Você está na página 1de 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Didalam sebuah organisasi atau lembaga baik swasta maupun negeri pasti
di dalamnya memiliki administrasi, karena tak mungkin ada kesuksesan
tanpa pengaturan yang baik, disitulah letak fungsi administrasi disebuah
lembaga, yaitu sebagai salah satu alat untuk mempermudah tercapainya
sebuah tujuan didirikannya suatu organisasi.
Didalam administrasi sendiri dibagi menjadi beberapa bagian administrasi
seperti administrasi personalia, administrasi kurikulum, administrasi sarana
dan prasarana, administrasi anggaran biaya dan masih banyak cakupan
administrasi lainnya.
Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis ingin memaparkan salah satu
dari bagian administrasi itu yaitu administrasi personalia pendidikan. Dimana
tidak akan berjalan suatu organisasi atau lembaga tanpa ada personalia atau
pegawai yang tidak mengurus atau mengelolanya. Sebesar apapun organisasi
itu pasti membutuhkan personel atau pegawai, apalagi dalam sebuah lembaga
pendidikan seperti sekolah yang pemeran utamanya tidak bisa digantikan
kecuali oleh manusia yang terdidik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan administrasi personalia?
2. Bagaimana keterkaitan pendidik dan tenaga pendidikan dengan
peraturan pemerintah?
3. Apa saja ruang lingkup dalam administrasi personalia?
4. Apa saja kegiatan yang dilakukan dalam administrasi personalia
pendidikan?
5. Apa saja fungsi administrasi personalia?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Agar pembaca dapat mengetahui arti dari administrasi personalia
tersebut.
2. Agar pembaca dapat mengetahui keterkaitan pendidik dan tenaga
pendidikan dengan Peraturan Pemerintah.
3. Agar pembaca dapat mengetahui apa saja ruang lingkup yang termasuk
dalam cakupan administrasi personalia itu.
4. Agar pembaca dapat mengetahui kegiatan-kegiatan apa saja yang
dilakukan dalam administrasi personalia pendidikan.
5. Agar pembaca dapat mengetahui fungsi dari administrasi personalia
itu.

D. Manfaat Penulisan
1. Pembaca dapat mengetahui arti dari administrasi personalia tersebut.
2. Pembaca dapat mengetahui keterkaitan pendidik dan tenaga
pendidikan dengan Peraturan Pemerintah.
3. Pembaca dapat mengetahui apa saja ruang lingkup yang termasuk
dalam cakupan administrasi personalia itu.
4. Pembaca dapat mengetahui kegiatan-kegiatan apa saja yang dilakukan
dalam administrasi personalia pendidikan.
5. Pembaca dapat mengetahui fungsi dari administrasi personalia itu.

2
BAB II

ADMINISTRASI PERSONALIA (PENDIDIK DAN TENAGA


KEPENDIDIKAN)

A. Pengertian Administrasi Personalia


Kata administrasi berasal dari kata ad yang berarti ke atau kepada, dan
ministrare yang berarti melayani, membantu atau mengarahkan.
Sedangkan kata personalia berasal dari kata personil, yaitu orang-orang
yang menjadi anggota suatu organisasi atau lembaga dan mereka
mendapatkan gaji atau imbalan atas pelaksanaan pekerjaan tersebut,
personalia meliputi guru dan pegawai lainnya.1
Jadi, administrasi personalia merupakan serangkaian proses kerja
sama mulai dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan
pengawasan dalam bidang personalia dengan mendayagunakan sumber
yang ada secara efektif dan efisien, sehingga semua personil sekolah
menyumbang secara optimal bagi pencapaian tujuan pendidikan atau
sekolah yang telah ditetapkan.2
Tujuan pendidikan atau sekolah yang dimaksud adalah tujuan yang
tertera sebagai tujuan institusional lembaga. Administrasi personel
merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan
secara sengaja dan sungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinu
para pegawai disekolah. Sehingga mereka dapat membantu atau
menunjang kegiatan-kegiatan sekolah (khususnya PBM) secara efektif
dan efisien demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah diciptakan.
Personel pendidikan dalam arti luas meliputi guru, pegawai, dan
siswa. Yang dimaksud dengan personel pendidikan adalah golongan
petugas yang membidangi kegiatan edukatif dan yang membidangi
kegiatan non edukatif (ketatausahaan). Personel bidang edukatif ialah

