Você está na página 1de 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa anak-anak
dan masa dewasa. Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak dan remaja
akan membentuk perkembangan diri orang tersebut di masa dewasa. Karena itulah
bila masa anak-anak dan remaja rusak karena narkoba, maka suram atau bahkan
hancurlah masa depannya. Pada masa remaja justru keinginan untuk mencoba-
coba, mengikuti trend dan gaya hidup serta bersenang-senang besar sekali.
Walaupun semua kecenderungan itu wajar-wajar saja, tetapi hal itu bisa juga
memudahkan remaja untuk terdorong menyalahgunakan narkoba. Data
menunjukkan bahwa jumlah pengguna narkoba yang paling banyak adalah
kelompok usia remaja. Masalah menjadi lebih gawat lagi bila karena penggunaan
narkoba, para remaja tertular dan menularkan HIV/AIDS di kalangan remaja. Hal
ini telah terbukti dari pemakaian narkoba melalui jarum suntik secara bergantian.
Bangsa ini akan kehilangan remaja yang sangat banyak akibat penyalahgunaan
narkoba dan merebaknya HIV/AIDS, kehilangan remaja sama dengan kehilangan
sumber daya manusia bagi bangsa.
Kata “Narkotika” sendiri berasal dari Bahasa Yunani “Narkoum” yang
berarti membuat lumpuh atau membuat mati rasa. Namun perlu diketahui
sebelumnya bahwa narkotika memiliki khasiat dan manfaat yang digunakan dalam
kedokteran dalam penanganan kesehatan dan pengobatan, serta berguna bagi
penelitian perkembangan ilmu pengetahuan farmasi / farmakologi. Ironisnya saat
ini malah disalahgunakan oleh pihak tertentu yang menjadikan narkotika sebagai
komoditas ilegal. Saat ini dikenal jenis-jenis zat psikotropika dan zat adiktif, yaitu
zat sintesis atau obat yang dihasilkan melalui proses kimia yang apabila
pemakaian melebihi dosis atau disalahgunakan, akan memiliki efek sama dengan
pemakaian jenis narkotika.
Jenis-jenis zat psikotropika secara klinis tergolong dalam kelompok-
kelompok zat anti psikosis, neurosis, depresi, dan psikotogenik dikenal dengan

1
obat penenang atau halusinogen (zat penghayal). Dari jenis zat adiktif dikenal
obat-obatan yang dapat menimbulkan rasa ketergantungan. Kedua jenis zat di atas
tergolong sebagai narkotika sintetis, kemudian dikenal nama-nama obat seperti
methadon, barbitarat, amphetamin, dll. Bila narkoba digunakan secara terus
menerus atau melebihi takaran yang telah ditentukan akan mengakibatkan
ketergantungan. Kecanduan inilah yang akan mengakibatkan gangguan fisik dan
psikologis, karena terjadinya kerusakan pada sistem syaraf pusat (SSP) dan organ-
organ tubuh seperti jantung, paru-paru, hati dan ginjal.
Menurut UU No.22 Tahun 1997 tentang Narkotika disebutkan pengertian
Narkotika adalah “zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman
baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan”. Sebenarnya Narkoba itu obat
legal yang digukan dalam dunia kedokteran, namun dewasa ini Narkoba banyak
disalahgunakan. Bahkan kalangan muda tidak sedikit yang menggunakan narkoba.
Banyak dari mereka yang menggunakan Narkoba dengan alasan untuk
kesenangan batin, namun sayangnya tidak banyak yang mengetahuai bahaya
narkoba. Oleh karena itu selain untuk menyelesaikan tugas dari mata kuliah Bhs.
Indonesia, penulis menyusun makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi
betapa bahayanya Narkoba.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari Narkoba?
2. Apa jenis-jenis narkoba?
3. Bagaimana dampak dari penyalahgunaan narkoba?
4. Bagaimana pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan narkoba
dikalangan remaja?
5. Bagaimana ketentuan pidana bagi yang menyalahgunakan narkoba?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari narkoba;

2
2. Untuk mengetahui jenis-jenis narkoba
3. Untuk mengetahui dampak dari penyalahgunaan narkoba;
4. Untuk mengetahui cara pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan
narkoba dikalangan remaja;
5. Untuk mengetahui ketentuan pidana bagi yang menyalahgunakan narkoba.

1.4 Manfaat
1. Agar para remaja tahu dan sadar bahwa penyalahgunaan narkoba itu
berbahaya dan tidak berguna.
2. Agar tenaga medis dapat menekankan bahaya narkoba kepada remaja.

