Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Gagal ginjal akut adalah sindrom klinis dimana ginjal tidak lagimensekresi produk-produk
limbah metabolisme. Biasanya karena hiperfusi ginjalsindrom ini biasa berakibat azotemia
(uremia), yaitu akumulasi produk limbahnitrogen dalam darah dan oliguria dimana haluaran
urine kurang dari 400 ml/24 jam.Gagal ginjal akut (
acute renal failure)
adalah sekumpulan gejala yangmengakibatkan disfungsi ginjal secara mendadak. Gagal Ginjal
Akut (GGA)adalah suatu sindrom akibat kerusakan metabolik atau patologik pada ginjal
yangditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang mendadak dalam waktu beberapahari atau
beberapa minggu dengan atau tanpa oliguria sehinggamengakibatkanhilangnya kemampuan
ginjal untuk mempertahankan homeotasis tubuh
Anatomi Ginjal
lumbal disebelah kanan dan kiri tulang belakang, dibungkus oleh lapisan lemak
torakalis sampai vertebra lumbalis ketiga. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari
ginjal kiri karena letak hati yang menduduki ruang lebih banyak di sebelah
kanan. Masing-masing ginjal memiliki panjang 11,25 cm, lebar 5-7 cm dan tebal
2,5 cm. Berat ginjal pada pria dewasa 150-170 gram dan wanita dewasa 115-155
gram. Ginjal ditutupi oleh kapsul tunika fibrosa yang kuat, apabila kapsul dibuka
sepanjang basis piramid yang berdekatan dengan sinus renalis, dan bagian
koligens.
Struktur halus ginjal terdiri atas banyak nefron yang merupakan satuan
nefron. Setiap nefron bisa membentuk urin sendiri. Karena itu fungsi dari satu
nefron dapat menerangkan fungsi dari ginjal. Nefron terdiri dari bagian-bagian
berikut :
1. Glomerulus
mempunyai dua lapisan Bowman dan mempunyai dua lapisan selular yang
memisahkan darah dari dalam kapiler glomerulus dan filtrat dalam kapsula
Bowman
Tu
C. Fisiologi Ginjal
a. Fungsi ekskresi
b. Fungsi Endokrin
darah.
penyerapan kalsium.
Etiologi
Terdapat tiga kategori utama kondisi penyebab gagal ginjal akut, yaitu
sebagai berikut:
Kondisi pra renal adalah masalah aliran darah akibat hipoperfusi ginjal
dan turunnya laju filtrasi glumerulus. Kondisi klinis yang umum yang
a. Penipisan volume
b. Hemoragi
f. Infark miokard
h. Disritmia
i. Syok kardiogenik
j. Vasodilatasi
k. Sepsis
l. Anafilaksis
Penyebab intra renal gagal ginjal akut adalah kerusakan glumerulus atau
c. Agen nefrotoksik
d. Antibiotik aminoglikosida
g. Obat NSAID
i. Pielonefritis akut
j. Glumerulonefritis
Kondisi pasca renal yang menyebabkan gagal ginjal akut biasanya akibat dari
obstruksi di bagian distal ginjal. Obstruksi ini dapat disebabkan oleh kondisikondisi
sebagai berikut :
b. Tumor
c. BPH
d. Striktur
e. Bekuan darah
Klasifikasi
Keadaan ini umumnya ringan yang dengan cepat dapat reversibel apabila
perfusi ginjal segera diperbaiki. Pada GGA prarenal aliran darah ginjal
yang cukup kepada sel-sel tubulus. Apabila hipoperfusi ginjal tidak segera
GGA renal yaitu kelainan yang berasal dari dalam ginjal dan yang
ginjal lainnya
ginjal, yang mudah mengalami kerusakan bila terjadi iskemia atau oleh obat
nefrotoksik, oleh karena itu kelainan tubulus yang disebut Nekrosis Tubular
Perjalanan klinis gagal ginjal akut dibagi menjadi tiga stadium, yaitu
sebagai berikut:
1. Stadium Oliguria
sesudah terjadinya trauma pada ginjal. Produksi urin normal adalah 1-2
sampai kurang dari 400cc/24 jam. Tidak jarang produksi urin sampai kurang
dari 100cc/24 jam, keadaan ini disebut dengan anuria. Pada fase ini penderita
mual, muntah, lemah, sakit kepala, kejang dan lain sebagainya. Perubahan
pada urin menjadi semakin kompleks, yaitu penurunan kadar urea dan
2. Stadium Diuresis
lebih dari 400 ml/hari, kadang-kadang dapat mencapai 4 liter/24 jam. Stadium
ini berlangsung 2 sampai 3 minggu. Volume kemih yang tinggi pada stadium
ini diakibatkan karena tingginya konsentrasi serum urea, dan juga disebabkan
karena masih belum pulihnya kemampuan tubulus yang sedang dalam masa
stadium dini diuresi, kadar urea darah dapat terus meningkat, terutama karena
bersihan urea tak dapat mengimbangi produksi urea endogen. Tetapi dengan
3. Stadium Penyembuhan
selama masa itu, produksi urin perlahan–lahan kembali normal dan fungsi
sedikit demi sedikit membaik, tetapi pada beberapa pasien tetap mende rita
arteria renalis.
amiloidosis.
