Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Oleh :
1. Dwi Juniandri (NIM. 41317120030)
2. Rizky Tirta G (NIM. 41317120024)
3. Triyanto (NIM. 41315120049)
4. Eko Budiawan (NIM. 41315120043)
5. Irfan Royani (NIM. 41315120063)
1
PENDAHULUAN
Bearing merupakan salah satu komponen penting pada peralatan yang berputar
seperti pada motor penggerak, turbin, pompa, fan, dsb. Bearing merupakan salah satu
komponen yang rentan mengalami kerusakan. Adanya kenaikan temperatur dan vibrasi
berlebih pada bearing merupakan salah satu indikasi adanya kerusakan pada bearing.
Salah satu cara untuk mengetahui atau mendeteksi adanya vibrasi pada peralatan adalah
dengan menggunakan alat ukur vibrasi. Pengukuran vibrasi dilakukan pada sisi aksial,
horizontal dan vertikal dari peralatan sehingga bisa didapatkan nilai cited peaknya.
Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui gejala dan kerusakan bearing pada CCW
(close cooling water) fan atau motor penggeraknya.
CCW fan merupakan fan / kipas yang dioperasikan untuk mendinginkan air
pendingin peralatan seperti pada sistem pelumasan dan H2 di generator pada gas turbin.
Fan ini beroperasi terus menerus selama peralatan pada turbin gas beroperasi. Ada
beberapa fan yang diposisikan standby atau dioperasikan ketika temperatur air
pendingin mulai tinggi dan distop ketika temperatur air pendingin sudah tidak terlalu
panas. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menghemat listrik UAT atau pemakaian
sendiri. Fan ini merupakan peralatan yang sangat penting dalam proses pendinginan air
pendingin. Karena terus beroperasi nonstop maka kerusakan bisa saja terjadi. Pada fan
yang standby pun kerusakan bearing dapat juga terjadi akibat hentakan awal karena
sering dilakukan start/stop dan akibat tahanan putar yang disebabkan oleh putaran balik
akibat terpaan angin laut. Fan ini sendiri digerakkan oleh motor penggerak 30 kW yang
dihubungkan dengan belt dan pulley.
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui gejala dan tingkat kerusakan yang
ditimbulkan dengan menggunakan alat pengukur vibrasi. Pengukuran dilakukan pada
motor penggeraknya baik dari sisi aksial, horisontal maupun radial untuk mengetahui
tingkat vibrasi dan kondisi peralatannya. Karena dengan alat pengukur vibrasi ini dapat
diketahui jenis kerusakan dan tingkat kerusakannya.
CCW Fan
2
DASAR TEORI
Vibrasi adalah suatu gerak bolak – balik atau gerak osilasi dari suatu benda yang
mempunyai massa dan mempunyai elastisitas seperti sistem pegas massa. Pada
umumnya vibrasi dapat dibagi menjadi :
1. Vibrasi vertikal disebut juga sebagai getaran lenturan (bending) dan frekuensi
natural vibrasinya sangat rendah mendekati frekuensi running speed penggerak
utama.
2. Vibrasi horisontal pada umumnya memperlihatkan getaran dengan nilai frekuensi
antara 1,2 – 1,5 kali getaran vertikal.
3. Vibrasi torsional pada umumnya memperlihatkan getaran dengan nilai frekuensinya
antara 3 – 5 kali getaran vertikal.
Terdapat terminology vibrasi, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Displacement vibration (peak to peak)
Merupakan total jarak yang ditempuh oleh bagian yang bergetar, yang menjalar dari
satu limit ekstrim ke limit ekstrim lainnya.
2. Kecepatan getaran (peak)
Ketika massa yang bergetar bergerak maka kecepatannya berubah. Nilainya adalah
nol dibatas atas (puncak) dan diawah (lembah) gerak tersebut setelah melalui posisi
garis keseimbangan. Kecepatan berada pada maksimum ketika melewati posisi
netral. Kecepatan maksimum disebut sebagai kecepatan getaran puncak. Diukur
dalam mm/s-pk atau inci/s-pk.
