untuk persetujuan Direksi.
Juru las tersebut harus memiliki pengalaman dan kualifikasi yang
cukup bagi pekerjaan pengelasan, dan memegang sertifikat atau ijazah
yang dikeluarkan oleh badan yang berwenang.

3. Batang Las dan Mesin Las


Batang las harus sesuai persyaratan yang ditentukan dalam JIS Z 3211
dan 3212 atau yang memiliki kuat tarik yang setara atau lebih baik dari
logam dasar bahan pipa.
Batang las yang menyerap lengas (moisture) tidak boleh digunakan dan
tingkat lengas harus lebih kecil dari 2,5 % untuk batang yang
diiluminasi (illuminated rod) dan 0,5 % untuk batang yang
hydrogennya rendah (low hydrogenous rod) Mesin las, harus mesin
pengelasan busur nyala (Arc Welding Machine) dengan arus AC atau
pengelasan busur nyala DC, sebagaimana yang ditentukan dalam JI5 C
9301 atau pada standar yang telah diterima oleh Direksi.

4. Penyiapan Ujung Pipa


Ujung pipa seluruhnya harus mempunyai alur menyudut/serong
(bewel) yang sesuai sebelum pengelasan. Kecuali ditentukan lain atau
disetujui oleh Direksi, alur tersebut harus dibuat pada bagian
permukaan luar (exterior) untuk pipa dengan diameter 700 mm dan
yang lebih kecil dan pada permukaan dalam (interior) untuk pipa
dengan diameter 800 mm dan yang lebih besar.
Pipa yang mempunyai ketebalan dinding 16 mm atau lebih, harus alur
dikedua sisi pipa agar dapat dilakkan sambungan las tumpul ganda
(double welded butt joint). Bentuk dan ukuran celah yang terbentuk
oleh alur menyudut tersebut, harus sesuai dengan JIS G-3443 atau
sebagaimana yang disetujui oleh Direksi.

5. Pengelasan
Sebelum pengerjaan pengelasan, permukaan alur harus dibersihkan dan
debu, tanah dan karat dengan menyikat dan mengasah (grinding).
Bila pipa akan dipotong di lapangan, lapisan pelindung dalam maupun
lapisan pelindung luar pada kedua ujung pipa, harus dikupas minimum
10 cm, kemudian ujung pipa dibuat alur sebagaimana yang ditentukan.
"Fitting" tidak boleh dipotong di lapangan.

BAB XII-98
Kualitas pengelasan dan kecepatan harus dijaga selama pekerjaan
pengelasan, harus terus menerus (berlanjut) dari bagian dasar ke
bagian atas pinggiran pipa.
Bila pengelasan dilakukan di lapangan, Kontraktor harus
memperhatikan keadaan cuaca seperti hujan, temperatur, kelembaban
dan angin. Pekerjaan tidak boleh dilakukan dalam kondisi cuaca seperti
yang telah disebutkan tanpa perlindungan atau persetujuan dari
Direksi.
Permukaan hasil pengelasan harus seragam tanpa ada sempalan yang
bertebihan, tumpang tindih dan ketidak rataan.

5.5.6.5 Pengujian Tanpa Merusak pada Pipa dengan Sambungan Pengelasan di


Lapangan.

1. Umum
Bagian ini dipakai untuk pengujian tanpa merusak sambungan dengan
pengelasan setelah pemasangan pipa. Bagian pipa baja bawah tanah,
semua pengelasan di lapangan harus diuji dengan cara uji cairan
penembus dengan pewarna (dye penetrant test).
Pengujian harus dilakukan oleh Lembaga Pemeriksa yang independen
yang memiliki sertifikat dari badan yang berwenang.
Kontraktor harus memberikan keterangan mengenai lembaga pemeriksa
yang diusulkan beserta pengalamannya, bersama dengan kualifikasi
kepala pengawas yang disebutkan untuk persetujuan Direksi.
Kontraktor harus menyediakan semua tenaga kerja, peralatan dan
bahan untuk pengujian tanpa merusak pada sambungan dengan
pengelasan di lapangan.
Semua pengujian harus dilakukan dengan dihadiri Direksi atau
wakilnya, kecuali disetujui lain oleh Direksi.
Kontraktor harus menunjuk kepala pengawas yang mampu, yang
bertanggung jawab dalam mengawasi prosedur pengujian sambungan
dengan pengelasan.
Kontraktor harus menyusun dan menyerahkan laporan mengenai hasil
pengujian sambungan dengan pengelasan yang dilakukan dilapangan
kepada Direksi. Laporan harus berisi analisa dari pengujian, film,
rekaman fotografi dan sebagainya; yang ditandatangani oleh pengawas
dan diserahkan sebanyak 5 (lima) copy kepada Direksi.

