Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
meningkatkan umur harapan hidup, prosedur perioperatif dan anestesi pada pasien
geriatri (usia lebih dari 65 tahun) menjadi perhatian khusus bagi para ahli. Efek
samping anestesi pada pasien geriatri kemungkinan terjadi lebih besar karena
Pada tahun 2040 diperkirakan jumlah populasi usia 65 tahun atau lebih
operasi dengan resiko yang meningkat tiga kali lipat dibandingkan usia muda.
Pasien yang menjalani pembedahan genital dan saluran kemih bisa dari berbagai
kalangan usia tetapi yang terbanyak adalah usia tua, yang mempunyai riwayat
spinal. Pasien tua cenderung mudah terjadi fraktur dan dislokasi sendi pada tiap
1
gerakan dan posisi intra operatif. Titik-titik tekanan yang mudah cedera harus
diberikan bantalan (Kelly & Mulder, 2001). Pada geriatri terjadi penurunan massa
(neuromuscular junction). Selain itu juga terjadi atrofi kulit dan sensitif terhadap
masalah transportasi, terapi fisik dan segera mungkin dapat melakukan aktifitas
sehari hari (Palmer, 2009). Pasien geriatri membutuhkan perhatian ekstra saat
dan dosis dari obat-obat yang digunakan (Muravchick & Grichnik, 2008).
Sejauh ini tidak ada alat, obat dan tehnik anestesi yang dikatakan terbaik
untuk pasien geriatri. Fakta dan penelitian ilmiah yang menyarankan penggunaan
anestesi regional pada pasien geriatri karena tehnik yang sederhana, aman,
pemulihan cepat dan efek samping minimal dibandingkan anestesi umum (Zaidi et
al., 2008). Anestesi regional dapat meliputi spinal, epidural dan caudal. Anestesi
spinal juga disebut sebagai blok subarachnoid atau injeksi intrathekal. Pada
2
Anestesi spinal pada umumnya dilakukan dengan pendekatan median.
(Bourdet et al., 2007), keterbatasan posisi pasien untuk fleksi penuh, adanya
kelainan congenital serta deformitas karena trauma tulang belakang (Sohail et al.,
2011).
kekakuan dari berbagai sendi tubuh merupakan masalah tersendiri pada saat
dapat digunakan adalah tehnik paramedian, yang tidak memerlukan posisi fleksi
(Sohail et al., 2011). Pendekatan paramedian bisa digunakan pada pasien geriatri
tindakan insersi jarum spinal yang berulang, insersi kateter spinal atau epidural
3
pendekatan median karena lokasi vena-vena epidural berada di lateral dari garis
dan berhasil pada usaha pertama dalam memasukkan jarum spinal ke dalam ruang
(paramedian 20%) dan insiden bloody tap 6% (paramedian 12%) dengan panjang
jarum rata-rata 4-6 cm (paramedian 6-8 cm) masuk sampai ruang subarachnoid.
Dari penelitian Haider et al., 2005 didapatkan bahwa PDPH (Post Dural
Puncture Headache) lebih sedikit terjadi pada anestesi spinal dengan pendekatan
dengan skor nyeri ringan (paramedian = 0 pasien dari 25 pasien) dan 5 pasien
dengan skor nyeri sedang (paramedian = 1 pasien dari 25 pasien). Hal ini bisa
Namun demikian data-data yang mendukung alasan ini belum banyak. Pada
4
flavum sedangkan paramedian langsung menembus ligamentum flavum setelah
Dari Cho & Lee, 2000 didapatkan bahwa pendekatan paramedian pada
anestesi spinal dengan posisi tegak (kepala tidak fleksi penuh) memiliki tingkat
dengan pendekatan median 100% (47 pasien) dan dengan pendekatan paramedian
juga 100% (48 pasien), sedangkan tingkat keberhasilan anestesi spinal pada posisi
tegak (kepala tidak fleksi penuh) dengan pendekatan median 13% (3 dari 23
pasien) dan dengan pendekatan paramedian 78.3% (18 dari 23 pasien) (Cho &
Lee, 2000).
keberhasilan 77% (46 dari 60 pasien) pada usaha pertama memasukkan jarum
spinal ke dalam ruang subarachnoid, 17% (10 dar 60 pasien) pada usaha kedua,
6% (4 dari 60 pasien) pada usaha ketiga dan 0% pada usaha lebih dari tiga kali
Anesthesia) pada 40 pasien berusia lebih dari 75 tahun yang menjalani operasi
subarachnoid, yang dinilai dari terlihatnya LCS (Liquor Cerebro Spinal) di jarum
5
1.2 Rumusan Masalah
dan dislokasi sendi pada tiap gerakan dan posisi intraoperatif sehingga menjadi
untuk menembus ruang subarachnoid dalam anestesi spinal. Dengan tehnik ini
paraspinal, tidak memerlukan posisi fleksi penuh dan berguna pada kasus
tehnik dengan angka keberhasilan yang tinggi saat melakukan anestesi spinal pada
pasien geriatri.
6
1.4 Tujuan Penelitian
pada pendekatan paramedian dan pendekatan median saat anestesi spinal pada
pasien geriatri.
pada geriatri.
dan berhasil 48% (paramedian 70%) pada usaha pertama memasukkan jarum
pada 40 pasien berusia lebih dari 75 tahun yang menjalani operasi repair hip.
7
dinilai dari terlihatnya LCS (Liquor Cerebro Spinal) di jarum spinal, pada
anestesi spinal pada pasien geriatri sebagai luaran primer. Penulis belum
Yogyakarta.
8
Tabel 1. Beberapa penelitian tentang pendekatan paramedian saat anestesi spinal.
Peneliti Jenis Tingkat Sampel
Yang Dibandingkan Hasil
(tahun) Pembedahan Keberhasilan Total
1. Cho & Lee, (1)Kepala fleksi-paramedian Operasi bawah (1) 100%, 142 pendekatan paramedian pada anestesi spinal
2000 (2)Kepala fleksi-median umbilical (2) 100%, dengan posisi tegak (kepala tidak fleksi penuh)
(3)Kepala tegak-paramedian (3) 78.3% memiliki angka keberhasilan yang lebih tinggi
(4)Kepala tegak-median (4) 13% daripada pendekatan median
2. Khanduri, (1) usaha ke-1 Operasi bawah (1) 77% 60 Anestesi spinal dengan pendekatan paramedian
2002 (2) usaha ke-2 umbilikal - SAB (2) 17%, menjadi pilihan tehnik dalam era modern.
(3) usaha ke-3 paramedian (3) 6%
(4)usaha ke- >3 (4) 0%
4.Sohail et al., (1) SAB paramedian Operasi (1)96%, 100 SAB dengan pendekatan paramedian
2011 (2) SAB median umbilikal ke (2)84% memberikan angka keberhasilan lebih tinggi
bawah dan dibandingkan pendekatan median.
ekstremitas
bawah