Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
MAKALAH
ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI PADA LANSIA
Disusun Oleh :
Kelompok 1
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas izin dan
kuasanya kami dapat menyelesaikan tugas makalah Komunitas II dengan judul
1
”Asuhan Keperawatan Hipertensi pada Lansia” sadar bahwa dalam penulisan ini
tidak sedikit masalah yang dihadapi, namun berkat kerja keras serta bantuan dari
pihak, semua masalah tadi bisa teratasi dengan baik. Oleh karena itu, kami banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah ini.
Penulis sadar bahwa ini jauh dari kesempurnaan, sehingga kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga
dapat bermanfaat bagi pembaca, baik mahasiswa maupun masyarakat sebagai
tambahan wawasan pengetahuan.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................. i
Kata Pengantar.................................................................................................. ii
2
Daftar Isi........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................
C. Tujuan ...........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
1. Konsep Lansia ....................................................................................
A. Definisi lansia...................................................................................................
B. Klasifikasi lansia...............................................................................................
C. Perubahan fungsional........................................................................................
2. Konsep Hipertensi
B. Definisi Hipertensi.........................................................................
C. Klasifikasi Hipertensi....................................................................
D. Etiologi Hipertensi.........................................................................
E. Patofisiologi Hipertensi.................................................................
F. Manifestasi Klinis Hipertensi........................................................
G. Pemeriksaan Penunjang Hipertensi...............................................
H. Komplikasi Hipertensi...................................................................
I. Penatalaksanaan Hipertensi...........................................................
J. Pathway..........................................................................................
K. Asuhan Keperawatan Hipertensi pada Lansia ..............................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................
B. Saran..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang cukup dominan di
negara-negara maju. Di Indonesia prevalensi untuk menderita hipertansi
masih rendah presentasinya.Walaupun demikian bukan berarti ancaman
penyakit hipertensi diabaikan begitu saja. Bagi masyarakaat golongan atas
hipertensi benar-benar menjadi momok yang menakutkan (Sri Rahayu :
2000).
Prevalensi penyakit hipertensi di negara maju seperti Amerika Serikat
rata-rata 20%. Penyakit hipertensi merupakan penyakit nomor satu di
Amerika Serikat. Di negara Indonesia rata-rata 6 - 15%. Presentasi ini
mungkin masih tinggi karena jumlah anak dibawah 15 tahun di negara
Indonesia lebih kurang 15% dari populasi (Sri Rahayu : 2000).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Budi Darmojo bahwa di
Indonesia 1,8-28,6 % penduduk yang berusia > 20 tahun adalah penderita
Hipertensi dan pada umumnya berkisar antara 6 – 10 % . Di provinsi Jawa
Timur angka kesakitaan penyakit hipertensi tahun 1998 –1999 : 12,42 %
(Data Provil). Sedangkan dari laporan bulanan puskesmas Mojo terhitung
dari bulan Januari 1998 sampai bulan Desember tahun 1999 yang
berkunjung ke Puskesmas Mojo adalah 19,13 % dan tahun 2000 : 47,1%.
Mengamati data tersebut dapat memberikan gambaran bahwa masalah
penyakit hipertensi khususnya di puskesmas Mojo perlu mendapat
pengamatan, pengawasan serta perawatan yang komprehensif.
Hipertensi merupakan faktor resiko, primer yang menyebabkan
penyakit jantung dan stroke.Hipertensi disebut juga sebagai “The Shilent
Disease” karena tidak ditemukan tanda – tanda fisik yang dapat dilihat
(Gede Yasmin : 1991).
Banyak ahli beranggapan bahwa hipertensi lebih tepat disebut sebagai
“Heterogenus Group of Disease” dari pada single disease. Hipertensi yang
tidak terkontrol akan menyebabkan kerusakan organ tubuh seperti otak,
Panduan Program Pendidikan Ners IIK Bhakti Wiyata Kediri 4
ginjal, mata dan jantung serta kelumpuhan anggota gerak. Namun
kerusakan yang paling sering adalah gagal jantung dan stroke serta gagal
ginjal (Susi Purwati : 2000).
Untuk menghindari hal tersebut perlu pengamatan secara dini.
Hipertensi sering ditemukan pada usia tua/lanjut kira-kira 65 tahun keatas
(Sri Rahayu : 2000 : 7).
Untuk mencegah komplikasi diatas sangat diperlukan perawatan dan
pengawasan yang baik. Banyak kasus penderita dan kematian akibat
penyakit kardiovaskuler dapat dicegah jika seorang merubah perilaku
kebiasaan yang kurang sehat dalam mengkonsumsi makanan yang
menyebabkan terjadinya hipertensi, selalu berolah raga secara teratur serta
merubah kebiasan hidup lainnya yang dapat mencetus terjadinya penyakit
hipertensi seperti merokok, minum-minuman beralkohol. Adapun faktor
dietik dan kebiasaan makan yang mempengaruhi tekanan daran yang
meliputi, cara mempertahankan berat badan ideal, natrium klorid, Kalium,
Kalsium, Magnesium, lemak dan alkohol. (Dr. Wendra Ali 1996 : 3, 20,
21).
