Você está na página 1de 25

Definisi : Infertilitas (ketidaksuburan) merupakan kondisi ketidakmampuan pasangan

untuk mendapatkan kehamilan setelah melakukan hubungan seksual secara teratur tanpa
menggunakan kontrasepsi selama 1 tahun atau lebih, atau jika pada wanita berusia ≥ 35 tahun
selama 6 bulan atau lebih. Infertilitas (pasangan mandul) adalah pasangan suami istri yang
telah menikah selama satu tahun dan sudah melakukan hubungan seksual tanpa
menggunakan alat kontrasepsi, tetapi belum memiliki anak. (Sarwono, 2000).

Infertilitas adalah pasangan yang telah kawin dan hidup harmonis serta berusaha
selama satu tahun tetapi belum hamil. (Manuaba, 1998).

Infertilitas adalah ketidakmampuan untuk hamil dalam waktu satu tahun.


Infertilitas primer bila pasutri tidak pernah hamil dan infertilitas sekunder bila istri pernah
hamil. (Siswandi, 2006).
Salah satu yang paling ditakutkan adalah ketidaksuburan atau infertilitas yang
sering dikaitkan dengan kemandulan pada salah satu pasangan. Bagi wanita,
ketidaksuburan atau infertilitas disebabkan karena gagalnya pelepasan sel telur atau
indung telur tidak dapat menghasilkan sel telur yang matang. Dengan demikian tidak
terjadi ovulasi sehingga sel telur tidak masuk ke saluran telur yang menyebabkan tidak
dapat terjadi pembuahan. Kondisi ini disebut sebagai ovulation disorder. Penyebab
lainnya adalah tertutupnya atau tersumbatnya tuba falopi atau saluran telur. Atau adanya
endometriosis atau sering dikenal sebagai kista yaitu tumbuhnya jaringan dinding rahim
di luar rahim.

Sedangkan bagi pria, ketidaksuburan sering disebabkan karena tidak adanya


produksi sperma pada kantung sperma. Jikapun ada produksi sperma, namun jumlahnya
sangat sedikit sehingga ketika masuk ke vagina, tidak ada sperma yang berhasil
membuahi sel telur.

Menurut Weschler, ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang berkesimpulan


dirinya infertil, padahal sebenarnya belum tentu demikian:
 Apabila dalam satu tahun tidak terjadi kehamilan meski menjalani hubungan intim tanpa
kontrasepsi.
 Jika siklus menstruasi tidak teratur. Padahal, tidak semua wanita memiliki siklus 28 hari,
dan ovulasi tidak selalu terjadi pada hari ke 14.
 Dokter terburu-buru mengambil kesimpulan hanya berdasarkan frekuensi hubungan
intim, dan terburu-buru menerapkan tes-tes yang invasif atau terburu-buru memberikan
obat. Padahal, keseringan hubungan intim tidak akan menghasilkan kehamilan apabila
dilakukan pada waktu yang tidak tepat. Dokter yang teliti akan mengambil langkah
berikut terlebih dahulu:
o Analisa sperma pada pria.
o Analisa pemetaan kesuburan wanita. Pada hari keberapakah si wanita mengalami
ovulasi?
 Dokter hanya memfokuskan mengambil solusi berdasarkan kenaikan suhu basal tubuh,
dan mengabaikan pengamatan lendir leher rahim. Padahal, kenaikan suhu terjadi pada
saat ovum sudah mati, sementara masa subur adalah tepat sebelum kenaikan suhu
tersebut terjadi. Lihat menstruasi.
 Dokter melakukan tes kesuburan pada waktu yang tidak tepat. Contohnya adalah :
o Penerapan tes pasca-senggama (postcoital test), yang dimaksudkan untuk
menganalisa apakah sperma tersebut subur, dan apakah lendir leher rahim wanita
kondusif untuk pembuahan. Padahal, jika tes ini dilakukan bukan pada fase subur,
tes ini akan invalid. Dan jangan lupa, tidak semua orang mengalami ovulasi pada
hari 14 setelah menstruasi.
o Demikian juga tes biopsi dinding rahim, tidak akan menunjukkan hasil yang baik
jika waktunya tidak tepat
 Alat untuk menentukan masa subur kadang kala tidak tepat:
o Alat ini biasanya mendeteksi munculnya hormon LH sebelum ovulasi. Padahal,
ada wanita yang mengalami sindrom LUFS di mana hormon LH tidak
menyebabkan ovulasi.
o Ada wanita yang mengalami kemunculan hormon LH jauh sebelum ovulasi itu
sendiri (mini-peaks of LH).
o Alat ini tidak memberitahu apakah lendir leher rahim kondusif untuk sperma
o Ketepatan alat ini bisa berkurang jika terkena panas yang berlebihan
o Alat ini tidak akan memberi hasil positif jika dilakukan bukan pada masa subur.
Sementara banyak wanita yang menyangka dirinya berovulasi hanya pada hari ke
14. Padahal tidak selalu demikian.
o Obat kesuburan seperti Pergonal atau Danicrone bisa mempengaruhi alat tersebut
o Alat ini tidak akurat untuk wanita di atas 40 tahun
 Ada wanita yang menyangka dirinya tidak bisa hamil, padahal kenyataannya dia bisa
hamil tetapi mengalami keguguran.

Menurut Weschler, hal di atas bisa diatasi dengan menerapkan metode kesadaran
kesuburan untuk mengetahui kapan fase subur terjadi.

Pasangan dengan infertilitas primer tidak pernah mampu untuk hamil,


sementara, di sisi lain, infertilitas sekunder adalah sulit hamil setelah sudah memiliki
dipahami (dan baik membawa kehamilan untuk jangka, atau mengalami keguguran).
Secara teknis, infertilitas sekunder adalah tidak hadir jika telah terjadi perubahan mitra.

