Você está na página 1de 15

Makalah

ABORTUS
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas
Dosen Pengampu : Dheny Rhomatika Ssit.,M.Kes

Di Susun Oleh :

Kelompok I

1. Ahcmad Rifai (P16001)


2. Desi Wulandari (P16011)
3. Etik Indah Kurniasari (P16021)
4. Laras Wati (P16031)
5. Revaldy David Suka D (P16041)
6. Wildan Aulia Ahmad (P16051)

PRODI D3 KEPERAWATAN
STIKES KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah dengan
judul ”Abortus” ini sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan.
Dalam penulisan makalah ini penulis berusaha menyajikan bahan dan bahasa
yang sederhana, singkat serta mudah dicerna isinya oleh para pembaca. Penulis
menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna serta masih terdapat kekurangan dan
kekeliruan dalam penulisannya, maka penulis berharap adanya masukan dari berbagai
pihak untuk perbaikan dimasa yang akan mendatang.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan
dipergunakan dengan layak sebagaimana mestinya.

Surakarta, 12 Maret 2017

Penyusun

DAFTAR ISI

ii
HALAMAN JUDUL...............................................................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................2

A. Latar Belakang Masalah………………………………………….............................................................2

B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………………………………………………2

C. Tujuan Penulisan……………………………………………………………………………………………………………….3

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................4

A. Definisi………………………………………………………………………………………………………………………………4

B. Jenis Abortus.........................................................................................................................4

C. Etiologi..................................................................................................................................5

D. Manifestasi Klinis..................................................................................................................6

E. Komplikasi............................................................................................................................7

F. Pemeriksaan Penunjang.........................................................................................................7

G. Penatalaksanaan.....................................................................................................................7

H. Patofisiologi dan Pathway....................................................................................................9

I. Diagnosa Keperawatan........................................................................................................10

BAB III PENUTUP..............................................................................................................11

A. Kesimpulan..........................................................................................................................11

B. Saran....................................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Menjalani kehamilan itu berat, apalagi kehamilan yang tidak dikehendaki.
Terlepas dari alasan apa yang menyebabkan kehamilan, aborsi dilakukan karena
terjadi kehamilan yang tidak diinginkan. Apakah dikarenakan kontrasepsi yang
gagal, perkosaan, ekonomi, jenis kelamin atau hamil di luar nikah.
Hasil riset Allan Guttmacher Institute ( 1989 ) melaporkan bahwa setiap
tahun sekitar 55 juta bayi digugurkan. Angka ini memberikan bukti bahwa setiap
hari 150.658 bayi dibunuh, atau setiap menit 105 nyawa bayi direnggut sewaktu
masih dalam kandungan.
Janin : ( Manusia dalam Rahim ) Pengguguran kandungan alias aborsi
( abortus, bahasa Latin ) secara umum dapat dipilah dalam dua kategori, yakni
aborsi alami ( abortus natural ) dan aborsi buatan ( abortus provocatus ), yang
termasuk didalamnya abortus provocatus criminalis, yang merupakan tindak
kejahatan dan dilarang di Indonesia ( diatur dalam pasal 15 ayat 2 Undang -
undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 ). Aborsi tidak hanya
dilakukan oleh para wanita berstatus istri yang bermaksud menghentikan
kelangsungan kandungannya, tetapi juga banyak penyandang hamil pra-nikah
melakukannya.
Kecenderungan melakukan aborsi ini tak lepas dari pandangan terhadap
hakikat kapan kehidupan anak manusia dimulai.
Aborsi merupakan masalah yang kompleks, mencakup nilai-nilai religius,
etika, moral dan ilmiah serta secara spesifik sebagai masalah biologi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan Abortus?
2. Apa Jenis Abortus?
3. Apa Etiologi Abortus?
4. Bagaimana Manifestasi Klinis Abortus?
5. Apa Komplikasi Abortus?

1
6. Apa Pemeriksaan Penunjang Abortus?

