Você está na página 1de 4

IDENTIFIKASI KONTAMINASI TELUR CACING Soil Transmitted Helminths (STH) PADA LALAPAN SELADA

(Lactuca sativa) YANG DIJUAL PEDAGANG KAKI LIMA KAWASAN JALAN WILLIAM ISKANDAR MEDAN
TEMBUNG KOTA MEDAN

Siti Jubaidah1)*, Endang Sulistyarini Gultom, S.Si,Apt2)


1
Mahasiswa Program Studi Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Medan, Jl. Willem Iskandar Psr. V, Medan Estate,
Medan, Indonesia, 20221
2
Dosen Jurusan Biologi, Pengampu Matakuliah Parasitologi, FMIPA, Universitas Negeri Medan, Jl. Willem
Iskandar Psr. V, Medan Estate, Medan, Indonesia, 20221
*E-mail : sitijubaidah2811@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya kontaminasi telur cacing Soil Transmitted Helminths
(STH) pada lalapan selada dan mengidentifikasi jenis telur cacing yang mengontiminasi lalapan selada tersebut.
Soil Transmitted Helminths intestinal adalah nematoda yang dalam siklus hidupnya memerlukan tanah untuk
mencapai stadium infektif. Spesies yang paling umum mengontaminasi adalah Ascaris lumbricoides, Trichuris
trichiura, Ancylostoma duodenale. Lalapan selada diambil dari pedagang kaki lima di kawasan jalan William
Iskandar Medan Tembung Kota Medan. Metode yang digunakan untuk mengidentifikasi jenis telur cacing Soil
Transmitted Helminths adalah metode sedimentasi yaitu menggunakan larutan NaOH 0,2%. Endapan yang
didapatkan diamati dibawah mikroskop dan kemudian diidentifikasi jenis telur cacing Soil Transmitted
Helminths yang terdapat pada bahan uji tersebut. Berdasarkan metode yang dilakukan didapatkan hasil yaitu
terdapat kontaminasi telur cacing STH pada bahan uji lalapan selada sebesar 40% (kode S1 dan S3).
Berdasarkan hasil identifikasi, lalapan selada (Kode S1 dan S3) positif terkontaminasi telur cacing Ascaris
lumbricoides. Lalapan selada yang terkontaminasi telur cacing Ascaris lumbricoides diakibatkan oleh faktor
alam dan manusia, sampel diambil dari tempat dengan sanitasi lingkungan yang buruk dan hygenitas
pengolahan makanan seperti pencucian lalapan selada yang tidak baik.

Kata Kunci : Lalapan Selada; Telur cacing; Soil Transmitted Helminths; Kontaminasi; Ascaris lumbricoides.