2. Pemeriksaan dengan Pengamatan Mata (visual inspection)


Pengelasan alur dan pengelasan kedua harus diperiksa secara amatan.
Kerusakan berikut ini dapat menyebabkan ditolaknya hasil pengelasan
dan Kontraktor harus mengelas dan menguji kembali atas biayanya
sendiri.

BAB XII-99
 Adanya lubang (pit) di permukaan
 Adanya potongan berlebih (undercut) dengan kedalaman 1 mm
atau lebih
 Adanya potongan berlebih (undercut) dengan kedalaman lebih
dari 0,5 mm dan kurang dari 1,0 mm dan lebih dari ketebalan
dinding.
 Adanya tumpang tindih (overlap)
 Adanya penguatan berlebihan

Tabel 5.20 Maximum Reinforcement Berdasarkan Ketebalan Dinding

Ketebalan Dinding (mm) Maximum Reinforcement (mm)

12,1 atau lebih kecil 3,2

Lebih besardari 12,7 4,8

 Butiran yang tidak merata (unven beads), dan


 Adanya kerusakan akibat nyala (are strike)

3. Uji Cairan Penembus Dengan Warna


Penetrasi warna harus dipakai pada pengelasan terakhir dan
prosedur pelaksanaan harus memenuhi rekomendasi pabrik.
Adanya retakan dan/atau lubang harus diperbaiki dan diuji ulang atas
biaya kontraktor sendiri.
Direksi dapat meniadakan uji cairan penembus dengan warna, bila
kemampuan pengelasan kontraktor dapat diterima atas dasar pengujian
yang diserahkan oleh perusahaan pemeriksa yang independen

5.5.6.6 Lapisan Pelindung Luar (Protective Coating) dan Lapisan Pelindung


Dalam (Linning)

Umum

Bilamana perlu atau ditetapkan semua sambungan pipa baja dan "fitting"
termasuk "coupling"; sambungan "flexible" harus dilindungi sesuai dengan
persyaratan yang dicantumkan dalam spesifikasi ini.
Bahan pelindung yang dipakai untuk pekerjaan, harus produk pabrik yang
menghasilkan produksi bahan tersebut dalam jumlah besar.
Pengarahan petunjuk dan penjelasan teknis dan pabrik, yang diperlukan oleh
Pemilik, harus disediakan/diberikan terlebih dahulu. Warna dan lainnya,
bila tidak ditentukan akan dipilih oleh Direksi.

BAB XII-100
Pelapisan Pipa Baja dan "Fitting"

1. Pipa Baja yang Terekspos


Seluruh permukaan pipa baja dan "fitting" yang terekspos udara, harus
diberi tiga lapisan cair sebagai tambahan pada lapisan primer dan
lapisan pertama dari pabrik, dan dilakukan setelah pembersihan dan
pengeringan permukaan lapisan tersebut.
Jika ditemui kerusakan sebelum pelapisan di lapangan, kerusakan
tersebut harus diperbaiki sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.
Pelapisan tersebut harus dilakukan sesuai dengan urutan sebagai
berikut :
 Lapisan Pertama Meni besi, total minimum ketebalan lapisan
kering, 35 microns.
 Lapisan Kedua Cat dasar, total minimum ketebalan lapisan
kering 25 microns.
 Lapisan Ketiga Dua lapis cat akhir, masing-masing 20 microns.
Lapisan pertama harus memenuhi "JIS K5622, Red-Lead Anticorrosive
Paint. Class 2" atau "JIS K5523 Lead Suboxide Anticorrosive Paint. Class
2" atau yang setara.

