Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
R
DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI:PENGLIHATAN
DI PANTI SOSIAL WERDHA HANNA YOGYAKARTA
Disusun Oleh:
Janu Isworo NIM : P07120110021
Mengetahui,
( ) ( )
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Lansia
1. Pengertian Lansia
Lansia merupakan tahap lanjut dari proses kehidupan yang ditandai
dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres
lingkungan (Pujiastuti, 2002). Proses menua adalah proses yang alami
disertai adanya perubahan kondisi fisik, psikologis maupun sosial.
Menua merupakan proses yang akan dialami oleh individu. Hal ini
ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh dalam menyesuaikan
diri terhadap perubahan jumlah dan ukuran sel tubuh dan penurunan
fungsi fisik, psikologis dan sosial (Sahara, 2001).
b. Proses Menua
Pada hakekatnya menjadi tua merupakan proses alamiah yang
berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya yaitu masa
anak, masa dewasa dan masa tua (Nugroho, 1992). Tiga tahap ini
berbeda baik secara biologis maupun psikologis. Memasuki masa tua
berarti mengalami kemuduran secara fisik maupun psikis. Kemunduran
fisik ditandai dengan kulit yang mengendor, rambut memutih,
penurunan pendengaran, penglihatan memburuk, gerakan lambat,
kelainan berbagai fungsi organ vital, sensitivitas emosional meningkat
dan kurang gairah.
Meskpun secara alamiah terjadi penurunan fungsi berbagai
organ, tetapi tidak harus menimbulkan penyakit oleh karenanya usia
lanjut harus sehat. Sehat dalam hal ini diartikan:
1) Bebas dari penyakit fisik, mental dan sosial,
2) Mampu melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan sehari –
hari,
3) Mendapat dukungan secara sosial dari keluarga dan masyarakat
(Rahardjo, 1996)
Akibat perkembangan usia, lanjut usia mengalami perubahan –
perubahan yangmenuntut dirinya untuk menyesuakan diri secara terus
– menerus. Apabila proses penyesuaian diri dengan lingkungannya
kurang berhasil maka timbullah berbagai masalah. Hurlock (1979)
seperti dikutip oleh MunandarAshar Sunyoto (1994) menyebutkan
masalah – masalah yang menyertai lansia yaitu:
1) Ketidakberdayaan fisik yang menyebabkan ketergantungan pada
orang lain,
2) Ketidakpastian ekonomi sehingga memerlukan perubahan total
dalam pola hidupnya,
3) Membuat teman baru untuk mendapatkan ganti mereka yang telah
meninggal atau pindah,
4) Mengembangkan aktifitas baru untuk mengisi waktu luang yang
bertambah banyak dan
5) Belajar memperlakukan anak – anak yang telah tumbuh dewasa.
Berkaitan dengan perubahan fisk, Hurlock mengemukakan bahwa
perubahan fisik yang mendasar adalah perubahan gerak.
2. Pencegahan
a. Latihan fisik
Latihan fisik diharapkan mengurangi resiko jatuh dengan
meningkatkan kekuatan tungkai dan tangan, memperbaiki
keseimbangan, koordinasi, dan meningkatkan reaksi terhadap
bahaya lingkungan, latihan fisik juga bisa mengurangi kebutuhan
obat-obatan sedatif. Latihan fisik yang dianjurkan yang melatih
kekuatan tungkai, tidak terlalu berat dan semampunya, salah satunya
adalah berjalan kaki.
b. Managemen obat-obatan
1) Gunakan dosis terkecil yang efektif dan spesifik.
2) Perhatikan terhadap efek samping dan interaksi obat.
3) Gunakan alat bantu berjalan jika memang di perlukan selama
pengobatan.
4) Kurangi pemberian obat-obatan yang sifatnya untuk waktu lama
terutama sedatif dan tranquilisers.
5) Hindari pemberian obat multiple (lebih dari empat macam)
kecuali atas indikasi klinis kuat.
6) Menghentikan obat yang tidak terlalu diperlukan.
c. Modifikasi lingkungan
1) Atur suhu ruangan supaya tidak terlalu panas atau dingin untuk
menghindari pusingakibat suhu.
2) Taruhlah barang-barang yang memang seringkali diperlukan
berada dalam jangkauan tanpa harus berjalan dulu.
3) Gunakan karpet antislip di kamar mandi.
4) Perhatikan kualitas penerangan di rumah.
5) Jangan sampai ada kabel listrik pada lantai yang biasa untuk
melintas.
6) Pasang pegangan tangan pada tangga, bila perlu pasang lampu
tambahan untuk daerah tangga.
7) Singkirkan barang-barang yang bisa membuat terpeleset dari
jalan yang biasa untuk melintas.