kadar dalam agama islam : Tes kesehatan dan fertilitas yang disarankan kalangan medis serta
para penganjur dan konsultan pernikahan sebenarnya merupakan salah satu bentuk persiapan
pranikah yang secara eksplisit maupun implisit disunnahkan dalam Islam
Bahkan, sekalipun tidak ada riwayat dan indikasi penyakit ataupun kelainan keturunan di dalam
keluarga, berdasarkan prinsip syariah tetap dianjurkan untuk dilakukan pemeriksaan standar
termasuk meliputi tes darah dan urine. Hal itu karena prinsip sentral syariah Islam menurut Ibnul
Qayyim dalam I’lam al-Muwaqqi’in (vol.III/14) adalah hikmah dan kemaslahatan umat manusia
di dunia dan di akhirat. Kemaslahatan ini terletak pada keadilan, kerahmatan, kemudahan,
keamanan, keselamatan, kesejahteraan dan kebijaksanaan yang merata. Apa saja yang
bertentangan dengan prinsip tersebut maka hal otomatis dilarang syariah, namun sebaliknya
segala hal yang dapat mewujudkan prinsip tersebut secara integral pasti dianjurkan syariah.
Tujuan utama ketentuan syariat (maqashid as-syariah) adalah tercermin dalam pemeliharaan
pilar-pilar kesejahteraan umat manusia yang mencakup ‘panca maslahat’ dengan memberikan
perlindungan terhadap aspek keimanan (hifz din), kehidupan (hifzd nafs), akal (hifz ‘aql),
keturunan (hifz nasl) dan harta benda mereka (hifz mal). Apa saja yang menjamin terlindunginya
lima perkara ini adalah maslahat bagi manusia dan dikehendaki syariah dan segala yang
membahayakannya dikategorikan sebagai mudharat atau mafsadah yang harus disingkirkan
sebisa mungkin sebagaimana kesimpulan Imam Al-Ghazali dalam Al-Mustashfa, (vol.I/139-140)
yang dijabarkan oleh Imam Asy-ysathibi dalam kitab Al-Muwafaqat.
Ditinjau dari dunia medis : Sedangkan secara medis, pemeriksaan itu sebagai ikhtiar (usaha)
yang bisa membantu mencegah hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari sehingga dapat
menjadi langkah antisipasi dan tindakan preventif yang dilakukan jauh-jauh hari untuk
menghindarkan penyesalan dan penderitaan rumah tangga.
Para ahli abstetri (ilmu kebidanan) dan ginekologi (ilmu keturunan) menyatakan bahwa
sebaiknya calon pengantin memeriksakan dirinya tiga bulan sebelum melakukan janji
pernikahan. Rentang waktu itu diperlukan untuk melakukan pengobatan jika ternyata salah
seorang atau keduanya menderita gangguan tertentu. Jenis pemeriksaan kesehatan pranikah dapat
disesuaikan dengan gejala tertentu yang dialami calon pengantin secara jujur, berani dan objektif.
Misalnya, pemeriksaan harus dilakukan lebih spesifik jika dalam keluarga didapati riwayat
kesehatan yang kurang baik. Namun, jika semuanya lancar-lancar saja, maka hanya dilakukan
pemeriksaan standar, yaitu cek darah dan urine.
Untuk cek darah, biasanya diperlukan khususnya untuk memastikan si calon ibu tidak
mengalami talasemia, infeksi pada darah dan sebagainya. Dalam pengalaman medis, kadang kala
ditemukan gejala anti phospholipid syndrome (APS), yaitu suatu kelainan pada darah yang bisa
mengakibatkan sulitnya menjaga kehamilan atau menyebabkan keguguran berulang. Jika ada
kasus seperti itu, biasanya para dokter akan melakukan tindakan tertentu sebagai langkah ,
sehingga pada saat pengantin perempuan hamil dia dapat mempertahankan bayinya.
Hasil analisa data medis mengungkapkan bahwa kasus yang paling banyak terjadi pada calon ibu
khususnya di Indonesia adalah terjangkitnya virus toksoplasma. Virus yang bisa mengakibatkan
kecacatan pada bayi ini biasanya disebabkan seringnya kaum perempuan mengkonsumsi daging
yang kurang matang atau tersebar melalui kotoran atau bulu binatang piaraan. Oleh karena itu,
untuk mengetahuinya, agar dapat ditangani Secara dini diperlukan pemeriksaan toksoplasma,
rubella, virus cytomegalo, dan herpes yaitu yang sering disingkat dengan istilah pemeriksaan
terhadap TORCH.
Demikian pula, pada calon pengantin pria biasanya diperlukan untuk dilakukan pemeriksaan
sejumlah infeksi seperti sipilis dan gonorrhea. Selain itu banyak juga dari pengalaman klinis
dilakukan pemeriksaan sperma untuk memastikan kesuburan untuk calon mempelai pria. Dalam
kapasitas ini, pemeriksaan sperma dilakukan dalam tiga kategori yaitu jumlah sperma, gerakan
sperma dan bentuk sperma.
Sperma yang baik menurut para ahli, jumlahnya harus lebih dari 20 juta setiap cc-nya dengan
gerakan lebih dari 50% dan memiliki bentuk normal lebih dari 30% . Bila dalam pemeriksaan
ditemukan kelainan pada sperma, maka waktu tiga bulan setelah pemeriksaan dianggap sudah
cukup untuk melakukan penyembuhan. Demikian halnya bagi calon mempelai wanita, jangka
waktu tiga bulan juga dianggap memadai untuk memperbaiki siklus menstruasi calon pengantin
wanita yang memiliki masa menstruasi tidak lancar dengan disiplin mengikuti terapi khusus dan
intens secara kontinyu.
Pemeriksaan standar menyangkut darah antara lain dilakukan untuk mengetahui jenis resus.
Seperti bangsa Asia lainnya, perempuan Indonesia memiliki resus darah positif. Sedangkan
bangsa Eropa dan Kaukasia biasanya memiliki resus negatif. Karena itu, pemeriksaan resus
untuk pasangan campuran yang berasal dari dua bangsa berbeda sangatlah penting. Resus
berfungsi sama dengan sidik jari yaitu sebagai penentu. Setelah mengetahui golongan dara
seseorang seperti A, B, O biasanya resusnya juga ditentukan untuk mempermudah identifikasi.
Hal itu karena perbedaan resus pada pasangan bisa berdampak fatal saat kehamilan.
Jika ibu memiliki resus positif dan embrio menunjukkan resus negatif, maka biasanya disarankan
para ahli medis untuk melakukan pengguguran sejak dini karena tidak mungkin janin akan
bertahan hidup secara normal di dalam rahim ibu. Meskipun pasangan ingin tetap
mempertahankan janin, nantinya akan gugur juga. Pengalaman ini biasanya di kalangan medis
disebut sebagai kasus incompabilitas resus.

Prosedur pernikahan dalam pandangan islam : Dalam proses pemilihan pasangan dan prosedur
pernikahan, Islam di samping aspek keimanan dan keshalihan (hifdz din) juga sangat memperhatikan
aspek keturunan serta aspek kesehatan fisik dan mental (hifdz nasl dan hifdz ‘aql). Hal itu dapat kita kaji
dari hadits Rasulullah saw maupun ayat-ayat al-Qur’an seputar pernikahan.
Anjuran Nabi saw untuk melihat calon pasangan sebelum menikah merupakan ekspresi urgensi
pemeriksaan dan observasi fisik oleh masing-masing calon mempelai dalam batas ketentuan syariah agar
lebih dapat melestarikan hubungan dan kehidupan rumah tangga. (HR. Bukhari dan Muslim) Dalam
riwayat lain disebutkan contoh alasan pemeriksaan dan observasi fisik tersebut adalah menurut catatan
demografis terdapat kelainan mata pada sebagian mata kaum Anshar Madinah saat itu. (HR. Muslim)
Dalam sebuah riwayat tentang pelarangan Nabi terhadap pernikahan antar kerabat dekat apalagi yang
diharamkan dalam surat an-Nisa:23 tentang mahram agar terhindar dari lahirnya keturunan yang lemah
fisik dan akal di samping memelihara aspek psikologis dan pertimbangan hubungan sosial yang sehat,
adalah merupakan salah satu bentuk perhatian terhadap aspek genetik calon pasangan.
Selain itu, anjuran Nabi saw untuk memilih pasangan yang penuh kasih sayang (wadud) dan subur
(walud) sebagaimana riwayat Abu Dawud, An-Nasa’i dan al-Hakim merupakan bukti perhatian Islam
terhadap aspek fertilitas, karena di antara hikmah pernikahan adalah melaksanakan ibadah dengan
memperbanyak keturunan yang shalih.
Thariq Ismail Khahya dalam Az-Zawaj fil Islam, di samping menyatakan criteria kesehatan pada calon
mempelai wanita, juga menekankan bahwa calon suami harus sehat jasmani dan rohani steril dari
berbagai penyakit yang dapat menghalangi dan menganggu kebahagiaan pernikahan seperti gangguan
kejiwaan, lepra, impotensi, dan penyakit lainnya yang dapat menular ataupun menurun. Dalam suatu
riwayat dikisahkan bahwa Umar bin Khathab pernah memutuskan bahwa seorang pengantin pria diberi
kesempatan selam satu tahun untuk menyembuhkan impotensinya, dan jika setelah melewati setahun
belum sembuh dan pengantin wanita menuntut cerai maka akan dikabulkan dan disetujui oleh pihak
hakim. Hal ini merupakan indikasi pentingnya faktor keturunan dan kesuburan serta kesehatan seksual
dalam pernikahan sehingga sangat diperlukan pemeriksaan.

