Você está na página 1de 13

LABORATORIUM ANALISIS BAHAN MAKANAN

FAKULTAS MIPA JURUSAN FARMASI

UNIVERSITAS PANCASAKTI

PERCOBAAN VI

IDENTIFIKASI KADAR ALKOHOL

OLEH

NAMA : TRY RAMADHANI

NIM : 512011071

KELOMPOK : VI

ANGKATAN : 2012

ASISTEN : HENDRIK NABUN, S.Farm.,Apt

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PANCASAKTI

MAKASSAR

2016
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gugus fungsional alkohol adalah gugus hidroksil (OH). Dengan

demikian, alkohol mempunyai rumus umum ROH. Alkohol paling sederhana

dan yang paling umum dikenal adalah metal alkohol (CH3OH) atau metanol

dan etil alkohol (CH3CH2OH) atau etanol.

Secara umum nama alkohol berakhiran dengan –ol. Suatu alkohol

dapat dinamai dengan alkil alkohol, yang biasanya untuk gugus-gugus alkil

yang kecil, seperti metal alkohol dan etil alkohol. Rantai karbon terpanjang

yang mengikat gugus-OH digunakan sebagai induk, huruf –a terakhir pada

alkana diganti dengan –ol untuk memperoleh nama akhir. Rantai terpanjang

dinomori dengan ujung terdekat dengan gugus –OH dan dinamori sebagai C-l.

alkohol aklik mempunyai awalan siklo- dan karbon yang mengikat gugus –

OH selalu dianggap sebagai C-l.(Satyajit, 2009)

Alkohol merupakan bahan baku yang paling penting dalam kimia

hidrokarbon, dan tersedia dalam jumlah yang melimpah dan berharga murah.

Ada tiga metode untuk menghasilkan alkohol sederhana, yaitu (a) hidrasi

alkena yang diperoleh dari reaksi cracking petroleum, (b) proses oxo dari
alkena, karbon monoksida, dan hydrogen, (c) fermentasi

karbohidrat.(Riswiyanto, 2009)

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara menentukan kadar alkohol pada sampel (minuman

anggur)?

2. Berapakah % kadar alkohol yang diperoleh?

C. Tujuan Percobaan

untuk menentukan kadar alkohol yang terdapat dalam sampel

(minuman anggur).

D. Maksud Percobaan

untuk mengetahui dan menentukan kadar alkohol yang terkandung

dalam sampel (minuman anggur).

E. Prinsip Percobaan

untuk mengidentifikasi alkohol pada sampel (minumam anggur)

dengan cara destilasi dan menghitung % v/v dari alkohol.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Ringkas

Kata alkohol segera mengingatkan kita pada etanol, yaitu senyawa

memabukkan yang terdapat dalam anggur dan bir. Namun, etanol hanyalah

salah satu dari keluarga senyawa organic yang disebut alkohol yang terdapat

di alam. Alkohol alami meliputi 2-feniletanol,yaitu senyawa yang

menyebabkan bau memabukkan dari bunga mawar; kolestrol,yaitu alkohol

cita rasa enak yang menimbulkan rasa suka-benci diantara kita; sukrosa,,yaitu

gula untuk memenuhi rasa manis;dan banyak lagi.

---Ӧ—H R --- Ӧ --- H Ar --- Ӧ --- H R --- Ś --- H Ar --- Ś --- H

Air alkohol fenol nol nofenol

Alkohol memiliki rumus umum R---OH dan dicirikan oleh hadirnya

gugus roksil (hydroxyl group), ---OH. Strukturnya mirip dengan air, tetapi

dengan hydrogen yang digantikan oleh gugus alkil. Fenol memiliki gugus

hidroksil melekat langsung ke cincin aromatic. Tiol dan tiofenol mirip dengan

alkohol dan fenol, kecuali oksigennya digantikan oleh sulfur.

Alkohol digolongkan kedalam alkohol primer (10), sekunder (20) atau

tersier (30), tergantung apakah satu, dua, atau tiga gugus organic yang

berhubungan dengan atom karbon pembawa hidroksil.


Metal alkohol, yang tidak secara ketat disebut dalam penggolongan

ini, biasanya dikelompokkan sebagai alkohol primer. Penggolongan ini serupa

dengan penggolongan pada karbonkation. Akan kita lihat bagaimana sifat

kimiawi alkohol kadang-kadang bergantung pada golongannya.(Hart, 2003)

Alkohol adalah senyawa yang mempunyai gugus fungsi hidroksil yang

terikat pada atom karbon jenuh. Alkohol mempunyai rumus umum ROH di

mana R merupakan alkil, alkil tersubstitusi, atau hidrokarbon siklik. Alkohol

di sini tidak termasuk fenol (gugus hidroksil berikatan dengan cincin

aromatic), enol (gugus hidroksil berikatan dengan karbon vinilik) karena sifat-

sifatnya kadang berbeda. Alkohol dapat di anggap merupakan turunan dari air

(H---O---H), dimana satu atom hidrogennya diganti dengan gugus alkil.

