Você está na página 1de 18

BAB I

KONSEP TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Definisi Abortus


Beberapa ahli mengemukakan definisi mengenai abortus yaitu sebagai berikut:
1.1.1 Berakhirnya masa kehamilan sebelum anak dapat hidup di duia luar (Bagian Obgyn
Unpad, 1999). Anak baru mungkin hidup di dunia luar kalau beratnya telah
mencapai 1000 gram atau umur kehamilan 28 minggu.
1.1.2 Pengeluaran atau ekstraksi janin atau embrio yang berbobot 500 gram atau kurang
dari ibunya yang kira – kira berumur 20 sampai 22 minggu kehamilan (Hacker and
Moore, 2001).

1.2 Jenis Abortus, Macam Abortus, Definisi, Tanda dan Gejala


Jenis Abortus Macam Abortus Definisi Tanda dan Gejala
Spontan (terjadi Abortus imminens. (keguguran mengancam). Abortus ini - Perdarahan per vaginam sebelum minggu ke 20.
dengan sendiri, baru mengancam dan ada harapan - Kadang nyeri, terasa nyeri tumpul pada perut bagian bawah
keguguran) untuk mempertahankan. menyertai perdarahan.
merupakan  20% - Nyeri terasa memilin karena kontraksi tidak ada atau sedikit sekali.
dari semua - Tidak ditemukan kelainan pada serviks.
abortus. - Serviks tertutup.
Abortus incipiens. (keguguran berlangsung). Abortus
sudah berlangsung dan tidak dapat
dicegah lagi. - Perdarahan per vaginam masif, kadang – kadang keluar gumpalan
darah.
Abortus incompletus. (keguguran tidak lengkap). Sebagian - Nyeri perut bagian bawah seperti kejang karena kontraksi rahim
dari buah kehamilan telah dilahirkan kuat.
tetapi sebgaian (biasanya jaringan - Serviks sering melebar sebagian akibat kontraksi.
palsneta) masih etrtinggal di rahim.
- Perdarahan per vaginam berlangsung terus walaupun jaringan
telah keluar.
Abortus completus. (keguguran lengkap). Seluruh buah - Nyeri perut bawah mirip kejang.
kehamilan telah dilahirkan lengkap. - Dilatasi serviks akibat masih adanya hasil konsepsi di dalam
uterus yang dianggap sebagai corpus allienum.
- Keluarnya hasil konsepsi (seperti potongan kulit dan hati).

- Kontraksi rahim dan perdarahan mereda setelah hasil konsepsi


Missed abortion. (keguguran tertunda). Missed abortion keluar.
ialah keadaan dimana janin telah mati - Serviks menutup.
sebelum minggu ke 22 tetapi tertahan di
- Rahim lebih kecil dari periode yang ditunjukkan amenorea.
dalam rahim selama 2 bulan atau lebih
setelah janin mati. - Gejala kehamilan tidak ada.
- Uji kehamilan negatif.
Abortus habitualis. (keguguran berulang – ulang). Ialah
abortus yang telah berulang dan - Rahim tidak emmbesar, malahan mengecil karena absorpsi air
berturut – turut terjadi sekurang – ketuban dan macerasi janin.
kurangnya 3 kali berturut – turut. - Buah dada mengecil kembali.
- Gejala kehamilan tidak ada, hanya amenorea terus berlangsung.
Abortus febrilis. Abortus incompletus atau abortus
incipiens yang disertai infeksi.
- Demam kadang – kadang menggigil.
- Lochea berbau busuk.
Abortus Abortus provocatus Pengguguran kehamilan dengan alat –
provocatus artificialis atau alat dengan alasan bahwa kehamilan
(disengaja, abortus therapeutics. membahayakan membawa maut bagi
digugurkan) ibu, misal ibu berpenyakit berat. Indikasi
merupakan 80% pada ibu dengan penyakit jantung
dari semua (rheuma), hypertensi essensialis,
abortus. carcinoma cerviks.

