Você está na página 1de 17

ARTIKEL

TEKNIK FREKUENSI TINGGI DAN GELOMBANG MIKRO

Disusun oleh

Nama: Bahrul Ilham

Kelas/Nim: TK-3A/3.33.15.0.04

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
TAHUN 2018
GELOMBANG MIKRO
Microwave adalah sebuah gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang
antara 1 milimeter sampai 1 meter dan berfrekuensi antara 300 megahertz sampai 300
gigahertz. Gelombang mikro adalah gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang
mulai dari sepanjang satu meter sebagai pendek sebagai satu milimeter, atau ekuivalen, dengan
frekuensi antara 300 MHz (0,3 GHz) dan 300 GHz . Definisi yang luas ini mencakup baik UHF
dan EHF (gelombang milimeter), dan berbagai sumber menggunakan batas-batas yang
berbeda. Dalam semua kasus, termasuk microwave band SHF seluruh (3 sampai 30 GHz, atau
10 sampai 1 cm) minimal, dengan teknik RF sering menempatkan batas bawah pada 1 GHz (30
cm), dan bagian atas sekitar100GHz(3mm).
Aparatur dan teknik dapat digambarkan secara kualitatif sebagai "microwave" ketika
panjang gelombang sinyal kira-kira sama dengan dimensi peralatan, sehingga elemen lumped-
teori rangkaian tidak akurat. Sebagai konsekuensinya, teknik microwave praktis cenderung
untuk menjauh dari resistor diskrit, kapasitor, dan induktor digunakan dengan gelombang radio
frekuensi yang lebih rendah. Sebaliknya, didistribusikan elemen sirkuit dan transmisi-teori
garis metode yang lebih bermanfaat untuk desain dan analisis. Jalur transmisi Open-kawat dan
koaksial memberikan cara untuk waveguides dan stripline, dan disamakan-elemen sirkuit
disetel diganti dengan resonator rongga atau garis resonan. Efek refleksi, polarisasi, difraksi
hamburan, dan penyerapan atmosfer biasanya berhubungan dengan cahaya tampak memiliki
signifikansi praktis dalam penelitian propagasi gelombang mikro. Persamaan yang sama
berlaku pada teori elektromagnetik semua frekuensi.
Sementara nama mungkin menyarankan mikrometer panjang gelombang, lebih baik
dipahami sebagai menunjukkan panjang gelombang lebih pendek daripada yang digunakan
dalam penyiaran radio. Batas-batas antara cahaya inframerah jauh, radiasi Terahertz,
microwave, dan ultra-tinggi frekuensi gelombang radio yang cukup sewenang-wenang dan
digunakan bervariasi antara berbagai bidang studi.
Teknik stripline menjadi semakin diperlukan pada frekuensi yang lebih tinggi.
Gelombang elektromagnetik lagi (frekuensi rendah) dari gelombang mikro disebut "gelombang
radio". Radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang lebih pendek dapat disebut
"gelombang milimeter", Terahertz radiasi atau bahkan T-ray. Definisi berbeda untuk band
gelombang milimeter, yang mendefinisikan sebagai IEEE 110 GHz sampai 300 GHz.
Di atas 300 GHz, penyerapan radiasi elektromagnetik oleh atmosfer Bumi begitu besar
sehingga secara efektif buram, sampai atmosfer menjadi transparan lagi pada yang disebut
rentang jendela inframerah dan optik frekuensi.
I. PEMBAHASAN