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi hipertensi ?
2. Apa klasifikasi dari hipertensi ?
3. Apa etiologi hipertensi ?
4. Bagaimana patofisiologi dari hipertensi ?
5. Bagaimana manifestasi klinis dari hipertensi ?
6. Bagaimana pemeriksaan penunjang dari hipertensi ?
7. Bagaimana komplikasi dari hipertensi ?
8. Bagaimana Penatalaksanaan dari hipertensi ?
9. Bagaimana pathways hipertensi ?
10. Bagaimana Asuhan Keperawatan hipertensi pada Lansia ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa definisi dari hipertensi.
2. Untuk mengetahui apa klasifikasi dari hipertensi.
3. Untuk mengetahui apa etiologi hipertensi.
4. Untuk mengetahui bagaimana patofisiologi dari hipertensi.
5. Untuk mengetahui bagaimana manifestasi klinis dari
hipertensi.
PEMBAHASAN
1. Konsep Lansia
A. Definisi Lansia
Seseorang yang berusia 60 tahun bisa lebih dari 60 tahun, dilihat dari fisik berbeda dengan kelompok umur lainnya (Depkes
RI,2005; dalam Puspitasari , 2014).
B. Klasifikasi Lansia
Menurut WHO dalam Maryam (2008) dibedakan menjadi 4 antara lain :
a. Usia pertengahan/miiddle age yaitu usia 45-59 tahun.
b. Lanjut usia/elderly yaitu usia 60-74 tahun.
c. Lanjut usia tua/old yaitu usia 75-90 tahun.
d. Lanjut usia sangat tua/very old yaitu usia diatas 90 tahun
7
Perubahan fisik meliputi perubahan tingkat sel sampai organ tubuh yaitu sistem pernafasan, sistem pendengaran, sistem
penglihatan, sistem kardiovaskuler, sistem pendengaran, sistem muskulokeletal, sistem pengaturan tubuh, sistem
gastroentestinal, sistem endokrin, sistem integumen, dan sistem urogenital.
b. Perubahan Kondisi Mental
Perubahan mental berhubungan dengan perubahan fisik, tingkat kesehatan atau pengetahuan, keadaan kesehatan, dan
lingkungan. Faktor yang mempengaruhi perubahan kondisi mental yaitu :
Keturunan.
Keadaan umum.
Lingkungan.
Tingkat pendidikan.
Perubahan fungsi fisik.
Gangguan konsep diri.
Gangguan syaraf panca indra.
Kehilangan hubungan dengan teman dan keluarga.
c. Perubahan Psikososial
Perubahan psikososial pada individu sangat beragam, tergantung kepribadian individu yang berkaitan. Orang yang
kehidupannya telah bekerja, mendadak menyesuaikan dengan masa pension. Jika lansia itu paham dan mengerti, maka akan
menyiapkan diri dengan menciptakan berbagai bidang untuk memanfaatkan waktunya, masa pensiun memberi kesempatan
untuk meningkmati sisa hidupnya. Namun bagi banyak pekerja, pensiun berarti putus dengan teman-teman akrab, dengan
lingkungan, dan hanya duduk-duduk dirumah.
d. Perkembangan psiritual
Kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupan.
Semakin matur dalam kehidupan beragama.
Menjadi Universalizing , berfikir dan bertindak dengan contoh mencintai keadilan.
8
2. Konsep Hipertensi
A. Definisi Hipertensi
Hipertensi atau Darah Tinggi adalah keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal atau
kronis (dalam waktu yang lama). Hipertensi merupakan kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh kita sendiri. Satu-satunya cara untuk
mengetahui hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah kita secara teratur.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam
jangka waktu lama). Penderita yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat
istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi
(sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg
didefinisikan sebagai "normal". Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi
biasanya terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg atau ke atas, diukur di kedua lengan tiga kali dalam jangka beberapa minggu.
B. Klasifikasi Hipertensi
Kategori Sistol (mmHg) Diastol (mmHg)
9
Tingkat 2 (hipertensi 160-179 100-109
sedang)
C. Etiologi Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya, Hipertensi dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :
1. Hipertensi esensial atau primer
Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum dapat diketahui. Namun, berbagai faktor diduga turut
berperan sebagai penyebab hipertensi primer, seperti bertambahnya umur, stres psikologis, dan hereditas (keturunan). Kurang
lebih 90% penderita hipertensi tergolong Hipertensi primer sedangkan 10% nya tergolong hipertensi sekunder.
2. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, antara lain kelainan pembuluh darah ginjal,
gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme), dan lain lain. Karena golongan terbesar
dari penderita hipertensi adalah hipertensia esensial, maka penyelidikan dan pengobatan lebih banyak ditujukan ke penderita
hipertensi esensial.
D. Patofisiologi Hipertensi
Jantung adalah sistem pompa yang berfungsi untuk memompakan darah keseluruh tubuh, tekanan teresebut bergantung pada
faktor cardiac output dan tekanan perifer. Pada keadaan normal untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan tubuh yang
10
meningkat diperlukan peningkatan cardiac output dan tekanan perifer menurun. Konsumsi sodium (garam) yang berlebihan akan
mengakibatkan meningkatnya volume cairan dan preload sehingga meningkatkan cardiac output.
Dalam sistem Renin-Angiotensien-aldosteron pada patogenesis hipertensi, glandula supram renal juga menjadi factor
penyebab oleh karena faktor hormon. Sistem Renin mengubah angiotensin menjadi angiotensin I kemudian angiotensin I menjadi
angiotensin II oleh Angitensi Convertion Ensym (ACE) Angiotensin II mempengaruhi Control Nervus Sistem dan nervus perifer
yang mengaktifkan system simpatik dan menyebabkan retensi vaskuler perifer meningkat.
Disamping itu angiotensin II mempunyai efek langsung terhadap vaskuler smoot untuk vasokontruksi renalis. Hal tersebut
merangsang adrenal untuk mengeluarkan aldosterone yang akan meningkatkan extra Fluid volume melalui retensi air dan natrium.
Hal ini semua akan meningkatkan tekanan darah melalui peningkatan cardiac output (Jurnlistik international cardiovaskuler,1999).
11
5. Kalsium serum : peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan hipertensi.
6. Kolesterol dan trigeliserida serum : peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk/adanya pembentukan
plak ateromatosa (efek kardiofaskuler).
7. Pemeriksaan tiroid : hipertiroidisme dapat mengakibatkan vasikonstriksi dan hipertensi.
8. Kadar aldosteron urin dan serum : untuk menguji aldosteronisme primer (penyebab).
9. Urinalisa : darah, protein dan glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya diabetes.
10. VMA urine (metabolit katekolamin) : kenaikan dapat mengindikasikan adanya feokomositoma (penyebab); VMA
urin 24 jam dapat digunakan untuk pengkajian feokromositoma bila hipertensi hilang timbul.
11. Asam urat: hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor resiko terjadinya hipertensi.
12. Steroid urin : kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme, feokromositoma atau disfungsi ptuitari, sindrom
Cushing’s; kadar renin dapat juga meningkat.
13. IVP : dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi, seperti penyakit parenkim ginjal, batu ginjal dan ureter.
14. Foto dada : dapat menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub; deposit pada dan/ EKG atau takik aorta;
perbesaran jantung.
15. CT scan : mengkaji tumor serebral, CSV, ensevalopati, atau feokromositoma.
16. EKG : dapat menunjukkan perbesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi. Catatan : Luas, peninggian
gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
G. Komplikasi Hipertensi
Organ organ tubuh sering terserang akibat hipertensi anatara lain mata berupa perdarahan retina bahkan gangguan penglihatan
sampai kebutaan, gagal jantung, gagal ginjal, pecahnya pembuluh darah otak.
12
H. Penatalaksanaan Hipertensi
1. Penatalaksanaan Non Farmakologis
Ada empat macam diit untuk menanggulangi atau minimal mempertahankan keadaan tekanan darah (Astawan,2002) , yaitu :
Diit rendah garam
Diberikan kepada pasien dengan edema atau asites serta hipertensi. Tujuan diit rendah garam adalah untuk menurunkan
tekanan darah dan untuk mencegah edema dan penyakit jantung (lemah jantung). Adapun yang disebut rendah garam
bukan hanya membatasi konsumsi garam dapur tetapi mengkonsumsi makanan rendah sodium atau natrium (Na).Oleh
karena itu yang sangat penting untuk diperhatikan dalam melakukan diit rendah garam adalah komposisi makanan yang
harus mengandung cukup zat – zat gizi, baik kalori, protein, mineral maupun vitamin dan rendah sodium dan natrium
(Gunawan, 2001).
Sumber sodium antara lain makanan yang mengandung soda kue, baking powder,MSG (Mono Sodium Glutamat),
pengawet makanan atau natrium benzoat (Biasanya terdapat didalam saos, kecap, selai, jelly), makanan yang dibuat dari
mentega serta obat yang mengandung natrium (obat sakit kepala). Bagi penderita hipertensi, biasakan penggunaan obat
dikonsultasikan dengan dokter terlebih dahulu. (Hayens, 2003).
Tujuan diit garam rendah adalah membantu menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh dan
menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Adapun syarat-syarat diit garam rendah adalah :
1) Cukup energi, protein, mineral, dan vitamin.