Abortus provocatus Adalah pengguguran kehamilan tanpa


criminalis. alasan medis yang syah dan dilarang
oleh hukum.
1.3 Etiologi Abortus
1.3.1 Kelainan telur
Kelainan telur menyebabkan kelainan pertumbuhan yang sedinikian rupa
hingga janin tidak mungkin hidup terus, misalnya karena faktor endogen seperti
kelainan chromosom (trisomi dan polyploidi).

1.3.2 Penyakit ibu


Berbagai penyakit ibu dapat menimbulkan abortus, yaitu:
1) Infeksi akut yang berat: pneumonia, thypus dapat mneyebabkan abortus dan
partus prematurus.
2) Kelainan endokrin, misalnya kekurangan progesteron atau disfungsi kelenjar
gondok.
3) Trauma, misalnya laparatomi atau kecelakaan langsung pada ibu.
4) Gizi ibu yang kurang baik.
5) Kelainan alat kandungan:
- Hypoplasia uteri.
- Tumor uterus
- Cerviks yang pendek
- Retroflexio uteri incarcerata
- Kelainan endometrium
6) Faktor psikologis ibu.

1.3.3 Faktor suami


Terdapat kelainan bentuk anomali kromosom pada kedua orang tua serta
faktor imunologik yang dapat memungkinkan hospes (ibu) mempertahankan produk
asings ecara antigenetik (janin) tanpa terjadi penolakan.

1.3.4 Faktor lingkungan


Paparan dari lingkungan seperti kebiasaan merokok, minum minuman
beralkohol serta paparan faktor eksogen seperti virus, radiasi, zat kimia,
memperbesar peluang terjadinya abortus.
1.4 Patofisiologi Abortus

Etiologi:
- Faktor kelainan telur.
- Faktor penyakit
pada ibu
- Faktor suami
- Faktor lingkungan
/eksogen

Buah kehamilan pada usia 20 minggu dan berat < 500 gram

Janin dapat beradaptasi Janin tidak dapat beradaptasi

Usia kehamilan dapat Janin gugur


dipertahankan > 37 minggu
atau BB janin > 2500 gram

Rangsangan pada uterus Lepasnya buah kehamilan Terganggunya psikologis ibu


dari implantasinya
Kontraksi uterus Kecemasan
Terputusnya pembuluh darah ibu Defisit knowledge
Prostaglandin
Perdarahan dan nekrose desidua

Dilatasi serviks Resiko defisit volume cairan


Kelemahan
Nyeri Resiko gawat janin
Resiko terjadi infeksi

1.5 Penatalaksanaan Abortus


1.5.1 Abortus imminens
Karena ada harapan bahwa kehamilan dapat dipertahankan, maka pasien:
1) Istirahat rebah (tidak usah melebihi 48 jam).
2) Diberi sedativa misal luminal, codein, morphin.
3) Progesteron 10 mg sehari untuk terapi substitusi dan mengurangi kerentanan
otot-otot rahim (misal gestanon).
4) Dilarang coitus sampai 2 minggu.
1.5.2 Abortus inciienps
Kemungkinan terjadi abortus sangat besar sehingga pasien:
1) Mempercepat pengosongan rahim dengan oxytocin 2 ½ satuan tiap ½ jam
sebnayak 6 kali.
2) Mengurangi nyeri dengan sedativa.
3) Jika ptocin tidak berhasil dilakukan curetage asal pembukaan cukup besar.

1.5.3 Abortus incompletus


1) Harus segera curetage atau secara digital untuk mengehntikan perdarahan.

1.5.4 Abortus febrilis


1) pelaksanaan curetage ditunda untuk mencegah sepsis, keculai perdarahan
banyak sekali.
2) Diberi atobiotika.
3) Curetage dilakukan setelah suhu tubuh turun selama 3 hari.

1.5.5 Missed abortion


1) Diutamakan penyelesaian missed abortion secara lebih aktif untuk mencegah
perdarahan dan sepsis dengan oxytocin dan antibiotika. Segera setelah kematian
janin dipastikan, segera beri pitocin 10 satuan dalam 500 cc glucose.
2) Untuk merangsang dilatasis erviks diberi laminaria stift.

