Você está na página 1de 19

PROPOSAL

PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL)

PENGENDALIAN KEBUTUHAN CABAI RAWIT


(capsicum frutescens l.) AGAR MEMENUHI
KEBUTUHAN PASAR DI KABUPATEN
KOTAWARINGIN BARAT

OLEH :
YOSUA MANURUNG
NIM. 15542010368

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANTAKUSUMA
2018

1
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL)

NAMA : YOSUA MANURUNG

NIM : 15542010368

PROGRAM STUDI : AGRIBISNIS

JUDUL PROPOSAL : PENGENDALIAN KEBUTUHAN CABAI


RAWIT (capsicum frutescens l.) AGAR
MEMENUHI KEBUTUHAN PASAR DI
KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

Menyetujui :

Ketua Program Studi Dosen Pembimbing


Agribisnis Praktek Kerja Lapang

M.ROBIANNOR, SP.,MP SHOFIYAH, S.Hut., MP


NUPN. 9911005959 NIDN. 1112127602

Mengetahui
Dekan Fakultas Pertanian

Dr. Ir. IDA KETUT MUDHITA, MS


NIDN. 1116086401

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...............................................................................................

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................

DAFTAR ISI .............................................................................................. ............. 1

DAFTAR TABEL ................................................................................................... 2

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... 3

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................................

1.3 Tujuan .................................................................................................................

1.4 Manfaat ...............................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.)..............................

2.2 Manfaat dan Khasiat Cabai Rawit Untuk Kesehatan ..........................................

2.3 Keputusan Pembelian ..........................................................................................

2.4 Harga ..................................................................................................................

2.5 Penetepan Harga..................................................................................................

2.6 Kualitas ...............................................................................................................

2.7 Pelayanan ............................................................................................................

2.8 Faktor-faktor kualitas pelayanan .........................................................................

2.9 Kerangka Kerja ...................................................................................................

3
BAB 3 METODE PRAKTEK KERJA LAPANG

3.1 Tempat dan Waktu ..............................................................................................

3.2 Metode Pengumpulan Data .................................................................................

3.3 Jadwal Kegiatan ..................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

4
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Jadwal Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) .......................................... 18

5
DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Cabai Rawit (Capsicum Frutescens L.)............................................ 10


2. Kerangka kerja ........................................................................................ 15

6
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Cabai Rawit (Capsicum Frutescens L.) merupakan komoditas
yang penting dan banyak dibutuhkan masyarakat di Kotawaringin Barat
untuk memenuhi kebutuhan. Ketersediaan cabai rawit di kotawaringin
barat sering kali terjadi kenaikan harga yang sangat fluktuatif dan
Kebutuhan di pasar belum mencukupi bagi konsumen. Cabai rawit juga
salah satu jenis sayuran penting di Kotawaringin Barat. Selain memiliki
nilai gizi yang cukup tinggi, cabai juga memiliki nilai ekonomi yang
tinggi. Pemanfaatan cabai sebagai bumbu masak atau sebagai bahan baku
berbagai industri makanan dan minuman membuat cabai rawit semakin
menarik untuk diusahakan.
Produksi cabai rawit yang masih rendah sering kali membuat
pasokan cabai rawit di pasaran terbatas. Pasokan cabai yang terbatas
berakibat terjadinya fluktuasi harga yang besar. Perbaikan terhadap sistem
produksi cabai merupakan salah satu cara untuk meningkatkan produksi
cabai. Peningkatan produksi cabai akan menjaga pasokan cabai rawit di
pasar tetap stabil sehingga fluktuasi harga dapat ditekan. Salah satu faktor
yang mempengaruhi produksi cabai rawit adalah kondisi tanah yang
kurang subur akibat digunakan secara terus menurus.
Tindakan budidaya yang tepat diperlukan untuk mendapatkan
produksi tanaman yang tinggi pada tanah yang kurang subur tersebut.
Salah satu tindakan yang dapat dilakukan adalah dengan cara pemupukan.
Pupuk merupakan bahan yang mendukung kesuburan tanah karena berisi
atau lebih unsur untuk menggantikan unsur yang telah diabsorsi oleh