3
BAB II
KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH

2.1 Pengertian Narkoba


Narkotika berasal dari bahasa Yunani, dari kata Narke, yang berarti beku,
lumpuh, dan dungu. Menurut Farmakologi medis, yaitu “ Narkotika adalah obat
yang dapat menghilangkan (terutama) rasa nyeri yang berasal dari daerah Visceral
dan dapat menimbulkan efek stupor (bengong masih sadar namun masih harus di
gertak) serta adiksi (Darman Flavianus, 2006 : I).
Peristilahan yang banyak digunakan untuk menyebut narkoba adalah
Napza, Naza dan Madat. Menurut pengaruh penggunaannya (effect), akibat
kelebihan dosis (overdosis) dan gejala bebas pengaruhnya (Withdrawal
Syndrome) dan kalangan medis, obat – obatan yang sering disalahgunakan.
Zat/obat sintesis juga dipakai oleh para dokter untuk terapi bagi para pecandu
narkoba itu dibagi ke dalam 2 (dua) kelompok yaitu :
a. Kelompok Narkotika, pengaruhnya menimbulkan euphoria, rasa ngantuk
berat, penciutan pupil mata, dan sesak napas. Kelebihan dosis akan
mengakibatkan kejang – kejang, koma, napas lambat dan pendek –
pendek. Gejala bebas pengaruhnya adalah gambang marah, gemetaran,
panik serta berkeringat, obatnya seperti : metadon, kodein, dan
hidrimorfon.
b. Kelompok Depresent, adalah jenis obat yang berfungsi mengurangi
aktivitas fungsional tubuh. Obat ini dapat membuat si pemakai merasa
tenang dan bahkan membuatnya tertidur atau tidak sadarkan diri.

2.2 Jenis-jenis Narkoba


A. Extacy(amfetamin)
Amfetamin adalah kelompok obat psikoaktif sintetis yang disebut sistem
saraf pusat (SSP) stimulants.stimulan. Amfetamin merupakan satu jenis narkoba
yang dibuat secara sintetis dan kini terkenal di wilayah Asia Tenggara.

4
Amfetamin dapat berupa bubuk putih, kuning, maupun coklat, atau bubuk putih
kristal kecil.

B. Kokain
Kokain adalah zat adiktif yang sangat berbahaya berasal dari tanaman
belukar Erythoxylon Coca yang berasal dari Amerika Selatan. Biasanya daun dari
tanaman belukar ini dikunyah oleh penduduk setempat untuk mendapatkan efek
stimulan. Efek yang ditimbulkan adalah :
a. Menjadi semangat, gelisah dan tidak bisa diam, tidak bisa makan, paranoid dan
leher terganggu.
b. Berat badan menyusut, kejang-kejang, halusinasi dan kerusakan usus ginjal.
c. Berbahaya karena perilaku yang menjurus pada kekerasan merupakan efek
langsung dari penggunanya bahkan bisa menyebabkan Impoten.
Adapun jenis kokain yang selalu dipakai oleh para pecandu Narkoba yaitu :
 Crack Cocain, cara pemakaiannya yaitu dengan cara dihisap seperti
menghisap rokok. Efek psikologis dari crack jauh lebih kuat ketimbang
kokain, akan tetapi sering membuat jiwa si pemakai merasakan ganjil &
aneh sehingga sering membuatnya berubah menjadi brutal.
 Serbuk Cocain, efeknya bagi si Pemakai akan lebih bersemangat, gelisah,
tidak bisa diam, tidak nafsu makan, paranoid, lever terganggu. Penggunaan
yang terus menerus dapat merusakan otot jantung dan bahkan
menyebabkan kematian dan impoten.

C. Opioid (Opiad )
Berasal dari kata opium, jus dari bunga opium, Papaver Somniverum yang
mengandung kira-kira 20 alkohol opium termasuk Morfin. Bahan opioda yang
sering disalahgunakan adalah :
1. Candu
Candu adalah getah tanaman Papaver Somniferum didapat dengan
menyadap (mengores) buah yang hendak masak. Getah yang keluar berwarna
putih dan dinamakan “Lates”, dan kemudian diolah menjadi berwarna coklat tua

5
atau coklat kehitaman. Diperjualbelikan dalam kemasan kotak kaleng dengan
berbagai macam cap antara lain ular, tengkorak, burung elang, bola dunia dan
sebagainya.
2. Morfin
Morfin adalah olahan dari opium atau candu mentah, rasanya pahit
berbentuk tepung halus berwarna putih atau dalam bentuk cairan berwarna, dan
pemakaiannya dengan cara dihisap dan disuntikan.
3. Heroin (Putaw)
Heroin disebut juga putaw, putih, bedak, PT, etep dan lain-lain. Heroin
adalah obat bius yang sangat mudah untuk membuat seseorang kecanduan karena
efeknya sangat kuat, obat ini bisa ditemukan dalam bentuk pil, bubuk juga cairan.
4. Codein
Codein termasuk garam atau turunan dari opium atau candu, biasanya
dijual dalam bentuk pil atau cairan jernih, cara pemakaiannya ditelan atau
disuntikan.
5. Demerol
Nama lainnya adalah Pethudina, pemakaiannya dapat dengan ditelan atau
disuntikan dan dijual dalam bentuk pil cairan tidak berwarna.
Efek yang ditimbulkan dari opioid ini adalah :
a. Mengalami pelambatan dan kekacauan saat berbicara.
b. Kerusakan penglihatan pada malam hari.
c. Mengalami kerusakan pada liver dan ginjal.
d. Peningkatan resiko terkena virus HIV, Hepatitis dan penyakit infeksi lainnya.
e. Penurunan hasrat dalam hubungan sex, kematian karena Overdosis.

