Você está na página 1de 46

ANALISA KEGAGALAN

LOW PRESSURE TURBINE BLADE


PADA MESIN APU TSCP700-4B
PESAWAT DC-10-30

Oleh: Dosen Pembimbing:


Felix Tjiang Prof. Dr. Ir. Wajan Berata, DEA
2109100034 195012111985021001
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Ditemukan
kegagalan
pada Low
Engine Defect Pressure
Investigation Turbine Blade
dilakukan

APU tidak
dapat mencapai
performa yang
sudah
ditetapkan
LATAR BELAKANG
PERUMUSAN MASALAH

Penyebab
Solusi Kegagalan

Mekanisme &
Modus
BATASAN MASALAH

• Pengambilan data berupa beban serta temperatur yang


bekerja pada komponen low pressure turbine blade hanya
dibatasi pada saat pesawat berada di udara.
• Proses perakitan dan perawatan berjalan sesuai
dengan standar operasional yang telah ditentukan.
• Kondisi peralatan pengujian dilakukan dianggap
sempurna, sudah terkalibrasi dengan baik.
METODE PENELITIAN
MULAI

DIAGRAM A B

KUNJUNGAN
ALIR LAPANGAN PERUMUSAN
MASALAH &
METALOGRAFI
TUJUAN
PENELITIAN IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
PENELITIAN

KASUS KEGAGALAN PADA LOW


PRESSURE TURBINE BLADE TINGKAT IDENTIFIKASI
II PADA PESAWAT DC-10-30" PENGAMATAN TEGANGAN DAN
MAKROSKOPIK BEBAN
OPERASIONAL

STUDI LAPANGAN
PENGUJIAN PEMBAHASAN &
KOMPOSISI KIMIA ANALISA DATA

STUDI LITERATUR
INFORMASI TENTANG KEGAGALAN
INFORMASI TENTANG KOMPONEN PENGAMATAN KESIMPULAN &
 Waktu terjadinya kegagalan
 Nama dan kodifikasi komponen MIKROSKOPIK SARAN
 Bentuk kerusakan atau patahan
 Lokasi komponen
 Dimensi kerusakan atau patahan
 Fungsi dan cara kerja
 Sketsa awal bentuk kegagalan

B SELESAI

A
SPESIMEN
TABEL PENGAMATAN & PENGUJIAN

Pengamatan Makroskopik Pengujian Pengujian Metalografi


Pengamatan
Spesimen Komposisi
Mikroskopik
Fotografi Stereomikroskopik Kimia Mikroskop optis SEM

Spesimen 1 v v v v v v

Spesimen 2 v v
DATA & ANALISA
DATA AWAL KERUSAKAN
Jenis Informasi Keterangan
Nama komponen Low pressure turbine blade tingkat kedua
Terpasang pada low pressure turbine rotor
Posisi komponen
tingkat kedua
Bentuk kerusakan Patahan
Temperatur tinggi dengan temperatur udara
Lingkungan operasi
keluaran 585o C
Pada bagian tengah blade 17 mm dari ujung
Letak kerusakan komponen
root
Skema & Dimensi

Jenis Besar Dimensi yang


Dimensi Diijinkan
Dimensi X 0,508 mm max
Dimensi AA 70,104 mm min
Dimensi AB 11,598 mm
Dimensi AC 12,319 mm min
Dimensi CO 0,330 mm max
Kronologi Kegagalan

• Pada tanggal 22-12-2013, setelah menjalani perawatan


rutin, APU P90388 berhasil dipasang pada pesawat
terbang DC 10-30 dan dapat dijalankan dengan baik.
• Pada tanggal 03-01-2013, terjadi kegagalan pada APU
pada saat pesawat akan bersiap untuk lepas landas dari
Chittagong. Kegagalan yang dapat dideteksi adalah
low pressure monopole hanya dapat mencapai performa
15% dari kecepatan putar normal.
• Pada tanggal 06-01-2013 pada inspeksi yang dilakukan
pada APU ditemukan adanya kebocoran oli. Perbaikan
dilakukan pada APU dan APU dapat berjalan dengan
normal dan kebocoran oli sudah teratasi.
Kronologi Kegagalan