Manfaat : berdasarkan data urgensi dan manfaat dari pemeriksaan kesehatan tersebut syariat
Islam sangat menyambut anjuran agar calon pengantin melakukan pemeriksaan fertilitas dan tes
kesehatan fisik maupun mental sekalipun serta tindakan imunisasi termasuk imunisasi TT pra
menikah agar dapat diketahui lebih awal berbagai kendala dan kesulitan medis yang mungkin
terjadi untuk diambil tindakan antisipasi yang semestinya sedini mungkin berdasarkan prinsip
Sadd Adz-Dzari’ah (prinsip pengambilan langkah preventif) terhadap segala hal yang dapat
membahayakan bagi panca maslahat tersebut di atas. Wallahu A’lam Wa Billahi at Taufiq wal
Hidayah.

Tujuan : Tujuan utama ketentuan syariat (maqashid as-syariah) adalah tercermin dalam
pemeliharaan pilar-pilar kesejahteraan umat manusia yang mencakup ‘panca maslahat’
dengan memberikan perlindungan terhadap aspek keimanan (hifz din), kehidupan (hifzd
nafs), akal (hifz ‘aql), keturunan (hifz nasl) dan harta benda mereka (hifz mal). Apa saja
yang menjamin terlindunginya lima perkara ini adalah maslahat bagi manusia dan
dikehendaki syariah dan segala yang membahayakannya dikategorikan sebagai mudharat
atau mafsadah yang harus disingkirkan sebisa mungkin sebagaimana kesimpulan Imam
Al-Ghazali dalam Al-Mustashfa, (vol.I/139-140) yang dijabarkan oleh Imam Asy-ysathibi
dalam kitab Al-Muwafaqat.

Bila ditinjau secara psikologis, sebenarnya pemeriksaan itu akan dapat membantu menyiapkan
mental pasangan. Sedangkan secara medis, pemeriksaan itu sebagai ikhtiar (usaha) yang bisa
membantu mencegah hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari sehingga dapat menjadi
langkah antisipasi dan tindakan preventif yang dilakukan jauh-jauh hari untuk menghindarkan
penyesalan dan penderitaan rumah tangga.

Hukum dalam agama : Hal ini menjadi pro dan kontra, pihak yang kontra menyatakan bahwa
ini berarti tidak percaya kepada pasangan dan bisa membuat retak hubungan jika ternyata
didapatkan bahwa calon pasangannya tidak sehat atau mandul, kemudian tidak jadi menikah.
Pihak yang pro menyatakan bahwa hal ini sebaiknya dilakukan daripada terjadi penyesalan di
kemudian hari. Berikut penjelasan ulama mengenai hal ini.

Syaikh prof. Abdullah bin Al-Jibrin rahimahullah ditanya,

‫ ما حكم إجراء الفحص الطبي للزوجين قبل الزواج ؟‬:‫س‬

Apa hukum melakukan pemeriksaan kesehatan bagi calon suami-istri sebelum menikah?

Beliau menjawab,
‫ ويمنع من‬،‫ ال بأس بذلك إذا خيف من مرض داخلي مما يؤثر على الصحة‬:‫ج‬
‫ فربما كان في أحدهما مس أو‬،‫راحة الزوجين واستقرار الحياة والطمأنينة فيها‬
،‫ ولو سهل كربو أو سكر أو بلهارسيا أو روماتيزم‬،‫صرع أو مرض مزمن‬
‫ لكن إذا كان ظاهر الزوجين السالمة‬،‫وهكذا مرض العقم وعدم اإلنجاب‬
‫ فاألصل أنه‬،‫والبيئة والمجتمع الذي هما به ال توجد فيه هذه األمراض ونحوها‬
‫ لكن إذا‬،‫ال مرض وال خوف فال حاجة إلى فحص طبي لكل من الزوجين‬
‫قامت قرائن وخيف من وجود مرض خفي وطلب أحد الزوجين أو األولياء‬
‫الكشف لزم ذلك حتى ال يحصل بعد العقد خالف ونزاع‬

Tidak mengapa jika dikhawatirkan terdapat penyakit di dalam tubuh yang bisa berpengaruh
terhadap kesehatan, yang bisa mencegah dari bahagianya kedua pasutri dan mengganggu
keharmonisan dan ketenangan dalam rumah tangga. Bisa jadi pada salah satu dari keduanya ada
penyakit psikologi, epilepsi atau penyakit kronis. walaupun penyakit yang (awalnyaa) masih
ringan juga seperti asma, diabetes, schistomiasis dan reumatik. Demikian juga penyakit mandul
dan tidak produktif.

Akan tetapi jika penampilan fisik (dzahir) kedua calon sehat dan jelas, kemudian
masyarakat tempat keduanya tinggal tidak didapatkan penyakit-penyakit ini maka hukum
asalnya tidak ada penyakit dan tidak ada yang dikhawatirkan sehingga tidak perlu memeriksa
kesehatan setiap calon mempelai. Akan tetapi jika terdapat indikasi dan dikhawatirkan adanya
penyakit yang masih samar. Kemudian salah satu calon pengantin atau salah satu wali meminta
pemeriksaan kesehatan maka harus dilakukan agar tidak terjadi pertentangan dan perdebatan
setelahnya.[1]

Syaikh Masyhur bin Hasan Alu Salman hafidhahullah berkata,

‫ بناءا ً على حسن‬،‫وأن يتزوج الرجل المرأة لدينها وإال يدقق هذه التدقيقات‬
‫ لكن لو‬،‫ واقتداءا ً بما كان عليه األولون فهذا حسن‬،‫ وحسن الظن باهلل‬،‫المتوكل‬
‫أراد يعمل الفحص ال سيما عند وجود أمارات وإشارات وقرائن على أمراض‬
‫وراثية فلو فعل فال أرى في هذا حرج لكن الحرج الذي أراه أن يجعل هذا‬
‫الفحص الزما ً كما قد سن في بعض القوانين‬

Seorang laki-laki yang menikahi seorang wanita karena agamanya tanpa mengecek secara detail
keadaan fisik dirinya, didasarkan pada baiknya rasa tawakal dan baiknya prasangka kepada
Allah, dan mencontoh generasi pertama Islam, maka hal ini adalah baik.

Akan tetapi jika ia berkeinginan untuk mengecek kesehatan, terutama sekali jika terdapat tanda-
tanda, petunjuk dan indikasi bahwasannya wanita tersebut kemungkinan mempunyai penyakit
turunan, seandainya dilakukan maka saya tidak melihat ada masalah dalam hal ini (tidak
mengapa dilakukan pemeriksaan cek kesehatan). Namun yang jadi masalah dalam pandangan
saya adalah ketika cek kesehatan ini dijadikan satu keharusan sebagaimana terdapat dalam
sebagian peraturan perundangan.[2]

kesimpulan:

sebagaimana yang dikatakan oleh syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid,

‫ ويتأكد عند غلبة الظن بوجود أمراض‬، ‫يجوز الفحص الطبي قبل الزواج‬
‫وراثية في العائلة‬

“diperbolehkan melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum menikah jika terdapat sangkaan


kuat adanya penyakit keturunan dalam keluarganya (atau ada indikasi lainnya, pent).”[3]