PENDAHULUAN perkembangan fisik, kecerdasan dan produktifitas


kerja, serta dapat menurunkan ketahanan tubuh
Infeksi cacing usus merupakan masalah sehingga mudah terkena penyakit lainnya
kesehatan masyarakat di negara berkembang (Kementrian Kesehatan RI, 2012).
termasuk Indonesia. Masyarakat perdesaan atau Masyarakat Indonesia umumnya
daerah perkotaan yang sangat padat dan kumuh mengonsumsi sayuran sebagai lalapan mentah
merupakan kelompok yang mudah terkena infeksi untuk campuran makanan lain. Sayuran adalah
cacing. Salah satu penyebab infeksi cacing usus salah satu bahan makanan yang merupakan sumber
adalah cacing yang penularannya dengan vitamin dan mineral bagi tubuh manusia. Sebelum
perantaraan tanah (Soiltransmitted Helminths) dimakan umumnya sayuran dicuci kemudian
(Lobo dkk, 2016). Spesies kelompok helmint dimasak terlebih dahulu. Selama sayuran dimasak
tersebut adalah cacing gelang (Ascaris dengan panas yang cukup tidak ada masalah.
lumbricoides), cacing cambuk (Trichuris trichiura), Masalah timbul bila sayuran dimakan tanpa
cacing kait (Necator americanus dan Ancylostoma dimasak lebih dahulu. Dalam hal ini, bersama
duodenale) (WHO, 2017) sayuran biasanya ikut bakteri, atau parasit patogen
Infeksi Soiltransmitted Helminths (STH) dapat yang cepat atau lambat akan menimbulkan penyakit
menimbulkan berbagai macam dampak bagi (Lobo dkk, 2016).
kesehatan seperti mempengaruhi pemasukan Beberapa jenis sayuran yang biasa dimakan
(intake), pencernaan (digestif), penyerapan mentah antara lain adalah kol atau kubis, selada,
(absorbsi), dan metabolisme makanan. Akibat yang dan kemangi. Selada (Lactuca sativa) merupakan
ditimbulkan yaitu kerugian zat gizi berupa kalori dan sayuran mentah yang biasa digunakan untuk
protein serta kehilangan darah. Selain itu, akibat campuran makanan hamburger, gado-gado, nasi
lain yang ditimbulkan seperti menghambat goreng, dan lainnya. Makanan tersebut banyak
dijual oleh pedagang kaki lima di daerah yang Hasil pemeriksaan mikroskopis kontaminasi
ramai, salah satunya di sepanjang Jalan William telur cacing STH pada lalapan selada yang diperoleh
Iskandar Medan Tembung Kota Medan. dari pedagang kaki lima Kawasan Jalan William
Iskandar, Medan Tembung Kota Medan disajikan
Penggunaan sayuran selada untuk bahan campuran
dalam bentuk tabel berikut:
makanan tidak bermasalah, jika selada dicuci
dengan bersih sehingga selada bebas dari Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Kontaminasi Telur
kontaminasi telur cacing. Namun, pencucian yang Cacing STH pada Sampel (Contoh Uji) Lalapan
kurang bersih sangat mungkin terjadi, mengingat Selada
kurangnya hygenitas tempat dan perlakuan No Sampel (Contoh Telur Cacing
pedagang terhadap bahan makanan, ditambah lagi Uji) Positif (+) Negatif (-)
kurangnya kesadaran pedagang makanan dan 1 S1 +
2 S2 -
masyarakat akan bahaya yang akan ditimbulkan
3 S3 +
akibat infeksi cacing.
4 S4 -
Berdasarkan hal tersebut, maka perlu 5 S5 -
dilakukan penelitian mengenai Identifikasi Berdasarkan tabel tersebut, diketahui bahwa
Kontaminasi Telur Cacing Soil-Transmitted sebanyak 2 sampel atau sebesar 40% sampel positif
Helminths (STH) Pada Lalapan Selada yang Dijual terkontaminasi telur cacing STH dan sebanyak 3
Pedagang Kaki Lima Kawasan Jalan William Iskandar sampel atau sebesar 60% tidak terkontaminasi
Medan Tembung Kota Medan. telur cacing STH.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan pada tanggal 29 – 30