2) Bentuk makanan sesuai dengan keadaan penyakit.
3) Jumlah natrium disesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam atau air dan/atau hipertensi.
4) Pemberian diit garam rendah tergantung pada berat tidaknya retensi garam/air dan hipertensi. Terdapat 3 jenis
diit garam rendah yaitu :
a. Diit Garam Rendah I (200-400 mg Na)
13
Diit garam rendah I ditujukan pada pasien dengan asites/edema dan hipertensi berat. Pada kondisi ini tidak
diperkenankan menambahkan garam ke dalam masakan yang dikonsumsi dan menghindari makanan yang
tinggi natrium.
b. Diit Garam Rendah II (600-800 mg Na)
Diit ini diberikan kepada pasien edema/asites, dan hipertensi yang tidak terlalu berat. Dianjurkan menghindari
makanan dengan kandungan natrium tinggi. Diperbolehkan menggunakan garam dalam pemasakan sebesar
0,5 sendok teh (2g).
c. Diit Garam Rendah III (1000-1200 mg Na)
Diit ini diberikan pada pasien dengan edema atau hipertensi ringan. Pada maskaannya boleh ditambahkan
garam dapur sebanyak 1 sendok teh (4g). Namun tetap menghindari jenis makanan yang mengandung natrium
tinggi.
Diit rendah kolestrol dan lemak terbatas.
Di dalam tubuh terdapat tiga bagian lemak yaitu : kolestrol, trigeserida, dan pospolipid.Tubuh memperoleh
kolestrol dari makanan sehari – hari dan dari hasil sintesis dalam hati. Kolestrol dapat berbahaya jika dikonsumsi
lebih banyak dari pada yang dibutuhkan oleh tubuh, peningkatan kolestrol dapat terjadi karena terlalu banyak
mengkonsumsi makanan yang mengandung kolestrol tinggi dan tubuh akan mengkonsumsi sekitar 25 – 50 % dari
setiap makanan (Amir, 2002).
Diit tinggi serat
Serat terdiri dari dua jenis yaitu serat kasar (Crude fiber) dan serat kasar banyak terdapat pada sayuran dan buah –
buahan, sedangkan serat makanan terdapat pada makanan karbohidrat yaitu : kentang, beras, singkong dan kacang
hijau. Serat kasar dapat berfungsi mencegah penyakit tekanan darah tinggi karena serat kasar mampu mengikat
14
kolestrol maupun asam empedu dan selanjutnya membuang bersama kotoran. Keadaan ini dapat dicapai jika
makanan yang dikonsumsi mengandung serat kasar yang cukup tinggi (Mayo, 2005).
Diit rendah kalori
Dianjurkan bagi orang yang kelebihan berat badan.Kelebihan berat badan atau obesitas akan berisiko tinggi
terkena hipertensi. Demikian juga dengan orang yang berusia 40 tahun mudah terkena hipertensi. Dalam
perencanaan diit, perlu diperhatikan hal – hal berikut :
- Asupan kalori dikurangi sekitar 25% dari kebutuhan energi atau 500 kalori untuk penurunan 500 gram atau
0.5 kg berat badan per minggu.
- Menu makanan harus seimbang dan memenuhi kebutuhan zat gizi.
- Perlu dilakukan aktifitas olah raga ringan
- Aktivitas
Pasien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan dengan batasan medis dan sesuai
dengan kemampuan seperti berjalan, jogging, bersepeda atau berenang.
2. Penatalaksanaan Farmakologis.
Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu :
a. Mempunyai efektivitas yang tinggi.
b. Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
c. Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
d. Tidak menimbulakn intoleransi.
e. Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
f. Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
g. Golongan obat-obatan yang diberikan pada pasien dengan hipertensi seperti golongan diuretik, golongan betabloker,
golongan antagonis kalsium, golongan penghambat konversi rennin angitensin.