Lapisan pertama, kedua dan ketiga, jika dimungkinkan haruslah produk


dari pabrik yang sama sebagaimana pula lapisan primer dan lapisan
pertama dari pabrik. Produk tersebut haruslah produk terdaftar.
Semua penopang, angker dan perlengkapan lainnya harus dicat
sebagaimana ditentukan untuk pipa dan "fitting".

2. Pipa Baja yang Terendam


Lapisan pelindung digunakan pada pipa baja yang akan dipendam,
dalam proyek terdiri dari :
1 "Head-Shrinkable Sleeve" atau "Sheet System" (untuk sambungan
dengan pengelasan)
2 "Epoxy Lining" atau "Coal Tar Epoxy Lining System"
(untuk "Sleeve Coupling”), dan
3 Petrolatum Corrosin Protective Tape S- Nsteni" (untuk sambungan
expansi) (expansion joints).
Spesifikasi ini hanya mencakup hal-hal yang bersifat dasar dan hal-hal
yang tak dapat dihindarkan. Semua rincian cara pemasangan mengikuti
sebagaimana yang ditunjukkan/direkomendasikan oleh pabrik.

a. "Head-Shrinkabie Sleeve" atau "Sheet"


Semua sambungan yang dilas yang dipendam di bawah tanah
harus dilindungi dengan "Head-shrinkable sleeve" atau "sheet".
Bahan tersebut akan disediakan oleh Pemilik.
Kontraktor dalam melakukan pekerjaan pemasangan, harus
dibawah petunjuk instruktur yang ditugaskan oleh pemasok bahan

BAB XII-101
tersebut. Nama pemasok bahan akan diberitahukan kepada Kontraktor
oleh Pemilik, dan semua biaya bagi penugasan Instruktur tersebut
menjadi beban Kontraktor.

1. "Head-Shrinkable Sleeve":
Pemasangan "Sleeve"
Panjang tumpang tindih (overlapping) antara lapisan dari pabrik dan
lapisan yang dipasang di lapangan harus lebih dari 50 mm pada kedua
sisinya. Sebelum pekerjaan pengelasan sambungan, sejumlah sleeve
yang diperlukan harus dipotong dengan panjang yang sesuai, dan
disisipkan ke pipa sebelum ditempatkan dalam galian. "Sleeve" tersebut
harus berada di tempat yang tidak terpengaruh oleh panas pengelasan.
Penanganan Pendahuluan Permukaan Pipa
Semua percikan, butiran dan lain sebagainya yang timbul di daerah
pengelasan harus disingkirkan dengan alat pembersih yang memadai,
dan setiap permukaan pipa yang akan ditutup dengan "sleeve" harus
dihaluskan terlebih dahulu.
Pemanasan Pendahuluan pada Pipa
Area yang akan ditutupi dengan "wrapping", harus dipanasi dahulu
dengan pembakar (burner) sampai kurang lebih 60 derajat, dan
"wrapping" harus diletakkan ditempatnya untuk menutupi daerah sam-
bungan, setelah menyingkirkan lapisan pemisah dari "wrapping".
Panjang tumpang tindih antara lapisan dari pabrik dan lapisan yang
dipasang di lapangan harus lebih besar dari 50 mm.
Pemanasan dan Pengerutan "Sleeve"
Pemanasan "sleeve" harus dilakukan dengan pembakar yang disetujui
oleh Direksi dan dilakukan mulai dari bagian tengah "sleeve". Udara
yang berada di antara "sleeve" dan pipa, harus disingkirkan seluruh
secara perlahan dan pasti. Pengerutan akan berlanjut secara merata,
sampai sifat adhesive "sleeve" timbul.

