Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
diajukan oleh
Hismi Susane
11/322609/PTK/07518
kepada
PROGRAM PASCA SARJANA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
November 2011
1
Usulan Penelitian
Pembimbing Utama
Pembimbing Pendamping
2
1. Latar Belakang
a. Permasalahan
Kasus pencemaran limbah cair yang mengandung logam berat air raksa
(Hg), di Indonesia saat ini banyak terjadi dan masih sedang berlangsung terutama
emas tanpa ijin (PETI), seperti di Jawa Barat yaitu di daerah Pongkor . Bogor,
Tandai), di Sulawesi Utara (Lanud), di Nusa Tenggara Barat (Lombok Utara dan
tersebut, masyarakat setempat saat ini sedang aktif melakukan penambangan dan
tersebut masih mengandung logam berat Hg cukup tinggi dan langsung dibuang
ke badan air penerima (sungai/ kolam/ waduk/laut) tanpa diolah terlebih dahulu,
limbah cair yang mengandung logam berat Hg (Ellis, 1989). Adapun media yang
digunakan adalah karbon aktif yang dibuat dari batok kelapa yang telah
dikarbonisasi (coalite).
b. Keaslian penelitian
Penelitian ini sudah pernah dilakukan terlebih dahulu, namun bahan yang
digunakan berbeda. Dalam peneliatian ini karbon aktif yang digunakan adalah
karbon aktif yang berasal dari batok kelapa dan bertujuan untuk melihat
3
kemampuan serapan karbon aktif meyerap Hg pada limbah cair pada kondisi
isotherm.
yang terkandung dalam air, sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Dan
2. Tujuan Penelitian
Mengetahui kemampuan serapan karbon aktif batok kelapa terhadap logam berat
karbon aktif proses adsorpsi dapat dilakukan dengan menggunakan adsorbent yang
lain misalnya fly ash, silica aktif atau lainnya. Untuk proses asorpsi dengan karbon
Karbon aktif merupakan zat karbon yang berwarna hitam dan mempunyai
porositas yang tinggi. Diameter partikel molekul karbon aktif antara 10-105 [A] dan
luas permukaan spesifiknya antara 500-1500 m2 per gram, mempunyai daya adsorpsi
4
yang besar terhadap zat-zat misalnya detergent, senyawa phenol, warna organic, gas
H2S, methane dan zat-zat organic lainnya dalam bentuk gas maupun cairan (Maron
Karbon aktif biasanya dibuat dari bahan baku yang mengandung karbon (C)
misalnya, batok kelapa, limbah kayu, arang, batu bara atau senyawa karbon
lainnya, dengan cara memanaskan tanpa oksigen pada suhu tinggi (distilasi
kering) serta diaktifkan dengan proses tertentu sehingga mempunyai sifat adsorpsi
yang lebih spesifik. Daya adsorpsi karbon aktif tergantung dari ukuran partikel
atau atau luas permukaan spesifiknya dan juga cara pengaktifannya. Dilihat dari
bentuk ukuran partikelnya dapat digabungkan dalam dua jenis yaitu karbon aktif
bubuk (Powder activated Carbon disingkat PAC) dan Karbon aktif Butiran
Karbon aktif bubuk mempunyai ukuran pertikel yang sangat halus yaitu
sekitar 50-75 micron. Karena ukurannya sangat halus dan ringan maka
Salah satu contoh spesifikasi karbon aktif bubuk untuk pengolahan air
Table 1 Standar Pemilihan Karbon Aktif Bubuk untuk Pengolahan Air minum
screening 74 µ
5
Methylene blue decoloration - ˃ 150 mg/l
pH 4-11 4-11
Yaitu Karbon aktif dalam bentuk butiran atau kepingan (flake) dengan
lebih mudah. Salah satu spesifikasi dari karbon aktif butiran dapat dilihat pada
table berikut.
GAC)
dari 95%
6
pH 4-11
Chloride ˂ 0,5%
molekul-molekul adsorbate (zat yang akan diadsorp) dalam air (misalnya zat
organic, logam berat dll.) ke permukaan karbon aktif oleh karena adanya gaya
yang ada dalam air (Gaya Van Der Walls). Karbon aktif adalah salah satu zat yang
mempunyai daya menyerap zat-zat pultan yang ada dalam air sehingga zat
sehingga konsentrasi zat polutan yang ada dalam air tersebut menjadi hilang atau
Persamaan Freundlich
Hubungan antara jumlah massa zat yang teradsopsi oleh karbon aktif per
massa karbon aktif yang diberikan, dengan konsentrasi adsorbate (missal zat
organik), dalam air pada keadaan setimbang, secara empiris ditunjukkan oleh
𝑋 1
𝑌= = 𝑘𝐶 𝑛 (1)
𝑀
7
Dimana :
C = Konsentrasi zat polutan dalam air (disebut adsorbate) pada keadaan setimbang
K,n = konstanta
𝑋
Hubungan Kesetimbangan antara dengan C dapat dilihat pada gambar 1.