I. Pathway Hipertensi
15
Faktor predisposisi, usia, jenis kelamin, merokok, stress, kurang
olahraga, genetic, alkohol, konsentrasi garam, obesitas
Kerusakan vaskuler pembuluh
HIPERTENSI Pusing lemas
darah
Lelah/lemas Nafsu makan Kurangnya perhatian Nurisi kurang dari
Perubahan keluarga terhadap pola makan kebutuhan tubuh
struktur Lingkungan kurang Kurangnya keterbukaan
Penyumbatan kepada keluarga
kondusif
pembuluh darah
Rasa ingin beristirahat
vasokontriks
i Gangguan pola tidur
Gangguan sirkulasi
Risiko Cedera
Blood flow darah Vasokonstriksi Iskemia miokard
1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji skala nyeri yang
restensi pembuluh keperawatan selama 1x24 dirasakan
2. Memper tahankan tirah
darah ke otak jam diharapkan nyeri
baring selama fase akut
meningkat berkurang dengan
3. Berikan tindakan
Kriteria Hasil : nonfarmakologi untuk
1. Mampu mengontrol nyeri menghilangkan nyeri,
(tahu penyebab nyeri, seperti pijat dan tehnik
mampu menggunakan relaksasi
4. Hilangkan atau
1
tehnik nonfarmakologi meminimalkan aktifitas
untuk mengurangi nyeri, kontriksi yang dapat
mencari bantuan) meningkatkan sakit
kepala, seperti batuk
2. Melaporkan bahwa nyeri
panjang dan
berkurang dengan
membungkuk
menggunakan 5. Ajarkan tentang teknik
manajemen nye non farmakologi: napas
dala, relaksasi, distraksi,
kompres hangat/ dingin
6. Tingkatkan istirahat
7. Berikan informasi
tentang nyeri seperti
penyebab nyeri, berapa
lama nyeri akan
berkurang dan antisipasi
ketidaknyamanan dari
prosedur
2
Kriteria Hasil : 4. Monitoring indikasi
1. Terbebas dari edema, retensi atau kelebihan
menjelaskan indikator cairan
5. Kaji lokasi dan luas
kelebihan cairan.
edema
6. Kolaborasi dokter jika
tanda cairan lebih
memburuk
3
atau perilaku aktivitas latihan meliputi latihan
yang lebih baik, otot
mempertahankan
intergritas kulit
4
pasien dan keluarga
tentang teknik tidur
pasien
6. Instruksikan untuk
memonitor tidur pasien
7. Monitor/catat kebutuhan
tidur pasien setiap hari
dan jam
5
Hubungan dengan klien : Suami
B. Riwayat Keluarga
Pasangan
Hidup / Meninggal : Hidup
Umur : 76 Thn
Pekerjaan : Petani
Status kesehatan : Sehat
Tahun meninggal :-
Penyebab meninggal :-
Anak
Hidup / Meninggal : Hidup
Umur : 25
Pekerjaan :-
Status kesehatan : Sehat
Tahun meninggal :-
Penyebab meninggal :-
Genogram :
Ny. S Tn. H
Tn. H
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Garis perkawinan
: Tinggal serumah
X : Meninggal
6
: Klien
C. Riwayat Pekerjaan
Status pekerjaan saat ini : Ny.S bekerja sebagai
petani
Pekerjaan sebelumnya :-
Sumber pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan : Hasil dari panen
D. Riwayat Lingkungan Hidup
Kebersihan dan kerapihan ruangan :
Ruangan Ny. S cukup bersih, tenang dan nyaman, serta suasana sejuk khas
pedesaan, karena keluarga Ny. S tinggal di pedesaan yang lingkunganya
terhindar dari polusi dan kebisingan.
Penerangan :
Cukup terang, dibuktikan disiang hari tidak perlu menggunakan penerangan
lampu
Keadaan kamar mandi dan WC :
Bersih
Pembuangan sampah : Terdapat tempat sampah didepan
rumah
E. Riwayat Rekreasi
Hobi / minat :-
Keanggotaan organisasi : Ny.S tidak pernah mengikuti keanggotaan
organisasi di desanya
Liburan / perjalanan : Ny.S sering menghabiskan waktunya dengan
menonton TV
F. Sumber/sistem Pendukung yang digunakan :
Untuk sistem dukungan pada Ny. S sangat kurang dari keluarga.
Kurangnya pemanfaat fasilitas kesehatan yang ada di tempat Ny. S tinggal.