2
2

7. Bagaimana Penatalaksanaan Setelah Abortus?


8. Bagaimana Patofisiologi Abortus?
9. Apa Diagnosa Abortus?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Definisi Abortus.
2. Untuk Mengetahui Jenis Abortus.
3. Untuk Mengetahui Penyebab Abortus.
4. Untuk Mengetahui Tanda Dan Gejala Abortus.
5. Untuk Mengetahui Komplikasi Abortus.
6. Untuk Mengetahui Pemeriksaan Penunjang Abortus.
7. Untuk Mengetahui Penatalaksaan Abortus.
8. Untuk Mengetahui Proses Terjadinya Abortus.
9. Untuk Mengetahui Diagnose Abortus.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi
Abortus adalah terhentinya kehamilan sebelum minggu ke 20 (dihitung
dari hari pertama menstruasi terakhir). Definisi lain menyebutkan abortus adalah
pengeluaran hasil konsepsi dengan berat < 500 gram. (Nugroho, 2012)
Abortus adalah gugurnya kandungan. Keguguran itu sendiri berarti
berakhirnya kehamilan sebelum fetus (janin) dapat hidup sendiri di luar
kandungan. Batas umur kehamilan 28 minggu dan berat badan fetus yang keluar
kurang dari 1000 mg. (Bambang, 1982)
Abortus (Keguguran) merupakan pengeluaran hasil konsepsi sebelum
janin dapat hidup di luar kandungan yang menurut para ahli ada sebelum usia 16
minggu dan 28 minggu dan memiliki BB 400-1000 gram, tetapi jika terdapat fetus
(janin) hidup dibawah 400 gram itu dianggap keajaiban karena semakin tinggi BB
anak waktu lahir makin besar kemungkinan untuk dapat hidup terus (Amru
Sofian, 2012)

B. Jenis Abortus
Berdasarkan kejadian dapat dibagi atas dua golongan :
1. Abortus spontan (spontaneous abortion)
Adalah abortus yang terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor mekanis
ataupun medisinalis, semata-mata disebabkan oleh faktor-faktor alamiah.
Sekitar 15%-20% terminasi kehamilan merupakan abortus spontan.
2. Abortus provokatus (induced abortion)
Adalah abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat-obatan maupun
alat –alat. Abortus ini dibagi lagi menjadi :
a. Abortus medisinalis (therapeutic abortion)
Adalah abortus karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila
kehamilan dilanjutkan, dapat membahayakan jiwa ibu
(Berdasarkan indikasi medis). Biasanya perlu mendapatkan
persetujuan 2 sampai 3 kali dokter ahli.

3
4

b. Abortus kriminalis (criminal abortion)


Adalah abortus yang terjadi karena tindakan-tindakan yang tidak
legal atau tidak berdasarkan indikasi medis.

C. Etiologi
Faktor-faktor yang menyebabkan kematian fetus yaitu faktor ovum itu sendiri,
faktor ibu, dan faktor bapak (Amru sofian, 2012).
1. Kelainan ovum
a. Ovum patologis
b. Kelainan letak embrio
c. Plasenta yang abnormal
2. Kelainan genetalia ibu
a. Anomali kongenitial (hipoplasia uteri, uterus bikornis, dll)
b. Kelainan letak dari uterus seperti retrofleksi uteri fiksata
c. Tidak sempurnanya persiapan uterus dalam menanti nidasi dari ovum
yang sudah dibuahi, seperti kurangnya progesteron atau esterogen,
endometritis, mioma submukosa.
d. Uterus terlalu cepat teregang (kehamilan ganda, mola)
e. Distorsio uterus, misalnya karena terdorong oleh tumor pelvis.
3. Gangguan sirkulasi plasenta
4. Penyakit – penyakit ibu
a. Penyakit infeksi yang menyebabkan demam tinggi seperti pneoumonia,
tifoid, pielitis, rubeola, demam malta, dll
b. Keracunan Pb, nikotin, gas racun, alkohol, dll
c. Ibu yang asfiksia seperti pada dekompensasi kordis,penyakit paru berat,
anemia gravis
d. Malnutrisi, avitaminosis, gangguan metabolisme, hipotiroid,
kekurangan vitamin A, C, atau E, diabetes miletus

5. Antagonis rhesus
Darah ibu yang melalui plasenta merusak darah fetus, sehingga menjadi
anemia pada fetus yang berakibat meninggalnya fetus.
6. Terlalu cepatnya korpus liteum menjadi atrofis.
7. Perangsangan terhadap ibu yang menyebabkan uterus berkontraksi. Seperti
sangat terkejut, obat-obat uterotonika, laparotomi dll
8. Penyakit bapak : Usia lanjut, penyakit kronis.

D. Manifestasi Klinis
Klinis abortus spontan
1. Abortus Immines (threatened abortion)
Keguguran tingkat permulaan. Keguguran belum terjadi sehingga kehamilan
dapat dipertahankan dengan cara : tirah baring, gunakan preparat
5

progesteron,tidak berhubungan badan, evaluasi secara berkala dengan USG


untuk melihat perkembangan janin.
2. Abortus Insipien
Adalah proses keguguran yang sedang berlangsung sebelum kehamilan
berusia 20 minggu dan konsepsi masih didalam uterus. Ditandai dengan
adanyan rasa sakit karena telah terjadi kontraksi rahim untuk mengeluarkan
hasil konsepsi. Ostium bisa ditentukan sudah terbuka dan kehamilan tidak
dapat dipertahankan.
3. Abortus Inkompletus (keguguran bersisa)
Hanya sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluarkan, yang tertinggal adalah
desidua atau plasenta. Gejala : amenorea, sakit perut, mulas-mulas, perdarahan
sedikit / banyak, dan biasa berupa stolsel (darah beku), sudah ada fetus atau
jaringan yang keluar, tetapi jika perdarahan belum berhenti karena konsepsi
belum keluarsemua akan menyebabkan syok. Ini terjadi sebelum kehamilan
berusia 20 minggu.
4. Abortus komplitus (keguguran lengkap)
Artinya seluruh hasil konsepsi dikeluarkan (desidua dan fetus), sehingga
rahim kosong.