𝑀
Gambar 1 Grafik Hubungan antara Zat yang Teradsorp per Jumlah Karbon Aktif
𝑋
dengan Konsentrasi (C) pada saat Kesetimbangan
𝑀
𝑋
Jika log 𝑀 diplotkan dengan log C, akan didapatkan suatu garis lurus dengan
1
slope (kemiringan) sama dengan dan intercept sama dengan log k seperti
𝑛
gambar 2.
8
𝑋
Gambar 2 Grafik Hubungan antara log 𝑀 dengan Log C untuk Adsorpsi Isothemis
Freundlich
Harga k dan n bervariasi tergantungd ari macam zat yang akan diadsorpsi
dan juga tergantung dari jenis maupun sifat dari karbon aktifnya. Disamping itu
𝑋
tertentu, kemudian dibuat grafik antara log 𝑀 dengan Log C sehingga didapat garis
1
lurus dengan slope 𝑛 dan intercept sama dengan log k. pada prakteknya persamaan
Freundlich tersebut diatas cukup akurat untuk konsentrasi zat yang akan diadsorp
penghilangan merkuri dengan berbagai jenis adsorbent dapat dilihat pada table
berikut.
9
Sumber : EPA, 1997. “Capsule Report : Aqueous Mercury Treatment”.
A. Proses Pengolahan
Pada umunya, karbon aktif diinjeksikan kedalam air baku sebelum proses
koagulasi. Melalui kontak dan pencampuran, zat polutan yang ada dalam air
baku, akan teradsorp oleh karbon aktif. Setelah itu karbon aktif yang telah
yang belum dapat terpisahkan oleh proses koagulasi dan sedimentasi dapat
partikel-partikel karbon aktif yang sangat halus masih juga dapat lolos pada
proses filtrasi. Terutama pada musim dingin dimana suhu sangat rendah,
aktif tidak dapat diendapkan dan akibatnya beban filter terlalu besar. Untuk
Cara pembubuhan dan pengkontakkan karbon aktif dengan air baku dapat
10
dengan pengaduk, atau dapat juga disesuaikan dengan peralatan yang ada
misalnya pada bak pemisah pasir (grit chamber) atau dapat juga dilakukan
Tank) atau pada clarifier (accelator). Beberapa contoh diagram pengolahan air
11
Sangat ekonomis untuk pengolahan dalam keadaan darurat
tergantung dari laju alir air baku, konsentrasi zat yang akan diadsorp
(adsorbate) dalam air baku dan tergantung dari macam proses yang
digunakan misalnya proses operasi satu tahap (single stage operation) atau
proses operasi dua tahap atau lebih (multi stage oepration) secara cross
Pengolahan air dengan cara adsorpsi satu tahap (single stage operation)
12
sebagai adsorbent tidak larut atau tidak bereaksi dengan air atau solventnya
(Treyball, 1980).
Air baku dengan konsentrasi adsorbate (zat yang akan diadsorp) sebesar
(massa/waktu). Jumlah massa zat yang teradsorp per jumlah massa karbon
aktif tidak akan naik dari Yn menjadi Y1. Untuk operasi yang kontinyu maka
jumlah adsorbate yang direduksi (diambil) dari air baku akan sama dengan
menunjukkan garis lurus melalui titik (Yn, Cn) dan titik (Y1, C1) dengan slope
𝑀
(kemiringan) – . Jika operasi dalam keadaan keseimbangan, maka aliran
𝑄
efluen juga akan berada dalam keadaan keseimbangan, sehingga titik (Y1, C1)
terletak pada garis kesetimbangan adsorpsi (C vs Y). Hal ini ditunjukkan pada
gambar.
tercapai, maka titik (Y1, C1) tidak terletak pada garis kesetimbangan, misalnya
kesetimbangan :
13
Gambar 5 Operasi Adsorpsi Satu Tahap (Single Stage Operation)
1
𝑌1 = 𝑘𝐶1𝑛 (4)
Jika dianggap bahwa untuk adsorbent yang masih baru, Y0=0, maka jika
berikut :
𝑀 (𝐶0 − 𝐶1 )
= 1 (5)
𝑄
𝑘𝐶1𝑛
atau perbandingan antara jumlah karbon aktif per unit volume air baku untuk
Secara garis besar ada 3 tipe untuk adsorpsi sothermis yaitu garis
cekung ke atas untuk n ˃ 1 dan berupa garis cekung ke bawah untuk n ˂ 1. Hal
14
Jika untuk masing-maisng tipe adsorpsi tersebut diatas, konsentrasi adsorbate
dalam air baku diturunkan dan Cn menjadi C1, terdapat 3 buah garis operasi
yang menyebar dari titik A (gambar 6). Slope atau kemiringan dari masing-
masing garis operasi berbanding lurus terhadap ratio antara laju penambahan
𝑀
karbon aktif dengan laju air baku ( ).
