Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
untuk mendapatkan kehamilan setelah melakukan hubungan seksual secara teratur tanpa
menggunakan kontrasepsi selama 1 tahun atau lebih, atau jika pada wanita berusia ≥ 35 tahun
selama 6 bulan atau lebih. Infertilitas (pasangan mandul) adalah pasangan suami istri yang
telah menikah selama satu tahun dan sudah melakukan hubungan seksual tanpa
menggunakan alat kontrasepsi, tetapi belum memiliki anak. (Sarwono, 2000).
Infertilitas adalah pasangan yang telah kawin dan hidup harmonis serta berusaha
selama satu tahun tetapi belum hamil. (Manuaba, 1998).
Menurut Weschler, hal di atas bisa diatasi dengan menerapkan metode kesadaran
kesuburan untuk mengetahui kapan fase subur terjadi.
kadar dalam agama islam : Tes kesehatan dan fertilitas yang disarankan kalangan medis serta
para penganjur dan konsultan pernikahan sebenarnya merupakan salah satu bentuk persiapan
pranikah yang secara eksplisit maupun implisit disunnahkan dalam Islam
Bahkan, sekalipun tidak ada riwayat dan indikasi penyakit ataupun kelainan keturunan di dalam
keluarga, berdasarkan prinsip syariah tetap dianjurkan untuk dilakukan pemeriksaan standar
termasuk meliputi tes darah dan urine. Hal itu karena prinsip sentral syariah Islam menurut Ibnul
Qayyim dalam I’lam al-Muwaqqi’in (vol.III/14) adalah hikmah dan kemaslahatan umat manusia
di dunia dan di akhirat. Kemaslahatan ini terletak pada keadilan, kerahmatan, kemudahan,
keamanan, keselamatan, kesejahteraan dan kebijaksanaan yang merata. Apa saja yang
bertentangan dengan prinsip tersebut maka hal otomatis dilarang syariah, namun sebaliknya
segala hal yang dapat mewujudkan prinsip tersebut secara integral pasti dianjurkan syariah.
Tujuan utama ketentuan syariat (maqashid as-syariah) adalah tercermin dalam pemeliharaan
pilar-pilar kesejahteraan umat manusia yang mencakup ‘panca maslahat’ dengan memberikan
perlindungan terhadap aspek keimanan (hifz din), kehidupan (hifzd nafs), akal (hifz ‘aql),
keturunan (hifz nasl) dan harta benda mereka (hifz mal). Apa saja yang menjamin terlindunginya
lima perkara ini adalah maslahat bagi manusia dan dikehendaki syariah dan segala yang
membahayakannya dikategorikan sebagai mudharat atau mafsadah yang harus disingkirkan
sebisa mungkin sebagaimana kesimpulan Imam Al-Ghazali dalam Al-Mustashfa, (vol.I/139-140)
yang dijabarkan oleh Imam Asy-ysathibi dalam kitab Al-Muwafaqat.
Ditinjau dari dunia medis : Sedangkan secara medis, pemeriksaan itu sebagai ikhtiar (usaha)
yang bisa membantu mencegah hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari sehingga dapat
menjadi langkah antisipasi dan tindakan preventif yang dilakukan jauh-jauh hari untuk
menghindarkan penyesalan dan penderitaan rumah tangga.
Para ahli abstetri (ilmu kebidanan) dan ginekologi (ilmu keturunan) menyatakan bahwa
sebaiknya calon pengantin memeriksakan dirinya tiga bulan sebelum melakukan janji
pernikahan. Rentang waktu itu diperlukan untuk melakukan pengobatan jika ternyata salah
seorang atau keduanya menderita gangguan tertentu. Jenis pemeriksaan kesehatan pranikah dapat
disesuaikan dengan gejala tertentu yang dialami calon pengantin secara jujur, berani dan objektif.
Misalnya, pemeriksaan harus dilakukan lebih spesifik jika dalam keluarga didapati riwayat
kesehatan yang kurang baik. Namun, jika semuanya lancar-lancar saja, maka hanya dilakukan
pemeriksaan standar, yaitu cek darah dan urine.
Untuk cek darah, biasanya diperlukan khususnya untuk memastikan si calon ibu tidak
mengalami talasemia, infeksi pada darah dan sebagainya. Dalam pengalaman medis, kadang kala
ditemukan gejala anti phospholipid syndrome (APS), yaitu suatu kelainan pada darah yang bisa
mengakibatkan sulitnya menjaga kehamilan atau menyebabkan keguguran berulang. Jika ada
kasus seperti itu, biasanya para dokter akan melakukan tindakan tertentu sebagai langkah ,
sehingga pada saat pengantin perempuan hamil dia dapat mempertahankan bayinya.
