Você está na página 1de 2

Contoh Kasus

Ratna berusia 10 tahun seringkali mengeluhkan akhir-akhir ini melihat seorang anak
perempuan kecil yg mengikutinya ke mana saja ia pergi. Ratna bahkan seringkali terlihat
sedang bercakap-cakap dgn anak kecil tsb. Anak kecil itu seringkali memberitahu Ratna akan
situasi2 bahaya yg akan dihadapi di depannya. Orangtua Ratna merasa takut dgn perilaku
anaknya tsb. Orangtua Ratna sangat berharap perilaku anaknya akan berubah. Keluarga
pernah membawa Ratna ke seorang Kyai dan beliau mengatakan bahwa Ratna memang
memiliki kemampuan ‘indera keenam’ sehingga dapat melakukan interaksi dgn makhluk
gaib.

Analisa :
Secara awam kita pasti berpendapat bahwa Ratna ini memiliki perilaku abnormal. Hal ini kita
lihat dari masalah yang di alami oleh Ratna, dimana di selalu merasa di ikuti oleh anak kecil
kemana saja dia pergi. Dia bisa berbicara sendiri tanpa ada lawan bicaranya yang secara kasat
mata tidak bisa dilihat oleh orang disekitarnya.

Namun bagaimana sebenarnya yang terjadi dengan Ratna ??? Apakah perilakunya normal
atau abnormal ???
Mari kita gunakan pendekatan-pendekatan berikut ini dalam menganalisanya.

a. Pendekatan Statistik
Pendekatan ini beranggapan bahwa orang yang sehat secara mental/normal adalah orang yang
melakukan tingkah laku yang umumnya dilakukan oleh banyak orang lainnya. Atau dengan
kata lain, suatu tingkah laku disebut sehat bila tingkah laku tersebut memiliki frekuensi
kemunculan yang tinggi dalam populasi. Sebaliknya, orang yang bertingkah laku tidak seperti
tingkah laku kebanyakan orang dianggap sebagai orang yang tidak normal atau tidak sehat.
Menurut pendekatan ini bisa kita simpulkan bahwa Ratna memiliki perilaku abnormal, karena
tingkah laku yang dia lakukan tidak lazim dilakukan oleh kebanyakan orang.

b. Pendekatan Normatif
Pendekatan ini melihat orang secara sehat mental apakah tingkah laku orang tersebut
menyimpang dari norma sosial yang berlaku dimasyarakat ataukah tidak. Tolak ukur yang
dipakai dalam pendekatan ini adalah norma-norma yang berlaku dimasyarakat.
Menurut masyarakat umum, perilaku yang ditampilkan oleh Ratna di luar batas logika
manusia. Norma yang berlaku dimasyarakat selalu memandang sesuatu berdasarkan sikap
kepantasan dan kewajaran.

c. Pendekatan Distress Subjektif


Pendekatan ini beranggapan orang dianggap normal atau sehat bila dia merasa sehat atau
tidak ada persoalan dan tekanan yang menggangunya.
Kelemahan pendekatan ini adalah karena menekankan pada subjektifitas individu
mengakibatkan tidak ada ukuran yang pasti sehingga semuanya menjadi serba relatif.
Tergantung situasi yang dihadapi.
Menurut pendekatan ini, perilaku yang ditampilkan bisa saja dianggap normal. Ketika dia
berada dalam lingkungan yang mengerti akan hal ghaib, orang tersebut bisa mengatakan
bahwa Ratna normal, karena dia memiliki kelebihan yang jarang dimiliki oleh orang lain,
yaitu indera ke enam.
d. Pendekatan Fungsi/Peranan Sosial
Pendekatan ini melihat normal atau sehat tidaknya seseorang berdasarkan mampu atau
tidaknya orang tersebut menjalankan kegiatan hariannya. Orang dianggap sehat atau normal
bila dia mampu menjalankan fungsi dan peranannya dalam masyarakat dan tidak mengalami
gangguan dalam menjalankan tugas-tugas hariannya.
Bisa dikatakan bahwa Ratna terganggu dengan "kelebihan" yang dia punya dalam menjalani
hari-harinya. Orang-orang terdekatnya juga terganggu dengan perilaku "aneh" yang
ditampilkan Ratna.

e. Pendekatan Interpersonal
Pendekatan ini melihat normal atau sehat tidaknya seseorang atau apakah orang tersebut
mampu menyesuaikan diri dilihat berdasarkan kemampuan seseorang untuk menjalin
hubungan yang interpersonal dengan orang lain.
Ratna memiliki dunianya sendiri yang membuat dia tidak bisa menyesuaikan diri dengan
lingkungan.

Dari uraian diatas, kita bisa menarik kesimpulan bahwa secara garis besar dengan
menggunakan beberapa pendekatan, Ratna tergolong dalam perilaku abnormal. Abnormal
disini bisa dikatakan karena dia mempunyai "dunia sendiri" dan perilaku yang
ditampilkannya juga berbeda dari kebanyakan orang

Você também pode gostar