Você está na página 1de 20

ANALISA KERUSAKAN PADA CCW (CLOSE COOLING WATER) FAN

BERDASARKAN PENGUKURAN DATA VIBRASI

Oleh :
1. Dwi Juniandri (NIM. 41317120030)
2. Rizky Tirta G (NIM. 41317120024)
3. Triyanto (NIM. 41315120049)
4. Eko Budiawan (NIM. 41315120043)
5. Irfan Royani (NIM. 41315120063)

JURUSAN S1 TEKNIK MESIN


UNIVERSITAS MERCUBUANA
JAKARTA
2018

1
PENDAHULUAN
Bearing merupakan salah satu komponen penting pada peralatan yang berputar
seperti pada motor penggerak, turbin, pompa, fan, dsb. Bearing merupakan salah satu
komponen yang rentan mengalami kerusakan. Adanya kenaikan temperatur dan vibrasi
berlebih pada bearing merupakan salah satu indikasi adanya kerusakan pada bearing.
Salah satu cara untuk mengetahui atau mendeteksi adanya vibrasi pada peralatan adalah
dengan menggunakan alat ukur vibrasi. Pengukuran vibrasi dilakukan pada sisi aksial,
horizontal dan vertikal dari peralatan sehingga bisa didapatkan nilai cited peaknya.
Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui gejala dan kerusakan bearing pada CCW
(close cooling water) fan atau motor penggeraknya.
CCW fan merupakan fan / kipas yang dioperasikan untuk mendinginkan air
pendingin peralatan seperti pada sistem pelumasan dan H2 di generator pada gas turbin.
Fan ini beroperasi terus menerus selama peralatan pada turbin gas beroperasi. Ada
beberapa fan yang diposisikan standby atau dioperasikan ketika temperatur air
pendingin mulai tinggi dan distop ketika temperatur air pendingin sudah tidak terlalu
panas. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menghemat listrik UAT atau pemakaian
sendiri. Fan ini merupakan peralatan yang sangat penting dalam proses pendinginan air
pendingin. Karena terus beroperasi nonstop maka kerusakan bisa saja terjadi. Pada fan
yang standby pun kerusakan bearing dapat juga terjadi akibat hentakan awal karena
sering dilakukan start/stop dan akibat tahanan putar yang disebabkan oleh putaran balik
akibat terpaan angin laut. Fan ini sendiri digerakkan oleh motor penggerak 30 kW yang
dihubungkan dengan belt dan pulley.
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui gejala dan tingkat kerusakan yang
ditimbulkan dengan menggunakan alat pengukur vibrasi. Pengukuran dilakukan pada
motor penggeraknya baik dari sisi aksial, horisontal maupun radial untuk mengetahui
tingkat vibrasi dan kondisi peralatannya. Karena dengan alat pengukur vibrasi ini dapat
diketahui jenis kerusakan dan tingkat kerusakannya.

CCW Fan

Kondisi load Kondisi no load

2
DASAR TEORI
Vibrasi adalah suatu gerak bolak – balik atau gerak osilasi dari suatu benda yang
mempunyai massa dan mempunyai elastisitas seperti sistem pegas massa. Pada
umumnya vibrasi dapat dibagi menjadi :
1. Vibrasi vertikal disebut juga sebagai getaran lenturan (bending) dan frekuensi
natural vibrasinya sangat rendah mendekati frekuensi running speed penggerak
utama.
2. Vibrasi horisontal pada umumnya memperlihatkan getaran dengan nilai frekuensi
antara 1,2 – 1,5 kali getaran vertikal.
3. Vibrasi torsional pada umumnya memperlihatkan getaran dengan nilai frekuensinya
antara 3 – 5 kali getaran vertikal.
Terdapat terminology vibrasi, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Displacement vibration (peak to peak)
Merupakan total jarak yang ditempuh oleh bagian yang bergetar, yang menjalar dari
satu limit ekstrim ke limit ekstrim lainnya.
2. Kecepatan getaran (peak)
Ketika massa yang bergetar bergerak maka kecepatannya berubah. Nilainya adalah
nol dibatas atas (puncak) dan diawah (lembah) gerak tersebut setelah melalui posisi
garis keseimbangan. Kecepatan berada pada maksimum ketika melewati posisi
netral. Kecepatan maksimum disebut sebagai kecepatan getaran puncak. Diukur
dalam mm/s-pk atau inci/s-pk.
3. Crest factor
Merupakan sebuah rasio dari nilai puncak gelombang ke nilai rms gelombang. Hal
ini juga kadang – kadang disebut “peak to rms ratio”. Crest factor adalah salah satu
ciri penting yang dapat digunakan untuk perkembangan kondisi mesin.
4. Percepatan getaran (peak)
Dalam membahas kecepatan getaran, hal itu menunjukkan bahwa kecepatan massa
mendekati nol dibatas ekstrim dari perambatannya. Setiap kali perambatan getaran
berhenti dibatas perambatannya, maka perambatannya harus dipercepat agar
meningkatkan kecepatan getarannya ke batas yang berlawanan arah, percepatan
didefinisikan sebagai laju perubahan kecepatan.