7
tanaman. Tanaman cabai rawit termasuk tanaman yang memerlukan unsur
hara N, P, dan K dalam jumlah yang relatif lebih banyak.
Oleh karena itu, untuk mendapatkan produksi yang maksimal,
tanaman cabai rawit harus diberi asupan unsur hara yang optimal.
Pemupukan merupakan salah satu kunci utama keberhasilan
peningkatan produksi cabai rawit di KOBAR. Dampak pemupukan yang
relatif akan terlihat pada pertimbuhan tanaman yang optimal dan produksi
yang meningkat dengan signifikan.
Pengendalian Agribisnis cabai rawit menunjukkan prospek yang
menjanjikan. Tetapi jika ada faktor organisme penggangu tanaman tidak
diperhatikan petani cabai rawit maka keuntungan yang akan didapat akan
mengalami penurunan bahkan bisa terjadinya kegagalan. Organisme
pengganggu tanaman merupakan salah satu hambatan sebagai faktor
pembatas dalam hasil panen dalam kegiatan budidaya cabai rawit. Oleh
karena itu masalah mengenai organisme pengganggu tanaman cabai rawit
merupakan salah satu kendala yang perlu selalu diantisipai
perkembangannya karena dapat menimbulkan kerugian bagi petani.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana mengatasi masalah organisme pengganggu tanaman cabai
keriting ?
2. Bagaimana mengantisipasi agar kebutuhan cabai keriting dapat
memenuhi kebutuhan pasar ?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui apakah perkembangan teknologi informasi dan
inovasi berpengaruh terhadap pengambilan keputusan penjualan cabai.

8
2. Untuk mengetahui variabel manakah yang dominan dalam proses
pengambilan keputusan penjualan cabai.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Sebagai referensi terhadap penelitian lain yang berhubungan
dengan masalah yang diteliti, dan pertimbangan instansi terkait melalui
hasil penelitian ini.
2. Bagi Penulis
Penelitian ini sebagai aplikasi dari teori-teori yang diperoleh
selama perkuliahan dan selain itu juga sebagai bentuk keikutsertaan
dalam merespon kondisi-kondisi yang terjadi khususnya dibidang
perekonomian melalui penelitian dan rekomendasi solusi atas kejadian.
3. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini bisa bermanfaat sebagai bahan pertimbingan
dan nilai tambah dalam memutuskan untuk melakukan pembelian di
pasar.

9
Bab II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum


frutescens l.)
Klasifikasi cabai rawit (capsicum frutescens l.)

Kingdom : Plantea.
Divisi : Spermatophyta.
Kelas : Dicotyledoneae.
Ordo : Corolliforea.
Famili : Solanaceae.
Genus : Capsicum L.
Species : Capsicum frutescens L.

Gambar 1. Cabai rawit (Capsicum frutescens L.)

10
Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) adalah buah dan tumbuhan
anggota genus capsicum. Selain di Indonesia, ia juga tumbuh dan populer
sebagai bumbu masakan di negara-negara Asia Tenggara lainnya. Di
Malaysia dan Singapura ia di dinamakan cili padi, di Filipina siling
labuyo, dan di Thailand phrik khinu.
Buah cabai rawit berubah warnanya dari hijau menjadi merah saat
matang. Meskipun ukurannya lebih kecil dari pada varietas cbai lainnya, ia
dianggap cukup pedas karena kepedasannya mencapai 50.000 – 100.000
pada skala Scovile. Cabai rawit biasanya di jual di pasar-pasar bersama
dengan varietas cabai lainnya. Cabai rawit ditanam di pekarangan, ladang,
atau tumbuh liar di tempat-tempat yang tanahnya tidak lembab dan
berpasir seperti didekat pantai atau dihutan sampai ketinggian 600 cm.
Tumbuhan menahun, batang percabangan liar, tumbuh memanjat: melilit
dengan akarnya. Percabangan dimulai dari pangkalnya yang keras
menyerupai kayu. Daun tunggal, bertangkai, bentuknya bulat telur sampai
lonjong, pangkalnya membulat, ujung runcing, tepi rata, pertulangan
menyirip, permukaan atas licin, permukaan bawah berbintik-bintik,
panjang 8,5 – 30 cm, lebar 3 – 13 cm hijau.
Bunga berkelamin tunggal, tersusun dalam bulir yang tumbuh
tegak atau sedikit merunduk, bulir jantan lebih panjang dari bulir betina.
Buah majemuk berupa bulir, bentuk bulat panjang sampai silindris, bagian
ujung agak mengecil, permukaan tidak rata, bertonjolan teratur, panjang 2
-7 cm, garis tengah 4 – 8 mm, bertangkai panjang, masih muda berwarna
hijau, keras dan pedas. Kemudian warna berturut-turut menjadi kuning
gading dan akhirnya menjadi merah dan lunak. Biji bulat pipih, keras,
cokelat kehitaman.