D. Daun Ganja
Efek yang akan ditimbulkan adalah efek bagi si pemakai, dapat
menimbulkan rasa senang yang berkepanjangan tanpa sebab, membuat si pemakai
malas, lamban berfikir, dan penglihatan kabur.

6
E. Magadon
Magadon adalah sejenis pil yang cara pemakaiannya yaitu dengan cara
diminum seperti minum obat bias. Efek bagi si pemakai, bicara jadi cadel, jalan
sempoyongan, mudah marah dan banyak bicara.

F. Jamur-jamur tertentu
Jamur adalah sejenis tumbuhan yang biasa disukai banyak orang untuk
dimakan, tetapi ada sebagian orang yang menyalahgunakannya menjadi sejenis
Narkotika sehingga dapat menjadikan seseorang kecanduan. Contohnya jamur
Mashroom (Jamur jenis Psilocybe) yang bisa membuat orang hilang kesadaran,
Halusinasi (Fly). Jamur ini tumbuh di alam liar khususnya di daerah yang lembab
dan seperti hutan, bukit atau di sekitar tinja dari hewan – hewan herbivora liar
yang telah diproses oleh bakteri.

2.3 Dampak Penyalahgunaan Narkoba


Akhir - akhir ini banyak terjadi penyalahgunaan narkoba. Banyak narkoba
beredar di pasaran, misalnya ganja, sabu-sabu, ekstasi, dan pil koplo.
Penyalahgunaan obat jenis narkoba sangat berbahaya karena dapat mempengaruhi
susunan syaraf, mengakibatkan ketagihan, dan ketergantungan, karena
mempengaruhi susunan syaraf. Narkoba menimbulkan perubahan perilaku,
perasaan, persepsi,dan kesadaran. Pemakaian narkoba secara umum dan juga
psikotropika yang tidak sesuai dengan aturan dapat menimbulkan efek yang
membahayakan tubuh. Berdasar efek yang ditimbulkan dari penyalahgunaan
narkoba dibedakan menjadi 3 (Budianto : 1989 ) , yaitu:
1. Depresan, yaitu menekan sistem sistem syaraf pusat dan mengurangi
aktifitas fungsional tubuh sehingga pemakai merasa tenang, bahkan bisa
membuat pemakai tidur dan tak sadarkan diri. Bila kelebihan dosis bisa
mengakibatkan kematian. Jenis narkoba depresan antara lain opioda, dan
berbagai turunannya seperti morphin dan heroin. Contoh yang populer
sekarang adalah Putaw.

7
2. Stimulan, merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan serta
kesadaran. Jenis stimulan: Kafein, Kokain, Amphetamin. Contoh yang
sekarang sering dipakai adalah Shabu-shabu dan Ekstasi.
3. Halusinogen, efek utamanya adalah mengubah daya persepsi atau
mengakibatkan halusinasi. Halusinogen kebanyakan berasal dari tanaman
seperti mescaline dari kaktus dan psilocybin dari jamurjamuran. Selain itu
ada jugayang diramu di laboratorium seperti LSD. Yang paling banyak
dipakai adalah marijuana atau ganja. Harus disadari bahwa masalah
penyalahgunaan narkoba adalah suatu problema yang sangat kompleks,
oleh karena itu diperlukan upaya dan dukungan dari semua pihak agar
dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

2.4 Pencegahan Dan Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba


Penyalahgunaan narkoba atau napza adalah penggunaannya bukan untuk
tujuan pengobatan, tetapi agar dapat menikmati pengaruhnya, dalam jumlah
berlebih, secara kurang lebih teratur, berlangsung cukup lama, sehingga
menyebabkan gangguan kesehatan fisik, gangguan kesehatan jiwa, dan kehidupan
sosialnya. Lebih lanjut dikemukakan bahwa penyalahgunaan Narkoba atau Napza
menjadi masalah yang memprihatinkan, karena terutama menimpa generasi muda
sehingga berpengaruh terhadap masa depan bangsa. Dengan demikian berarti
generasi muda merupakan sasaran strategis mafia perdagangan narkoba atau
napza. Oleh karena itu, perlu dilakukan tindakan pencegahan atau preventif
dilakukan secara aktif melalui pembinaan masyarakat dengan mengadakan
penyuluhan dan bimbingan. (Lydia Harlina Martono dan Satya Joewana, 2006 :
43).
Pencegahan adalah kegiatan penyuluhan dan bimbingan untuk memberi
pengetahuan dan kesadaran, tentang akibat buruk/bahaya penyalahgunaan napza,
untuk meningkatkan ketahanan daya tangkal perseorangan, keluarga atau
masyarakat terhadap masalah penyalahgunaan napza. Upaya pencegahan ini
dilaksanakan melalui kegiatan diskusi, peningkatan kemampuan teknis,

