Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ABSTRACT
PENDAHULUAN
Tenaga keperawatan di rumah sakit merupakan suatu profesi dengan tenaga yang paling
banyak jumlahnya, yaitu 60 – 70% (Gillies, 1994). Tenaga keperawatan sangat potensial
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan yang memadai juga harus diiringi dengan
ketentuan yang berlaku. Namun dewasa ini tenaga keperawatan di rumah sakit masih
banyak (60%) yang belum mendapat kesempatan untuk mengikuti program regular D-III
keperawatan karena berbagai faktor penyebab (Hartini, 2007). Di lain pihak unit
pelayanan kesehatan terus dipacu untuk meningkatkan sumber daya manusia khususnya
tenaga keperawatan yang bekerja di rumah sakit atau puskesmas agar segera mencapai
Kesehatan c/q Pusdiknakes dengan memberikan kesempatan kepada tenaga perawat yang
berlatar belakang pendidikan SPK atau SPR untuk mengikuti pendidikan Program Khusus
D-III keperawatan dengan masa pendidikan selama 2 tahun bagi perawat yang bekerja di
Rumah sakit, dan 2,5 tahun bagi perawat yang bekerja di Puskesmas. Kegiatan yang
dilakukan oleh rumah sakit dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan termasuk
keperawatan yang berlatar pendidikan SPK/SPR dengan tujuan mereka memiliki kinerja
Persoalan yang muncul adalah sering adanya ungkapan bahwa program khusus hanya
tetap saja sama, kemampuannya tidak ada beda dengan sebelum sekolah, di lain pihak ada
pengakuan bahwa setelah lulus dari program khusus D-III Keperawatan sekarang sudah
demikian rumah sakit dan penyelenggara pendidikan akan mendapat masukan apakah
METODOLOGI
Penelitian ini menggunakan disain penelitian deskriptif dengan tujuan untuk mendapatkan
gambaran tentang kinerja perawat lulusan Program Khusus D-III Keperawatan melalui
persepsi Kepala Ruangan di RS Persahabatan Jakarta sebanyak 32 orang. Pengumpulan
dan menerapkan komuniklasi terapeutik dalam asuhan keperawatan. Analisisis data secara
Dari tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata responden berusia 48 tahun, paling muda
usia 33 tahun dan paling tua 56 tahun, terbanyak adalah di atas rata-rata, yakni 18
seimbang antara lulusan D-III dengan lulusan S1, yakni 56% berbanding 44%. Lama
kerja responden paling sedikit 11 tahun dan paling lama 35 tahun dengan rata-rata 27
tahun, proporsi antara di atas rata-rata dengan di bawah rata-rata sama. Keseluruhan
1 Melaksanakan Pengkajian
- Baik 21 65,6
- Cukup 11 34,4
- Kurang 0 0
2. Menyusun Rencana Keperawatan
- Baik 6 18,8
- Cukup 25 78,1
- Kurang 1 3,1
3 Melaksanakan Tindakan Keperawatan
- Baik 26 81,3
- Cukup 6 21,9
- Kurang 0 0
4 Melaksanakan Evaluasi Keperawatan
- Baik 25 78,1
- Cukup 7 21,9
- Kurang 0 0
5 Mendokumentasikan Asuhan Keperawatan
- Baik 22 68,8
- Cukup 10 31,3
- Kurang 0 0
6 Penerapan Proses Keperawatan
- Baik 27 84,4
- Cukup 5 15,6
- Kurang 0 0
Dari hasil analisis univariat terhadap kemampuan perawat lulusan progsus DIII
diperoleh gambaran bahwa sebagian besar perawat (65,6%) sudah baik dalam
penyusunan rencana keperawatan (18,8%) dengan baik, dan selebihnya (78,1%) hanya
cukup dan kurang dalam menyusun rencana keperawatan. Di tinjau dari pelaksanaan
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan Lunardi (1986) yang
dimiliki. Hal ini diperkuat dengan beberapa hasil penelitian yang dilakukan, seperti:
keperawatan yang akan diberikan kepada pasen untuk mengatasi masalah kesehatan
klien. Demikian juga Heryati (2002) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa prestasi
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sebelum mengikuti pendidikan, perawat
jenjang yang lebih tinggi, yaitu Program Khusus D-III Keperawatan, maka kinerja
perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan sudah semakin baik, kecuali dalam
Di bawah ini akan diuraikan tentang persepsi Kepala Ruangan terhadap kemampuan
Tabel 3
Distribusi Persepsi Kepala Ruangan Terhadap
Kemampuan Perawat Lulusan Progsus D-III Keperawatan dalam
Komunikasi Terapeutik Di RS Persahabatan Jakarta 2010