8) Gunakan lantai yang tidak licin.
9) Atur letak furnitur supaya jalan untuk melintas mudah,
menghindari tersandung.
10) Pasang pegangan tangan ditempat yang di perlukan seperti
misalnya di kamar mandi.
11) Hindari penggunaan furnitur yang beroda.
e. Alas kaki
1) Hindari sepatu berhak tinggi, pakai sepatu berhak lebar.
2) Jangan berjalan hanya dengan kaus kaki karena sulit untuk menjaga
keseimbangan.
3) Pakai sepatu yang antislip.
8) Dada
a) Inspeksi
Bentuk dada simetris, warna kulit sawo matang, tidak ada lesi,
tampak retraksi dinding dada yang simetris saat bernapas,
pernapasan dada perut
b) Perkusi
Suara resonan di semua lapang paru,
c) Palpasi
Tidak ada nyeri tekan, gerakan dinding dada saat bernapas
simetris.
d) Auskultasi
Terdengar suara vesikuler disemua lapang paru.
9) Punggung
Tidak ada lesi dan kemerahan, warna kulit sawo matang, klien
tampak membungkuk
10) Abdomen
a) Inspeksi
Warna kulit sawo matang, tidak ada lesi
b) Palpasi
Supel, tidak ada massa, tidak terdapat nyeri tekan pada semua
kuadran
c) Perkusi
Timpani di semua kuadran.
d) Auskultasi
Terdengar bising usus 13x/mnt.
11) Ekstremitas
a) Atas
Tidak ada lesi, tidak terdapat oedem, capillary refill < 2 detik,
jumlah jari lengkap, kuku terlihat panjang dan kotor, turgor kulit
baik, akral teraba hangat.
b) Bawah
Tidak ada lesi, terdapat tidak ada oedem kaki, capillary refill < 2
detik, jumlah jari lengkap, kuku panjang dan kotor, turgor kulit
baik, akral teraba hangat, telapak kaki kotor, kaki kiri
mengalami parese.
12) Genetalia dan anus
Klien tidak memiliki keluhan pada genetalia dan anus.
13) Muskuloskeletal
1) ROM : tidak terbatas
2) Keseimbangan : stabil
3) Menggenggam : kuat pada kedua tangan
4) Kekuatan otot ekstremitas:
5 5
Keterangan:
5 5
Kekuatan otot 0: Tidak ada kontraksi
Kekuatan otot 1: Sedikit kontraktilitas, tidak ada gerakan
Kekuatan otot 2: Rentang gerak penuh, tidak ada gravitasi
Kekuatan otot 3: Rentang gerak penuh, dengan gravitasi
Kekuatan otot 4: Rentang gerak penuh melawan gravitasi,
beberapa resistensi
Kekuatan otot 5: Rentang gerak penuh melawan gravitasi, gerak
bebas
Analisa Data
No Data Masalah Etiologi
1 Ds: Gangguan Hambatan
-Klien menyatakan mata kiri persepsi sensori penerimaan rangsang
mengalami glaukoma sejak 4 :penglihatan
tahun yang lalu dan mata kanan
kabur jika untuk melihat
Do:
-klien menggunakan walkr untuk
berjalan
-Klien terlihat meraba-raba jika
mengambil benda
Do:
- klien terlihat berhati-
hati dalam berjalan
- klien terlihat berhati-
hati dalam mengatur
posisi tidur
- klien menggunakan
walker untuk berjalan
3 Ds: Gangguan pola Faktor
- Klien menyatakan sulit tidur lingkungan:kebisingan
tidur karena terganggu
teman sekamar yang
batuk
- Klien menyatakan
sering terbangun
malam hari
Do:
- Klien terlihat lemah
- TD: 130/80mmhg
4 Ds: Deficit Gangguan perceptual
- Klien menyatakan perawatan diri
untuk berjalan pelan-
pelan menggunakan
walker
Do:
- Kuku klien terlihat
panjang
- Penglihatan klien
menurun
5 Ds: Resiko Jatuh -
- Klien menyatakan
pernah jatuh terpeleset
2 x sekitar 4 tahun
yang lalu
- Klien menyatakan
kedua kaki terasa
lemah dan agak nyeri
- Klien menyatakan
kekamar mandi sendiri
dengan menggunakan
walker
- Klien menyatakan
penglihatan menurun
Do:
- Klien menggunakan walkr untuk berjalan
- Klien terlihat meraba-raba jika mengambil benda
Do:
- Klien terlihat berhati-hati dalam berjalan
- Klien terlihat berhati-hati dalam mengatur posisi tidur
- Klien menggunakan walker untuk berjalan