G. Status Kesehatan
Status kesehatan saat ini
Keluhan utama dalam 1 tahun terakhir : kepala terasa nyeri
Gejala yang dirasakan : nyeri
Faktor pencetus : ketika bekerja dengan berat
Upaya mengatasi : beristirahat dan mencoba untuk tidur
untuk menggurangi nyeri
Konsumsi obat – obatan sendiri : Ya Tidak
Konsumsi obat tradisional : Ya Tidak
Obat-obatan
7
NO NAMA OBAT DOSIS
1 - -
2 - -
3 - -
4 - -
Aktivitas
Aktifitas sehari – hari : Bercocok tanam disawah
Keluhan saat aktifitas : ketika Ny. S merasa pusing ia akan
menghentikan kegiatannya
Kebersihan diri : Mandi 2×1 hari
Kemampuan kemandirian : Dapat melakukan aktivitasnya secara mandiri
Istirahat dan tidur
Lama tidur malam : 7 jam
Lama tidur siang :-
Keluhan yang berhubungan dengan tidur : sulit tidur ketika ada nyeri di
kepala
8
Psikososial
Cemas : ( ) Ya (V) Tidak
Depresi : ( ) Ya (V) Tidak
Gugup : ( ) Ya (V) Tidak
Kesulitan dalam mengambil keputusan : ( ) Ya (V) Tidak
Kesulitan berkonsentrasi : (V) Ya( ) Tidak
kesulitan berhubungan dengan oranglain : ( ) Ya (V) Tidak
Stressor yang dihadapi saat ini : nyeri kepala
Mekanisme koping yang digunakan : menghentikan kegiatan
danmencoba untuk tidur untuk
mengurangi rasanyeri
I. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Baik
Tingkat kesadaran : Kompos mentis
GCS : E :4 V:5 M:6
Tanda-tanda vital : TD : 160/100mmHg RR :
16x/menit
S : 36,5◦C Nadi :
96x/menit
Sistem Integumen
Luka : ( ) Ya (V) Tidak
Pruritus : ( ) Ya (V) Tidak
Pigmentasi : ( ) Ya (V) Tidak
Mudah memar : ( ) Ya (V) Tidak
Perubahan tahi lalat : ( ) Ya (V) Tidak
Perubahan kuku : ( ) Ya (V) Tidak
Pola penyembuhan lesi : -
Hemopoetik
Perdarahan abnormal : ( ) Ya (V) Tidak
Pembengkakan kelenjar limfe : ( ) Ya (V) Tidak
Anemia : ( ) Ya (V) Tidak
Riwayat transfusi darah : ( ) Ya (V) Tidak
Kepala
Sakit kepala : (V) Ya( ) Tidak
Pusing saat perubahan posisi : ( ) Ya (V) Tidak
9
Mata
Masalah penglihatan : ( ) Normal (V) Terganggu : (V) Kiri
(V) Kanan
Kabur : (V) Ya : ( ) Kiri (V) Kanan
(V) Tidak
Gatal : ( ) Ya: ( ) Kiri ( ) Kanan
(V) Tidak
Nyeri : ( ) Ya :( ) Kiri ( ) Kanan (V)
Tidak
Riwayat infeksi : ( ) Ya : ( ) Kiri ( ) Kanan
(V) Tidak
Pemakaian kacamata : (V) Ya ( ) Tidak
Bengkak sekitar mata : ( ) Ya : ( ) Kiri ( ) Kanan
(V) Tidak
Keluhan lain :-
Telinga
Masalah pendengaran : (V) Normal ( ) Terganggu : ( ) Kiri
( ) Kanan
Tinitus : (V) Ya : ( ) Kiri ( )
Kanan ( ) Tidak
Riwayat infeksi : ( ) Ya : ( ) Kiri ( )
Kanan (V) Tidak
Pemakaian alat bantu pendengaran : ( ) Ya : ( ) Kiri ( )
Kanan (V) Tidak
Tuli : ( ) Ya : ( ) Kiri ( )
Kanan (V) Tidak
Keluhan lain :-
Hidung dan sinus
Epistaksis : ( ) Ya : ( ) Kiri ( ) Kanan (V)
Tidak
Riwayat infeksi : ( ) Ya : ( ) Kiri ( ) Kanan (V)
Tidak
Keluhan lain :-
Mulut dan tenggorokan
Nyeri tenggorokan : ( ) Ya (V) Tidak
10
Luka : ( ) Ya (V) Tidak
Serak : ( ) Ya (V) Tidak
Kesulitan menelan : ( ) Ya (V) Tidak
Perdarahan gusi : ( ) Ya (V) Tidak
Pemakaian gigi palsu : ( ) Ya (V) Tidak
Masalah dalam pemakaian gigi palsu : ( ) Ya (V) Tidak
Riwayat infeksi : ( ) Ya (V) Tidak
Keluhan lain :-
Leher
Kekakuan : ( ) Ya (V) Tidak
Benjolan : ( ) Ya (V) Tidak
Nyeri tekan : ( ) Ya (V) Tidak
Keluhan lain :-
Payudara
Benjolan : ( ) Ya : ( ) Kiri ( ) Kanan (V) Tidak
Bengkak : ( ) Ya : ( ) Kiri ( ) Kanan (V) Tidak
Nyeri tekan : ( ) Ya : ( ) Kiri ( ) Kanan (V) Tidak
Keluhan lain :-
Sistem Pernapasan
Batuk : ( ) Ya (V) Tidak
Sesak nafas : ( ) Ya (V) Tidak
Asma : ( ) Ya (V) Tidak
Keluhan lain :-
Sistem kardiovaskuler
Nyeri dada : ( ) Ya (V) Tidak
Palpitasi : ( ) Ya (V) Tidak
Keluhan lain :-
Sistem endokrin
Polifagia : ( ) Ya (V) Tidak
Polidipsi : ( ) Ya (V) Tidak
Poliuria : ( ) Ya (V) Tidak
Sistem persyarafan
Kejang : ( ) Ya (V) Tidak
Tremor : ( ) Ya : ( ) Kiri ( ) Kanan (V) Tidak
Kelumpuhan : ( ) Ya : ( ) Kiri ( ) Kanan (V) Tidak
11
Keluhan lain :-
K. Data Tambahan
Short Porteble Mental Status Questionaire ( SPMSQ )
= Skor 7, penilaian kerusakan intelektual sedang
Mini - Mental State Exam ( MMSE )
= Skor 23, keterangan mungkin ada gangguan fungsi kognitif
Depresi Geriatri
= Skor 3, keterangan tidak mengalami depresi geriatri
Indeks Katz
= Skor A, kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil,
berpakaian dan mandi.