1.6 Penyulit Abortus


1) perdarahan hebat.
2) Infeksi kadang-kadang sampai terjadi sepsis, infeksi dari tuba dapat menimbulkan
kemandulan.
3) Renal failure disebabkan karena infeksi dan shock.
4) Shock bakteri karen atoxin.
5) Perforasi saat curetage

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN IBU DENGAN ABORTUS


1. PENGKAJIAN DATA FOKUS
Pada Ibu hamil dengan kasus abortus pada umumnya mengalami keluhan sebagai
berikut:
- Tidak enak badan.
- Badan panas, kadang- kadang panas disertai menggigil dan panas tinggi.
- Sakit kepala dan penglihatan terasa kabur.
- Keluar perdarahan dari alat kemaluan, kadang-kadang keluar flek-flek
darah atau perdarahan terus-menerus.
- Keluhan nyeri pada perut bagian bawah, nyeri drasakan melilit menyebar
sampai ke punggung dan pinggang.
- Keluhan perut dirasa tegang, keras seperti papan, dan kaku.
- Keluhan keluar gumpalan darah segar seperti kulit mati dan jarinagn hati
dalam jumlah banyak.
- Perasaan takut dan khawatir terhadap kondisi kehamilan.
- Ibu merasa cemas dan gelisah sebelum mendapat kepastian penyakitnya.
- Nadi cenderung meningkat, tekanan darah meningkat, respirasi meningkat
dan suhu meningkat.

Pemeriksaan Penunjang:
- Pada pemeriksaan dalam ditemukan terdapat pembukaan serviks atau
pada kasus abortus imminens sering ditemukan serviks tertutup dan keluhan nyeri
hebat pada pasien.
- Porsio sering teraba melunak pada pemeriksaan dalam, terdapat jaringan
ikut keluar pada pemeriksaan.
- Pemeriksaan kadar hemoglobin cenderung menurun akibat perdarahan.
- Pemeriksaan kadar HCG dalam urine untuk memastikan kehamilan masih
berlangsung.
- Pemeriksaan auskultasi dengan funduskop dan doppler untuk memastikan
kondisi janin.
- Pemeriksaan USG untuk memastikan kondisi janin.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Nyeri b/d adanya kontraksi uterus, skunder terhadap pelepasan separasi plasenta.
 Resiko deficit volume cairan b/d kehilangan berlebihan melalui rute normal dan
atau abnormal (perdarahan).
 Kelemahan b/d penurunan produksi energi metabolic, peningkatan kebutuhan
energi (status hipermetabolik); kebutuhan psikologis/emosional berlebihan;
perubahan kimia tubuh; perdarahan.
 Resiko terjadi gawat janin intra uteri (hipoksia) b/d penurunan suplay O 2 dan
nutrisi ke jaringan plasenta skunder terhadap perdarahan akibat pelepasan
separasi plasenta.
 Ketakutan/ansietas b/d krisis situasi (perdarahan); ancaman/perubahan pada
status kesehatan, fungsi peran, pola interaksi; ancaman kematian; perpisahan dari
keluarga (hospitalisasi, pengobatan), transmisi/penularan perasaan interpersonal.
 Defisit knowledge / Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai penyakit,
prognosis dan kebutuhan pengobatan b/d kurang pemajanan/mengingat;
kesalahan interpretasi informasi, mitos; tidak mengenal sumber informasi;
keterbatasan kognitif.
 Resiko tinggi terhadap infeksi b/d ketidakadekuatan pertahanan skunder akibat
perdarahan; prosedur invasif.
BAB 2
ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS
PADA NY. P DENGAN ABORTUS IMMINENS

Tanggal masuk : 22 April 2002 Jam masuk : 12.30 WIB


Ruang : Poliklinik Kandungan No. Register : 1056649
Pengkajian tanggal : 22 April 2002 Jam : 12.30 WIB.