Hasil analisa data medis mengungkapkan bahwa kasus yang paling banyak terjadi pada calon ibu
khususnya di Indonesia adalah terjangkitnya virus toksoplasma. Virus yang bisa mengakibatkan
kecacatan pada bayi ini biasanya disebabkan seringnya kaum perempuan mengkonsumsi daging
yang kurang matang atau tersebar melalui kotoran atau bulu binatang piaraan. Oleh karena itu,
untuk mengetahuinya, agar dapat ditangani Secara dini diperlukan pemeriksaan toksoplasma,
rubella, virus cytomegalo, dan herpes yaitu yang sering disingkat dengan istilah pemeriksaan
terhadap TORCH.
Demikian pula, pada calon pengantin pria biasanya diperlukan untuk dilakukan pemeriksaan
sejumlah infeksi seperti sipilis dan gonorrhea. Selain itu banyak juga dari pengalaman klinis
dilakukan pemeriksaan sperma untuk memastikan kesuburan untuk calon mempelai pria. Dalam
kapasitas ini, pemeriksaan sperma dilakukan dalam tiga kategori yaitu jumlah sperma, gerakan
sperma dan bentuk sperma.
Sperma yang baik menurut para ahli, jumlahnya harus lebih dari 20 juta setiap cc-nya dengan
gerakan lebih dari 50% dan memiliki bentuk normal lebih dari 30% . Bila dalam pemeriksaan
ditemukan kelainan pada sperma, maka waktu tiga bulan setelah pemeriksaan dianggap sudah
cukup untuk melakukan penyembuhan. Demikian halnya bagi calon mempelai wanita, jangka
waktu tiga bulan juga dianggap memadai untuk memperbaiki siklus menstruasi calon pengantin
wanita yang memiliki masa menstruasi tidak lancar dengan disiplin mengikuti terapi khusus dan
intens secara kontinyu.
Pemeriksaan standar menyangkut darah antara lain dilakukan untuk mengetahui jenis resus.
Seperti bangsa Asia lainnya, perempuan Indonesia memiliki resus darah positif. Sedangkan
bangsa Eropa dan Kaukasia biasanya memiliki resus negatif. Karena itu, pemeriksaan resus
untuk pasangan campuran yang berasal dari dua bangsa berbeda sangatlah penting. Resus
berfungsi sama dengan sidik jari yaitu sebagai penentu. Setelah mengetahui golongan dara
seseorang seperti A, B, O biasanya resusnya juga ditentukan untuk mempermudah identifikasi.
Hal itu karena perbedaan resus pada pasangan bisa berdampak fatal saat kehamilan.
Jika ibu memiliki resus positif dan embrio menunjukkan resus negatif, maka biasanya disarankan
para ahli medis untuk melakukan pengguguran sejak dini karena tidak mungkin janin akan
bertahan hidup secara normal di dalam rahim ibu. Meskipun pasangan ingin tetap
mempertahankan janin, nantinya akan gugur juga. Pengalaman ini biasanya di kalangan medis
disebut sebagai kasus incompabilitas resus.
Prosedur pernikahan dalam pandangan islam : Dalam proses pemilihan pasangan dan prosedur
pernikahan, Islam di samping aspek keimanan dan keshalihan (hifdz din) juga sangat memperhatikan
aspek keturunan serta aspek kesehatan fisik dan mental (hifdz nasl dan hifdz ‘aql). Hal itu dapat kita kaji
dari hadits Rasulullah saw maupun ayat-ayat al-Qur’an seputar pernikahan.
Anjuran Nabi saw untuk melihat calon pasangan sebelum menikah merupakan ekspresi urgensi
pemeriksaan dan observasi fisik oleh masing-masing calon mempelai dalam batas ketentuan syariah agar
lebih dapat melestarikan hubungan dan kehidupan rumah tangga. (HR. Bukhari dan Muslim) Dalam
riwayat lain disebutkan contoh alasan pemeriksaan dan observasi fisik tersebut adalah menurut catatan
demografis terdapat kelainan mata pada sebagian mata kaum Anshar Madinah saat itu. (HR. Muslim)
Dalam sebuah riwayat tentang pelarangan Nabi terhadap pernikahan antar kerabat dekat apalagi yang
diharamkan dalam surat an-Nisa:23 tentang mahram agar terhindar dari lahirnya keturunan yang lemah
fisik dan akal di samping memelihara aspek psikologis dan pertimbangan hubungan sosial yang sehat,
adalah merupakan salah satu bentuk perhatian terhadap aspek genetik calon pasangan.
Selain itu, anjuran Nabi saw untuk memilih pasangan yang penuh kasih sayang (wadud) dan subur
(walud) sebagaimana riwayat Abu Dawud, An-Nasa’i dan al-Hakim merupakan bukti perhatian Islam
terhadap aspek fertilitas, karena di antara hikmah pernikahan adalah melaksanakan ibadah dengan
memperbanyak keturunan yang shalih.