No Variabel Frekuensi Prosentase (%)
Sakit Persahabatan Jakarta sudah baik (96,9%), dan hanya 3.1% yang menerapkan
cukup baik menurut persepsi kepala ruangan. Berdasarkan komponen atau teknik
Tabel 4
Distribusi Persepsi Kepala Ruangan Terhadap
Kemampuan Perawat Lulusan Progsus D-III Keperawatan dalam
Teknik Komunikasi Terapeutik Di RS Persahabatan Jakarta 2010
No Variabel Frekuensi Prosentase (%)
keperawatan, hanya sebagian kecil saja perawat yang kurang menerapkan teknik
tahun semakin meningkat. Dalam penelitian Manurung (2003) ditemukan bahwa baru
dengan baik (96,9%). Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa peningkatan
pendidikan melalu Program khusus D-III Keperawatan bagi perawat pelaksana dapat
Di bawah ini akan diuraikan tentang persepsi Kepala Ruangan terhadap ketaatan
Tabel 5
Distribusi Persepsi Kepala Ruangan Terhadap
Ketaatan Perawat Lulusan Progsus D-III Keperawatan dalam
Melaksanakan Tugas Di RS Persahabatan Jakarta 2010
No Variabel Frekuensi Prosentase (%)
Menurut responden bahwa perawat lulusan progsus DIII Keperawatan 100% taat
dalam melaksanakan tugas di rumah sakit, seperti pada tabel 5. Hal ini dapat
dan selalu bekerja selama tujuh jam 75%, pulang kerja sesuai waktu yang ditentukan
68,8%, selama bekerja perawat selalu menggunakan seragam 78,1%, selalu mengikuti
ronde keperawatan setiap hari 75%, mematuhi aturan yang ada di rumah sakit 50,4%,
Tabel 6
Distribusi Persepsi Kepala Ruangan Terhadap
Ketaatan Perawat Lulusan Progsus D-III Keperawatan dalam
Menjalankan Tugas Di RS Persahabatan Jakarta 2010
No Variabel Frekuensi Prosentase
1 Hadir tepat waktu
- Jarang 1 3,1
- Sering 16 50,0
- Selalu 15 46,9
3 Pulang sesuai waktu yang ditentukan
- Sering 10 31,2
- Selalu 22 68,8
4 Menggunakan seragam
- Jarang/tidak pernah 1 3,1
- Sering 6 18,8
- Selalu 25 78,1
5 Mengikute Ronde Keperawatan setiap hari
- Jarang 2 6,2
- Sering 6 18,8
- Selalu 24 75
6 Mematuhi aturan yang berlaku
- Sering 13 40,6
- Selalu 19 59,4
7 Menjalankan sangsi
- Jarang 3 9,4
- Sering 16 50,0
- Selalu 13 40,6
KESIMPULAN
Persahabatan, cenderung mempunyai kinerja yang kurang baik atau kurang memenuhi
standar, namun setelah mengikuti atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi, yaitu Program Khusus D-III Keperawatan, maka kinerja perawat dalam
dengan pasennya..
bahwa sebagian besar perawat pelaksana cukup taat dalam menjalankan tugasnya
B. Saran
perawat, oleh karena itu pendidikan perawat perlu ditingkatkan terus baik secara
formal maupun informal sesuai dengan rencana strategis dari Bidang Keperawatan
kemampuannya dalam berbagai bidang kegiatan sesuai dengan bidang tugasnya, baik
melalui pendidikan formal atau mengikuti perkembangana ilmu dan teknologi melalui
populasi yang berbeda dan lingkup yang lebih luas dengan menggunakan metode
Azwar, A. (1996). Menjaga mutu pelayanan kesehatan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Handoko, T.H. (2001). Manajemen personalia dan sumber daya manusia. Edisi ke 2.
Jogjakarta: BPEE.
Hasibuan, H.S.S.P. (2003). Manajemen sumber daya manusia. Edisi revisi. Jakarta: Bumi
Aksara.
Ilyas, Y. (2001). Kinerja: Teori penilaian dan penelitian. Depok: Pusat Kajian Ekonomi
Kesehatan FKM-UI.
______. (2004). Perencanaan SDM rumah sakit: Teori, metode, dan formula. Cetakan
kedua. Depok: Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKM-UI.
Jerome, P.J. Alih Bahasa Ramelan. (2001). Mengevaluasi kinerja karyawan. Jakarta:
Lembaga Manajemen PPM, Anggota Ikapi. (Sumber asli, 1994).
Nyoman, I.G.A. (2006). Rencana kerja strategik RSUP Persahabatan. Jakarta: Bidang
Keperawatan RSUP Persahabatan. Tidak dipublikasikan.
Pengurus Pusat PPNI (2004). Standar praktik keperawatan. Jakarta: Pokja Standar
Praktik Keperawatan.
Siagian, S.P. (1992). Manajemen sumber daya manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Swansburg, R.C. Alih Bahasa Samba, S. (2000). Pengantar kepemimpinan & manajemen
keperawatan untuk perawat klinis. Jakarta: EGC. (Sumber asli, 1993).