Você está na página 1de 10

Disusun oleh :

1. Wulandari Aswadara 1410003510198


2. Viona Harwiniza 1410003510202
3. Yova Septisa Atriani 1410003510177
4. Darmadi Haryanto 1410003510114
5. Oktri Yoni 1410003510197
Organisasi Nirlaba adalah suatu organisasi yang bersasaran
untuk mendukung suatu isu atau perihala di dalam menarik publik
untuk tujuan suatu komersial , tanpa ada perhatian terhadap hal-hal
yang bersifat mencari laba (moneter).
Organisasi nirlaba atau organisasi yang tidak bertujuan
memupuk keuntungan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
 Sumber daya entitas berasal dari para penyumbang yang tidak
meng-harapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang
sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan.
 Menghasilkan barang dan/atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba,
dan kalau suatu entitas menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak
pernah di-bagikan kepada para pendiri atau pemilik entitas tersebut.
 Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis, dalam
arti bahwa kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak dapat dijual,
dialihkan, atau ditebus kembali, atau kepemilikan tersebut tidak
mencer-minkan proporsi pembagian sumber daya entitas pada saat
likuidasi atau pembubaran entitas.
Organisasi nirlaba dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu
entitas pemerintahan dan entitas nirlaba nonpemerintah.
Organisasi nirlaba dipandang amat berbeda dengan organisasi
komersial oleh pelanggan, donatur dan sukarelawan, pemerintah,
anggota organisasi dan karyawan organisasi nirlaba.
Sebagai kesimpulan, sasaran utama laporan keuangan
entitas nirlaba adalah menyajikan informasi kepada
penyedia sumber daya, yang ada pada masa berjalan dan
pada saat yang akan datang dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan untuk mengambil keputusan rasional dalam
pengalokasian sumber daya kepada entitas nirlaba.
Di Amerika Serikat (AS), Financial Accounting Standard Board
(FASB) telah menyusun standar untuk laporan keuangan yang
ditujukan bagi para pemilik entitas atau pemegang saham,
kreditor, dan pihak lain yang tidak secara aktif terlibat dalam
manajemen entitas bersangkutan namun memiliki kepentingan.
FASB juga berwenang untuk menyusun standar akuntansi bagi
entitas nirlaba nonpemerintah, sementara US Government
Accounting Stan­dard Board (GASB) menyusun standar akuntasi
dan pelaporan keuangan untuk pernerintah pusat dan federal AS.
Di Indonesia, Pemerintah membentuk Komite Standar
Akuntasi Pemerintah. Organisasi penyusun standar untuk
pemerintah itu dibangun terpisah dari FASB di AS atau Dewan
Standar Akuntansi Keuangan-Ikatan Akuntan Indonesia di
Indonesia karena karakteristik entitasnya berbeda.
Entitas komersial atau nirlaba sering
diidentifikasi melalui bentuk legal dan bentuk
kegiatan. Contoh entitas legal adalah:
1. Entitas komersial, terbagi atas entitas komersial
yang dikelola pmerintah, seperti BUMN
Persero; entitas komersial swasta, misalnya CV,
NV, Firma, usaha perorangan, UD.
2. Entitas nirlaba, terbagi atas entitas nirlaba
pemerintah, entitas nirlaba swasta, misalnya
yayasan, partai politik, lembaga swadaya
masyarakat.
 
1. Laporan keuangan organisasi nonbisnis hendaknya dapat memberikan informasi yang
bermanfaat bagi penyedia dan calon penyedia sumber daya, serta pemakai dan calon pemakai
lainnya dalam pembuatan kepu­tusan yang rasional mengenai alokasi sumber daya organisasi.
2. Memberikan informasi untuk membantu para penyedia dan calon pe­nyedia sumber daya,
serta pemakai dan calon pemakai lainnya dalam menilai pelayanan yang diberikan oleh
organisasi nonbisnis serta ke­mampuannya untuk melanjutkan memberi pelayanan tersebut.
3. Memberikan informasi yang bermanfaat bagi penyedia dan calon pe­nyedia sumber daya,
serta pemakai dan calon pemakai lainnya dalam menilai kinerja manajer organisasi nonbisnis
atas pelaksanaan tanggung jawab pengelolaan serta aspek kinerja lainnya.
4. Memberikan informasi mengenai sumber daya ekonomi, kewajiban, datt kekayaan bersih
organisasi, serta pengaruh dari transaksi, peristiwa dar. kejadian ekonomi yang mengubah
sumber daya dan kepentingan sumber daya tersebut.
5. Memberikan informasi mengenai kinerja organisasi selama satu periode. Pengukuran secara
periodik atas perubahan jumlah dan keadaan/kondisi sumher kekayaan bersih organisasi
nonbisnis serta informasi mengenai usaha dan hasil pelayanan organisasi secara bersama­
sama yang dapat menunjukkan informasi yang berguna untuk menilai kinerja.
6. Memherikan informasi mengenai bagaimana organisasi memperoleh dan membelanjakan kas
atau sumber daya kas, mengenai utang dan pemba­yaran kembali utang, dan mengenai faktor­
faktor lain yang dapat mempe­ngaruhi likuiditas organisasi.
7. Memberikan penjelasan dan interpretasi untuk membantu pemakai dalam memahami
informasi keuangan yang diberikan.
Ada 4 jenis laporan keuangan yang
perlu disusun oleh organisasi nirlaba
menurut PSAK nomor 45 :

 Laporan Posisi Keuangan


 Laporan Aktivitas
 Laporan Arus Kas
 Catatan Atas laporan Keuangan
1. Organisasi Zakat
Organisasi Zakat adalah salah satu
jenis organisasi nirlaba. Cukup banyak
organisasi zakat yang bermunculan di
Indonesia. Persoalan yang cukup
mendasar adalah bagaimana agar
organisasi zakat dapat diaudit dengan
benar, sehingga akuntabilitas dan
transparansinya terjamin.
2. Organisasi Pendidikan Tinggi
(Universitas)
Pada akhirnya, pertanggungjawaban rektor
kepada yayasan khususnya dalam hal pengelolaan
keuangan harus dilakukan setiap tahun. Yaitu :
1. Sistem pelaporan dan pertanggung jawaban
keuangan universitas
2. Karakteristik pengelolaan keuangan universitas
3. Acuan penyusunan laporan keuangan universitas
4. Kebijakan akuntansi universitas
TERIMA KASIH 

Você também pode gostar