1. Bentuk-bentuknya : Pemeriksaan Riwayat pasien. Dokter akan menanyakan: riwayat


pasien, riwayat penyakit, riwayat operasi, riwayat perkawinan, pola hubungan intim,
riwayat kehamilan (bila pernah), siklus haid, dan sebagainya.
2. Pemeriksaan Fisik . Dokter melakukan pemeriksaan fisik secara umum (tekanan darah,
berat badan, tinggi badan) dan pemeriksaan fisik ginekologis (kandungan).Dokter akan
menilai organ genitalia eksterna (bagian luar) seperti vulva, vagina dan mulut rahim, dan
pada saat bersamaan akan dilakukan pemeriksaan organ genitalia interna (bagian dalam)
menilai kondisi rahim, indung telur dan mencari adanya tumor kandungan.
3. Pemeriksaan Ultrasonografi (USG). Dilakukan untuk melihat anatomi rahim, indung
telur, saluran telur dan adanya massa (tumor) kandungan seperti kista, mioma, polip dan
sebagainya. Pemeriksaan USG idealnya dilakukan menggunakan alat yang dimasukkan
ke dalam vagina (transvaginal) atau jika tidak ada dapat menggunakan USG
transabdominal (melalui dinding perut yang membutuhkan kondisi kandung kemih penuh
guna memudahkan pemeriksaan).
4. Pemeriksaan Histerosalpingografi (HSG). Tindakan ini dilakukan di bagian radiologi,
berfungsi untuk menilai rongga rahim dan saluran telur (tuba falopii).Pemeriksaan
dilakukan pada hari ke 9-11 siklus menstruasi. Pasien sebaiknya tidak melakukan
hubungan intim paling sedikit 2 hari sebelum tindakan.
5. Pemeriksaan Histerosonografi (SIS). Pemeriksaan ini merupakan alternatif bagi
pemeriksaan HSG apabila terdapat reaksi alergi zat kontras, tidak adanya peralatan
rontgen atau pada pasien dengan riwayat hamil dan melahirkan sebelumnya (infertilitas
sekunder). Tindakan SIS mirip dengan Hidrotubasi.
6. Pemeriksaan Laboratorium, dalam kasus infertilitas penting dilakukan pemeriksaan
hormon reproduksi yaitu hormon FSH, LH, Estradiol, dan Prolaktin pada hari ke 2-3
siklus haid dan hormon progesteron pada hari ke-21 siklus menstruasi. Bila terdapat
riwayat keguguran berulang maka perlu pemeriksaan mendeteksi adanya Sindroma
Antifosfolipid (APS) dengan memeriksa Antibodi Anticardiolipin (ACA) dan Lupus
Antikoagulan. Jika dicurigai kelainan Sindroma ovarium polikistik (PCOs) maka akan
ditambahkan pemeriksaan hormon insulin puasa, glukosa puasa dan pemeriksaan kearah
hiperandrogen.

Pemeriksaan Analisis Sperma. Pemeriksaan dilakukan suami setelah menghindari


sanggama selama 3-4 hari. Sebaiknya pemeriksaan dilakukan di laboratorium dengan
masturbasi. Pemeriksaan dengan melakukan sanggama boleh dilakukan jika dijumpai
kesulitan untuk masturbasi

Penyebab terjadinya :
Penyebab infertilitas dapat dibagi menjadi tiga kelompok : satu pertiga masalah
terkait pada wanita, satu pertiga pada pria dan satu pertiga disebabkan oleh faktor
kombinasi.
1.Infertilitas pada wanita
a. Masalah vagina
Infeksi vagina seperti vaginitis, trikomonas vaginalis yang hebat akan
menyebabkan infeksi lanjut pada portio, serviks, endometrium bahkan sampai ke tuba
yang dapat menyebabkan gangguan pergerakan dan penyumbatan pada tuba sebagai
organ reproduksi vital untuk terjadinya konsepsi. Disfungsi seksual yang mencegah
penetrasi penis, atau lingkungan vagina yang sangat asam, yang secara nyata dapat
mengurangi daya hidup sperma ( Stright B, 2005 : 60 ).
b. Masalah serviks
Gangguan pada setiap perubahan fisiologis yang secara normal terjadi selama
periode praovulatori dan ovulatori yang membuat lingkungan serviks kondusif bagi daya
hidup sperma misalnya peningkatan alkalinitas dan peningkatan sekresi ( Stright B,
2005, hal. 60 ).
c. Masalah uterus
Nidasi ovum yang telah dibuahi terjadi di endometrium. Kejadian ini tidak dapat
berlangsung apabila ada patologi di uterus. Patologi tersebut antara lain polip
endometrium, adenomiosis, mioma uterus atau leiomioma,bekas kuretase dan abortus
septik. Kelainan-kelainan tersebut dapat mengganggu implantasi, pertumbuhan,nutrisi
serta oksigenisasi janin ( Wiknjosastro, 2002 : 509 ).
d. Masalah tuba
Saluran telur mempunyai fungsi yang sangat vital dalam proses kehamilan.
Apabila terjadi masalah dalam saluran reproduksi wanita tersebut, maka dapat
menghambat pergerakan ovum ke uterus, mencegah masuknya sperma atau menghambat
implantasi ovum yang telah dibuahi. Sumbatan di tuba fallopi merupakan salah satu dari
banyak penyebab infertilitas. Sumbatan tersebut dapat terjadi akibat infeksi,
pembedahan tuba atau adhesi yang disebabkan oleh endometriosis atau inflamasi (Hall
et all. 1974 ). Infertilitas yang berhubungan dengan masalah tuba ini yang paling
menonjol adalah adanya peningkatan insiden penyakit radang panggul ( pelvic
inflammatory disease –PID). PID ini menyebabkan jaringan parut yang memblok kedua
tuba fallopi.
e. Masalah ovarium
Wanita perlu memiliki siklus ovulasi yang teratur untuk menjadi hamil, ovumnya
harus normal dan tidak boleh ada hambatan dalam jalur lintasan sperma atau implantasi
ovum yang telah dibuahi. Dalam hal ini masalah ovarium yang dapat mempengaruhi
infertilitas yaitu kista atau tumor ovarium, penyakit ovarium polikistik, endometriosis,
atau riwayat pembedahan yang mengganggu siklus ovarium. Dari perspektif psikologis,
terdapat juga suatu korelasi antara hyperprolaktinemia dan tingginya tingkat stress
diantara pasangan yang mempengaruhi fungsi hormone.( Handersen C & Jones K, 2006
: 86 ).
2. Infertilitas pada pria
a. Faktor koitus pria
Faktor-faktor ini meliputi spermatogenesis abnormal, motilitas abnormal,
kelainan anatomi, gangguan endokrin dan disfungsi seksual. Kelaianan anatomi yang
mungkin menyebabkan infertilitas adalah tidak adanya vasdeferens kongenital, obstruksi
vasdeferens dan kelainan kongenital system ejakulasi. Spermatogenesis abnormal dapat
terjadi akibat orkitis karena mumps, kelainan kromosom, terpajan bahan kimia, radiasi
atau varikokel ( Benson R & Pernoll M, 2009 : 680 ).
b. Masalah ejakulasi
Ejakulasian retrograde yang berhubungan dengan diabetes, kerusakan saraf,
obat-obatan atau trauma bedah.
c. Faktor lain
Adapun yang berpengaruh terhadap produksi sperma atau semen adalah infeksi
yang ditularkan melalui hubungan seksual, stress, nutrisi yang tidak adekuat, asupan
alkohol berlebihan dan nikotin.
d. Faktor pekerjaan
Produksi sperma yang optimal membutuhkan suhu di bawah temperature tubuh,
Spermagenesis diperkirakan kurang efisien pada pria dengan jenis pekerjaan tertentu,
yaitu pada petugas pemadam kebakaran dan pengemudi truk jarak jauh ( Henderson C &
Jones K, 2006 : 89).
3. Masalah interaktif
Berupa masalah yang berasal dari penyebab spesifik untuk setiap pasangan
meliputi : frekuensi sanggama yang tidak memadai, waktu sanggama yang buruk,
perkembangan antibody terhadap sperma pasangan dan ketidakmampuan sperma untuk
melakukan penetrasi ke sel telur ( Stritgh B, 2005 : 61 ).