Gelombang mikro atau dikenal sebagai microwave ialah gelombang elekromagnet yang
mempunyai daerah frekuensi antara 109 sampai 3 x 1011 Hz (300 Ghz) atau derah panjang
gelombang dari 30 cm sampai dengan 1mm. daerah frekuensi antara 1 Ghz sampai 3 Ghz
disebut daerah UHF (Ultra High Frequency). Gelombang mikro banyak digunakan dalam
radar, sistem komunikasi dan juga untuk mempelajari struktur molekul dalam bahan.
Sumber gelombang mikro adalah alat khusus yang bekerja secara elektronik, seperti
klistron, magnetron, dan Travelling Wave tube (TWT). Salah satunya yang dipergunakan
dalam eksperimen ini adalah Gunn oscilator sebagai sumber gelombang elektromagnetik.
Gelombang mikro juga dimanfaatkan pada pesawat RADAR (Radio Detection and
Ranging) RADAR berarti mencari dan menentukan jejak sebuah benda dengan
menggunakan gelombang mikro. Pesawat radar memanfaatkan sifat pemantulan gelombang
mikro dengan frekuensi sekitar 1010 Hz. Karena cepat rambat glombang elektromagnetik c
= 3 X 108 m/s, maka dengan mengamati selang waktu antara pemancaran dengan
penerimaan. Gelombang mikro memiliki sifat, antara lain :
a. Menimbulkan efek panas jika berinteraksi dengan materi.
b. Mudah dipantulakan oleh benda berukuran beberapa meter karena panjang
gelombangnya hanya beberapa sentimater.
Panjang gelombang radiasi microwave berkisar antara 0.3 – 300 cm. Penggunaannya
terutama dalam bidang komunikasi dan pengiriman informasi melalui ruang terbuka,
memasak, dan sistem PJ aktif. Pada sistem PJ aktif, pulsa microwave ditembakkan kepada
sebuah target dan refleksinya diukur untuk mempelajari karakteristik target. Sebagai contoh
aplikasi adalah Tropical Rainfall Measuring Mission’s (TRMM) Microwave Imager (TMI),
yang mengukur radiasi microwave yang dipancarkan dari Spektrum elektromagnetik Energi
elektromagnetik atmosfer bumi untuk mengukur penguapan, kandungan air di awan dan
intensitas hujan.
Gambar 1.1 Menara Telekomunikasi Gelombang Mikro
Mikro gelombang biasa disebut tranmisi garis-pandang disebabkan antara pengirim dan
penerima harus dalam keadaan garis-pandang. Sifat ini didasarkan karateristik frekuensi
yang digunakan, dengan gelombang frekuesi diatas 100 MHz akan menjalar dengan arah
arus. Jarak tranmisi biasanya terbatas pada 20-30 Km, karena faktor kelengkungan bumi.
Jika ingin lebih dari jarak tersebut maka perlu adanya penambahan repeater.
Mikro gelombang banyak pakai pada system jaringan MAN, warnet dan penyedia layanan
internet (ISP). Keuntungan menggunakan gelombang mikro
adalah akuisisi antar menara tidak begitu dibutuhkan, dapat membawa jumlah data yang
besar, biaya murah karena setiap tower antena tidak memerlukan lahan yang luas, frekuensi
tinggi atau gelombang pendek karena hanya membutuhkan antena yang kecil. Kelemahan
gelombang mikro adalah rentan terhadap cuaca seperti hujan dan mudah
terpengaruh pesawat terbang yang melintas di atasnya.
Seperti yang telah dijelaskan bagian pendahuluan, untuk media tidak terpandu (unguided),
transmisi dan penerimaan dapat dicapai dengan menggunakan antena. Untuk transmisi,
antena mengeluarkan energi elektromagnetik ke medium (biasanya udara) dan untuk
penerimaan, antena mengambil gelombang elektomagnetik dari medium sekitarnya. Media
transmisi tidak terpandu (unguided) terbagi atas empat bagian yaitu:
1. Gelombang Micro Terrestrial (Atmosfer Bumi)
 Deskripsi Fisik
Tipe antena gelombang mikro yang paling umum adalah parabola ‘dish’. Ukuran
diameternya biasanya sekitar 3 m. Antena pengirim memfokuskan sinar pendek agar
mencapai transmisi garis pandang menuju antena penerima. Antena gelombang mikro
biasanya ditempatkan pada ketinggian tertentu diatas tanah untuk memperluas jarak antara
antena dan mampu menembus batas. Untuk mencapai transmisi jarak jauh, diperlukan
beberapa menara relay gelombang mikro, dan penghubung gelombang mikro titik ke titik
dipasang pada jarak tertentu.
 Aplikasi
Kegunaan sistem gelombang mikro yang utama adalah dalam jasa telekomunikasi long-
haul, sebagai alternative untuk coaxial cable atau serat optic. Fasilitas gelombang mikro
memerlukan sedikit amplifier atau repeater daripada coaxial cable pada jarak yang sama,
namun masih memerlukan transmisi garis pandang. Gelombang mikro umumnya
dipergunakan baik untuk transmisi televisi maupun untuk transmisi suara.
Pengguna gelombang mikro lainnya adalah untuk jalur titik-titik pendek antara gedung.
Ini dapat digunakan untuk jaringan TV tertutup atau sebagai jalur data diantara Local Area
Network. Gelombang mikro short-haul juga dapat digunakan untuk aplikasi-aplikasi
khusus. Untuk keperluan bisnis dibuat jalur gelombang mikro untuk fasilitas telekomunikasi
jarak jauh untuk kota yang sama, melalui perusahaan telepon local.
 Karakteristik – karakteristik transmisi
Transmisi gelombang mikro meliputi bagian yang mendasar dari spectrum
elektromagnetik. Frekuensi yang umum di gunakan untuk transmisi ini adalah rentang
frekuensi sebesar 2 sampai 40 GHz. Semakin tinggi frekuensi yang digunakan semakin
tinggi potensial bandwidth dan berarti pula semakin tinggi rate data-nya. Sama halnya
dengan beberapa sistem transmisi, sumber utama kerugian adalah atenuansi. Sehingga
repeater dan amplifier ditempatkan terpisah jauh dari sistem gelombang mikro biasanya 10
sampai 100 km. Atenuansi meningkat saat turun hujan khusunya tercatat diatas 10 GHz.
Sumber gangguan-gangguan yang lain adalah interferensi. Dengan semakin berkembangnya