Mei 2018. Pengambilan sampel lalapan selada
dilakukan ditempat pedagang kaki lima Kawasan
Jalan William Iskandar, Medan Tembung Kota
Medan. Identifikasi dan pengamatan telur cacing
Soil Transmitted Helminths (STH) pada lalapan [
selada dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi T
FMIPA Universitas Negeri Medan.
y
Identifikasi dan pemeriksaan telur cacing
dilakukan dengan metode sedimentasi mengunakan
p
Gambar 1. Grafik Persentase Tingkat Kontaminasi
NaOH 0,2%. Prosedur kerja yang dilakukan yaitu Telur Cacing e
SSS STH pada Sampel Uji Lalapan Selada
selada dipotong kecil-kecil dan ditimbang menjadi
200 mg. Selada kemudian direndam dalam 1 liter B. Hasil Identifikasi Jenis Telur Cacing a Soil-
larutan NaOH 0,2%, setelah 30 menit larutan diaduk Transmitted Helminths (STH)
dengan pengaduk, lalu sayuran dikeluarkan. Air Hasil identifikasi spesies telur cacingq STH
rendaman didiamkan selama 1 jam, setelah 1 jam yang ditemukan dari hasil pemeriksaan mikroskopis
u
larutan bagian atas dibuang, disisakan 10–15 ml pada sampel uji lalapan selada adalah spesies telur
o
larutan bagian bawah dan disentrifug dengan cacing gelang (Ascaris lumbricoides). Sedangkan
kecepatan 1500 rpm/menit selama 5 menit. t
spesies telur cacing cambuk (Trichuris trichiura),
Supernatan kemudian dibuang dan endapan bagian e
cacing kait (Necator americanus dan Ancylostoma
bawah diambil untuk diperiksa secara mikroskopis. duodenale) tidak ditemukan pada sampel uji.
Hasil pemeriksaan dinyatakan positif bila sediaan f
ditemukan telur cacing dan hasil negatif bila Tabel 2. Hasil Identifikasi Jenis Telur Cacingr STH
sediaan tidak ditemukan adanya telur cacing. pada Sampel (Contoh Uji) Lalapan Selada o
Data yang diperoleh dari penelitian ini Sampel Jenis Telur Cacing m
dianalisis secara deskriptif. Data hasil penelitian (Contoh Ascaris Trichuris Ancylostoma
disajikan dalam bentuk tabulasi dan grafik. Uji) lumbricoides trichiura duodenale
t
S1 + - -
HASIL PENELITIAN S2 - - -
h
S3 + - -e
A. Hasil Pemeriksaan Kontaminasi Telur Cacing S4 - - -
Soil-Transmitted Helminths (STH) S5 - - -d
o
c
u
m
e
Berdasarkan tabel tersebut, diketahui bahwa bagi pertumbuhan sayuran khususnya sayuran kubis
terdapat telur cacing gelang (Ascaris lumbricoides) juga merupakan faktor adanya kontaminasi telur
pada sampel uji lalapan selada (S1 dan S3). Telur nematoda usus.
cacing gelang (Ascaris lumbricoides) yang
Manusia juga memberikan kontribusi yang
teridentifikasi memiliki bentuk oval dengan lapisan
albuminoid yang terlihat tebal berwarna coklat cukup berarti terhadap penyebaran infeksi telur
kehitaman. Karena preparat tidak menggunakan cacing usus. Sanitasi lingkungan yang buruk, tingkat
pewarnaan menggunakan eosin, struktur lapisan sosial dan ekonomi yang rendah, tingkat
telur dan albuminoid tidak terlihat begitu jelas. pengetahuan yang masih kurang dan kebiasaan
defekasi di sembarang tempat terutama di lahan
pertanian atau perkebunan serta kebiasaan kurang
bersihnya dalam pengelolaan sayuran di tingkat
produsen dan pengolahannya di tingkat konsumen
memberikan pengaruh yang cukup signifikan
terhadap peningkatan kasus penyakit tersebut
(Nugroho, C dkk. 2010)

