Você está na página 1de 3

LAPORAN PENDAHULUAN

MALNUTRISI

A. Definisi
Malnutrisi adalah keadaan dimana tubuh tidak mendapat asupan gizi yang cukup,
malnutrisi dapat juga disebut keadaaan yang disebabkan oleh ketidak seimbangan di
antara pengambilan makanan dengan kebutuhan gizi untuk mempertahankan kesehatan.
Ini bias terjadi karena asupan makan terlalu sedikit ataupun pengambilan makanan yang
tidak seimbang. Selain itu, kekurangan gizi dalam tubuh juga berakibat terjadinya
malabsorpsi makanan atau kegagalan metabolik (Djaelani, 2010).

B. Pathway

Definisi Penyakit Langsung Penyakit Tidak Langsung


Menurut DepKes RI (kurangnya asupan, (ekonomi, perawatan ibu anak,
(2000) malnutrisi adalah penyakit) pelayanan kesehatan,dll)
keadaan kurang gizi yang
disebabkan oleh
rendahnya konsumsi
energi dan protein dalam Malnutrisi
keadaan sehari-hari
sehingga tidak memenuhi Protein Energi menurun Komplikasi
Penurunan daya 1.Stomatitis
dalam angka kecukupan menurun
tahan tubuh ganggrainosa
gizi.
merupakan
Kwarsiorkor Marasmus pembususkan
Resiko mukosa mulut yang
bersifat progresif
infeksi
Kebutuhan hingga dapat
Gangguan absorbsi Hipoalbum
menembus pipi,
dan transpor zat inemia tubuh terus
bibir, dan dagu.
gizi meningkat 2.Penyakit infeksi lain.
3.Dehidrasi sedang
Pengambilan Cadangan makanan diambil dan berat.
Tek.
energi selain dari lemak bawah kulit 4.Defisiensi vit A
Osmotik 5.Anemia berat
protein (otot) plasma
menurun Kebutuhan nutrisi dan
Penyusuta kalori tidak terpenuhi
n otot
Oedema
Pemeriksaan Penunjang
Defisiensi nutrisi
a. Pemeriksaan antopometri
Penurunan dan kalori (berat, tinggi, lingkar
Gangguan
BB kepala,lingkar lengan,
keseimbangan
Gangguan dll) dan kemudian
cairan dibandingkan dengan
integritas kulit
Nutrisi angka standar.
kurang dari b. Pemeriksaan
kebutuhan Laboratorium
Kulit tipis, (pemeriksaan kadar
kering dan Gangguan darah merah (Hb) dan
keriput kadar protein
pertumbuhan dan
(albumin/globulin)
perkembangan
darah).
Etiologi
Penyebab malnutrisi dapat dibagi menjadi 2, antara lain,
(Lutfiana, 2013):
1.Penyebab langsung
a. Kurangnya asupan makanan
b. Adanya penyakit
2.Penyebab tidak langsung
a. Kurangnya ketahanan pangan keluargaKualitas
perawatan ibu dan anak.
b. Buruknya pelayanan kesehatan.
c. Sanitasi lingkungan yang kurang.
d. Faktor Keadaan Penduduk
Tanda gejala malnutrisi berdasarkan tipe dari malnutrisi adalah:
1.Marasmus
a. Anak tampak sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit.
b. Wajah seperti orang tua.
c. Cengeng, rewel.
d. Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit, bahkan sampai tidak ada.
e. Sering disertai diare kronik atau konstipasi, serta penyakit kronik.
f. Tekanan darah, nadi dan pernafasan frekuensinya dapat menurun
2. Kwarsiorkor
a. Odema umumnya diseluruh tubuh dan terutama pada kaki.
b. Wajahnya membulat dan sembab.
c. Otot-otot mengecil, lebih nyata apabila diperiksa pada posisi berdiri dan duduk, anak-anak berbaring terus
menerus.
d. Perubahan status mental: cengeng, rewel, kadang apatis.
e. Anak sering menolak segala jenis makanan (anorexia).
f. Pembesaran hati.
g. Sering disertai infeksi, anemia, dan diare/mencret.
h. Rambut berwarna kusam dan mudah dicabut.
i. Gangguan kulit berupa bercak merah yang meluas dan berubah menjadi hitam terkelupas.
j. Pandangan mata anak nampak sayu.
3.Marasmus-Kwarsiorkor
Tanda-tanda marasmus-kwarsiorkor adalah gangguan dari tanda-tanda yang ada pada marasmus dan kwarsiorkor
(Lutfiana, 2013).

DIANGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN


Dx 1: Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari Dx 2: Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
kebutuhan tubuh. NOC:
NOC: Tidak terjadi keterlambatan perkembangandengan kriteria
Kebutuhan intake pasien tercukupi dengan kriteria hasil: perkembangan pasien sesuai usia, pertumbuhan fisik
hasil: nutrition status, nausea dan vomiting severity, sesuai standar usia
weight: body mass
NIC:
NIC: - Kaji adanya keterlambatan pertumbuhan dan
- Nutrition Management: (Kaji status nutrisi perkembangan.
pasien, Jaga kebersihan mulut, anjurkan untuk - Lakukan pengukuran antopometri secara berkala.
selalu melakukan oral hygien dan Berikan - Lakukan stimulasi tingkat perkembangan sesuai dengan
informasi yang tepat terhadap pasien tentang usia pasien.
kebutuhan nutrisi yang tepat dan sesuai) - Ajarkan kepada orangtua tentang standar pertumbuhan
- Nausea Management: (Kaji frekuensi mual fisik dan tugas-tugas perkembangan sesuai usia anak.
muntah, durasi, tingkat keparahan, penyebab. - Tingkatkan pengetahuan keluarga tentang keterlambatan
Anjurkan pasien makan sedikit demi sedikit tapi pertumbuhan dan perkembangan anak.
sering. Anjurkan pasien makan selagi makanan - Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian
masih hangat. Kolaborasi pemberian terapi makan/minuman sesuai program terapi diet pemulihan.
antiemetik.
- Weight Management: (Timbang BB pasien jika
memungkinkan dengan teratur. Diskusikan
dengan keluarga dan pasien pentingnya intake
nutrisi dan hal-hal yang menyebabkan penurunan
BB)

C. Penatalaksanaan
1. Pengobatan atau pencegahan hipoglikemia
Jika anak sadar dan dapat menerima makanan usahakan memberikan makanan
sering/cair 2–3 jam sekali. Jika anak tidak dapat makan (tetapi masih dapat minum)
berikan air gula dengan sendok.
2. Pengobatan dan pencegahan hipotermia
Pada keadaan ini anak harus dihangatkan dgn cara ibu atau orang dewasa lain
mendekap anak di dadanya lalu ditutupi selimut atau dengan membungkus anak
dengan selimut tebal dan meletakkan lampu di dekatnya. Selama masa penghangatan
dilakukan pengukuran suhu anak pada dubur setiap 30 menit sekali. Jika suhu anak
sudah normal dan stabil tetap dibungkus dengan selimut/pakaian rangkap agar tidak
jatuh kembali pada keadaan hipotermia.
3. Pengobatan dan pencegahan kekurangan cairan
Tindakan yang dapat dilakukan:
- Pemberian ASI yang berikan setiap 1/2jam sekali tanpa berhenti atau tindakan
rehidrasi oral dengan memberi minum anak 50 ml (3 sendok makan) setiap 30
menit. Cairan rehidrasi oral khusus KEP disebut ReSoMal.
- Jika tidak ada ReSoMal untuk anak dengan KEP berat dapat menggunakan oralit
yang diencerkan 2x atau lakukan rehidrasi intravena (infus) RL/Glukosa 5% dan
NaCl dgn perbandingan 1:1.
4. Pada semua KEP Berat/gizi buruk terjadi gangguan keseimbangan elektrolit
diantaranya :
- Kelebihan natrium (Na) tubuh, walaupun kadar Na plasma rendah.
- Defisiensi Kalium (K) dan Magnesium (Mg).
Ketidakmampuan elektrolit ini memicu terjadinya edema dan untuk pemulihan
keseimbangan elektrolit diperlukan waktu minimal 2 minggu. Berikan makanan tanpa
diberi garam/rendah garam, untuk rehidrasi, berikan cairan oralit 1 liter yang
diencerkan 2x ditambah 4 gr kecil dan 50 gr gula atau bila balita KEP bisa makan
berikan bahan makanan yang banyak mengandung mineral bentuk makanan lumat
5. Lakukan pengobatan dan pencegahan infeksi
Pada semua KEP berat secara rutin diberikan antibiotik spektrum luar.

D. Daftar Pustaka
Djaelani, Achmad. (2010). Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi. Jakarta: Dian Rakyat

Depkes RI. (2000). Program Perbaikan Gizi Mikro. Jakarta: Depkes RI.

Lutfiana. (2013). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Gizi Buruk Pada
Lingkungan Tahan Pangan Dan Gizi. Skripsi, Universitas Negeri Semarang.

Willkinson, Judith M. (2011). Buku Saku Diagnosisi Keperawatan, diagnosis NANDA,


intervensi NIC, kriteria hasil NOC. EGC: Jakarta.

Você também pode gostar