popularitas gelombang mikro, daerah transmisi saling tumpang tindih dan interferensi
merupakan suatu ancaman. Karena itu penetapan band frekuensi diatur dengan ketat.
Band yang paling umum untuk sistem telekomunikasi long-haul adalah band 4 GHz
sampai 6 GHz. Dengan meningkatkan kongesti (kemacetan) pada frekuensi-frekuensi ini,
sekarang digunakan band 11 GHz. Band 12 GHz digunakan sebagai komponen sistem TV
kabel. Saluran gelombang mikro juga digunakan untuk menyediakan sinyal-sinyal TV untuk
instalasi CATV local; sinyal-sinyal yang kemudian didistribusikan kepelanggan melalui
kabel coaxial, sedangkan gelombang mikro dengan frekuensi lebih tinggi digunakan untuk
saluran titik ke titik pendek antar gedung. Biasanya digunakan band 22 GHz. Frekuensi
gelombang mikro yang lebih tinggi lagi tidak efektif untuk jarak yang lebih jauh, akibat
meningkatnya atenuansi, namun sangat sesuai untuk jarak pendek. Sebagai tambahan,
semakin tinggi frekuensi, antenanya akan semakin kecil dan murah.
2. Gelombang Micro Satelite
 Deskripsi Fisik
Satelit komunikasi adalah sebuah stasiun relay gelombang mikro. Dipergunakan untuk
menghubungkan dua atau lebih transmitter/receiver gelombang mikro pada bumi, yang
dikenal sebagai stasiun bumi atau ground station. Satelit menerima transmisi diatas satu
band frekuensi (uplink), amplifier dan mengulang sinyal-sinyal, lalu mentransmisikannya
ke frekuensi yang lain (downlink). Sebuah satelit pengorbit tunggal akan beroperasi pada
beberapa band frekuensi, yang disebut sebagai transponder channel, atau singkatnya
transponder.
Ada dua konfigurasi umum untuk komunikasi satelit yang popular yaitu:
a. Satelit digunakan untuk menyediakan jalur titik-ke titik diantara dua antena dari dua
stasiun bumi.
b. Satelit menyediakan komunikasi antara satu transmitter dari stasiun bumi dan sejumlah
receiver stasiun bumi.
Agar komunikasi satelit bisa berfungsi efektif, biasanya diperlukan orbit stasioner dengan
memperhatikan posisinya diatas bumi. Sebaliknya, stasiun bumi tidak harus saling berada
digaris pandang sepanjang waktu. Untuk mrnjadi stasioner, satelit harus memiliki periode
rotasi yang sama dengan periode rotasi bumi. Kesesuaian ini terjadi pada ketinggian 35.784
km.
Dua satelit yang menggunakan band frekuensi yang sama, bila keduanya cukup dekat,
akan saling mengganggu. Untuk menghindari hal ini, standar-standar terbaru memerlukan
4 derajat ruang.
 Aplikasi
Satelit komunikasi merupakan suatu revolusi dalam teknologi komunikasi dan sama
pentingnya dangan serat optic. Aplikasi-aplikasi terpenting untuk satelit lainnya
diantaranya adalah:
a. Distribusi siaran televise
b. Transmisi telepon jarak jauh
c. Jaringan bisnis swasta
Beberapa karakteristik komunikasi satelit dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Akibat jarak yang panjang terdapat penundaan penyebaran (propagation delay) kira-kira
seperempat detik dari transmisi dari suatu stasiun bumi untuk di tangkap oleh stasiun bumi lain.
Disamping itu muncul masalah-masalah yang berkaitan dengan control error dan flow control.
2. Gelombang mikro merupakan sebuah fasilitas penyiaran, dan ini sudah menjadi sifatnya.
Bebarapa stasiun dapat mentransmisikan ke satelit, dan transmisi dari satelit dapat diterima oleh
beberapa stasiun. Karena sifat siarannya, satelit sangat sesuai untuk distrbusi siaran televisi
dan dipergunakan secara luas di seluruh dunia. Menurut penggunaan cara lama, sebuah
jaringan menyediakan pemrograman dari suatu lokasi pusat. Program-program
ditransmisikan ke satelit dan kemudian disiarkan ke sejumlah stasiun, dimana kemudian
program tersebut didistribusikan ke pemirsa. Satu jaringan, public broadcasting service
(PBS) mendistribusikan program televisinya secara eksklusif dengan menggunakan channel
satelit, yang kemudian diikuti oleh jaringan komersial lainnya, serta sistem televisi berkabel
yang menerima porsi besar dari program-program mereka dari satelit. Aplikasi teknologi
satelit terbaru untuk distribusi televisi adalah direct broadcast satellite (DBS), dimana pada
aplikasi tersebut sinyal-sinyal video satelit ditransmisikan secara langsung kerumah-rumah
pemirsa. Karena mengurangi biaya dan ukuran antena penerima, maka DBS dianggap
sangat visible, dan sejumlah channel mulai disiapkan atau sedang dalam taraf perencanaan.
Transmisi satelit juga dipergunakan untuk titik ke titik antar sentral telepon pada jaringan
telepon umum. Juga merupakan media yang optimum untuk kegunaan luas dalam
sambungan langsung internasional dan mampu bersaing dengan sistem terrestrial untuk
penghubung internasional jarak jauh. Juga terdapat sejumlah apliksi data bisnis untuk satelit.
Provider satelit membagi kapasitas total menjadi beberapa channel dan menyewakan
channel itu kepada user bisnis individu. Satu user dilengkapi dengan antena pada sejumlah
situs yang dapat menggunakan channel satelit untuk jaringan swasta. Biasanya, aplikasi-
aplikasi semacam itu sangat mahal dan terbatas untuk organisasi-organisasi yang lebih
besar dengan peralatan canggih. Sebuah hasil untuk pengembangan baru dalam hal ini
adalah sistem Very Small Aperture Terminal (VSAT), yang menyediakan alternatif biaya
murah. Dengan mengacu pada beberapa aturan, stasiun-stasiun ini menbagi kapasitas
transmisi satelit dari suatu stasiun pusat. Stasiun pusat dapat saling mengirimkan pesan
dengan setiap pelanggannya serta dapat merelay pesan-pesan tersebut di antara pelanggan.
Gambar 1.2 Jalur ke Titik – titik Gelombang Mikro Satelite