Penyebab Infertilitas Sekunder


Masalah pada infertilitas sekunder sangat berhubungan dengan masalah pada
pasangan dengan infertilitas primer. Sebagian besar pasangan dengan infertilitas
sekunder menemukan penyebab masalah kemandulan sekunder tersebut, dari kombinasi
berbagai faktor meliputi :
1. Usia
Faktor usia sangat berpengaruh pada kesuburan seorang wanita. Selama wanita
tersebut masih dalam masa reproduksi yang berarti mengalami haid yang teratur,
kemungkinan masih bisa hamil. Akan tetapi seiring dengan bertambahnya usia maka
kemampuan indung telur untuk menghasilkan sel telur akan mengalami penurunan.
Penelitian menunjukkan bahwa potensi wanita untuk hamil akan menurun setelah usia
25 tahun dan menurun drastis setelah usia diatas 38 tahun. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh National Center for Health Statistics menunjukkan bahwa wanita subur
berusia dibawah 25 tahun memiliki kemungkinan hamil 96% dalam setahun, usia 25 –
34 tahun menurun menjadi 86% dan 78% pada usia 35 – 44 tahun.
Pada pria dengan bertambahnya usia juga menyebabkan penurunan kesuburan.
Meskipun pria terus menerus memproduksi sperma sepanjang hidupnya, akan tetapi
morfologi sperma mereka mulai menurun. Penelitian mengungkapkan hanya sepertiga
pria yang berusia diatas 40 tahun mampu menghamili isterinya dalam waktu 6 bulan
dibanding pria yang berusia dibawah 25 tahun. Selain itu usia yang semakin tua juga
mempengaruhi kualitas sperma ( Kasdu, 2001:63 ).
2. Masalah reproduksi
Masalah pada system reproduksi dapat berkembang setelah kehamilan awal
bahkan, kehamilan sebelumnya kadang-kadang menyebabkan masalah reproduksi yang
benar-benar mengarah pada infertilitas sekunder, misalnya perempuan yang melahirkan
dengan operasi caesar, dapat menyebabkan jaringan parut yang mengarah pada
penyumbatan tuba. Masalah lain yang juga berperan dalam reproduksi yaitu ovulasi
tidak teratur, gangguan pada kelenjar pituitary dan penyumbatan saluran sperma.
3.Faktor gaya hidup
Perubahan pada faktor gaya hidup juga dapat berdampak pada kemampuan setiap
pasangan untuk dapat menghamili atau hamil lagi. Wanita dengan berat badan yang
berlebihan sering mengalami gangguan ovulasi, karena kelebihan berat badan dapat
mempengaruhi estrogen dalam tubuh dan mengurangi kemampuan untuk hamil. Pria
yang berolah raga secara berlebihan juga dapat meningkatkan suhu tubuh mereka,yang
mempengaruhi perkembangan sperma dan penggunaan celana dalam yang ketat juga
mempengaruhi motilitas sperma ( Kasdu, 2001 : 61 )

cara-cara dalam dunia medis : a.Pemeriksaan Umum

 Anamnesa, terdiri dari pengumpulan data dari pasangan suami istri secara umum dan
khusus.

Anamnesa umum

Berapa lama menikah, umur suami istri, frekuensi hubungan seksual, tingkat kepuasan
seks, penyakit yang pernah diderita, teknik hubungan seks, riwayat perkawinan yang
dulu, apakah dari perkawinan dulu mempunyai anak, umur anak terkecil dari perkawinan
tersebut.

Anamnesa khusus

Istri : Usia saat menarche, apakah haid teratur, berapa lama terjadi perdarahan/ haid,
apakah pada saat haid terjadi gumpalan darah dan rasa nyeri, adakah keputihan
abnormal, apakah pernah terjadi kontak bleeding, riwayat alat reproduksi (riwayat
operasi, kontrasepsi, abortus, infeksi genitalia).

Suami : Bagaimanakah tingkat ereksi, apakah pernah mengalami penyakit hubungan


seksual, apakah pernah sakit mump (parotitis epidemika) sewaktu kecil.

 Pemeriksaan fisik umum, pemeriksaan fisik umum meliputi tanda vital (tekanan darah,
nadi, suhu dan pernafasan).
 Pemeriksaan laboratorium dasar, pemeriksaan laboratorium dasar secara rutin meliputi
darah lengkap, urin lengkap, fungsi hepar dan ginjal serta gula darah.
 Pemeriksaan penunjang, pemeriksaan penunjang disini bias pemeriksaan roentgen
ataupun USG.

b.Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan Ovulasi
Pemeriksaan ovulasi dapat diketahui dengan berbagai pemeriksaan diantaranya :

a. Penatalaksanaan suhu basal; Kenaikan suhu basal setelah selesai ovulasi dipengaruhi
oleh hormon progesteron.

b. Pemeriksaan vaginal smear; Pengaruh progesteron menimbulkan sitologi pada sel-sel


superfisial.

c. Pemeriksaan lendir serviks; Hormon progesteron menyebabkan perubahan lendir


serviks menjadi kental.

d. Pemeriksaan endometrium.

e. Pemeriksaan endometrium; Hormon estrogen, ICSH dan pregnandiol.

Gangguan ovulasi disebabkan :

a. Faktor susunan saraf pusat ; misal tumor, disfungsi, hypothalamus, psikogen.

b. Faktor intermediate ; misal gizi, penyakit kronis, penyakit metabolis.

c. Faktor ovarial ; misal tumor, disfungsi, turner syndrome.

Terapi : Sesuai dengan etiologi, bila terdapat disfungsi kelenjar hipofise ddengan
memberikan pil oral yang mengandung estrogen dan progesteron, substitusi terapi
(pemberian FSH dan LH) serta pemberian clomiphen untuk merangsang hipofise
membuat FSH dan LH. Selain clomiphen dapat diberikan bromokriptin yang diberikan
pada wanita anovulatoir dengan hiperprolaktinemia. Atau dengan pemberian Human
Menopausal Gonadotropin/ Human Chorionic Gonadotropin untuk wanita yang tidak
mampu menghasilkan hormon gonadotropin endogen yang adekuat.

Pemeriksaan Sperma

Pemeriksaan sperma dinilai atas jumlah spermatozoa, bentuk dan pergerakannya. Sperma
yang ditampung/ diperiksa adalah sperma yang keluar dari pasangan suami istri yang
tidak melakukan coitus selama 3 hari. Pemeriksaan sperma dilakukan 1 jam setelah
sperma keluar.
Ejakulat normal : volume 2-5 cc, jumlah spermatozoa 100-120 juta per cc,
pergerakan 60 % masih bergerak selama 4 jam setelah dikeluarkan, bentuk abnormal 25
%.

Spermatozoa pria fertil : 60 juta per cc atau lebih, subfertil : 20-60 juta per cc, steril :
20 juta per cc atau kurang.

Sebab-sebab kemandulan pada pria adalah masalah gizi, kelainan metabolis, keracunan,
disfungsi hipofise, kelainan traktus genetalis (vas deferens).

Pemeriksaan Lendir Serviks

Keadaan dan sifat lendir yang mempengaruhi keadaan spermatozoa adalah :

a. Kentalnya lendir serviks; Lendir serviks yang mudah dilalui spermatozoa adalah lendir
yang cair.

b. pH lendir serviks; pH lendir serviks ± 9 dan bersifat alkalis.

c. Enzim proteolitik.

d. Kuman-kuman dalam lendir serviks dapat membunuh spermatozoa.

Baik tidaknya lendir serviks dapat diperiksa dengan :


1. Sims Huhner Test (post coital tes), dilakukan sekitar ovulasi. Pemeriksaan ini
menandakan bahwa : teknik coitus baik, lendir cerviks normal, estrogen ovarial cukup
ataupun sperma cukup baik.

2. Kurzrork Miller Test, dilakukan bila hasil dari pemeriksaan Sims Huhner Test kurang
baik dan dilakukan pada pertengahan siklus.