1
Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
(Jakarta: Rajawali Pers, 1988), hal. 79
2
M. Moh Rifai, Administrasi dan Supervisi Pendidikan 1 (Bandung: Jemmars, 1984), hal.
110-111

3
mereka yang bertanggung jawab dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu
guru dan konselor (BK) sedangkan yang termasuk di dalam kelompok
personel bidang non edukatif, adalah petugas tata usaha dan penjaga atau
pesuruh sekolah. Semua personel atau pegawai tersebut mempunyai
peranan penting dalam kelancaran jalannya pendidikan dan pengajaran di
sekolah.

Para personel pendidikan harus dikelola atau di administrasi


dengan baik hal ini dilakukan agar para personel pendidikan bisa selalu
aktif. Personel (personeel: bahasa belanda) atau personnel (bahasa inggris)
atau pegawai/karyawan sekolah terdiri dari :

a. Tenaga edukatif atau akademik, yaitu guru atau pengajar tetap


dan tidak tetap (honorer).
b. Tenaga non edukatif atau administratif atau pegawai tata usaha
tetap dan tidak tetap.3

Berikut penjelasan mengenai Administrasi personalia (pegawai atau


karyawan sekolah) yang terdiri dari pendidik dan tenaga kependidikan,
yaitu;

1. Pendidik
Menurut UU No.20 Tahun 2003 pasal 39 ayat 2, pendidik
merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada
perguruan tinggi.4
Sedangkan menurut Ahmad Tafsir yang dikemukan oleh
Sulistiyorini di dalam bukunya, pendidik dalam Islam adalah orang-
orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan

3
Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah Administrasi Pendidikan Mikro (Jakarta: Rineka
Cipta, 1996), hal. 21
4
Sulistiyorini, Manajemen Pendidikan Islam (Tulangagung: Elkaf, 2006), hal. 51

4
anak didik dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensi
anak didik, baik potensi afektif, potensi kognitif, maupun potensi
psikomotorik.5
2. Tenaga kependidikan
Tenaga kependidikan adalah tenaga-tenaga (personil) yang
berkecimpung di dalam lembaga atau organisasi pendidikan yang
memiliki wawasan pendidikan (memahami falsafah dan ilmu
pendidikan), dan melakukan kegiatan pelaksanaan pendidikan
(mikro atau makro) atau penyelenggaraan pendidikan.6
Menurut Hasbulloh, yang dimaksud personel adalah orang-orang
yang melaksanakan sesuatu tugas untuk mencapai tujuan-tujuan
tertentu. Dalam konteks lembaga pendidikan atau sekolah dibatasi
dengan sebutan pegawai.7
Tenaga kependidikan menurut PP nomor 38 tahun 1992 pasal 1
adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri secara langsung
dalam penyelenggaraan pendidikan. Lebih lanjut dalam pasal 3
dinyatakan:

a. Tenaga kependidikan terdiri dari atas tenaga pendidik, pengelola


satuan pendidikan, penilik, pengawas, peneliti dan
pengembangan di bidang pendidikan, pustakawan, laboran,
teknisi sumber belajar, dan pengajar.
b. Tenaga pendidik terdiri atas pembimbing, pengajar, dan pelatih.
c. Pengelola satuan pendidikan terdiri atas kepala sekolah,
direktur, ketua, rektor dan pimpinan satuan pendidikan luar
sekolah.
d. Perencanaan Personalia. Perencanaan personalia adalah
penentuan jumlah dan spesifikasi orang-orang yang dibutuhkan

5
Ibid.
6
Hasbulloh, Otonomi Pendidikan (Tulungagung, Elkaf, 2006), hal. 111
7
Ibid.

5
untuk melaksanakan tugas-tugas organisasi dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.