Gambar 1.3 Jalur Broadcast Melalui Gelombang Mikro Satelit


 Karakteristik – karakteristik transmisi
Jangkauan transmisi optimum untuk transmisi satelit adalah berkisar pada 1 sampai 10
GHz. Dibawah 1 GHz, terdapat derau yang berpengaruh dari alam, meliputi derau dari
galaksi, matahari, dan atmosfer, serta interferensi buatan manusia, dari berbagai perangkat
elektronik. Diatas 10 GHz, sinyal-sinyal akan mengalami atenuansi yang parah akibat
penyerapan dan pengendapan di atmosfer. Saat ini sebagian besar satelit menyediakan
layanan titik ke titik dengan menggunakan bandwidth frekuensi berkisar antara 5,925
sampai 6,425 GHz untuk transmisi dari bumi ke satelit (uplink) dan bandwidth frekuensi
4,7 sampai 4,2 GHz untuk transmisi dari satelit ke bumi (downlink). Kombinasi ini di
tunjukkan sebagai band 4/6 GHz. Patut dicatat bahwa frekuensi uplink dan downlink
berbeda. Sebuah satelit tidak dapat menerima dan mentransmisi dengan frekuensi
yang sama pada kondisi operasi terus-menerus tanpa interferensi. Jadi, sinyal-sinyal yang
diterima dari suatu stasiun bumi pada satu frekuensi harus ditransmisikan kembali dengan
frekuensi yang lain. Band 4/6 GHz berada dalam zona optimum 1 sampai 10GHz, namun
menjadi penuh. Frekuensi-frekuensi lain pada rentang tersebut tidak tersedia karena
interferensi juga beroperasi pada frekuensi-frekuensi itu, biasanya gelombang mikro
terrestrial. Karenanya, band 12/14 lebih dikembangkan lagi (uplink:14 sampai 14,5 GHz ;
downlink: 11,7 sampai a4,2 GHz). Pada band frekuensi ini, masalah-masalah mulai datang.
Untuk itu, digunakan stasiun bumi penerima yang lebih kecil sekaligus lebih murah. Ini
untuk mengantisipasi band ini juga menjadi penuh, dan penggunanya dirancang untuk band
19/29 GHz. (uplink 27,5 sampai 31.0 GHz; downlink: 17,7 sampai 21,2 GHz). Band ini
mengalami masalah-masalah atenuansi yang lebih besar namun akan memungkinkan band
yang lebih lebar (2500 MHz sampai 500 MHz).
3. Radio Broadcast
 Deskripsi Fisik
Perbedaan-perbedaan utama diantara siaran radio dan gelombang mikro yaitu, dimana
siaran radio bersifat segala arah (broadcast) sedangkan gelombang mikro searah (point-to-
point). Karena itu, siaran radio tidak memerlukan antena parabola, dan antena tidak perlu
mengarah ke arah persis sumber siaran.

