Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
net/publication/317064457
CITATIONS READS
0 1,020
1 author:
Ahmad Rusdi
Universitas Islam Indonesia
14 PUBLICATIONS 2 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Ahmad Rusdi on 23 May 2017.
Ahmad Rusdi
ABSTRAK
Makalah ini ingin membandingkan beberapa metodologi yang dipakai untuk meneliti
spiritualitas dan kaitannya dengan kecemasan dan psikoterapi. Beberapa pendekatan
dari berbagai madzhab psikologi (psikoanalisa, behaviorisme, humanisme, dan
neurosains) dipaparkan dalam makalah ini. Pendekatan dan metodologi dari madzhab-
madzhab terlalu reduksionistik dalam memandang agama dan spiritualitas, padahal
agama dan spiritualitas memiliki lingkup yang sangat luas dan sangat kontekstual.
Sebuah paradigma baru yaitu multilevel interdisciplint paradigm telah diperkenalkan
oleh Emmons dan Paloutzian sebagai suatu bentuk pendekatan psikologi agama yang
memandang agama dan spiritualitas secara holistik. Menurut peneliti, pendekatan ini
merupakan pendekatan yang paling cocok untuk meneliti hubungan antara
spiritualitas, kecemasan, dan psikoterapi.
1
Sekolah Pascasarja UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Program Doktor
Konsentrasi Psikologi Islam, 2012
2
Sekolah Pascasarja UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Program Doktor
Konsentrasi Psikologi Islam, 2012
dorongan tersebut adalah dorongan dasar manusia tidak bisa terpenuhi dan
isntingtif.4 terwujud di alam kesadaran. Pada
Mengenai perilaku kondisi ini manusia akan melakukan
keberagamaan, Freud (1856-1939) sistem pertahanan diri yang dikenal
telah banyak menjelaskan perilaku ini dengan istilah self defence mechanism.
dalam bukunya yang berjudul The Salah satu bentuk pertahanan diri
Future of an Illusion. Dalam buku ini adalah dengan menciptakan proyeksi
dijelaskan bahwa perilaku beragama Tuhan agar senantiasa menolongnya.7
sesungguhnya hanya seperti gangguan Sampai penjelasan di sini tentunya
ilusi. Menurut Freud, antara manusia agama memiliki peranan positif. Tetapi
dan Tuhan hanya dianggap seakan- menurut Freud, perilaku beragama
akan hubungan anak dan ayah. Dalam yang berulang-ulang dianggap sebagai
hal ini Freud menyebutnya The Exlated gangguang obsessive-compulsive
Father atau ayah yang agung.5 disorder. Karena perilaku beragama
Kebutuhan manusia akan beragama seperti berdoa, beribadah, membaca
sebenarnya berakar dari kebutuhan kitab, dan lain-lain merupakan perilaku
manusia akan sosok ayah. Karena untuk mengurangi kecemasan.
manusia memiliki banyak kelemahan Bahkan Greg Dewar dalam
dan membutuhkan banyak pertolongan. artikelnya yang mengomentari
Tekanan hidup yang sangat berat yang fenomena keagamaan meurut Freud
dialami manusia, pertanyaan- menjelaskan bahwa bisikan nurhani
pertanyaan yang tidak sanggup (conscience) sebenarnya adalah hasil
terjawab, dan tekanan-tekanan lain dari konflik antara Id dan superego.
sehingga manusia membutuhkan sosok Bisikan hati nurhani adalah hasil dari
pelindung dan penolong seperti ayah konflik yang disebabkan oleh superego
(father complex) yaitu Tuhan yang sehingga memunculkan rasa bersalah
dibuat oleh proyeksi manusia itu “guilt-conscience” yang sangat kuat.