2. "Head- Shrinkable Sheet"


Penanganan Pendahuluan Permukaan Pipa
Penanganan komponen terdahulu (a) dan 1) "Head-Shrinkable Sleeve".
kata "Sleeve" harus dibaca "sheet",
Pemanasan Pendahuluan Pipa
Bagian yang akan ditutup dengan "sheet", harus dipanaskan dahulu
dengan pembakar sampai kurang lebih 60 derajat. Panjang tumpang
tindih antara pelapisan dari pabrik dan pelapisan di lapangan harus
lebih darl 50 mm, dan tumpang tindih untuk "sheet" itu sendiri harus
lebih dari 100 mm.
Pemanasan dan Pengerutan "Sheet"
Setelah melakukan "sheet" pada pipa, "sheet" tersebut harus dikerutkan
dengan pembakar, secara merata, dan udara yang berada diantara

BAB XII-102
“sheet" dan pipa harus disingkirkan seluruhnya secara perlahan tapi
pasti.
Pengerutan harus dilanjutkan sampai bahan perekatnya timbul dari
"sheet".
3. Pelapisan "Epoxy" atau Pelapisan "Coat Tar Epoxy"
"Sleeve coupling" yang disediakan oleh Pemilik harus dilindungi dengan
bahan khusus. Kontraktor harus menangani bahan tersebut dengan
sangat hati-hati jangan sampai merusak ataupun menggores
permukaan bahan pelapis.
Semua bagian yang rusak atau tergores dan bagian sekitarnya pada
permukaan lapisan pelindung "sleeve coupling" harus diberi lapisan
kembali sebagaimana berikut ini.
Semua biaya bagi bahan pelapisan "epoxy” atau pelapisan "coal tar
epoxy", tenaga kerja, peralatan dan perkakas harus ditanggung oleh
Kontraktor.
Kontraktor harus memasukan data teknis dan contoh (sample) bahan
pelapisan tersebut untuk persetujuan Direksi.
1. Pelapisan "Epoxy"
 Satu (1) lapisan dari cairan epoxy primer.
 Satu (I) atau lebih lapisan cairan finish coat.
2. Pelapisan "Coal Tar Epoxy"
 Satu (1) lapisan "epoxy primer',
 Dua (2) lapisan "epoxy finish coat"

4. Pipa Pelindung Korosi "Petrolatum"


Semua sambungan "expansion" harus dilindungi dengan pelindung
korosi "petrolatum" Bahan harus disediakan oleh Kontraktor.
Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan pemasangan di bawah
pengawasan instruktur yang ditugaskan oleh pemasok bahan.
Kontraktor harus memasukan data teknis dan contoh (sample) bahan
tersebut dengan data pengalaman instruktur yang akan ditugaskan oleh
pabrik, untuk persetujuan Direksi.
Pembungkusan pita pelindung oleh bahan tersebut, harus dilanjutkan
ke bagian beton tidak kurang dari 15 cm sesuai dengan petunjuk dari
pabrik.
Permukaan yang akan dilapisi dengan pelindung korosi "petrolatum"
harus dibersihkan. Karat, kotoran dan debu, air, minyak dan lemak
harus disingkirkan seluruhnya dari permukaan yang akan dilapisi.
Setelah membersihkan permukaan, permukaan tersebut harus ditutup
dengan pasta. Cekungan harus diisi dengan bahan pengisi (fifter)
sampai permukaan rata dan halus. Pasta tersebut dan bahan pengisi
harus produk yang disuplai oleh pabrik, pita pelindung korosi
"petrolatum".

BAB XII-103
Pita pelindung korosi "petrolatum" harus ditarik dengan tegangan yang
cukup agar cukup merenggangkan pita tersebut. Paling sedikit 150 mm
permukaan pita harus ditekan dengan tangan agar dapat mengikatnya
dengan baik dan mantap.
Dalam hal pita yang disediakan pemilik habis, Kontraktor harus
menyediakan pita yang sama atau setara yang disetujui Direksi atas
biaya Kontraktor sendiri.