PENGKAJIAN
A. IDENTITAS
Nama : Ny. P Nama : Tn. S
Umur : 23 tahun Umur : 27 tahun
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : -- Pekerjaan : Swasta ( Rp.700.000,-)
Alamat : Banjar Sugihan 7 Sby. Alamat : Banjar Sugihan 7 Sby.
Status perkawinan : Kawin Status perkawinan : Kawin

B. STATUS KESEHATAN SAAT INI


1. Alasan masuk ke rumah sakit: ibu mengeluh terlambat
menstruasi sejak 4 bulan yang lalu, lalu sejak tadi pagi dirasakan keluar darah sedikit
dari kemaluan serta ibu merasakan nyeri pada perut bagian bawah. Ibu mengatakan
tidak melakukan hubungan seksual kemarin malam dan tidak habis mengerjakan
pekerjaan berat.
2. Keluhan utama saat ini: ibu takut kalau kehamilannya tidak
bisa dipertahankan atau terdapat apa-apa dengan janin yang dikandungnya.
3. Timbulnya keluhan: mendadak.
4. Faktor yang memperberat: jika ibu beraktifitas atau berjalan,
perdarahan dirasakan semakin banyak.
5. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi: istirahat dan
duduk.
6. Diagnosa medik: Abortus imminens.

C. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat obstetri:
a. Riwayat menstruasi:
1) Menarche umur 12 tahun
2) Banyak darah menstruasi sedang
3) Siklus teratur
4) Lama menstruasi: 5 -7 hari.
5) HPHT: 27 Desember 2001
6) Keluhan selama menstruasi tidak ada.
b. Riwayat perkawinan: Ibu menikah 6 bulan yang lalu
dan ini adalah pernikahan yang pertama.
c. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu:
Ibu pada saat ini hamil pertama dan tidak ada riwayat abortus/keguguran
sebelumnya.
d. Genogram:
Hamil ini
Keterangan:
= laki-laki = hipertensi = meninggal

= perempuan = Ny.P abortus = tinggal dlm satu rumah

2. Riwayat Keluarga berencana:


a. Ibu tidak melaksanakan KB, karenanya data lain
tidak dikaji.

3. Riwayat kesehatan:
a. Penyakit yang pernah dialami ibu: tidak ada, ibu
tidak pernah menderita penyakit infeksi seperti typhus, pneumonia, penyakit pada
kandungan.
b. Pengobatan yang didapat: tidak ada.
c. Riwayat penyakit keluarga: Hipertensi (ibu Ny.P).
4. Riwayat lingkungan:
a. Kebersihan: menurut ibu kebersihan rumah dan
lingkungannya cukup bersih.
b. Bahaya: bahaya dalam rumah dan sekitar rumah
seperti pabrik dekat rumah tidak ada, lantai licin tidak ada. Ibu mengatakan tidak
pernah mendapat kecelakaan atau trauma selama masa kehamilan ini.

5. Aspek psikososial:
a. Persepsi ibu tentang keluhan/penyakit: Ibu merasa
akan mengalami keguguran.
b. Apakah keadaan ini menimbulkan perubahan
terhadap kehidupan sehari-hari? Tidak karena ibu memang harus beristirahat.
c. Ibu berharap kehamilannya dapat diperthanakan
karena ibu sangat ingin punya anak. Ibu mengatakan sangat khawatir dengan
keselamatan bayinya dan bertanya bagaimana caranya supaya bayinya dapat
dipertahankan.
d. Orang terpenting bagi ibu adalah keluarga.
e. Sikap anggota keluarga terhadap keadaan saat ini
adalah sangat mendukung.
f. Kesiapan mental untuk menjadi ibu: siap.
g. Ibu sangat menginginkan anak dan berharap
kandungannya bisa diselamatkan.
h. Ibu menanyakan apakah kondisi janinnya baik.
i. Saat dilakukan pemeriksaan, ibu tampak gelisah,
ekspresi wajah tegang dan postur tubuh kaku dan tegang.