Thariq Ismail Khahya dalam Az-Zawaj fil Islam, di samping menyatakan criteria kesehatan pada calon
mempelai wanita, juga menekankan bahwa calon suami harus sehat jasmani dan rohani steril dari
berbagai penyakit yang dapat menghalangi dan menganggu kebahagiaan pernikahan seperti gangguan
kejiwaan, lepra, impotensi, dan penyakit lainnya yang dapat menular ataupun menurun. Dalam suatu
riwayat dikisahkan bahwa Umar bin Khathab pernah memutuskan bahwa seorang pengantin pria diberi
kesempatan selam satu tahun untuk menyembuhkan impotensinya, dan jika setelah melewati setahun
belum sembuh dan pengantin wanita menuntut cerai maka akan dikabulkan dan disetujui oleh pihak
hakim. Hal ini merupakan indikasi pentingnya faktor keturunan dan kesuburan serta kesehatan seksual
dalam pernikahan sehingga sangat diperlukan pemeriksaan.
Manfaat : berdasarkan data urgensi dan manfaat dari pemeriksaan kesehatan tersebut syariat
Islam sangat menyambut anjuran agar calon pengantin melakukan pemeriksaan fertilitas dan tes
kesehatan fisik maupun mental sekalipun serta tindakan imunisasi termasuk imunisasi TT pra
menikah agar dapat diketahui lebih awal berbagai kendala dan kesulitan medis yang mungkin
terjadi untuk diambil tindakan antisipasi yang semestinya sedini mungkin berdasarkan prinsip
Sadd Adz-Dzari’ah (prinsip pengambilan langkah preventif) terhadap segala hal yang dapat
membahayakan bagi panca maslahat tersebut di atas. Wallahu A’lam Wa Billahi at Taufiq wal
Hidayah.
Tujuan : Tujuan utama ketentuan syariat (maqashid as-syariah) adalah tercermin dalam
pemeliharaan pilar-pilar kesejahteraan umat manusia yang mencakup ‘panca maslahat’
dengan memberikan perlindungan terhadap aspek keimanan (hifz din), kehidupan (hifzd
nafs), akal (hifz ‘aql), keturunan (hifz nasl) dan harta benda mereka (hifz mal). Apa saja
yang menjamin terlindunginya lima perkara ini adalah maslahat bagi manusia dan
dikehendaki syariah dan segala yang membahayakannya dikategorikan sebagai mudharat
atau mafsadah yang harus disingkirkan sebisa mungkin sebagaimana kesimpulan Imam
Al-Ghazali dalam Al-Mustashfa, (vol.I/139-140) yang dijabarkan oleh Imam Asy-ysathibi
dalam kitab Al-Muwafaqat.
Bila ditinjau secara psikologis, sebenarnya pemeriksaan itu akan dapat membantu menyiapkan
mental pasangan. Sedangkan secara medis, pemeriksaan itu sebagai ikhtiar (usaha) yang bisa
membantu mencegah hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari sehingga dapat menjadi
langkah antisipasi dan tindakan preventif yang dilakukan jauh-jauh hari untuk menghindarkan
penyesalan dan penderitaan rumah tangga.
Hukum dalam agama : Hal ini menjadi pro dan kontra, pihak yang kontra menyatakan bahwa
ini berarti tidak percaya kepada pasangan dan bisa membuat retak hubungan jika ternyata
didapatkan bahwa calon pasangannya tidak sehat atau mandul, kemudian tidak jadi menikah.
Pihak yang pro menyatakan bahwa hal ini sebaiknya dilakukan daripada terjadi penyesalan di
kemudian hari. Berikut penjelasan ulama mengenai hal ini.
Apa hukum melakukan pemeriksaan kesehatan bagi calon suami-istri sebelum menikah?
Beliau menjawab,
ويمنع من، ال بأس بذلك إذا خيف من مرض داخلي مما يؤثر على الصحة:ج
فربما كان في أحدهما مس أو،راحة الزوجين واستقرار الحياة والطمأنينة فيها
، ولو سهل كربو أو سكر أو بلهارسيا أو روماتيزم،صرع أو مرض مزمن
لكن إذا كان ظاهر الزوجين السالمة،وهكذا مرض العقم وعدم اإلنجاب
فاألصل أنه،والبيئة والمجتمع الذي هما به ال توجد فيه هذه األمراض ونحوها
لكن إذا،ال مرض وال خوف فال حاجة إلى فحص طبي لكل من الزوجين
قامت قرائن وخيف من وجود مرض خفي وطلب أحد الزوجين أو األولياء
الكشف لزم ذلك حتى ال يحصل بعد العقد خالف ونزاع
Tidak mengapa jika dikhawatirkan terdapat penyakit di dalam tubuh yang bisa berpengaruh
terhadap kesehatan, yang bisa mencegah dari bahagianya kedua pasutri dan mengganggu
keharmonisan dan ketenangan dalam rumah tangga. Bisa jadi pada salah satu dari keduanya ada
penyakit psikologi, epilepsi atau penyakit kronis. walaupun penyakit yang (awalnyaa) masih
ringan juga seperti asma, diabetes, schistomiasis dan reumatik. Demikian juga penyakit mandul
dan tidak produktif.
