Você está na página 1de 8

LAPORAN PENDAHULUAN PERILAKU KEKERASAN

OLEH:
WAHYU CATUR RETNONINGSIH
NIM 1708579

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2018
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Masalah Utama:
Perilaku kekerasan.

B. Proses Terjadinya Masalah


1. Pengertian
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang
melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap
diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk
mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif
(Towsend, 2004).
Perilaku kekerasan adalah keadaan dimana individu-individu
beresiko menimbulkan bahaya langsung pada dirinya sendiri ataupun orang
lain (Carpenito, 2007).
Gejala klinis yang ditemukan pada klien dengan perilaku kekerasan
didapatkan melalui pengkajian meliputi :
▪ Wawancara : diarahkan penyebab marah, perasaan marah, tanda-tanda
marah yang diserasakan oleh klien.
▪ Observasi : muka merah, pandangan tajam, otot tegang, nada suara
tinggi, berdebat dan sering pula tampak klien memaksakan kehendak:
merampas makanan, memukul jika tidak senang.
Tanda dan gejala:
Pada pengkajian awal dapat diketahui alasan utama klien di bawa ke
rumah sakit adalah perilaku kekerasan di rumah. Kemudian perawat dapat
melakukan pengkajian dengan cara observasi : muka merah, pandangan
tajam, otot tegang, nada suara tinggi, berdebat, memaksakan kehendak,
memukul dan mengamuk.
2. Penyebab
Perilaku kekerasan bisa disebabkan adanya gangguan konsep diri:
harga diri rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian
diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Di
mana gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif
terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai
keinginan.
Tanda dan gejala:
▪ Perasaan malu terhadap diri sendiri
▪ Rasa bersalah terhadap diri sendiri
▪ Merendahkan martabat
▪ Gangguan hubungan sosial
▪ Percaya diri kurang
▪ Mencederai diri
3. Akibat
Klien dengan perilaku kekerasan dapat melakukan tindakan-
tindakan berbahaya bagi dirinya, orang lain maupun lingkungannya, seperti
menyerang orang lain, memecahkan perabot, membakar rumah dll.
Sehingga klien dengan perilaku kekerasan beresiko untuk mencederai diri
orang lain dan lingkungan.
Tanda dan gejala:
Gejala klinis yang ditemukan pada klien dengan perilaku kekerasan
didapatkan melalui pengkajian meliputi :
▪ Wawancara : diarahkan penyebab marah, perasaan marah, tanda-tanda
marah yang diserasakan oleh klien.
▪ Observasi : muka merah, pandangan tajam, otot tegang, nada suara
tinggi, berdebat dan sering pula tampak klien memaksakan kehendak:
merampas makanan, memukul jika tidak senang.
C. Pohon Masalah

Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

Perilaku Kekerasan/amuk Core Problem

Gangguan Harga Diri : Harga Diri Rendah

D. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu di Kaji


1. Masalah keperawatan:
a. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
b. Perilaku kekerasan / amuk
c. Gangguan Harga Diri : Harga Diri Rendah
2. Data yang perlu dikaji pada masalah keperawatan perilaku kekerasan
a. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
Data Subyektif :
 Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
 Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya
jika sedang kesal atau marah.
 Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.
Data Objektif :
 Mata merah, wajah agak merah.
 Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai: berteriak, menjerit,
memukul diri sendiri/orang lain.
 Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
 Merusak dan melempar barang-barang.
b. Perilaku kekerasan / amuk
Data Subyektif :
 Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
 Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya
jika sedang kesal atau marah.
 Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.
Data Obyektif
 Mata merah, wajah agak merah.
 Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai.
 Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
 Merusak dan melempar barang-barang.
c. Gangguan harga diri : harga diri rendah
Data subyektif:
Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa,
bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap
diri sendiri.
Data obyektif:
Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif
tindakan, ingin mencederai diri / ingin mengakhiri hidup.

E. Diagnosa Keperawatan
1. Perilaku kekerasan
2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah

F. Rencana Tindakan
Diagnosa 1: perilaku kekerasan
1. SP 1
a. Identifikasi penyebab, tanda & gejala, PK yang dilakukan, akibat
PK
b. Jelaskan cara mengontrol PK: fisik, obat, verbal, spiritual.
c. Latihan cara mengontrol PK fisik 1&2
d. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik
2. SP 2
a. Evaluasi kegiatan latihan fisik 1,2.beri pujian
b. Latih cara mengontrol Pk dengan obat. (jelaskan 6 benar: jenis,
guna, dosis, frekuensi, cara, kontinuitas minum obat)
c. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik dan minum obat
3. SP 3
a. Evaluasi kegiatan latihan fisik 1,2 & obat. Beri pujian.
b. Latih cara mengontrol PK secara verbal (3 cara, yaitu:
mengungkapkan, meminta, menolak dengan benar)
c. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik, minum obat dan
verbal
4. SP 4
a. Evaluasi kegiatan latihan fisik 1,2 & obat & verbal. Beri pujian.
b. Latih cara mengontrol spiritual (2 kegiatan)
c. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik, minum obat,
verbal dan spiritual.

Diagnosa II : Harga Diri Rendah


1. SP 1
a. Identifikasi kemampuan melakukan kegiatan dan aspek positif
pasien (buat daftar kegiatan)
b. Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat dilakukan saat ini
(pilih dari daftar kegiatan): buat daftar kegiatan yangdapat
dilakukan saat ini
c. Bantu pasien memilih salah satu kegiatan yang dapat
dilakukan saat ini untuk dilatih
d. Latih kegiatan yang dipilh (alat dan cara melakukannya)
e. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan dua kali per
minggu
2. SP 2
a. Evaluasi kegiatan pertama yang telah dilatih dan berikan
pujian
b. Bantu pasien memilih kegiatan kedua yang akan dilatih
c. Latih kegiatan kedua kedua (alat dan cara)
d. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan : dua
kegiatan masing2 dua kali per hari

3. SP 3
a. Evaluasi kegiatan pertama dan kedua yang telah dilatih dan
berikan pujian
b. Bantu pasien memilih kegiatan ketiga yang akan di latih
c. Latih kegiatan ketiga ( alat dan cara)
d. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan : tiga
kegiatan masing2 dua kali per hari

4. SP 4
a. Evaluasi kegiatan pertama, kedua dan ketiga yang telah
dilatih dan berikan pujian
b. Bantu pasien untuk memilih kegiatan ke empat yang akan
dilatih
c. Latih kegiatan ke empat (alat dan cara)
d. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan : empat
kegiatan masing2 dua kali per hari
DAFTAR PUSTAKA

Aziz R, dkk. (2003). Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa. Semarang : RSJD Dr.
Amino Gonohutomo
Carpenito, L.J. (2007). Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8. Jakarta : EGC
Keliat, B.A. (2006). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I. Jakarta : EGC
Keliat, B.A. (2005). Gangguan Konsep Diri, Edisi I, Jakarta : EGC
Stuart, G.W, Sundeen. (2008). Principles and Practice of Psykiatric Nursing (5 th
ed.). St. Louis Mosby Year Book
Townsend, M.C. (2004). Buku saku Diagnosa Keperawatan pada Keoerawatan
Psikiatri, edisi 3. Jakarta : EGC
Tim Direktorat Keswa. (2002). Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1,
Bandung : RSJP Bandung

Você também pode gostar