8
penyuluhan sosial. Lebih lanjut dikemukakan bahwa tujuan dari upaya
pencegahan ini (Depsos RI; 2003: 119), yaitu:
1. Terhindar dan terbebasnya generasi muda dari penyalahgunaan napza,
menumbuhkan, memulihkan, dan mengembangkan sosial, misalnya
korban penyalahgunaan napza dapat hidup secara wajar sesuai dengan
norma yang berlaku di masyarakat;
2. Meningkatnya peran aktif masyarakat dalam upaya penanggulangan
penyalahgunaan napza sehingga masyarakat memiliki ketahanan sosial dan
daya tangkal terhadap permasalahan penyalahgunaan napza.
Disamping upaya preventif atau pencegahan terhadap penyalahgunaan
narkoba atau napza, juga pecandu narkotika dan korban penyalahgunaan nwajib
menjalani rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial sebagaimana dikemukakan
pada Pasal 54 dalam UndangUndang RI Nomor 35 Tahun 2009 Tentang
Narkotika. Lebih lanjut pada Pasal 55 ayat (1) dalam Undang-Undang tersebut
dikemukakan: orang tua atau wali dari pecandu Narkotika yang belum cukup
umur wajib melaporkan kepada pusat kesehatan masyarakat, rumah sakit, dan atau
lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial yang ditunjuk oleh pemerintah
untuk mendapatkan pengobatan dan atau perawatan melalui rehabilitasi medis dan
rehabilitasi sosial. Rehabilitasi medis pecandu Narkotika dilakukan di rumah sakit
yang ditunjuk oleh Menteri. Pada Pasal 57 disebutkan, selain melalui pengobatan
dan/atau rehabilitasi medis, penyembuhan pecandu Narkotika dapat
diselenggarakan oleh instansi pemerintah atau masyarakat melalui pendekatan
keagamaan dan tradisional. Sedangkan rehabilitasi sosial mantan pecandu
narkotika diselenggarakan baik oleh instansi pemerintah maupun oleh masyarakat.
Dalam Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan
Sosial, pada Pasal 7 ayat (1) menyebutkan : rehabilitasi sosial dimaksudkan untuk
memulihkan dan mengembangkan kemampuan seseorang yang mengalami
disfungsi sosial agar dapat melaksanakan fungsi sosial secara wajar. Rehabilitasi
sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan secara persuasive,
motivatif, koersif, baik dalam keluarga, masyarakat maupun panti sosial. Upaya
pencegahan, penanggulangan penyalahgunaan dan pemberantasan peredaran

9
Narkoba diperlukan peran serta masyarakat. Masyarakat perlu mengembangkan
program dilingkungannya masing-masing secara bertanggung jawab dan
profesional. Agar program di lingkungan masyarakat dapat berjalan baik
diperlukan pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat adalah suatu
asas penting dalam pengembangan program tersebut (Anonim; Jakarta, 2007:105),
yaitu:
1. Bekerja bersama masyarakat, sehingga menggeser tanggung jawab
perencanaan dan pengambilan keputusan dari lembaga pemerintah dan
profesional kepada masyarakat;
2. Melibatkan semua komponen masyarakat.
Prinsip ini merupakan paradigma dalam pencegahan dan penanggulangan
(terapi dan rehabilitasi) penyalahgunaan narkoba/napza dan pemberian pelayanan
kepada sasaran masyarakat tertentu oleh pemerintah dan profesional tertentu,
menjadi pemberdayaan masyarakat, sehingga mampu mengembangkan dan
melaksanakan rencana kegiatan mereka sesuai dengan kebutuhan. Sebagai
konsekuensinya, metode pencegahan dan penaggulangan harus diubah dari cara-
cara konvensional atau klasikal yang dibantu oleh pemerintah dan para
profesional kepada caracara yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat.
Masyarakat harus didorong agar mampu menyelesaikan masalah mereka sendiri.
Tugas pemerintah sebagai fasilitator mendorong proses membangun kesadaran
masyarakat, membangun sistem, menyusun pedoman, dan melatih tenaga-tenaga
masyarakat agar handal. Dengan demikian pemberdayaan dapat diartikan sebagai
sebuah proses dengan mana orang menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam,
berbagi pengontrolan atas, dan pengaruhnya terhadap kejadian-kejadian serta
lembagalembaga yang mempengaruhi kehidupannya. Pemberdayaan menekankan
bahwa orang memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup
untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi
perhatiannya (lihat Parson, 1994 dalam Edi Suharto, 2005 : 58 – 59).