𝑄
Untuk adsorpsi yang baik, biasanya besarnya harga n antara 2-10; antara 1-
2 untuk yang agak sulit; sedangkan untuk n lebih kecil dari adsorpsi sangat
Adsorpsi dengan arbon aktif butiran (granular) adalah proses yang paling
dengan cara mengalirkan air yang mengandung merkuri ke dalam suatu filter yang
diisi dengan karbon aktif. Proses filtrasinya dapat dilakukan dengan cara gravitasi
maupun dengan tekanan, tetapi yang sering digunakan umumnya adalah dengan
filtrasi dengan tekanan. Dilihat dari system pengalirannya dapat dibagi dua yaitu
aliran dari atas ke bawah (down flow) dan aliran dari bawah ke atas (up flow).
15
contoh aliran proses filtrasi karbon aktif granular dapat dilihat pada gambar 7a
sampai dengan gambar 7e. Salah satu contoh kontruksi filter karbon aktif dapat
Gambar 7a Filter Karbon Aktif Butiran (Granular) Unggun Tetap (Fixed Bed)
Gambar 7b Filter Karbon Aktif Butiran (Granular) Unggun Tetap (Fixed Bed)
Dipasang Seri
Gambar 7c Filter Karbon Aktif Butiran (Granular) Unggun Tetap (Fixed Bed)
Dipasang Parallel
16
Gambar 7d Filter Karbon Aktif Butiran (Granular) Unggun Mengembang
4. Metodologi Penelitian
mencampur atau mengaduk antara air raksa (Hg) murni dengan asam humus
17
(humic acid) sehingga diperoleh larutan kompleks methyl mercury (Hassler,
1974). Sedangkan media yang digunakan adalah karbon aktif yang dibuat dari
penelitian dapat dilihat diagram alir pada Gambar 9. Percobaan ini menggunakan
emas atau perak dari bijihnya, yaitu dengan sistem unggun karbon aktif tetap atau
fixed bed (Stanley, 1997). Adapun susunan alat percobaan penyerapan tersebut
dapat dilihat Gambar 10 dan dengan memvariasikan antara fraksi ukuran butir,
berat karbon aktif dan debit larutan yang mengalir, dapat diketahui konsentrasi
logam berat Hg baik sebelum dan setelah proses adsorpsi. Pengamatan dan
pengambilan contoh dilakukan secara sesaat dengan selang waktu 2 jam selama 6
jam.
Larutan
5. Jadual Penelitian
Tahap kegiatan Bulan ke:
1 2 3 4 5 6 7 8
Persiapan
a Pemesanana Bahan Kimia
b Pembuatan Alat
c Preliminary Experiment
Pelaksanaan
a Percb. Adsorpsi Mercury Methyl
b Analisis Kimia Hg setelah Proses
Penyerapan
Penyelesaian
a Analisis Data dan Pengolahan Data
b Penyusunan dan Penggandaan
Laporan
19
Daftar Pustaka
Anonymous, 1978, “Design Criteria for Waterworks Facilities”, Japan Water
Works Association (JWWA).
Ellis, D., 1989, “Environments of Risk: Case Histories of Impact Assesment”,
Springer – Vertag Berlin, Heidelberg New York.
Hasanudin, D., 1995, “Pengkajian Limbah Pengolahan Bijih Emas Milik KUD
Mekarjaya di Karang Paningal Cineam Tasikmalaya Jawa Barat”, DPE,
DJPU, Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara.
Hassler, J.W., 1974, “Purification with Actived Carbon : Specialist in Activated
Carbon, Research, Manufacture & Marketing”, Chemical Publishing Co
Inc., New York.
Maron, S.H., and Prutton, C.F., “Principles of Physical Chemistry”, McMillan
Company. London, 1965.
Said, Nusa Idaman, 2010, “Metoda Penghilangan Logam Merkuri di dalam Air
Limbah Industri”, JAI Vol 6, pp 4-9.
Solihin, Chamid, Chusharini, dan Sugarba, Garlan, “Kajian Penyerapan Logam
Berat (Hg) dengan Menggunakan Karbon Aktif Batubara Sub-bituminus
yang Dikarbonisasi (coalite)”, Universitas Islam Bandung.
Stanley, G.G., 1997, “The Extractive Metallurgy of Gold in South Africa”, The
South Africa Institute of Mining & Metallurgy, Johannesberg, Vol. 1.
Treyball, R.E., 1980, “Mass Transfer Operations”, Third Edition. McGraw Hill
Kogakusha.
20