sendiri.6 Dengan kata lain, paradigma
Menurut psikoanalisa, psikoanalisa tentang agama cendrung
kecemasan terjadi ketika kebutuhan pesimistik, penelitian yang ingin
mengkaitkan secara positif antara
4
Penjelasan lebih lengkap mengenai agama dan psikoterapi tentunya tidak
struktur kepribadian menurut Psikoanalisa tepat dengan paradigma ini.8 Adapun
lihat, Duane P. Schultz & Sydney Ellen Hans Küng menjelaskan bahwa Freud
Schultz, Theories of Personality (Belmont:
Thomson Wadsworth, 2005), 45-83.
menganggap agama adalah musuh dan
5
Menurut Schultz & Schultz, banyak agama merupakan suatu ilmu yang
teori Freud yang merefleksikan pengalaman merugikan.9
masa kecilnya. Sigmund Freud yang lahir di Alat ukur yang berkembang di
Freiburg pada tahun 1856merupakan seorang kalangan psikoanalisa tentunya hanya
anak dari ayah yang gagal dalam bisnis. Ayah
menjelaskan bagaimana dinamika
Freud sangat tegas dan otoriter. Freud
menganggap ayahnya adalah orang yang tekanan Id, sistem pertahanan diri, dan
superior. Namun sebaliknya, Ibunya Freud
7
memiliki sifat yang lebih lembut, perhatian, Sigmund Freud, The Future of an
dan memberikan cinta. Pengalaman inilah Illusion (New York: Norton Company, 1961),
yang nantinya menjadi teori oedipus-complex 20-30.
8
yang dikeluarkan Freud. Lihat, Duane P. Greg Dewar, “A Level Philosophy
Schultz & Sydney Ellen Schultz, Theories of and Ethics Notes Conscience – Freud”
Personality (Belmont: Thomson Wadsworth, diterbitkan oleh www.fineprint.com.
9
2005), 46. Hans Küng, Freud and The Problem
6
Mengenai agama sebagai ilusi, lihat of God (Washington: The Wilson Quarterly,
Sigmund Freud, The Future of an Illusion 1979),
(New York: Norton Company, 1961), 1-69. 162.
3
Sekolah Pascasarja UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Program Doktor
Konsentrasi Psikologi Islam, 2012
4
Sekolah Pascasarja UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Program Doktor
Konsentrasi Psikologi Islam, 2012
5
Sekolah Pascasarja UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Program Doktor
Konsentrasi Psikologi Islam, 2012
17 19
Duane P. Schultz & Sydney Ellen Harold Koenig and Others,
Schultz, Theories of Personality (Belmont: “Spiritual Attitude Inventory User Guide,” US
Thomson Wadsworth, 2005), 395-296. Army Center for Health Promotion and
18
Duane P. Schultz & Sydney Ellen Preventive Medicine (USACHPPM) POC:
Schultz, Theories of Personality (Belmont: Psychologist Directorate of Health Promotion
Thomson Wadsworth, 2005), 395-296. and Wellness (2009): 1-12.
6
Sekolah Pascasarja UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Program Doktor
Konsentrasi Psikologi Islam, 2012
psikologi klinis yang menggunakan ini salah satu kajian psikologi yang cukup
untuk membuat alat ukur yang dan saat ini salah satu kajian psikologi
digunakan untuk mengukur yang cukup berkembang adalah
kecemasan, seperti alat ukur yang pendekatan neurologi. Bahkan
dikembangkan oleh Hamilton yang pendekatan ini sudah sampai
dikenal dengan nama Hamilton Anxiety melakukan pengkajian spiritualitas
Rating Scale (HAM-A), ini adalah alat inidividu dengan melakukan teknik-
ukur yang dilakukan dengan teknik teknik seperti scan otak, saraf, dan
pengamatan terhadap klien. Sekalipun bahkan beberapa penelitian psikologi
di dalam alat ukur ini tidak hanya transpersonal sudah meneliti mistisime
mengukur perilaku namun juga melalui pendekatan fisika.