10
Edi Suharto (2005:39) mengemukakan bahwa masyarakat diartikan dalam
dua konsep, yaitu:
1. Masyarakat sebagai sebuah “tempat bersama”, yakni sebuah wilayah
geografis yang sama. Sebagai contoh, sebuah rukun tetangga, perumahan
di daerah perkotaan atau sebuah kampung di daerah pedesaan;
2. Masyarakat sebagai “kepentingan bersama”, yakni kesamaan kepentingan
berdasarkan kebudayaan dan identitas. Sebagai contoh, kepentingan
bersama pada masyarakat etnis monoritas atau kepentingan bersama
berdasarkan identifikasi kebutuhan tertentu seperti halnya pada kasus para
orang tua memiliki anak dengan kebutuhan khusus (anak cacat fisik) atau
bekas para pengguna pelayanan kesehatan mental.
Kita mempunyai keinginan agar generasi muda terhindar dari bahaya
penyalahgunaan Narkotika. Jika mereka terjerat benda haram itu, maka aset
bangsa berupa sumber daya manusia produktif terganjal, akibatnya melemah daya
pikir. Karena itu kita harus mendorong agar generasi muda memiliki semangat
anti penyalahgunaan Narkoba. Mereka menjadi bagian dari Granat alias gerakan
anti narkotika. Jika mereka aktif menjadi bagian dari kelompok yang anti narkoba,
maka mereka menjadi bagian dari para pemantau penyalahgunaan narkoba di
masyarakat, dan sekaligus menjadi mitra kerja petugas keamanan, baik polisi
maupun lainnya. Ada tiga lembaga yang menjadi sasaran tindakan preventif ini
(Yuanita Fachril, 2007: 101-102), yaitu:
1. Keluarga
a. Peran keluarga dalam pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan
napza membentuk pribadi yang baik. Tiada alasan repot mengurus soal
pekerjaan sehingga orang tua tidak sempat memperhatikan kehidupan
anak yang hidup tanpa kasih sayang. Ayah dan ibu mempunyai
kekuasaan sepenuhnya untuk membentuk pribadi yang baik terhadap
kehidupan anakanak. Kebiasaan hidup, hormat menghormati, sopan
santun terhadap orang tua harus dimulai sejak masih kanank-kanak.
Dalam hal kehidupan beragama pun orang tua yang harus memulainya
dari kecil. Mereka harus dibimbing mengenai Tuhan, mengenai

11
kewajiban, belajar agama sehingga mengetahui berbagai perintah dan
larangan Tuhan.
b. Para orang tua wajib melarang anakanaknya untuk tidak merokok dan
tidak minum minuman keras. Sebagai pintu gerbang penyalahgunaan
narkotika itu kebiasaan merokok dan meminum minuman keras. Dari
kebiasaan merokok akan menanjak maju pada taraf mengisap ganja dan
sampai ia menghisap morfin, kemudian menginjeksi atau menyuntikan
barangbarang berbahaya itu ke dalam tubuhnya.
c. Kontrol Orang tua mengawasi sikap, tingkah laku, dan kebiasaan anak-
anak secara terus menerus, apa yang dibawa anak, apa isi tas sekolah
anak, perlu dikontrol dan bila terdapat hal-hal yang tidak sewajarnya,
anak harus diberi peringatan. Demikian pula siapa teman bermain anak
dan kemana mereka pergi perlu diketahui oleh orang tua.
d. Orang tua mengisi waktu luang anak jangan dibiarkan kosong sehingga
ia berkesempatan untuk berbuat iseng. Isilah waktu luang anak dengan
acaraacara sesuai bakat dan minat yang berguna untuk meningkatkan
keterampilan anak.
2. Sekolah Anak sekolah dari kelompok umur 13 – 20 tahun, masih sangat
rentan terhadap bahaya penyalahgunaan narkoba/napza, mereka berupaya
mencari jati diri. Perkembangan biologi masa pubertas, perkembangan
kejiwaan, rasa ingin tahu yang tinggi dapat menyeret mereka pada
pengalaman yang tidak semestinya. Jadi penting artinya membentengi
mereka dengan langkah-langkah yang tepat. Ada beberapa hal yang perlu
mendapat perhatian dari para pendidik atau para guru untuk menangkal
bahaya penyalahgunaan narkoba/napza di sekolah adalah sebagai berikut:
a. Perlu diadakan penyuluhan dan bimbingan terhadap masalah napza oleh
tenaga ahli semisal dokter sehingga memiliki imunitas atau kekebalan
terhadap bahaya napza.
b. Perlu diadakan kontrol terhadap tempat-tempat yang mencurigakan di
sekolah dan sekitarnya serta diadakan informan khusus. Sekali-sekali

