Você está na página 1de 8

b.

Sex : perbedaan organ biologis antara perempuan dan laki-laki terutama pada bagian
reproduksi.

c. Seksualitas : totalitas pribadi, tampil ketika berdiri, tersenyum, berpakaian, tertawa dan
menangis, menunjukan siapa diri kita.

d. Bias Gender : suatu pandangan yang membedaka peran, kedudukan, serta tanggung jawab
laki-faki dan perempuan, dalam kehidupan keluarga. masyarakat dan pernbangunan

e. Emansipasi : suatu pandangan yang rnenciptakan adanya kesamaan peran dan tanggung
jawab antara laki-laki dan perempuan dalam segala aspek kehidupan baik biologis rnaupun
non biologis.

f. Nature : paham yang berpendapat bahwa perbedaan peranan antara laki-laki dan perempuan
karena ada perbedaan biologis.

g. Nurture : paham yang berpendapat bahwa perbedaan peranan antara laki-laki dan perempuan
merupakan hasil konstruksi.

h. Perfect Equality (Kesamaan) pandangan yang menghendaki perbanclingan yang sama (50-50)
antara laki-laki dan perempuan.

I. Equilibrium : pandangan yang berlandaskan membina kerjasama dengan prinsip kemitraan


dan keharmonisan antara laki-laki dan perempuan dalam kehidupan berkeluarga dan
bermasyarakat.

j. Stereotype : citra baku yang melekat pada peran. fungsi dan tanggung jawab yang
rnembedakan antara laki-laki dan Perempuan dalam keluarga dan masyarakat.

k. Kesetaraan dan Keadilan Gender : suatu kondisi yang adil dan setara dalam hubungan
kerjasama antara laki-laki dan Perempuan.
C. Hak-hak Reproduksi
Hak-hak kesehatan reproduksi :
1. Setiap orang berhak memperoleh standar pelayanan kese-hatan reproduksi yang terbaik.
2. Perempuan dan laki-laki, sebagai pasangan/individu, berhak mendapatkan informasi
lengkap tentang seksualitas, kesehatan reproduksi dan manfaat serta efek samping obat-
obatan dan tindakan medis yang digunakan untuk mengatasi kesehatan reproduksi.
3. Hak memperoleh pelayanan KB yang aman dan efektif terjangkau, dapat diterima sesuai
dengan pilihan tanpa paksaan dan melawan hukum.
4. Perempuan berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang dibutuhkannya, yang
memungkinkan sehat dan selamat dalam menjalani kehamilan dan persalinan serta mem-
peroleh bayi yang sehat.
5. Hubungan pasangan suami istri didasari atas penghargaan terhadap pasangan masing-
masing dan dilakukan dalam situasi dan kondisi yang diinginkan bersama tanpa unsure
pemaksaan, ancaman dan kekerasan.
6. Pada remaja laki-laki maupun perempuan, berhak mem-peroleh informasi yang tepat dan
benar tentang reproduksi remaja sehingga dapat berperilaku sehat dan menjalani ke-
hidupan seksual yang bertanggungjawab.
7. Laki-laki dan perempuan berhak mendapatkan informasi yang mudah diperoleh, Iengkap
dan akurat mengenai HIV/ AIDS.
Semua fasilitas kesehatan menyediakan metode-metode KB yang aman dan efektif.
pelayanan kebidanan, pencegahan ISB/IMS. serta metode pelindung untuk mencegah
infeksi. baik secara langsung maupun rujukan. 3) Mengurangi kesenjangan antara
peniakaian kontrasepsi dengan proporsi individu yang ingin membatasi jumlah anak atau
menjarangkan kehamilan, tanpa menggunakan target atau kuota. 4) Memastikan bahwa
sekurang-kurangnya 60% persalinan ditolong oleh tenaga terlatih, terutama di negara-
negara dengan kematian ibu yang tinggi. 5) Pelayanan pencegahan HIV untuk laki-laki
dan perempuan muda usia 15-24 tahun. Termasuk pelayanan kondom laki-laki dan
perempuan, pemeriksaan sukarela, konseling dan tindak lanjut.

