Você está na página 1de 6

TRAUMA KIMIA MATA

DISUSUN OLEH :

ARIE AKBAR

2006730008

BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIANJUR

2010
TRAUMA KIMIA

Secara umum teruma kimia yang dapat memberika kerusakan pada mata dikenal dalam bentuk

- Trauma alkali
- Trauma asam

Trauma Alkali

Bahan alkali atau basa akan mengakibatkan pecah atau rusaknya sel jaringan. Pada pH
yang rendah alkali akan mengakibatkan persabunan disertai dengan disosiasi asam lemak
membrane sel. Akibat persabunan membrane sel akan mempermudah penetrasi lebih lanjut dari
pada alkali. Mukopolisakarida jaringan oleh basa akan menghilang dan terjadi penggumpalan sel
kornea atau keratosit. Serat kolagen kornea akan menjadi bengkak dan stroma kornea akan mati.
Akibat edem kornea akan terdapat serbukan sel polimofonuklear ke dalam stroma kornea.
Serbukan sel ini cenderung disertai dengan masuknya pembuluh darah baru atau
neovaskularisasi. Akibat membrane sel basal epitel kornea rusak akan memudahkan sel epitel
diatasnya lepas. Sel epitel yang baru terbentuk akan berhubungan langsung dengan stroma di
bawahnya. Sel epitel baru ini melekat dengan stroma di bawahnya melalui plasminogen
activator. Bersamaan dengan dilepaskan plasminogen activator, dilepas juga kolagenase yang
akan merusak kolagen kornea, sehingga terjadi tukak pada kornea. Akibatnya akan terjadi
gangguan penyembuhan epitel yang berkelanjutan dengan tukak kornea dan dapat terjadi
perforasi kornea. Kolagenase ini mulai dibentuk 9 jam sesudah trauma dan puncaknya terdapat
pada hari ke 14 – 21. Biasanya tukak pada kornea terbentuk 2 minggu setelah trauma kimia.
Pembentukan tukak berhenti hanya bila telah terjadi epiteliasasi lengkap atau vaskularisasi telah
menutup seluruh dataran depan kornea. Bila alkali sudah masuk ke dalam COA maka akan
terjadi gangguan fungsi badan siliar. Cairan mata susunannya akan berubah, yaitu terdapat kadar
glukosa dan askorbat yang berkurang. Kedua unsur ini memegang peranan penting pada
pembentuka jaringan kolagen kornea. Bila menembus bola mata dan merusak retina bias terjadi
kebutaan.
Klasifikasi Thoft

Derajat 1: hiperemi konjungtiva disertai keratitis pungtata.

Derajat 2: hiperemi konjungtiva disertai hilangnya epitel kornea.

Derajat 3: hiperemi disertai dengan nekrosis konjungtiva dan lepasnya epitel kornea.

Derajat 4: konjungtiva perilimbal nekrosis sebanyak 50%.

Bahan alkali yang memberikan trauma:

Amonia

Ammonia merupakan gas yang tidak berwarna dipakai sebagai bahan pendingin lemari es,
larutan 7% ammonia dipakai sebagai bahan pembersih. Mudah merusak jaringan bagian dalam
mata seperti iris dan lensa. Ammonia merusak stroma lebih sedikit disbanding dengan NaOH dan
CaOH. pH cairan mata naik beberapa detik setelah trauma.

NaOH

Dikenal dengan kaustik soda, dipakai sebagai pembersih pipa. pH cairan mata naik beberapa
menit sesudah trauma.

Ca(OH)2

Daya tembus pada mata kurang, hal ini akibat terbentuknya sabun kalsium pada epitel kornea.
pH cairan mata menjadi normal kembali sesudah 30 – 3 jam pasca trauma.

Pengobatan Trauma Alkali

- Segera dilakukan irigasi dengan air selama 30 menit sebanyak 2000 ml; bila dilakukan
irigasi lebih lama akan lebih baik.
- Bila penyebabnya CaOH, dapat di beri EDTA karena EDTA 0.05 dapat bereaksi dengan
CaOH yang melekat pada jaringan.
- Diberikan antibiotik untuk mencegah infeksi oleh kuman oportunis.
- Perban mata pasien

Trauma Asam

Bila bahan asam mengenai mata maka akan segera terjadi koagulasi protein epitel kornea yang
mengakibatkan kekeruhan pada kornea, sehingga bila konsentrasi tidak tinggi maka tidak akan
bersifat destruktif seperti trauma alkali biasanya kerusakan hanya pada bagian superfisial saja.
Koagulasi protein ini terbatas pada daerah kontak bahan asam dengan jaringan. Koagulasi
protein ini dapat mengenai jaringan yang lebih dalam.

Pengobatan Trauma Asam

- Irigasi segera dengan cairan garan fisiologik atau air


- Biasanya trauma akibat asam akan normal kembali, sehingga tajam penglihatan tidak
terganggu (pada konsentrasi yang tidak tinggi).

Diskusi:

1. Apakah semua pasien dengan trauma kimia pada mata harus dilakukan irigasi? Jika
kedaan kornea sudah parah apakah tindakan irigasi sia-sia?

Semua pasien dengan trauma kimia pada mata dalam bentuk padat, cair maupun gas,
harus dilakukan penanganan dengan segera, karena kasus trauma kimia ini merupakan
jenis kegawat daruratan. Irigasi mata pasien dengan cairan fisiologis atau dengan air ±
2000 cc. kemudia mata di perban, dan rujuk pada dokter mata terdekat. Lakukan tindakan
yang bias dilakukan sebagai dokter umum.
Semua tindakan tidak sia-siajika tujuannya untuk menolong pasien. Irigasi perlu
dilakukan dengan segera terutama pada trauma kimia alkali/basa karena jika tidak
dilakukan irigasi bahan kimia baik asam atau basa akan terus menembus kornea dan bias
sampai kedalam.

2. Apakah pemberian siklopegi perlu pada pasien trauma kimia?

Pemberian siklopegi perlu pada pasien trauma kimia, misal midriatil. Gunanya untuk
merelaksasikan dari spinter pada iris, dengan relaksasi spinter maka akan
mengistirahatkan mata, untuk penyembuhannya.
Daftar Pustaka

Ilyas, S : Ilmu Penyakit Mata, ed. ketiga. Jakarta, FKUI, 2010: 271-273

Ilyas, S : Kedaruratan dalam Ilmu Penyakit Mata. Jakarta, FKUI, 2005: 29-36

Radjamin R.K.T, Akmam S.M, Marsetio M, et al. Penyakit Lensa. Ilmu Penyakit Mata Untuk
Dokter Umum dan Mahasiswa Kedokteran. Perhimpunan Dokter Ahli mata Indonesia.
Airlangga University Press. Surabaya ; 1999 :

http://id.wikipedia.org

Você também pode gostar