B. Identifikasi Jenis Telur Cacing Soil-Transmitted


Helminths (STH)
Gambar 2. Gambar Telur Cacing Berdasarkan hasil pengamatan, Telur cacing
Gelang (Ascaris lumbricoides) Sampel gelang (Ascaris lumbricoides) yang teridentifikasi
Uji (S1), Secara Mikroskopik
secara mikroskopik memiliki bentuk oval dengan
Perbesaran 25x10
[Sumber: Dokumentasi Pribadi] lapisan albuminoid yang terlihat tebal berwarna
coklat kehitaman. Karena preparat tidak
menggunakan pewarnaan menggunakan eosin,
PEMBAHASAN struktur lapisan telur dan albuminoid tidak terlihat
begitu jelas.
A. Kontaminasi Telur Cacing Soil-Transmitted Menurut CDC (2016) Telur Ascaris
Helminths (STH) lumbricoides yang telah dibuahi berbentuk bulat
Lalapan selada yang terkontaminasi oleh atau oval berukuran 75x45 µm, memiliki lapisan
cacing gelang (Ascaris lumbricoides) diakibatkan yang tebal dengan lapisan albuminoid dan
oleh sanitasi lingkungan yang buruk dan hygenitas berwarna kuning kecoklatan. Telur Ascaris
pedagang kaki lima yang kurang baik seperti teknik lumbricoides yang tidak dibuahi berwarna coklat,
pencucian sayuran yang salah, penggunaan air yang berbentuk memanjang dan lebih besar dibanding
tidak mengalir dan penggunaan air yang sudah telur yang dibuahi dengan ukuran 90 x 40 μm.
tercemar. Selain itu, hal tersebut juga didukung Lapisan telur ini lebih tipis dan lapisan albuminoid
oleh kurangnya pengetahuan Pedagang maupun lebih bervariasi, baik dengan tonjolan besar atau
Masyarakat terhadap bahaya penyakit yang hampir tidak ada sama sekali, terlihat seperti pada
diakibatkan oleh infeksi cacing parasit tersebut. gambar 3 dan 4 (CDC, 2016).
Menurut Nugroho, C dkk (2010) Kontaminasi Lapisan tebal albumin dan lapisan dalamnya
telur cacing usus yang ditularkan melalui tanah yang terdapat selubung vitelin tipis namun cukup
pada sayuran dapat dikarenakan oleh berbagai kuat. Kedua lapisan tersebut berfungsi sebagai
faktor antara lain adalah faktor alam. Faktor alam pelindung terhadap situasi lingkungan yang tidak
meliputi, tanah, iklim, kelembapan dan suhu. Iklim sesuai, sehingga telur dapat bertahan hidup di
tropik merupakan salah satu hal yang berpengaruh tanah sampai dengan berbulan-bulan bahkan
terhadap pertumbuhan dan perkembangan telur bertahun-tahun (Widoyono, 2011).
nematoda usus, faktor alam lainnya adalah keadaan Telur Ascaris lumbricoides mendominasi
tanah yang dapat menjadi media perkembangan dalam mengontiminasi sampel uji mungkin
telur dan kehidupan serta perkembangan larva. disebabkan oleh sifat dari telur Ascaris lumbricoides
Tanah yang subur dan kaya bahan organik yang yang tetap dapat hidup didalam tanah meskipun
ditunjang dengan kelembapan dan iklim yang sesuai pada suhu yang beku dimusim dingin. Menurut
Brown (1983) bahwa telur Ascaris lumbricoides Nugroho, C, Dkk. 2010. Identifikasi kontaminasi
tahan terhadap desinfektans kimiawi dan terhadap telur nematoda usus pada sayuran kubis
rendaman sementara di dalam berbagai bahan (brassica oleracea) warung makan lesehan
wonosari gunungkidul yogyakarta tahun
kimia yang keras. Telur dapat hidup berbulan-bulan
2010. KES MAS, Vol.4(1): 1-75.
di dalam air selokan dan tinja.
WHO. 2017. Soil-transmitted helminth infections.
KESIMPULAN
Geneva: World Health Organization. Tersedia
dari:http://www.who.int/mediacentre/facts
Terdapat Kontaminasi telur cacing soil-
heets/fs366/en/. [diakses tanggal 28 Mei
transmitted helminths (STH) pada lalapan selada
2018].
yang dijual pedagang kaki lima kawasan jalan
William Iskandar Medan Tembung Kota Medan
Widoyono. 2008. Penyakit tropis : epidemiologi,
sebesar 40% dari seluruh sampel uji.
penularan, pencegahan & pemberantasan
Jenis telur cacing soil-transmitted helminths
nya. Jakarta: Erlangga.
(STH) yang mengontiminasi lalapan selada adalah
telur dari spesies cacing Ascaris lumbricoides.

SARAN

Akan lebih baik jika dilakukan penyuluhan


kepada pedagang kaki lima dan Masyarakat yang
biasa menggunakan sayuran mentah sebagai
lalapan atau bahan makanan campuran mengenai
bahaya infeksi yang disebabkan oleh telur cacing
Soil-transmitted Helmints (STH), cara pencegahan
kontaminasi dan penanggulangannya.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada


staf dan para dosen FMIPA Pendidikan Biologi dan
Biologi khususnya Ibu Endang Sulistyarini Gultom,
S.Si,Apt. selaku dosen pengampu mata kuliah
parasitologi yang telah memberikan ilmu dan
membimbing saya, hingga saya dapat menyelesaian
penelitian atau miniriset saya ini.

DAFTAR PUSTAKA

Brown, WH. 1983. Dasar Parasitologi Klinis. Jakarta:


PT. Gramedia.

CDC. 2016. Soil-transmitted helminth. USA: Centers


for Disease Control and Prevention.

Lobo, LT, Dkk. 2016. Kontaminasi Telur Cacing Soil-


transmitted Helmints (STH) pada Sayuran
Kemangi Pedagang Ikan Bakar di Kota Palu
Sulawesi Tengah. Media Litbangkes, Vol.
26(2): 65 – 70.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2011.


Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1096/Menkes/per/VI/2011
tentang Higiene Sanitasi Jasaboga.

Você também pode gostar