3
Analisa vibrasi digunakan untuk menentukan pengoperasian peralatan dan kondisi
mekanis peralatan. Keuntungan utamanya adalah bahwa analisis getaran dapat
mengidentifikasi perkembangan masalah sebelum masalah itu menjadi sangat serius dan
menyebabkan downtime yang tidak terjadwal. Hal ini dapat dicapai dengan melakukan
pemantauan berkala dari getaran mesin baik secara continue atau dengan interval yang
terjadwal. Analisa getaran juga dapat mendeteksi adanya missaligment dan
ketidakseimbangan sebelum kondisi ini dapat mengakibatkan kerusakan pada bantalan
atau pada poros.
Semua mesin yang berputar menghasilkan getaran yang merupakan fungsi dinamika
dari mesin seperti alignment dan balancing dari bagian yang berputar. Pengukuran
amplitudo getaran pada frekuensi tertentu dapat memberikan informasi berharga tentang
akurasi pada alignment poros dan balancing, kondisi bantalan atau roda gigi dan efek
pada mesin karena resonansi pada plat, pipa dan struktur lainnya.
Pengukuran getaran adalah suatu metode yang efektif dengan tidak mengganggu
untuk memantau kondisi mesin selama start up, shutdown, dan saat peralatan beroperasi
normal pada peralatan yang berputar seperti turbin, pompa, motor, kompresor, gearbox
dan lainnya.
Pada umumnya kerusakan yang disebabkan tingkat getaran yang tinggi pada mesin
adalah :
1. Unbalance dari bagian yang berputar
2. Missalignment dari kopling dan bantalan
3. Bent shaft
4. Roda gigi dan bantalan yang rusak
5. Sabuk dan rantai yang berputar tidak sempurna
6. Torsi yang bervariasi
7. Ada yang longgar (looseness)
8. Ada yang saling bergesek (rubbing)
9. Resonansi.
Tingkat keparahan dari vibrasi dapat menyebabkan :
1. Ketidaknyamanan
2. Kebisingan
3. Keausan

4
4. Stress pada peralatan

Tingkat keparahan vibrasi juga dapat mengurangi :


1. Masa pakai elemen / komponen
2. Kenyamanan
3. Kualitas produk
4. Fungsi

Frekuensi dalam Penyebab utama Kemungkinan penyebab lain


RPM
1 x RPM Unballance 1. Eksentrik journal, gigi atau pulley
2. Missalignment atau poros bengkok bila
axial vibrasi tinggi
3. Resonansi
4. Sabuk buruk
2 x RPM Kelonggaran 1. Missalignment bila axial vibrasi tinggi
2. Gaya reciprocating
3. Belt buruk
3 x RPM Missalignment 1. Kombinasi dari missalignment dan
kelonggaran
Kurang dari 1 x Terjadi pusaran 1. Putaran belt yang tidak teratur
RPM oli 2. Vibrasi beat
3. Resonansi sub harmonik
Synkron frekuensi Problem 1. Adanya rotor patah
elektrikal 2. Fasa yang tidak balance pada sistem
polyphase
2 x synkron Pulsa torsi 1. Resonansi yang tereksitasi
frekuensi
n x RPM Gigi buruk, gaya 1. Jumlah gigi x RPM gigi kurang
aerodynamic, memadai
gaya hidrolik, 2. Jumlah impeller vanes x RPM
gaya

5
reciprocating.
Frekuensi tinggi Bearing dengan 1. Vibrasi bearing yang tidak steady yaitu
anti friksi yang amplitudo dan frekuensi
kurang baik 2. Cavitasi, sirkuilasi dan aliran turbulen
yang menyebabkan random vibrasi
dengan frekuensi tinggi
3. Lubrikasi yang tidak benar pada journal
bearing
4. gesekan
Tabel. Frekuensi vibrasi dan frekuensi penyebabnya
Dalam menentukan apakah vibrasi dapat diterima untuk memungkinkan
pengoperasian peralatan permesinan lebih lanjut dengan cara yang aman adalah dengan
melihat dari standar vibrasi. Salah satu standar vibrasi yang dipakai adalah ISO 10816
– 3.