• Pada tanggal 07-01-2013 auto shut down


terjadi pada saat APU dijalankan.
• Pada tanggal 12-01-2013 ditemukan bahwa
poros mesin tidak dapat berputar.
Investigasi lebih lanjut ditemukan partikel
metal pada metal chip detector. Pada
investigasi ini juga ditemukan kerusakan
pada low pressure bearing cage, low pressure
turbine blade tingkat kedua, dan low
pressure turbine blade shroud tingkat kedua
Kronologi Kegagalan
Kronologi Kegagalan
Pengamatan dengan Fotografi
Pengamatan dengan Fotografi
A. Sisi Cembung (Circumferential View)
a

Profil datar
Profil bergelombang

B. Permukaan Radial Bagian gelap

Pengamatan
dengan
Stereomikroskopik
Leading edge
Bagian terang
Trailing edge
C. Sisi Cekung (Circumferential View)
Profil bergelombang
b

Profil datar
Pengamatan dengan Stereomikroskopik

Transverse microcrack
b
ANALISA KOMPOSISI KIMIA
Unsur AMS 5391 X-RF (%)
Al 5,50-6,50 3,6
Si 0,5 max 0,06
Ti 0,50-1,00 0,58
Cr 12,00-14,00 12,25
Mn 0,25 max 0,12
Fe 2,5 max 0,05
Co+Ta 1,80-2,80 0,04
Ni Bal 77,57
Nb 2 max 1,53
Mo 3,80-5,20 3,9
W ... 0,04
V ... 0,0038
C 0,08-0,20 -*
Zr 0,05-0,15 0,09
Cu 0,5 max 0,17
Total 100,00
PENGAMATAN MIKROSKOPIK

3
PENGAMATAN MIKROSKOPIK

Arah propagarasi

Awal retakan
PENGAMATAN MIKROSKOPIK
A B

C D
PENGAMATAN MIKROSKOPIK
A B
PENGUJIAN METALOGRAFI
A

2
PENGUJIAN METALOGRAFI

1 2
Pengamatan dengan Mikroskop Optis
A

B C

Microcrack
Microcrack
A

B C

Pengamatan dengan D E

Mikroskop Optis
Microcrack
Microcrack
Pengamatan dengan SEM
A B

A B
Pengamatan dengan SEM
Mass %
Unsur
Area 1 Area 2 Area 3 Area 4
C 27,00 53,62 72,92 70,50
O 1,60 13,85 4,87 13,43
Al 3,52 2,55 0,44 0,51
Si - 0,42 - -
Cl - 0,39 - -
Ti 0,44 0,42 3,33 0,08
Cr 9,47 3,56 2,45 1,98
Fe - 5,29 - -
Ni 55,49 28,39 11,60 -
Nb - - 33,16 0,24
Mo 2,48 1,51 7,67 0,64
Total 100,00
Pengamatan dengan SEM

A B

A B
IDENTIFIKASI TEGANGAN & BEBAN
OPERASIONAL
Jenis Parameter Nilai
Parameter material
Massa jenis, 𝜌 7913 kg/m3
0,2% kekuatan yield, 𝜎𝑦 744,633 MPa

Kekuatan tarik, 𝜎𝑈𝑇𝑆 937,686 MPa


Koefisien muai termal, α 1,09.10-7 m/oC
Modulus elastisitas, E 166853,126 Pa
Parameter dimensi
Radius hub, Rh 0,100 m
Radius Tip, Rt 0,150 m
Parameter kondisi operasi
Temperatur outlet dari turbin, To 585oC
Temperatur inlet dari turbin, 𝑇𝑖 750oC
Kecepatan putar 3663,33 rad/s
IDENTIFIKASI TEGANGAN
& BEBAN OPERASIONAL
IDENTIFIKASI TEGANGAN & BEBAN
OPERASIONAL
• Rumus menghitung luas penampang
𝑥2 𝑥2
𝐴= 𝑦1 𝑑𝑥 − 𝑦2 𝑑𝑥
𝑥1 𝑥1

