Dokumen tersebut membahas tentang konsolidasi laporan keuangan perusahaan induk dan anak perusahaan ketika kepemilikan saham tidak mencapai 100%. Dibahas pula pengakuan kepentingan non-pengendali, pendekatan konsolidasi, contoh perhitungan laba bersih konsolidasi, dan penyajian laporan keuangan interim antara dua laporan tahunan.
Dokumen tersebut membahas tentang konsolidasi laporan keuangan perusahaan induk dan anak perusahaan ketika kepemilikan saham tidak mencapai 100%. Dibahas pula pengakuan kepentingan non-pengendali, pendekatan konsolidasi, contoh perhitungan laba bersih konsolidasi, dan penyajian laporan keuangan interim antara dua laporan tahunan.
Dokumen tersebut membahas tentang konsolidasi laporan keuangan perusahaan induk dan anak perusahaan ketika kepemilikan saham tidak mencapai 100%. Dibahas pula pengakuan kepentingan non-pengendali, pendekatan konsolidasi, contoh perhitungan laba bersih konsolidasi, dan penyajian laporan keuangan interim antara dua laporan tahunan.
RIDE BUDI CAHYARI 1510003510957 IMAM FADLI 1510003510936 SISCA ISMA SRIWAHYUNI 1510003510918 KONSOLIDASI PADA ANAK PERUSAHAAN YANG DIMILIKI KURANG DARI KEPEMILIKAN PENUH Ketika anak perusahaan dimiliki kurang dari kepemilikan penuh,pendekatan umum yang digunakan untuk konsolidasi sama dengan konsolidasi pada anak perusahaan yang dimiliki penuh
Akan tetapi prosedur konsolidasi harus dimodifikasi sedikit untuk
mengakui kepemilikan non pengendali. Perhitungan laba bersih dan saldo laba konsolidasi pun harus memasukkan kepemilikan non pengendali. Contoh menghitung laba bersih konsilidasi :
Jika induk memiliki 80% saham biasa anak
perusahaan dan anak perusahaan memperoleh laba Rp 100.000.000 maka Rp 80.000.000 dimiliki oleh perusahaan induk dan sisanya dialokasikan ke pemegang saham non pengendali Ada dua cara menghitung laba bersih konsolidasi : 1. Pendekatan tambahan (additive approach) menambah bagian induk atas laba bersih anak perusahaan dengan laba induknya dari apresiasinya sendiri 2. Pendekatan residual (residual approach) mengurangi beban kepemilikan non pengendali atas laba bersih anak perusahaan dari penjumlahan terpisah induk dengan laba bersih anak perusahaan Ilustrasi: PT. Idaman Membeli 80 % saham PT. Amanah Pada 1 januari 20x1. Dan mencatat investasi menggunakan metode ekuitas. Laba bersih dan deviden yang diperoleh dan diumumkan PT. idaman dan PT. Amanah selama dua tahun setelah akuisisi sebagai berikut: PT. IDAMAN PT. AMANAH Saldo laba, 1 januari20x1 Rp 400.000.000 RP 250.000.000 Laba bersih 20x1 Rp 120.000.000 Rp 25.000.000 Deviden 20x1 Rp (30.000.000) Rp (10.000.000) Saldo, 31 desember 20x1 Rp 490.000.000 Rp 265.000.000 Laba bersih, 20x2 Rp 148.000.000 Rp 35.000.000 Deviden 20x2 Rp (30.000.000) Rp (10.000.000) Saldo, 31 desember 20x2 Rp 608.000.000 Rp 290.000.000 Maka saldo laba konsolidasi pada 31 desember 20x2, dua tahun setelah tanggal penggabungan dihitung sebagai berikut:
Saldo PT. Idaman, 31 desember 20x2 Rp 608.000.000
