Você está na página 1de 8

ANALISIS BAHASA BAKU DI

POLITEKNIK NEGERI KETAPANG

Disusun oleh :
MARSENSION (4062017155)
JOHN PRASETYA (4062017154)
ERWINSYAH (4062017167)
FIRA (4062017183)
KOKO TOLE (4062017174)
PRAMUDIO EGI GUNTARA (4062017

TEKNIK SIPIL
PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI KETAPANG
2018/2019
PRAKATA

Assalamualaikum WR.WB

Alhamdulillahirabbil’aalamin, segala puja dan puji syukur kami panjatkan kepada Allah Yang Maha
Penyayang. Tanpa karunia-Nya, mustahillah makalah ini terselesaikan tepat waktu mengingat tugas
dan kewajiban lain yang bersamaan hadir.

Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing
untuk melengkapi nilai UTS kami. Tugas yang kami kerjakan ialah tentang penggunaan kata tidak
baku di wilayah politeknik negeri ketapang. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
mahasiswa lainnya.

Terselesaikannya makalah ini juga tidak terlepas dari bantuan beberapa pihak. Karena itu, kami
menyampaikan terima kasih terutama kepada dosen pembimbing Bahasa Indonesia bpk.Refid
Ruhibnur, S.ST.,M,M. karena telah meluangkan waktunya untuk kami berkonsultasi mengenai
makalah ini sehingga makalah dapat diselesaikan dengan baik dan benar. Tidak lupa juga kepada
teman-teman yang membantu dalam memberikan saran dan motivasinya.

Meskipun telah berusaha untuk menghindarkan kesalahan, kami menyadari juga bahwa kesalahan dan
kekurangan makalah ini pasti ditemukan. Oleh karena itu, kami berharap agar pembaca berkenan
menyampaikan kritikan. Dengan segala pengharapan dan keterbukaan, kami menyampaikan rasa
terima kasih dengan setulus-tulusnya. Kritik merupakan perhatian agar dapat menuju kesempurnaan.
Akhir kata, kami berharap agar makalah ini dapat membawa manfaat kepada pembaca. Secara khusus,
kami berharap semoga buku ini dapat menginspirasi generasi bangsa ini agar menjadi generasi yang
tanggap dan tangguh.Jadilah generasi yang bermartabat, kreatif, dan mandiri.

Ketapang, Mei 2018

penyusun
Latar Belakang

Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan sesama
anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa bisa berisi pikiran, keinginan, atau perasaan
yang ada pada diri si pembicara. Bahasa yang digunakan hendaklah dapat mendukung maksud
secara jelas agar apa yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan dapat diterima oleh pendengar.
Sejak dahulu masyarakat telah mengenal istilah bahasa baku, namun istilah yang dikenal ini tidak
menjamin bahwa masyarakat memahami secara komprehensif konsep dan makna istilah bahasa
baku ini. Hal ini terbukti bahwa masih banyak masyarakat yang berpendapat bahwa bahasa baku
sama artinya dengan bahasa yang baik dan benar. Masyarakat belum mampu membedakan antara
bahasa yang baku dan yang nonbaku. Menurut seorang ahli bernama Pateda mengatakan bahwa,
“Kita berusaha agar dalam situasi resmi kita harus berbahasa yang baku. Begitu juga dalam situasi
yang tidak resmi kita berusaha menggunakan bahasa yang baku.” (Alwi, 1997:30).

Bahasa Indonesia ialah bahasa yang terpenting di kawasan republik kita. Pentingnya peranan
bahasa itu antara lain bersumber pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi : “Kami
poetera dan poeteri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia ” dan pada
undang-undang dasar kita di dalamnya tercantum pasal khusus yang menyatakan bahwa “bahasa
Negara ialah bahasa Indonesia”. Namun, di samping itu masih ada beberapa alasan lain mengapa
bahasa Indonesia menduduki tempat yang terkemuka di antara beratus-ratus bahasa Nusantara
yang masing-masing amat penting bagi penuturnya sebagai bahasa ibu . Bahasa Indonesia yang di
gunakan oleh masyarakat kadang kurang mengikuti kaidah dan aturan yang ada. Bahasa yang sesuai
dengan aturan dan kaidah yang ada ialah bahasa baku. Bahasa baku ialah salah satu daripada variasi
bahasa yang diangkat dan disepakati ragam bahasa yang akan dijadikan kayu pengukur sebagai
bahasa yang baik dan benar dalam komunikasi yang bersifat resmi, baik secara lisan atau tulisan.
Selain fungsi penggunaannya untuk situasi-situasi resmi, ragam bahasabaku menurut Gravin dan
Mathiot (1956:785-787) juga mempunyai fungsi lain yang bersifat sosial politik, yaitu :

1. Fungsi pemersatu

2. Fungsi pemisah

3. Fungsi harga diri

4. Fungsi kerangka rujuk

Bahasa baku memperhubungkan semua penutur berbagai dialek bahasa itu. Dengan
demikian, bahasa baku mempersatukan mereka menjadi satu masyrakat bahasa dan meningkatakan
proses identifikasi penutur orang seorang dengan seluruh masyarakat itu. Bahkan banyak orang
bukan saja tidak sadar akan adanya dialek bahasa Indonesia, melainkan menginginkan juga keadaan
utopia yang hanya mengenal satu ragam bahasa Indonesia dari Sabang sampai Marauke. Oleh
karena itu saya tertarik untuk membuat makalah ini dengan judul “Fungsi Bahasa Baku Sebagai
Pemersatu dan Penggunaannya Bahasa Baku Di Dalam Kehidupan Masyarakat” agar dapat lebih
menunjukan kepada pembaca bahwa pentingnya penggunaan bahasa baku di dalam kehidupan
sehari-hari.
RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian bahasa baku?