11
2.2 Manfaat dan Khasiat Cabai Rawit untuk
Kesehatan

Adapun manfaat dan khasiat cabai rawit untuk kesehatan


manusia sendiri yaitu sebagai berikut :
a. Mempercepat metabolisme tubuh.
b. Membantu jantung.
c. Membantu pertumbuhan rambut.
d. Membantu meringankan rasa nyeri.
e. Membantu menurunkan berat badan.
f. Meredakan sakit tenggorokan.
g. Mencegah tekan darah tinggi.
h. Membantu menyembuhkan infeksi.
i. Membantu menyembuhkan luka usus.
j. Mencegah kanker.

2.3 Keputusan pembelian


Menurut Kotler (2002), keputusan pembelian adalah tindakan
dari konsumen untuk mau membeli atau tidak terhadap produk. Dari
berbagai faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan
pembelian suatu produk atau jasa, biasanya konsumen selalu
mempertimbangkan kualitas, harga dan produk yang sudah dikenal oleh
masyarakat. Proses dalam pengambilan yang spesifik menurut Kotler
(2002), terdiri dari urutan sebagai berikut:
a. Pengenalan masalah,
b. Pencarian informasi,
c. Evaluasi alternatif,
d. Keputusan pembelian.

12
2.4 Harga
Menurut Basu Swatha dan Irawan (2005), harga adalah sesuatu
yang dibutuhkan untuk mendapatkan suatu kombinasi antara pelayanan
ditambah produk dengan membayar jumlah uang yang sudah menjadi
patokan.

2.5 Penetapan Harga


Menurut Macfods (2005), penetapan suatu harga dapat
dipengaruhi oleh faktor internal yang terdiri dari tujuan perusahaan
dalam memasarkan produk, strategi yang dipakai oleh perusahaan,
biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi dan
memasarkan produk dan faktor eksternal yang dapat dilihat dari model
pasar yang akan dituju produk, persaingan harga dengan produk lain,
serta lingkungan yang akan menjadi sasaran produk tersebut.
a. Mendapat laba maksimum.
b. Untuk memperoleh penghasilan dan mendapatkan target
investasi.
c. Mencegah bertambahnya pesaing.
d. Mempertahankan dan memperbaiki market share.

2.6 Kualitas

Menurut Akbar (2012), indikator yang digunakan untuk


mengukur kualitas produk antara lain:

a. Kemudahan penggunaan
b. Daya tahan
c. Kejelasan fungsi
d. Keragaman ukuran produk

13
Kualitas mempunyai peranan yang penting baik dari sudut
konsumen yang bebas memilih tingkat mutu memperhatikan
pengendalian mutu untuk mempertahankan dan memperluas jangkauan
pemasaran.

2.7 Pelayanan
Pelayanan merupakan setiap kegiatan yang diberikan suatu
pihak ke phak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak perlu
berakibat pemilikan sesuatu Kotler (1997). Pelayanan adalah setiap
tindakan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak ke pihak lain pada
dasarnya yang bersifat intangible tidak berwujud fisik dan tidak
menghasilkan kepemilikan sesuatu (Thojiptono, 2000).

2.8 Faktor – faktor kualitas pelayanan


Kualitas merupakan sesuatu yang harus di perhatikan dalam
menjual produknya. Oleh sebab itu, penjualan sangat berpengaruh pada
perusahaan dalam meraih keunggulan yang berkesinambungan baik
sebagai pemimpin pasar atau sebagai ataupun sebagai strategi untuk
terus tumbuh dan berkembang. Menurut Utami, (2010) terdapat lima
atribut dan dimensi yang menjadi dasar dalam pengembangan telah
terhadap kualitas layanan, antara lain:
a. Bukti fisik.
b. Daya tahan.
c. Keandalan.
d. Empati.