B. Peraturan Pemerintah yang Berkaitan dengan Pendidik dan


Tenaga Kependidikan
a. Pendidik
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 Bab VI
Standar Pendidik Dan Tenaga Kependidikan bagian kesatu tentang
pendidik Pasal 28, yaitu sebagai berikut8;
1. Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi
sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional.
2. Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh
seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau
sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-
undangan yang berlaku.
3. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia
dini meliputi:
a. Kompetensi pedagogik;
b. Kompetensi kepribadian;
c. Kompetensi profesional; dan
d. Kompetensi sosial.
4. Seseorang yang tidak memiliki ijazah dan/atau sertifikat
keahlian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tetapi memiliki
keahlian khusus yang diakui dan diperlukan dapat diangkat
menjadi pendidik setelah melewati uji kelayakan dan
kesetaraan.

8
http://kemenag.go.id/file/dokumen/PP1905.pdf

6
5. Kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai
dengan (4) dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan
Peraturan Menteri.

Pada PP No. 19 tahun 2005 Pasal 29 dinyatakan sebagai berikut;

1. Pendidik pada pendidikan anak usia dini memiliki:


a. Kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat
(D-IV) atau sarjana (S1)
b. Latar belakang pendidikan tinggi di bidang pendidikan anak
usia dini, kependidikan lain, atau psikologi; dan
c. Sertifikat profesi guru untuk PAUD
2. Pendidik pada SD/MI, atau bentuk lain yang sederajat
memiliki:
a. Kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat
(D-IV) atau sarjana (S1)
b. Latar belakang pendidikan tinggi di bidang pendidikan
SD/MI , kependidikan lain, atau psikologi; dan
c. Sertifikat profesi guru untuk SD/MI
3. Pendidik pada SMP/MTs atau bentuk lain yang sederajat
memiliki:
a. Kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat
(D-IV) atau sarjana (S1)
b. Latar belakang pendidikan tinggi dengan program
pendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan; dan
c. Sertifikat profesi guru untuk SMP/MTs
4. Pendidik pada SMA/MA, atau bentuk lain yang sederajat
memiliki:
a. Kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat
(D-IV) atau sarjana (S1)

7
b. Latar belakang pendidikan tinggi dengan program
pendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan; dan
c. Sertifikat profesi guru untuk SMA/MA
5. Pendidik pada SDLB/SMPLB/SMALB, atau bentuk lain yang
sederajat memiliki:
a. Kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat
(D-IV) atau sarjana (S1)
b. Latar belakang pendidikan tinggi dengan program
pendidikan khusus atau sarjana yang sesuai dengan mata
pelajaran yang diajarkan; dan
c. Sertifikat profesi guru untuk SDLB/SMPLB/SMALB.
6. Pendidik pada SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat
memiliki:
a. Kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat
(D-IV) atau sarjana (S1)
b. Latar belakang pendidikan tinggi dengan program
pendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan; dan
c. Sertifikat profesi guru untuk SMK/MAK.
b. Tenaga Pendidikan
Berdasarkan PP No. 19 tahun 2005 bagian kedua tentang Tenaga
Kependidikan pada Pasal 35 yaitu sebagai berikut;
1. Tenaga kependidikan pada:
a. TK/RA atau bentuk lain yang sederajat sekurang-kurangnya
terdiri atas kepala TK/RA dan tenaga kebersihan TK/RA.
b. SD/MI atau bentuk lain yang sederajat sekurangkurangnya
terdiri atas kepala sekolah/madrasah, tenaga administrasi,
tenaga perpustakaan, dan tenaga kebersihan
sekolah/madrasah.