 Aplikasi
Radio merupakan istilah yang biasa digunakan untuk menangkap frekuensi dalam rentang
antara 3 kHz sampai 300 GHz. Kita menggunakan istilah yang tidak formal siaran radio
untuk band VHF dan sebagian dari band UHF: 30 MHz sampai 1 GHz. Rentang ini juga
digunakan untuk sejumlah aplikasi jaringan data.
 Karakteristik – karakteristik transmisi
Rentang 30 MHz sampai 1 GHz merupakan rentang yang efektif untuk komunikasi
broadcast. Tidak seperti k asus untuk gelombang elektromagnetik berfrekuensi rendah,
ionosfer cukup trasparan untuk gelombang radio diatas 30 MHz. jadi transmisi terbatas pada
garis pandang, dan jarak transmitter tidak akan mengganggu satu sama lain dalam arti tidak
ada pemantulan dari atmosfer. Tidak seperti frekuensi yang lebih tinggi dari zona
gelombang mikro, gelombang siaran radio sedikit sensitive terhadap atenuansi saat hujan
turun. Karena gelombangnya yang panjang maka, gelombang radio relative lebih sedikit
mengalami atenuansi. Sumber gangguan utama untuk siaran radio adalah interferensi multi-
jalur. Pantulan dari bumi, air, dan alam atau obyek-obyek buatan manusia dapat
menyebabkan terjadinya multi-jalur antar antena. Efek ini nampak jelas saat penerima TV
menampilkan gambar ganda saat pesawat terbang melintas.
4. Infra merah
Komunikasi infra merah dicapai dengan menggunakan transmitter/receiver (transceiver)
yang modulasi cahaya yang koheren. Transceiver harus berada dalam jalur pandang
maupun melalui pantulan dari permukaan berwarna terang misalnya langit-langit rumah.
Satu perbedaan penting antara transmisi infra merah dan gelombang mikro adalah transmisi
infra merah tidak dapat melakukan penetrasi terhadap dinding, sehingga masalah-masalah
pengamanan dan interferensi yang ditemui dalam gelombang mikro tidak terjadi.
Selanjutnya, tidak ada hal-hal yang berkaitan dengan pengalokasian frekuensi dengan infra
merah, karena tidak diperlukan lisensi untuk itu. Pada handphone dan PC, media infra merah
ini digunakan untuk mentransfer data tetapi dengan suatu standar atau protocol tersendiri
yaitu protocol IrDA. Cahaya infra merah merupakan cahaya yang tidak tampak. Jika dilihat
dengan spektroskop cahaya maka radiasi cahaya infra merah akan nampak pada spektruk
elektromagnetik dengan panjang gelombang diatas panjang gelombang cahaya merah.

Sejarah Gelombang Mikro (Microwave)

Radio Sebagai Nenek Moyang Microwave Bentuk awal radio lebih dikenal sebagai
'wireless telegraphy' (telegrafi tanpa kabel). Istilah ini didapat karena pada masa itu (sekitar
tahun 1900-an) masyarakat menganggap bahwa radio adalah suatu bentuk penyempurnaan
dari telegraf. Teknologi ini digunakan untuk mengirim pesan dari suatu lokasi ke lokasi lain
(point-to-point). Saat ini kita lebih mengenalnya sebagai radio telephony (bentuk telepon
tanpa kabel) dan radio broadcasting (transmisi dari suatu stasiun pemancar ke berbagai
tempat di dunia).
Penggunaan teknologi point-to-point dan radio broadcasting semakin lama semakin
luas. Tetapi penggunaan gelombang radio yang termasuk long waves ini mendapatkan suatu
masalah. Semakin banyak stasiun radio yang beroperasi, semakin besar kemungkinan
terjadinya interferensi gelombang. Untuk menghindari ini, masing-masing stasiun radio
diberikan frekuensi khusus untuk menyiarkan programnya. Tetapi lama-kelamaan terjadi
overcrowding seiring dengan semakin bertambahnya stasiun radio yang memancarkan
siarannya.
Ini mendorong para investor untuk memperbesar jangkuannya. Perusahaan-
perusahaan besar mulai mencoba menggunakan wireless telephony untuk hubungan
internasional antara Amerika Serikat dan Eropa. Saat melakukan penelitian untuk proyek-
proyek besar itulah, mereka menemukan bahwa untuk jangkauan sedemikian luas
dibutuhkan gelombang yang lebih pendek dari gelombang radio yang biasa mereka
gunakan. Gelombang yang lebih pendek juga memungkinkan berkurangnya masalah
overcrowding dan memberi kesempatan bagi penggunaan frekuensi yang sama untuk
wilayah yang letaknya berjauhan tanpa terjadi interferensi (karena gelombangnya semakin
melemah setelah beberapa ratus kilometer). Gelombang ini kemudian dikenal sebagai
gelombang medium (medium waves). Salah satu contohnya adalah gelombang radio AM.
Dipersenjatai dengan berbagai peralatan yang canggih, para peneliti menemukan
bahwa gelombang yang lebih pendek lagi mampu berkeliaran ke seluruh dunia secara lebih
baik lagi. Short waves atau gelombang pendek ini memiliki panjang gelombang sekitar 10-
100 m. Frekuensinya sekitar 3-30 MHz. Gelombang ini memungkinkan transmisi dari suatu
lokasi ke lokasi lain yang berada di belahan dunia lain, hanya dengan menggunakan sumber
tenaga beberapa Watt saja (sangat murah).
Berdasarkan penemuan ini, peneliti-peneliti jadi semakin penasaran. Apa yang bakal
didapatkan jika mereka bisa menggunakan gelombang yang bahkan lebih pendek lagi dari
short waves ini? Itu kan berarti gelombangnya lebih pendek dari 10 m dan frekuensinya
lebih tinggi dari 30 MHz! Dimulailah eksperimen-eksperimen untuk mendapatkan ultra-
short waves atau microwaves.