Ekuitas akrual dari PT. Amanah sejak Akuisisi (Rp 25.000.000 +Rp 35.000.000) x 0,80 Rp 48.000.000 Saldo laba PT. Idaman Dari Hasil Operasinya sendiri, 31 desember 20x1 Rp 560.000.000 Bagian PT. Idaman Atas laba bersih PT. Amanah Sejak akuisisi, Rp 60.000.000 x 0,80 Rp 48.000.000 Saldo laba konsolidasi, 31 desember 20x2 Rp 608.000.000 Kepemilikan suara diatas 50% merupakan salah satu ciri adaya pengendalian yang mewajibkan entitas induk menyusun laporan keuangan konsolidasi. Apabila entitas anak berbentuk Perseroan Terbatas (PT), kepemilikan saham menjadi indikasi hak suara. Kepemilikan 100% saham entitas anak dalam kondisi normal akan memberikan hak pengendalian penuh bagi entItas induk. Meskipun kepemilikan entitas induk atas saham biasa entitas anak kurang dari 100%, entitas induk tetap memiliki hak pengendalian atas entitas anak jika terdapat pemilik lain dalam entitas anak yang harus diberikan haknya. Inilah yang disebut kepentingan non pengendali. Contoh : Apabila PT. Alan mengakuisisi 90% saham PT. Bino sekalipun PT. Alan mengendalikan PT.Bino tetapi terdapat 10% pemegang saham dalam PT.Bino yang tidak dikuasai PT.Alan kekayaan PT.Bino yang dimiliki PT.Alan akibat akuisisi tersebut adalah 90% dari total kekayaan PT.Bino atau 90% x Rp12.500.000 = Rp 11.250.000 Jadi kekayaan kepentingan non pengendali adalah 10% x Rp 12.500.000 = Rp 1.250.000 Neraca Konsolidasi atas Entitas Anak yang dikuasai Kurang dari 100% Ilustrasi: PT.Turbo membeli saham biasa PT.Merah Delima sebanyak 85.000 lembar dengan harga pasar per lembar Rp 1.580,- Neraca PT.Turbo dan PT.Merah Delima pada tanggal 1 Januari 20X adalah sebagai berikut : Keterangan PT.Turbo (Rp) PT.Merah Delima (Rp) Aktiva Lainnya 510.700.000 220.000.000 Kewajiban 207.400.000 74.000.000 Modal Saham 200.000.000 100.000.000 Laba Ditahan 103.300.000 46.000.000 Pasiva 510.700.000 220.000.000 Jurnal PT.Turbo atas pembelian saham PT.Merah Delima :
Investasi saham pada PT.Merah Delima Rp 134.300.000
Kas(Aktiva lainnya) Rp 134.300.000 ( 85.000 lbr x Rp 1.580 =Rp 134.300.000). keterangan : persentase kepentingan PT.Turbo pada PT.Merah Delima 85.000/100.000 x 100% = 85%.
Investasi saham PT.Merah Delima Pada 1/1-20X Rp 134.300.000
Aktiva Bersih Modal Saham = 85% x Rp 100.000.000 = Rp 85.000.000 Laba Ditahan = 85% x Rp 46.000.000 =Rp 39.100.000 Rp 124.100.000 Goodwill Rp 10.200.000 Jurnal Eliminasi: Modal saham PT.Merah Delima Rp 85.000.000 Laba Ditahan PT.Merah Delima Rp 39.100.000 Goodwill Rp10.200.000 Investasi saham pada PT.Merah Delima Rp134.300.000 Laporan keuangan interim adalah laporan keuangan yang diterbitkan diantara dua laporankeuangan tahunan. Laporan keuangan interim: (1) Harus dipandangsebagai bagian yang integral dari periode tahunan; dan (2) Dapat disusun secara bulanan, triwulanan, atau periode lain yang kurang dari setahun dan mencakupi seluruh komponen laporan keuangan sesuai standar akuntansi keuangan. Di Indonesia, laporan keuangan interim dimuat dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor03 tentang Laporan Keuangan Interim yang terdapat dalam Standar Akuntansi Keuangan(SAK). SIFAT LAPORAN KEUANGAN INTERIM Secara konseptual, laporan keuangan interim (interim report) menyediakan informasiyang lebih tepat waktu, tetapi kurang lengkap dibandingkan dengan laporan keuangan tahunan (annual report). Laporan keuangan interim menunjukkan adanya trade-off antara ketepatan waktu dan kehandalan data-data keuangan, karena memerlukan adanya estimasi untuk melakukan review piutang, utang dagang/usaha, persediaan, dan informasi lainnya yang mendukung pengukuran yang disajikan