mencoba untuk mengukur dimensi Pendekatan neurosain
emosional yang ditandai dengan menjelaskan bahwa sebab awal dari
perilaku-perilaku seperti gugup, tidak fenomena psikologis, bahkan
bisa rileks, berteriak, dan sebagainya.20 sosiologis, ataupun antropologis
Namun tetap saja kelemahan dari alat sesungguhnya diawali oleh fisik
ukur ini tidak mampu untuk mannusia yaitu otak. Dalam sebuah
menjelaskan sesuatu yang sifatnya buku berjudul The Biological
internal. Evolution of Religious Mind and
Adapun kelebihan dari Behaviour yang ditulis oleh Eckard
pendekatan yaitu memiliki data yang Voland, Wulf Schiefenhövel, dan
lebih autentik, lebih empirik, dan lebih koleganya dapat dipahami pada
positifistik. Namun penjelasan tulisannya bahwa segala fenomena
mengenai mental seseorang menjadi yang terjadi pada manusia
reduktif pada perilaku saja. sesungguhnya adalah hasil dari pola
berpikir manusia yang disebabkan oleh
Metode Penelitian dengan kerja fisik yaitu kerja sistem saraf.22
Pendekatan Neurosains Penjelasan dari buku ini tentunya
Paradigma neurosains cendrung naturalistik dan memahami
menganggap bahwa seluruh perilaku
manusia didasari atas kerja otak dan statistik faktor genetik memiliki peranan
saraf. Seluruh fenomena psikologis dalam mempengaruhi keagamaan seseorang,
dapat dijelaskan dengan pendekatan lihat Matt Bradshaw & Christopher G.
neurologi. Karena itu faktor fisik- Ellison, “Do Genetic Factors Influence
Religious Life? Findings from a Behavior
biologis merupakan dasar pijakan bagi Genetic Analysis of Twin Siblings,” Journal
fenomena psikologis manusia. Dalam for the Scientific Study of Religion, Vol. 47,
mengamati abnormalitas atau No. 4 (2008): 529–544.
22
kecemasan, pandangan neurosains Mengenai pendekatan ini baca,
menjelaskan bahwa ini disebabkan Eckard Voland & Wulf Schiefenhövel, The
oleh faktor biologis dan permasalahan Biological Evolution of Religious Mind and
Behaviour (Berlin: Springer-Verlag, 2009), 1-
organik, faktor genetik, dan faktor- 308. Kesimpulan dalam buku ini mirip dengan
faktor fisik lainnya.21 Dan saat ini penjelasan Jutsin L. Barrett yang
menyebutkan bahwa agama sebenarnya
20
Untuk melihat alat ukur ini, lihat merupakan sebuah label dari ritual,
Hamilton, “Hamilton Anxiety Rating Scale pengetahuan agama, konsep Tuhan ketika
(HAM-A)” www.cnsforum.com. (2005): 1-9. kanak-kanak, dan konsep agama ketika
21
David Jacobs, “Environmental dewasa, semuanya itu tidak lain hanyalah
Failure-Oppression is the Only Cause of sekedar produk kognitif saja, dan
Psychopathology,” The Journal of Mind and sesungguhnya inilah naturalnya agama. Lihat,
Behavior , Vol 15, No. 1 & 2, Winter and Justin L. Barret, “Exploring the natural
Spring (1994): 1-18. Matt Bradshaw dan foundations of religion,” Trends in Cognitive
Ellison juga menjelaskan bahwa secara Sciences – Vol. 4, N o.1, January (2000): 29.
7
Sekolah Pascasarja UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Program Doktor
Konsentrasi Psikologi Islam, 2012
8
Sekolah Pascasarja UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Program Doktor
Konsentrasi Psikologi Islam, 2012
9
Sekolah Pascasarja UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Program Doktor
Konsentrasi Psikologi Islam, 2012
10
Sekolah Pascasarja UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Program Doktor
Konsentrasi Psikologi Islam, 2012
39 40
Raymond F. Paloutzian & Crystal Raymond F. Paloutzian & Crystal
L. Park, Handbook of The Psychology of L. Park, Handbook of The Psychology of
Religion and Spirituality (New York: The Religion and Spirituality (New York: The
Guilford Press, 2005), 550-560. Guilford Press, 2005), 550-560.