12
diadakan razia narkoba, baik oleh para guru maupun dibantu oleh
petugas dari kepolisian.
c. Hubungan yang harmonis antara pendidik dan siswa, atau antara guru
dan murid, sehingga komunikasi menjadi lancar. Demikian juga perlu
dibina hubungan kerja sama antara pendidik atau para guru dengan
orang tua murid, terutama dalam usaha pengebalan atau imunitas
terhadap bahaya napza.
d. Jika terdapat siswa yang menjadi penghisap ganja atau morfinis lainnya,
para guru tak usah panik, takut akan ancaman anak-anak. Pihak sekolah
harus segera menghubungi pihak kepolisian yang terdekat untuk
penyelidikan lebih lanjut. Demikian pula terhadap tua murid harus
segera diberi tahu agar tidak terjadi salah paham.
e. Murid-murid yang gemar membolos, bandel, berlaku tidak sopan
kiranya perlu mendapat perhatian khusus karena gejala tersebut
merupakan gejala penyalahgunaan napza.
3. Masyarakat Dalam masyarakat terdapat komponen kerohanian seperti
ulama, tokoh masyarakat, pemimpin kepemudaan, dan lain-lain. Para
tokoh masyarakat tersebut bekerjasama member wawasan dari masing-
masing tokoh masyarakat untuk memberi bekal menangkal
penyalahgunaan napza.
Mencegah dan menanggulangi penyalahgunaan nafza, dipandang efektif
apabila kita dapat memerangi pemasok Informasi, barang haram berupa napza dan
memberi pencerahan serta menanamkan kesadaran terhadap para remaja sebagai
pengguna napza. Namun akan lebih efektif lagi apabila dalam upaya mencegah
dan menanggulangi penyalahgunaan napza melibatkan peran serta masyarakat
sebagaimana tertuang dalam UndangUndang RI Nomor 35 Tahun 2009 Tentang
Narkotika Pasal 104 dan 105, serta Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 1977
Tentang Psikotropika Pasal 54 ayat (1, 2, dan 3 ). I

13
2.5 Ketentuan pidana penyalahgunaan narkoba
Ketentuan pidana pada saat ini telah terjadi beberapa perubahan yang
cukup prinsipal dan mendasar dari UU No 22 tahun 1997 ke UU No 35 tahun
2009 ini, dimana pada undang-undang terdahulu jumlah pasal dalam ketentuan
pidana ini hanya berjumlah 23 pasal dan berkembang menjadi 35 pasal pada
undang-undang terbaru.Secara umum UU No 35 tahun 2009 ini memiliki
ancaman hukuman pidana penjara yang lebih berat daripada UU No 22 tahun
1997 demikian pula dengan ancaman hukuman denda yang diberikan juga lebih
berat. Beberapa pokok perubahan tersebut diantaranya adalah :
a. Penggunaan sistem pidana minimal pada undang-undang terbaru dikenal
sistem pidana minimal dimana pada undang-undang sebelumnya hal
tersebut tidak ada. Hal ini terutama pada para pelaku penyalahgunaan
narkotika Golongan I.
b. Semakin beratnya hukuman bagi pelaku yang melanggar penggunaan
narkotika baik jenis Golongan I , II ,maupun III dibandingkan UU No 22
tahun 1997,misalnya untuk Golongan I baik itu menyimpan , membawa
maupun memiliki dan menggunakan menjadi minimal 4 tahun dan
maksimal 12 tahun, kemudian di ikuti dengan semakin beratnya pidana
denda dari Rp.500.000.000 (lima ratus juta rupiah) menjadi minimal Rp
800.000.000 (delapan ratus juta rupiah) dan maksimal Rp.8.000.000.000
(delapan milyard rupiah).
c. Semakin beratnya hukuman bagi para pelaku dengan jumlah barang bukti
yang banyak/jumlah besar, misalnya untuk pelanggaran terhadap narkotika
Golongan I yang melebihi berat 1 kg atau 5 batang pohon (jenis tanaman)
atau barang bukti melebihi 5 gram (untuk jenis bukan tanaman) maka
pelaku di pidana dengan pidana seumur hidup atau minimal 5 tahun dan
maksimal 20 tahun dan pidana dendanya ditambah 1/3.
d. Selanjutnya bagi penyalahgunan narkotika yang merupakan korban
penyalahgunaan narkotika wajib menjalani rehabilitasi medis dan
rehabilitasi sosial (Pasal 127 ayat (3) UU No 35 tahun 2009).