6. pola kebutuhan sehari-hari:


a. Pola nutrisi:
1) Frekuensi makan: 3 kali sehari.
2) Nafsu makan baik.
3) Jenis makanan rumah: nasi, lauk, sayur dan buah. Ibu mengatakan tidak
begitu suka minum susu.
4) Makanan yang tidak disukai/alergi/pantangan: tidak ada.

b. Pola eleminasi:
1) BAK:
- Frekuensi: 5 kali sehari.
- Warna: kuning jernih.
- Keluhan saat BAK: tidak ada.
2) BAB:
- Frekuensi: 1 kali sehari.
- Warna: kuning khas feses.
- Bau: khas feses.
- Konsistensi: padat.
- Keluhan: tidak ada.
c. Pola personal hygiene:
1) Mandi:
- Frekuensi: 2 kali sehari.
- Penggunaan sabun: ya.
2) Oral hygiene:
- Frekuensi: 2 kali sehari.
- Waktu: pagi dan sore.
3) Cuci rambut:
- Frekuensi: 3 kali seminggu.
- Penggunaan shampo: ya.

d. Pola istirahat dan tidur:


1) Lama tidur: 8 jam sehari.
2) Kebiasaan sebelum tidur: tidak ada.
3) Keluhan tidur; tidak ada.

e. Pola aktifitas dan latihan:


1) Kegiatan dalam pekerjaan: membantu memasak. Ibu tinggal dengan mertua,
sehingga banyak pekerjaan rumah tangga yang diselesaikan oleh ibu mertua
seperti mencuci, menyetrika, bersih-bersih rumah dan memasak.
2) Waktu bekerja: tidak tentu.
3) Olahraga: ya, jalan-jalan pagi, frekuensi kadang-kadang.
4) Kegiatan waktu luang: tidak ada.
5) Keluhan dalam aktifitas: tidak ada.

f. Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan:


1) Merokok: tidak.
2) Minuman keras; tidak.
3) Ketergantungan obat: tidak.

g.Pola penanggulangan stress


Klien mengalami trauma pada hubungan sexsual yang menyebabkan reaksi
psikologis yang negatif berupa cemas dan takut akan kehilangan
janin/bayinya.Sehingga tidak mampu menggunakan mekanisme koping yang
konstruktif/adaptif

h.Pola reproduksi dan sexsual


Klien tidak melakukan hubungan sex pasca abortus karena klien masih merasa
truma akan pasca abortus

i.Pola sensori dan kognitif


Pasien dengan pasca abortus spontan cenderung mengalami ansietas atau
ketakutan akan kehilangan janin/bayinya

j. Pola hubungan dan peran


Abortus yang dialami oleh klien menyebabkan klien menarik diri dari hubungan
sexsual dengan suaminya

k.Pola persepsi dan konsep diri


klien siap menjadi seorang ibu walaupun anaknya mengalami gangguan
perkembangan yang terpenting anaknya selamat walupun nyawa taruhannya

7. Pemeriksaan fisik:
a. Umum:
- Keadaan umum: baik.
- Kesadaran: CM, E4V5M6
- Tekanan darah: 120/80 mmHg.
- Respirasi: 18 x/mnt.
- Nadi: 88 x/mnt
- Suhu: 370C.
- Berat badan: 48 kg.
- Tinggi badan: 154 cm.
b. Khusus:
1) Kepala:
- Bentuk: normal.
- Keluhan: tidak ada.
2) Mata:
- Kelopak mata: simetris, oedem palpebra tidak ada.
- Gerakan mata: normal.
- Konjungtiva: merah muda.
- Sklera: putih, icetrus tidak ada.
- Pupil: normal, isokor.
- Akomodasi: baik (tidak memakai kacamata).
3) Hidung:
- Reaksi alergi: tidak ada.
- Sinus: normal.
4) Mulut dan tenggorokan:
- Gigi geligi: lengkap, 32 buah.
- Kesulitan menelan: tidak ada.
5) Dada dan axilla:
- Mamae: membesar
- Areolla mamae: hiperpigmentasi.
- Papila mamae: menonjol.
- Colostrum: belum keluar.
6) Pernafasan:
- jalan nafas: bebas.
- Suara nafas: bersih, tidak ada suara nafas tambahan.
- Menggunakan otot-otot bantu pernafasan: tidak.
7) Sirkulasi jantung:
- Kecepatan denyut apikal: 88 x/mnt.
- Irama: reguler.
- Kelainan bunyi jantung: tidak ada.
- Sakit dada: tidak ada.
8) Abdomen:
- Mengecil: tidak
- Linea dan striae: tidak ada, tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan.
- Luka bekas operasi: tidak ada.
- Kontraksi: tidak ada.
- TFU: 2 jari bawah pusat, djj: (+) 12-12-12
9) Genitourinary:
- Perineum: intak.
- Vesika urinaria: kosong.
10) Ekstremitas:
- Turgor kulit: baik.
- Warn akulit: sawo matang.
- Kontraktur pada persendian ekstremitas: tidak ada.
- Kesulitan dalam pergerakan: tidak ada.