Terapi yang diberikan adalah pemberian hormone estrogen ataupun antibiotika bila
terdapat infeksi.

Pemeriksaan Tuba

Untuk mengetahui keadaan tuba dapat dilakukan : a) Pertubasi (insuflasi = rubin test);
pemeriksaan ini dilakukan dengan memasukkan CO2 ke dalam cavum uteri. b)
Hysterosalpingografi; pemeriksaan ini dapat mengetahui bentuk cavum uteri, bentuk
liang tuba bila terdapat sumbatan. c) Koldoskopi; cara ini dapat digunakan untuk melihat
keadaan tuba dan ovarium. e) Laparoskopi; cara ini dapat melihat keadaan genetalia
interna dan sekitarnya.

Pemeriksaan Endometrium

Pada saat haid hari pertama atau saat terjadi stadium sekresi dilakukan mikrokuretase.
Jika pada stadium sekresi tidak ditemukan, maka : endometrium tidak bereaksi terhadap
progesteron, produksi progesterone kurang.

Terapi yang diberikan adalah pemberian hormon progesteron dan antibiotika bila terjadi
infeksi

Faktor Penyebab Infertilitas dari Segi Psikologis


Kesuburan wanita secara mutlak dipengaruhi oleh proses-proses fisiologis dan
anatomis, di mana proses fisiologis tersebut berasal dari sekresi internal yang
mempengaruhi kesuburan. Dalam hal ini kesuburan wanita itu merupakan satu unit
psikosomatis yang selalu dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor psikis dan factor
organis atau fisis. Kesulitan- kesulitan psikologis ini berkaitan dengan koitus dan
kehamilan, yang biasanya mengakibatkan ketidakmampuan wanita menjadi hamil.
Pengalaman-pengalaman membuktikan, bahwa unsur ketakutan serta kecemasan
berkaitan dengan fungsi reproduksi yang menimbulkan dampak yang merintangi
tercapainya orgasme pada koitus. Pada umumnya dinyatakan bahwa sebab yang paling
banyak dari kemandulan adalah ketakutan-ketakutan yang tidak disadari atau yang ada
dibawah sadar, yang infantile atau kekanak-kanakan sifatnya. (Kartono, 2007:74 ).
Penelitian kedokteran juga menemukan bahwa peningkatan kadar prolaktin dan
kadar Lutheinizing Hormon (LH) berhubungan erat dengan masalah psikis. Kecemasan
dan ketegangan cenderung mengacaukan kadar LH, serta kesedihan dan murung
cenderung meningkatkan prolaktin. Kadar prolaktin yang tinggi dapat mengganggu
pengeluaran LH dan menekan hormon gonadotropin yang mempengaruhi terjadinya
ovulasi ( Kasdu, 2001 : 70 ).
Pasangan suami istri yang mengalami infertilitas sering kali mengalami perasaan
tertekan terutama pihak wanita yang pada akhirnya dapat jatuh pada keadaan depresi,
cemas dan lelah yang berkepanjangan. Perasaan yang dialami para wanita tersebut
timbul sebagai akibat dari hasil pemeriksaan, pengobatan dan penanganan yang terus
menerus tidak membuahkan hasil. Hal inilah yang mengakibatkan wanita merasa
kehilangan kepercayaan diri serta perasaan tidak enak terhadap diri sendiri, suami dan
keluarga ataupun lingkungan dimana wanita itu berada.
Keadaan wanita yang lebih rileks ternyata lebih mudah hamil dibandingkan
dengan wanita yang selalu dalam keadaan stres. Adapun perasaan tertekan atau tegang
yang dialami wanita tersebut berpengaruh terhadap fungsi hipotalamus yang merupakan
kelenjar otak yang mengirimkan sejumlah sinyal untuk mengeluarkan hormon stres
keseluruh tubuh. Hormon stress yang terlalu banyak keluar dan lama akan
mengakibatkan rangsangan yang berlebihan pada jantung dan melemahkan sistem
kekebalan tubuh. Kelebihan hormon stres juga dapat mengganggu keseimbangan
hormon, sistem reproduksi ataupun kesuburan. Pernyataan ini seperti dikemukakan oleh
Mark Saver pada penelitiannya tahun 1995, mengenai Psychomatic Medicine yang
menjelaskan bahwa wanita dengan riwayat tekanan jiwa kecil kemungkinan untuk hamil
dibandingkan dengan wanita yang tidak mengalaminya. Hal ini terjadi karena wanita
tersebut mengalami ketidakseimbangan hormon (hormon estrogen). Kelebihan hormon
estrogen akan memberikan sinyal kepada hormon progesteron untuk tidak berproduksi
lagi karena kebutuhannya sudah mencukupi. Akibatnya akan terjadi kekurangan hormon
progesteron yang berpengaruh terhadap proses terjadinya ovulasi (Kasdu, 2001 : 72).

E. Pengaruh Kebudayaan terhadap Infertilitas


Berbagai budaya di belahan dunia masih menggunakan simbol dan upacara adat untuk
merayakan fertilitas ataupun keberhasilan pasangan dalam memperoleh keturunan.
Salah satu upacara yang masih bertahan sampai saat ini ialah adat istiadat melempar
beras ke arah pengantin pria dan wanita. Ada juga yang memberikan rokok, permen
ataupun pensil sebagai ucapan selamat kepada pria yang baru menjadi ayah sebagai
antisipasi kelahiran anak.
Banyak budaya yang masih menjamur terutama ditengah-tengah masyarakat kita
yang menyatakan bahwa suatu ketidaksuburan itu merupakan tanggung jawab wanita.
Ketidakmampuan wanita untuk mengandung dihubungkan dengan dosa-dosanya, roh
setan atau fakta yang menyatakan bahwa wanita itu tidak adekuat ataupun sempurna
( Bobak dkk, 2005 : 997 ).

Pengertian alcohol : Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga
disebut grain alcohol; dan kadang untuk minuman yang mengandung alkohol. Hal ini
disebabkan karena memang etanol yang digunakan sebagai bahan dasar pada minuman
tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol lainnya. Begitu juga dengan alkohol yang
digunakan dalam dunia famasi. Alkohol yang dimaksudkan adalah etanol. Sebenarnya
alkohol dalam ilmu kimia memiliki pengertian yang lebih luas lagi.

Dalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalah istilah yang umum untuk senyawa organik
apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon, yang ia
sendiri terikat pada atom hidrogen dan/atau atom karbon lain.

Alkohol merupakan zat psikoaktif yang sering digunakan manusia


Diperoleh dari proses fermentasi madu, gula, sari buah dan umbi – umbian yang
mengahasilkan kadar alkohol tidak lebih dari 15 %, setelah itu dilakukan proses
penyulingan sehingga dihasilkan kadar alkohol yang lebih tinggi, bahkan 100 %.
Dampak negative mengkonsumsi alcohol : Selama ini dampak negatif dari
konsumsi alkohol berlebih yang paling banyak diketahui orang adalah mabuk semata, dan
itupun dapat hilang dengan sendirinya. Tapi ternyata efek negatif itu tidak berhenti
sampai disitu saja.Tak sekedar menyebabkan mabuk, alkohol juga memiliki dampak
negatif lain bagi tubuh.
Jika kandungan alkohol dalam darah dinaikkan lagi sampai 0,1 % maka si
peminum akan mabuk total. Kemudian pada tingkat 0,2% beberapa orang sudah pingsan.
Jika mencapi 0,3% sebagian orang akan mengalami coma, dan jika mencapai 0,4% si
peminum kemungkinan besar akan tewas.
Beberapa penyakit yang diyakini berasosiasi dengan kebiasaan minum alkohol
antara lain serosis hati, kanker, penyakit jantung dan syaraf. Sebagian besar kasus serosis
hati (liver cirrhosis) dialami oleh peminum berat yang kronis. Sebuah studi
memperkirakan bahwa konsumsi 210 gram alkohol - atau setara dengan minum sepertiga
botol minuman keras (liquor) setiap hari selama 25 tahun - akan "menghasilkan" serosis
hati.
Untuk kanker, terdapat bukti yang konsisten bahwa alkohol meningkatkan risiko
kanker di beberapa bagian tubuh tertentu, termasuk: mulut, kerongkongan,
tenggorokan, larynx dan hati. Alkohol memicu terjadinya kanker melalui berbagai
mekanisme. Salah satunya, alkohol mengkatifkan ensim-ensim tertentu yang mampu
memproduksi senyawa penyebab kanker. Alkohol dapat pula merusak DNA,
sehingga sel akan berlipatganda (multiplying) secara tak terkendali.

