Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
André Alan Nahas, Mayara Ingrid de Sousa Lima, Isabela Maria Bernardes
Goulart dan Luiz Ricardo Goulart
Abstrak
1
RESUME
2
Subyek penilitian ini adalah sampel saliva yang didapatkan dari pasien
maupun kontrol. Selanjutnya sampel akan dibagi menjadi 4 kelompok sebagai
berikut; kelompok 1: 116 pasien kusta (72 laki-laki dan 44 perempuan);
Kelompok 2: 39 pasien kusta (22 laki-laki dan 17 perempuan) yang telah
menyelesaikan MDT dimana evaluasi dilakukan ketika pasien akan pulang
(release from treatment), kelompok 3: 111 kontak rumah tangga (40 laki-laki dan
71 perempuan); dan kelompok 4: 11 (3 laki-laki dan 8 perempuan) kontrol
endemik sehat dengan kriteria berikut: pasien bebas kusta atau tanpa riwayat kusta
sebelumnya, tidak terdapat kontak dengan pasien kusta, tinggal di daerah endemik
yang sama, berusia lebih dari 18 tahun, tidak hamil atau menggunakan obat
imunosupresif.
Semua pasien, kontak maupun kontral akan dilakukan analisis deskriptif.
Normalitas sampel dinilai menggunakan uji Shapiro-Wilk dimana variabel tidak
menunjukkan distribusi data yang normal. Tes Mann-Whitney U dan Kruskal-
Wallis dilakukan untuk menguji apakah median antar kelompok berbeda, dengan
asumsi bahwa distribusi sampel adalah sama. Tes non-parametrik dilakukan
dengan sofware GraphPad Prism versi 5.0 (GraphPad Sofware, San Diego, CA,
USA), dan odds ratio (OR) dihitung melalui server MedCalc. Data dianggap
signifikan ketika P ≤ 0,05.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya korelasi positif antara anti-
LAM slgA terhadap kejadian reaksi kusta, menunjukkan peningkatan respon
seluler terhadap LAM pada pasien dengan infeksi M. leprae. Penelitian ini juga
menunjukkan bahwa pasien MB mengalami reaksi kusta yang lebih besar. Pasien
MB dan dengan anti-LAM slgA positif, empat kali lebih tinggi untuk mengalami
reaksi kusta dibandingkan dengan pasien dengan anti-LAM sIgA negatif. Selain
itu, penelitian ini juga menemukan bahwa anti-LAM slgA secara signifikan
berhubungan dengan tes Mitsuda yang positif, dimana hasil yang positif dapat
digunakan sebagai indikator imunitas kusta, baik akibat paparan sebelumnya atau
akibat imunitas alami.
Hasil dari peneltian ini juga menunjukkan bahwa tidak terdapat manfaat
pemeriksaan anti-LAM sIgA pada individu dengan status kusta yang belum
diketahui, karena anti-LAM sIgA saliva tidak dapat digunakan sebagai penanda
3
diagnostik. Dari penelitian ini diketahui bahwa anti-LAM sIgA tidak terdeteksi
pada 40% pasien ketika ditegakkan diagnosis kusta serta masih persistensi pada
lebih dari 35% pasien ketika pasien dipulangkan. Namun, pemantauan anti-LAM
slgA dalam saliva pasien kusta yang menjalani pengobatan dapat menjadi alat
penting dalam mendeteksi kelompok-kelompok berisiko tinggi untuk mengalami
reaksi kusta terutama tipe 1, serta temuan positif pada kontak rumah tangga
menunjukkan resistensi kusta yang tinggi.
Suatu hal penting dalam penelitian ini adalah hubungan positif antara anti-
LAM sIgA dengan tes Mistuda, sehingga tes Mitsuda dapat digantikan
penggunaannya dikarenakan tidak tersedianya tes Mitsuda di seluruh dunia dalam
mengevaluasi kontak serta imunitas seluler pasien. Pentingnya pemeriksaan ini
adalah untuk mengevaluasi serta pemantauan pasien kusta. Selain itu, penggunaan
saliva menghindari prosedur invasif.
Penulis : André Alan Nahas, Mayara Ingrid de Sousa Lima, Isabela Maria
Bernardes Goulart dan Luiz Ricardo Goulart
PETUNJUK KOMENTAR
1. Apakah benar dibuat dalam Penelitian ini menggunakan metode
bentuk “inception cohort”? penelitian cross sectional. Data
o Tidak diidentifikasi pada satu waktu dan tidak
dilakukan follow up.
2. Apakah sistem rujukan Subyek penilitian ini adalah sampel saliva
digambarkan secara baik? yang didapatkan dari pasien maupun
o Ya kontrol. Sampel tersebut dibagi menjadi 4
kelompok sebagai berikut; kelompok 1:
116 pasien kusta (72 laki-laki dan 44
perempuan); Kelompok 2: 39 pasien kusta
4
(22 laki-laki dan 17 perempuan) yang telah
menyelesaikan MDT dimana evaluasi
dilakukan ketika pasien akan pulang
(release from treatment), kelompok 3: 111
kontak rumah tangga (40 laki-laki dan 71
perempuan); dan kelompok 4: 11 (3 laki-
laki dan 8 perempuan) kontrol endemik
sehat dengan kriteria yang jelas. Data
klinis dan laboratorium pasien juga
dibandingkan secara jelas.
3. Apakah tujuan dapat diikuti Tujuan penelitian dapat diikuti secara
secara lengkap? lengkap. Semua responden dilakukan
o Ya evaluasi klinis dan laboratorium secara
baku berupa Mitsuda test dan ELISA. Data
klinis pasien dinilai menggunakan kriteria
Ridley & Jopling. Sehingga alat ukur yang
akan digunakan dapat dibandingkan secara
langsung dengan pemeriksaan standar
yang ada.
5
yang menyertai dapat populasi hidup, sehingga hampir tidak
dilakukan justifikasi? mungkin untuk menghilangkan pengaruh
o Tidak maupun kontaminasi faktor-faktor luar.
Kesimpulan