5.6 PENGUJIAN HIDROSTATIS DAN DESINFEKSI

5.6.1 Umum

Setetah pemasangan jalur pipa, termasuk pipa induk, "valve", bangunan khusus
jembatan pipa, penembusan pipa (pipe driving), perlintasan pipa dan perlengkapan
lainnya, harus dilakukan pengujian pada jalur pipa tersebut sesuai dengan spesifikasi
ini.
Pengujian tekanan air (hydrostatic-pressure test) pada jalur pipa dilakukan dengan
tujuan untuk meyakinkan/menjamin bahwa sambungan pipa dan perlengkapannya
dalam keadaan baik, kuat dan tidak bocor serta blok-blok penahan (thrus block
permanen) sanggup menahan tekanan sesuai dengan tekanan kerja pipa.
Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja, peralatan dan bahan untuk pengulian
tekanan air dan pengujian kebocoran. Peralatan meter yang diperlukan untuk
penguatan tekanan dan kebocoran harus disediakan oleh Kontraktor.
Bagian jaringan pipa yang akan diuji diisi penuh dengan air. Pemborong dapat
menggunakan sumber air yang ada tanpa biaya atau menyediakan sumber air
tersendiri dengan biaya sendiri. Pengisian air ini dilakukan dengan pemompaan
(electric piston type test pump) yang dilengkapi meteran air, harus dicegah terjadinya
gelombang-gelombang tekanan, semua udara di dalam pipa harus dilepas, dan sebuah
manometer dengan kran penutupnya harus dihubungkan pada cabang jaringan pipa
yang diuji. Apabila bagian pipa yang diuji ini tidak terdapat katup udara maka cara
pengeluaran udara akan ditentukan oleh Tenaga Ahli.
1 Air untuk pengujian akan disediakan oleh Pemilik atas beban biaya
Kontraktor.
2 Seluruh pekerjaan pengujian harus dilakukan dengan disaksikan oleh Direksi
atau wakilnya.

5.6.2 Uji Tekan

Setelah pipa dipasang, semua pipa baru yang dipasang atau setiap bagian pipa baru yang
dipasang katup harus bertekanan hidrostatis minimal 1,5 kali tekanan kerja pada saat
pengujian.

BAB XII-104
5.6.3 Batasan Tekanan

Pengujian tekanan harus sebagai berikut:


1. Tidak boleh lebih kecil dan 1,25 kali tekanan kerja pada tekanan
tertinggi selama pengujian
2. Tidak melebihi tekanan yang direncanakan
3. Paling sedikit dilaksanakan selama 2 jam
4. Tidak bervariasi > ± 5 psi (0,35 bar) untuk selama pengujian
5. Tekanan yang diberikan tidak boleh melebihi 2 kali tekanan yang
diijinkan untuk katup atau hidran bila batas tekanan pengujian
termasuk pada gate valves atau hidran.
Catatan :
Katup tidak boleh dioperasikan pada saat tekanan menyebar ke semua
arah melebihi tekanan yang diijinkan
6. Tidak boleh melebihi tekanan katup yang diijinkan bila batas tekanan
bagian yang diuji dan bagian uji termasuk pada saat katup tertutup,
baik untuk gate valves atau katup buterfly.

5.6.4 Tekanan Udara

Setiap bagian pipa yang dipasang katup harus diisi dengan air perlahan-lahan
dan ditentukan uji tekan, berdasarkan evaluasi dari titik terendah dari jalur
pipa atau bagian yang diuji dan dikoreksi terhadap evaluasi alat ukur
pengujian, harus dilakukan dengan cara menyambungkan pompa ke pipa.
Katup-katup tidak boleh dioperasikan baik dalam keadaan tertutup pada
tekanan differensial melebihi tekanan yang diijinkan. Cara ini berguna untuk
menstabilkan uji tekan sebelum uji kebocoran.

5.6.5 Pelepasan Udara

Sebelum pelaksanaan uji tekan ditentukan, udara harus dibuang seluruhnya


dari katup dan hidran. Apabila ventilasi udara tidak dipasang pada semua titik
tertinggi, kontraktor harus memasang katup cock pada titik tersebut diatas
sehingga udara dapat dikeluarkan bersamaan pada saat pipa diisi air, Setelah
semua udara dikeluarkan, katup cock harus ditutup dan uji tekan
dilaksanakan. Pada akhir uji tekan cock harus dilepas dan disumbat atau
tinggalkan ditempat sesuai dengan permintaan pemilik.

