Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Pemboran adalah suatu kegiatan atau pekerjaan membuat lubang dengan diameter dan
kedalaman yang sudah ditentukan. Dalam pembuatan lubang untuk mencapai kedalaman
tertentu tersebut, yang harus diperhatikan adalah mempertahankan ukuran diameter lubang.
Pekerjaan terpenting yang lain adalah membawa serpihan batuan (cutting) ke permukaan.
2. Perbedaan exploration, development dan abandonment well?( jenis* sumur )
Sumur Eksplorasi : sumur untuk membuktikan adanya cadangan hidrokarbon.
Sumur Development : sumur pengembangan (menambah produksi suatu lapangan).
Sumur Abandonment : sumur yang sudah ditutup karena dianggap sudah ekonomis,
adanya kerusakan formasi, atau karena tekanan reservoirnya sudah sangat rendah.
3. Personil pemboran?
- Company man
- Tool pusher
- Driller
- Derrickman
- Rotary helper
- Motor man
- Rig mechanic.
- Rig electrician
- Mud engineer
- Mud logger
- Casing and cementing crew
4. Komponen drilling rig? ( Sistem pemboran )
a. Hoisting System (Sistem Pengangkatan)
Supporting Structure : konstruksi menara yang ditempatkan diatas titik bor.
Hoisting Structure : drawwork, overhead tools (crown block, travelling block,
monkey board), dan drilling line.
b. Rotary System (Sistem Putar)
Mud Pit
Mud Pump (piston dan sentrifugal)
Hose (selang)
Stand Pipe
Removal Equipment : Shale Shaker, Desender, (pasir), Desilter (komponen
terhalus), dan Degasser (gas).
d. Mud Additif
Weighting agent (untuk menaikkan densitas) : barite, galena
Viscofier (mengentalkan mud) : bentonite, asphalt
Fluid loss reducer (menurunkan filtration loss) : cmc
Thinner (mengencerkan mud) : fosfat
Emulsifier : atlasol
2. Well Control
Mengontrol tekanan formasi, salah satunya dengan memastikan bahwa tekanan lubang
bor lebih besar daripada tekanan formasi (kontrol primer) atau dengan menutup BOP valves
di permukaan (kontrol sekunder), umumnya disebut dengan menjaga tekanan sumur dibawah
kontrol atau biasanya disebut well control.
a. Fungsi Casing
Mencegah runtuhnya lubang bor atau caving.
Mencegah kontaminasi air tawar oleh lumpur pemboran.
Menutup zona bertekanan abnormal dan zone lost.
Membuat diameter sumur tetap.
Mencegah hubungan langsung antar formasi.
Tempat kedudukan BOP dan peralatan produksi.
b. Klasifikasi Casing
4. Cementing
a. Fungsi cementing
Melindungi atau mengisolasi casing dari formasi
Menguatkan formasi
Mengurangi kemungkinan blow out
Menutup lubang perforasi
b. Jenis-Jenis Cementing
Primary Cementing : proses penyemenan awal setelah atau selama proses
pemboran
Secondary (Re-cementing) : proses penyemenan yang dilakukan ketika
penyemenan pertama mengalami kerusakan atau
belum sempurna. Seperti memperbaiki kebocoran
pada casing dan menyemen ulang atau menutup
lubang perforasi (squeeze cementing).
c. Sifat-Sifat Semen
Densitas
Thickening Time : waktu yang dibutuhkan semen untuk mengeras.
Waitin On Cement (WOC) : waktu yang dibutuhkan dimuai dari mixing sampai
proses cementing berakhir.
Filtration Loss : hilangnya semen ke dalam formasi.
Water Cement Ratio (WCR) : kandungan air di dala semen. Jika semen cair, maka
thickening time nya akan besar. Jika semen kental,
semen akan mengeras sebelum waktunya.
Impermeable : kedap air
Compressive Strength : ketahanan semen menahan tekanan dari segala arah
formasi (horizontal).
Shear Strength : ketahanan untuk menahan berat casing (vertikal).
d. Additif Semen
Accelerator : mempercepat pengerasan
Retarder : memperlambat pengerasan
Extender : menambah volume
Weighting Agent : memperbesar densitas
Thinner : mengurangi viskositas
Fluid Loss Control Agent : menjaga nilai WCR
a. Shale Problem
Formasi yang runtuh dapat menyebabkan: lubang bor membesar, pipa bor terjepit,
penyemenan yang kurang sempurna, bertambahnya kebutuhan lumpur dan kesulitan
logging.
Gejala yang timbul yang sering tampak bila sedang mengalami masalah shale:
1. Tekanan pompa naik.
2. Serbuk bor bertambah.
3. Air filtrasi bertambah banyak
4. Ada banyak endapan serbuk bor di dalam lubang bor.
5. Terjadi gumpalan pada pahat (bit bailing).
6. Terjadi perubahan sifat-sifat lumpur, antara lain: berat lumpur bertambah dan
viskositas lumpur naik.
Beberapa penyebab terjadinya shale problem dari kelompok mekanis antara lain:
1. Erosi, karena kecepatan lumpur di annulus yang terlalu tinggi.
2. Gesekan pipa bor terhadap dinding lubang bor.
3. Adanya penekanan (pressure surge) atau penyedotan (swabbing) pada waktu cabut
dan masuk pahat (tripping).
4. Adanya tekanan dari dalam formasi.
5. Adanya air filtrasi atau lumpur yang masuk ke dalam formasi.
b. Pipe Stuck
Penyebab terjepitnya rangkaian pipa bor pada sumur pemboran adalah karena
adanya differential sticking (beda tekanan hidrostatik dari kolom lumpur melebihi
tekanan dari formasi yang permeable) maupun mechanical sticking (terjadi secara
mekanis, misalnya rangkaian bor diturunkan terlalu cepat sehingga menghantam dasar
lubang).
c. Lost Circulation
Hilang lumpur tejadi karena dua faktor, yakni: faktor mekanis dan faktor formasi.