e. Pada tahun 1995 diselenggarakan Konferensi Perempuan se-Dunia ke-4 di Beijing,


dengan hasil Deklarasi dan Platform aksi Beijing (Fourth World Conference on
Wornen/FWCW) pada tanggal 4 September 1995, yang diadopsi oleh perwakilan 189
negera mencerminkan komitmen terhadap tujuan kesetaraan, pengembangan dan
perdamaian bagi seluruh perempuan di dunia. Terdapat 12 area kritis yaitu 1)
Kemiskinan, 2) Pendidikan dan pelatihan, 3) Kesehatan, 4) Kekerasan, 5) Konflik
bersenjata, 6) Ekonomi, 7) Pengambilan keputusan, 8) Mekanisme institusional, 9) HAM,
10) Media, 11) Lingkungan, dan 12) Diskriminasi.

2. Pengertian Kesehatan Reproduksi


a. Kesehatan menurut WHO tidak hanya berkaitan dengan ke-sehatan fisik, tetapi juga
kesehatan mental dan sosial, WHO dan UNICEF, Deklarasi Alma Ata 1978, menambahkan
sehingga setiap orang akan mampu hidup produktif, balk secara ekonomis maupun sosial.
b. Kesehatan reproduksi menurut WHO, ICPD 1994, adalah suatu keadaan sejahtera fisik,
mental, dan sosial secara utuli tidak se-mata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam
suatu hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, fungsi dan prosesnya.
b. Pada tahun 1990-an muncul pandangan baru mengenai seksuatitas darn kesehatan reproduksi
perempuan dan laki-laki mernbahas hal laki berdasarkan HAM. Hal ini ditandai dengan
terselenggaranya beberapa konferensi internasional yang membahas hal tersebut. Pada tahun
1993 diselenggarakan konferensi Wina yang mendiskusikan HAM dalam perspektif gender
serta isu kontroversial mengenai hak-hak reprocluksi dan seksual. Hasil dari Deklarasi dan
Platform Aksi Wina menyebutkan bahwa hak asasi perempuan dan anak perempuan adalah
mutlak. terpadu. dan rnenipakan bagian dari HAM.

c. Pada tahun 1994 disele.nggarakan Konferensi International Kependudukan dan Pembangunan


(lnternational Conference on Population and Development. ICPD) disponsori (pleb PBB di
Kairo-Mesir pada tahun 1994. dihadiri oleh 11.000 perwakilan lebih dari 180 negara.
Konferensi tersebut melahirkan kebijakan baru tentang pembangunan dan kependudukan,
yang ditujukan untuk menstabilkan pertumbuhan penduduk yang berorientasi pada
kepentingan pembangunan manusia. tercantutn dalam program Aksi 20 tahun. Program Aksi
20 tahun, bagi tiap negara yaitu : 1) Meningkatkan status kesehatan, penclidikan dan hak-hak
indiyidu khususnya bagi perempuan dan anak-anak, 2) Mengintegrasikan program keluarga
berencana ke dalam agenda kesehatan perempuan yang lebih luas. Bagian terpenting dalam
program tersebut adalah penyediaan pelayanan kesehatan reproduksi menyeluruh, yang
memadukan KB, pelayanan kehamilan dan perslinan yang aman, pencegahan dan pengobatan
IMS termasuk HIV, informasi' dan konseling seksualitas, Penghapusan bentuk-bentuk
kekerasan pada perempuan.

d. Telaah 5 tahunan ICPD yaitu target baru untuk tahun 2015 adalah 1). Akses terhadap
pendidikan dasar, meningkatkan keikutsertaan anak laki-laki dan perempuan di SD hingga
sekurang-kurangnya 90% sebelum 2010, serta menttrunhan angka buta huruf pada perempuan
dan anak perernpuan pada tahun 1990 hingga setengahnya pada tahun 2005, 2)

Você também pode gostar