8
c. SMP/MTs atau bentuk lain yang sederajat dan SMA/MA,
atau bentuk lain yang sederajat sekurang-kurangnya terdiri
atas kepala sekolah/madrasah, tenaga administrasi, tenaga
perpustakaan, tenaga laboratorium, dan tenaga kebersihan
sekolah/madrasah.
d. SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat sekurang-
kurangnya terdiri atas kepala sekolah/madrasah, tenaga
administrasi, tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium, dan
tenaga kebersihan sekolah/madrasah.
e. SDLB, SMPLB, dan SMALB atau bentuk lain yang
sederajat sekurang-kurangnya terdiri atas kepala sekolah,
tenaga administrasi, tenaga perpustakaan, tenaga
laboratorium, tenaga kebersihan sekolah, teknisi sumber
belajar, psikolog, pekerja sosial, dan terapis.
f. Paket A, Paket B dan Paket C sekurang-kurangnya terdiri
atas pengelola kelompok belajar, tenaga administrasi, dan
tenaga perpustakaan.
g. Lembaga kursus dan lembaga pelatihan keterampilan
sekurang-kurangnya terdiri atas pengelola atau
penyelenggara, teknisi, sumber belajar, pustakawan, dan
laboran.
2. Standar untuk setiap jenis tenaga kependidikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dikembangkan oleh BSNP dan
ditetapkan dengan Peraturan Menteri.
Pada PP No. 19 tahun 2005 Pasal 36 dinyatakan sebagai berikut;
1. Tenaga Kependidikan pada pendidikan tinggi harus memiliki
kualifikasi, kompetensi, dan sertifikasi sesuai dengan bidang
tugasnya.
2. Kualifikasi, kompetensi, dan sertifikasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan
Peraturan Menteri.

9
Berdasarkan PP No. 66 tahun 2010 Pasal 170 ialah sebagai berikut;
1. Pendidik dan tenaga kependidikan pada satuan pendidikan
yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau pemerintah daerah,
berstatus sebagai pegawai negeri sipil dan non-pegawai negeri
sipil sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Pendidik dan tenaga kependidikan non-pegawai negeri sipil
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) membuat perjanjian
dengan kepala sekolah/madrasah atau rektor, ketua, atau
direktur.
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis dan isi perjanjian
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan
Menteri.

C. Ruang Lingkup Administrasi Personalia


Dalam administrasi personalia pendidikan tercakup beberapa
personalia atau ruang lingkup, diantaranya adalah sebagai berikut,
yaitu;
1. Administrasi personalia bagian tata usaha
Tata usaha (TU) disekolah memiliki peranan penting dalam
terlaksananya semua kegiatan dalam sebuah sekolah, karena bagian
inilah yang mengatur dan mengurusi sebagian besar urusan dari
sebuah sekolah. Administrasi bagian tata usaha mempunyai beberapa
kegiatan seperti;
a. Organisasi dan struktur tata usaha.
b. Anggaran belanja keuangan sekolah.
c. Masalah kepegawaian dan personalia sekolah.
d. Keuangan dan pembukuannya.
e. Surat menyurat.
f. Masalah pengangkatan, pemindahan, penempatan, laporan,
pengisian buku induk, raport, dan lain sebagainya.

10
2. Administrasi pendidikan bidang personalia murid atau siswa
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, murid berarti orang
(anak yang sedang berguru (belajar, bersekolah).9 Murid atau peserta
didik adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi
sentral dalam proses belajar-mengajar.
Di dalam proses belajar-mengajar, murid sebagai pihak yang ingin
meraih cita-cita, memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapainya
secara optimal. Murid akan menjadi faktor penentu, sehingga dapat
mempengaruhi segala sesuatu yang diperlukan untuk mencapai
tujuan belajarnya.
Adapun administrasi pendidikan personalia bidang murid itu
mencakup beberapa hal sebagai berikut;
a. Organisasi murid.
b. Masalah kesehatan dan kesejahteraan murid.
c. Bimbingan dan penyuluhan untuk murid.10
3. Administrasi personalia pendidikan bidang guru
Guru adalah personal pendidikan yang paling sering melakukan
kontak langsung dengan perserta didik yang berperan besar terhadap
kemajuan peserta didik, bahkan kualitas sekolah juga sangat
dipengaruhi oleh guru yang berada didalamnya. Di dalam UU No. 14
tahun 2005 tentang guru dan dosen, pada Bab II kedudukan, fungsi
dan tujuan menjelaskan bahwa guru memiliki kedudukan sebagai
tenaga profesional disemua jenjang pendidikan, baik sekolah dasar,
pendidikan menengah maupun usia dini.
Didalam kedudukannya juga memiliki fungsi untuk meningkatkan
martabat dan guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk
meningkatkan mutu pendidikan nasional. Selain itu juga
mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