dalam laporan keuangan tahunan. Kebutuhan minimum pengungkapan sebagai mana diatur dalam APB Opinion Nomor 28 tidak mewajibkan penyajian keuangan yang wajar hasil operasi dan posisi keuangan sesuai dengan PABU. Berdasarkan APB Opinion Nomor 28, masing-masing periode interim merupakan bagian integral dari laporan tahunan(annual report). Hasil perhitungan periode interim harus didasarkan pada prinsip akuntansi dan praktik yang digunakan dalam tahun terakhir penyusunan laporan keuangan. Meskipun demikian, modifikasi tetap diperbolehkan untuk menyesuaikan periode interim dengan periode tahunan supaya memiliki informasi yang berarti. Sebagai contoh, laporan interim memodifikasi prosedur yang digunakan untuk penghitungan biaya produksi dan biaya-biaya yang lain yang biasanya digunakan dalam laporan tahunan. PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN INTERIM
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan(PSAK) Nomor 03 tentang
Laporan Keuangan Interim berlaku untuk perusahaan yang diwajibkan untuk menyajikan laporan keuangan interim oleh peraturan perundangan yang berlaku, misalnya: pasarmodal, danlain-lain. Untuk industri yang telah diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) industri yang bersangkutan secara khusus, misalnya perbankan, maka harus mengikuti standar khusus tersebut. Laporan keuangan interim meliputi: (1) neraca; (2) Laporan laba/rugi; (3) Saldo laba interim; (4) Laporan arus kas; dan (5) Catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan interim harus menyajikan secara komparatif dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Perhitungan laba/rugi interim harus mencakup periode sejak awal tahun buku sampai dengan periode interim terakhir yang dilaporkan (year-to-date). PENGUNGKAPAN RINGKASAN DATA KEUANGAN INTERIM Apabila perusahaan melaporkan ringkasan informasi keuangan pada tanggal laporan keuangan interim, maka data berikut merupakan data minimum yang harus dilaporkan: 1. Pendapatan atau penjualan kotor, beban, estimasi pajak penghasilan, pos luar biasa (termasuk pengaruh terhadap pajak penghasilan yang terkait), pengaruh kumulatif perubahan akuntansi, perubahan akuntansi, dan laba bersih. 2. Data laba bersih per saham untuk setiap periode interim yang disajikan. 3. Pendapatan dan beban musiman. 4. Perubahan yang penting dalam taksiran pajak penghasilan. 5. Pelepasan suatu segmen usaha, pos luar biasa, transaksi tidak biasa, dan tidak sering terjadi. 6. Kewajiban kontinjen. 7. Perubahan akuntansi. 8. Perubahan yang material pada unsur laporan aruskas. Laporan keuangan interim terakhir, misalnya laporan keuangan interim triwulan keempat, tidak perlu disusun karena pada dasarnya laporan keuangan tersebut dapat digantikan dengan laporan keuangan tahunan. Dalam hal laporan keuangan interim triwulan keempat hendak diterbitkan, maka penerbitannya dilakukan bersamaan dengan penerbitan laporan keuangan tahunan. Di samping itu, isi dari laporan keuangan interim triwulan keempat harus merupakan selisih dari laporan keuangan tahunan dan laporan keuangan interim sebelumnya tahun yang bersangkutan. Daftar Pustaka http://www.slideshare.net/maritahardi/konsolidasi-pada anak-perusahaan-yang-dimiliki-kurang-dari-kepemilikan- penuh beagoodmuslim767.blogspot.com PSAK 3 tahun 2010