Alkohol mempunyai kesamaan geometris dengan air, sudut ikatan R---

O ---H mendekati nilai tetrahedral dan atom oksigen terhibridisasi sp3. Gugus

---OH merupakan gugus yang polar dimana atom hydrogen berikatan dengan

atom oksigen yang elektronegatif. Alkohol dapat membentuk ikatan hydrogen

intramolekuler sehingga alcohol mempunyai titik didih lebih besar daripada

eter yang bersesuaian.(Riswiyanto, 2009)

Alkohol dapat dianggap sebagai molekul organik yang analog dengan

air. Kedua ikatan C-O dan H-O bersifat polar karena elektronegatifitas pada

oksigen. Sifat ikatan O-H yang sangat polar menghasilkan ikatan hydrogen
dengan alkohol lain atau dengan system ikatan hydrogen yang lain, misal

alkohol dengan air atau dengan amina. Jadi, alcohol mempunyai titik didih

yang cukup tinggi disebabkan oleh adanya ikatan hydrogen antar-molekul

(ikatan hydrogen antar-molekul). Alkohol lebih polar dibandingkan

hidrokarbon, dan alkohol merupakan pelarut yang baik untuk molekul-

molekul polar.

Gugus hidroksi merupakan gugus yang lipofilik (suka air), sementara

bagian alkil pada suatu alkohol bersifat hidrofobik (takut air). Alkohol-alkohol

kecil dapat campur dengan air, akan tetapi kelarutannya menurun seiring

bertambah panjangnya rantai alkil. Serupa dengan ini, titik didih alkohol

meningkat dengan meningkatnya panjang gugus alkil.

Alkohol menyerupai air dalam hal keasaman dan kebasaannya.

Alkohol-alkohol bersifat lebih asam dibandingkan alkuna terminal, amina

primer, ataupun amina sekunder. Meskipun demikian, alcohol bersifat asam

yang lebih lemah dibanding HCl,H2SO4, dan bahkan dibanding dengan asam

asetat. Alkohol akan mengalami disosiasi / peruraian dalam air dan

membentuk alkoksida (RO) dan ion hidronium (H2O).

Alkohol cukup bersifat asam dan bereaksi dengan logam-logam aktif

untuk membebaskan hydrogen (H2). Dengan demikian, ion alkoksida (RO)


dapat disiapkan dengan suatu reaksi antara alkohol dengan logam K atau

logam Na.

Sebagaimana ion hidroksida (OH-), ion alkoksida juga merupakan

basa-kuat dan bersifat nukleofil. Halogen akan meningkatkan keasaman

alkohol, akan tetapi keasaman alkohol menurun dengan meningkatnya jumlah

rantai alkil.

Alkohol cukup basa untuk menerima suatu proton dari asam kuat,

misal dari HCl dan H2SO4, dan mampu terurai secara sempurna dalam

medium asam. Alkohol-alkohol yang mempunyai rintangan serik seperti ter-

butil alkohol merupakan basa-kuat (nilai pKa yang tinggi, dan dapat bereaksi

dengan asam kuat menghasilkan ion oksonium (ROH2+).(Satyajit, 2009)

Metanol (metal alkohol, (CH3OH) tidak berwarna, cairan yang larut

dalam air. Metanol bersifat racun; jika terminum dalam jumlah yang sangat

kecil maupun melalui pernafasan kronis dan metanol dapat menyebabkan

kenutaan. Telah dilaporkan kematian yang disebabkan minum metanol kurang

dari 30 ml.

Menurut sejarahnya, metanol disebut alcohol kayu. Sampai 1923

alkohol ini didapat dari destilasi destruktif (destilasi tanpa udara) dan kayu

keras. Sekarang, metanol didapat dari reduksi karbon monoksida.


Kebanyakan metanol yang diproduksi sekarang dipakai untuk sintesa

formaidehid (H2C = O) dan zat kimia lainnya. Kadang-kadang dipakai untuk

bahan bakar, untuk anti pembekuan dan juga untuk pelarut.

Etanol (etil alkohol,”alkohol”,CH3CH2OH), tidak berwarna, cairan

yang larut dalam air, kadang-kadang disebut alkohol padi-padian, sebenarnya,

fermentasi dari semua bahan yang mengandung karbohidrat seperti anggur,

molase, dan kentang, juga padi, mengasilkan etanol.(Fessenden, 1997)

Alkohol adalah senyawa kimia yang mengandung unsur karbon (C),

oksigen (O) dan hidrogen (H), mempunyai sifat tidak berwarna, mudah

menguap dan larut dalam air dalam semua perbandingan.Alkohol banyak

digunakan dalam industri, diantaranya merupakan pelarut, sebagai sintesis

dalam Industri kimia dan pada masa sekarang alkohol juga digunakan untuk

bahan bakar mobil, misalnya gasohol yaitu campuran 90% bensin dan 10%

alkohol. Bahan fermentasi (peragian) yang berasal dari sayur-sayuran, buah-

buahan atau biji-bijian akan menghasilkan alkohol yang berbeda-beda

tergantung pada kandungan karbohidrat masing-masing bahan fermentasi.