9
Daryanto, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Surabaya: Apollo, 1998), hal. 526
10
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2013), hal. 133

11
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang
demokratis dan bertanggung jawab.
Adapun dalam administrasi personalia pendidikan bagian guru
mencakup hal-hal sebagai berikut, yaitu;
a. Pengangkatan dan penempatan tenaga guru.
b. Organisasi personel guru.
c. Masalah kepegawaian dan evaluasi guru.
d. Refreshing dan up-grading para guru.

D. Kegiatan Yang Dilaksanakan dalam Administrasi Personalia


Pendidikan
Kegiatan administrasi personel itu sendiri meliputi beberapa kegiatan,
yaitu sebagai berikut;
1. Penyiapan atau Pengadaan Pegawai
Pengadaan pegawai adalah proses kegiatan untuk mengisi formasi
pegawai yang kosong atau lowong karena pegawai itu telah keluar
baik karena pensiun atau karena adanya perluasan organisasi ataupun
karena alasan yang lainnya.
Pengadaan pegawai ini harus berdasarkan keperluan, baik dalam
arti jumlah maupun mutu. Jadi semua warga indonesia yang telah
memenuhi syarat-syarat yang ditentukan memiliki hak dan
kesempatan yang sama untuk melamar dan diterima untuk menjadi
pegawai dalam suatu organisasi, bukan karena alasan golongan,
agama, suku ataupun karena lainnya, semua harus semata mata
karena telah memenuhi objektifitas yang telah ditentukan.
2. Penataan, penempatan atau pengangkatan pegawai atau personel
Segala sesuatu jika ingin mendapatkan hasil yang baik maka
harus pada tempatnya yang tepat. Begitu juga dalam administrasi
pendidikan agar para personel bisa bekerja dan dapat melaksanakan

12
tugasnya secara tepat guna, efektif, dan efisien. Tentu saja dengan
memperhatikan beberapa hal berikut11, yaitu;
a. Latar belakang pendidikan, ijazah, keahliannya dan cara
kerjanya.
b. Pengalaman kerja.
c. Kemungkinan pengembangan atau peningkatan kariernya.
d. Sikap atau penampilan dan sifat atau kepribadiannya.12
Selain memperhatikan hal-hal diatas, dari pihak administrator atau
pihak sekolah sendiri hendaknya bisa memberikan kepada para
personelnya suatu situasi dan kondisi kerja yang layak atau
memadai, tentram, aman serta nyaman sehingga para personel bisa
semakin semangat dalam melaksanakan tugasnya, puas dengan hasil
karyanya, bangga dengan jabatannya sehingga menimbulkan
kepuasan lahir dan batin yang dapat senantiasa memotivasi
peningkatan kariernya disertai loyalitas kerja tinggi.
3. Kenaikan pangkat, ujian dinas, dan angka kredit bagi kenaikan
jabatan fungsional guru.
Dalam setiap organisasi pasti terdapat jabatan-jabatan tertentu
yang memiliki tugas dan peranan yang tertentu pula, hal ini adalah
hal wajar bahkan merupakan kewajiban bagi suatu organisasi.
Karena dengan pembagian tugas yang baik dan benar diharapkan
akan mempengaruhi hasil yang menjadi tujuan yaitu hasil yang
maksimal karena setiap pegawai akan lebih fokus terhadap tugas
sesuai jabatan yang dimilikinya.
Apabila seorang pegawai telah bekerja atau melaksanakan
tugasnya dengan baik biasanya akan mendapatkan reward
(penghargaan) baginya, salah satunya adalah kenaikan pangkat.
Kenaikan pangkat diatur pada PP Nomor 3 tahun 1980.