Akan tetapi jika penampilan fisik (dzahir) kedua calon sehat dan jelas, kemudian
masyarakat tempat keduanya tinggal tidak didapatkan penyakit-penyakit ini maka hukum
asalnya tidak ada penyakit dan tidak ada yang dikhawatirkan sehingga tidak perlu memeriksa
kesehatan setiap calon mempelai. Akan tetapi jika terdapat indikasi dan dikhawatirkan adanya
penyakit yang masih samar. Kemudian salah satu calon pengantin atau salah satu wali meminta
pemeriksaan kesehatan maka harus dilakukan agar tidak terjadi pertentangan dan perdebatan
setelahnya.[1]
بناءا ً على حسن،وأن يتزوج الرجل المرأة لدينها وإال يدقق هذه التدقيقات
لكن لو، واقتداءا ً بما كان عليه األولون فهذا حسن، وحسن الظن باهلل،المتوكل
أراد يعمل الفحص ال سيما عند وجود أمارات وإشارات وقرائن على أمراض
وراثية فلو فعل فال أرى في هذا حرج لكن الحرج الذي أراه أن يجعل هذا
الفحص الزما ً كما قد سن في بعض القوانين
Seorang laki-laki yang menikahi seorang wanita karena agamanya tanpa mengecek secara detail
keadaan fisik dirinya, didasarkan pada baiknya rasa tawakal dan baiknya prasangka kepada
Allah, dan mencontoh generasi pertama Islam, maka hal ini adalah baik.
Akan tetapi jika ia berkeinginan untuk mengecek kesehatan, terutama sekali jika terdapat tanda-
tanda, petunjuk dan indikasi bahwasannya wanita tersebut kemungkinan mempunyai penyakit
turunan, seandainya dilakukan maka saya tidak melihat ada masalah dalam hal ini (tidak
mengapa dilakukan pemeriksaan cek kesehatan). Namun yang jadi masalah dalam pandangan
saya adalah ketika cek kesehatan ini dijadikan satu keharusan sebagaimana terdapat dalam
sebagian peraturan perundangan.[2]
kesimpulan:
ويتأكد عند غلبة الظن بوجود أمراض، يجوز الفحص الطبي قبل الزواج
وراثية في العائلة
Penyebab terjadinya :
Penyebab infertilitas dapat dibagi menjadi tiga kelompok : satu pertiga masalah
terkait pada wanita, satu pertiga pada pria dan satu pertiga disebabkan oleh faktor
kombinasi.
1.Infertilitas pada wanita
a. Masalah vagina
Infeksi vagina seperti vaginitis, trikomonas vaginalis yang hebat akan
menyebabkan infeksi lanjut pada portio, serviks, endometrium bahkan sampai ke tuba
yang dapat menyebabkan gangguan pergerakan dan penyumbatan pada tuba sebagai
organ reproduksi vital untuk terjadinya konsepsi. Disfungsi seksual yang mencegah
penetrasi penis, atau lingkungan vagina yang sangat asam, yang secara nyata dapat
mengurangi daya hidup sperma ( Stright B, 2005 : 60 ).
b. Masalah serviks
Gangguan pada setiap perubahan fisiologis yang secara normal terjadi selama
periode praovulatori dan ovulatori yang membuat lingkungan serviks kondusif bagi daya
hidup sperma misalnya peningkatan alkalinitas dan peningkatan sekresi ( Stright B,
2005, hal. 60 ).
c. Masalah uterus
Nidasi ovum yang telah dibuahi terjadi di endometrium. Kejadian ini tidak dapat
berlangsung apabila ada patologi di uterus. Patologi tersebut antara lain polip
endometrium, adenomiosis, mioma uterus atau leiomioma,bekas kuretase dan abortus
septik. Kelainan-kelainan tersebut dapat mengganggu implantasi, pertumbuhan,nutrisi
serta oksigenisasi janin ( Wiknjosastro, 2002 : 509 ).
d. Masalah tuba
Saluran telur mempunyai fungsi yang sangat vital dalam proses kehamilan.
Apabila terjadi masalah dalam saluran reproduksi wanita tersebut, maka dapat
menghambat pergerakan ovum ke uterus, mencegah masuknya sperma atau menghambat
implantasi ovum yang telah dibuahi. Sumbatan di tuba fallopi merupakan salah satu dari
banyak penyebab infertilitas. Sumbatan tersebut dapat terjadi akibat infeksi,
pembedahan tuba atau adhesi yang disebabkan oleh endometriosis atau inflamasi (Hall
et all. 1974 ). Infertilitas yang berhubungan dengan masalah tuba ini yang paling
menonjol adalah adanya peningkatan insiden penyakit radang panggul ( pelvic
inflammatory disease –PID). PID ini menyebabkan jaringan parut yang memblok kedua
tuba fallopi.
e. Masalah ovarium
Wanita perlu memiliki siklus ovulasi yang teratur untuk menjadi hamil, ovumnya
harus normal dan tidak boleh ada hambatan dalam jalur lintasan sperma atau implantasi
ovum yang telah dibuahi. Dalam hal ini masalah ovarium yang dapat mempengaruhi
infertilitas yaitu kista atau tumor ovarium, penyakit ovarium polikistik, endometriosis,
atau riwayat pembedahan yang mengganggu siklus ovarium. Dari perspektif psikologis,
terdapat juga suatu korelasi antara hyperprolaktinemia dan tingginya tingkat stress
diantara pasangan yang mempengaruhi fungsi hormone.( Handersen C & Jones K, 2006
: 86 ).