Sifat-sifat Gelombang Mikro

a. Refleksi (Pantulan) dan Refraksi (Pembiasan)


Dalam percobaan, gelombang mikro dapat direfleksikan oleh suatu lempeng logam
(Gambar 1). Refleksi pada logam bisa terjadi jika rata-rata dari ketidakteraturan permukaan
pemantul (reflektor) jauh lebih kecil daripada panjang gelombang yang datang. Syarat
kekasaran permukaan seperti ini memiliki pengertian yang berlainan untuk spektrum
elektromagnetik yang berbeda. Syarat kedua bagi adanya berkas refleksi adalah ukuran
rentang reflektor harus lebih besar daripada panjang gelombang berkas datang.
Gambar 1. Penggambaran refleksi dan refraksi dengan menggunakan
gelombang yang jatuh pada permukaan air
Gambar 2 adalah sebuah bagian dari susunan cermin LLOYD. Titik A adalah sebuah
sumber gelombang mikro dari titik A dapat mencapai detektor gelombang melalui dua jalur,
yaitu jalur langsung (AC) dan jalur pantulan (AB+BC). Detektor di C akan mendekati
isyarat yang maksimum (interferensi konstruktif) jika kedua gelombang bertemu di titik C
dalam keadaan sefase (beda fasenya 0). Jika hal ini terjadi pada posisi reflektor seperti pada
Gambar 2, maka maksimum berikutnya akan terdeteksi jika reflektornya digeser sehingga
jarak gelombang terpantul menjadi (AB+BC+λ).

A C

d1 d1

Gambar 2. Cermin Lloyd


Pada pembiasan oleh prisma, indeks bias n zat prisma segitiga dapat ditentukan dengan
mengukur sudut deviasi minimum Dmin prisma dalam vakum (atau udara). Sudut deviasi D
ditunjukkan pada Gambar 3.

1
sin ( A  Dmin )
n 2 (1)
1
sin A
2

Hal ini didasarkan oleh rumus umum pembiasan Snellius

n1 sin 1  n2 sin  2 (2)

Gambar 3. Pembiasan gelombang mikro oleh prisma

b. Polarisasi
Polarisasi hanya dapat terjadi untuk gelombang transversal dan tidak untuk gelombang
longitudinal. Polarisasi adalah peristiwa tercapainya sebagian arah getar gelombang
sehingga hanya tinggal memiliki satu arah getar saja. Gelombang mikro diramalkan oleh
teori elektromagnet sebagai gelombang transversal, yaitu vektor listrik dan magnet bergetar
adalah tegak lurus kepada arah penjalaran. Arah polarisasi pada gelombang elektromagnetik
yang terpolarisasi bidang diambil sebagai arah vektor medan listrik.
Gambar 4 menujukkan penempatan pelat pemolarisasi kedua P2. jika P2 dirotasikan terhadap
arah penjalaran, maka ada dua kedudukan yang terpisah sebesar 1800, dengan intensitas
gelombang yang ditransmisikan hampir sama dengan nol.

Gambar 4. Gelombang tak terpolarisasi tidak ditransmisikan oleh pelat-pelat


pemolarisasi sisi yang bersilangan

Jika amplitudo dari gelombang terpolarisasi bidang yang jatuh pada P2 adalah Em maka
amplitudo gelombang yang keluar adalah:

Em cos θ

dengan θ adalah sudut diantara arah polarisator P1 dan P2. dengan mengingat bahwa
intensitas yang ditransmisikan I berubah dengan θ menurut Snellius:

I = Im cos2 θ (3)

Dengan Im adalah nilai maksimum dari intensitas yang ditransmisikan, nilai maksimum
tersebut terjadi bila arah polarisator P1 dan P2 adalah sejajar, yaitu bila θ = 1800.

c. Interferensi dan difraksi


Jika dua gelombang bergabung maka akan terjadi interferensi gelombang. Interferensi yang
terjadi akan bersifat saling menguatkan atau saling melemahkan. Hal ini berlaku untuk
gelombang mikro.