Radius (m) Luas Penampang (x10-9m2)


0,100 Ah =35,483
0,125 35,617
0,150 At = 35,741
IDENTIFIKASI TEGANGAN & BEBAN
OPERASIONAL

• Pada perhitungan ini digunakan asumsi temperatur pada blade berubah


secara linear
𝑟
𝑇 = 𝑇𝑜 + ∆𝑇
𝑅ℎ
• Setelah dimasukkan nilai dari masing-masing parameter maka persamaan
di atas menjadi
𝑟
𝑇 = 585 + 165
0,1
Tegangan Termal

• Rumus untuk menghitung tegangan termal


𝑅ℎ 𝑟
1 1
𝜎𝑡𝑟 = 𝛼. 𝐸 2 𝑇 𝑟 𝑑𝑟 − 2 𝑇 𝑟 𝑑𝑟
𝑅ℎ 0 𝑟 0

dan
𝑅ℎ 𝑟
1 1
𝜎𝑡𝜃 = 𝛼. 𝐸 2 𝑇 𝑟 𝑑𝑟 + 2 𝑇 𝑟 𝑑𝑟 − 𝑇
𝑅ℎ 0 𝑟 0
Tegangan Termal

Radius (m) Distribusi Tegangan Radial (MPa) Distribusi Tegangan Tangensial


(MPa)
0.100 286.16 286.16
0.105 274.43 262.70
0.110 262.70 239.25
0.115 250.98 215.79
0.120 239.25 192.34
0.125 227.52 168.88
0.130 215.79 145.43
0.135 204.06 121.97
0.140 192.34 98.51
0.145 180.61 75.06
0.150 168.88 51.60
Tegangan Sentrifugal

• Rumus untuk menghitung tegangan termal


𝜌𝜔2 𝐴 2 𝐴𝑡 1
𝜎𝑐 = 2 − 1− 1+ 𝑅
4𝜋 3 𝐴ℎ 1+ ℎ
𝑅𝑡
IDENTIFIKASI TEGANGAN & BEBAN
OPERASIONAL

• Teori Kegagalan Rankine


σmax = σ1
• Teori Kegagalan Tresca
σ1 − σ2
τmax =
2
• Teori Kegagalan Von Mises

𝜎𝑒𝑞 = 𝜎12 + 𝜎22 − 𝜎1 𝜎2


IDENTIFIKASI TEGANGAN & BEBAN
OPERASIONAL
Radius (m) 𝝈𝟏 𝝈𝟐 Rankine Tresca Von Mises
0,100 475,3 286,16 475,3 189,14 414,470
0,105 464,565 262,7 464,565 201,865 403,473
0,110 453,83 239,25 453,83 214,58 393,221
0,115 443,105 215,79 443,105 227,315 383,783
0,120 432,37 192,34 432,37 240,03 375,201
0,125 421,635 168,88 421,635 252,755 367,547
0,130 410,9 145,43 410,9 265,47 360,876
0,135 400,165 121,97 400,165 278,195 355,247
0,140 389,44 98,51 389,44 290,93 350,712
0,145 378,705 75,06 378,705 303,645 347,312
0,150 367,97 51,6 367,97 316,37 345,075
Hasil Aman Aman Aman
KESIMPULAN & SARAN
KESIMPULAN

• Yang menjadi penyebab kegagalan adalah kontak


antara blade dengan shroud sehingga menyebabkan
instantaneous catastrophic failure.
• Awalan retakan diduga karena adanya konsentrasi
tegangan yang disebabkan oleh karbida dan oksidasi
yang terjadi pada permukaan airfoil.
• Dari hasil perhitungan dengan teori Rankine, Tresca, dan
Von Mises desain dari blade ini masih aman.
SARAN

• Perlu dilakukan tinjauan ulang pada proses perawatan


pada APU
• Perlu dilakukan analisa getaran dan visualisasi
tegangan dengan menggunakan software Visual
NASTRAN atau ANSYS untuk mendapatkan arah dan
orientasi tegangan yang terjadi pada daerah yang
mengalami kegagalan.
TERIMA KASIH

Você também pode gostar