Peragian sayur-sayuran, buah-buahan atau biji-bijian akan berhenti bila kadar

alkohol telah mencapai 14- 16% (Fessenden & Fessenden, 1997). Biji-bijian

merupakan bahan fermentasi yang mempunyai kandungan karbohidrat lebih

tinggi bila dibandingkan sayur-sayuran atau buah-buahan, sehingga

diperkirakan bahan fermentasi yang berasal dari biji-bijian akan menghasilkan


alkohol yang lebih banyak. (Cicik herlina yulianti, 2014, “Uji Beda Kadar

Alkohol Pada Tape Beras, Ketan Hitam Dan singkong”, Jurnal Teknika Vol 6

No 1,(diakses 02/02/2016, 10:30 wita)

Kadar patchouli alkohol (PA) merupakan salah satu parameter yang

menentukan mutu minyak nilam. Standar internasional untuk mutu terbaik

minyak nilam adalah dengan kadar patchouli alkohol minimal 38 % (Essential

Oil Association of USA, 1975), dan 31 % (SNI 06-2385-2006). Minyak nilam

yang diproduksi di Indonesia kadar patchouli alkoholnya masih rendah yaitu <

30%. Hal ini disebabkan antara lain karena penanganan pasca panen bahan

sebelum disuling belum baik, proses penyulingan belum optimal (masih

dilakukan dengan peralatan dan cara sederhana, waktu penyulingan yang

singkat) dan pengaruh daerah asal bahan baku. Hal ini akan mengakibatkan

rendahnya harga dan tidak memenuhi permintaan pasar). Oleh karena itu

kadar patchouli alkohol masih perlu untuk ditingkatkan agar dapat

memperluas jangkauan pasarnya. Beberapa penelitian yang telah dilakukan

untuk meningkatkan kadar patchouli alkohol di dalam minyak nilam dengan

menggunakan metoda yang berbeda, diantaranya dengan menggunakan

metoda distilasi fraksinasi (Bulan dkk., 2000; Harfizal, 2003; Yanyan dkk.,

2004)) dan rotavapor dengan pengaturan suhu fraksinasi (Suryatmi, 2008).

Hasil peningkatan kadar patchouli alkoholnya sangat bervariasi, tergantung

metoda yang digunakan. Pemisahan dengan menggunakan metoda distilasi

fraksinasi terjadi berdasarkan perbedaan titik didih masing-masing komponen.


Minyak nilam mempunyai komponen-komponen penyusun yang mempunyai

titik didih yang hampir sama, sehingga sangat sulit untuk dilakukan

pemisahan.( Yuliani Aisyah, dkk.2010. Peningkatan kadar atchouli alkohol

minyak nilam (Pogostemon cablin Benth) dengan menggunakan membran

selulosa asetat.Jurnal AGRITECH, Vol. 30, No. 3, Agustus 2010.(diakses

02/02/2016.13:30 wita).
B. Uraian Bahan

1. Aquadest (Dirjen POM, 1979)

Nama resmi : AQUA DESTILLATA

Nama lain : air suling

Rumus molekul : H2O

Berat molekul : 18.02

Pemerian : cairan jernih,tidak berwarna,tidak berbau,tidak berasa.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

2. Asam sulfat (Dirjen POM, 1995)

Nama resmi : ACIDUM SULFURICUM

Nama lain : Asam sulfat

Rumus molekul : H2SO4

Berat molekul : 98,07

Pemerian :Cairan kental seperti minyak, tidak berwarna, bau

sangat tajam dan korosif. Bobot jenis lebih kurang 1,84

Kelarutan :Bercampur dengan air dan dengan etanol, dengan

menimbulkan panas

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat

K/P : Zat tambahan


3. Kalsium Klorida (Dirjen POM, 1979)

Nama resmi : CALCII CHLORIDUM

Nama Lain : Kalsium Klorida

Rumus molekul : CaCl2, 6H2O

Berat Molekul : 219,08


:
Pemerian Hablur, tidak berwarna, tidak berbau, rasa agak pahit;

meleleh basah

Kelarutan : Larut dalam 0,25 bagian air: mudah larut dalam etanol

(95%)

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

Khasiat : Sumber ion kalsium.


BAB III

METODE KERJA

A. Alat dan Bahan yang digunakan

1. Alat yang digunakan

asbes, erlenmeyer 250 ml, kaki tiga, klem, piknometer 25 dan 50 ml,

pipet volum 25 ml, seperangkat alat destilsai, dan timbangan analitik.

2. Bahan yang digunakan

H2SO4 p, CaCl2, H2O, sampel (minuman anggur).

B. Cara Kerja

Disiapkan alat dan bahan yang digunakan, lalu diambil 25 ml etanol ≤

30% kemudian dimasukkan kedalam Erlenmeyer, ditambahkan lagi H2O lalu

didestilasi (hasil destilat harus 2 ml), kemudian ukur suhu destilasi,

tambahkan lagi H2O sampai sama dengan cairan uji, lalu tetapkan BJ pada

suhu 250C, kemudian hitung % v/v C2H5OH.

Você também pode gostar