Tabel : velocity threshold values ISO 10816 - 3

6
TATA KERJA
Kondisi CCW fan : ada temuan suara kasar pada peralatan
Alat pengukur vibrasi yang digunakan : Emerson CSI 2140 Machinery Health Analyzer
Langkah pengukuran vibrasi yang dilakukan :
 Pengukuran pada motor sisi aksial, horisontal, dan vertikal posisi load test
 Pengukuran pada motor sisi aksial, horisontal, dan vertikal posisi no load test
 Menentukan cited peaks dari setiap spektrum hasil pengukuran yang
menyimpang
 Menentukan analisis cited peaks yang telah diperoleh
 Melakukan diagnose gejala kerusakan yang terjadi berdasarkan hasil pengukuran
dengan melihat tabel ISO 10816 – 3
Spesifikasi Fan Spesifikasi Motor
Blades Aluminium type TEFC
kW / fan 26 kW kW / motor 30 kW
Tip speed 37.3 m/s Speed 1500 rpm
Diameter 4.27 m Speed reducer ratio 1470 / 167
Hub material Steel / aluminium Pulley material Cast iron

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pengukuran dilakukan pada kondisi load test dan no load test. Selain itu pengukuran
juga dilakukan pada dua posisi yaitu sisi inboard dan outboard motor.

inboard

outboard

Gambar : lokasi pengukuran

7
1. Pengukuran pada saat ditemukan adanya suara kasar pada fan
Kondisi load test
Pengukuran ke – 1 (motor outboard horizontal)

Nilai cited peaks overall : 4.42 mm/sec


Pengukuran ke – 2 (motor outboard vertical)

Nilai cited peaks overall : 1.68 mm/sec


Pengukuran ke – 3 (motor outboard axial)

8
Nilai cited peaks overall : 8.18 mm/sec
Pengukuran ke – 4 (motor inboard horizontal)

Nilai cited peaks overall : 2.94 mm/sec


Pengukuran ke – 5 (motor inboard vertical)

Nilai cited peaks overall : 1.47 mm/sec


Pengukuran ke – 6 (motor inboard axial)

9
Nilai cited peaks overall : 8.57 mm/sec

Tabel hasil pengukuran terhadap velocity threshold values ISO 10816 - 3


Pengukuran Cited peaks Kategori Keterangan
1 4.42 Restricted long term operation
2 1.68 Newly commisioned
3 8.18 Vibration causes damage
4 2.94 Unrestricted long term operation
5 1.47 Newly commisioned
6 8.57 Vibration causes damage
Dari pengukuran pada motor dengan kondisi load tersebut ditemukan adanya vibrasi
yang telah melewati batas aman berdasarkan tabel ISO 10816 – 3. Titik tersebut berada
di sisi outboard horizontal, outboard axial, dan inboard axial.
Karena belum diketahui bagian yang mengalami kerusakan (motor atau fan) maka
dilakukan pengukuran vibrasi lanjutan dengan melepas belt. Kemudian dilakukan
pengukuran hanya pada motor penggeraknya saja (kondisi no load).

2. Pengukuran lanjutan pada motor


Kondisi no load
Pengukuran ke – 1 (motor outboard horizontal)

10
Nilai cited peaks overall : 0.464 mm/sec

Pengukuran ke – 2 (motor outboard vertical)

Nilai cited peaks overall : 1.278 mm/sec

Pengukuran ke – 3 (motor outboard axial)

11
Nilai cited peaks overall : 1.486 mm/sec

Pengukuran ke – 4 (motor inboard horizontal)

Nilai cited peaks overall : 2.427 mm/sec


Pengukuran ke – 5 (motor inboard vertical)

Nilai cited peaks overall : 1.606 mm/sec

12
Pengukuran ke – 6 (motor inboard axial)

Nilai cited peaks overall : 1.267 mm/sec

Tabel hasil pengukuran terhadap velocity threshold values ISO 10816 - 3


Pengukuran Cited peaks Kategori Keterangan
1 0.464 Newly commisioned
2 1.278 Newly commisioned
3 1.486 Newly commisioned
4 2.427 Unrestricted long term operation
5 1.606 Newly commisioned
6 1.267 Newly commisioned
Berdasarkan hasil pengukuran vibrasi secara no load diatas, diperoleh bahwa kondisi
vibrasi pada motor penggerak masih dalam batas aman. Sehingga dapat dipastikan
bahwa kerusakan terjadi pada fan nya. Dan diberikan rekomendasi kepada pihak
pemeliharaan untuk segera mengecek kondisi fan mulai dari pulley, poros, dan
bearingnya.
Setelah dilakukan pengecekan, didapatkan bahwa kondisi pulley dan poros masih
baik. Namun kondisi bearing telah mengalami kerusakan sehingga megakibatkan
adanya suara kasar dan vibrasi yang tinggi ketika dilakukan pengukuran.
Tindakan selanjutnya adalah melakukan penggantian bearing pada sisi fan.