2. Bagaimana ciri-ciri bahasa baku?
3. Bagaimana penggunaan bahasa baku di Politeknik Negeri Ketapang?

TUJUAN

1. Menjelaskan pengertian dari bahasa baku.


2. Menjelaskan ciri-ciri dari bahasa baku.
3. Menjelaskan penggunaan bahasa baku di Politeknik Negeri Ketapang.

MANFAAT

1. Mengetahui pengertian dari bahasa baku.


2. Mengetahui ciri-ciri bahasa baku.
3. Mengetahui penggunaan bahasa baku di Politeknik Negeri Ketapang.
BAB 2
PEMBAHASAN

1. Pengertian bahasa baku


Istilah bahasa baku dalam bahasa Indonesia atau standard language dalam bahasa
Inggris, dalam dunia ilmu bahasa atau linguistik pertama sekali diperkenalkan oleh Vilem
Mathesius pada 1926. Ia termasuk pencetus Aliran Praha atau The Prague School. Pada
1930, B. Havranek dan Vilem Mathesius merumuskan pengertian bahasa baku itu.
Mereka berpengertian bahwa bahasa baku sebagai bentuk bahasa yang telah
dikodifikasi, diterima dan difungsikan sebagai model atau acuan oleh masyarakat secara
luas.
Baku berarti bahasa tersebut tidak dapat berubah setiap saat. Berdasarkan teori,
bahasa baku merupakan bahasa pokok yang menjadi bahasa standar dan acuan yang
digunakan sehari-hari dalam masyarakat. Bahasa baku mencakup pemakaian sehari-hari
pada bahasa percakapan lisan maupun bahasa tulisan. Tetapi pada penggunaanya
bahasa baku lebih sering digunakan pada saat proses belajar mengajar di dalam dunia
pendidikan , pada urusan resmi pekerjaan misalnya saat rapat besar, dan juga pada
semua konteks resmi. Sementara itu, di dalam kehidupan sehari-hari lebih banyak orang
yang menggunakan bahasa tidak baku.
2. Ciri-ciri bahasa baku
Menurut Hasan Alwi, dkk (2003:14) ciri-ciri bahasa baku terbagi menjadi tiga, yaitu:
1. Ragam bahasa baku memiliki sifat kemantapan dinamis, yang berupa kaidah dan
aturan yang tetap. Baku atau standar tidak dapat berubah setiap saat.
2. Memiliki sifat kecendikian. Perwujudannya dalam kalimat, paragraf, dan satuan
bahasa lain yang lebih besar mengungkapkan penalaran atau pemikiran yang teratur,
logis, dan masuk akal.
3. Baku atau standar beranggapan adanya keseragaman. Proses pembakuan sampai
taraf tertentu berarti proses penyeragaman kaidah, bukan penyamaan ragam
bahasa, atau penyeragaman variasi bahasa.

Namun secara umum ciri-ciri lain bahasa baku adalah:


A. Tidak terpengaruh bahasa daerah.
B. Tidak dipengaruhi bahasa asing.
C. Bukan merupakan ragam bahasa percakapan sehari-hari.
D. Pemakaian imbuhannya secara eksplisit.
E. Pemakaian yang sesuai dengan konteks kalimat.
F. Tidak terkontaminasi dan tidak rancu.
3. Penggunaan bahasa Baku di Politeknik Negeri Ketapang
Penggunaan bahasa baku di wilayah politeknik sendiri mempunyai beberapa
kesalahan.
Dibawah ini beberapa contoh kesalahan dalam menggunakan bahasa baku:

Catatan:

1. Kata baku : fasilitas


Kata tidak baku : pasilitas
2. Di akhir kalimat tidak disertakan tanda titik

catatan:

1. Fotocopy seharusnya fotokopi


2. Photo seharusnya foto
3. Bekerjasama seharusnya bekerja sama

Catatan:

1. Team seharusnya tim


2. Trophy seharusnya trofi
3. Tidak ada tanda titik diakhir kalimat
Bab 3

Kesimpulan

Dari data yang diperoleh di lapangan, masih ada penggunaan kata tidak baku di Politeknik
Negeri Ketapang . Kesalahan dalam penggunaan kata baku biasanya sering ditemukan di poster –
poster yang ada di sekitar Politeknik Negeri Ketapang. Contoh kesalahannya seperti banyak
menggunakan bahasa asing, dan tidak ada tanda titik di setiap akhir kalimat.

Saran

pembuatan poster seharusnya menggunakan bahasa baku daripada bahasa asing. Ini bertujuan agar
membiasakan mahasiswa menggunakan bahasa baku. Dan sebelum poster akan ditempelkan
dipapan informasi, alangkah baiknya poster tersebut dikoreksi terlebuh dahulu.

Você também pode gostar