3. Crest factor
Merupakan sebuah rasio dari nilai puncak gelombang ke nilai rms gelombang. Hal
ini juga kadang – kadang disebut “peak to rms ratio”. Crest factor adalah salah satu
ciri penting yang dapat digunakan untuk perkembangan kondisi mesin.
4. Percepatan getaran (peak)
Dalam membahas kecepatan getaran, hal itu menunjukkan bahwa kecepatan massa
mendekati nol dibatas ekstrim dari perambatannya. Setiap kali perambatan getaran
berhenti dibatas perambatannya, maka perambatannya harus dipercepat agar
meningkatkan kecepatan getarannya ke batas yang berlawanan arah, percepatan
didefinisikan sebagai laju perubahan kecepatan.
3
Analisa vibrasi digunakan untuk menentukan pengoperasian peralatan dan kondisi
mekanis peralatan. Keuntungan utamanya adalah bahwa analisis getaran dapat
mengidentifikasi perkembangan masalah sebelum masalah itu menjadi sangat serius dan
menyebabkan downtime yang tidak terjadwal. Hal ini dapat dicapai dengan melakukan
pemantauan berkala dari getaran mesin baik secara continue atau dengan interval yang
terjadwal. Analisa getaran juga dapat mendeteksi adanya missaligment dan
ketidakseimbangan sebelum kondisi ini dapat mengakibatkan kerusakan pada bantalan
atau pada poros.
Semua mesin yang berputar menghasilkan getaran yang merupakan fungsi dinamika
dari mesin seperti alignment dan balancing dari bagian yang berputar. Pengukuran
amplitudo getaran pada frekuensi tertentu dapat memberikan informasi berharga tentang
akurasi pada alignment poros dan balancing, kondisi bantalan atau roda gigi dan efek
pada mesin karena resonansi pada plat, pipa dan struktur lainnya.
Pengukuran getaran adalah suatu metode yang efektif dengan tidak mengganggu
untuk memantau kondisi mesin selama start up, shutdown, dan saat peralatan beroperasi
normal pada peralatan yang berputar seperti turbin, pompa, motor, kompresor, gearbox
dan lainnya.
Pada umumnya kerusakan yang disebabkan tingkat getaran yang tinggi pada mesin
adalah :
1. Unbalance dari bagian yang berputar
2. Missalignment dari kopling dan bantalan
3. Bent shaft
4. Roda gigi dan bantalan yang rusak
5. Sabuk dan rantai yang berputar tidak sempurna
6. Torsi yang bervariasi
7. Ada yang longgar (looseness)
8. Ada yang saling bergesek (rubbing)
9. Resonansi.
Tingkat keparahan dari vibrasi dapat menyebabkan :
1. Ketidaknyamanan
2. Kebisingan
3. Keausan
4
4. Stress pada peralatan
5
reciprocating.
Frekuensi tinggi Bearing dengan 1. Vibrasi bearing yang tidak steady yaitu
anti friksi yang amplitudo dan frekuensi
kurang baik 2. Cavitasi, sirkuilasi dan aliran turbulen
yang menyebabkan random vibrasi
dengan frekuensi tinggi
3. Lubrikasi yang tidak benar pada journal
bearing
4. gesekan
Tabel. Frekuensi vibrasi dan frekuensi penyebabnya
Dalam menentukan apakah vibrasi dapat diterima untuk memungkinkan
pengoperasian peralatan permesinan lebih lanjut dengan cara yang aman adalah dengan
melihat dari standar vibrasi. Salah satu standar vibrasi yang dipakai adalah ISO 10816
– 3.