11
Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), hal. 29
12
M. Daryanto, Administrasi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hal. 34

13
Ada berbagai jenis kenaikan pangkat, diantaranya sebagai berikut;
a. Kenaikan pangkat reguler.
b. Kenaikan pangkat pilihan.
c. Kenaikan pangkat pengabdian.
d. Dan lain sebagainya.
4. Pembinaan pegawai
Pembinaan pegawai menurut UU Nomor 8 tahun 1974 tentang
pokok-pokok kepegawaian dengan tegas menyatakan bahwa
pembinaaan pegawai didasarkan atas sistem karir dan sistem prestasi
kerja.
Sistem karier adalah suatu sistem kepegawaian dimana untuk
pengangkatan pertama didasarkan atas kecakapan yang
bersangkutan, sedang pengembangannya lebih lanjut pengalaman,
kesetiaan, pengabdian dan syarat-syarat obyektif lainnnya juga turut
menentukan. Sedangkan sistem prestasi kerja adalah suatu sistem
kepegawaian, dimana untuk pengangkatan seseorang dalam jabatan
didasarkan atas kecakapan dan prestasi yang telah dicapainya.13
5. Pengembangan personel
Seorang pegawai yang profesional harus selalu dinamis, dalam
arti didalam prestasi kerjanya atau kinerjanya, seorang pegawai
dituntut untuk meningkatkan kualitas dirinya.
Meskipun setiap pegawai pasti mempunyai bekal pengetahuan
serta keterampilan namun tak cukup sampai disitu agar efektif dan
efisien serta peningkatan produktifitas kerjanya, maka kemampuan
serta ketrampilan kerjanya perlu ditingkatkan dan dikembangkan
agar tak ketinggalan zaman. Pengembangan kemampuan dan
keterampilan itu dapat dilakukan secara pribadi maupun instansional.
6. Penilaian pelaksanaan pekerjaan PNS
Dalam rangka untuk lebih menjalin objektivitas dalam pembinaan
PNS berdasarkan sistem karier dan sistem prestasi kerja, maka telah

13
Ary H. Gunawan, Op. Cit, hal. 58-60

14
dikeluarkan PP yang mengatur tentang penilaian pelaksanaan
pekrjaan PNS yaitu PP No. 10 Tahun 1979.
Dalam PP itu ditentukan bahwa yang berwenang membuat
penilaian pelaksanaan pekerjaan PNS adalah pejabat penilai, yaitu
atasan langsung dari PNS yang bersangkutan dengan ketentuan
serendah-rendahnya kepala urusan atau pejabat lain yang setingkat
dengan itu. Dalam dunia pendidikan, pejabat lain yang setingkat
dengan kepala urusan adalah seperti, kepala SD serta pejabat lain
yang ditentukan oleh menteri, jaksa agung14.
Adapun yang dinilai dalam proses penialaian pelaksanaan
pekerjaan PNS adalah prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan,
kejujuran, dan kepemimpinan.
7. Pemberhentian PNS
Adapun sebab pemberhentian PNS adalah sebagai berikut :
a. Pemberhentian atas permintaan sendiri.
b. Pemberhentian karena telah mencapai batas usia pensiun.
c. Pemberhentian karena melakukan pelanggaran tindakan
pidana penyelewengan.
d. Pemberhentian karena hal-hal lain.

E. Fungsi Administrasi Personel Pendidikan


Fungsi administrasi personalia yang dapat diimplementasikan dalam
kegiatan pendidikan yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakan,
pengkoordinasian, pengarahan, dan pengawasan dalam konteks kegiatan
lembaga pendidikan, yaitu;
1. Fungsi perencanaan
Perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan berbagai
keputusan yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang
untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Perencanaan meliputi
kegiatan menetapkan apa yang ingin dicapai, bagaimana