2. Infertilitas pada pria
a. Faktor koitus pria
Faktor-faktor ini meliputi spermatogenesis abnormal, motilitas abnormal,
kelainan anatomi, gangguan endokrin dan disfungsi seksual. Kelaianan anatomi yang
mungkin menyebabkan infertilitas adalah tidak adanya vasdeferens kongenital, obstruksi
vasdeferens dan kelainan kongenital system ejakulasi. Spermatogenesis abnormal dapat
terjadi akibat orkitis karena mumps, kelainan kromosom, terpajan bahan kimia, radiasi
atau varikokel ( Benson R & Pernoll M, 2009 : 680 ).
b. Masalah ejakulasi
Ejakulasian retrograde yang berhubungan dengan diabetes, kerusakan saraf,
obat-obatan atau trauma bedah.
c. Faktor lain
Adapun yang berpengaruh terhadap produksi sperma atau semen adalah infeksi
yang ditularkan melalui hubungan seksual, stress, nutrisi yang tidak adekuat, asupan
alkohol berlebihan dan nikotin.
d. Faktor pekerjaan
Produksi sperma yang optimal membutuhkan suhu di bawah temperature tubuh,
Spermagenesis diperkirakan kurang efisien pada pria dengan jenis pekerjaan tertentu,
yaitu pada petugas pemadam kebakaran dan pengemudi truk jarak jauh ( Henderson C &
Jones K, 2006 : 89).
3. Masalah interaktif
Berupa masalah yang berasal dari penyebab spesifik untuk setiap pasangan
meliputi : frekuensi sanggama yang tidak memadai, waktu sanggama yang buruk,
perkembangan antibody terhadap sperma pasangan dan ketidakmampuan sperma untuk
melakukan penetrasi ke sel telur ( Stritgh B, 2005 : 61 ).
Anamnesa, terdiri dari pengumpulan data dari pasangan suami istri secara umum dan
khusus.
Anamnesa umum
Berapa lama menikah, umur suami istri, frekuensi hubungan seksual, tingkat kepuasan
seks, penyakit yang pernah diderita, teknik hubungan seks, riwayat perkawinan yang
dulu, apakah dari perkawinan dulu mempunyai anak, umur anak terkecil dari perkawinan
tersebut.
Anamnesa khusus
Istri : Usia saat menarche, apakah haid teratur, berapa lama terjadi perdarahan/ haid,
apakah pada saat haid terjadi gumpalan darah dan rasa nyeri, adakah keputihan
abnormal, apakah pernah terjadi kontak bleeding, riwayat alat reproduksi (riwayat
operasi, kontrasepsi, abortus, infeksi genitalia).
Pemeriksaan fisik umum, pemeriksaan fisik umum meliputi tanda vital (tekanan darah,
nadi, suhu dan pernafasan).
Pemeriksaan laboratorium dasar, pemeriksaan laboratorium dasar secara rutin meliputi
darah lengkap, urin lengkap, fungsi hepar dan ginjal serta gula darah.
Pemeriksaan penunjang, pemeriksaan penunjang disini bias pemeriksaan roentgen
ataupun USG.
b.Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan Ovulasi
Pemeriksaan ovulasi dapat diketahui dengan berbagai pemeriksaan diantaranya :
a. Penatalaksanaan suhu basal; Kenaikan suhu basal setelah selesai ovulasi dipengaruhi
oleh hormon progesteron.
d. Pemeriksaan endometrium.
Terapi : Sesuai dengan etiologi, bila terdapat disfungsi kelenjar hipofise ddengan
memberikan pil oral yang mengandung estrogen dan progesteron, substitusi terapi
(pemberian FSH dan LH) serta pemberian clomiphen untuk merangsang hipofise
membuat FSH dan LH. Selain clomiphen dapat diberikan bromokriptin yang diberikan
pada wanita anovulatoir dengan hiperprolaktinemia. Atau dengan pemberian Human
Menopausal Gonadotropin/ Human Chorionic Gonadotropin untuk wanita yang tidak
mampu menghasilkan hormon gonadotropin endogen yang adekuat.
Pemeriksaan Sperma
Pemeriksaan sperma dinilai atas jumlah spermatozoa, bentuk dan pergerakannya. Sperma
yang ditampung/ diperiksa adalah sperma yang keluar dari pasangan suami istri yang
tidak melakukan coitus selama 3 hari. Pemeriksaan sperma dilakukan 1 jam setelah
sperma keluar.