Gelombang-gelombang menyebar sewaktu merambat dan ketika menemui penghalang,


gelombang ini berbelok mengitarinya dan memasuki daerah berikutnya. Fenomena ini
disebut difraksi. Besarnya difraksi bergantung pada panjang gelombang dan ukuran
penghalang. Sebagai aturan praktis, hanya jika panjang gelombang lebih kecil dari ukuran
benda, akan ada bayangan yang cukup besar.

PEMANFAATAN GELOMBANG MIKRO (MICROWAVE)


Pemanfaatan gelombang elektromagnetik sangat luas dalam kehidupan sehari hari.
Pemanfaatan gelombang elektromagnetik tersebut terutama untuk keperluan telekomunikasi.
Berikut akan diuraikan secara khusus tentang pemanfaatan gelombang mikro:
1. Pemanasan
Kita tentu tidak asing dengan nama microwave oven yang sehari-hari kita pakai untuk
memanaskan makanan. Microwave oven menggunakan gelombang mikro dalam band
frekuensi ISM sekitar 2.45 GHz. Food processing hanyalah salah satu contoh saja yang
sederhana. Gelombang mikro juga dimanfaatkan untuk pemanasan material dalam bidang
industri. Pemanasan dengan gelombang mikro mempunyai kelebihan yaitu pemanasan lebih
merata karena bukan mentransfer panas dari luar tetapi membangkitkan panas dari dalam bahan
tersebut. Pemanasannya juga dapat bersifat selektif artinya tergantung dari dielektrik properties
bahan. Hal ini akan menghemat energi untuk pemanasan. Misalkan dipakai untuk pemanasan
bahan untuk body mobil maka chamber untuk pemanasan tidak akan panas tapi body mobil
akan panas sesuai dengan yang kita inginkan. SIstem autoclave yang konvensional sangat boros
energi karena chambernya ikut panas sehingga perlu proses pendinginan yang memakan energi
juga. Dengan sifat selecting heating tersebut teknik pemanasan gelombang mikro juga dipakai
untuk terapy kanker yang sering disebut dengan hyperthermia. Penngaturan daya dan
perangcangan antena merupakan hal yang utama dari terapi ini. Fokus pemanasan pada volume
sel kanker dapat dioptimasi ari perancangan antenna dan pengaturan daya serta jarak antena
dengan sel kanker tersebut.
2. Telekomunikasi
Bagi yang senang memanfaatkan fasilitas hotspot tentunya tidak asing dengan WiFi
yang menggunakan band frekuensi ISM. Begitu juga yang gemar menggunakan bluetooth
untuk transfer file antara handphone atau handphone dnegan komputer. Operator
telekomunikasi juga memanfaatkan gelombang mikro untuk komunikasi antara BTS ataupun
antara BTS dengan pelanggannya. di Eropa khususnya di Jerman sudah jarang terlihat
penggunaan gelombang mikro untuk komunikasi dengan metode WDM antara BTS dengan
BSC. Jaringan backbone komunikasi sudah memakai jarinagn fiber optis. Untuk komunikasi
ke end user pada sistem selular tetap menggunakan gelombang mikro. Untuk di indonesia pada
tower2 operator telekomunikasi sangat sering kita jumpai antena directional untuk komunikasi
antara BTS . Untuk komunikasi ke end user operator GSM di indonesia memakai frekuensi di
sekitar 800 MHz, 900MHz dan 1800MHz.
3. Radar dan navigasi
Radar juga memakai gelombang mikro untuk mendeteksi suatu object. Sesuai dengan
namanya radio detection and ranging, radar memanfaatkan pantulan gelombang dari object
tersebut untuk pendeteksian. meskipun sinyal sangat lemah tetapi dapat dikuatkan kembali
sehingga object bisa terdeteksi. Radar biasa dipergunakan untuk mendeteksi benda bergerak.
Pantulan tersebut berasal dari polarisasi horizontal, vertical maupun circular. Waktu antar
transmit dan receive itu yang dipergunakan untuk mengitung jarak objek tersebut. pada sistem
radar, pengolahan sinyal memainkan peranan yang penting untuk mengurangi interferens.
Radar memancarkan dan menerima sinyal pantulan secara bergantian dengan sistem
switch.Begitu juga dengan sistem GPS. GPS mempunyai prinsip yang mirip dengan radar.
setiap satelit secara periodis mengirimkan pesan yang isinya adalah waktu pengiriman pesan
dan informasi orbit satelit. receiver GPS akan menghitung jarak receiver dengan setiap satelit
yang mengirimkan pesan2 tersebut. Dengan membandingkan jarak antara beberapa satelit ini
dapat ditentukan letak gps receiver tersebut.
Ternyata dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari peran gelombang mikro.
Lalu bagaimana dengan penelitian tentang bidang ini di Indonesia? Sangat disayangkan bahwa
studi tentang gelombang mikro secara dasar maupun pemanfaaatannya masih sangat sedikit di
Indonesia. Saya sebagai pengajar di Universitas juga merasa malu bahkan prasarana yang ada
di universitas untuk melakukan penelitian di bidang ini sangat kurang.
Salah satu universitas yang masuk kategori paling ternama di Indonesia bahkan hanya
mempunyai satu buah spektrum analyzer peninggalan jepang (hasil hibah dari Jepang). Lalu
bagaimana dengan alat ukur lain seperti scalar network analyzer, vector network analyzer dan
piranti-piranti komponen-komponen sistem gelombang mikro. Jangan harap tersedia di
universitas, melihatnyapun belum pernah.
Membandingkan dengan Jerman tentu tidak sepantasnya, hanya saja sebagai lecutan
motivasi tentu tidak ada salahnya. Studi intensif tentang gelombang mikro dilakukan oleh
banyak ilmuwan di Jerman. Dimulai dari studi gelombang elektromagnetik yang merupakan
induk dari gelombang mikro oleh Hermann von Helmholtz yang untuk menghormatinya
didedikasikan Hemlmhotz equation. Helmhotz sendiri sebenarnya tidak terlalu berkontribusi
besar tetapi mahasiswa bimbingannya Heinrich Hertz yang kemudian menjadi seorang profesor
di Uni-Karlsruhe melakukan eksperimen tentang keberadaan elektromagnetik membuat
perkembangan studi elektromagnetik dan pemanfaatannya menjadi sangat populer. Sekarang
banyak ilmuwan-ilmuwan yang menekuni bidang ini.Penelitian dan pengembangan teknologi
secara sangat profesional dikelola oleh berbagai institusi. Di institut tempatku bekerja saat ini
sedang dikembangkan gyrotron pembangkit gelombang mikro frekuensi dan daya tinggi.
Selain itu juga ada grup yang mengembangkan penelitian di bidang aplikasi gelombang mikro
untuk pemrosesan material. Itu hanya salah satu contoh pada satu insitut, padahal suatu riset
center atau suatu universitas terdiri dari banyak institut. Jadi studi gelombang mikro dan
pemanfaatannya dalam bidang, komunikasi, radar dan navigasi maupun pemanasan dilakukan
secara intensif diberbagai institut yang tidak saling tumpang tindih. Penelitian kerjasama
dilakukan antar institut untuk mengoptimalkan sumberdaya manusia dan prasarana yang
masing-masing mempunyai keunggulan tersendiri.