L. Data Penunjang
Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh
Pemeriksaan retina
Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan ginjal dan
jantung
EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri
Urinalisa untuk mengetahui protein dalma urin, darah, glukosa
Foto dada dan CT scan
Kediri,
……………................................
(…………............................………)
12
SHORT PORTABLE MENTAL STATUS QUESTIONNAIRE (SPMSQ)
PENILAIAN UNTUK MENGETAHUI FUNGSI INTELEKTUAL LANSIA
Nama klien : Ny.S Tanggal : 30 Mei 2018
Jenis kelamin : P Umur : 78 tahun
Agama : Islam Suku : Jawa
Alamat : Karang****
Skor
+ -
NO Pertanyaan Jawaban
1 1 Tanggal berapa hari ini ? 30 Mei 2018
1 2 Hari apa sekarang ini ? ( hari, tanggal dan Rabu, 30 Mei 2018
tahun )
1 3 Apa nama tempat ini ? Rumah sakit
1 4 Dimana alamat anda ? Karangrejo
1 5 Berapa umur anda ? 78
1 6 Kapan anda lahir ? Lupa
1 7 Siapa presiden Indonesia sekarang ? Bapak Jokowi Widodo
a. Bisa dimaklumi bila lebih dari satu kesalahan bila subyek hanya
berpendidikan sekolah dasar.
b. Bisa dimaklumi bila kurang dari satu kesalahan bila subyek mempunyai
pendidikan di atas sekolah menengah atas
13
14
APGAR KELUARGA DENGAN LANSIA
SKRINING UNTUK MELENGKAPI PENGKAJIAN FUNGSI SOSIAL
Nama klien : Ny.S Tanggal : 30 Mei 2018
Jenis kelamin : P Umur : 78 tahun
Agama : Islam Suku : Jawa
Alamat : Karang****
NO Uraian Fungsi Skor
1 Saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga 2
(teman – teman) saya untuk membantu pada waktu Adaptation
sesuatu menyusahkan saya
2 Saya puas dengan cara keluarga (teman – teman) saya 2
membicarakan sesuatu dengan saya dan mengungkapkan Partneship
masalah dengan saya
3 Saya puas bahwa keluarga (teman – teman) saya 2
menerima dan mendukung keinginan saya untuk Growth
melakukan aktivitas atau kegiatan baru
4 Saya puas dengan cara keluarga (teman – teman) saya 2
mengekspresikan afek dan berespon terhadap emosi – Affection
emosi saya seperti marah, sedih atau mencintai
5 Saya puas dengan cara teman – teman saya dan saya Resolve 2
menyediakan waktu bersama – sama
Keterangan : Total 10
Penilaian yang dijawab :
Selalu = 2, Kadang – kadang = 1, Hampir tidak
pernah = 0
Total skor
8-10 = fungsi keluarga sehat
4-7 = fungsi keluarga kurang sehat
0-3 = fungsi keluarga sakit
16
INDEKS KATZ
INDEKS KEMANDIRIAN PADA AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Nama klien : Ny.S Tanggal : 30 Mei 2018
Jenis kelamin : P Umur : 78 tahun
Agama : Islam Suku : Jawa
Alamat : Karang ****
SKOR KRITERIA
A Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil,
berpakaian dan mandi.
B Kemandirian dalam semua kecuali satu dari fungsi tersebut.
C Kemandirian dalam semua kecuali mandi dan satu fungsi tambahan.
D Kemandirian dalam semua kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi tambahan.
E Kemandirian dalam semua kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil dan satu fungsi
tambahan.
F Kemandirian dalam semua kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil, berpindah dan
satu fungsi tambahan.
G Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut.
Lain-lain Ketergantungan pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat diklasifikasikan
sebagai C, D, E, F, dan G.
17
Keterangan:
Mandiri : berarti tanpa pengawasan, pengarahan, atau bantuan aktif dari orang lain. Seseorang yang
menolak melakukan suatu fungsi dianggap tidak melakukan fungsi, meskipun dianggap mampu.