14
e. Hal yang cukup menarik adalah apa yang tertera dalam pasal 128 UU No 35
tahun 2009 dimana orang tua atau wali pecandu yang belum cukup umur
yang tidak melaporkan maka dapat dipidana dengan pidana kurungan 6
bulan atau denda 1 juta rupiah (ayat 1), sedangkan untuk pecandu narkotika
dibawah umur dan telah dilaporkan sebagaimana pasal 55 ayat (1) maka dia
tidak dapat dipidana, kemudian untuk pecandu narkotika yang telah cukup
umur dan sedang menjalani rehabilitasi medis juga tidak dituntut pidana
(ayat 3).
f. Ancaman hukuman bagi PPNS dan Penyidik Polri/BNN yang tidak
menjalankan kewajibannya sebagaimana dimaksud pada pasal 88 dan 89
(PPNS) dan pasal 87,89,90,91(2,3),dan pasal 92 (1,2,3,4).

15
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1 Lokasi dan waktu


Lokasi yang kami ambil adalah lokasi didaerah kecamatan Batuan
Sumenep tepatnya di SMAN 01 BATUAN SUMENEP dan waktu pelaksanaanya
hari senin 05 Desember 2016 jam 09.00 WIB.
3.2 Kelompok sasaran
Target kami adalah para remaja yang masih menempuh pendidikan SMA.
Karena remaja gampang terpengaruh terhadap pergaulan yang salah sebagian
besar target pengidar adalah para para remaja.
3.3 Metode pelaksanaan kegiatan
Menggunakan metode ceramah memberi penjelasan dan pengertian kepada
siswa tentang dampak dan pengaruh narkoba terhadap kesehatan, selanjutnya
memberikan posttest kepada siswa siswi dan yang berhasil menjawab akan
mendapat hadiah. Media yang digunakan antara lain: proyektor, laptop, sound
system, micropon, dan video.
3.4 Langkah-langkah kegiatan
Berikut langkah-langkah kegiatan penyuluhan tentang narkoba:
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
Pembukaan - Menjawab
- Memberikan salam salam
1. 5 menit - Memperkenalkan diri - Mendengarkan
- Do’a dan
memperhatikan
Sambutan - Mendengarkan
2. 5 menit - Sambutan dari ketua penanggung jawab dan
memperhatikan
Materi - Mendengarkan
- Menjelaskan pengertian narkoba dan
3. 15 menit - Menjelaskan jenis-jenis narkoba memperhatikan
- Menjelaskan mengapa orang memakai
narkoba

16
- Menjelaskan dampak penyalahgunaan
narkoba
- Menjelaskan hukuman yang didapatkan
dari penyalahgunaan narkoba
Quis - Menjawab quis
- Memberikan pertanyaan kepada audien
4. 15 menit
- Memberikan hadiah kepada audien

Penutup - Mendengarkan
- Kesimpulan dan saran dan
5. 5 menit - Salam penutup memperhatikan
- Menjawab
salam

17
BAB IV
HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Kegiatan


 Evaluasi Struktur
a. Tempat pelaksaan kegiatan tersedia
b. Media dan alat tersedia
c. Peserta hadir pukul 09.35 WIB
d. Pelaksanaan berjalan tidak sesuai dengan rencana kegiatan
- Seharusnya penyuluhan dilaksanakan pukul 09.00 menjadi pukul 09.15
WIB dikarenakan kepala sekolah dan para guru-guru masih
mengadakan rapat
- Diawal penyuluhan terhambat karena ruang untuk acara penyuluhan
belum dibuka (kunci ruangan dibawa guru olahraga yang masih rapat)
 Evaluasi Proses
a. Partisipasi aktif dari siswa/i SMAN 01 BATUAN
b. Adanya quis
c. Peserta menjawab pertanyaan yang diberikan oleh pemateri
- Pertanyaan dari pemateri : apa pengertian dari narkoba?
Yang menjawab : Syaiful Barri
Jawaban : Narkoba adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilang rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan.
 Evaluasi Hasil
a. Peserta yang hadir sebanyak 30 orang
b. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan dari hasil quis
menggambarkan bahwa keberhasilan penyuluhan tentang penyalahgunaan
obat-obatan pada remaja adalah 70% (baik).

18
 Peran Serta Mitra (Audien)
Penyuluhan berjalan lancar, para siswa dan siswi SMAN 01 BATUAN
antusias dalam mendengarkan pemateri, pemateri menjelaskan tentang pengertian,
seluk beluk dan dampak negatif dari penyalahgunaan narkoba. Para siswa dan
siswi memperhatikan dan mendengarkan pemateri, para siswa dan siswi mengerti
dan memahami tentang bahaya narkoba. Kemudian pemateri memberikan
pertanyaan kepada para siswa dan siswi dan yang bisa menjawab akan
mendapatkan hadiah dari pemateri, banyak para siswa dan siswi yang bisa
menjawab dengan benar dan tepat pertanyaan yang diberikan oleh pemateri, bukti
tersebut menunjukkan bahwa mereka mengerti materi yang disampaikan.