6
TATA KERJA
Kondisi CCW fan : ada temuan suara kasar pada peralatan
Alat pengukur vibrasi yang digunakan : Emerson CSI 2140 Machinery Health Analyzer
Langkah pengukuran vibrasi yang dilakukan :
Pengukuran pada motor sisi aksial, horisontal, dan vertikal posisi load test
Pengukuran pada motor sisi aksial, horisontal, dan vertikal posisi no load test
Menentukan cited peaks dari setiap spektrum hasil pengukuran yang
menyimpang
Menentukan analisis cited peaks yang telah diperoleh
Melakukan diagnose gejala kerusakan yang terjadi berdasarkan hasil pengukuran
dengan melihat tabel ISO 10816 – 3
Spesifikasi Fan Spesifikasi Motor
Blades Aluminium type TEFC
kW / fan 26 kW kW / motor 30 kW
Tip speed 37.3 m/s Speed 1500 rpm
Diameter 4.27 m Speed reducer ratio 1470 / 167
Hub material Steel / aluminium Pulley material Cast iron
inboard
outboard
7
1. Pengukuran pada saat ditemukan adanya suara kasar pada fan
Kondisi load test
Pengukuran ke – 1 (motor outboard horizontal)
8
Nilai cited peaks overall : 8.18 mm/sec
Pengukuran ke – 4 (motor inboard horizontal)
9
Nilai cited peaks overall : 8.57 mm/sec
10
Nilai cited peaks overall : 0.464 mm/sec
11
Nilai cited peaks overall : 1.486 mm/sec
12
Pengukuran ke – 6 (motor inboard axial)
13
Nilai cited peaks overall : 3.284 mm/sec
14
Pengukuran ke – 4 (motor inboard horizontal)
15
Tabel hasil pengukuran terhadap velocity threshold values ISO 10816 - 3
Pengukuran Cited peaks Kategori Keterangan
1 3.284 Unrestricted long term operation
2 1.368 Newly commisioned
3 1.566 Newly commisioned
4 3.227 Unrestricted long term operation
5 1.186 Newly commisioned
6 1.537 Newly commisioned
Berdasarkan hasil pengukuran vibrasi secara load diatas didapatkan bahwa kondisi
CCW Fan sudah masuk dalam batas aman. Sehingga hanya perlu terus dilakukan
pemantauan dalam beberapa hari kedepan terkait kondisinya.
Terkait penyebab kerusakan bearing pada sisi fan tersebut dapat berasal dari :
a. Karena kondisi start – stop.
b. Hentakan saat dilakukan start.
c. Adanya putaran balik akibat hembusan angin laut sehingga pada saat akan
dilakukan start terjadi hentakan berlebih pada CCW fan tersebut.
d. Kondisi ini terjadi berulang – ulang.
16
Nilai cited peaks overall : 3.89 mm/sec
Pengukuran ke – 2 (motor outboard vertical)
17
Pengukuran ke – 5 (motor inboard vertical)
18
Diatas adalah hasil pengukuran vibrasi beberapa bulan setelah dilakukannya
perbaikan sebelumnya. Dari hasil pengukuran diperoleh bahwa kondisnya masih dalam
batas aman dan masih beroperasi normal.
KESIMPULAN
Dari hasil pengukuran dan analisa vibrasi pada CCW Fan B GT 2.1 menunjukkan
bahwa:
1. Terjadi vibrasi yang tinggi ketika dilakukan pengecekan secara load test.
2. Setelah dilakukan no load test dapat dipastikan kerusakan terjadi pada sisi fan yaitu
pada bearing.
3. Penggantian bearing harus dilakukan agar tidak terjadi vibrasi berlebih atau
kerusakan yang lebih parah.
4. Setelah dilakukan penggantian bearing kondisi vibrasi pada CCW Fan sudah
kembali normal dan aman beroperasi.
19
DAFTAR PUSTAKA
Hamid, Abdul. 2012. Praktikal Vibrasi Mekanik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
http://diagnoserw.pl/wirniki/analiza-drganiowa.html. Diakses pada : 14 Mei 2018 pukul
18.15 WIB
20