Peminum minuman keras cenderung memiliki tekanan darah yang relatif lebih
tinggi dibandingkan non-peminum (abstainer), demikian pula mereka lebih berisiko
mengalami stroke dan serangan jantung. Peminum kronis (menahun) dapat pula
mengalami berbagai gangguan syaraf mulai dari dementia (gangguan kecerdasan),
bingung, kesulitan berjalan dan kehilangan memori. Diduga konsumsi alkohol yang
berlebihan dapat menimbulkan defisiensi thiamin - komponen vitamin B-komplek
berbentuk kristal yang esensial bagi berfungsinya sistem syaraf. Jadi, sudah sewajarnya
jika konsumsi alkohol yang berlebihan haruus dihindari mengingat berbagai bukti tentang
efek buruk alkohol terhadap kesehatan telah banyak terkuak.
Kadar dalam agama dalam mengkonsumsi alcohol : Dr. Daniel R. Wong
dari Harvard School of Public Health di Boston melakukan analisa data kohort dari
39.000 pria ,termasuk 376 diantaranya yang baru didiagnosa menderita kasus AAA, pada
tahun 1986 sampai 2002.

Setelah memperhitungkan berbagai faktor risikoyang lain, termasuk merokok


dan tekanan darah tinggi, mereka menemukan kaitan langsung antara konsumsi alkohol
dan diagnosa AAA. Hubungan tersebut bahkan lebih kuat ketika para peneliti
memperoleh data konsumsi alkohol terbaru. Ketika dibandingkan dengan mereka yang
tidak minum alkohol, orang yang meminum alkohol sebanyak 2 gelas (30g) per hari
mempunyai risiko AAA sebanyak 21 persen lebih tinggi. Para peneliti mencatat bahwa
dibandingkan dengan anggur dan bir, cairan alkohol (liquor) menunjukkan hubungan
terkuat dengan AAA. Ilmuan tersebut menyatakan,”Konsumsi alkohol ringan tidak
menunjukkan bahaya maupun manfaat terhadap aneurisma.”

Dr. Wong mengatakan kepada Reuters Health bahwa hasil penemuan ini harus
dipandang dalam konteks manfaat konsumsi alkohol terhadap risiko penyakit
kardiovaskular yang ditemukan akhir-akhir ini dan diperlukan bukti-bukti lebih lanjut
untuk mengkonfirmasikan kedua penemuan yang bertolak-belakang tersebut.
Ia menambahkan,” Namun demikian, hasil penelitian ini meningkatkan kewaspadaan dan
merupakan peringatan terhadap konsumsi alkohol dalam jumlah yang lebih tinggi pada
pria yang mungkin telah mengalami atau mempunyai risiko aneurisma aorta.”
Dampak penyalahgunaan narkoba bagi pelakunya:
1. Menimbulkan gangguan kesehatan jasmani dan rohani, merusak fungsi organ vital
tubuh: otak, jantung, ginjal, hati dan paru-paru samapi kepada kematian sia-sia
yang tak patut ditangisi.

2. Menimbulkan biaya yang sangat besar baik untuk membeli narkoba yang harganya
sangat mahal, maupun untuk biaya perawatannya yang juga sangat mahal, sehingga dapat
membuat keluarga orang tua bangkrut dan menderita.
3. Menimbulkan gangguan terhadap ketertiban, ketentraman keamanan masyarakat.
4. Menimbulkan kecelaan diri yang bersangkutan dan orang lain
5. Perbuatan melanggar hukum yang dapat menyeret pelakunya ke penjara.
6. Memicu tindakan tidak bermoral, tindakan kekerasan dan tindak kejahatan.
7. Menurunkan sampai membunuh semangat belajar adalah perbuatan menghancurkan
masa depan.
8. Merusak keimanan dan ketakwaan, membatalkan ibadah agama karena hilangnya
akal sehat.
Bagi orang tua dan keluarga:
1. Menimbulkan beban mental, emosional, dna sosial yang sangat berat
2. Menimbulkan beban biaya yang sangat tinggi yang dapat membuat bangkrutnya
keluarga.
3. Menimbulkan beban penderitaan berkepanjangan dan hancurnya harapan tentang
masa depan anak.
Bagi masyarkat dan bangsa:
1. Menimbulkan beban ekonomi yang tinggi bgai program pencegahan, penegeakan
hukum dan perawatan serta pemulhan penderita ketergantungan narkoba
2. Menimbulkan gangguan terhadap ketertiban, ketentraman, dan keamanan masyarakt.
3. Menghancurkan kualitas dan daya saing bangsa serta membunuh masa depan dan
kejayaan bangsa.
4. Berkaitan dengan peningkatan tindak kejahatan termasuk kerusuhan, separatisme
dan terorisme.
Pandangan dalam agama :

ُ ‫َما أ َ ْسك ََر َك ِث‬


‫يرهُ فَقَ ِليلُهُ َح َرام‬

“Sesuatu yang apabila banyaknya memabukkan, maka meminum sedikitnya dinilai


haram.” ( Shahih HR Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah)

Maksud dari hadits tersebut adalah apabila sesuatu yang jika diminum dalam jumlah
yang banyak bisa memabukkan, maka sesuatu tersebut diharamkan walaupun
dikomsumsi dalam jumlah yang sedikit. Seperti khomr jika diminum dalam jumlah yang
banyak akan memabukkan, maka setetes khomr murni ( tanpa campuran ) diharamkan
untuk diminum, walaupun jumlahnya sedikit dan tidak memabukkan.

Lain halnya dengan air dalam suatu bejana dan diberi setetes khomr yang tidak
mempengaruhi air tersebut, baik dari segi warna, rasa, maupun sifat, dan dia tidak
memabukkan, maka minum air yang ada campuran setetes khomr itu dibolehkan.

Adapun perbedaan antara keduanya : setetes khomr yang pertama haram karena
murni khomr, dan seseorang jika mengkomsumsi setetes khomr tersebut dikatakan dia
minum khomr. Adapun setetes khomr kedua tidak haram, karena sudah dicampur dengan
zat lain yang suci dan halal, serta tidak mempengaruhi zat itu, maka halal. Dan seseorang
jika meminum air dalam bejana yang ada campuran setetes khomr, akan dikatakan dia
meminum air dari bejana dan tidak dikatakan dia minum khomr dari bejana. Hukum ini
berlaku bagi obat yang ada campuran dengan alkohol.
MUI telah menfatwakan bahwa semua jenis minuman keras hukumnya haram,
dan semua yang mengandung alkohol juga haram. Musim pancaroba kerap membuat
seseorang gampang terserang sakit. Cuaca yang kerap berubah-ubah -- siang yang terik
mendadak berganti hujan lebat -- akan berpengaruh terhadap kondisi daya tahan tubuh.
Terkait hukum halal dan haram alkohol, rapat komisi fatwa MUI pada Agustus
2000 telah memberikan keputusan tegas. Semua jenis minuman keras hukumnya haram,
dan semua yang mengandung alkohol juga haram. Minuman keras sendiri berarti segala
yang mengandung kadar alkohol minimal satu persen.