5. Missed Abortion
Adalah keadaan dimana janin yang telah mati masih berada didalam rahim
sebelum berusia 20 minggu tetapi hasi konsepsi masih tertahan dalam
kandungan selama 6 minggu atau lebih, dapat diketahui dengan USG.

E. Komplikasi
1. Perdarahan (hemorrhage)
2. Perforasi, sering terjadi diwaktu dilatasi dan kuratase yang dilakukan oleh
tenaga yang tidak ahli seperti bidan dan dukun
3. Infeksi dan tetanus
4. Payah ginjal akut
5. Syok karena perdarahan banyak dan infeksi berat atau sepsis

F. Pemeriksaan Penunjang
1. Tes kehamilan dengan hasil positif bila janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu
setelah abortus
2. Pemeriksaan Doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup
3. Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortion

G. Penatalaksanaan
1. Abortus imminens
a. Tirah baring total
6

b. Jangan melakukan aktifitas fisik berlebihan atau hubungan seksual


c. Jika perdarahan berhenti, lakukan asuhan antenatal seperti biasa, lakukan
penilaian jika perdarahan terjadi lagi. Jika perdarahan terus berlangsung,
nilai kondisi janin (uji kehamilan atau USG). Jika perdarahan berlanjut,
khususnya jika ditemukan uterus yang lebih besar dari yang diharapkan,
mungkin menunjukan kehamilan ganda atau mola.
2. Abortus insipien
a. Jika usia kehamilan kurang 16 minggu, lakukan evaluasi uterus dengan
aspirasi vakum manual. Jika evaluasi tidak dapat, segera berikan
ergometrin 0,2 mg intramuskuler (dapat diulang sesudah 4 jam bila perlu).
Kemudian segera lakukan persiapan untuk mengeluarkan hasil konsepsi
dari uterus.
b. Jika usia kehamilan lebih 16 minggu,tunggu ekspulsi spontan hasil
konsepsi lalu evaluasi sisa-sisa hasil konsepsi . Jika perlu, lakukan infus
20 unit oksitosin dalam 500 ml cairan intravena (garam fisiologik atau
larutan ringer laktat) dengan kecepatan 40 tetes per menit untuk membantu
ekplusi hasil konsepsi.
3. Abortus inkomplit
a. Jika perdarahan tidak seberapa banyak dan kehamilan kurang 16
minggu, evaluasi dapat dilakukan secara digital dengan cunam ovum
untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang keluar melalui serviks. Jika
perdarahan berhenti, beri ergometrin 0,2 mg intramuskuler atau
misoprostol 400 mcg per oral.
b. Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilam
kurang 16 minggu, evaluasi sisa hasil konsepsi dengan aspirasi vakum
manual. Evakuasi dengan kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan jika
aspirasi vakummanual tidak tersedia. Jika evakuasi belum dapat
dilakukan segera, beri ergometrin 0,2 mg intramuskuler (diulang
setelah 15 menit bila perlu) atau misoprostal 400 mcg per oral (dapat
diulang setelah 4 jam bila perlu).
c. Jika kehamilan lebih 16 minggu, berikan infus oksitosis 20 unit dalam
50 ml cairan intravena (garam fisiologik atau ringer laktat) dengan
kecepatan 40 tetes per menit sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi.
Jika perlu berikan misoprostol 200 mcg per vagina setiap 4 jam sampai
7

terjadi ekspulsi hasil konsepsi (maksimal 800 mcg). Evaluasi sisa hasil
konsepsi yang tertinggal dalam uterus.
4. Abortus komplit
a. Tidak perlu evaluasi lagi
b. Observasi untuk melihat adanya perdarahan
c. Apabila terdapat anemia sedang, berikan tablet sulfat ferrosus 600 mg per
hari selama 2 minggu. Jika anemia berat berikan transfusi darah.
(Rustam Mochtar)
5. Abortus terapeutik
Menurut Sastrawinata (2005), abortus terapeutik dapat dilakukan dengan cara:
a. Kimiawi
Pemberian secara ekstrauterin atau intrauterin obat abortus, seperti :
prostaglandin, antiprogseteron atau oksitosin
b. Mekanis
c. Pemasangan bantang laminaria atau dilapan akan membuka serviks
secara perlahan dan tidak traumatis sebelum kemudian dilakukan
evakuasi dengan kuret tajam atau vakum.
d. Dilatasi serviks dilanjutkan dengan evakuasi, dipakai dilator hegar
dilanjutkan dengan kuretasi.
e. Histerotomi/histerektomi.

