Você está na página 1de 3

Tujuan dari praktikum ini adalah mengukur dan mengetahui tingkat konsentrasi Total

Suspended Particulate (TSP) di udara ambient pada ruangan laboratorium properti dan material
menggunakan peralatan High Volume Air Sampler (HVAS) dengan metode gravimetrik.
Pengukuran konsentrasi Total Suspended Particulate (TSP) ini dilakukan sekitar pukul 06.30
WIB.

Hal pertama yang dilakukan sebelum pengambilan sampel udara dimulai adalah
menimbang filter yang akan digunakan menggunakan neraca analitik. Setelah itu, filter tersebut
dibungkus dengan plastic agar tetap bersih dan tidak terdapat kontaminasi debu dari sumber lain
sebelum filter tersebut digunakan.
Perangkat HVAS ditempatkan di lokasi dimana pengukuran konsentrasi Total Suspended
Particulate (TSP) akan dilakukan. Pada praktikum ini, HVAS ditempatkan di (dimana?) dengan
pertimbangan bahwa daerah ini merupakan wilayah kerja yang paling sering digunakan oleh
petugas lab yang terpapar oleh debu. Setelah itu, filter yang telah ditimbang sebelumnya
diletakkan pada filter holder HVAS dengan menggunakan pinset. Urutan peletakan filter dalam
filter holder perangkat HVAS adalah filter, setelah itu kasa HVAS, dan kemudian yang terakhir
adalah besi penahan. Urutan tersebut berfungsi untuk mencegah robeknya filter saat dilakukan
pengambilan sampel udara. Pada praktikum kali ini, kesalahan penempatan filter, membuat
praktikan harus menghabiskan tiga buah filter dikarenakan dua filter yang sebelumnya terhisap
oleh aliran udara dan robek. Penggunaan pinset pada tahap ini bertujuan untuk meminimalisir
kemungkinan menempelnya debu dari tangan ke filter jika peletakkan filter dilakukan dengan
menggunakan tangan. Menempelnya debu dari sumber lain dapat menyebabkan penyimpangan
data dan hasil pengukuran menjadi kurang akurat. Kemudian perangkat HVAS dinyalakan
setelah disambungkan ke stop kontak dengan menggunakan kabel roll. Setelah perangkat uji
dinyalakan, dilakukan pembacaan dan pencatatan indikator laju alir yang ada sebagai laju alir

awal (Q1). Pengukuran dilakukan selama 1 jam, dimana setelah 1 jam, indikator laju alir

kembalidibaca untuk melihat laju alir akhir (Q2) lalu alat uji dimatikan.

Setelah pengambilan sampel udara selesai, filter dipindahkan dari filter holder HVAS ke
plastic dengan menggunakan pinset. Kemudian dilakukan penimbangan terhadap berat akhir
filter setelah penyamplingan dengan menggunakan neraca analitik.
Sebagaimana yang dijelaskan pada landasan teori bahwa keberadaan polutan particulate
matter dapat mempengaruhi kondisi kesehatan manusia, diantaranya dapat menyebabkan
peningkatan gangguan pernafasan, misalnya iritasi saluran pernafasan atas, batuk, atau asthma,
penurunan fungsi paru, menyebabkan asthma pada populasi sensitive, peningkatan bronchitis
kronis, detak jantung tidak teratur, serangan jantung minor, atau kematian bagi orang dengan
penyakit jantung atau paru-paru. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pengukuran konsentrasi TSP
yang terdapat pada udara ambient di tempat-tempat dimana kegiatan manusia sering
berlangsung. Percobaan ini dilakukan di (dimana ?). kegiatan praktikum-praktikum oleh
mahasiswa. Pada ruangan ini diduga terdapat polutan particulate matter sebagai akibat kegiatan
yang dilakukan. Debu dapat berasal dari material-material yang terdapat di udara akibat aktivitas
di jalan. Pengukuran konsentrasi debu pada udara ambient di ruangan ini dimaksudkan untuk
mengkaji apakah kadar debu yang terdapat tersebut masih memenuhi baku mutu udara ambient
yang berlaku dan apakah konsentrasinya masih cukup aman bagi orang yang terpapar dan
melakukan kegiatan di dalamnya.

Dari hasil pengolahan data praktikum yang didapat diperoleh besarnya nilai konsentrasi
Total Suspended Particulate (TSP) pada udara ambient di ruangan lab beton adalah (berapa).
Nilai ini didapat dari hasil pengukuran selama 1 jam. Standar baku mutu udara ambient nasional
untuk Total Suspended Particulate (TSP) yang digunakan untuk menganalisis hasil pengukuran
tersebut adalah standar baku mutu udara ambient dalam ruangan yang diatur di dalam Peraturan
Pemerintah RI no 41 Tahun 1999 tentang pedoman pengedalian pencemaran udara dalam
ruangan. Standar yang ditetapkan dalam peraturan ini merupakan konsentrasi Total Suspended
Particulate (TSP) pada udara ambient untuk waktu pengukuran 1 jam, yaitu sebesar 230 ug/m 3 –

90 ug/m3 . Untuk dapat membandingkan hasil pengukuran yang diperoleh dari praktikum dengan
nilai standar baku mutu udara ambient nasional untuk TSP, hasil pengukuran tersebut harus
dikonversi terlebih dahulu untuk perkiraan nilai konsentrasi dengan waktu pengukuran 1 jam.
Koversi atau pendekatan estimasi dilakukan dengan menggunakan model persamaan konversi
Canter, sehingga didapat nilai hasil perkiraan atau estimasi konsentrasi TSP untuk waktu
pengukuran 1 jam sebesar (berapa). dari hasil tersebut, dapat dilihat bahwa konsentrasi TSP di
ruangan lab beton masih memenuhi standar baku mutu udara ambient yang berlaku, sehingga
masih cukup aman untuk orang yang melakukan kegiatan di dalamnya. Namun, hal yang perlu
diperhatikan adalah adanya rutinitas melakukan kegiatan dapat menyebabkan efek atau dampak
jangka panjang, dimana partikulat yang masuk ke saluran pernapasan dapat terakumulasi dan
menyebabkan gangguan kesehatan. Oleh karena itu, diperlukan usaha-usaha pengurangan
paparan berupa penggunaan masker dan lain sebagainya.

Dalam praktikum ini terdapat beberapa kesalahan yang mungkin mempengaruhi hasil
pengukuran partikulat di(dimana). Kesalahan-kesalahan tersebut antara lain:
1. Dapat terjadi kontaminasi pada filter dari udara lain
2. Pada pengoperasian HVAS yang tidak sesuai laju dan waktu pengoperasian

Você também pode gostar