Ejakulat normal : volume 2-5 cc, jumlah spermatozoa 100-120 juta per cc,
pergerakan 60 % masih bergerak selama 4 jam setelah dikeluarkan, bentuk abnormal 25
%.
Spermatozoa pria fertil : 60 juta per cc atau lebih, subfertil : 20-60 juta per cc, steril :
20 juta per cc atau kurang.
Sebab-sebab kemandulan pada pria adalah masalah gizi, kelainan metabolis, keracunan,
disfungsi hipofise, kelainan traktus genetalis (vas deferens).
a. Kentalnya lendir serviks; Lendir serviks yang mudah dilalui spermatozoa adalah lendir
yang cair.
c. Enzim proteolitik.
2. Kurzrork Miller Test, dilakukan bila hasil dari pemeriksaan Sims Huhner Test kurang
baik dan dilakukan pada pertengahan siklus.
Terapi yang diberikan adalah pemberian hormone estrogen ataupun antibiotika bila
terdapat infeksi.
Pemeriksaan Tuba
Untuk mengetahui keadaan tuba dapat dilakukan : a) Pertubasi (insuflasi = rubin test);
pemeriksaan ini dilakukan dengan memasukkan CO2 ke dalam cavum uteri. b)
Hysterosalpingografi; pemeriksaan ini dapat mengetahui bentuk cavum uteri, bentuk
liang tuba bila terdapat sumbatan. c) Koldoskopi; cara ini dapat digunakan untuk melihat
keadaan tuba dan ovarium. e) Laparoskopi; cara ini dapat melihat keadaan genetalia
interna dan sekitarnya.
Pemeriksaan Endometrium
Pada saat haid hari pertama atau saat terjadi stadium sekresi dilakukan mikrokuretase.
Jika pada stadium sekresi tidak ditemukan, maka : endometrium tidak bereaksi terhadap
progesteron, produksi progesterone kurang.
Terapi yang diberikan adalah pemberian hormon progesteron dan antibiotika bila terjadi
infeksi
Pengertian alcohol : Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga
disebut grain alcohol; dan kadang untuk minuman yang mengandung alkohol. Hal ini
disebabkan karena memang etanol yang digunakan sebagai bahan dasar pada minuman
tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol lainnya. Begitu juga dengan alkohol yang
digunakan dalam dunia famasi. Alkohol yang dimaksudkan adalah etanol. Sebenarnya
alkohol dalam ilmu kimia memiliki pengertian yang lebih luas lagi.
Dalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalah istilah yang umum untuk senyawa organik
apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon, yang ia
sendiri terikat pada atom hidrogen dan/atau atom karbon lain.
Peminum minuman keras cenderung memiliki tekanan darah yang relatif lebih
tinggi dibandingkan non-peminum (abstainer), demikian pula mereka lebih berisiko
mengalami stroke dan serangan jantung. Peminum kronis (menahun) dapat pula
mengalami berbagai gangguan syaraf mulai dari dementia (gangguan kecerdasan),
bingung, kesulitan berjalan dan kehilangan memori. Diduga konsumsi alkohol yang
berlebihan dapat menimbulkan defisiensi thiamin - komponen vitamin B-komplek
berbentuk kristal yang esensial bagi berfungsinya sistem syaraf. Jadi, sudah sewajarnya
jika konsumsi alkohol yang berlebihan haruus dihindari mengingat berbagai bukti tentang
efek buruk alkohol terhadap kesehatan telah banyak terkuak.
Kadar dalam agama dalam mengkonsumsi alcohol : Dr. Daniel R. Wong
dari Harvard School of Public Health di Boston melakukan analisa data kohort dari
39.000 pria ,termasuk 376 diantaranya yang baru didiagnosa menderita kasus AAA, pada
tahun 1986 sampai 2002.
Dr. Wong mengatakan kepada Reuters Health bahwa hasil penemuan ini harus
dipandang dalam konteks manfaat konsumsi alkohol terhadap risiko penyakit
kardiovaskular yang ditemukan akhir-akhir ini dan diperlukan bukti-bukti lebih lanjut
untuk mengkonfirmasikan kedua penemuan yang bertolak-belakang tersebut.
Ia menambahkan,” Namun demikian, hasil penelitian ini meningkatkan kewaspadaan dan
merupakan peringatan terhadap konsumsi alkohol dalam jumlah yang lebih tinggi pada
pria yang mungkin telah mengalami atau mempunyai risiko aneurisma aorta.”
Dampak penyalahgunaan narkoba bagi pelakunya:
1. Menimbulkan gangguan kesehatan jasmani dan rohani, merusak fungsi organ vital
tubuh: otak, jantung, ginjal, hati dan paru-paru samapi kepada kematian sia-sia
yang tak patut ditangisi.
2. Menimbulkan biaya yang sangat besar baik untuk membeli narkoba yang harganya
sangat mahal, maupun untuk biaya perawatannya yang juga sangat mahal, sehingga dapat
membuat keluarga orang tua bangkrut dan menderita.