18
c. Laksanakan 3 buah perintah ini : ”Peganglah selembar kertas dengan
tangan kananmu, lipatlah kertas itu pada pertengahan dan letakkanlah di
lantai ( 3 angka )
d. Bacalah dan laksanakan perintah berikut : ” PEJAMKAN MATA ANDA
” ( 1 angka )
e. Tulislah sebuah kalimat ( 1 angka )
f. Tirulah gambar ini ( 1 angka )
SKOR 23
TOTAL
Tandailah tingkat kesadaran manula pada garis absis di bawah ini dengan
huruf.
Sadar Somnolen Stupor Koma
Keterangan :
Skor Total : 30
Nilai 24 – 30 : Normal
Nilai 17 – 23 : Mungkin ada gangguan fungsi kognitif
Nilai 0 – 16 : Ada gangguan kognitif
19
2. DS : Pasien mengatakan tidak nafsu Pusing , lemas Nutrisi kurang dari
makan, mual muntah pada saat di makan. kebutuhan tubuh
Nafsu makan
DO : BB : 42 kg
Terlihat dehidrasi menurun
Pucat dan lemas
Mukosa bibir kering Kurangnya perhatian
Konjungtiva anemis
pola makan
b. Intervensi Keperawatan
1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji skala nyeri yang dirasakan
2. Memper tahankan tirah baring selama
restensi pembuluh keperawatan selama 1x24 jam
fase akut
darah ke otak diharapkan nyeri berkurang
3. Berikan tindakan nonfarmakologi untuk
meningkat dengan
menghilangkan nyeri, seperti pijat dan
Kriteria Hasil : tehnik relaksasi
4. Hilangkan atau meminimalkan aktifitas
1. Mampu mengontrol nyeri
kontriksi yang dapat meningkatkan sakit
(tahu penyebab nyeri,
kepala, seperti batuk panjang dan
mampu menggunakan
membungkuk
tehnik nonfarmakologi 5. Ajarkan tentang teknik non farmakologi:
untuk mengurangi nyeri, napas dala, relaksasi, distraksi, kompres
mencari bantuan) hangat/ dingin
2. Melaporkan bahwa nyeri 6. Tingkatkan istirahat
7. Berikan informasi tentang nyeri seperti
berkurang dengan
penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan
menggunakan manajemen
berkurang dan antisipasi
nyeri
ketidaknyamanan dari prosedur
2. Nutrisi kurang Setelah dilakukan tindakan 1.
dari kebutuhan tubuh keperawatan selama 1x24 jam Kaji pemenuhan kebutuhan nutrisi klien
2.
b.d Kurangnya diharapkan kebutuhan nutrisi
Kaji penurunan nafsu makan klien
perhatian keluarga klien terpenuhi secara
3.
terhadap pola makan adekuat dengan
Jelaskan pentingnya makanan bagi
Kriteria Hasil : proses penyembuhan
1. Mempertahankan 4.
20
berat badan dalam batas Ukur tinggi dan berat badan klien
5.
normal
2. Klien mampu Dokumentasikan masukan oral selama 24
menghabiskan ½ porsi jam, riwayat makanan, jumlah kalori
makanan yang disediakan dengan tepat (intake)
3. Klien mengalami 6.
peningkatan nafsu makan Ciptakan suasana makan yang
menyenangkan
7.
Berikan makanan selagi hangat
Ansietas b/d perubahan Setelah dilakukan tindakan 1. Berikan pendekatan yang menenangkan
2. Berikan informasi yang akurat.
status kesehatan keperawatan 1x24jam
3.Berikan lingkungan yang tenang untuk
kecemasan pasien teratasi
istirahat.
Kriteria hasil :
4. Dorong orang terdekat untuk tinggal
1. Mengungkapkan perasaan
dengan klien.
dan pikirannya secara terbuka
5. Tunjukan teknik relaksasi.
2. Melaporkan berkurangnya
6. Identifikasi tingkat kecemasan
cemas dan takut
3. Mengungkapkan mengerti
tentang proses penyakit
3. bsdhvjdfjbh
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang cukup dominan di negara-negara maju.
Di Indonesia prevalensi untuk menderita hipertansi masih rendah presentasinya.Walaupun
demikian bukan berarti ancaman penyakit hipertensi diabaikan begitu saja. Bagi masyarakaat
golongan atas hipertensi benar-benar menjadi momok yang menakutkan (Sri Rahayu : 2000).
B. Saran
Asuhan keperawatan ini dapat menjadi kontribusi atau sumber pengetahuan bagi
penderita hipertensi khususnya di lingkup keluarga yang masih mempunyai pengetahuan
kurang mengenai penyakit hipertensi.
Lakukan pengkajian lebih mendalam tentang asuahan keperawatan hipertensi pada
lansia.
DAFTAR PUSTAKA
22
Ir. Sri Rahayu. Dkk : 2000. Nutrisi untuk klien hipertensi : Jakarta
Kusuma Hardhi. 2015. Nanda Nic-Noc Jilid 2. Mediaction Jogja. Bantul Jogjakarta
23