Faktor penyebab penyakit gagal ginjal kronik karena tekanan darah tinggi atau
penyakit hipertensi ini terjadi jika tekanan darah yang terjadi pada pembuluh
darah ini mengalami suatu peningkatan dan jika tidak di obati, maka penyakit
hipertensi ini bisa mengalami punca yang utama pada masalah serangan
Berikut adalah gejala-gejala penting yang berkaitan dengan menurunnya daya kerja
Hal ini ditandai dengan kelelahan, sekujur tubuh terasa sakit-sakitan, gatal, kram,
mudah lupa, susah tidur, mual-mual, tidak ada nafsu makan, daya tahan tubuh
membengkak. Sebaliknya, pengeringan cairan bisa ditandai dengan mata yang sangat
Dengan berkurangnya daya kerja ginjal bisa menyebabkan ginjal menghasilkan lebih
banyak hormon atau ekstra hormon. Akibatnya, akan menambah hormon tekanan
darah. Sebaliknya, hormon-hormon yang lain menjadi berkurang produksinya. Hal ini
Keracunan dan trauma, misalnya terkena pukulan berat langsung pada ginjal, dapat
mengakibatkan penyakit ginjal. Beberapa obat, termasuk obat tanpa resep, dapat
meracuni ginjal bila sering dipakai selama jangka waktu yang panjang. Produk yang
paling berbahaya untuk ginjal. Bila kita sering memakai obat penawar nyeri,
sebaiknya kita membahas dengan dokter untuk memastikan bahwa tidak beresiko
untuk ginjal kita. Preparat lingkungan dan okupasi yang telah menunjukkan dampak
dalam gagal ginjal kronis termasuk timah, kadmium, merkuri, dan kromium.
Faktor penyebab penyakit gagal ginjal lainnya juga adalah karena penyakit ginjal
obstruktif misalnya adalah pembesaran prostat, batu saluran kemih dan juga refluks
nefropati
2000).
sub klinis yang disertai oleh hematuria (darah dalam urin) dan
(Elizabeth, 2000).
ginjal yang berkaitan dengan skerosis pada arteriol ginjal dan arteri kecil.
tubulus ginjal
amiloidosis
uretra).
Patoflow gagal ginjal kronis
Pada awal perjalanannya, keseimbangan cairan, penanganan garam, dan penimbunan zat-zat
sisa masih bervariasi dan bergantung pada bagian ginjal yang sakit. Sampai fungsi ginjal turun
kurang dari 25% normal, manifestasi klinis gagal ginjal kronik mungkin minimal karena nefron-
nefron sisa yang sehat mengambil alih fungsi nefron yang rusak. Nefron yang tersisa
meningkat kecepatan filtrasi, reabsorpsi, dan sekresinya serta mengalami hipertrofi. Seiring
dengan makin banyaknya nefron yang mati, maka nefron yang tersisa menghadapi tugas yang
semkain berat, sehingga nefron-nefron tersebut ikut rusak dan akhirnya mati. Sebagaian dari
siklus kematian ini 17 tampaknya berkaitan dengan tuntutan pada nefron-nefron yang ada
untuk meningkatkan reabsorpsi protein. Seiring dengan penyusutan progresif nefronnefron,
terjadi pembentukan jaringan parut dan aliran darah ginjal mungkin berkurang (Elizabeth,
2001). Meskipun penyakit ginjal terus berlanjut, namun jumlah zat terlarut yang harus
diekskresi oleh ginjal untuk mempertahankan homeostasis tidaklah berubah, kendati jumlah
nefron yang bertugas melakukan fungsi tersebut sudah menurun secara progresif. Dua
adaptasi penting dilakukan oleh ginjal sebagai respon terhadap ancaman ketidakseimbangan
cairan dan elektrolit. Sisa nefron yang ada mengalami hipertrofi dalam usahanya untuk
melaksanakan seluruh beban kerja ginjal. Terjadi peningkatan kecepatan filtrasi, beban zat
terlarut dan reabsorpsi tubulus dalam setiap nefron meskipun GFR untuk seluruh massa
nefron yang terdapat dalam ginjal turun di bawah nilai normal. Mekanisme adaptasi ini cukup
berhasil dalam mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh hingga tingkat
fungsi ginjal yang sangat rendah. Namun akhirnya, kalau sekitar 75% massa nefron sudah
hancur, maka kecepatan filtrasi dan beban zat terlarut bagi setiap nefron demikian tinggi
sehingga keseimbangan glomerulus-tubulus (keseimbangan antara peningkatan filtrasi dan
peningkatan reabsorpsi oleh tubulus tidak dapat lagi dipertahankan. Fleksibilitas baik pada
proses ekskresi maupun proses konservasi zat terlarut dan air menjadi berkurang. Sedikit
perubahan pada makanan dapat mengubah keseimbangan yang rawan tersebut, karena
makin rendah GFR (yang berarti maikn sedikit nefron yang ada) semakin besar 18 perubahan
kecepatan ekskresi per nefron. Hilangnya kemampuan memekatkan atau mengencerkan
urine menyebabkan berat jenis urine tetap pada nilai 1,010 atau 285 mOsm (yaitu sama
dengan plasma) dan merupakan penyebab gejala poliuria dan nokturia (Price, 2006).