5.6.6 Pemeriksaan
Setiap pipa, fitting, hidran dan sambungan-sambungan yang terlihat harus
diperiksa secara cermat selama pengujian. Setiap pipa, fitting, hidran yang
rusak atau cacat ditemukan pada saat uji tekan harus diperbaiki atau diganti
dengan bahan yang baik, dan pengujian akan diulangi sampai memuaskan
pemilik.

BAB XII-105
5.6.7 Uji Kebocoran
Uji kebocoran harus dilakukan segera setelah uji tekan

5.6.7.1 Definisi Kebocoran


Kebocoran harus diartikan sebagai sejumlah air yang harus disuply kedalam
pipa yang baru dipasang atau setiap bagian yang baru dipasang katup, untuk
menjaga tekanan pada 5 psi (0,35 bar) sebagai tekanan uji yang ditentukan
sesudah udara pada jalur pipa sudah dihilangkan dan pipa telah diisi dengan
air. Kebocoran tidak boleh diukur dalam keadaan tekanan turun pada saat
pengujian melebihi periode waktu pengujian yang ditentukan.

5.6.7.2 Kebocoran yang diijinkan

Pemasangan pipa dianggap gagal apabila tingkat kebocoran melebihi dari yang
ditentukan dalam persamaan berikut:

SD P
L
133200
Dimana :
L : Kebocoran yang diijinkan, dalam liter/jam
S : Panjang pipa uji, dalam meter
D : Diameter pipa nominal, dalam inch
P : Tekanan uji rata-rata selama uji kebocoran, dalam bar

Dalam satuan metrik :

SD P
L
2816
Dimana :
Lm : Kebocoran yang diijinkan, dalam liter/jam
S : Panjang pipa uji, dalam meter
D : Diameter pipa nominal, dalam inch
P : Tekanan uji rata-rata selama uji kebocoran, dalam bar

Formula berdasar pada kebocoran yang diijinkan dari 11,65 gpd per mil,
dengan diameter nominal D = 1 inch dan tekanan P = 150 psi
1. Kebocoran yang diijinkan, dengan variasi tekanan ditunjukan pada tabel
11.
2. Pada pengujian terhadap dudukan katup tertutup, penambahan
kebocoran sebesar 0,0012 It/jam dari ukuran katup nominal dapat
diijinkan
3. Bila hidran pada bagian uji pengujian harus dilakukan pada hidran
tertutup.

BAB XII-106
Tabel 5.21 Bocoran Yang Diijinkan Untuk Setiap 1000 ft (305 M) Panjang Pipa
Tekanan Diameter Normal Pipa (inch)
Uji Rata 3 4 6 8 10 12 14 16 18 20 24 30 36 42 48 54
– Rata
psi
(Bar)
450 0.48 0.64 0.95 1.27 1.59 1.91 2.23 2.55 2.87 3.18 3.82 4.78 5.73 6.69 7.64 8.00
(31)
400 0.45 0.64 0.90 1.20 1.50 1.80 2.10 2.40 2.70 3.00 3.60 4.50 5.41 6.31 7.21 8.11
(28)
350 0.42 0.60 0.84 1.12 1.40 1.69 1.97 2.22 2.53 2.81 3.37 4.21 5.06 5.90 6.74 7.58
(24)
300 0.39 0.56 0.78 1.04 1.03 1.56 1.82 2.08 2.34 2.60 3.12 3.90 4.68 4.46 6.24 7.02
(21)
275 0.37 0.52 0.75 1.00 1.24 1.49 1.74 1.99 2.24 2.49 2.99 3.73 4.48 5.23 5.98 6.72
(19)
250 0.36 0.50 0.71 1.95 1.19 1.42 1.66 1.90 2.14 2.37 2.85 3.56 4.27 4.99 5.70 6.41
(17)
225 0.34 0.47 0.68 1.90 1.13 1.35 1.58 1.80 2.03 2.25 2.70 3.38 4.05 4.73 5.41 6.03
(16)
200 0.32 0.45 0.64 1.85 1.06 1.28 1.48 1.70 1.91 2.12 2.55 3.19 3.82 4.46 5.09 5.73
(14)
275 0.30 0.59 0.59 1.80 0.99 1.19 1.39 1.59 1.79 1.98 2.38 2.98 3.58 4.17 4.77 5.36
(12)
150 0.28 0.55 0.55 1.74 0.92 1.10 1.29 1.47 1.66 1.84 2.21 2.76 3.31 3.86 4.41 4.97
(10)
125 (9) 0.25 0.50 0.50 1.67 0.84 1.01 1.18 1.34 1.51 1.68 2.01 2.52 3.02 3.53 4.03 4.53
100 (7) 0.23 0.45 0.45 1.60 0.75 1.90 1.05 1.20 1.35 1.50 1.80 2.25 2.70 3.15 3.60 4.05