14
2.9 Kerangka kerja

Tanaman Cabai Rawit

Budi Daya Cabai Rawit Manajemen produksi


cabai rawit

Budidaya : Manajemen
Pemasaran:
1. Pegadaan Bibit
2. Pengolahan 1. Bauran
Tanah/ Pemasaran
Bedengan 2. Tempat/
3. Penanaman Saluran
4. Pemeliharaan Pemasaran
Tanaman
5. Pengendalian

Gambar 2. Kerangka kerja manajemen pemasaran Cabai Rawit

15
BAB III
METODE PRAKTEK KERJA LAPANG

3.1 Tempat dan Waktu


Adapun pelaksanaan praktek kerja lapang (PKL) akan
dilaksanakan di Pak Edi Santoso, Desa Purbasari, Kecamatan
Pangkalan Lada, Kabupaten Kotawaringin Barat. Pelaksanaan praktek
kerja lapang (PKL) ini direncanakan kurang lebih 1 (satu) bulan yaitu
01 Oktober 2018 sampai dengan 01 November 2018.

3.2 Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan data dalam suatu penelitian ilmiah
dimaksudkan untuk bahan atau data yang relevan, akurat reliable yang
hendak kita teliti. Oleh karena itu perlu digunakan metode
pengumpulan data yang baik dan cocok. Berdasarkan cara
pengumpulan data (langsung atau tidak langsung) jenis data dapat
dikelompokkan atas dua kelompok yaitu:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh denhan
jalan jalan memgumpulkan secara langsung dari sumbernya
dalam hal ini langsung pada perusahaan. Pengumpulan data
primer menggunakan dua macam metode pengumpulan data
yaitu:
a. Metode Observasi adalah kegiatan yang dilakukan
dengan mengadakan pengamatan secara langsung
terhadap objek yang diteliti. Observasi ini dilakukan
untuk memperoleh fakta-fakta berdasarkan
pengamatan penelitian. Metode ini untuk

16
mengetahui pengamatan secara langsung analisis
usaha tani cabai keriting.
b. Metode wawancara menurut Soekartawi (2002)
dijelaskan bahwa pengertian interview atau
wawancara adalah kegiatan mencari bahan
(keterangan, pendapat) melalui tanya jawab lisan
dengan yang berkaitan. Metode wawancara, metode
ini digunakan dengan melakukan wawancara
langsung kepada ketua kelompok ketua tani, maupun
anggota-anggota kelompok tani. Keterangan ini
yang diperoleh ini selanjutnya akan dikumpulkan
sebagai materi lapangan.
c. Partisipasi aktif adalah mengikuti secara aktif atau
langsung suatu kegiatan (Arikunto, 1998). Dalam
Praktek Kerja Lapang ini partisipasi aktif yang akan
dilakukan meliput: analisis usaha tani cabai rawit.

2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan
jalan mengumpulkan data secara tidak langsung dari
sumbernya. Pengumpulan data sekunder ini hanya
menggunakan satu metode pengumpulan data, yaitu
dengan jalan melakukan studi pustaka dan dengan
melakukan pengumpulan data-data dari beberapa buku
panduan yang berkaitan dengan manajemen produksi cabai
rawit.

17
3.3 Jadwal Kegiatan

Minggu ke -
No Kegiatan
1 2 3 4
1. Perkenalan mengenai pertanian yang
dikelola Pak Edi Santoso.
2. Penyampaian materi tentang
pembudidayaan tanaman cabai rawit
oleh Pak Edi Santoso selaku petani
tanaman Cabai Rawit.
3. Mengikuti proses kegiatan
pembudidayaan tanaman Cabai Rawit.
4. Mengetahui manajemen pemasaran
tanaman cabai rawit.
Tabel 1. Jadwal kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL)

18
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, A.2012. Analisis Pengaruh Citra Merek, Harga, dan Kualitas Produk
Terhadap Keputusan Pembelian Nootbook Toshiba. Fakultas Ekonomi.
Jurusan Manajemen Universitas Gunadarma, Jakarta.

Kotler, Philip. 1997. Manajemen Pemasaran Analisis Perencanaan, Implementasi


dan Pengendalia (terjemahan Jaka Wasana). Salembe Empat. Jakarta.

19

Você também pode gostar