14
Ibid, hal. 63

15
mencapai, berapa lama, berapa orang yang diperlukan, dan berapa
banyak biayanya.15
2. Fungsi pengorganisasian
Pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan membagi tugas-tugas
pada orang yang terlibat dalam kerjasama pendidikan. Kegiatan
pengorganisasian adalah untuk menentukan siapa yang akan
melaksanakan tugas sesuai prinsip pengorganisasian, salah
satunya adalah terbaginya semua tugas dalam berbagai unsur
organisasi secara proporsional.
3. Fungsi penggerakan
Tugas penggerakan dilakukan oleh pemimpin. Oleh karena itu,
kepemimpinan kepala sekolah mempunyai peran yang sangat
penting menggerakkan personel dalam melaksanakan program
kerja sekolah.
4. Fungsi pengarahan
Pengarahan adalah memelihara, menjaga dan memajukan
organisasi melalui setiap personal, agar setiap kegiatannya tidak
terlepas dari usaha mencapai tujuan. Pengarahan dilakukan agar
kegiatan yang dilakukan bersama tetap melalui jalur yang
ditetapkan dan tidak terjadi penyimpangan.
5. Fungsi pengawasan
Pengawasan dapat diartikan sebagai salah satu kegiatan untuk
mengetahui realisasi perilaku personal dalam organisasi
pendidikan dan apakah tingkat pencapaian tujuan pendidikan
sesuai dengan yang dikehendaki, kemudian dari hasil pengawasan
tersebut apakah dilakukan perbaikan. Pengawasan meliputi
pemeriksaan apakah semua berjalan sesuai rencana yang dibuat,
instruksi yang dikeluarkan, dan prinsip-prinsip yang ditetapkan.16

15
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan Cet. 12 (Bandung: Rosda
Karya, 2012), hal. 15

16
Ibid.

16
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Admnistrasi personalia merupakan serangkaian proses kerja sama
mulai dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan
pengawasan dalam bidang personalia dengan mendayagunakan
sumber yang ada secara efektif dan efisien, sehingga semua personil
sekolah menyumbang secara optimal bagi pencapaian tujuan
pendidikan atau sekolah yang telah ditetapkan.
2. PP No. 19 tahun 2005 dan PP No. 66 tahun 2010 berkaitan dengan
pendidik dan tenaga pendidikan.
3. Dalam administrasi personalia pendidikan tercakup beberapa
personalia atau ruang lingkup.
4. Kegiatan administrasi personel itu sendiri meliputi beberapa kegiatan
yaitu penyiapan atau pengadaan pegawai, penataan, penempatan atau
pengangkatan pegawai atau personel, kenaikan pangkat, ujian dinas,
dan angka kredit bagi kenaikan jabatan fungsional guru, pembinaan
pegawai, pengembangan personel, dan lain sebagainya.
5. Fungsi administrasi personalia yang dapat diimplementasikan dalam
kegiatan pendidikan yaitu perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan, pengkoordinasian, pengarahan, dan pengawasan dalam
konteks kegiatan lembaga pendidikan.

B. Saran
1. Sebagai mahasiswa/i sebaiknya kita dapat mengetahui apa itu
administrasi personalia serta bagaimana pentingnya administrasi
personalia tersebut.
2. Sebagai mahasiswa/i sebaiknya kita dapat mengetahui apa saja
kegiatan serta fungsi dari administrasi personalia tersebut.

17
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1988. Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi


dan Kejuruan (Jakarta: Rajawali Pers)
Daryanto. 1998. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Surabaya: Apollo)
Daryanto, M.. 2010. Administrasi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta)
Gunawan, Ary H. 1996. Administrasi Sekolah Administrasi Pendidikan Mikro
(Jakarta: Rineka Cipta)
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _. 2002. Administrasi Sekolah (Jakarta: PT Rineka Cipta)
Hasbulloh. 2006. Otonomi Pendidikan (Tulungagung, Elkaf)
http://kemenag.go.id/file/dokumen/PP1905.pdf
Purwanto, Ngalim. 2012. Administrasi dan Supervisi Pendidikan Cet. 12
(Bandung: Rosda Karya)
Ramayulis. 2013. Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia)
Rifai, M. Moh. 1984. Administrasi dan Supervisi Pendidikan 1 (Bandung:
Jemmars)
Sulistiyorini. 2006. Manajemen Pendidikan Islam (Tulangagung: Elkaf)

18

Você também pode gostar