H. Patofisiologi dan Pathway


1. Patofisiologi
Patofisiologi terjadinya abortus ( keguguran ) mulai dari terlepasnya
sebagian atau seluruh jaringan plasenta, yang menyebabkan perdarahan
sehingga janin kekurangan nurtrisi dan O2. Pengeluaran tersebut dapat
terjadi spontan seluruhnya atau sebagian masih tertinggal, yang
menyebabkan berbagai penyulit. Oleh karena itu keguguran memberikan
gejala umum sakit perut karena kontraksi rahim, terjadi perdarahan, dan
disertai pengeluaran seluruh atau sebagian hasil konsepsi.

2. Pathway

Fisiologi organ terganggu. Abortus (mati janin < 16-28


penyakit ibu/bapak minggu /BB<400-1000 gram)
8

Abortus Spontan Abortus Provokatus

 Imminens  Ab medisinalis

 Ab Insipiens  Ab kriminallis

 Ab inkompletus
Intoleransi Aktivitas
 Ab komplitus

 missed abortion
Gangguan rasa nyaman

Nyeri Abdomen

Curetase Kurang pengetahuan Ansietas

Post Anastesi Jaringan Resiko infeksi


terputus/terbuka
Penurunan syaraf
Oblongata

Nyeri gangguan Invasi Bakteri


Penurunan syaraf pemenuhan ADL
vegetatif

Pendarahan
Peristaltik Penyerapan cairan di
kolon

-Kekurangan volume cairan.


Gangguan eliminasi
I. Diagnosa Keperawatan -Resiko syok (Hipovolemik)
(konstipasi)
1. Kekurangan Volume Cairan b.d Perdarahan
2. Intoleransi Aktivitas b.d Kelemahan, Penurunan Sirkulasi
3. Nyeri Akut b.d Kerusakan Jaringan Intra Uteri
4. Resiko Infeksi b.d Kondisi Vulva Lembab
5. Ansietas b.d Kurangnya Pengetahuan
9

6. Resiko Syok (Hipofolemik) b.d Perdarahan Pervagina


7. Konstipasi b.d Kehamilan
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Menjalani kehamilan itu berat, apalagi kehamilan yang tidak dikehendaki.
Terlepas dari alasan apa yang menyebabkan kehamilan, aborsi dilakukan karena
terjadi kehamilan yang tidak diinginkan. Apakah dikarenakan kontrasepsi yang
gagal, perkosaan, ekonomi, jenis kelamin atau hamil di luar nikah. Aborsi hanya
dilakukan oleh tenaga profesional yang terdaftar dan memperoleh izin untuk itu,
yaitu dokter spesialis kebidanan dan genekologi atau dokter umum yang
mempunyai kualifikasi untuk itu. Aborsi hanya boleh dilakukan pada usia
kehamilan kurang dari 12 minggu (untuk usia diatas 12 minggu bila terdapat
indikasi medis). Ada dua jenis abortus, yaitu abortus spontan (spontaneous
abortion) adalah abortus yang terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor mekanis
ataupun medisinalis, semata-mata disebabkan oleh faktor-faktor alamiah dan
abortus provokatus (induced abortion) adalah abortus yang disengaja, baik dengan
memakai obat-obatan maupun alat –alat.

B. Saran
Abortus hendaknya dilakukan jika benar-benar terpaksa karena
bagaimanapun didalam kehamilan berlaku kewajiban untuk menghormati
kehidupan manusia dan abortus hendaknya dilakukan oleh tenaga profesional
yang terdaftar. Berusahalah agar diri anda tidak sampi melalukan hal yang seperti
itu karena sama saja anda membunuh nyawa seseorang (bayi) dan itu
hukumannya sangat berat baik didunia maupun di akirat nanti. Jagalah diri anda
baik-baik dan jagalah keluarga anda.

11
DAFTAR PUSTAKA

Amru, Sofian & Rustam, Mochtar. 2012. Synopsis Obstetri : Obstetri Operatif, Obstetri
Sosial. Jakarta : EGC

Bambang, Poernomo. 1982. Abortus, Hal 137. Jakarta : PT. Bina Aksara

Fauziah, Yulia. 2012. Obstetri Patologi. Yogyakarta : Nuha Medika.

Huda, Amin & Kusuma, Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dab Nanda NIC-NOC Edisi Revisi Jilid I. Yogyakarta :
Mediation Jogja.

Nugroho, Taufan. 2015. Patologi Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika.

Você também pode gostar