D. DATA PENUNJANG
1. laboratorium: --
2. USG: --
3. Rontgen: --
4. Pemeriksaan dalam (vaginal toucher):
a. Vulva: fleks ada sedikit, fluxus tidak ada.
b. Vagina: fleks ada sedikit, fluxus tidak ada.
c. Porsio: tertutup, licin, nyeri tekan (-).
d. Cavum uteri: AF (18 – 20 mg).
e. Adnexa parametrium ka: soepel, mass (-), nyeri (-).
f. Adnexa parametrium ki: soepel, mass (-), nyeri (-).
g. Cavum douglas: tidak menonjol.
5. Terapi yang didapat:
- Premaston: 2x1 tablet.
- Mefenamic acid 3x500 mg.
- Bed rest, KIE, Kontrol 1 bulan lagi atau ada keluhan.
ANALISA DATA
Data Etiologi Patofisiologi Masalah
S: Ibu mengatakan sangat Krisis situasi Perdarahan Ansietas.
khawatir denagn (perdarahan dan
perdarahan yang ancaman
dialami, ibu bertanya- terhadap Perubahan respon psikologis
tanya mengenai keselamatan bayi ibu
keselamatan bayi yang yang
dikandungnya. Ibu dikandungnya).
mengatakan sangat
ingin punya bayi dan ini Maladaptif
adalah kehamilan yang
pertama.
O: Ibu tampak gelisah, saat Cemas meningkat
dilakukan pemeriksaan
ibu banyak bertanya
kepada petugas.
Ekspresi wajah ibu
tampak tegang, postur
tubuh saat dilakukan
pemeriksaan kaku dan
tegang

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ansietas b/d krisis situasi (perdarahan dan ancaman terhadap
keselamatan bayi yang dikandungnya).
Data penunjang:
S: Ibu mengatakan sangat khawatir denagn perdarahan yang dialami, ibu bertanya-tanya
mengenai keselamatan bayi yang dikandungnya. Ibu mengatakan sangat ingin punya
bayi dan ini adalah kehamilan yang pertama.
O: Ibu tampak gelisah, saat dilakukan pemeriksaan ibu banyak bertanya kepada petugas.
Ekspresi wajah ibu tampak tegang, postur tubuh saat dilakukan pemeriksaan kaku
dan tegang.