Pengharaman alkohol mengingat efek samping yang bisa ditimbulkannya.


Menurut Chilwan Pandji, alkohol bisa meusak sel-sel baru dalam tubuh jika dikonsumsi
berlebihan. Alkohol juga bisa memicu efek sorosis dalam hati yang mampu berakibat
pada timbulnya penyakit hati (kuning).

Sebenarnya, konsumen Muslim tidak perlu khawatir karena saat ini sudah banyak
tersedia alternatif obat batuk yang non-alkohol tapi sama efektifnya. Pemanfaatan bahan
herbal atau alami dalam obat-obatan termasuk obat batuk semakin gencar sehingga
sangat baik untuk dipertimbangkan. Bahan herbal ini bahkan tidak membutuhkan alkohol
sebagai pelarutnya. Pun keamanan dari efek samping bahan-bahan alami tersebut cukup
terjamin demikian pula kehalalannya. Sehingga, dengan banyaknya pilihan non haram ini
otomatis aspek kedaruratan tadi bisa dikesampingkan dan konsumen Muslim hendaknya
waspada terhadap produk yang mengandung bahan alkohol.
Kadar dalam dunia medis dan agama : Alkohol merupakan zat psikoaktif yang
sering digunakan manusia. Diperoleh dari proses fermentasi madu, gula, sari buah dan
umbi – umbian yang mengahasilkan kadar alkohol tidak lebih dari 15 %, setelah itu
dilakukan proses penyulingan sehingga dihasilkan kadar alkohol yang lebih tinggi,
bahkan 100 %.
Kandungan alkohol dalam bahan makanan maupun minuman berbeda-bneda.
Kandungan alkohol dalam batas tertentu atau batas yang sudah ditentukan masih
diperbolehkan. Namun kandungan alkohol yang berlebih yang dikonsumsi oleh tubuh itu
akan menimbulkan dampak buruk bagi diri kita.
Dampak positif : Dengan dosis segelas anggur per hari, Bagi para wanita, wine dapat
menaikkan tingkat estrogen, yang memperlambat kerusakan tulang serta mengurangi
resiko mati muda hingga 33%. Sedangkan bagi para pria, wine mampu mengurangi
resiko terjadinya kanker prostat. Bagi tubuh kita, wine mampu menghadang penyakit
terhadap tubuh kita, smeisal stroke, batu ginjal, jantung korener, diabetes dan kanker
saluran pencernaan bagian atas. Wine juga dapat mencegah kolesterol, karena bisa
membakar kalori yang dapat medapat membentuk lemak
2. Beer
Umumnya dibuat dari gandum yang difermentasikan dan dapat mengurangi resiko
penyakit jantung. Sedangkan bir beralkohol rendah dapat digunakan sebagai anti kanker
bila diminum secara teratur. Satu setengah gelas bir per hari dapat meningkatkan
sensitivitas insulin, mengurangi resiko diabetes dan batu ginjal. Selain itu protein di
dalam bir mampu melindungi otak atau ancaman Alzheimer dan serangan kanker
payudara pada wanita.
3. Vodka
Manfaat yang dimiliki vodka sebagian dapat mempercantik kulit wajah maupun kepala.
Untuk mengecilkan pori-pori dapat membubuhkan vodka pada kapas dan cukup ditepuk-
tepuk ke wajah. Sedangkan bagi anda yang berketombe dapat mencampur beberapa sloki
vodka pada botol shampoo anda. Dan yang terakhir adalah untuk menghaluskan kaki dan
tangan anda sebelum pedicure dan menicure, cukup campurkan vodka ke dalam air
hangat dan rendam kaki anda.
4. Arak/Tuak
Minuman keras ini memiliki kadar alkohol yang cukup tinggi. Tuak berkhasiat
menyehatkan badan karena mengandung efek menghangatkan tubuh.

Narkotika : Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,
baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No.
35 tahun 2009). Narkotika digolongkan menjadi tiga golongan sebagaimana tertuang dalam
lampiran 1 undang-undang tersebut.
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan pada aktivitas mental dan perilaku (Undang-Undang No. 5/1997). Terdapat empat
golongan psikotropika menurut undang-undang tersebut, namun setelah diundangkannya UU
No. 35 tahun 2009 tentang narkotika, maka psikotropika golongan I dan II dimasukkan ke dalam
golongan narkotika. Dengan demikian saat ini apabila bicara masalah psikotropika hanya
menyangkut psikotropika golongan III dan IV sesuai Undang-Undang No. 5/1997
Narkotika terbagi menjadi 3 golongan yaitu :
1. Narkotika Golongan I: Narkotika yang dapat digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan, dan tidak ditujukan untuk terapi serta mempunyai potensi sangat
tinggi menimbulkan ketergantungan. (contoh heroin, puttaw, kokain, ganja).
2. Narkotika Golongan II : Narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan
sebagai pilihan terkhir dan dapat digunakan dalam terapi atau tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi
mengakibatkan ketergantungan (contoh: morfin, petidin).
3. Narkotika Golongan III : narkotika yang berkahasiat pengobatan dan banyak
digunakan dalam terapi atau tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi ringan mengakibatkan ketergantungan (contoh : kodein)
(Afiatin, dkk 2008)
Psikotropika.
Berdasarkan UU No. 5 Tahun 1997, Psitropika adalah zat atau obat, baik
sintesis maupun semisintesis yang bekhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif
pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas
mental dan perilaku. Zat yang tergolong dalam psikotropika (Hawari, 2006)
adalah stimulansia yang membuat pusatsyaraf menjadi sangat aktif karena
merangsang saraf simpatis.
Psikotropika terdiri dari 4 golongan yaitu :
1. Psikotropika Golongan I:amat kuat menyebabkan ketergantungan dan tidak
digunakan dalam terapi. Contoh: MDMA (ekstasi), LSD DAN STP.
2. Psikotropika Golongan II: kuat menyebabkan ketergantungan, digunakan
terapi secara terbatas. Contoh: amfetamin, metamfetamin (sabu), fensiklidin
(PCP), dan ritadin.
3. Psikotropika Golongan III: potensi sedang menyebabkan ketergantungan,
banyak digunakan dalam terapi. Contoh: pentobarbital, flunitrazepam.
4. Psikotropika Golongan IV : potensiringan menyebabkan ketergantungan,
dan sangat luas digunakan dalam terapi. Contoh: diazepam, klobazam,
fenobarbital, barbital, klorazepam, klordiazepoxide, dan nitrazepam
(Martono, 2006).

 Dampak Negatif : Mengalami pelambatan dan kekacauan pada saat berbicara


 Kerusakan penglihatan pada malam hari
 Mengalami kerusakan pada liver dan ginjal
 Peningkatan resiko terkena virus HIV dan hepatitis dan penyakit infeksi lainnya .
 Penurunan hasrat dalam hubungan sex, kebingungan dalam identitas seksual, kematian
karena overdosis.
 Menjadi bersemangat, gelisah dan tidak bisa diam, tidak bisa makan, paranoid, lever
terganggu.
 Shabu-shabu mengakibatkan efek yang sangat kuat pada system syaraf .Pemakai shabu-
shabu secara mental akan bergantung pada zat ini dan penggunaan yang terus menerus
dapat merusakan otot jantung dan bahkan menyebabkan kematian.
 Shabu-shabu sangat berbahaya karena prilaku yang menjurus pada kekerasan merupakan
efek langsung dari penggunannya. Bahkan sering menyebabkan impoten.

Berat badan menyusut, kejang-kejang, halusinasi, paranoid, kerusakan usus ginjal.

Você também pode gostar