Gelombang mikro atau mikro gelombang (microwave) adalah gelombang


elektromagnetik dengan frekuensi super tinggi (Super High Frequency, SHF) yaitu di atas 3
GHz (3x109Hz).
Gelombang mikro dimanfaatkan pada RADAR (Radio Detection and Ranging).
RADAR digunakan untuk mencari dan menentukan jejak suatu benda dengan gelombang
mikro pada frekuensi sekitar 1010Hz.
Dalam kehidupan sehari – hari gelombang mikro digunakan terutama dalam bidang
komunikasi dan pengiriman informasi melalui ruang terbuka, memasak, dan sistem PJ aktif.
Pada sistem PJ aktif, pulsa microwave ditembakkan kepada sebuah target dan refleksinya
diukur untuk mempelajari karakteristik target. Sebagai contoh aplikasi adalah Tropical Rainfall
Measuring Mission’s (TRMM) Microwave Imager (TMI), yang mengukur radiasi microwave
yang dipancarkan dari spectrum elektromagnetik, energi elektromagnetik atmosfer bumi untuk
mengukur penguapan, kandungan air di awan dan intensif hujan.
Sinyal microwave berpropagasi satu arah pada satu waktu, sehingga dua frekuensi
diperlukan untuk komunikasi dua arah. Mikro gelombang banyak dipakai pada sistem jaringan
MAN, warnet dan penyedia layanan intenet (ISP).
Keuntungan menggunakan gelombang mikro adalah akuisisi anatar menara tidak begitu
dibutuhkan, dapat membawa jumlah data yang besar, biaya murah karena setiap tower antena
tidak memerlukan lahan yang luas, frekuensi tinggi atau gelombang pendek karena hanya
membutuhkan antenna yang kecil.
Kelemahan mikro gelombang yaitu rentan terhadap cuaca, hujan dan terpengaruh
terhadap pesawat terbang yang melintas di atasnya.

Você também pode gostar