RENCANA INTERVENSI, RASIONAL DAN IMPLEMENTASI


No Intervensi Keperawatan Implementasi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi
1. Ansietas b/d krisis situasi Tujuan: setelah diberikan a. Biarkan pasien Pengekspresian perasaan Tgl 22 April 2002. Tgl 22 April 2002
(perdarahan dan ancaman askep, ibu dapat mengekspresikan membantu pasein 12.30 Memberiakn
Pukul 14.00 WIB
terhadap keselamatan bayi menunjukkan hilangnya perasaan tentang mngidentifikasi sumber kesempatan kepada ibu
S: Ibu mengatakan
yang dikandungnya). ansietas. kondisinya. Pertahankan ansietas dan penggunaan untuk menceritakan
agak tenag denag
Data penunjang: Kriteria hasil: cara yang tenang dan respon koping. Pendekatan perasaanya dan riwayat
penjelasan yang
S: Ibu mengatakan sangat 3) Ibu efisien. tenang oleh pemberi terjadinya perdarahan.
diberikan bahwa
khawatir denagn melaporkan perawatan menyampaikan
janinnya masiih
perdarahan yang hilangnya / kepercayaan dan control. 12.40 Menjelaskan kepada
dapat dipertahankan.
dialami, ibu bertanya- berkurangnya ibu bahwa akan dilakukan
tanya mengenai perasaan b. Jelaskan semua tujuan Pengetahuan apa yang tindakan VT (periksa
O: Wajah ibu tampak
keselamatan bayi yang cemas/khawatir. tindakan yang diperkirakan membantu dalam).
tenang, postur tubuh
dikandungnya. Ibu 4) Ibu ditentukan. mengurangi ansietas.
rileks, ibu banyak
mengatakan sangat tenang. 12.45 mengatur posisi ibu,
tersenyum, ibu
ingin punya bayi dan ini 5) Ibu c. Motivasi pasien untuk Fase istirahat yang lebih menyalakan kipas angin,
kooperatif dalam
adalah kehamilan yang kooperatif dalam meningkatkan fase akan membantu mengurangi jumlah
diskusi yang
pertama. pengobatan. istirahat. meminimalkan pemakaian petugas dalam ruang
dilakukan.
O: Ibu tampak gelisah, saat 6) Postur energi dan O2 sekaligus periksa dan menutup
dilakukan pemeriksaan tubuh rileks. dapat mengistirahatkan gorden.
A: Masalah teratasi.
ibu banyak bertanya 7) Ekspresi bayi sampai cukup bulan.
kepada petugas. wajah tenang. 13.00
P: Pertahankan kondisi
Ekspresi wajah ibu d. Libatkan orang terdekat Menjamin system - Mendiskusikan tentang
psikologis ibu
tampak tegang, postur sesuai indikasi bila pendukung untuk pasien kemungkinan bayi dapat
dengan memberikan
tubuh saat dilakukan keputusan mayor akan dan memungkinkan orang dipertahankan bersama
pesanan sebelum
pemeriksaan kaku dan dibuat. terdekat terlibat degna ibu dan suami dengan
ibu pulang yaitu:
tegang. tepat. syarat ibu mentaati semua
- Ibu agar tetap tenag
petunjuk yang diberikan.
dan tidak gelisah
e. Tingktakan rasa tenang Memudahkan istirahat, - Memotivasi ibu untuk tetap
dengan
dan lingkungan tenang menghemat energi dan tenang dan tidak gelisah
kondisinya.
(tutup gorden pada saat meningkatkan kemmapuan serta lebih banyak berdoa
- Ibu banyak istirahat.
pemeriksaan koping. sehingga harapan untuk
- Ibu banyak berdoa.
berlangsung, batasi punya bayi dapat tercapai.
jumlah petugas dalam
ruangan pemeriksaan,
nyalakan kipas angina,
sediakan selimut
penutup dll).
f. Motivasi ibu untuk tetap Kondisi psikologis ibu
tenang, tidak gelisah sangat berpenagruh
terhadap kondisinya. terhadap kondisi janin.

g. Anjurkan ibu untuk tetap Berdoa lebih mendekatkan


berdoa untuk ibu kepada Than dan
keselamatan bayinya. memberikan ketenangan
secara spiritual.
DAFTAR ISI

Daftar isi
Bab 1 Konsep Tinjauan Pustaka
Konsep Abortus
1.1 Definisi Abortus
1.2 Jenis Abortus, Macam, Definisi, Tanda dan Gejala
1.3 Etiologi Abortus
1.4 Patofisiologi Abortus
1.5 Penatalaksanaan Abortus
1.6 Penyulit Abortus
Konsep Asuhan Keperawatan Ibu Dengan Abortus
1. Pengkajian Data Fokus
2. Diagnosa Keperawatan
Bab 2 Asuhan keperawatan Ibu Dengan Abortus
Pengkajian
Diagnosa Keperawatan
Rencana Intervensi, Rasional dan Implementasi
Evaluasi Keperawatan
TUGAS MATERNITAS
KELOMPOK I

Disusun oleh:
1) Muhammad Irfan Taufik (06011035)
2) Ana Selasih (06011010)
3) Linda Fitrianingsih (06011027)
4) Pratika Septi (06011

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


INSAN UNGGUL
SURABAYA

Você também pode gostar