3. Menimbulkan gangguan terhadap ketertiban, ketentraman keamanan masyarakat.
4. Menimbulkan kecelaan diri yang bersangkutan dan orang lain
5. Perbuatan melanggar hukum yang dapat menyeret pelakunya ke penjara.
6. Memicu tindakan tidak bermoral, tindakan kekerasan dan tindak kejahatan.
7. Menurunkan sampai membunuh semangat belajar adalah perbuatan menghancurkan
masa depan.
8. Merusak keimanan dan ketakwaan, membatalkan ibadah agama karena hilangnya
akal sehat.
Bagi orang tua dan keluarga:
1. Menimbulkan beban mental, emosional, dna sosial yang sangat berat
2. Menimbulkan beban biaya yang sangat tinggi yang dapat membuat bangkrutnya
keluarga.
3. Menimbulkan beban penderitaan berkepanjangan dan hancurnya harapan tentang
masa depan anak.
Bagi masyarkat dan bangsa:
1. Menimbulkan beban ekonomi yang tinggi bgai program pencegahan, penegeakan
hukum dan perawatan serta pemulhan penderita ketergantungan narkoba
2. Menimbulkan gangguan terhadap ketertiban, ketentraman, dan keamanan masyarakt.
3. Menghancurkan kualitas dan daya saing bangsa serta membunuh masa depan dan
kejayaan bangsa.
4. Berkaitan dengan peningkatan tindak kejahatan termasuk kerusuhan, separatisme
dan terorisme.
Pandangan dalam agama :
Maksud dari hadits tersebut adalah apabila sesuatu yang jika diminum dalam jumlah
yang banyak bisa memabukkan, maka sesuatu tersebut diharamkan walaupun
dikomsumsi dalam jumlah yang sedikit. Seperti khomr jika diminum dalam jumlah yang
banyak akan memabukkan, maka setetes khomr murni ( tanpa campuran ) diharamkan
untuk diminum, walaupun jumlahnya sedikit dan tidak memabukkan.
Lain halnya dengan air dalam suatu bejana dan diberi setetes khomr yang tidak
mempengaruhi air tersebut, baik dari segi warna, rasa, maupun sifat, dan dia tidak
memabukkan, maka minum air yang ada campuran setetes khomr itu dibolehkan.
Adapun perbedaan antara keduanya : setetes khomr yang pertama haram karena
murni khomr, dan seseorang jika mengkomsumsi setetes khomr tersebut dikatakan dia
minum khomr. Adapun setetes khomr kedua tidak haram, karena sudah dicampur dengan
zat lain yang suci dan halal, serta tidak mempengaruhi zat itu, maka halal. Dan seseorang
jika meminum air dalam bejana yang ada campuran setetes khomr, akan dikatakan dia
meminum air dari bejana dan tidak dikatakan dia minum khomr dari bejana. Hukum ini
berlaku bagi obat yang ada campuran dengan alkohol.
MUI telah menfatwakan bahwa semua jenis minuman keras hukumnya haram,
dan semua yang mengandung alkohol juga haram. Musim pancaroba kerap membuat
seseorang gampang terserang sakit. Cuaca yang kerap berubah-ubah -- siang yang terik
mendadak berganti hujan lebat -- akan berpengaruh terhadap kondisi daya tahan tubuh.
Terkait hukum halal dan haram alkohol, rapat komisi fatwa MUI pada Agustus
2000 telah memberikan keputusan tegas. Semua jenis minuman keras hukumnya haram,
dan semua yang mengandung alkohol juga haram. Minuman keras sendiri berarti segala
yang mengandung kadar alkohol minimal satu persen.
Sebenarnya, konsumen Muslim tidak perlu khawatir karena saat ini sudah banyak
tersedia alternatif obat batuk yang non-alkohol tapi sama efektifnya. Pemanfaatan bahan
herbal atau alami dalam obat-obatan termasuk obat batuk semakin gencar sehingga
sangat baik untuk dipertimbangkan. Bahan herbal ini bahkan tidak membutuhkan alkohol
sebagai pelarutnya. Pun keamanan dari efek samping bahan-bahan alami tersebut cukup
terjamin demikian pula kehalalannya. Sehingga, dengan banyaknya pilihan non haram ini
otomatis aspek kedaruratan tadi bisa dikesampingkan dan konsumen Muslim hendaknya
waspada terhadap produk yang mengandung bahan alkohol.
Kadar dalam dunia medis dan agama : Alkohol merupakan zat psikoaktif yang
sering digunakan manusia. Diperoleh dari proses fermentasi madu, gula, sari buah dan
umbi – umbian yang mengahasilkan kadar alkohol tidak lebih dari 15 %, setelah itu
dilakukan proses penyulingan sehingga dihasilkan kadar alkohol yang lebih tinggi,
bahkan 100 %.