 Semua bagian jaringan yang diuji, dengan berbagai diameter, kebocoran yang
diijinkan akan merupakan jumlah
kebocoran dari setiap pipa
 Untuk memperoleh kebocoran dalam liter/jam. Kalikan dengan 3,785

5.6.7.3 Penerimaan Hasil Pemasangan

Penerimaan harus ditentukan sesuai dengan tingkat kebocoran yang


diijinkan. Bila pada suatu uji pipa ternyata mengeluarkan bocoran
yang lebih besar dari pada yang disyaratkan pada butir 10.3.3.,
kontraktor akan menentukan lokasi kebocoran dan melakukan

BAB XII-107
perbaikan seperlunya sampai kebocoran sesuai persyaratan yang
diijinkan, dan atas biaya sendiri.
Semua kebocoran yang kelihatan harus diperbaiki.

5.6.8 Penggelontoran Pipa


Air untuk penggelontoran akan disediakan oleh Pemilik atas beban biaya
Kontraktor dan Kontraktor harus membersihkan semua pipa yang terpasang
dengan Penggelontoran memakai air bersih sebagaimana yang diperintahkan
oleh Direksi.
Penggelontoran dilakukan dengan membuka / menguras cabang pembuang
(drainase branch), mulai dari hulu dan secara bertahap ke arah hilir. Jangka
waktu pengurasan cabang pembuang akan diperintahkan oleh Direksi.
Kontraktor harus dengan segera menentukan lokasi dan memperbaiki apabila
ditemukan kebocoran selama penggelontoran, sebagaimana diperintahkan
Direksi, walaupun hasil pengujian yang disebutkan di atas disetujui oleh
Direksi.

5.6.9 Desinfeksi
Sebelum berfungsi dalam sistem layanan dan sebelum dinyatakan selesai oleh
Direksi, semua pipa induk baru, perluasan atau sambungan ke sistem yang
ada, atau "valve" yang ada dalam jaringan perluasan harus didesinfeksi dengan
Chlorine sesuai dengan prosedur berikut ini, atau sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi.
1 Desinfeksi harus dilakukan dengan mengisi jalur pipa dengan air bersih
yang telah diolah yang mengandung paling sedikit 10 mg/liter sisa
Chlorine.
2 Setelah 24 jam, sisa Chlorine harus diperiksa dan jika lebih dari 5 mg/lt
hal tersebut dapat dianggap desinfeksi telah dicapai dengan memuaskan.
3 Walaupun demikian, jika sisa Chlorine memperlihatkan kurang dari 5
mg/liter, harus ditambah Chlorine, diikuti dengan tambahan periode
kontak selama 24 jan.

Desinfeksi termasuk pengukuran sisa Chlorine merupakan tanggung jawab


Kontraktor, tetapi air dan bahan kimia akan disediakan oleh Pemilik atas beban
biaya Kontraktor.
Pekerjaan akan mencakup pemasangan pipa sementara atau pengambilan
sesuai kebutuhan bagi injeksi air Chlorine dan pengambilan contoh air untuk
pengujian di bawah pengarahan Direksi.
Pekerjaan yang dilakukan di atas harus dilakukan setelah penyelesaian dan
diterimanya pengujian kebocoran dan tekanan yang disyaratkan.

BAB XII-108
B. Keterangan Gambar
Gambar-gambar untuk pelaksanaan pekerjaan harus ditetapkan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) secara terinci, lengkap dan jelas, antara lain :

1. Peta Lokasi

2. Lay out

3. Potongan memanjang

4. Potongan melintang

5. Detail-detail

BAB XII-109

Você também pode gostar