11
Sekolah Pascasarja UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Program Doktor
Konsentrasi Psikologi Islam, 2012
12
Sekolah Pascasarja UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Program Doktor
Konsentrasi Psikologi Islam, 2012
13
Sekolah Pascasarja UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Program Doktor
Konsentrasi Psikologi Islam, 2012
14
Sekolah Pascasarja UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Program Doktor
Konsentrasi Psikologi Islam, 2012
Crawford, John R & Henry, Julie D. and Health, Vol. 41, No. 3, Fall
“The Depression Anxiety Stress (2002): 231.
Scales (DASS): Normative Data Koenig, Harold and Others. “Spiritual
and Latent Structure in A Large Attitude Inventory User Guide,”
Non-Clinical Sample,” British US Army Center for Health
Journal of Clinical Psychology, Promotion and Preventive Medicine
Vol. 42 (2003): 111–131. (USACHPPM) POC:
Dewar, Greg. “A Level Philosophy and Psychologist Directorate of Health
Ethics Notes Conscience – Freud”. Promotion and Wellness (2009): 1-
www.fineprint.com. 12.
Emmons, Robert A & Paloutzian, Küng, Hans. Freud and The Problem
Raymond F. “The Psychology of of God. Washington: The Wilson
Religion,” Annu. Rev. Psychol. No. Quarterly, 1979.
.54 (2003): 377-402. Lewis, Christopher Alan & Joseph,
Freud, Sigmund, The Future of an Stephen. ”Religiosity:
Illusion. New York: Norton Psychoticism and Obsessionality in
Company, 1961. Northern Irish University
Hamilton. “Hamilton Anxiety Rating Students,” Personality and
Scale (HAM-A)” Individual Differences , Vol. 17,
www.cnsforum.com. (2005): 1-9. Issue (5 November 1994): 685-687.
Hiltner, Seward “Freud Psychoanlysis, McFarland, Sam. “Psychology of
and Religion,” Journal of Pastoral Religion: A Call for A Broader
Psychology, Vol. 7, No. 8 (1956): Paradigm,” Journal of American
9-21. Psychologist, Vol 39, No.3, Mar
Hood, Ralph W and Others, The (1984): 321-324.
Psychology of Religion: An McNamara, Patrick. “Ann Taves's
Empirical Approach. New York: Religious Experience
The Guilford Press, 2009. Reconsidered,” Book review of Ann
Hood, Ralph W. “Theoretical Fruits Taves’ Religious Experience
from the Empirical Study of Reconsidered: A Building-Block
Mysticism: A Jamesian Approach to the Study of Religion
Perspective,” Journal für and Other Special Things,
Psychologie, Jg. 16, Ausgabe 3 Princeton University Press (2009):
(2008): 1-60. 1.
Hood, Ralph W. “Ways of Studying Paloutzian, Raymond F & Park,
the Psychology of Religion and Crystal L. Handbook of The
Spirituality,” International Psychology of Religion and
Handbooks of Religion and Spirituality. New York: The
Education, Volume 3, Part I (2009): Guilford Press, 2005.
15-31. Priester, Paul E. “Can a Single
Jacobs, David. “Environmental Instrument Measure Level of
Failure-Oppression is the Only islamic Religiosity Across
Cause of Psychopathology,” The Divergent Cultural Contexts?.”
Journal of Mind and Behavior, Vol Razali and Others, “Religious,
15, No. 1 & 2, Winter and Spring Sociocultural Psychotherapy in
(1994): 1-18. Patients with Anxiety and
Kaye, Judy & Raghavan, Senthil Depresion,” Australian and New
Kumar. “Spirituality in Disability Zealand Journal of Psychiatry,
and Illness,” Journal of Religion Vol. 32, No. 6 (1998): 867-872.
15
Sekolah Pascasarja UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Program Doktor
Konsentrasi Psikologi Islam, 2012
16