Kandungan alkohol dalam bahan makanan maupun minuman berbeda-bneda.
Kandungan alkohol dalam batas tertentu atau batas yang sudah ditentukan masih
diperbolehkan. Namun kandungan alkohol yang berlebih yang dikonsumsi oleh tubuh itu
akan menimbulkan dampak buruk bagi diri kita.
Dampak positif : Dengan dosis segelas anggur per hari, Bagi para wanita, wine dapat
menaikkan tingkat estrogen, yang memperlambat kerusakan tulang serta mengurangi
resiko mati muda hingga 33%. Sedangkan bagi para pria, wine mampu mengurangi
resiko terjadinya kanker prostat. Bagi tubuh kita, wine mampu menghadang penyakit
terhadap tubuh kita, smeisal stroke, batu ginjal, jantung korener, diabetes dan kanker
saluran pencernaan bagian atas. Wine juga dapat mencegah kolesterol, karena bisa
membakar kalori yang dapat medapat membentuk lemak
2. Beer
Umumnya dibuat dari gandum yang difermentasikan dan dapat mengurangi resiko
penyakit jantung. Sedangkan bir beralkohol rendah dapat digunakan sebagai anti kanker
bila diminum secara teratur. Satu setengah gelas bir per hari dapat meningkatkan
sensitivitas insulin, mengurangi resiko diabetes dan batu ginjal. Selain itu protein di
dalam bir mampu melindungi otak atau ancaman Alzheimer dan serangan kanker
payudara pada wanita.
3. Vodka
Manfaat yang dimiliki vodka sebagian dapat mempercantik kulit wajah maupun kepala.
Untuk mengecilkan pori-pori dapat membubuhkan vodka pada kapas dan cukup ditepuk-
tepuk ke wajah. Sedangkan bagi anda yang berketombe dapat mencampur beberapa sloki
vodka pada botol shampoo anda. Dan yang terakhir adalah untuk menghaluskan kaki dan
tangan anda sebelum pedicure dan menicure, cukup campurkan vodka ke dalam air
hangat dan rendam kaki anda.
4. Arak/Tuak
Minuman keras ini memiliki kadar alkohol yang cukup tinggi. Tuak berkhasiat
menyehatkan badan karena mengandung efek menghangatkan tubuh.
Narkotika : Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,
baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No.
35 tahun 2009). Narkotika digolongkan menjadi tiga golongan sebagaimana tertuang dalam
lampiran 1 undang-undang tersebut.
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan pada aktivitas mental dan perilaku (Undang-Undang No. 5/1997). Terdapat empat
golongan psikotropika menurut undang-undang tersebut, namun setelah diundangkannya UU
No. 35 tahun 2009 tentang narkotika, maka psikotropika golongan I dan II dimasukkan ke dalam
golongan narkotika. Dengan demikian saat ini apabila bicara masalah psikotropika hanya
menyangkut psikotropika golongan III dan IV sesuai Undang-Undang No. 5/1997
Narkotika terbagi menjadi 3 golongan yaitu :
1. Narkotika Golongan I: Narkotika yang dapat digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan, dan tidak ditujukan untuk terapi serta mempunyai potensi sangat
tinggi menimbulkan ketergantungan. (contoh heroin, puttaw, kokain, ganja).
2. Narkotika Golongan II : Narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan
sebagai pilihan terkhir dan dapat digunakan dalam terapi atau tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi
mengakibatkan ketergantungan (contoh: morfin, petidin).
3. Narkotika Golongan III : narkotika yang berkahasiat pengobatan dan banyak
digunakan dalam terapi atau tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi ringan mengakibatkan ketergantungan (contoh : kodein)
(Afiatin, dkk 2008)
Psikotropika.
Berdasarkan UU No. 5 Tahun 1997, Psitropika adalah zat atau obat, baik
sintesis maupun semisintesis yang bekhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif
pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas
mental dan perilaku. Zat yang tergolong dalam psikotropika (Hawari, 2006)
adalah stimulansia yang membuat pusatsyaraf menjadi sangat aktif karena
merangsang saraf simpatis.
Psikotropika terdiri dari 4 golongan yaitu :
1. Psikotropika Golongan I:amat kuat menyebabkan ketergantungan dan tidak
digunakan dalam terapi. Contoh: MDMA (ekstasi), LSD DAN STP.
2. Psikotropika Golongan II: kuat menyebabkan ketergantungan, digunakan
terapi secara terbatas. Contoh: amfetamin, metamfetamin (sabu), fensiklidin
(PCP), dan ritadin.
3. Psikotropika Golongan III: potensi sedang menyebabkan ketergantungan,
banyak digunakan dalam terapi. Contoh: pentobarbital, flunitrazepam.
4. Psikotropika Golongan IV : potensiringan menyebabkan ketergantungan,
dan sangat luas digunakan dalam terapi. Contoh: diazepam, klobazam,
fenobarbital, barbital, klorazepam, klordiazepoxide, dan nitrazepam
(Martono, 2006).