4.2 Pembahasan
Siswa dan sisiwi SMAN 01 BATUAN kebanyakan dari mereka berasal
dari luar daerah Batuan. Mereka membutuhkan pengetahuan dan bimbingan dari
guru atau mahasiswa pengetahuan tentang dampak negatif dari penyalahgunaan
narkoba. Sebab sasaran dari pengedar narkoba adalah remaja, karena masa remaja
adalah masa emosional yang labil, remaja mempunyai rasa ingin tahu yang sangat
tinggi terhadap sesuatu yang baru, dan remaja adalah penerus bangsa, bangsa luar
yang ingin merusak negara Indonesia dengan cara menghancurkan moral para
generasi muda yaitu remaja. Penyuluhan disini bertujuan untuk memberikan
pengetahuan kepada para siswa dan siswi di SMAN 01 BATUAN agar mereka
lebih berhati-hati kedepannya dalam menghadapi pergaulan. Dengan adanya
teknologi yang semakin canggih. Terutama untuk para siswa dan siswi yang dari
luar desa Batuan tapi bersekolah diSMAN 01 BATUAN, karena mereka yang dari
luar desa batuan jauh dari pengawasan orangtua dan sebagian dari mereka
bertempat tinggal dirumah kost. Dengan adanya penyuluhan ini mereka
diharapkan lebih berhati-hati dalam bergaul dengan cara mempertebal iman,
selalu ingat masa depan, menyalurkan hobi yang positif, ingat orangtua, selektif
dalam berteman.

19
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Narkoba adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan
atau perubahan kesadaran, hilang rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan. Narkoba adalah barang yang
sangat berbahaya yang bisa merusak susunan saraf dan bisa merubah kepribadian
seseorang menjadi semakin buruk. Dampak negatif narkoba bisa merusak moral
dan menimbulkan dampak negatif pada tubuh baik secara fisik maupun secara
psikologi, yang kita perangi disini bukan anti narkoba melainkan
penyalahgunaannya. Salah satu tips untuk para siswa dan siswi agar terhindar dari
penyalahgunaan narkoba adalah selektif dalam memilih teman, bergaullah dengan
teman yang memiliki sikap positif maka diri kita juga akan cenderung memiliki
pemikiran dan sikap positif.

5.2 Saran
Diharapkan setelah penulis menyusun Laporan ini Anak Remaja sadar
akan bahayanya mengkonsumsi narkoba dan menyalahgunakan narkoba.
Karena jika seseorang sudah menggunakan narkoba, orang tersebut akan
mengalami kecanduan kemudian akan mengalami kematian.

20
DAFTAR PUSTAKA

A.W. Widjaya, 1985. Masalah Kenakalan Remaja Dan Penyalahgunaan


Narkotika, Bandung: Penerbit Armico.
Anonim; 2007. Ancaman Narkoba Bagi Generasi Bangsa: Mengenal, Mencegah
dan Menanggulangi Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Bahan
Adiktif Lainnya, Jakarta : Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Budianto. 1989. Narkoba dan Pengaruhnya. Bandung: Ganeca Exact.
Darman, Flavianus. 2006. Mengenal Jenis dan Efek Buruk Narkoba, Jakarta:
Visimedia.
Departemen Sosial RI. 2003. Pola Operasional Pelayanan dan Rehabiltasi Sosial
Korban Narkotika, Peikotropika dan Zat Adiktif Lainnya (NAPZA),
Jakarta: Departemen Sosial RI.
Fachril, Yuanita. 2007. Narkoba, Mengenal Untuk Menangkal, Bandung: CV.
Sarana Penunjang Pendidikan.
Martono, Lydia Harlina dan Joewana, Satya. 2006. Belajar Hidup Bartanggung
Jawab, Menangkal Narkoba dan Kekerasan, Jakarta: Balai Pustaka.
Satgas Luhpen Narkoba Mabes Polri. 2001. Penanggulangan Penyalahgunaan
Narkoba, Jakarta: Penerbit PT. Tempo Scan Pacifik Tbk.
Sudarman, Momon. 2008. Sosiologi Untuk Kesehatan, Jakarta: Salemba Medika.
Suharto, Edi. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian
Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial,
Bandung: PT Rafika Aditama.
Undang undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika (UU Narkotika)
Undang-undang Nomor 22 Tahun 1997 Tentang Narkotika dan Undang-
undang Nomor 5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2009 Tentang
Kesejahteraan Sosial, Jakarta : Departemen Sosial RI

21
LAMPIRAN
Gambar A

Proses pengisian daftar hadir

Gambar B

Proses pembukaan acara

22
Gambar C

Proses pemberian materi

Gambar D

Proses pemberian pertanyaan (Quis)

23
Gambar E

Proses pemberian hadiah oleh moderator

Gambar F

Foto bersama

24
Gambar G

Daftar Hadir Peserta

Gambar H

Media Penyuluhan Memakai PPT (Power Point 2010)

25

Você também pode gostar