3. Pengukuran setelah dilakukan perbaikan pada fan


Kondisi load
Pengukuran ke – 1 (motor outboard horizontal)

13
Nilai cited peaks overall : 3.284 mm/sec

Pengukuran ke – 2 (motor outboard vertical)

Nilai cited peaks overall : 1.368 mm/sec

Pengukuran ke – 3 (motor outboard axial)

Nilai cited peaks overall : 1.566 mm/sec

14
Pengukuran ke – 4 (motor inboard horizontal)

Nilai cited peaks overall : 3.227 mm/sec

Pengukuran ke – 5 (motor inboard vertical)

Nilai cited peaks overall : 1.186 mm/sec

Pengukuran ke – 6 (motor inboard axial)

Nilai cited peaks overall : 1.537 mm/sec

15
Tabel hasil pengukuran terhadap velocity threshold values ISO 10816 - 3
Pengukuran Cited peaks Kategori Keterangan
1 3.284 Unrestricted long term operation
2 1.368 Newly commisioned
3 1.566 Newly commisioned
4 3.227 Unrestricted long term operation
5 1.186 Newly commisioned
6 1.537 Newly commisioned
Berdasarkan hasil pengukuran vibrasi secara load diatas didapatkan bahwa kondisi
CCW Fan sudah masuk dalam batas aman. Sehingga hanya perlu terus dilakukan
pemantauan dalam beberapa hari kedepan terkait kondisinya.
Terkait penyebab kerusakan bearing pada sisi fan tersebut dapat berasal dari :
a. Karena kondisi start – stop.
b. Hentakan saat dilakukan start.
c. Adanya putaran balik akibat hembusan angin laut sehingga pada saat akan
dilakukan start terjadi hentakan berlebih pada CCW fan tersebut.
d. Kondisi ini terjadi berulang – ulang.

4. Pengukuran pada 26 maret 2018


Pengukuran ke – 1 (motor outboard horizontal)

16
Nilai cited peaks overall : 3.89 mm/sec
Pengukuran ke – 2 (motor outboard vertical)

Nilai cited peaks overall : 1.57 mm/sec

Pengukuran ke – 3 (motor outboard axial)

Nilai cited peaks overall : 2.06 mm/sec


Pengukuran ke – 4 (motor inboard horizontal)

Nilai cited peaks overall : 4.31 mm/sec

17
Pengukuran ke – 5 (motor inboard vertical)

Nilai cited peaks overall : 1.21 mm/sec

Pengukuran ke – 6 (motor inboard axial)

Nilai cited peaks overall : 2.00 mm/sec

Tabel hasil pengukuran terhadap velocity threshold values ISO 10816 - 3


Pengukuran Cited peaks Kategori Keterangan
1 3.89 Unrestricted long term operation
2 1.57 Newly commisioned
3 2.06 Newly commisioned
4 4.31 Unrestricted long term operation
5 1.21 Newly commisioned
6 2.00 Newly commisioned

18
Diatas adalah hasil pengukuran vibrasi beberapa bulan setelah dilakukannya
perbaikan sebelumnya. Dari hasil pengukuran diperoleh bahwa kondisnya masih dalam
batas aman dan masih beroperasi normal.

KESIMPULAN
Dari hasil pengukuran dan analisa vibrasi pada CCW Fan B GT 2.1 menunjukkan
bahwa:
1. Terjadi vibrasi yang tinggi ketika dilakukan pengecekan secara load test.
2. Setelah dilakukan no load test dapat dipastikan kerusakan terjadi pada sisi fan yaitu
pada bearing.
3. Penggantian bearing harus dilakukan agar tidak terjadi vibrasi berlebih atau
kerusakan yang lebih parah.
4. Setelah dilakukan penggantian bearing kondisi vibrasi pada CCW Fan sudah
kembali normal dan aman beroperasi.

19
DAFTAR PUSTAKA
Hamid, Abdul. 2012. Praktikal Vibrasi Mekanik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
http://diagnoserw.pl/wirniki/analiza-drganiowa.html. Diakses pada : 14 Mei 2018 pukul
18.15 WIB

20

Você também pode gostar